Anda di halaman 1dari 5

Bagaimana hubungan dengan owner dalam perencanaan desain rumah ini ?

Dalam hal ini sebelum dilakukan pembangunan alternative desain yang sudah ada di revisi oleh
owner terlebih dahulu dan dilakukan perbaikan sesuai permintaan owner dengan memperhatikan
sistem struktur yang ada, apakah memungkinkan atau tidak. Setelah desain sudah sesuai dan
disetujui oleh owner maka proses pembangunan dapat mulai dilakukan. Dalam proses
pembangunan ini owner melakukan pengecekkan proyek setiap seminggu 2-3x.

Apakah pernah terjadi Clash dengan owner ?
Untuk sementara ini belum terjadi Clash yang begitu serius dengan owner, hanya terjadi beberapa
revisi. Selain itu owner juga tidak terlalu menuntut sehingga tidak adanya Clash yang signifikan
dengan owner.

Bagaimana proses revisi/perbaikan pada desain?
Proses revisi terjadi setelah adanya pengecekkan baik oleh mandor atau owner, jadi jika terjadi
perubahan atau owner kurang setuju maka akan terjadi revisi. Seperti yang terjadi pada kusen pintu
dan jendela pada lantai 2, dimana Mandor melihat adanya kemiringan pada pemasangan sehingga
mandor meminta adanya pembongkaran.

Bagaimana proses pemilihan bahan material untuk bangunan?
Pemilihan material bangunan menggunakan sistem borongan, dimana material yang ada merupakan
hasil pemilihan mandor yang disesuaikan dengan spesifikasi yang telah disetujui oleh owner. Bahan
yang ada ini kemudian dicek terlebih dahulu oleh owner apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
yang telah disetujui di awal, setelah dilakukan pengecekan dan sesuai dengan kesepakatan yang ada
pembangunan dapat mulai dilaksanakan.

Bagaimana sistem pembayaran bahan material yang ada?
Sistem pembayaran material menggunakan sistem termin (tahap), dan pembayaran digabung
dengan biaya tukang. Proses pembayaran ini kemudian dibagi menjadi beberapa termin, misalnya
setelah pemasangan pondasi hingga dek lantai 1 owner membayar 15% biaya, kemudian setelah
pemasangan dinding bata hingga lantai 1 owner membayar lagi 25%, dst. Adapun jika terjadi
penambahan biaya material mandor dapat membuat tambahan rincian biaya pada owner.



Bagaimana sistem pembayaran ganti rugi/ perbaikan material yang ada?
Perbaikan ini terjadi jika terjadi ketidaksempurnan pemasangan dan owner meminta adanya
perbaikan, maka perbaikan ditanggung oleh mandor kesalahan ini mencakup seperti ketidakrapian
pemasangan keramik, kusen.
























Refleksi Pribadi
Nama : Aditya Alexander
NRP : 22410075

Melalui kuliah service learning tentang organisasi dan SDM ini saya dapat mendapatkan
pelajaran baik dari para tukang serta mandor tentang kondisi pekerjaan serta masalah dalam sebuah
proyek. Melalui service learning ini saya mendapatkan gambaran bagaimana kondisi di lapangan
serta kendala-kendala yang ada. Lokasi tempat survei di perumahan Purimas Regency Blok E2 no. 3,
dan waktu observasi adalah tiap hari Jumat dengan durasi observasi 2 jam (mulai pukul 1-3 siang),
wawancara yang saya lakukan dengan bapak Naim selaku kepala mandor yang juga merangkap
sebagai pemborong. Setelah melalui pembagian tugas dalam kelompok saya mendapatkan bagian
untuk mengamati serta melihat proses pengerjaan finishing kolam ikan (gambar 1a dan 1b) serta
finishing ornament kolom (gambar 2a dan 2b).












Gambar 1a. Pengerjaan kolam ikan Gambar 1b. Area sanitasi pada kolam

Gambar pembatas kolam ikan di dalam ruangan yang menggunakan material bata merah
yang kemudian di perhalus dengan semen, desain akuarium bertujuan untuk mempercantik ruangan
dalam rumah. Pada proses pengerjaan dinding kolam ini Pak NaIm sempat menegur salah satu
tukang karena pengerjaannya yang kurang rapi dalam melakukan penyemenan, sehingga pengerjaan
harus direvisi terlebih dahulu.












Gambar 2a. Finishing kolom lantai 2 Gambar 2b. Finishing kolom pada dapur
Pada pengerjaan ornament-ornamen kolom yang saya lihat pada areal lantai 2 dan dapur tidak
terjadi kesalahan pengerjaan. Bahan kolom ini sendiri dibuat dari tulangan baja yang dilapisi oleh
semen. Fungsi dari ornament-ornamen ini sendiri adalah untuk estetika ruangan.
Selain factor teknis pengerjaan lapangan di atas, pak Naim juga membagi pengalaman
social yang terjadi dalam suatu proyek. Antara lain dari pengalaman beliau memulai belajar dari nol
untuk menjadi kontraktor yang sudah mulai bisa berjalan mandiri seperti sekarang. Tentu diperlukan
usaha yang tidak gampang untuk merintis sebuah usaha, apalagi jika dimulai dari nol. Berangkat dari
sikap inilah kemudian beliau mempraktekkannya ke dalam proyek lapangan, yaitu dengan
memperlakukan tukang-tukang yang bekerja secara manusiawi.
Salah satu cara yang ia berlakukan ialah sistem pembayaran, dimana ia memperbolehkan
tukang melakukan pengebonan terlebih dahulu jika membutuhkan uang secara mendadak, hal ini
menurut beliau sangat penting karena tentu kadang terdapat kebutuhan mendadak yang
dibutuhkan oleh para tukang ini. Masalah kesehatan juga menjadi perhatian dari beliau, dimana
beliau memberi keringanan apabila memang kondisi tukang tidak memungkinkan untuk masuk
bekerja, selain itu beliau juga sesekali membelikan rokok kepada para tukang ini untuk memberi
tambahan semangat dalam bekerja, karena menurut ia kekompakan dalam suatu pekerjaan proyek
pembangunan ini sangat penting untuk mempengaruhi efektifitas kinerja pembangunan. Beberapa
contoh di atas merupakan faktor-faktor non teknis yang bisa saya dapatkan dari bapak selama saya
melakukan observasi Service Learning ini. Dari pengalaman di atas saya menjadi semakin menyadari
bahwa dalam pengerjaan suatu proyek tidak bisa hanya memperhatikan factor teknis saja,
melainkan juga harus memperhatikan factor social dari para pekerja.

Anda mungkin juga menyukai