Anda di halaman 1dari 28

MATERI PEMBELAJARAN

PERTANIAN ORGANIK








IKATAN ALUMNI PELAJAR
SMKN 4 LEWA
KUPANG
2012


PERTANIAN ORGANIK

A. SEJARAH PERTANIAN ORGANIK
Gerakan organik dimulai pada tahun 1930-an dan 1940-an sebagai reaksi terhadap
pertumbuhan pertanian ketergantungan pada pupuk sintetis. Pupuk buatan telah diciptakan
pada abad 18, awalnya dengan Super fosfat dan kemudian diturunkan pupuk amonia yang
diproduksi secara massal dengan menggunakan proses Haber-Bosch yang dikembangkan
selama Perang Dunia I. pupuk awal ini adalah murah, kuat, dan mudah untuk transportasi
dalam massal. Kemajuan serupa terjadi di pestisida kimia pada tahun 1940-an, yang
membawa pada dekade yang disebut sebagai era pestisida.
Sir Albert Howard secara luas dianggap sebagai ayah dari pertanian organik.
Pekerjaan lebih lanjut dilakukan oleh JI Rodale di Amerika Serikat, Lady Eve Balfour di
Inggris Raya, dan banyak orang lain di seluruh dunia.
Sebagai persentase dari total hasil pertanian, pertanian organik tetap kecil sejak awal.
Sebagai kesadaran lingkungan dan meningkatkan kepedulian di antara populasi umum,
pasokan yang awalnya menjadi gerakan yang digerakkan oleh permintaan-driven. Harga
premium dari konsumen dan dalam beberapa kasus, subsidi pemerintah menarik banyak
petani ke konversi. Di negara berkembang, banyak petani pertanian menurut metode
tradisional yang dapat dibandingkan dengan pertanian organik tetapi tidak bersertifikat.
Dalam kasus lain, petani di negara berkembang telah dikonversi untuk alasan ekonomi.
Sebagai proporsi dari total global output pertanian, organik output tetap kecil, tetapi telah
tumbuh dengan pesat di banyak negara, terutama di Eropa.

B. DEFINISI PERTANIAN ORGANIK
Ada dua pemahaman tentang pertanian organik yaitu dalam arti sempit dan dalam
arti luas. Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari bahan
bahan kimia. Mulai dari perlakuan untuk mendapatkan benih, penggunaan pupuk,
pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan pascapanen tidak sedikiti pun
melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayati, alami. Sedangkan pertanian organik
dalam arti yang luas, adalah sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan
alami dan menghindari atau membatasi penggunaan bahan kimia sintetis (pupuk
kimia/pabrik, pestisida, herbisida, zat pengatur tumbuh dan aditif pakan). Dengan tujuan
untuk menyediakan produk produk pertanian (terutama bahan pangan) yang aman bagi
kesehatan produsen dan konsumen serta menjaga keseimbangan lingkungan dengan menjaga
siklus alaminya.
Berikut beberapa definisi pertanian rganik menurut para ahli :
Pertanian organic adalah system produksi pertanian yang holistic dan terpadu,
yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami,
sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan
berkelanjutan.
Prakteknya pertanian organic dilakukan dengan cara : (1), menghindari
penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetik.(2). Menghindari penggunaan
bahan kimia sintetis baik pupuk, pestisida maupun zat pengatur tumbuh. (3).
Menghindari penggunaan hormonj tumbuh dan bahan adiatif sintesis dalam
pakan ternak
Menurut International Federation Organic Agriculture (IFOAM), sistem pertanian
yg dikelola secara ekologis, ekonomis dan berkelanjutan
Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari
penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan
pencemaran udara, tanah, dan air. Di sisi lain, pertanian organik meningkatkan
kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia. Penggunaan masukan di
luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya alam tidak dapat
dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem pertanian yang tidak
menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan pertanian organik dapat
masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun agro-ekosistemnya tidak
mendapat sertifikasi organik.
Pertanian organik adalah suatu sistem pertanian yang mendorong kesehatan tanah
dan tanaman melalui praktek seperti pendaurulangan unsur hara dari bahan-
bahan organik, rotasi tanaman, pengolahan yang tepat dan menghindari pupuk
dan pestisida sintentis (Reijntjes et al, 1999).
Menurut Dahlan et al. (1995) filosofi pertanian organik ialah pertanian
berkelanjutan secara ekologi dan ekonomi. Sistem pertanian ini tidak merusak
lingkungan, tingkat produktivitas memadai dan petani masih untung.
PERTANIAN BERKELANJUTAN
Pertanian bekelanjutan (sustainable agriculture) merupakan pengelolaan sumber
daya pertanian untuk memenuhi perubahan kebutuhan menusia sambil
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumber daya alam (Rienjntjes, 1999).
FAO mendefinisikan pertanian berkelanjutan sebagai pengolahan dan konservasi
sumber daya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan yang
dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bagi generasi sekarang dan
mendatang.
Menurut Untung (196) pertanian berkelanjutan adalah setiap prinsip, metode,
praktek dan falsafah yang bertujuan agar pertanian layak ekonomi, ekologi, dapat
dipertanggungjawabkan, secara sosial dapat diterima dan berkeadilan, secara
budaya sesuai serta berdasarkan pendeketan holistik. Paradigma lama atau
paradigma konvensional yang lebih berorientasi pada teknologi produksi akan digeser
oleh yang berwawasan lingkungan.

Dalam pertanian berkelanjutan ketergantungan input dari luar akan berkurang dan
menciptakan kemandirian kehidupan alami dan menciptakan keseimbangan. Dengan
kata lain bahwa pertanian berkelanjutan itu menekan sumber daya produksi dari laur
dengan memanfaatkan sumber daya lokal secara maksimal.

Berdasarkan pada pengertian pertanian berkelanjutan tersebut maka pertanian
organik dimana penggunaan pupuk dan pestisida berasal bahan-bahan organik
sssmerupakan pilihan yang tepat. Limbah dari tumbuhan, hewan dan manusia baik
langsung maupun melalui proses pengomposan dikembalikan lagi kedalam tanah dan
tidak ada penambahan pupuk atau bahan anorganik lainnya. (lihat gambar). Dengan
demikian kebutuhan hara tanaman tetap terpenuhi melalui pendaurulangan sehingga
stabilitas hasil tetap terpelihara dan kualitasnya baik (aman untuk dikonsumsi).
Untuk menghindari terjadinya kerusakan terhadap lingkungan maka pengolahan
tanah perlu mendapat perhatian.
C. TUJUAN PENERAPAN PERTANIAN ORGANIK
Menurut IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements), tujuan
penerapan pertanian organik yaitu :
1. Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha tani dengan mengaktifkan
kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman serta hewan,
2. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian (terutama petani)
dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi manusia untuk memenuhi
kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk
lingkungan kerja yang aman dan sehat, dan
3. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.
Atau dengan kata lain Tujuan utama PO adalah menghasilkan pangan berkualitas
tinggi dengan jumlah yg cukup; memperhitungkan dampak sosial dan ekologis;
meningkatkan daur biologi; dan meningkatkan kesuburan tanah

D. PRINSIP PERTANIAN ORGANIK
PRINSIP PERTANIAN ORGANIK : memberi makan pada tanah yang
selanjutnya memberi makan pada tanaman (feeding the soil that feeds the
plants)
Prinsip Prinsip Pertanian Organik

Prinsip-prinsip pertanian organik merupakan dasar bagi pertumbuhan dan
perkembangan pertanian organik. Prinsip prinsip ini berisi tentang sumbangan yang dapat
diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk meningkatkan
keseluruhan aspek pertanian secara global. Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling
mendasar bagi manusia, karena semua orang perlu makan setiap hari. Nilai nilai sejarah,
budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian.
Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk
bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan,
mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip prinsip tersebut
menyangkut bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungan satu
sama lain dan menentukan warisan untuk generasi mendatang.
Pertanian organik didasarkan pada:
1. Prinsip Kesehatan
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah,
tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan. Prinsip
ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan
dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang
dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.
Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini
tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan
fisik, mental, sosial dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri
merupakan hal mendasar untuk menuju sehat.
Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan
konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan
organisme, dari yang terkecil yang berada di alam tanah hingga manusia. Secara khusus,
pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan
bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan. Mengingat hal
tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan
dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.

2. Prinsip Ekologi
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan.
Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip
ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini
menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis.
Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi
yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan
membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan
lingkungan perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar
organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus
siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan
organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan
bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan
dengan pengelolaan bahan bahan dan energi secara efisien guna memelihara,
meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam.
Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem
pertanian, pembangunan habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian.
Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk
produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara
umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.

3. Prinsip Keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan
terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Keadilan dicirikan dengan
kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara bersama,
baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang lain. Prinsip
ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus
membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi
semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang
dan konsumen.
Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang
yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan.
Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan
ataupun produk lainnya dengan kualitas yang baik.
Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi
dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin kesejahteraannya.
Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi
harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk
generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan
perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan
yang sebenarnya.
4. Prinsip Perlindungan
Pertanian organik harus dikelola secara hati hati dan bertanggung jawab untuk
melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta
lingkungan hidup. Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis
yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Para
pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi
tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya.
Karenanya, teknologi baru dan metode metode yang sudah ada perlu dikaji dan
ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan pertanian
yang tidak utuh. Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung awab
merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi
di pertanian organik. lmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian
organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah
saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan dengan
kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus
mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat
guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa
genetika (genetic engineering). segala keputusan harus mempertimbangkan nilai nilai
dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui
proses proses yang transparan dan artisipatif.
E. KONSEP PERTANIAN ORGANIK
Konsep awal pertanian organik yang ideal adalah menggunakan seluruh input yang
berasal dari dalam pertanian organik itu sendiri, dan dijaga hanya minimal sekali input dari
luar atau sangat dibatasi. (FG Winarno 2002)
Konsep dasar dari pertanian organic adalah kegiatan pertanian menggunakan
bahan-bahan organic sebagai sarana produksi. Pangan berkaitan dengan cara-cara
produksi organic hanya apabila pangan tersebut berasal dari sebuah system pertanian
organic yang menerapkan praktek-praktek manajemen yang bertujuan untuk memelihara
ekosistem untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan, dan melakukan pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT) melalui berbagai cara melalui daur ulang residu
tumbuhan dan hewan, seleksi pergiliran tanaman, manajemen pengairan, pengolahan lahan
dan penanaman serta penggunaan bahan-bahan hayati.
Kesuburan tanah dijaga dan ditingkatkan melalui suatu sistem yang mengoptimalkan
aktivitas biologi tanah dan keadaan fisik dan mineral tanah yang bertujuan untuk
menyediakan suplay nutrisi yang seimbang bagi kehidupan tumbuhan dan hewan serta
untuk menjaga sumberdaya tanah. Produksi harus berkesinambungan dengan menempatkan
daur ulang nutrsi tumbuhan sebagai bagian penting dari strategi penyuburan tanah.

Manajemen hama dan penyakit dilakukan dengan merangsang adanya hubungan seimbang
antara inang/predator, peningkatan populasi serangga yang menguntungkan, pengendalian
biologis dan kultur teknis serta pembuangan secara mekanis hama maupun bagian tumbuhan
yang terinfeksi
F. STRATEGI PERTANIAN ORGANIK
STRATEGI PERTANIAN ORGANIK : memindahkan hara secepatnya dr sisa
tanaman, kompos dan pupuk kandang menjadi biomassa tanah yg
selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi akan menjadi hara dalam
larutan tanah.
G. MANFAAT PERTANIAN ORGANIK
Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan pertanian organik adalah,
antara lain:

1. Kesehatan
Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan
kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa praktek pertanian organik mampu
meningkatkan hasil sayuran hingga 75% dibanding pertanian konvensional.
Disamping itu, produk pertanian organik juga mempunyai kandungan vitamin C,
kalium, dan beta karoten yang lebih tinggi.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani, karena petani akan
terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh digunakannya bahan
kimia sintetik dalam produksi pertanian.
Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Karena
pertanian organik: (1) Menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dan (2) Memanfaatkan
limbah kegiatan pertanian seperti kotoran ternak dan jerami sebagai pupuk kompos.

2. Lingkungan

a. Kualitas Tanah
Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik merupakan hal yang
penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam pertanian organik diutamakan
cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan bahan
organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah.

Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa
menggunakan pupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan teknik - teknik
sebagai berikut :
Rotasi tanaman secara tepat, mixed cropping dan integrasi tanaman dengan ternak.
Meningkatkan populasi mikroorganisme tanah melalui penggunaan pupuk organik.
Meminimalkan pengolahan tanah yang mengganggu aktivitas biota tanah.
Menjaga tanah selalu tertutup dengan mulsa organik.
Menghindari pengolahan tanah yang berlebihan pada tanah yang miring untuk
mencegah erosi.
Menggunakan tanaman dalam strip dan tumpang sari.
Menghindari penggembalaan yang berlebihan.
Tidak menggunakan bahan kimia sintetis yang meracuni mikroorganisme tanah dan
merusak struktur tanah.

b. Penghematan energi
Hasil studi menunjukkan bahwa sistem produksi organik hanya
menggunakan 5080% energi minyak untuk menghasilkan setiap unit pangan
dibandingkan dengan sistem produksi pertanian konvensional. Namun demikian, ini
tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan.

c. Kualitas Air
Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem
pertanian lestari (sustainable agriculture system). Kenyataan menunjukkan bahwa
polusi air tanah (groundwater) dan air muka tanah (surface water) oleh nitrat dan
fosfat menjadi hal yang umum terjadi di kawasan pertanian. Residu pupuk dan
pestisida sintetis serta bakteri penyebab penyakit seperti Escherichia Coli juga
seringkali terdeteksi di sistem perairan.

Pada areal pertanian organik, sumber air dijaga dengan menghindari praktek-praktek
pertanian yang menyebabkan erosi tanah dan pencucian nutrisi, pencemaran air
akibat penggunaan bahan kimia. Kotoran hewan yang akan digunakan untuk pupuk
organik selalu dikelola dengan hati-hati dan dikomposkan sebelum digunakan. Di
samping itu, penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis juga dilarang dalam
sistem pertanian organik.

d. Kualitas Udara
Pertanian organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global
karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik lebih
rendah dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak
menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida dari
pupuk buatan tersebut.
Penggunaan minyak bumi juga lebih rendah sehingga menurunkan emisi gas
karbon dioksida. Lebih penting lagi, pertanian organik menyediakan penampungan
(sink) untuk karbon dioksida melalui peningkatan kandungan bahan organik di
tanah serta penutupan permukaan tanah dengan tanaman penutup tanah.

e. Pengelolaan Limbah
Praktek pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang
limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian lainnya
yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai nilai sebagai
sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik.

f. Keanekaragaman Hayati
Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis,
namun juga mampu menciptakan keanekaragaman hayati. Praktek seperti rotasi
pertanaman, tumpang sari serta pengolahan tanah konservasi merupakan hal-hal yang
mampu meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat yang
sehat bagi banyak spesies mulai dari jamur mikroskopis hingga binatang besar.
Pertanian organik tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika
(Genetic Enggineering Organism) atau organisme transgenik (Genetically Modified
Organism) serta produknya karena alasan keamanan lingkungan, kesehatan dan
sosial. Produk-produk seperti ini tidak dibutuhkan karena mungkin menyebabkan
resiko yang tidak dapat diterima pada integritas spesies.
H. KELEBIHAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK
Kelebihan dalam Sistem PertanianOrganik
a) Meningkatan aktivitas organisme yang menguntungkan bagi tanaman.
Mikroorganisme seperti rizobium dan mikroriza yang hidup di tanah dan
perakaran tanaman sangat membantu tanaman dalam penyediaan dan penyerapan unsur
hara. Juga banyak organisme lain yang bersifat menekan pertumbuhan hama dan penyakit
tanaman. Misalnya pertumbuhan cendawan akar (Ganoderma sp, Phytopthora sp) dapat
ditekan dan dihalangi oleh organisme Trichoderma sp.
b) Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi.
Cita rasa hasil tanaman organic menjadi lebih menarik, misalnya padi organik
akan menghasilkan beras yang pulen, umbi umbian terasa lebih empuk dan enak atau
buah menjadi manis dan segar. Selain itu pertanian organik juga meningkatkan nilai gizi.
Hasil uji laboraturium terhadap beras organik mempunyai kandungan protein, dan lemak
lebih tinggi daripada beras nonorganik. Begitu pula nasi yang berasal dari beras organik
bisa bertahan (tidak mudah basi) dua kali lebih lama ketimbang nasi dan beras organik.
Kalau biasanya nasi akan menjadi basi setelah 12 jam maka nasi dari beras organik bisa
bertahan 24 jam.
c) Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu.
Karena dengan penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur unsur hara
makro dan mikro terpenuhi semua sehingga tanaman lebih kuat dan sehat untuk menahan
serangan beberapa organisme pengganggu dan lebih tahan dari serangan peryakit.
d) Memperpanjang unsur simpan dan memperbaiki struktur.
Buah dan hasil pertanian tidak cepat rusak atau akibat penyimpanan. Buah cabai
misalnya akan nampak lebih kilap dengan pertanian organik, hal ini bisa dipahami karena
tanaman yang dipupuk organik , secara keseluruhan bagian tanaman akan mendapat
suplai unsur hara secara lengkap sehingga bagian bagian sel tanama termasuk sel sel
yang menyusun buah sempurna.
e) Membantu mengurangi erosi.
Pertanian organik dengan pemakaian pupuk organik mejadikan tanah leih gembur
dan tidak mudah terkikis aliran air. Struktur tanah menjadi lebih kompak dengan adanya
penambahan bahan bahan organik dan lebih tahan menyimpan air dibanding dengan
tanah yang tidak dipupuk bahan organik. Pada tanah yang miskin bahan organik, air
mudah mengalir dengan membawa tanah.
I. KEKUATAN, PELUANG, DAN KENDALA PENERAPAN PERTANIAN ORGANIK
1) KEKUATAN
Indonesia berpotensi untuk menjadi produsen pertanian organic terkemuka dunia
beberapa factor yang menjadi kekuatan Indonesia dalam pengembangan pertanian
organic adalah :
1. Sumberdaya alam dan sumberdaya hayati. Sebagai Negara agraris, Indonesia
memiliki potensi sangat besar bagi system pertanian organik. Selain lahan pertanian
tropik, plasma nutfah yang sangat beragam. Juga didukung oleh ketersediaan bahan
organik. Produk buah-buahan seperti durian, manggis, salak duku dan rambutan
dengan mudah digolongkan ke dalam buah-buah organik.
2. Adanya berbagai pemangku kepentingan yang memiliki respon terhadap pertanian
organik. Peminat pertanian organik telah mendeklarasikan organisasi yang diberi
nama Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA). Di Indonesianjuga
telah beredar produk pertanian organik dari produksi local seperti baras organik,
kopi organik, the organik dan beberapa produk lainnya. Adanya berbagai pemangku
kepentingan yang bergerak dalam pertanian organik menjadi kekuatan tersendiri bagi
pengembangan pertanian organik di masa yang akan datang.

3. Berkembangnya bioteknologi mikroba pendukung pertanian organik
a. Teknologi kompos bioaktif. Teknologi ini merupakan teknologi yang dapat
mempersingkat proses pengomposan (dekomposisi) bahan organik dari beberapa
bulan menjadi beberapa minggu. Produk-produk biodekomposer untuk
mempercepat proses pengomposan, yang tersedia di pasaran diantaranya :
SuperDec, OrgaDec, EM4,EM lestari, Starbio, Stardec. Mikroba tersebut mampu
mempercepat proses pengomposan menjadi sekitar 2-3 minggu. Mikroba akan
tetap hidup dan aktif di dalam kompos. Ketika kompos tersebut diberikan ke
tanah, mikroba akan berperan untuk mengendalikan organisme pathogen
penyebab penyakit tanaman.
b. Biofertilizer. Teknologi ini merupakan teknologi mikroba yang berperan dalam
meningkatkan penyediaan dan penyerapan hara tanaman. Prinsip dasarnya
mikrobaba tanah yang mampu menghasilkan hormone tanaman diformulasikan
dalam bahan pembawa khusus dan digunakan sebagai biofertilizer ( jasad
penyuburan tanah).
c. Agen biokontrol. Teknologi ini merupakan teknologi mikroba untuk pengendalian
hama dan penyakit. Teknologi mikroba (agen biokontrol) yang sudah
dikembangkan antara lain Bacillus thuringiensis (BT), Bauveria bassiana.
Paecilonmyces fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae, Trichoderma sp.
Pertanian organik akan banyak memberikan keuntungan ditinjau dari segi
peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan produksi tanaman maupun
ternak, dari aspek lingkungan dalam mempertahankan ekosistem, sedangkan dari
aspek ekonomi akan menghemat devisa Negara untuk mengimport pupuk, bahan
kimia pertanian dan member banyak kesempatan lapangan kerja serta
meningkatkan pendapatan petani.

Pertanian organik memjungkinkan pemanfaatan limbah rumah tangga, limbah
pertanian dan limbah peternakan sebagai bahan baku pupuk. Kotoran yang
dihasilkan oleh hewan ternak yang semula kurang dapat dimanfaatkan, kini
dapat diolah menjadi pupuk organic yang mampu mendukung kebutuhan hara
tanaman. Penggunaan bahan organic diharapkan akan mengurangi kerusakan
tanah sehingga tanah dapat terus memberikan manfaatnya untuk kehidupan yang
akan datang. Penurunan produktivitas dapat dicegah sehingga kemampuan
produksi tetap dapat dipertahankan.
Keuntungan PO :
1. Menghasilkan makanan yang cukup, aman dan bergizi sehingga meningkatkan
kesehatan masyarakat dan sekaligus daya saing produk agribisnis.
2. Meningkatkan pendapatan petani.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani.
4. Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian.
5. Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang,
serta memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.
6. Menciptakan lapangan kerja baru dan keharmonisan kehidupan sosial di
pedesaan.

2) PELUANG
Komponen pertanian organik yang dapat dipandang sebagai peluang dan
prosektif untuk pengembangan pertanian organik yaitu :
1. Adanya peningkatan biomasa. Pengembangan jenis pohon yang cepat
tumbuh disekitar lokasi dapat digunakan sebagai sumber untuk
meningkatkan biomasa.
2. Kompos, dapat digunakan sebagai sumber pupuk untuk meningkatkan
bahan organik.
3. Pupuk hayati, pengembangannya didasarkan pada potensi mikroorganisme
yang ada di indonesia.
4. Pestisida hayati, bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan untuk perlindungan tanaman, saat ini perhatian dan
penggunaannya masih sangat terbatas, sehingga terbuka peluang lebih
besar dalam menggali keragaman sumber daya hayati.
3) KELEMAHAN
Pertanian organik telah mulai berkembang di masyarakat, namun demikian
perkembangan tersebut masih dirasakan kurang optimal. Hal tersebut antara lain
disebabkan masih adanya berbagai kelemahan antara lain :
1. Kesalahan persepsi. Masyarakat awam menganggap produk organik adalah
yang bagus tidak hanya dari segi kandungan nutria namun juga penampilan
produknya. Kenyataanya produk organik tidaklah selalu bagus, sebagai
contoh daun berlobang dan berukuran kecil, karena tidak menggunakan
pestisida dan zat perangsan tumbuh atau pupuk anorganik lainnya. Pada
awal kegiatan pertanian organik. Kuantitas produksi seringkali tidak sesuai
harapan dan berada dibawah produktivitas pertanian anorganik. Petani
terbiasa menggunakan pupuk anorganik yang akan memberikan respon
cepat pada tanaman, sebagai contoh pemupukan . Tanaman dengan
pemupukan organik mengindikasikan pengaruh perubahan pertumbuhan
tanaman tergolong lambat. Pada musim ketiga dan seterusnya, efek pupuk
organik tersebut menunjukkan hasil yang nyata perbedaanya dengan
pertanian non organik. Ini berarti bahwa pertanian organik ditahun-tahun
awal akan mengalamim banyak kendala dan membutuhkan modal yang
cukup untuk bertahan, namun pada tahun berikutnya kendala yang dihadapi
semakin berkurang sejalan dengan peningkatan kesuburan tanah.
2. Penyediaan pupuk organik. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk
organik sebagai sumber hara utama. Sistem pertanian organik mensyaratkan
ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk organik. Kenyataan
pupuk organik memiliki kandungan hara per satuan berat kering bahan jauh
dibawah hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik, seperti urea, TSP dan
KCL. Untuk memenuhi kebutuhan dasar tanaman dapat membuat petani
kewalahan. Umumnya petani kita bukan petani mampu yang memiliki lahan
dan ternak sekaligus sehingga mereka mesti membeli dari sumber lainnya
dan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi disamping tenaga yang lebih
besar.
3. Kesiapan teknologi pendukung Teknologi pertanian organik, baru dikenal
masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga wajar apabila
ketersediaan teknologi pendukung masih terbatas. Teknik becocok tanam
yang benar seperti pemilihan rotasi tanaman dengan mempertimbangkan
efek pemutusan siklus hidup hama perlu dikatahui. Pengetahuan akan
tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman seperti legume sebagai
tanaman penyumbang nitrogen dan unsure hara lainnya sangatlah membantu
untuk kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu teknologi pencegahan
hama dan penyakitbjuga sangat diperlukan, terutama pada pembudidaya
pertanian organik di musim hujan.
4. Pemasaran Pemasaran produk organik, di dalam negeri sampai saat ini
hanyalah berdasarkan kepercayaan kedua belah pihak yaitu konsumen dan
produsen, pemasaran produk organik Indonesia masih sulit menembus pasar
internasional tersebut. Kendala utama adalah sertifikasi produk oleh suatu
badan sertifikasi yang sesuai dengan standar pertanian organik yang
ditetapkan oleh Negara yang akan dituju. Akibat keterbatasan sarana dan
prasarana terutama terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar
produk pertanian organik tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri
yang masih memiliki pangsa pasar cukup luas. Masing-masing produsen
melabel produknya sebagai produk organik, namun kenyataanya banyak
yang masih mencampur pupuk organik dengan pupuk kimia atau
menggunakan pestisida untuk pengendalian hama penyakit tanaman. Petani
yang benar-benar melaksanakan pertanian organik tentu saja akan merugi.

J. PRODUK PERTANIAN ORGANIK
Produk-produk pertanian organik meliputi :
1. Pupuk organik, merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan alami.
Contoh pupuk organik seperti :
Pupuk kompos
Pupuk bokasi
Pupuk kandang
Pupuk hijau
Pupuk cair organik
Pupuk kascing
2. Pestisida organik, merupakan bahan yang digunakan untuk membasmi
hama pada tanaman yang bahannya berasal dari tanaman/bahan alami.
Contoh pestisida organik yaitu :
Pestisida nabati

CARA PEMBUATAN PUPUK CAIR ORGANIK

Cara Membuat Pupuk Cair Organik
RESEP I
Bahan dan Alat:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon
yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato,
bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan
air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri
sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.

Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari. Dapat digunakan langsung
sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang
subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama
bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
RESEP II

Bahan:
Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll)
Hijauan daun (secukupnya)
EM-4 1 liter
Gula pasir 1 kg
Terasi 1 kg
Air bersih 200 liter
Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi
Tahapan Pembuatan:
Pupuk kandang dihaluskan
Gula pasir Terasi EM-4 NPK dilarutkan dalam air
Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian
ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter.
Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit.
Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 7 hari.
Aplikasi:
1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar
tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 1 liter tergantung jenis tumbuhan.

RESEP III

Bahan dan Alat:
1 liter bakteri
5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari
pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk
seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
30 kg kotoran hewan
Air secukupnya
Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
Cara Pembuatan:
Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan
air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri
sudah
berkembang biak lagi dan siap digunakan.

RESEP IV
Pupuk Hijau Organik - pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang
diproses dengan bantuan bakteri.
Bahan dan Komposisi:
200 kg hijau daun atau sampah dapur.
10 kg dedak halus.
kg gula pasir/gula merah.
liter bakteri.
200 liter air atau secukupnya.
Cara Pembuatan:
Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air. Masukkan bakteri ke dalam air.
Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata.
Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul.
Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan
ditutup
rapat. Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.


CARA PEMBUATAN PESTISIDA NABATI

RESEP I
Pestisida Organik merupakan pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat racun dari
gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat oleh petani, maka pestisida organik
dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga menekan biaya produksi dan akrab denga lingkungan.
Bahan dan Alat:
2 kg gadung.
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
kg jaringao (dringo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:
Minyak kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah gadung).
Gadung dikupas kulitnya dan diparut.
Tembakau digodok atau dapat juga direndam dengan 3 liter air panas
Jaringao ditumbuk kemudian direndam dengan liter air panas
Tembakau, jaringao, dan terasi direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian
dilakukan penyaringan satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan
ramuan tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:
1. 1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2. 2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Sasaran: Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.

RESEP II
Sasaran untuk komunitas keong dan wereng (lagi)
Disekitar tepian sawah bisa ditanami Sambiroto, empon empon, mahoni dan gadung. Untuk
mengalihkan perhatian mereka tanaman padi.
Sasaran Tikus
Bahan :
Manggar Kelapa
Nanas Muda
Kluwak
Rontokan gereh
Gula Jawa
Air Kelapa
Singkong
Jagung Muda
Kesemua bahan itu direbus setengah matang dan diambil ampasnya. Kemudian diletakkan disekitar
petak sawah atau tepat pada sarang tikus. Ampas ini berfungsi untuk mengalihkan nafsu makan
tikus dalam merusak tanaman padi. Ampas ini bersifat memabukkan tikus.
Masih banyak lagi resep pembuatan pupuk cair organik. Dari usaha ini dapat bermanfaat untuk
menekan biaya pengeluaran tanpa menurunkan kualitas hasil yang di budidayakan tentunya. Satu
lagi, penggunaan pupuk cair tersebut juga harus diperhatikan dosis penggunaannya loh ya, agar
tidak merusak ekosistem sawah. Seperti misalnya, ular. Dalam hal ini ular berperan untuk memangsa
tikus yang merusak tanaman, apa jadinya kalau populasi ular sedikit, pasti tikus tikus makin
merajalela? Sekian dan terima kasih, kritik dan sarannya juga boleh. Semoga Bermanfaat

RESEP III
Ada dua cara mudah untuk membuat pestisida nabati, yaitu:
Perendaman untuk menghasilkan produk ekstrak
Penumbukan, pembakaran, pengerusan, dan pengepresan untuk menghasilkan produk
berupa pasta atau tepung
Berikut ini beberapa contoh pembuatan pestisida ala H. Zaka.
Ekstrak Nimba
OPT sasaran: wereng batang coklat, penggerek batang, dan nematode
Bahan dan alat:
Air 1 liter
Alcohol 70% 1 cc
Biji nimbi 50 gr
Penumbuk/penghalus
Baskom/ember
Sprayer
Cara membuat:
1. Biji nimba ditumbuk halus dan diaduk dengan alcohol
2. Encerkan dengan 1 liter air
3. Larutkan diendapkan semalam lalu disaring
4. Larutan siap diaplikasikan ke tanaman
5. Serangga akan mati setelah 2 3 hari
Ekstrak Daun Sirsak
OPT sasaran: wereng batang coklat
Bahan:
1. 50 lembar daun sirsak
2. Satu gemgam (100 gr) rimpang jaringau
3. Satu suing bawang putih
4. Sabun colek 20 gr
Cara membuat:
1. Daun sirsak, jaringau, dan bawang putih di haluskan
2. Seluruh bahan dicampur dan direndam dengan air selama 2 hari
3. Larutan disaring
4. Untuk aplikasi 1 liter larutan dicampur dengan 10 15 liter air
5. Larutan siap diaplikasikan
Ekstrak Sirtem (Sirih dan Tembakau)
OPT sasaran: Belalang dan ulat
Bahan:
1. 50 lembar daun sirsak
2. 5 lembar daun tembakau atau satu genggam tembakau
3. 20 liter air
4. 20 gr sabun colek/detergen
Cara membuat:
1. Daun sirsak dan daun tembakau ditumbuk halus
2. Bahan dicampur dengan air dan diaduk hingga rata
3. Bahan didiamkan selama satumalam
4. Larutan disaring kemudian diencerkan (ditambah dengan 50 60 air)
5. Larutan siap digunakan
Ekstrak Belengse (Nimba, Lengkuas, Serai)
OPT sasaran: hama/penyakit secara umum
Bahan:
1. 8 kg daun nimba
2. 6 kg lengkuas
3. 6 kg serai
4. 20 gr sabun colek /detergen
5. 20 liter air
Cara membuat:
1. Daun nimbi,lengkuas dan serai dihaluskan
2. Bahan yang telah halus dilarutkan dalam 20 liter air
3. Didiamkan selama satu malam
4. Larutan disaring dan diencerkan dengan 60 liter air
5. Larutan siap diaplikasikan untuk 1 ha lahan
Ekstrak Gatem (Gadung dan Tembakau)
OPT sasaran: wereng hijau, wereng batang coklat
Bahan:
1. 1 kg gadung
2. 1 ons tembakau
3. Air secukupnya
Cara membuat:
1. Gadung dikupas, dicuci dan diparut.
2. Hasil parutan ditamban dengan 3 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam
3. Tembakau direndam dalam 2 gelas air dan dibiarkan selama 12 sampai 24 jam
4. Kedua bahan dicampur dan diaduk hingga tercampur merata
5. Bahan disaring
6. Ekstrak Gatem diencerkan dengan dosis 2 2.5 gelas untuk 1 tangki sprayer.

Ekstrak Gadung
OPT sasaran: walang sangit dan ulat-ulat hama padi
Bahan:
1. 1 kg gadung
2. Air secukupnya
Cara membuat:
1. Gadung dikupas, dicuci, dan diparut lalu diperas dengan kain bersih
2. Air perasan itulah yang mengandung racun dengan dosis 5 10 ml /liter air.
3. Kocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
4. Larutan disemprotkan ke lahan.
5. Serangga mati dalam 1 2 jam, ulat mati dalam 5 6 jam
Ekstrak Gatubrotemsi (Gadung, Tuba, Brotowali, Sirih)
OPT sasaran: ulat-ulat padi, walang sangit, dan kepinding tanah
Bahan:
1. 1 kg gadung
2. 1 ons tembakau
3. 1 potong akar tuba/jenu
4. 1 genggam daun sirih
Cara membuat:
1. Gadung dikupas, dicuci dan diparut
2. Tuba dan brotowali dipotong dan ditumbuk
3. Daun sirih diremas-remas dan ditambah dengan 3 liter air
4. Tembakau dipotong-potong dan ditumbuk
5. Semua bahan dicampur, dimasukkan ke dalam panci dan direbus hingga mendidih,
didinginkan dan disaring.
6. Larutan siap digunakan dengan dosis 50-60 cc/tangki (14 liter).

RESEP IV
Pestisida Dengan Daun Pepaya
Dengan modal usaha yang kecil petani dan kelompok usaha kecil bisa memanfaatkan bahan alam
sebagai bahan pestisida dan obat-obatan tanaman. Pengolahan bahan alami untuk obat-obatan
pertanian cukup mudah hanya memerlukan ketelatenan, selain itu biayanyapun sangat murah.
Salah satu bahan alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pestisida alami adalah Daun pepaya
yang banyak ditemukan di sekitar kita. Daun pepaya memiliki kandungan bahan aktif Papain yang
cukup efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap tanaman. Untuk memanfaatkan daun
pepaya menjadi pestisida alami, daun pepaya dibuat ekstrak yang dicampurkan dengan minyak
tanah dan detergen.
Pestisida alami dari ekstrak daun pepaya memiliki beberapa manfaat, antara lain: dapat digunakan
untuk mencegah hama seperti aphid, rayap, hama kecil, dan ulat bulu serta berbagai jenis serangga.
Langkah dan Cara Pembuatan Pestisida Alami dari Daun Pepaya (Carica papaya) adalaha sebagai
berikut:
1. Kumpulkan kurang lebih 1 kg daun pepaya (sekitar 1 tas plastik besar/ 1 ember besar).
2. Menumbuk daun pepaya hingga halus.
3. Hasil tumbukan/rajangan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2 sendok
makan minyak tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran, didiamkan semalam.
4. Menyaring larutan hasil perendaman dengan kain halus. Dan menyemprotkan larutan hasil
saringan ke tanaman.
Mudah dan sederhana cara membuat pestisida alami dari ekstrak dau pepaya, selain itu biayanya
murah sehingga akan menekan biaya obat-obatan untuk tanaman pertanian. Selain itu yang pasti
bebas dari residu bahan kimia. Selamat Mencoba.(Galeriukm).

BEBERAPA JENIS PESTISIDA LAIN YANG BERASAL DARI TANAMAN YAITU :

Mimba (Azadiracta indica)
Cara pembuatannya dapat dilakukan dengan mengambil 2

genggam bijinya, kemudian ditumbuk. Campur dengan 1
liter air, kemudian diaduk sampai rata. Biarkan

selama 12 jam, kemudian disaring. Bahan saringan
tersebut merupakan bahan aktif yang penggunaannya

harus ditambah dengan air sebagai pengencer.
Cara lainnya adalah dengan menggunakan daunnya

sebanyak 1 kg yang direbus dengan 5 liter air.
Rebusan ini diamkan selama 12 jam, kemudian saring.

Air saringannya merupakan bahan pestisida alami yang
dapat digunakan sebagai pengendali berbagai hama

tanaman.


Tembakau (Nicotium tabacum)

Tembakau diambil batang atau daunnya untuk digunakan
sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang
atau daun tembakau selama 3 - 4 hari, atau bisa juga
dengan direbus selama 15 menit. Kemudian biarkan
dingin lalu saring. Air hasil saringan ini bisa

digunakan untuk mengusir berbagai jenis hama tanaman.


Tuba, Jenu (Derriseleptica)

Bahan yang digunakan bisa dari akar dan kulit kayu.

Caranya dengan menumbuk bahan tersebut sampai
betul-betul hancur. Kemudian campur dengan air untuk

dibuat ekstrak. Campur setiap 6 (enam) sendok makan
ekstrak tersebut dengan 3 liter air. Campuran ini

bisa digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama
tanaman.

Temu-temuan (Temu Hitam, Kencur, Kunyit)

Bahan diambil dari rimpangnya, yang kemudian ditumbuk
halus dengan dicampur urine (air kencing) sapi.

Campuran ini diencerkan dengan air dengan perbandingan
1 : 2 - 6 liter. Gunakan untuk mengendalikan berbagai

jenis serangga penyerang tanaman.


Kucai (Allium schonaoresum)
Kalau menggunakan kucai, cara meramunya adalah dengan

menyeduhnya, yang kemudian didinginkan. Kemudian
saring. Air saringannya ini mampu untuk memberantas

hama yang biasanya menyerang tanaman mentimun.


Bunga Camomil (Chamaemelum spp)
Bunga yang sudah kering diseduh, kemudian dinginkan

dan saring. Gunakan air saringan tersebut untuk
mencegah damping off atau penyakit rebah.

Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih, begitu juga dengan bawang bombai dan
cabai, digiling, tambahkan air sedikit, dan kemudian

diamkan sekitar 1 jam. Lalu berikan 1 sendok makan
deterjen, aduk sampai rata, dan kemudian ditutup.

Simpan di tempat yang dingin selama 7 - 10 hari. Bila
ingin menggunakannya, campur ekstrak tersebut dengan

air. Campuran ini berguna untuk membasmi berbagai
hama tanaman, khususnya hortikultura.

Abu Kayu

Abu sisa bakaran kayu ditaburkan di sekeliling
perakaran tanaman bawang bombay, kol atau lobak denga

tujuan untuk mengendalikan root maggot. Abu kayu ini
bisa juga untuk mengendalikan serangan siput dan ulat

grayak. Caranya, taburkan di sekeliling parit
tanaman.

Mint (Menta spp)

Daun mint dicampur dengan cabai, bawang daun dan
tembakau. Kemudian giling sampai halus untuk diambil

ekstraknya. Ekstrak ini dicampur dengan air
secukupnya. Dari ekstrak tersebut bisa digunakan

untuk memberantas berbagai hama yang menyerang
tanaman.

Kembang Kenikir (Tagetes spp)

Ambil daunnya 2 genggam, kemudian campur dengan 3
siung bawang putih, 2 cabai kecil dan 3 bawang

bombay. Dari ketiga bahan tersebut dimasak dengan air
lalu didinginkan. Kemudian tambahkan 4 - 5 bagian

air, aduk kemudian saring. Air saringan tersebut
dapat digunakan untuk membasmi berbagai hama tanaman.

Cabai Merah (Capsium annum)

Cara pembuatannya dengan mengeringkan cabai yang basah
dulu. Kemudian giling sampai menjadi tepung. Tepung

cabai tersebut kalau dicampur dengan air dapat
digunakan untuk membasmi hama tanaman.

Sedudu

Sedudu (sejenis tanaman patah tulang) diambil
getahnya. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk

mengendalikan berbagai hama tanaman.


Kemanggi (Ocimum sanetu)
Cara pembuatannya: kumpulkan daun kemangi segar,

kemudian keringkan. Setelah kering, baru direbus
sampai mendidih, lalu didinginkan dan disaring. Hasil

saringan ini bisa digunakan sebagai pestisida alami.


Dringgo (Acarus calamus)
Akar dringgo dihancurkan sampai halus (menjadi

tepung), kemudian dicampur dengan air secukupnya.
Campuran antara tepung dan air tersebut dapat

digunakan sebagai bahan pembasmi serangga.


Tembelekan (Lantara camara)
daun dan cabang tembelekan dikeringkan lalu dibakar.

Abunya dicampur air dan dipercikkan ke tanaman yang
terserang hama, baik yang berupa kumbang maupun

pengerek daun.


Rumput Mala (Artimista vulgaris)
Caranya bakar tangkai yang kering dari rumput

tersebut. Kemudian manfaatkan asap ini untuk
mengendalikan hama yang menyerang suatu tanaman.

Tomat (Lycopersicum eskulentum)

Gunakan batang dan daun tomat, dan dididihkan.
Kemudian biarkan dingin lalu saring. Air dari

saringan ini bisa digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama tanaman.

Gamal (Gliricidia sepium)

Daun dan batang gamal ditumbuk, beri sedikit air lalu
ambil ekstraknya. Ekstrak daun segar ini dan batang

gamal ini dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai
jenis hama tanaman, khususnya jenis serangga.

Bunga Mentega (Nerium indicum)

Gunakan daun dan kulit kayu mentega dan rendamlah
dalam air biasa selama kurang lebih 1 jam, kemudian

disaring. Dari hasil saringan tadi dapat digunakan
untuk mengusir semut.S

Anda mungkin juga menyukai