Anda di halaman 1dari 59

M

a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N
No.2242 K/Pdt/2006
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai
berikut dalam perkara :
I. PT.TEMPO INTI MEDIA HARIAN, berkedudukan di Kebayoran
Center Blok A 11 A 15 Jalan Kebayoran Baru Mayestik Jakarta
Selatan, dalam hal ini memberi kuasa kepada :
Dr.MAQDIR ISMAIL, SH, LLM, LIBERTINO NAINGGOLAN, SH,
DAN OTTI OCTALINDA P, SH., Advokat, berkantor di Jalan
Latuharhary, SH, No.41 Jakarta Pusat ;
Pemohon Kasasi I dahulu Tergugat III/Terbanding III/
Pembanding III ;
II. GOENAWAN MOHAMAD, bertempat tinggal di Jalan Tanah Mas
II. B No.19, RT.001/RW.001 Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan
Pulo Gadung, Jakarta Timur, dalam hal ini memberi kuasa
kepada : Dr.T. Mulya Lubis, SH.LLM, Lelyana Santoso, SH,
Darwin Aritonang, SH, dan kawan-kawan Advokat, berkantor di
Mayapada Tower lantai 5 di Jalan Jenderal Sudirman Kav.128
Jakarta Selatan 12920 ;
Pemohon Kasasi II dahulu Tergugat I/Terbanding I/ Pembanding
II ;
m e l a w a n :
TOMY WINATA, bertempat tinggal di Jalan Pasir Putih Raya
F.41/1, RT.09/RW.10, Kelurahan Ancol, Kecamatan
Pademangan, Jakarta Utara ;
Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Pembanding I/ Terbanding ;
d a n :
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 1
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
KORAN TEMPO, berkedudukan di Kebayoran Center Blok A 11
A 15 Jalan Kebayoran Baru Mayestik Jakarta Selatan ;
Turut Termohon Kasasi dahulu Tergugat II/Terbanding II/Turut
Terbanding ;
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang para
Pemohon Kasasi dan Turut Termohon Kasasi sebagai para Tergugat di muka
persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada pokoknya atas dalil-dalil :
Bahwa Penggugat adalah seorang Pengusaha yang secara profesional
menjalankan usahanya di berbagai bidang usaha di wilayah Indonesia maupun
di dunia Internasional dan selama merintis usahanya dalam waktu yang cukup
lama tersebut Penggugat tidak pernah melakukan perbuatan-perbuatan yang
menyimpang dari aturan hukum ;
Bahwa kemudian rasa keadilan Penggugat terganggu dengan adanya
pernyataan Tergugat I yang isinya mencemarkan nama baik dari Penggugat
yang dimuat dalam pemberitaan Tergugat II pada tanggal 12 dan 13 Maret
2003 ;
Bahwa adapun berita Tergugat II tertanggal 12 Maret 2003 tersebut
dengan judul Para Tokoh Minta Polisi Tegas Usut Penyerangan Tempo
memuat pernyataan Tergugat I yang pada intinya menyatakan : Ini untuk
menjaga agar Republik Indonesia jangan jatuh ke tangan preman (bukti P.1) ;
Bahwa kemudian pernyataan Tergugat I tersebut dimuat kembali oleh
Tergugat II dalam edisi tertanggal 13 Maret 2003 pada kolom Kutipan yang pada
intinya menyatakan Kedatangan para tokoh masyarakat yang tanpa
direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya ini menandakan concern dari banyak
orang untuk menjaga supaya Republik Indonesia jangan jatuh ke tangan
preman juga jangan sampai jatuh ke tangan Tomy Winata, Wartawan senior
Goenawan Mohamad di Mabes Polri, Selasa (11 Maaret) setelah bertemu
dengan Kepala Polri Jenderal Dai Bachtiar soal penyerbuan pendukung Tomy
Winata ke kantor majalah Tempo (Bukti P-2) ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 2
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Pernyataan Tergugat I tersebut di atas juga telah dimuat dalam
situs internet Detikom dalam edisi 11 Maret 2003 yang nota bene dapat diakses
oleh masyarakat di seluruh dunia (bukti P-3) ;
Bahwa Penggugat sangat keberatan atas pernyataan Tergugat I tersebut
yang dimuat oleh Tergugat II pada tanggal 12 dan 13 Maret 2003 tersebut yang
menyatakan Republik Indonesia jangan jatuh ke tangan preman juga jangan
sampai jatuh ke tangan Tomy Winata pernyataan ini dinilai oleh Penggugat
bersifat Provokatif, sewenang-wenang, bersifat tendesius dan memojokkan diri
pribadi Penggugat dan mempolitisir permasalahan yang terjadi antara Majalah
Berita Mingguan Tempo dengan Penggugat , sebagai akibat dari pemberitaan
Majalah Mingguan Tempo Edisi 3 Maret 2003 dengan judul : Ada Tomy di
Tenabang ;
Bahwa Tergugat I adalah salah satu Redaktur Senior Majalah Berita
Mingguan Tempo dan sekaligus juga sebagai seorang tokoh Pers Nasional.
Sebagai seorang Tokoh Pers Nasional, maka pendapat atau pernyataan
Tergugat I tersebut sadar atau tidak sadar dapat mempengaruhi opini publik ;
Bahwa menurut kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Tahun 2001
halaman 894 terbitan Balai Pustaka Departemen Pendidikan Nasional kata
Preman mengandung arti : sebutan kepada orang jahat (penodong, perampok,
pemeras, dan sebagainya) (bukti P-4) ;
Bahwa pernyataan Tergugat I seperti di atas merupakan suatu
penghinaan yang merusak kehormatan dan nama baik Penggugat di muka
umum, karena dengan sengaja mengibaratkan Penggugat sebagai seorang
preman dan orang yang paling berbahaya di Republik ini, mengkonotasikan
Preman sama dengan Penggugat sangatlah menyinggung harkat dan
martabat Penggugat sebagai manusia yang beradab, karena arti kata Preman
tersebut itu sendiri adalah sebutan bagi orang yang jahat ;
Bahwa pernyataan Tergugat I tersebut tanpa didukung oleh bukti-bukti
dan fakta-fakta akurat sehingga perbuatan Tergugat I tersebut dapat
dikategorikan sebagai suatu perbuatan memfitnah yang merugikan nama baik
dan kehormatan Penggugat ;
Bahwa dimuatnya pernyataan Tergugat I oleh Tergugat II dalam 2 (dua)
pemberitaan sekaligus yaitu edisi tanggal 12 dan 13 Maret 2003 menimbulkan
pertanyaan besar bagi Penggugat ada maksud apa Tergugat II melakukan hal
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 3
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
tersebut, apalagi pada edisi tanggal 13 Maret 2003 (vide bukti P-2) pernyataan
Tergugat I dimuat dalam tampilan (lay out) yang dibuat sedemikian rupa
sehingga tanpak jelas (eye catching) bagi pembaca kutipan pernyataan
Tergugat I tersebut ;
Bahwa dengan adanya rentetan pemberitaan dari Tergugat II terhadap
Penggugat yang mengeksploitasi pernyataan Tergugat I tersebut jelas
menunjukkan adanya suatu itikad buruk dari Tergugat II secara sistimatis
membantu Tergugat I dan bersama-sama melakukan pembunuhan karakter
(Character Assasination) Penggugat ;
Bahwa tindakan Tergugat II tersebut jelas merugikan nama baik
Penggugat mengingat Tergugat II beredar dalam skala nasional yang efeknya
masyarakat umum yang membaca berita tersebut akan memperoleh informasi
yang tidak benar dari pernyataan Tergugat I tersebut di atas ;
Bahwa seharusnya Tergugat II sebelum memuat berita ke dalam Surat
Kabarnya terlebih dahulu melakukan cek/meneliti kebenaran pernyataan/berita
tersebut sesuai dengan Pasal 3 dan Pasal 4 Kode Etik Wartawan Indonesia
(KEWI) (bukti P-5) sebagai berikut :
(Pasal 3) : Wartawan Indonesia menghormati azas praduga tak ber-
salah, tidak mencampuri fakta dengan opini, berimbang dan
selalu meneliti kebenaran informasi serta tidak melakukan
plagiat ;
(Pasal 4) : Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang ber-
sifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan
identitas korban kejahatan susila ;
Bahwa Tergugat II yang secara sistimatis menyiarkan informasi
(Pernyataan Tergugat I) yang tidak benar, bersifat provokatif dan tendesius
tersebut jelas bertentangan dengan peranan pers nasional sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 6 huruf b dan c Undang-Undang No.40 Tahun 1999
tentang Pers, yaitu menegakkan Hak Asasi Manusia dan mengembangkan
pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat dan akurat ;
Bahwa oleh karena pernyataan Tergugat I tersebut bersifat dusta dan
fitnah yang merusak kehormatan dan nama baik Penggugat seyogyanya
Tergugat II sebagai insan pers tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta
dan fitnah serta tidak menjadikan sarana/medianya untuk menyebarluaskan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 4
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pemberitaan-pemberitaan/informasi yang bersifat mendiskreditkan seseorang,
mengingat pers sebagai wahana komunikasi massa, penyebar informasi dan
pembentuk opini harus dapat melaksanakan fungsi dan kewajibannya dengan
sebaik-baiknya ;
Bahwa perbuatan Tergugat I dan Tergugat II sebagaimana tersebut di
atas, dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum (Onrechmatige
daad) sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata : Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu, karena
kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.
Bahwa Pernyataan dari Tergugat I dan pemberitaan dari Tergugat II
sebagaimana telah diuraikan di atas telah memenuhi 4 (empat) kriteria
Perbuatan Melawan Hukum yang merugikan Penggugat, karena :
1. Bertentangan dengan kewajiban hukum Tergugat ;
2. Melanggar Hak Subyektif Penggugat dalam hal ini hak-hak pribadi (Hak atas
integritas pribadi, kehormatan serta nama baik ;
3. Melanggar kaidah tata susila ;
4. Bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-hati yang
seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan sesama warga masyarakat ;
Bahwa akibat perbuatan Melawan Hukum dari Tergugat I dan II tersebut
di atas menimbulkan kerugian bagi Penggugat maka Penggugat menuntut ganti
kerugian kepada Tergugat I dan Tergugat II, baik ganti kerugian secara Moril
maupun ganti kerugian secara moril maupun ganti kerugian secara materil ;
Bahwa hubungan hukum antara Tergugat III dengan Tergugat II adalah
Penerbit yang mengelola, memberi fasilitas dalam menerbitkan harian Tergugat
II ;
Bahwa berarti hubungan hukum tersebut adalah hubungan antara
Majikan dan Bawahan (ondergeschikte) mengingat Tergugat II melakukan
pekerjaan berada di bawah Badan Hukum Tergugat III ;
Bahwa dengan demikian Tergugat III sebagai penerbit harian Tergugat II
harus ikut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh Penggugat
karena Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan Tergugat II (vide Pasal 1367
(3) KUHPerdata) ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 5
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Penggugat menuntut kepada Tergugat I, Tergugat I, Tergugat II,
Tergugat III baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama secara tanggung
renteng untuk membayar ganti kerugian akibat perbuatan melawan hukum
tersebut kepada Penggugat secara seketika dan sekaligus yaitu :
Kerugian Moril akibat tercemarnya nama baik Penggugat di muka umum dan
kehilangan keuntungan yang seharusnya Penggugat terima karena
hilangnya kepercayaan dari relasi dan masyarakat akibat Perbuatan
Melawan Hukum dari Tergugat I dan Tergugat II yang nilai kerugiannya tidak
dapat dinilai dengan uang, namun sangatlah wajar dan patut Pengadilan
Negeri Jakarta Timur menghukum Para Tergugat untuk membayar ganti
kerugian moril kepada Penggugat sebesar Rp.20.000.000.000,- (dua puluh
milyar rupiah) ;
Kerugian Materiil sehubungan biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh
Penggugat dalam mengurus dan menyelesaikan perkara ini sampai
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkrach van gewidjsde) sebesar
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ;
Bahwa oleh karena jelas dan nyata Tergugat I telah melakukan
perbuatan melawan hukum, karena memfitnah dan mencemarkan/merusak
nama baik Penggugat maka Penggugat menuntut agar Tergugat I membuat
Pengumuman permohonan maaf kepada Penggugat (vide Pasal 1373
KUHPerdata), permintaan mana harus dimuat dalam Media Cetak yaitu pada
harian Tergugat II (Koran Tempo) dan dalam 3 (tiga) harian ibukota yang
beredar Nasional yaitu pada Harian Kompas, Suara Pembaruan dan Media
Indonesia dan pada halaman pertama dalam ukuran 4 (empat) kolom x 15 cm
selama 3 (tiga) hari berturut-turut dengan susunan kata-kata sebagai berikut :
P E N G U M U M A N
Dengan ini, Saya Goenawan Mohamad selaku pribadi menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Saudara Tomy Winata
sehubungan dengan pernyataan saya : Republik Indonesia jangan jatuh ke
tangan preman juga jangan sampai ke tangan Tomy Winata yang dimuat
dalam kolom Koran Tempo edisi 12 dan 13 Maret 2003 serta detik Com edisi 11
Maret 2003.
Demikianlah pengumuman ini saya sampaikan untuk diketahui oleh
khalayak ramai.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 6
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
ttd. Goenawan Mohamad.
Bahwa agar gugatan Penggugat tidak menjadi sia-sia (ilusionis) serta
dikhawatirkan adanya upaya para Tergugat melepaskan diri dari kewajibannya
untuk membayar ganti kerugian yang diputuskan oleh Pengadilan, mohon
kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur untuk meletakkan Sita
Jaminan (Conservatoir Beslag) atas harta kekayaan milik Tergugat baik berupa
barang bergerak maupun berupa barang tidak bergerak (baik yang diketahui
Penggugat saat ini maupun yang akan dimohonkan kemudian) termasuk tetapi
tidak terbatas pada :
1. Sebidang tanah berikut bangunan di atasnya setempat diketahui dan dikenal
dengan Jalan Tanah Mas II B No.19 Rt.001/Rw.001, Kelurahan Kayu Putih,
Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur ;
2. Sebidang tanah berikut bangunan di atasnya setempat diketahui dan dikenal
dengan Kebayoran Center Blok A 11 A 15 Jalan Kebayoran Baru, Mayestik
Jakarta Selatan ;
Bahwa untuk menjamin dilaksanakannya isi putusan ini nanti oleh para
Tergugat, maka Penggugat mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Timur menghukum para Tergugat untuk membayar uang paksa
(Dwangsom) kepada Penggugat sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) setiap hari secara tanggung renteng, setiap para Tergugat lalai
melaksanakan isi putusan Pengadilan, terhitung sejak putusan diucapkan
sampai dilaksanakan ;
Bahwa karena dalil-dalil dari Penggugat didukung oleh bukti-bukti yang
beralasan menurut hukum, maka Penggugat mohon kepada Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Timur agar putusan perkara ini dapat dijalankan
terlebih dahulu meskipun ada bantahan, banding maupun kasasi (Uitvoerbaar bij
Voorraad) ;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas Penggugat mohon kepada
Pengadilan Negeri Jakarta Timur agar terlebih dahulu meletakkan sita jaminan
atas harta kekayaan para Tergugat seperti diuraikan di atas dan selanjutnya
menuntut kepada Pengadilan Negeri tersebut supaya memberikan putusan yang
dapat dijalankan lebih dahulu sebagai berikut :
PRIMAIR :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 7
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
2. Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II melakukan perbuatan melawan
hukum dan Tergugat III turut bertanggung jawab atas perbuatan melawan
hukum Tergugat II tersebut ;
3. Menghukum Tergugat I untuk membuat Pengumuman Permohonan Maaf
kepada Penggugat yang dimuat dalam Media Cetak yaitu pada harian
Tergugat II (Koran Tempo) dan dalam 3 (tiga) harian ibukota yang beredar
Nasional yaitu pada Harian Kompas, Suara Pembaruan dan Media Indonesia
pada halaman pertama dalam ukuran 4 (empat) kolom x 15 cm selama 3
(tiga) hari berturut-turut dengan susunan kata-kata sebagai berikut :
P E N G U M U M A N
Dengan ini, Saya Goenawan Mohamad selaku pribadi menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Sdaudara Tomy
Winata sehubungan dengan pernyataan saya : Republik Indonesia
jangan jatuh ke tangan preman juga jangan sampai jatuh ke tangan Tomy
Winata yang dimuat dalam kolom Koran Tempo edisi 12 dan 13 Maret
2003 serta detik Com edisi 11 Maret 2003.
Demikianlah pengumuman ini saya sampaikan untuk diketahui oleh
khalayak ramai.
ttd. Goenawan Mohamad.
4. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama secara tanggung renteng untuk membayar ganti kerugian
akibat perbuatan melawan hukum tersebut kepada Penggugat secara
seketika dan sekaligus yaitu :
1. Kerugian Moril sebesar Rp.20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) ;
2. Kerugian Materil sebesar Rp.Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ;
5. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang
telah diletakkan atas harta kekayaan milik para Tergugat ;
6. Menghukum para Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom)
kepada Penggugat sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setiap hari
secara tanggung renteng, setiap para Tergugat lalai melaksanakan isi
putusan Pengadilan, terhitung sejak putusan diucapkan sampai
dilaksanakan;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 8
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
7. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu
meskipun ada bantahan, banding maupun kasasi (Uit voerbaar Bij
Voorraad) ;
8. Menghukum para Tergugat untuk membayar biaya perkara ;
SUBSIDAIR :
Mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;.
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I mengajukan
eksepsi pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
A. GUGATAN PENGGUGAT TERLALU DINI UNTUK DIAJUKAN
(PREMATUUR EXCEPTIE)
Bahwa pada tanggal 5 Juni 2003 Penggugat telah menggugat para Tergugat
dan/atau Tergugat I di Pengadilan Negeri Jakarta Timur melalui gugatan perdata
dengan register perkara No.137/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Tim (Gugatan Pertama) ;
Bahwa pada saat pemerikaan pertama terhadap gugatan Pertama
tersebut dilakukan oleh Majelis Hakim yang terhormat di Pengadilan Negeri
Jakarta Timur pada tanggal 7 Juli 2003, kemudian Penggugat melalui kuasa
hukumnya secara resmi mencabut gugatan a quo di depan persidangan
tersebut ;
Bahwa pada tanggal 8 Agustus 2003, tanpa diduga-duga Penggugat telah
mendaftarkan kembali gugatannya terhadap pihak Tergugat-Tergugat yang
sama dan dengan materi gugatan yang sama pula di Pengadilan yang sama
yakni Pengadilan Negeri Jakarta Timur dengan register perdata No.180/ Pdt/
G/2003/PN.Jkt.Tim. (gugatan Kedua) ;
Bahwa yang menjadi dasar gugatan Pertama dan gugatan Kedua
Penggugat adalah pernyataannya yang dimuat dalam koran tempo edisi 12
Maret 2003 dan Pernyataan Tergugat I dalam koran Tempo, edisi 13 Maret
2003 ;
Bahwa jika benar-benar quod non Tergugat I telah mengeluaran
pendapatnya yang dimuat dalam Koran Tempo, edisi 12 Maret 2003 dan Koran
Tempo, edisi 13 Maret 2003 telah mencemarkan nama baik Penggugat,
Penggugat seharusnya memberikan tegoran atau peringatan terhadap Tergugat
I dan/atau para Tergugat ;
Bahwa fakta hukum membuktikan bahwa sejak tanggal 11 Maret 2003,
hingga gugatan Kedua didaftarkan oleh Penggugat pada tanggal 8 Agustus 2003
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 9
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Tergugat I tidak pernah menerima teguran atau peringatan baik secara tertulis
maupun secara lisan dari Penggugat ;
Bahwa sudah merupakan kebiasaan atau hukum positif dalam sistem
peradilan kita bahwa apabila seseorang hendak menempuh jalur hukum
terhadap pihak lain, maka orang tersebut wajib hukumnya untuk mengirimkan
teguran/somasi atau peringatan terhadap pihak lain tersebut dan malahan
kadang-kadang teguran/somasi atau peringatan tersebut dikirim lebih dari satu
kali. Hal ini bertujuan agar memberikan kesempatan bagi pihak lain tersebut
menjawab atau mengklarifikasi teguran/somasi atau peringatan tersebut ;
Bahwa pengajuan gugatan dengan tanpa terlebih dahulu teguran/somasi
atau peringatan merupakan perbuatan kesewenang-wenangan dan arogansi
Penggugat yang tidak memiliki legitiminasi hukum dan bahkan bertentangan
dengan positif ;
Bahwa dengan tidak adanya teguran/somasi atau peringatan baik secara
tertulis maupun secara lisan dari Penggugat terhadap Tergugat I dan/atau para
Tergugat dan malahan secara membabi buta Penggugat telah mengajukan
gugatan perdata terhadap Tergugat I dan/atau para Tergugat merupakan
tindakan yang absurd yang mengakibatkan gugatan Penggugat menjadi
prematur ;
Berdasarkan alasan-alasan hukum serta uraian-uraian hukum tersebut di
atas maka gugatan Penggugat terhadap Tergugat I secara keseluruhan harus
dinyatakan gugur demi hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat
diterima (Niet ontvankelijk verklaard) karena prematur ;
B. GUGATAN PENGGUGAT KABUR ATAU TIDAK JELAS (EXCEPTIE
OBSCURUM LIBELUM)
Bahwa Penggugat dalam halaman pertama gugatannya mengatakan
sebagaimana dikutip berikut ini :
Bersama ini Penggugat hendak mengajukan gugatan terhadap :
.1 GOENAWAN MOHAMAD, selaku pribadi beralamat di Jalan Tanah Mas II B
No.19 Rt.001/Rw.001, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulo Gadung,
Jakarta Timur, untuk selanjutnya disebut sebagai .Tergugat I ;
(garis bawah oleh Tergugat 1).
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 10
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa kemudian pada kalimat pertama, butir 7, halaman 3, posita
gugatannya, Penggugat mengemukakan sebagai berikut :
Bahwa Tergugat I adalah salah satu redaktur senior Majalah Berita
Mingguan Tempo ;
(garis bawah oleh Tergugat 1).
Bahwa selanjutnya pada kalimat kedua butir 7, halaman 3 posita gugatan
Penggugat mengemukakan sebagai berikut :
Sebagai Seorang Tokoh Pers Nasional, maka pendapat atau
pernyataan Tergugat I tersebut sadar atau tidak sadar dapat mempengaruhi.
(garis bawah oleh Tergugat I).
Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang ada dalam dalil-dalil
Penggugat dalam posita gugatannya yang dikutip di atas, maka gugatan
Penggugat adalah kabur karena tidak jelas dalam kapasitas apa sebenarnya
Goenawan Mohamad digugat ? Apakah dalam kapasitas sebagai :
a. Pribadi sebagaimana dikutip pada butir 6 di atas ;
b. Salah satu Redaktur senior Majalah Berita Mingguan Tempo, sebagaimana
dijelaskan dalam butir 7 di atas atau
c. Sebagai seorang tokoh Pers Nasional, sebagaimana dijelaskan dalam butir
8 di atas ;
Bahwa setiap gugatan yang diajukan haruslah jelas karena apabila tidak
jelas maka gugatan tersebut menjadi kabur dan mengakibatkan gugatan
tersebut tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) sebagaimana
dinyatakan oleh yurisprudensi tetap Mahkamah Agung sebagai berikut :
a. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I dalam putusannya No.1149 K/Sip/1970,
tanggal 17 April 1979 ;
b. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I No.1149 K/Sip/1970, tanggal 17 April
1979 ;
Berdasarkan uraian-uraian hukum tersebut di atas, maka gugatan
Penggugat kabur atau tidak jelas yang mengakibatkan gugatan Penggugat
secara keseluruhan harus dinyatakan gugur demi hukum atau setidak-
tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard).
C. GUGATAN PENGGUGAT KURANG PIHAK (EXCEPTIE LURIUM LITIS
CONSORTIUM)
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 11
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa Tergugat I, mohon akta kepada Bapak-Bapak Majelis Hakim
yang terhormat terhadap dalil-dalil Penggugat dalam butir 5, halaman 3 posita
gugatannya yang mengemukakan sebagai berikut :
Bahwa pernyataan Tergugat I tersebut di atas juga telah dimuat dalam
situs internet Deticom dalam edisi 11 Maret 2003 yang notabene dapat diakses
oleh masyarakat di seluruh dunia (bukti : P-3) ;
Bahwa jika benar quod - non, Tergugat I telah mengeluarkan pernyataan
dalam Koran Tempo edisi Kamis 13 Maret 2003 yang berbunyi : untuk
menjaga supaya Republik Indonesia jangan jatuh ketangan preman
sebagaimana dimuat dalam butir 5 halaman 3, posita gugatan Penggugat yang
dijelaskan dalam butir 11 di atas, telah terbukti dari pengakuan Penggugat
bahwa selain Tergugat II dan Tergugat III masih ada pihak lain yang memuat
pernyataan Tergugat I tersebut yakni Situs Internet. Detik.Com.
Bahwa selain situs Internet Detik.Com, terdapat pula Harian Suara
Pembaharuan edisi 12 Maret 2003 yang juga telah memuat berita yang sama
dengan judul : Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan preman ;
Berdasarkan fakta-fakta hukum sebagaimana dipaparkan dalam butir 16
di atas dan dihubungkan dengan bukti-bukti hukum sebagaimana dijelaskan
dalam butir 17 dan 18 di atas, telah terbukti bahwa pernyataan Tergugat I yang
mengatakan . Untuk menjaga supaya Republik Indonesia jangan jatuh
ketangan preman., tidak hanya diberitakan oleh Koran Tempo melainkan juga
diberitakan oleh Situs Internet Detik. Com dan Harian Suara Pembaharuan.
Dengan tidak ditariknya Situs Internet Detik. Com dan Harian Suara
Pembaharuan sebagai pihak dalam perkara ini, mengakibatkan gugatan
Penggugat kurang pihak ;
Bahwa terhadap gugatan yang kurang pihak, Mahkamah Agung R.I telah
mengeluarkan Yurisprudensi-Yurisprudensi tetap yang isinya menyatakan
bahwa gugatan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima (Niet onvankelijk
verklard). Adapun Yurispruensi-Yurisprudensi tersebut antara lain adalah :
a. Putusan Mahkamah Agung R.I No.151 K/Sip/1972, tanggal 13 Mei 1972 ;
b. Putusan Mahkamah Agung R.I No.427 K/Sip/1973, tanggal 9 Desember
1975 ;
c. Putusan Mahkamah Agung R.I No.1078 K/Sip/1972, tanggal 11 Nopember
1975 ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 12
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
d. Putusan Mahkamah Agung R.I No.938 K/Sip/1971, tanggal 4 Oktober 1972 ;
e. Putusan Mahkamah Agung R.I No.2438 K/Sip/1980, tanggal 23 Maret 1982 ;
f. Putusan Mahkamah Agung R.I No.546 K/Sip/1972, tanggal 19 Juli 1985 ;
g. Putusan Mahkamah Agung R.I No.400 Pdt/1984, tanggal 11 Juni 1985 ;
Bahwa berdasarkan uraian-uraian hukum tersebut di atas, maka gugatan
Penggugat secara keseluruhan harus dinyatakan gugur demi hukum atau
setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet ontvankelijk verklaard) ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat III mengajukan
eksepsi pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :
Bahwa Tergugat III lebih dahulu menyatakan dengan tegas menolak dan
membantah seluruh pendapat, dalil, tuntutan dan segala sesuatu yang di
kemukakan oleh Penggugat dalam gugatannya, kecuali apa yang nyata-nyata
diakui kebenarannya oleh Tergugat III di dalam Eksepsi dan jawaban ini ;
.I GUGATAN PENGGUGAT BERSIFAT ERROR IN PERSONA KARENA
TERGUGAT III SECARA HUKUM TIDAK BERTANGGUNG JAWAB
TERHADAP PRODUK JURNALISTIK YANG DIBERITAKAN OLEH KORAN
TEMPO DAN KORAN TEMPO BUKAN MERUPAKAN SUATU SUBYEK
HUKUM YANG DAPAT DIGUGAT DI PENGADILAN ;
Bahwa gugatan Penggugat bersifat error in persona karena fakta-fakta
hukum berikut ini :
FAKTA HUKUM I : Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No.40 Tahun 1999
tentang Pers (Undang-Undang Pers), tanggung jawab atas
produk Jurnalistik yang diterbitkan berada pada institusi
Penanggung Jawab ;
.1 Bahwa sebagaimana dapat dilihat dari dalil-dalil gugatan Penggugat antara
lain pada butir 2, 3, 4 dan 6 obyek gugatan a quo adalah pernyataan yang
dimuat dalam Koran Tempo pada edisi tanggal 12 Maret 2003 dengan judul
Para Tokoh Minta Polisi Tegas Usut Penyerangan Tempo (Berita 12 Maret
yang antara lain memuat kutipan pernyataan Goenawan Mohamad (Tergugat
I) Ini untuk menjaga agar Republik Indonesia tidak jatuh ke tangan Preman.
(bukti T.111/1) dan kutipan pernyataan Tergugat I yang dimuat
dalam Koran Tempo edisi tanggal 13 Maret 2003 (Berita 13 Maret) yang
berbunyi Kedatangan para tokoh masyarakat yang tanpa direncanakan jauh-
jauh hari sebelumnya ini menandakan concern dari banyak orang untuk
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 13
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menjaga supaya Republik Indonesia tidak jatuh ketangan preman, juga
jangan sampai jatuh ke tangan Tomy Winata.(Bukti T. 111/2) ;
.2 Bahwa terhadap pernyataan dan pemberitaan tersebut di atas, Penggugat
kemudian telah mendalilkan hal-hal sebagai berikut :
(i). Bahwa dimuatnya pernyataan Tergugat I oleh Tergugat II dalam 2 (dua)
pemberitaan sekaligus yaitu pada edisi tanggal 12 dan 13 Maret 2003
menimbulkan pertanyaan besar bagi Penggugat ada maksud apa
Tergugat II melakukan hal tersebut, apalagi pada edisi tanggal 13 Maret
2003 pernyataan Tergugat I dimuat dalam tampilan .. yang dibuat
tampak jelas , (Vide butir 11 gugatan) ;
(ii) Bahwa seharusnya Tergugat II sebelum memuat berita ke dalam Surat
Kabarnya terlebih dahulu melakukan cek/meneliti kebenaran pernyataan
berita tersebut sesuai dengan Pasal 3 dan Pasal 4 Kode Etik Wartawan
Indonesia (Vide butir 14 gugatan) ;
.2 Bahwa Tergugat II yang secara sistimatis menyiarkan informasi
(Pernyataan Tergugat I) yang tidak benar, bersifat proaktif dan
tendensius tersebut jelas bertentangan dengan peranan pers nasional
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 6 huruf b dan c Undang-
Undang No.40 Tahun 1999 (Vide butir 15 gugatan) dan
.3 Bahwa oleh karena pernyataan Tergugat I tersebut bersifat dusta dan
fitnah yang merusak kehormatan dan nama baik Penggugat,
seyogyanya Tergugat II sebagai insan pers tidak menyiarkan informasi
yang bersifat dusta dan fitnah serta tidak menjadikan sarana/medianya
untuk menyebarluaskan pemberitaan-pemberitaan/informasi yang
bersifat mendiskreditkan seseorang (Vide butir 16 gugatan).
3. Bahwa dengan demikian telah jelas bahwa gugatan a quo adalah mengenai
pemberitaan pers (Berita 12 Maret dan Berita 13 Maret) dan oleh karenanya
penentuan pihak-pihak yang dapat diminta pertanggungjawaban hukum atas
berita-berita tersebut harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan Undang-
Undang Pers ;
4. Bahwa ketentuan Pasal 12 Undang-Undang Pers beserta penjelasannya
secara tegas telah menyatakan bahwa pertanggungjawaban yuridis atas
suatu karya Jurnalistik yang diterbitkan oleh suatu media cetak berada pada
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 14
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
institusi Penanggung Jawab, pasal mana beserta penjelasannya Tergugat III
kutip sebagai berikut :
Pasal 12 Undang-Undang Pers :
Perusahaan Pers wajib mengumumkan nama, alamat dan
penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan, khusus
untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan ;
Penjelasan Pasal 12 Undang-Undang Pers :
Pengumuman secara terbuka dilakukan dengan cara :
Media cetak memuat kolom nama, alamat dan penanggung jawab penerbit
serta nama dan alamat percetakan . Pengumuman tersebut dimaksud
sebagai wujud pertanggungjawaban atas karya jurnalistik yang diterbitkan atau
disiarkan. Yang dimaksud dengan Penanggung jawab adalah penanggung
jawab perusahaan pers yang meliputi bidang usaha dan bidang redaksi.
Sepanjang menyangkut pertanggungjawaban pidana menganut ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Bahwa didasarkan kepada ketentuan Pasal 12 Undang-Undang Pers
beserta penjelasannya di atas, maka gugatan yang menyangkut penerbitan atau
pemuatan suatu karya Jurnalistik harus ditujukan kepada Penanggung Jawab
sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pasal tersebut ;
Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, maka gugatan Penggugat
terhadap Tergugat III telah jelas bersifat error in persona mengingat Tergugat III
berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pers bukanlah pihak yang dapat
diminta pertanggung jawaban yuridis atas Berita 12 Maret dan Berita 13 Maret
dan oleh karenanya sudah sepatutnya apabila Majelis Hakim menyatakan
gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet ontvankelijk verklaard) ;
FAKTA HUKUM II : Koran Tempo (Tergugat II) bukan merupakan suatu
Subyek Hukum yang dapat digugat di Pengadilan.
Bahwa Penggugat dalam perkara a quo telah mengikut sertakan Koran
Tempo yang merupakan media cetak yang diterbitkan, oleh Tergugat III sebagai
Tergugat II. Pengajuan gugatan terhadap Tergugat II yang demikian itu secara
jelas membuktikan bahwa gugatan Penggugat bersifat error in persona karena
Koran Tempo bukanlah suatu subyek hukum yang dapat diminta pertanggung
jawaban yuridis di depan Pengadilan, melainkan hanyalah produk yang
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 15
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
diterbitkan oleh Tergugat III dan juga hanyalah merupakan suatu merek
dagang ;
Bahwa menurut teori hukum, yang merupakan subyek hukum adalah
orang atau individu/person dalam bentuk manusia (Natuurlijke persoon atau
menselijk persoon) serta badan hukum (rechts persoon) yang disebut orang
dalam bentuk badan hukum atau orang yang diciptakan hukum secara fiksi atau
persona ficta, sedangkan yang dimaksud dengan obyek hukum ialah sesuatu
yang tidak mempunyai hak dan tidak menjadi pihak menurut hukum dan semata-
mata hanya diobyekkan atau berguna bagi subyek hukum dalm hal ini obyek
hukum itu adalah benda atau barang. (lihat Prof. CST. Kansil, SH., Modul
hukum perdata termasuk Asas-asas Hukum Perdata, PT. Pradnya Paramita,
2000, halaman 85).
Bahwa obyek hukum atau yang biasa disebut benda, di dalam hukum
perdata diartikan tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak, yang dapat dikuasai oleh hak
milik (Vide Pasal 499 KUHPerdata). Dalam hal ini, Koran Tempo dapat pula
dikategorikan sebagai benda yang tidak berwujud, yaitu segala macam hak
seperti hak cipta, hak merek dagang dan lain-lain (Vide Pasal 503 KUHPerdata).
(Lihat CST.Kansil, SH. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia
Balai Pustaka, Jakarta 1999, hal 119) ;
Bahwa berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka Koran
Tempo secara yuridis adalah suatu obyek hukum, bukan subyek hukum yang
dapat digugat atau dapat diminta pertanggungjawaban di depan hukum, dengan
demikian sangatlah beralasan dan berdasarkan hukum apabila Majelis Hakim
yang terhormat menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima antara
lain dengan mempertimbangkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia No.294 K/Sip/1971, tertanggal 7 Juli 1971 dengan kaedah hukum
gugatan yang salah perihal harus dinyatakan tidak dapat diterima.
II. GUGATAN PENGGUGAT BERSIFAT PREMATUR KARENA BELUM
DIGUNAKANNYA HAK JAWAB SESUAI KETENTUAN UNDANG-UNDANG
PERS.
Bahwa sebagaimana telah dinyatakan di atas, gugatan a quo adalah
mengenai pemberitaan pers (Berita 12 Maret dan Berita 13 Maret) di mana
Penggugat antara lain telah mendalilkan Tergugat II telah menyiarkan informasi
yang tidak benar, provokatif dan tendensius ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 16
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa dalam Pasal 1 ayat (11) Undang-Undang Pers telah secara tegas
diatur mekanisme hak jawab bagi seseorang atau sekelompok orang yang
merasa dirugikan oleh suatu pemberitaan, yaitu yang kami kutip sebagai
berikut :
Hak Jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang
untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan
berupa fakta yang merugikan nama baiknya ;
Bahwa pada putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Reg.No.3173 /K/Pdt/1991, tanggal 28 April 1993, dalam perkara antara Arif
melawan Surat Kabar Harian Garuda, Y. Soeryadi, Syawal Indra, Irianto Wijaya
dan Yayasan Obor Harapan Medan, (Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I
No.3173/K/ Pdt/1991), telah dinyatakan hal-hal sebagai berikut :
Bahwa sesuai dengan landasan historis dan ideal serta fungsi
kebebasan pers menyampaikan kritik dan koreksi, dihubungkan dengan
tanggung jawab pemberitaan dan ulasan yang dikemukakan pers, kepada
masyarakat dan perorangan diberikan hak jawab terhadap tulisan-tulisan, yang
mereka anggap merugikan. Tujuan memberi hak jawab, agar kebebasan pers
disatunafaskan dengan tanggung jawab pers. Kebebasan pers harus
diseimbangkan secara harmonis dengan tanggung jawab pemberitaan yang
dapat menjamin perlindungan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat luas.
Bahwa bahkan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia No.3173/K/Pdt/1991 tersebut di atas, Mahkamah Agung lebih jauh
telah menyatakan jika hak jawab tidak dipergunakan maka dapat diartikan suatu
berita mengandung kebenaran atau paling tidak mempunyai nilai estimasi, yaitu
yang kami kutip sebagai berikut :
Dan sekiranya Penggugat asal, merasa pemberitaan itu tidak
benar, kepada Penggugat asal terbuka pintu lebar-lebar untuk
mempergunakan hak jawab, namun ternyata hak itu tidak dipergunakan
Penggugat asal, sehingga memberi kesimpulan apa yang diberitakan
Tergugat asal mengandung kebenaran atau paling tidak mempunyai nilai
estiminasi ;
Bahwa di lain sisi, penggunaan prosedur hak jawab sebagai mekanisme
awal yang harus ditempuh atas keberatan terhadap suatu pemberitaan juga
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 17
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dinyatakan secara tegas oleh Dewan Pers yang anggotanya ditetapkan
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 96/M Tahun 2000 dalam Penjelasan
atas pertanyaan Komisi I DPR-RI tertanggal 6 Juni 2000, yaitu yang kami kutip
sebagai berikut :
Dewan Pers berharap bahwa bahwa khalayak yang merasa
dirugikan oleh pemberitaan pers hendaknya pertama-tama menggunakan
hak jawab sebagaimana yang menjadi kelaziman dalam mekanisme
hubungan khalayak dengan media pers dan sesuai pula dengan
ketentuan Undang-Undang Pers 1999, Pasal 5, ayat (2), bahwa Pers
wajib melayani hak jawab, ini adalah upaya penyelesaian yang paling
cepat dan boleh dikatakan tidak menelan baik energi maupun biaya,
sehingga dipandang paling praktis.
Apabila antara kedua pihak tidak tercapai kesepakatan, maka
salah satu atau kedua pihak dapat meminta bantuan Dewan Pers,
sebagai lembaga mediator, untuk mengupayakan penyelesaian. Cara lain
yang dapat ditempuh untuk mencari penyelesaian adalah melalui jalur
hukum.
(Lihat Dewan Pers 2000-2003, diterbitkan oleh Dewan Pers
dengan Yayasan Jurnalis Independen, halaman 26), (Bukti T.111/4) ;
Bahwa Komisi I DPR-RI juga sependapat dengan Dewan Pers dan telah
memberikan rumusan tentang jalur penyelesaian sengketa publik dengan media
pers. Bahkan dalam rumusan tersebut, komisi I DPR-RI secara tegas
menyatakan bahwa jalur hukum seperti gugatan perdata hanya dapat dilakukan
jika salah satu atau kedua pihak merasa tidak puas dengan rekomendasi dan
putusan Dewan Pers atas penyelesaian suatu sengketa. Adapun rumusan jalur
penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan oleh Komisi I DPR-RI dimaksud
adalah sebagai berikut :
(i). Penyelesaian melalui penggunaan hak jawab dengan
menggunakan prosedur ini, seseorang atau kelompok masyarakat
yang menjadi narasumber atau obyek pemberitaan dapat
mengutarakan penjelasan yang berbeda atau bertentangan dengan
isi berita yang sudah disiarkan atau dipublikasikan ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 18
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
(ii). Penyelesaian melalui Dewan Pers. Apabila antara kedua belah tidak
dapat dicapai kesepakatan dan penyelesaian, maka mereka dapat
meminta bantuan Dewan Pers sebagai mediator ;
(iii). Penyelesaian melalui jalur hukum. Cara penyelesaian terakhir jika
salah satu atau kedua pihak merasa tidak puas dengan rekomendasi
dan putusan Dewan Pers dapat ditempuh jalur hukum melalui
pengadilan.
Selain tiga prosedur tersebut di atas, Komisi I DPR-RI juga
menyarankan mekanisme penyelesaian yang lain yaitu menggunakan
Social punishment dengan memboikot atau tidak menggubris media
pers yang dikatagorikan sebagai tidak jujur. (Ibid, halaman 28-31),
(vide Bukti I.111/4) ;
Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, maka setiap pihak yang
merasa dirugikan oleh suatu pemberitaan, in casu gugatan Penggugat, secara
yuridis diharuskan untuk terlebih dahulu menggunakan mekanisme hak jawab
guna memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan dimaksud
sebelum menggunakan upaya hukum seperti gugatan perdata. Fakta tidak
ditempuhnya mekanisme hak jawab tersebut oleh Penggugat terhadap Berita 12
Maret dan 13 Maret 2003 membuat gugatan a quo bersifat prematur dan oleh
karenanya sudah sepatutnya apabila judex facti yang memeriksa, mengadili dan
memutus perkara ini untuk menyatakan gugatan Penggugat untuk tidak dapat
diterima (Niet ontvankelijk verklaard) ;
III. GUGATAN PENGGUGAT BERSIFAT KURANG PIHAK (Exceptio Plurum it is
Consortium).
Bahwa gugatan Penggugat bersifat kurang pihak karena fakta-fakta
hukum dibawah ini :
FAKTA HUKUM I : Tidak digugatnya situs internet detikcom dan media-media
lain yang juga memuat pernyataan Tergugat 1 ;
Bahwa Penggugat dalam butir 5 gugatan telah menyatakan Bahwa
pernyataan Tergugat I tersebut di atas juga telah dimuat dalam situs internet
detikcom dalam edisi 11 Maret 2003 yang notabene dapat diakses oleh
masyarakat di seluruh dunia..
Bahwa apabila benar rasa keadilan Penggugat telah terganggu dengan
adanya pernyataan Tergugat I yang isinya mencemarkan nama baik Penggugat
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 19
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
quod non maka pihak dari situs internet Detikcom secara hukum juga harus
ditarik sebagai Tergugat dalam perkara a quo. Hal ini antara lain dikarenakan
situs internet Detikcom telah lebih dahulu menyiarkan pernyataan, Tergugat I
yaitu pada tanggal 11 Maret 2003, sedangkan pernyataan Tergugat I yang
dipermasalahkan oleh Penggugat disiarkan oleh Koran Tempo setelah tanggal
tersebut. Berita 12 Maret pun dibuat berdasarkan referensi berita yang dilansir
oleh situs internet dimaksud ;
Bahwa disamping itu, banyak pula media-media lain yang memberitakan
pernyataan Tergugat I yang didalilkan telah mengusik rasa keadilan Penggugat
dan oleh karenanya harus turut pula diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara
a quo media-media tersebut antara lain :
(i) Situs internet www.suarapembaharuan.co.id dengan berita tanggal 12 Maret
2003 berjudul Goenawan Mohamad : jangan sampai Indonesia jatuh ke
tangan Preman, (Bukti T.111/5) ;
(ii) Harian Suara Pembaharuan, dengan berita yang senada dengan berita pada
situs internet pada butir (1) di atas, yaitu berita pada edisi tanggal 12 Maret
halaman 2 kolom 1-2 dengan judul Goenawan Mohamad : Jangan sampai
Indonesia jatuh ke tangan Preman (Bukti T.111/6) ;
Bahwa fakta tidak turut digugatnya pihak situs internet Detikcom
sebagai salah satu sumber Berita 12 Maret dan Situs internet
www.suarapembaharuan.co.id serta Harian Suara Pembaharuan dalam perkara
a quo, secara yuridis mengakibatkan gugatan a quo bersifat kurang pihak dan
sangatlah berdasarkan hukum apabila Majelis Hakim Yang Terhormat
menyatakan gugatan Penggugat untuk tidak dapat diterima ;
FAKTA HUKUM II : Tidak digugatnya Penanggung jawab berita pada
Tergugat II
Bahwa sebagaimana telah diuraikan oleh Tergugat III pada bagian I
(Fakta Hukum I) di atas, ketentuan Pasal 12 Undang-Undang Pers beserta
penjelasannya telah mengatur secara jelas bahwa pertanggungjawaban atas
suatu produk jurnalistik yang diberitakan berada pada institusi Penanggung
jawab. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan penjelasan Pasal 12 Undang-
Undang Pers yang menyatakan Pengumuman tersebut dimaksud sebagai
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 20
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
wujud pertanggungjawaban atas karya jurnalistik yang diterbitkan atau
disiarkan ;
Bahwa pertanggungjawaban dari penanggungjawab tersebut adalah jelas
merupakan pertanggungjawaban dalam lapangan hukum perdata karena dalam
pasal dimaksud secara jelas juga dinyatakan Sepanjang menyangkut
pertanggungjawaban pidana menganut ketentuan perundang-undangan yang
berlaku ;
Bahwa Penggugat ternyata tidak mengikutsertakan penanggung jawab
yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 12 Undang-Undang Pers sebagai
Tergugat dalam perkara a quo namun menggugat Koran Tempo, yang
sebagaimana dinyatakan di atas bukanlah suatu subyek hukum yang dapat
diminta pertanggungjawaban yuridis ;
Bahwa fakta tidak turut digugatnya Penanggungjawab dari Koran Tempo
sebagai Tergugat mengakibatkan gugatan a quo bersifat kurang pihak dan
sangatlah berdasarkan hukum apabila Majelis Hakim Yang Terhormat
menyatakan gugatan Penggugat untuk tidak dapat diterima, hal mana sesuai
dengan yurisprudensi-yurisprudensi berikut ini :
(i). Putusan Mahkamah Agung R.I No.378/K/Pdt/1985, tanggal 11 Maret 1986
dan Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No.167/1970/Perd/PT.B, tanggal
27 Oktober 1970, dengan kaidah hukum yang pada intinya sebagai
berikut :
gugatan yang tidak lengkap harus dinyatakan tidak dapat
diterima ;
(ii) Putusan Mahkamah Agung R.I No.2438 K/Sip/1980 tanggal 22 Maret 1982,
dengan kaidah hukum yang pada intinya sebagai berikut :
Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena tidak
semua ahli waris turut sebagai pihak dalam perkara ;
(iii) Putusan Mahkamah Agung R.I No.546 K/Pdt/1984, tanggal 1 Agustus
1985, dengan kaidah hukum yang pada intinya sebagai berikut :
Gugatan tidak dapat diterima karena dalam perkara ini
Penggugat seharusnya menggugat semua ahli waris almarhum, bukan
hanya isterinya ;
(iv). Putusan Mahkamah Agung R.I No.151 K/Sip/1972, tanggal 13 Mei 1975,
dengan kaidah hukum yang pada intinya sebagai berikut :
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 21
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa karena yang berhutang kepada Penggugat/Terbanding adalah
dua orang, seharusnya gugatan ditujukan kepada kedua orang
tersebut ;
Bahwa oleh karena gugatan tidak lengkap (yang digugat hanya
seorang) gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima ;

.4 GUGATAN PENGGUGAT BERSIFAT KABUR (OBSCURUM LIBELUM)
MENGINGAT PENGGUGAT TIDAK MEMBERIKAN PERINCIAN
MENGENAI GANTI KERUGIAN MATERIIL YANG DIMOHONKAN.
Bahwa di samping menuntut Tergugat I untuk membuat dan memuat
permohonan menyesal dalam beberapa surat kabar yang berperedaran nasional
Penggugat dalam gugatan a quo telah mengharuskan Tergugat I, II dan III untuk
membayar ganti kerugian materiil dan moril, yaitu masing-masing sejumlah
Rp.1.000.000.000,- (satu milar rupiah) dan sejumlah Rp. 20.000.000.000,- (dua
puluh milyar rupiah), sehingga jumlah keseluruhan ganti rugi yang dituntut
adalah Rp.21.000.000.000,- (dua puluh satu milyar rupiah), (vide butir 23.1 dan
23.2 dari posita surat gugatan serta butir 4 dari petitum surat gugatan) ;
Bahwa meskipun Penggugat telah memohonkan ganti kerugian materiil
dengan jumlah Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), Penggugat tidak
memberikan perincian secara jelas dari mana angka tersebut diperoleh. Dengan
mudahnya Penggugat dalam butir 23.2 dari posita Surat Gugatan hanya
menyatakan :
Kerugian Materiil sehubungan biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh
Penggugat dalam mengurus dan menyelesaikan perkara ini sampai
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkrach van gewiojsde) sebesar
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) ;
Tanpa menjabarkan kerugian materiil dimaksud.
Bahwa sehubungan dengan tuntutan ganti rugi materiil yang demikian itu,
maka sudah selayaknya Majelis Hakim dalam perkara a quo memperlihatkan
dan mempertimbangkan, yurisprudensi-yurisprudensi Mahkamah Agung R.I
mengenai tuntutan ganti kerugian hanyalah dapat dimohonkan terhadap
kerugian yang nyata-nyata diderita dan disertai dengan perincian mengenai
kerugian tersebut guna menolak permohonan ganti kerugian materiil dari
Penggugat yaitu Yurisprudensi sebagai berikut :
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 22
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
(i). Putusan Mahkamah Agung R.I No.873 K/Sip/1975, tanggal 6 Mei 1977,
yang pada pokoknya menyatakan :
Tuntutan Penggugat mengenai keuntungan perusahaan harus dinyatakan
tidak dapat diterima, karena tidak terperinci sebagaimana mestinya,
sehingga tidak jelas berapa jumlah keuntungan yang secara tepat
menjadi hak Penggugat ;
(ii). Putusan Mahkamah Agung R.I No.492 K/Sip/1970 tanggal 16 Desember
1970, yang pada intinya menyatakan :
Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima atas dasar
gugatan yang tidak sempurna, setidak-tidaknya apa yang dituntut kurang
jelas. Karena tidak dirumuskan secara konkrit (tegas) akan ganti rugi
yang dituntut, lagi pula tidak diperinci kerugian-kerugian apa saja.
(iv) Putusan Mahkamah Agung R.I No.19 K/Sip/1983, tanggal 3 September
1983, yang pada pokoknya menyatakan :
Menimbang bahwa oleh karena gugatan ganti rugi tersebut tidak
diperinci dan lagi pula belum diperiksa oleh judex facti, maka gugatan ganti
rugi tersebut dinyatakan tidak dapat diterima ;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta
Timur telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 180/PDT.G/2003/
PN.JKT.TIM. tanggal 17 Mei 2004 yang amarnya sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
- Menolak eksepsi Tergugat I dan Tergugat III ;
DALAM POKOK PERKARA :
.3 Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian ;
.4 Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II melakukan perbuatan
melanggar hukum ;
.5 Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membuat Pengumuman
permohonan maaf kepada Penggugat dimuat dalam media cetak
Koran Tempo dan Kompas halaman pertama dalam ukuran 4 (empat)
kolom x 15 cm selama 2 (dua) hari berturut-turut dengan susunan
kata-kata sebagai berikut :
P E N G U M U M A N
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 23
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Saya Goenawan Mohamad selaku pribadi menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Sdaudara Tomy
Winata sehubungan dengan pernyataan saya : Untuk menjaga
supaya Republik Indonesia jangan jatuh ke tangan preman juga
jangan sampai jatuh ke tangan Tomy Winata yang dimuat dalam
Koran Tempo edisi 12 Maret 2003 dan 13 Maret 2003.
Demikianlah pengumuman ini saya sampaikan untuk diketahui
oleh khalayak ramai.
.6 Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng
membayar kepada Penggugat uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) setiap hari, jika Terggugat
I dan Tergugat II lalai melaksanakan amar putusan Pengadilan,
terhitung sejak putusan mempunyai kekuatan hukum tetap ;
.7 Menyatakan tidak dapat diterima gugatan tentang ganti rugi moril
dan materiil ;
.8 Menolak gugatan selebihnya ;
.9 Menghukum Tergugat I dan Tergugat II membayar biaya perkara
yang timbul dalam pemeriksaan ini Rp.829.000.000,- (delapan
ratus dua puluh sembilan ribu rupiah) ;
.10 Menghukum Tergugat III untuk tunduk dan patuh pada putusan
ini ;
Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan
Penggugat/Pembanding I/Terbanding putusan Pengadilan Negeri tersebut
telah diperbaiki oleh Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusan No. 200/
PDT/ 2005/PT.DKI. tanggal 11 Agustus 2005 yang amarnya sebagai
berikut :
Menerima permohonan banding dari Pembanding I semula
Penggugat, Pembanding II semula Tergugat I, Pembanding III semula
Tergugat III ;
Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur tanggal 17
Mei 2004 No.180/Pdt.G/2003/PN.JKT.TIM, yang dimohonkan banding
tersebut sepanjang mengenai nama Tergugat I, pertimbangan hukum
dan tuntutan ganti rugi moril, sehingga amar selengkapnya berbunyi :
DALAM EKSEPSI :
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 24
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Menolak eksepsi Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II dan Tergugat
III/Terbanding III/Pembanding III ;
DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat/Pembanding I/Terbanding
sebagian ;
2. Menyatakan Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II dan Tergugat II/
Terbanding II/Turut Terbanding melakukan perbuatan melawan
hukum ;
3. Menghukum Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II dan Tergugat II/
Terbanding II/Turut Terbanding membuat Pengumuman Permohonan
Maaf kepada Penggugat/Pembanding I/Terbanding dimuat dalam
media cetak Koran Tempo dan Kompas halaman pertama dalam
ukuran 4 (empat) kolom x 15 cm selama 2 (dua) hari berturut-turut
dengan susunan kata-kata sebagai berikut :
PENGUMUMAN
SAYA GOENAWAN MOHAMAD SELAKU PRIBADI MENYAMPAI-
KAN PERMOHONAN MAAF KEPADA SDR. TOMY WINATA
SEHUBUNGAN DENGAN PERNYATAAN SAYA : untuk menjaga
supaya Republik Indonesia jangan jatuh ketangan preman, juga
jangan sampai jatuh ke tangan Tomy Winata YANG DIMUAT DALAM
KORAN TEMPO EDISI 12 MARET 2003 DAN 13 MARET 2003 ;
DEMIKIAN PENGUMUMAN INI SAYA SAMPAIKAN UNTUK
DIKETAHUI KHALAYAK RAMAI ;
4. Menghukum Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II dan Tergugat II/
Terbanding II/Turut Terbanding secara tanggung renteng membayar
kepada Penggugat/Pembanding I/Terbanding uang paksa
(dwangsom) sebesar Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) setiap
hari, jika Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II dan Tergugat II/
Terbanding II/Turut Terbanding lalai melaksanakan amar putusan
pengadilan, terhitung sejak putusan mempunyai kekuatan hukum
tetap ;
5. Menghukum Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II dan Tergugat II/
Terbanding II/Turut Terbanding untuk membayar ganti rugi moril
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 25
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
kepada Penggugat/Pembanding I/Terbanding sebesar Rp.1.000.000.
000,00 (satu milyar rupiah) ;
6. Menyatakan tidak dapat diterima gugatan tentang ganti rugi material ;
7. Menghukum Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II dan Tergugat II/
Terbanding II/Turut Terbanding untuk membayar biaya perkara ini
dalam kedua tingkat peradilan, dalam tingkat banding sebesar
Rp.300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) ;
8. Menghukum Tergugat III/Terbanding III/Pembanding III untuk tunduk
dan patuh pada putusan ini ;
9. Menolak gugatan selebihnya ;
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Tergugat III/Terbanding III/Pebanding III pada tanggal 06 Januari 2006
kemudian terhadapnya oleh Tergugat III/Terbanding III/Pembanding III (dengan
perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 16 Januari
2006) diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 19 Januari 2006
sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No.180/PDT.G/2003/
PN.JKT.TIM jo No.200/Pdt/2005/PT.DKI yang dibuat oleh Panitera Pengadilan
Negeri Jakarta Timur, permohonan tersebut disertai oleh memori kasasi yang
memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
tersebut pada tanggal 1 Pebruari 2006 ;
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II pada tanggal 19 Januari 2006 kemudian
terhadapnya oleh Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II (dengan perantaraan
kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 23 Januari 2006) diajukan
permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 26 Januari 2006 sebagaimana
ternyata dari akte permohonan kasasi No.180/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Tim jo
No.200/PDT/2005/ PT.DKI. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri
Jakarta Timur, permohonan tersebut disertai oleh memori kasasi yang memuat
alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada
tanggal 7 Pebruari 2006 ;
Bahwa setelah itu oleh Penggugat/Pembanding I/Terbanding pada
tanggal 13 Pebruari 2006 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Tergugat
III/Terbanding III/Pembanding III dan dari Tergugat I/Terbanding I/Pembanding
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 26
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
II diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Timur pada tanggal 27 Pebruari 2006 ;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka
oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi
I/Tergugat III/Terbanding III/Pembanding III dalam memori kasasinya tersebut
pada pokoknya ialah :
Bahwa judex facti telah salah menerapkan hukum atau menerapkan hukum
tidak sebagaimana mestinya, dengan alasan-alasan sebagai berikut :
I. Dalam Eksepsi :
1. Bahwa judex facti menyatakan gugatan a quo tidak error in persona,
padahal dengan berdasarkan pada Pasal 12 Undang-Undang No.40
Tahun 1999 dalam Pasal 1 ayat (2) dikatakan bahwa Perusahaan Pers
adalah badan hukum, akan tetapi sampai saat ini belum ada institusi yang
menyatakan bahwa Tergugat II adalah suatu badan hukum. Menurut
Pemohon Kasasi I/Tergugat III bahwa Tergugat II adalah merupakan
Merek Dagang yang dimiliki oleh Pemohon Kasasi I/Tergugat III, dengan
demikian Tergugat II tidak dapat dijadikan sebagai subyek hukum dan
tidak dapat digugat ;
2. Bahwa seharusnya gugatan ditujukan pada penanggungjawab
pemberitaan/Dewan Redaksi (dalam hal ini adalah Sdr. Bambang
Harymurti) ;
3. Bahwa gugatan Termohon Kasasi/Penggugat adalah gugatan yang
prematur, karena Termohon Kasasi/Penggugat belum menggunakan hak
jawab terlebih dahulu atas pemberitaaan Pers (vide 1). Dewan Pers
dalam penjelasan atas pertanyaan Komisi I DPR.RI tanggal 6 Juni 2000
menegaskan bahwa prosedur hak jawab sebagai mekanisme awal yang
harus ditempuh atas keberatan suatu pemberitaan, 2). Rapat Dengar
Pendapat Umum di Dewan Perwakilan Rakyat R.I dengan Dewan Pers
tanggal 6 Juni 2000, 3). Kode Etik Wartawan Indonesia menjamin
pemberian hak jawab kepada pihak yang dirugikan untuk menggunakan
hak jawab sebelum mengambil langkah-langkah selanjutnya) ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 27
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
4. Bahwa judex facti menyatakan gugatan Termohon Kasasi/Pengggat tidak
kurang pihak padahal masih ada media cetak lain, antara lain situs
internet .detik.com.situs www.suara pembaharuan.co.id yang juga
memberitakan hal yang sama tetapi tidak dijadikan pihak dalam perkara
aquo ;
.II Dalam Pokok Perkara :
1. Bahwa judex facti telah melakukan kesalahan dalam penerapan hukum
khususnya Pasal 1365 KUHPdt, karena telah menyatakan Pemohon
Kasasi I/Tergugat III telah melakukan perbuatan melawan hukum,
padahal untuk dapat dinyatakan terbukti ada perbuatan melawan hukum
haruslah memenuhi 4 (empat) unsur, yaitu :
(1). Ada perbuatan melawan hukum ;
(2). Ada kerugian yang timbul ;
(3). Ada kesalahan si pelaku ;
(4). Ada hubungan causalitas ;
2. a. Untuk menilai suatu perbuatan melawan hukum atau tidak dalam
konteks perkara yang menyangkut dengan pers haruslah merujuk
pada Undang-Undang N0.40 Tahun 1999, sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan Pasal 5 beserta penjelasannya Undang-Undang
No.40 Tahun 1999, yaitu sebagai berikut :
(1). Pers nasional berkewajiban memberitahukan peristiwa dan
opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa
kesusilaan masyarakat serta asas praduga tidak bersalah ;
(2). Pers wajib melayani hak jawab ;
(3). Pers wajib melayani hak koreksi ;
Penjelasan
Pers nasional dalam menyiarkan informasi tidak menghakimi atau
membuat kesimpulan kesalahan seseorang, terlebih lagi untuk kasus-
kasus yang masih dalam proses peradilan, serta dapat
mengakomodasi kepentingan semua pihak yang terkait dalam
pemberitaan tersebut.
b. Bahwa pernyataan yang dimuat dalam koran tempo edisi tanggal 12
Maret 2003 dan tanggal 13 Maret 2003 berasal dari berita yang
diperoleh pada konfrensi pers di Mabes Polri tanggal 11 Maret 2003
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 28
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
setelah para tokoh dan Goenawan Mohamad (sumber berita) bertemu
dengan Kepala Polri Jenderal DaI Bachtiar soal penyerbuan
pendukung Tomy Winata ke Kantor Majalah Tempo. Dalam hal ini,
berita tersebut adalah pernyataan yang bersumber dari tokoh pers
yang cukup dikenal di Indonesia, Goenawan Mohamad (Turut
Termohon Kasasi) yang kemudian dikutip oleh media massa
termasuk koran Tempo ;
c. Berkaitan dengan huruf b di atas, secara yuridis tidak dapat dibantah
lagi berita 12 Maret 2003 dan 13 Maret 2003 adalah fakta jurnalistik
yang berasal dari sumber yang jelas, bukan berdasarkan opini atau
pendapat wartawan, redaksi maupun penerbit Koran Tempo. Dengan
demikian, Pemohon Kasasi tidak dapat dibebani kewajiban untuk
menilai benar atau tidak berita yang dikutip dari sumber berita.
Terlebih lagi, Tergugat II yang merupakan sebuah merek dagang ;
d. Berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, wartawan tidak
bertanggung jawab atas kebenaran pendapat/pernyataan dari
narasumber yang jelas diterbitkan dalam media massa. Dalam hal ini,
apabila pihak yang merasa opini atau pendapatnya dikutip tidak benar
diberikan kesempatan untuk mengajukan hak tolak maupun koreksi
berdasarkan Undang-Undang pers untuk mengcomter isi berita
kepada media yang mempublikasikan opini dari sumber berita. Hal ini
sesuai dengan keterangan ahli Saudara Abdulah Alamudidi dan ahli
Saudara Leo Batubara ;
e. Berdasarkan Kode Etik Wartawan Pasal 5 telah diatur secara tegas
wartawan dalam menyajikan berita harus berimbang serta tidak
mencampur adukan opini dengan fakta. Dalam hal ini, fakta yuridis
yang ada membuktikan berita edisi 12 Maret 2003 dan 13 Maret 2003
telah didasarkan pada pendapat atau opini dari sumber yang jelas,
sehingga Koran Tempo maupun Pemohon Kasasi selaku pihak
penerbit Koran Tempo tidak dapat dikategorikan telah melakukan
pencemaran nama baik ;
f. Bahwa dengan demikian terbukti secara yuridis seorang wartawan
atau perusahaan penerbit tidak dapat dikatakan melakukan perbuatan
melawan hukum kalau menulis pendapat orang mengenai sesuatu.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 29
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Hal ini juga sesuai dengan Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung R.I
No.3173 K/Pdt/199 yang menyatakan :
Apa yang dikabarkan dan diberitakan, harus peristiwa yang besar
dalam rangka memperjuangkan kebenaran dan keadilan berdasar
sumber yang jelas. Akan tetapi sebagaimana diakui semua pihak
kebenaran suatu peristiwa yang hendak diberitakan pers, pada
hakikatnya merupakan kebenaran eksekutif artinya suatu berita yang
dicari dan ditemukan untuk diberitakan, sukar dipegang
kebenarannya. Tidak ubahnya seperti seekor belut. Terkadang tidak
bisa diketahui di mana sesungguhnya suatu kebenaran berita.
Kebenaran yang hendak diberitakan sering mengambang antara
kelompok dengan kelompok lain.
Yang dituntut ialah kebenaran berita atau ulasan yang mempunyai
sumber yang jelas, meskipun disadari adanya kemungkinan
perbedaan pendapat antara pihak yang terkena pemberitaan dengan
pihak pers yang memberitakan ;
g. Bahwa terlebih lagi, asas cover both sides juga telah dipenuhi dalam
pemberitaan dalam koran tempo edisi 12 dan 13 Maret 2003, yaitu
diperolehnya konfirmasi dari Termohon Kasasi (Tomy Winata dan
pengacara Tommy Winata, Desmon Mahesa), sebagaimana telah
dimuat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pemberitaan yang menjadi pokok gugatan dalam perkara a quo ;
h. Bahwa di lain sisi, Termohon Kasasi juga tidak menggunakan
prosedur yang berlaku dalam menyelesaikan perkara a quo, yaitu
menggunakan hak jawab. Dalam hal ini, Pemohon Kasasi baru dapat
dikategorikan melakukan perbuatan melawan hukum apabila tidak
melayani hak jawab tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat 2
dan ayat 3 Undang-Undang No.40 Tahun 1999 ;
i. Bahwa kebenaran fakta yuridis butir Pemohon Kasasi baru dapat
dikategorikan melakukan perbuatan melawan hukum apabila tidak
melayani hak jawab tersebut juga sesuai dengan pertimbangan judex
facti (Pengadilan Tinggi) dalam halaman 13 sampai dengan 15
putusan No.314/PDT/2004/PT.DKI jo No.233/PDT.G/2003/PN.Jkt.Pst
antara Tommy Winata melawan PT.Tempo Inti Media. Hal ini juga
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 30
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
sesuai dengan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.358/
PDT/2004/PT.DKI, sebagaimana dikutip berikut ini :
apabila pihak yang diberitakan tidak memberikan hak jawabnya,
maka belum ada kesalahan (yang merupakan unsur dari perbuatan
melawan hukum) dari pihak pers yang memberitakannya ;
Menimbang, bahwa hal ini dimaksudkan agar terjadi ke-
seimbangan antara kepentingan umum yang dituju oleh suatu
pemberitaan dengan kepentingan individu di dalam kemasyarakatan-
nya ;
Menimbang, bahwa dengan pengertian yang demikian, judex
facti (Pengadilan Tinggi) berpendapat bahwa hak yang diberikan oleh
Undang-Undang No.40 Tahun 1999 (Undang-Undang tentang Pers)
kepada seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan
tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaaan berupa fakta
yang merugikan nama baiknya, sudah seharusnya dipergunakan
terlebih dahulu, sebelum menuntut pers dan atau perusahaan pers
dengan dalil melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan
nama baiknya. Karena tanpa diajukan hak jawab mana mungkin pers
melakukan kewajibannya berupa melayani hak jawab tersebut ;
Menimbang, bahwa menurut Majelis Banding, hal tersebut merupakan
konsekuensi logis dari tujuan memberikan hak jawab, agar kemerdekaan pers
yang profesional harus disatunafaskan dengan tanggung jawab pers.
Kemerdekaan pers harus diseimbangkan secara harmonis dengan tanggung
jawab pemberitaan yang dapat menjamin perlindungan, keselamatan dan
kesejahteraan masyarakat ;
Bahwa bahkan judex facti sendiri mengakui secara tegas bahwa
pemberitaan yang diberitakan dalam Koran Tempo berasal dari turut Termohon
Kasasi selaku nara sumber sehingga apa yang diberitakan oleh Koran Tempo
tidak melanggar hukum karena berasal dari sumber yang jelas dan telah cover
both side, serta Pemohon Kasasi tidak pernah menerima permintaan hak jawab
dari Termohon Kasasi, sehingga Pemohon Kasasi tidak dapat memberitakan
keberatan dari Termohon Kasasi tersebut ;
Bahwa dengan demikian terbukti secara yuridis judex facti telah
melakukan kesalahan dalam penerapan hukum dengan menyatakan Tergugat II
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 31
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
telah melakukan perbuatan melawan hukum dan berkewajiban untuk membayar
ganti rugi moril sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan
menghukum Pemohon Kasasi untuk tunduk dan patuh terhadap putusan itu,
karena :
a. Tergugat II bukan merupakan badan hukum melainkan hanya obyek hukum
yang dimiliki oleh Pemohon Kasasi, sehingga tidak dapat dibebani suatu hak
atau kewajiban ;
b. Pemberitaan dalam Koran Tempo itu sendiri telah dibuat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, khususnya Undang-Undang No.40 Tahun 1999 ;
c. Tidak adanya permintaan hak jawab dari Termohon Kasasi di mana
Pemohon Kasasi baru dapat dikategorikan melakukan perbuatan melawan
hukum jika melayani hak jawab tersebut ;
3. Judex facti telah melakukan kesalahan dalam penerapan hukum karena
memberikan pertimbangan bahwa turut Termohon Kasasi dan Tergugat II
harus membuat Pengumuman Permohonan Maaf kepada Termohon Kasasi
di Media Cetak, termasuk membayar uang paksa apabila lalai
melaksanakan isi putusan serta membayar biaya perkara adalah sangat
bertentangan dengan hukum ;
Bahwa pertimbangan judex facti yang menyatakan Pemohon Banding I
dan Tergugat II harus membuat pengumuman permohonan maaf kepada
Termohon Banding di media cetak, termasuk membayar uang paksa apabila
lalai melaksanakan isi putusan serta membayar biaya perkara adalah sangat
bertentangan dengan hukum, dengan alasan sebagai berikut :
a. Berdasarkan uraian-uraian di atas terbukti secara yuridis apa yang
diberitakan dalam Koran Tempo edisi 12 dan 13 Maret telah sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku, khususnya Undang-Undang pers,
mengingat pemberitaan tersebut didasarkan pada pernyataan dari sumber
yang jelas dan Termohon Kasasi juga telah memberikan konfirmasi akan hal
tersebut ;
b. Berkaitan dengan huruf a di atas, maka Tergugat II maupun Pemohon
Kasasi selaku pihak yang menerbitkan Tergugat II tidak dapat dikategorikan
telah melakukan perbuatan melawan hukum. Terlebih lagi Termohon Kasasi
juga tidak menggunakan hak jawab yang diberikan oleh Undang-Undang
guna memberikan tanggapan atau sanggahan pemberitaan yang menurut
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 32
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Termohon Kasasi merugikan dirinya (Vide Pasal 1 Undang-Undang No.40
Tahun 1999) ;
c. Bahwa dengan demikian secara yuridis Tergugat II maupun Pemohon
Kasasi tidak mempunyai kewajiban untuk melakukan permohonan maaf
kepada Termohon Kasasi termasuk membayar uang paksa dan biaya
perkara ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi
II/Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II dalam memori kasasinya tersebut
pada pokoknya ialah :
I. DALAM EKSEPSI :
1. Bahwa Pemohon Kasasi II menolak pertimbangan hukum Hakim Banding
yang termuat dalam halaman 11 alinea 2 dan 3, putusan Pengadilan
Tinggi sebagaimana dikutip berikut ini :
Menimbang, bahwa mengenai Memori Banding Pembanding II semula
Tergugat I dan Pembanding III semula Tergugat III dalam eksepsi ini
yang selain dan selebihnya, alasan dan pertimbangan hukum Hakim
pertama sudah benar dan tepat sesuai sesuai hukum dan Pengadilan
Tinggi sependapat dan oleh karena itu menjadikannya sebagai
pendapat sendiri dalam memeriksa dan mengadili perkara ini, sehingga
dengan demikian, putusan Hakim pertama dalam eksepsi sepenuhnya
dapat dipertahankan dan dikuatkan ;
Menimbang, bahwa dengan demikian maka Memori Banding
Pembanding II semula Tergugat I dan Pembanding III semula Tergugat
III dalam, eksepsi ini harus ditolak karena tidak beralasan hukum yang
benar ;
2. Bahwa dengan mengingat bunyi pertimbangan hukum Hakim Banding
yang mempertahankan serta menguatkan semua pertimbangan hukum
Hakim Pertama sebagaimana dikutip di atas, maka selanjutnya Pemohon
Kasasi I akan menanggapi pertimbangan hukum Hakim Pertama yang
termuat dalam putusan Pengadilan Negeri sebagai berikut :
Terhadap eksepsi mengenai gugatan yang terlalu dini diajukan
(Prematur Exceptie).
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 33
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
3. Bahwa Pemohon Kasasi menolak pertimbangan hukum judex facti yang
terdapat dalam halaman 75 sampai dengan 76 putusan Pengadilan
Negeri yang berbunyi sebagaimana dikutip berikut ini :
Ad. 1 Tentang Gugatan Terlalu Dini untuk diajukan :
Menimbang, bahwa setelah membaca, meneliti dan mengkaji materi eksepsi
tentang gugatan terlalu dini untuk diajukan, terdapat dua hal esensial yang
dipermasalahkan Tergugat I :
a. pencabutan Surat Gugatan No.137/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Tim pada saat
pemeriksaan pertama ;
b. Penggugat seharusnya memberikan tegoran/somasi atau peringatan
terhadap Tergugat I dan/atau para Tergugat, hingga pada gugatan
Kedua diajukan, Tergugat I tidak pernah menerima teguran atau
peringatan tertulis maupun lisan ;
Menimbang, bahwa tentang materi eksepsi butir 1.a Majelis Hakim
berpendapat bahwa pencabutan Surat gugatan No.137/Pdt.G/2003/
PN.Jkt.Tim pada sidang pertama ketika Para Tergugat belum mengajukan
Jawaban Pertama tidak menyalahi dan bertentangan dengan tertib acara
perdata, 1988 : 76) ;
Menimbang, bahwa tentang materi eksepsi butir 1.b, Majelis Hakim
berpendapat bahwa dari segi normatif maupun perkembangan praktek
melalui Yurisprudensi, tidak terdapat satu ketentuanpun, juga tidak terdapat
satupun kaidah hukum yang mengharuskan seseorang lebih dahulu
mengirimkan atau memberikan tegoran/somasi atau peringatan, baik secara
tertulis maupun lisan sebelum mengajukan gugatan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
materi eksepsi Tergugat I butir 1, harus ditolak ;
4. Bahwa pertimbangan Hakim Pertama tersebut di atas adalah bertentangan
dengan hukum pembuktian karena penetapan status lalai atas pihak ketiga
sangatlah normatif sifatnya yakni menyangkut atau berhubungan dengan
penentuan waktu lalai tersebut. Artinya pihak ketiga baru dapat dinyatakan
lalai atas suatu hal apabila pihak ketiga tersebut sudah pernah diperingatkan
atau dalam istilah hukum biasa disebut somasi ;
5. Bahwa pengaturan mengenai keharusan untuk mengirimkan surat
peringatan (somasi) untuk menentukan kelalaian pihak ketiga dapat ditemui
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 34
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dalam Pasal 1238 KUHPerdata yang mengatur sebagaimana dikutip berikut
ini :
, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu
telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendirilah jika ini menetapkan,
bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang
ditentukan ;
6. Bahwa penggunaan lembaga somasi sebelum mengajukan gugatan sudah
menjadi kebiasaan dan berlaku sebagai hukum positif. Kebiasaan
merupakan salah satu sumber hukum dari 6 (enam) sumber hukum formil
yang berlaku di Negara kita ;
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, telah terbukti
bahwa judex facti telah salah dalam menerapkan hukum, untuk itu sudah
sepatutnya apabila Majelis Hakim pada Mahkamah Agung Yang Terhormat
yang memeriksa serta memutus perkara a quo untuk menyatakan menolak
gugatan a quo atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat
diterima (niet ontvankelijk verklaard) ;
7. Bahwa Pemohon Kasasi I menolak pertimbangan hukum judex facti yang
terdapat dalam halaman 76 putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dikutip
berikut ini :
Ad. 2 Tentang Gugatan Kabur atau tidak jelas :
Menimbang, bahwa tentang materi eksepsi Tergugat I butir 2 setelah
membaca, meneliti dan mengkaji fundamentum petendi gugatan Penggugat
dan pengembangan dalil kedua belah pihak Majelis Hakim berpendapat
bahwa uraian fundamentum petendi butir 7 mengenai Tergugat I adalah
salah satu redaktur senior Majalah berita Mingguan dan sekaligus tokoh
Pers Nasional, tidak mengakibatkan gugatan kabur atau tidak jelas, karena
penyebutan kualitas demikian untuk menunjukkan ketokohan Tergugat I
yang menurut dalil Penggugat, pernyataannya dapat mempengaruhi opini
publik ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, materi eksepsi
Tergugat I butir 2, harus ditolak ;
8. Bahwa sebelum menanggapi pertimbangan hukum judex facti tersebut di
atas Pemohon Kasasi II/Tergugat I dengan ini akan terlebih dahulu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 35
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
mengungkapkan fakta-fakta hukum yang terdapat dalam persidangan
dengan mengutip isi gugatan Termohon Kasasi/Penggugat sebagai berikut ;
9. Bahwa dalam kalimat pertama, butir 7, halaman 3, Posita Gugatan,
Termohon Kasasi mengemukakan sebagai berikut :
Bahwa Tergugat I adalah salah satu redaktur senior Majalah Berita
Mingguan Tempo
(Keterangan : penebalan dan garis bawah dalam kalimat kutipan di atas
dilakukan oleh Pemohon Kasasi II) ;
10. Bahwa selanjutnya pada kalimat kedua butir 7, halaman 3 posita gugatan,
Termohon Kasasi mengemukakan sebagai berikut :
Sebagai seorang tokokh Pers Nasional, maka pendapat atau pernyataan
Tergugat I tersebut sadar atau tidak sadar dapat mempengaruhi opini
publik ;
(Keterangan : penebalan dan garis bawah dalam kalimat kutipan di atas
dilakukan oleh Pemohon Kasasi II) ;
11. Bahwa kemudian judex facti dalam pertimbangan hukumnya mengatakan
bahwa : Tergugat I adalah salah satu redaktur senior Majalah Berita
Mingguan dan sekaligus Tokoh Pers Nasional, tidak mengakibatkan
gugatan kabur atau tidak jelas, karena penyebutan kualitas demikian untuk
menunjukkan ketokohan Tergugat I yang menurut dalil Penggugat,
pernyataannya dapat mempengaruhi opini publik ;
12. Bahwa pertimbangan hukum Hakim Pertama tersebut tidak menjawab
dalam kapasitas apa sebenarnya Pemohon Kasasi I digugat oleh
Termohon Kasasi atau dengan kata lain gugatan Termohon Kasasi adalah
kabur karena tidak jelas dalam kapasitas sebenarnya Pemohon Kasasi I/
Gunawan Mohamad digugat? Apakah dalam kapasitas sebagai :
12..a Pribadi atau
12..b Salah satu Redaktur senior Majalah Berita Mingguan Tempo atau
12..c Sebagai seorang Tokoh Pers Nasional ?
Penentuan kapasitas tersebut sangatlah penting artinya karena apabila
dalam gugatan a quo Pemohon Kasasi digugat dalam kasitasnya sebagai
Redaktur Senior Majalah Berita Mingguan Tempo dan/atau sebagai
seorang Tokoh Pers Nasional, maka Termohon Kasasi harus terlebih
dahulu menggunakan Hak Jawab dan meminta Dewan Pers untuk
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 36
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
memfasilitasi perkara a quo sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
No.40 Tahun 1999 tentang Pers sebelum Termohon Kasasi mengajukan
tuntutan terhadap Pemohon Kasasi ;
13. Bahwa setiap gugatan yang diajukan haruslah jelas karena apabila tidak
jelas, maka gugatan tersebut menjadi kabur dan mengakibatkan gugatan
tersebut tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaad) sebagaimana
dinyatakan oleh Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung berikut :
13..a Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I dalam putusannya No.1149
K/Sip/1970, tanggal 17 April 1979 ;
13..b Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I No.1149 K/Sip/1970, tanggal
17 April 1979 ;
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bahwa judex facti telah salah dalam
menerapkan hukum dalam hal ini adalah Undang-Undang No.40 Tahun
1999 tentang Pers untuk itu sudah sepatutnya apabila Majelis Hakim pada
Mahkamah Agung Yang Terhormat yang memeriksa serta memutus
perkara a quo untuk menyatakan menolak gugatan atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) ;
14. Bahwa Pemohon Kasasi II menolak pertimbangan hukum judex facti yang
terdapat dalam halaman 76 putusan Pengadilan Negeri sebagaimana dikutip
berikut ini :
Ad. 3 Gugatan Penggugat Kurang Pihak :
Menimbang, bahwa mengenai materi eksepsi Tergugat I butir 3,
setelah membaca, meneliti dan mengkaji surat gugatan dan
perkembangan dalil kedua belah pihak, Majelis Hakim berpendapat bahwa
siapa-siapa yang hendak digugat merupakan hak otonomi Penggugat
(Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I No.305 K/Sip/1971 tanggal 16 Juni
1971), karena itu tidak digugatnya pihak-pihak yang disebut Tergugat III
tidak mengakibatkan gugatan tidak sempurna ;
Menimbang, bahwa lebih dari itu, Tertib Acara Perdata memberikan
hak kepada Penggugat untuk dapat menggugat pihak-pihak tersebut
dalam satu gugatan (kumulasi subyektif), bisa juga dalam gugatan
terpisah ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 37
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, materi
eksepsi Tergugat I butir 3, harus ditolak ;
15 Bahwa telah terbukti di persidangan bahwa pernyataan Pemohon Kasasi II
yang mengatakan . Untuk menjaga supaya Republik Indonesia jangan
jatuh ketangan preman . , tidak hanya diberitakan oleh Koran Tempo
melainkan juga diberitakan oleh Situs Internet Detik.Com dan Harian
Suara Pembaharuan ;
16. Bahwa dengan tidak ditariknya Situs Internet Detik.Com dan Harian Suara
Pembaharuan sebagai pihak dalam perkara ini, mengakibatkan gugatan
Penggugat kurang pihak ;
17. Bahwa terhadap gugatan yang kurang pihak, Mahkamah Agung R.I telah
mengeluarkan yurisprudensi-yurisprudensi tetap yang isinya menyatakan
bahwa gugatan tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk verklaard). Adapun yurisprudensi-yurisprudensi tersebut
antara lain adalah :
a. Putusan Mahkamah Agung R.I No.151 K/Sip/1972, tanggal 13 Mei
1975 ;
b. Putusan Mahkamah Agung R.I No.427 K/Sip/1973, tanggal 9
Desember 1975 ;
c. Putusan Mahkamah Agung R.I No.1078 K/Sip/1972, tanggal 11
Nopember 1975 ;
d. Putusan Mahkamah Agung R.I No. 938 K/Sip/1971, tanggal 4 Oktober
1972 ;
e. Putusan Mahkamah Agung R.I No.2438 K/Sip/1980, tanggal 23 Maret
1982 ;
f. Putusan Mahkamah Agung R.I No.546 K/Sip/1984, tanggal 19 Juli
1985 ;
g. Putusan Mahkamah Agung R.I No.400 K/Sip/1984, tanggal 11 Juni
1985 ;
Bahwa berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bahwa judex facti telah salah dalam menerapkan
hukum, untuk itu sudah sepatutnya apabila Majelis Hakim pada Mahkamah
Agung Yang terhormat yang memeriksa serta memutus perkara a quo untuk
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 38
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menolak gugatan atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat
diterima (niet ontvankelijk verklaard) ;
II. DALAM POKOK PERKARA :
.1 Bahwa Pemohon Kasasi I menolak pertimbangan hukum judex facti
dalam halaman 14 dan 15 alinea ke- empat dan ke- lima putusan
Pengadilan Tinggi yang menyatakan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa Goenawan Moehamad, semula Tergugat I sekarang
Terbanding I/Pembanding II dalam surat gugatan semula Penggugat
sekarang Pembanding I/Terbanding digugat selaku pribadi, sehingga
dengan demikian, kedudukan semula Tergugat I tersebut tidak termasuk
dalam kedudukan sebagai Wartawan dan oleh karena itu dalam gugatan
ini tidak terikat kepada Schulte norm teori (norma yang dilindungi) dalam
hal ini Kode Etik Jurnalistik
Sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang No.40 Tahun
1999 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka dalam
kasus perkara perdata yang dimohonkan banding oleh para Pembanding I,
Pembanding II dan Pembanding III semula Penggugat, Tergugat I dan
Tergugat III ini putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 3 September
2004 No.314/PDT/2004/PT.DKI tidak tepat untuk diterapkan, karena
Tergugat I sekarang Pembanding II digugat pribadi oleh semula
Penggugat sekarang Pembanding I lebih-lebih lagi, putusan Pengadilan
Tinggi Jakarta tersebut belum mempunyai kekuatan hukum tetap, karena
masih dalam proses pemeriksaan dalam tingkat kasasi, sehingga putusan
a quo belum merupakan Yurisprudensi ;
(Keterangan : penebalan dalam kalimat kutipan di atas dibuat oleh
Pemohon Kasasi II) ;
.2 Bahwa dalam kalimat pertama butir 7 halaman 3 posita gugatan Termohon
Kasasi telah mendalilkan sebagai berikut :
Bahwa Tergugat I adalah salah satu Redaktur Senior Majalah Berita
Mingguan Tempo ;
(Keterangan : penebalan dan garis bawah dalam kalimat kutipan di atas di
buat oleh Pemohon Kasasi II) ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 39
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
.3 Bahwa selanjutnya juga pada kalimat kedua butir 7 halaman 3 posita
gugatannya, Termohon Kasasi mengemukakan sebagai berikut :
Sebgai seorang Tokoh Pers Nasional, maka pendapat atau pernyataan
Tergugat I tersebut sadar atau tidak sadar dapat mempengaruhi opini
publik ;
(Keterangan : penebalan dan garis bawah dalam kalimat kutipan di atas
dibuat oleh Pemohon Kasasi II) ;
.4 Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang termuat dalam gugatan
Termohon Kasasi sebagaimana dikutip dalam butir 2 dan 3 di atas, maka
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa judex facti telah salah
dalam menerapkan hukum khususnya Hukum Pembuktian, karena
bagaimana mungkin judex facti mengatakan bahwa Pemohon Kasasi
dalam perkara a quo bukan digugat dalam kapasitasnya sebagai
Wartawan melainkan digugat dalam kapasitasnya sebagai pribadi,
sementara dalam gugatan telah jelas-jelas disebutkan bahwa Pemohon
Kasasi adalah salah satu Redaktur senior Majalah Berita Mingguan
Tempo ;
.5 Bahwa dengan mengacu pada pengakuan yang dibuat oleh Termohon
Kasasi sendiri sebagai dasar hukum, seharusnya judex facti menolak
gugatan Termohon Kasasi atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan a
quo tidak dapat diterima dengan dasar hukum bahwa Termohon Kasasi
belum meminta rekomendasi Dewan Pers sebagaimana yang disyaratkan
oleh Undang-Undang No.40 Tahun 1999 serta serta Kode Etik Wartawan
Indonesia ;
.6 Bahwa Pemohon Kasasi menolak pertimbangan hukum judex facti yang
termuat dalam halaman 15 alinea kedua putusan Pengadilan Tinggi dan
pertimbangan hukum judex facti halaman 16 alinea pertama dan kedua
putusan Pengadilan Tinggi sebagaimana dikutip berikut ini :
Menimbang, bahwa selain itu perlu dipertimbangkan pula bahwa dengan
telah dinyatakan semula Tergugat I sekarang Terbanding I/Pembanding II
dan semula Tergugat II sekarang Terbanding II/Turut Terbanding telah
dinyatakan bersalah melakukan Perbuatan Melawan Hukum sesuai
ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata jo Undang-Undang No.40 Tahun 1999
(dianyatanya Pasal 5 ayat (1) beserta penjelasannya) sebagaimana telah
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 40
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dipertimbangkan di atas, maka menurut ilmu hukum dikenal Kesalahan
dalam Pidana dan Kesalahan dalam Perdata ;
Bahwa Kesalahan dalam Pidana adalah kejahatan dan Pelanggaran
sedangkan Kesalahan dalam Perdata sumber/unsurnya adalah :
1. Kesengajaan (On purpose) Pasal 1365 KUHPerdata ;
2. Kurang hati-hati (negligence) Mal Praktek ;
3. Dari suatu perjanjian (buku ke III KUHPerdata) dari Perjanjian ingkar
janji ;
4. Kesalahan Moral tunduk pada masing-masing Kode Etik Profesi
sanksinya : sanksi administrasi ;
Menimbang, bahwa karena kesalahan dalam sengketa perdata ini adalah
termasuk kesalahan yang menyangkut Pasal 1365 KUHPerdata dan atau
lebih jauh karena kesalahan moral sebagaimana dalam ilmu hukum
termasuk dalam perdata, maka Pengadilan Tinggi berpendapat mufakat
bulat, bahwa dengan demikian sengketa perdata ini tidak memerlukan
adanya putusan pidana terlebih dahulu ;
Menimbang, bahwa dengan demikian Pengadilan Tinggi menolak
keberatan-keberatan Pembanding II semula Tergugat I/Terbanding I dan
Pembanding III/Terbanding III dalam pokok perkara yang termuat dalam
memori bandingnya tanggal 26 Oktober 2004, tanggal 7 Oktober 2004
karena berdasarkan alasan hukum yang tidak tepat dan keliru ;
Dan pertimbangan hukum judex facti dalam halaman 16 alinea ketiga
sampai dengan halaman 18 alinea pertama putusan Pengadilan Tinggi
sebagaimana dikutip berikut ini :
sedangkan mengenai tuntutan ganti rugi moril, Pengadilan Tinggi tidak
sependapat yang selanjutnya dipertimbangkan sebagaimana terurai di
bawah ini ;
Menimbang, bahwa terhadap ganti rugi moril, Pengadilan Tinggi
berpendapat, bahwa ganti rugi moril, Pengadilan Tinggi berpendapat,
bahwa ganti rugi moril tidak dapat diperinci sebagaimana ganti rugi
materiil, namun dapat untuk dijadikan tolak ukurnya kepada :
1. Kedudukan, harkat dan martabat orang yang dirugikan itu ;
2. Keadaan situasi mata uang rupiah, bilamana ganti ruginya
diperhitungkan dengan mata uang rupiah ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 41
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
3. Kemampuan orang yang dihukum untuk membayar ganti rugi tersebut
harus dipertimbangkan secara patut dan adil sesuai dengan situasi
mata uang rupiah tersebut ;
(perhatikan ketentuan Pasal 1365 jo 1366, 1367 jo 1371 KUHPerdata) ;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi berpendapat, bahwa di persidangan
Hakim pertama telah terdapat fakta-fakta hukum sebagai berikut :
Bahwa semula Penggugat sekarang Pembanding I/Terbanding maupun
semula Tergugat I sekarang Terbanding I/Pembanding masing-masing
adalah publik figur dan orang yang terkenal di masyarakat Indonesia
malah hingga manca negara ;
Bahwa dengan telah dicemarkan nama baik semula Penggugat sekarang
Pembanding I/Terbanding oleh semula Tergugat I sekarang Terbanding
I/Pembanding II dan Tergugat II sekarang Terbanding II/Turut
Terbanding, maka membuat semula Penggugat sekarang Pembandng I/
Terbanding menjadi depresi, sakit hati yang membuat aktifitas dan
kreatifitas kerjanya sehari-hari menjadi terganggu dan berkurang/
menurun ;
Bahwa keadaan situasi mata uang rupiah yang saat ini kurs rupiah US
$ : jual Rp.9.825,00 (sembilan ribu delapan ratus dua puluh lima rupiah),
beli : Rp.9.765,00 (sembilan ribu tujuh ratus enam puluh lima rupiah)
(sumber : Koran Tempo, edisi No.1521/TH.V- Kamis, 11 Agustus 2005,
halaman A17) ;
Menimbang, bahwa sebagai publik figur dan orang yang terkenal semula
Penggugat sekarang Pembanding I/Terbanding mendapat kerugian moril
disamping sakit hati, juga martabat dan harkatnya menjadi ternoda, yang
perlu dipulihkan dalam keadaan semula semuanya ini patut dan adil
untuk dibayar ganti ruginya sesuai dengan kemampuan, kedudukan dan
martabat semula Tergugat I sekarang Terbanding I/Pembanding II yang
juga publik figur, orang yang terkenal sebanding dengan semula
Penggugat sekarang Pembanding I/Terbanding dan demikian juga
semula Tergugat II sekarang Terbanding II/Turut Terbanding, maka
kepada meraka semula Tergugat I sekarang Terbanding I/Pembanding II
dan semula Tergugat II sekarang Terbanding II/Turut Terbanding patut
dan adil dihukum untuk membayar ganti rugi moril kepada semula
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 42
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Penggugat sekarang Pembanding I/Terbanding sebesar Rp.1.000.
000.000,00 (satu milyar rupiah) secara tanggung renteng ;
.7 Bahwa judex facti pada Pengadilan Banding telah salah dalam
menerapkan hukum di mana judex facti seolah-olah berasumsi bahwa
Pemohon Kasasi telah menyebut Termohon Kasasi sebagai seroang
preman, di lain pihak Pemohon Kasasi II telah membuktikan baik melalui
saksi-saksi maupun melalui bukti tertulis bahwa Pemohon Kasasi II tidak
pernah menyebutkan bahwa Termohon Kasasi adalah preman
sebagaimana dijelaskan di bawah ini :
1. Bahwa adapun pernyataan Pemohon Kasasi II yang dimuat oleh
Koran Tempo edisi 12 Maret 2003 tersebut adalah : Ini untuk
menjaga agar Republik Indonesia jangan jatuh ketangan
preman (Artikel tanggal 12 Maret 2003), sedangkan pernyataan
Pemohon Kasasi yang dimuat oleh Koran Tempo edisi 13 Maret 2003
adalah : Kedatangan para tokoh masyarakat yang tanpa
direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya ini menandakan concern
dari banyak orang untuk menjaga supaya Republik Indonesia jangan
jatuh ketangan preman, juga jangan sampai jatuh ketangan Tomy
Winata. (Artikel tanggal 13 Maret 2003) ;
2. Bahwa dalam Artikel tanggal 12 dan 13 Maret 2003 sebagaimana
dikutip di atas, telah terbukti secara meyakinkan bahwa tidak ada
kata-kata dari Pemohon Kasasi II yang menyebutkan bahwa Tomy
Winata adalah Preman ;
3. Bahwa dalam Artikel tanggal 13 Maret 2003 tersebut memang
terdapat 2 (dua) kalimat yang maknanya berbeda satu dengan yang
lainnya yakni sebagaimana dikutip berikut ini :
Kalimat Pertama adalah :
Kedatangan para tokoh masyarakat yang tanpa direncanakan jauh-
jauh hari sebelumnya ini menandakan concern dari banyak orang
untuk menjaga supaya Republik Indonesia jangan jatuh ketangan
preman ;
Pemohon Kasasi II mohon Akta kepada Majelis Hakim Agung yang
terhormat bahwa dalam kalimat pertama ini tidak ada kata-kata
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 43
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Pemohon Kasasi II yang mengatakan bahwa Tomy Winata aalah
Preman ;
Kalimat kedua adalah :
Kedatagan para tokoh masyarakat yang tanpa direncanakan jauh-
jauh hari sebelumnya ini menandakan cocern dari banyak orang
untuk menjaga supaya Republik Indonesia jangan jatuh ketangan
Tomy Winata ;
Pemohon Kasasi II, mohon Akta kepada Majelis Hakim Mahkamah
Agung yang Terhormat bahwa dalam kalimat kedua ini tidak ada kata-
kata Pemohon Kasasi I yang mengatakan bahwa Tomy Winata
adalah Preman ;
4. Bahwa berdasarkan penjelasan tersebut di atas, telah terbukti bahwa
Pemohon Kasasi II tidak pernah mengatakan bahwa : Tomy Winata
adalah Preman, sedangkan penggunaan konotasi Preman terhadap
Penggugat/Termohon Kasasi sebagaimana yang didalilkan oleh
Termohon Kasasi dalam gugatannya adalah kesimpulan yang dibuat
sendiri oleh Termohon Kasasi/Penggugat ;
5. Bahwa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Kedua Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka, cetakan
kesepuluh Tahun 1999 dalam halaman 789 disebutkan bahwa kata
Preman artinya diantaranya adalah sebagai berikut :
partikelir, swasta bukan tentara sipil kepunyaan sendiri, orang sipil
bukan militer ;
6. Bahwa berdasarkan uraian-uraian hukum tersebut di atas telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa :
6..aPemohon kasasi II tidak pernah mengatakan bahwa Termohon
Kasasi/Penggugat atau Tomy Winata adalah Preman ;
6..b Kata Preman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
artinya diantaranya adalah : partikelir, swasta, bukan tentara, sipil,
kepunyaan sendiri, orang sipil, bukan militer ;
Oleh karenanya Pemohon Kasasi II tidak pernah memfitnah Termohon
Kasasi yang merugikan nama baik dan kehormatan Penggugat ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 44
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
.8 Bahwa judex facti telah salah dan keliru karena secara kumulatif telah
mencampuradukkan gugatan Pecemaran nama baik yang terdapat dalam
rezim Hukum Pidana (vide Pasal 310 KUHPidana) dan KUHPerdata (vide
Pasal 1365 KUHPerdata jo Pasal 1372 KUHPerdata) dengan tanpa terlebih
dahulu membuktikan terpenuhinya unsur-unsur Pencemaran nama baik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 310 KUHPidana ;
.9 Bahwa Pasal 1365 KUHPerdata adalah ketentuan-ketentuan yang bersifat
umum mengenai perbuatan melawan hukum, sebaliknya Pasal 1372
KUHPerdata adalah dasar mengenai perbuatan melawan hukum yang
bersifat khusus untuk gugatan mengenai Penghinaan sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 310 KUHPidana ;
.10 Bahwa ahli hukum Belanda yang bernama Rutten dalam bukunya
menyebutkan :
De bijzondere regeling van de burgetlijke rechtvordering wegens belediging
zal tot gevold hebben, dat terzake van belediging geen vordering kan
worden gebaseerd op art 1401, doch uitluitend op de art 1408 e.v ;
Terjemahannya adalah :
Peraturan khusus dari tuntutan perdata berdasarkan fitnah berakibat
bahwa mengenai fitnah tidak dapat diajukan gugatan berdasarkan Pasal
1401 BW Belanda atau Pasal 1365 KUHPerdata, melainkan harus
didasarkan atas Pasal 1408 BW Belanda atau Pasal 1372 KUHPerdata ;
(Keterangan : penebalan pada kalimat di atas dilakukan oleh Pemohon
Kasasi II) ;
(Lihat Asser Rutten, Handleiding Tot De boefening Van Het Nederlands
Burgerlijk Recht, Derde Deel, Tweede Stuk, N.V. Uitgeberd Maatschappij,
halaman 619) ;
.11 Bahwa menurut Rutten tersebut di atas, gugatan Penghinaan berdasarkan
Pasal 1372 KUHPerdata tidak dapat diajukan sebagai dasar gugatan secara
bersama-sama dengan Pasal 1365 KUHPerdata melainkan harus diajukan
secara tersendiri dengan berdasarkan pada putusan pidana tentang
Pencemaran nama baik (vide Pasal 310 KUHPidana), dan putusan pidana
tersebut pun harus telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (inkracht
van gewijsde) ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 45
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
.12 Bahwa menurut Doktrin/ahli Hukum J. Satrio, SH. unsur-unsur Penghinaan
yang terdapat dalam Pasal 1372 KUHPerdata sama dengan unsur-unsur
Penghinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 310 KUHPidana.
Adapun unsur-unsur Pasal 1372 KUHPerdata tersebut adalah :
a. Menyerang kehormatan atau nama baik seseorang ;
b. Adanya niat/kesengajaan untuk menghina dan
c. Adanya tujuan agar perbuatan tersebut diketahui umum ;
.13 Sedangkan unsur Penghinaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
310 KUHPidana adalah :
a. Kesengajaan atau niat ;
b. Menghina atau mencemarkan nama baik dan
c. Maksud diketahui umum ;
.14 Bahwa berdasarkan penjelasan di atas, maka apabila Termohon Kasasi
hendak mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap Pemohon
Kasasi II dengan mendasarkan pada Pasal 1372 KUHPerdata, maka
Termohon Kasasi harus terlebih dahulu membuktikan terpenuhinya unsur-
unsur Penghinaan tersebut melalui peradilan pidana yang diwujudkan
dengan satu putusan pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht van gewijsde) ;
.15 Bahwa judex facti telah salah dalam menerapkan hukum dengan
mengatakan bahwa Pemohon Kasasi II telah melakukan kesalahan moral
berdasarkan Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) ;
.16 Bahwa jika benar quod non bahwa dalam melakukan profesinya Pemohon
Kasasi II telah melanggar Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) dan
Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers, maka berdasarkan
hukum, judex facti dalam putusannya tidak dapat langsung menghukum
Pemohon Kasasi II berdasarkan pasal-pasal yang terdapat dalam KEWI
dan/atau Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers ;
.17 Bahwa jika benar quod non bahwa Pemohon Kasasi II telah melanggar
Kode Etik Wartawan Indonesia, maka berdasarkan Undang-Undang No.40
Tahun 1999 tentang Pers yang berhak memberikan penilaian apakah
seseorang melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik adalah Dewa Pers
bukan Pengadilan Negeri Jakarta Timur ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 46
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
.18 Bahwa Termohon Kasasi dalam perkara a quo telah melanggar Undang-
Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers seperti Hak Jawab dan tidak
pernah melapor ke Dewan Pers sebagaimana dijelaskan dibawah ini ;
.1 Bahwa putusan Hakim Banding tersebut telah bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No.40 Tahun
1999 tentang Pers diantaranya pasal-pasal sebagaimana dikutip berikut :
.a Pasal 1 ayat 11 Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers
yang mengatakan :
Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk
memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan
berupa fakta yang merugikan nama baiknya ;
Penjelasan :
Berdasarkan pasal ini sudah jelas bahwa Termohon Kasasi sebelum
mengajukan gugatan terhadap para Pemohon Kasasi harus terlebih
dahulu Hak Jawabnya. Hingga putusan dikeluarkan oleh Hakim
Banding tidak terbukti bahwa Termohon Kasasi telah melaksanakan
Hak Jawab tersebut. Jadi bagaimana mungkin judex facti pada
Pengadilan Banding mengatakan bahwa judex facti telah
mendasarkan putusannya berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun
1999, tentang Pers?
.b Pasal 15 ayat 2 butir c Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang
Pers yang mengatakan :
Dewan Pers melaksanakan fungsi menetapkan dan mengawasi
pelaksanaan kode etik jurnalistik ;
Penjelasan :
Bagaimana mungkin judex facti pada Pengadilan Banding dalam
pertimbangan hukumnya mengatakan bahwa Hakim pertama telah
mempertimbangkan berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 1999
tentang Pers sementara di lain pihak judex facti telah mengeluarkan
putusan yang pertimbangan hukumnya bertentangan dengan
Undang-Undang yakni Pasal 15 ayat 2 butir c Undang-Undang No.40
Tahun 1999 tentang Pers. Apabila benar Hakim Pertama telah
melaksanakan Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers,
maka seharusnya judex facti tidak akan mengadili, memeriksa dan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 47
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
memutus perkara a quo tanpa terlebih dahulu memberikan
kesempatan kepada Dewan Pers untuk memeriksa apakah benar
perkara a quo bertentangan dengan Kode Etik Wartawan Indonesia
(KEWI) apa bukan ? Mohon dicatat bahwa berdasarkan Undang-
Undang yakni Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers
hanya Dewan Perslah yang berhak mengawasi pelaksanaan Kode
Etik Jurnalistik ;
.c Pasal 15 ayat 2 butir d Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang
Pers yang mengatakan :
Dewan Pers melaksanakan fungsi memberikan pertimbangan dan
mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus-
kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers ;
Penjelasan :
Bahwa berdasarkan pasal ini, seharusnya apabila judex facti ingin
melaksanakan fungsinya sebagai penegak keadilan dan/atau
penegak hukum, maka seharusnya judex facti berdasarkan
jabatannya memerintahkan kepada pihak-pihak agar menempuh jalur
penyelesaian yang diamanatkan Undang-Undang yakni menyerahkan
ke Dewan Pers bukan malah memberikan putusan yang bertentangan
dengan Undang-Undang dan yang paling menyedihkan lagi adalah
bahwa judex facti telah tega memutarbalikkan fakta dengan
mengatakan bahwa judex facti dalam memutus perkara a quo telah
mendasarkan putusannya pada Undang-Undang No.40 Tahun 1999
tentang Pers ;
.2 Bahwa putusan judex facti (Pengadilan Tinggi) tersebut bertentangan
dengan Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung mengenai Hak Jawab
yakni Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I No.3173 K/Pdt/1991 tanggal
28 April 1993 dalam perkara antara Anif melawan Surat Kabar Harian
Garuda dan kawan-kawan yang pertimbangan hukumnya antara lain
menyatakan :
Bahwa sesuai dengan landasan historis dan ideal serta fungsi
kebebasan pers menyampaikan kritik dan koreksi, dihubungkan dengan
tanggung jawab pemberitaan dan ulasan yang dikemukakan pers,
kepada masyarakat dan perorangan diberi hak jawab terhadap tulisan-
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 48
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
tulisan yang mereka anggap merugikan. Tujuan memberi hak jawab agar
kebebaan pers harus dituntaskan dengan tanggung jawab pers.
Kebebasan pers harus diseimbangkan secara harmonis dengan
tanggung jawab pemberitaan yang dapat menjamin perlindungan,
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat ;
.3 Bahwa terhadap putusan Mahkamah Agung tersebut di atas, Hakim
senior Ali Boediarto membuat catatan antara lain mengatakan :
Pembuatan dan penyiaran Berita dalam suatu Mass Media oleh seorang
wartawan/Redaktur adalah bukan merupakan perbuatan melawan
hukum, bilamana :
Berita tersebut tidak bersifat antagonistik-sukuisme-agaisme-
rasialisme ;
Berita tersebut memenuhi batas mimal investigation reporting serta
komunikatif dan berbagai sumber dalam masyarakat ;
Berita tersebut dalam batas keseimbangan yang mengandung
kebebasan pes yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
fungsinya sebagai pers nasional yang komitmen pada cita-cita
memperjuangkan aspirasi kebenaran, keadilan dan hari nurani rakyat
dengan korelasi dan interaktif positif antara Pers, Pemerintah dan
masyarakat ;
Berita yang disiarkan itu masih dalam batas estimasi ;
Berdasarkan penjelasan-penjelasan butir 7-18 tersebut di atas, telah
terbukti bahwa judex facti telah salah dalam menerapkan hukum yang
berlaku dan melampaui batas wewenangnya, untuk itu sudah sepatutnya
apabila Majelis Hakim pada Mahkamah Agung Yang Terhormat yang
memeriksa serta memutus perkara a quo untuk menyatakan menolak
gugatan a quo atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat
diterima (neit ontvankelijk verklaard) ;
.19 Bahwa pertimbangan hukum judex facti yang menyatakan bahwa Pemohon
Kasasi II telah melakukan perbuatan melawan hukum vide Pasal 1365
KUHPerdata bertentangan dengan hukum pembuktian karena Pemohon
Kasasi II sama sekali tidak melakukan suatu perbuatan melawan hukum
vide Pasal 1365 KUHPerdata. Pernyataan Pemohon Kasasi II yang dimuat
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 49
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dalam Artikel tanggal 12 dan 13 Maret 2003 tersebut tidak bertentangan
denga Pasal 1365 KUHPerdata seperti yang dijelaskan dibawah ini :
a. Bukan merupakan perbuatan melawan hukum :
Bahwa pernyataan yang dilakukan oleh Tergugat I tersebut bukanlah
merupakan suatu perbuatan melawan hukum, karena :
(i). Tidak melanggar hak orang lain :
Bahwa pernyataan tersebut merupakan pernyataan sikap dari
masyarakat luas yang termasuk juga Pemohon Kasasi II yang
menginginkan bahwa Negara ini tidak jatuh ke tangan preman ;
(ii). Tidak bertentangan dengan kewajiban hukum si pembuat :
Bahwa pernyataan Pemohon Kasasi II tersebut tidaklah
bertentangan dengan kewajiban hukum dari Pemohon Kasasi II,
karena kebebasan mengeluarkan pendapat dilindungi dalam
Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers dan Amandemen
kedua Undang-Undang Dasar 1945 ;
(iii). Tidak bertentangan dengan kesusilaan :
Bahwa pernyataan Pemohon Kasasi II tersebut tidaklah ber-
tentangan dengan kesusilaan karena tidak ada dari kata-kata
Pemohon Kasasi II yang bermakna yang bertentangan dengan
kesusilaan ;
(iv). Tidak bertentangan dengan kepatutan :
Bahwa pernyataan Pemohon Kasasi II tersebut tidaklah
bertentangan dengan kepatutan karena tidak ada kata-kata
Pemohon Kasasi II yang bermakna yang bertentangan dengan
kepatutan ;
b. Perbuatan tersebut tidak memenuhi Unsur Kesalahan :
Bahwa Pemberitaan Pemohon Kasasi II tersebut tidak memenuhi unsur
Kesalahan Subyektif dan Kesalahan Obyektif sebagaimana dijelaskan di
bawah ini :
(i). Tidak Memenuhi Unsur Kesalahan :
Bahwa Pemohon Kasasi II tidak melakukan kesalahan Subyektif
karena dalam melakukan pernyataan tersebut, Pemohon Kasasi II
berpedoman kepada etika moral serta kebebasan mengeluarkan
pendapat yang dilindungi oleh Undang-Undang ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 50
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
(ii). Tidak Memenuhi Unsur Kesalahan Obyektif :
Bahwa Pemohon Kasasi II tidak melakukan kesalahan obyektif
karena pernyataan Pemohon Kasasi II tersebut tidak mengandung
hinaan terhadap Termohon Kasasi di mana Pernyataan Pemohon
Kasasi II tersebut hanya sebatas sikap dari Pemohon Kasasi II
terhadap situasi yang terjadi di Kantor Tempo ;
(iii). Perbuatan Tersebut Tidak Memenuhi Unsur Kerugian Yang
Ditimbulkan :
Bahwa tidak benar apabila pernyataan Pemohon Kasasi II telah
mengakibatkan kerugian immaterial bagi Termohon Kasasi ;
(iv). Tidak Memenuhi Unsur Sebab Akibat :
Bahwa pernyatan Pemohon Kasasi II tersebut tidak mengakibatkan
tercemarnya nama baik Termohon Kasasi, karena apabila benar
quod non bahwa nama baik Termohon kasasi tercemar, maka hal
tersebut bukan disebabkan oleh pernyataan Pemohon Kasasi II
tetapi mungkin saja dikarenakan oleh pemberitaan yang dilakukan
oleh media-media jauh sebelum pernyataan Pemohon Kasasi II ;
.20 Bahwa Pemohon Kasasi II menolak pertimbangan hukum judex facti dalam
halaman 16 alinea ketiga sampai dengan halaman 18 alinea pertama
putusan Pengadilan Tinggi sebagaimana dikutip berikut ini :
sedangkan mengenai tuntutan ganti rugi moril, Pengadilan tinggi tidak
sependapat yang selanjutnya dipertimbangkan sebagaimana terurai di
bawah ini ;
Menimbang, bahwa terhadap ganti rugi, Pengadilan Tinggi berpendapat,
bahwa ganti rugi moril tidak dapat diperinci sebagaimana ganti rugi
materiil, namun dapat untuk dijadikan tolak ukurnya kepada :
.1 Kedudukan, harkat dan martabat orang yang dirugikan itu ;
.2 Keadaaan situasi mata uang rupiah bilamana ganti ruginya
diperhitungkan dengan mata uang rupiah ;
.3 Kemampuan orang yang dihukum untuk membayar ganti rugi tersebut
harus dipertimbangkan secara patut dan adil sesuai dengan situasi
mata uang rupiah tersebut ;
(perhatikan ketentuan Pasal 1365 jo Pasal 1366, Pasal 1367 jo Pasal 1371
KUHPerdata) ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 51
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa dipersidangan
Hakim pertama telah terdapat fakta-fakta hukum sebagai berikut :
Bahwa Termohon Kasasi/Penggugat/Pembanding I/Terbanding maupun
Pemohon Kasasi/Tergugat I/Terbanding I/Pembanding II masing-masing
adalah publik figur dan orang yang terkenal di masyarakat Indonesia
malahan hingga manca negara ;
Bahwa dengan telah dicemarkan nama baik Termohon Kasasi/
Penggugat/Pembanding I/Terbanding oleh Pemohon Kasasi/Tergugat I/
Terbanding I/pembanding II dan Tergugat II sekarang Terbanding II/Turut
Terbanding, maka membuat Termohon Kasasi/Penggugat/ Pembanding
I/Terbanding menjadi depresi, sakit hati yang membuat aktifitas dan
kreatifitas kerjanya sehari-hari menjadi terganggu dan berkurang/
menurun ;
Bahwa keadaan situasi mata uang rupiah yang saat ini kurs rupiah US$ :
Jual Rp.9.825,00 (sembilan ribu delapan ratus dua puluh lima rupiah),
Beli : Rp.9.765,00 (sembilan ribu tujuh ratus enam puluh lima rupiah)
(sumber : Koran Tempo, edisi No.1521/TH.V- Kamis, 11 Agustus 2005,
halaman A.17) ;
Menimbang, bahwa sebagai publik figur dan orang yang terkenal,
Termohon Kasasi / Penggugat/Pembanding I / Terbanding mendapat
kerugian moril di samping sakit hati, juga martabat dan harkatnya menjadi
ternoda yang perlu dipulihkan dalam keadaan semula semuanya ini patut
dan adil untuk dibayar ganti ruginya sesuai dengan kemampuan,
kedudukan dan martabat Pemohon Kasasi / Tergugat I / Terbanding I /
Pembanding II yang juga publik figur orang yang terkenal sebanding
dengan Termohon Kasasi / Penggugat / Pembanding I / Terbanding dan
demikian juga Tergugat II sekarang Terbanding II / Turut Terbanding,
maka kepada mereka Pemohon Kasasi II / Tergugat I sekarang
Terbanding I / Pembanding II dan Turut Termohon Kasasi / Tergugat II
sekarang Terbanding II / Turut Terbanding patut dan adil dihukum untuk
membayar ganti rugi moril kepada Termohon Kasasi / Penggugat /
Pembanding I / Terbanding sebesar Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah) secara tanggung renteng ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 52
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan Pemohon Kasasi I dan
Pemohon Kasasi II tersebut Mahkamah Agung berpendapat :
mengenai alasan-alasan ke- I :
Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena judex
facti (Pengadilan Tinggi) tidak salah menerapkan hukum ;
mengenai alasan-alasan ke II :
Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena judex
facti tidak salah menerapkan hukum, lagi pula alasan-alasan tersebut
merupakan penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu
kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada
tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan
dengan tidak dilaksanakan atau ada kesalahan dalam pelaksanaan hukum,
adanya pelanggaran hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi
syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang
mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan atau bila
pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenangnya sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang No.14 Tahun 1985 jo Undang-
Undang No.5 Tahun 2004 ;
Menimbang, bahwa terlepas dari pertimbangan di atas, menurut
pendapat Mahkamah Agung amar putusan Pengadilan Tinggi yang memperbaiki
putusan Pengadilan Negeri harus diperbaiki sepanjang yang mengenai tuntutan
ganti rugi dengan pertimbangan sebagai berikut :
Bahwa terhadap permohonan ganti rugi oleh Penggugat terhadap
Tergugat I, II dan III sesuai Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I haruslah
diperinci tentang kerugian-kerugian yang dialami oleh Penggugat, maka oleh
karena dalam gugatannya Penggugat tidak membuat perincian tentang jumlah
kerugian tersebut, maka tuntutan ganti rugi harus ditolak dan demikian pula
tidak ada alasan untuk mengabulkan sita jaminan, maka sita jaminan harus
ditolak ;
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 53
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa demikian pula dengan uang paksa (dwangsom),
demi keadilan dikurangi sehingga menjadi Rp.500.000/hari ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka
permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi I/Tergugat III dan
Pemohon Kasasi II/Tergugat II tersebut harus ditolak dengan perbaikan amar
putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.200/Pdt/2005/PT.DKI tanggal 11
Agustus 2005 yang memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Jakarta Timur
No.180/Pdt. G/2003/PN.Jkt.Tim tanggal 17 Mei 2004 sehingga amarnya seperti
yang akan disebutkan dibawah ini ;
Menimbang, bahwa namun demikian Ketua Majelis Dr.Artidjo Alkostar,
SH.LLM mempunyai pendapat yang berbeda, (dissenting opinion) dengan
pertimbangan sebagai berikut :
Bahwa alasan - alasan Kasasi dari Pemohon Kasasi I/Tergugat III dan
Pemohon Kasasi II/Tergugat I dapat dibenarkan, oleh karena judex facti salah
menerapkan hukum dengan alasan :
1. Bahwa judex facti tidak mempertimbangkan dengan benar hal-hal yang
relevan secara yuridis yaitu Termohon Kasasi/Penggugat tidak melakukan
bantahan hak jawab sebagaimana ditentukan dalam Pasal 5 ayat (2), (3) dan
Pasal 15 ayat (2) d Undang-Undang Pers No.40 Tahun 1999. Demikian pula
Termohon Kasasi/Penggugat juga tidak melakukan somasi lebih dahulu
sebagaimana lazimnya proses beracara dalam perkara perdata. Somasi
merupakan cerminan pihak yang berikad baik ;
2. Bahwa judex facti salah menerapkan hukum, karena tidak mempertimbang-
kan dengan benar keterangan saksi ahli Abdullah Alamudi yang menyatakan
pernyataan Goenawan Mohamad bukan merupakan penghinaan ;
3. Bahwa judex facti tidak mempertimbangkan dengan benar keterangan saksi ahli
Sabam Leo Batubara yang menyatakan pernyataan Goenawan Mohamad secara
eksplisit tidak ditujukan kepada seseorang, tetapi secara implisit terkait dengan
peristiwa sebelumnya yaitu pada tanggal 8 Maret 2003 sejumlah orang datang dan
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 54
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menyerang, melempar, merusak kantor Tempo, karena mereka melanggar
kepatutan, maka dianggap perbuatan para preman ;
4. Bahwa judex facti hanya mengutip keterangan 2 (dua) orang saksi ahli
tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan secara sungguh-sungguh dan tidak
secara seksama menjadikannya sebagai pertimbangan hukum. Padahal
keterangan antara kedua orang saksi ahli yang memiliki kompetensi dalam
bidang Pers tersebut saling berhubungan yang membuktikan adanya
kebenaran yang bersifat rasional a priori tentang tidak adanya penghinaan
dalam pernyataan Goenawan Mohamad dan perkataan preman tidak
ditujukan kepada seseorang tertentu. Dengan demikian judex facti salah
menerapkan hukum pembuktian, karena tidak menerapkan asas fairness
dalam mempertimbangkan kesaksian dan alat-alat bukti. Judex facti tidak
mempertimbangkan secara seimbang antara kesaksian atau alat-alat bukti
yang diajukan Termohon Kasasi/Penggugat dengan yang diajukan oleh para
Pemohon Kasasi dan Turut Termohon Kasasi/para Tergugat ;
5. Bahwa judex facti mencampuradukkan antara perbuatan pidana Pasal 310
KUHPidana dengan perbuatan melawan hukum Pasal 1365 KUHPerdata,
sehingga terjadi bias relevansi (ignoratio ilenchi) dalam mengambil konklusi
tentang pernyataan yang diucapkan oleh Goenawan Mohamad, sehingga
tidak jelas perbuatan melawan hukum seperti apa yang dilakukan oleh para
Tergugat ;
6. Bahwa dalil gugatan Termohon Kasasi/Penggugat adalah adanya
penghinaan yang merusak kehormatan dan nama baik Termohon Kasasi/
Penggugat di muka umum, padahal penentuan ada atau tidaknya
penghinaan dan perusakan nama baik di muka umum merupakan domain
hukum pidana ;
7. Bahwa tuntutan adanya ganti kerugian atau permohonan maaf hanya dapat
dibenarkan, jika dalil adanya penghinaan telah dibuktikan lebih dahulu dalam
suatu putusan pengadilan pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap. Dalam perkara a quo tidak ternyata ada putusan pengadilan pidana
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 55
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
yang telah mempunyai kekuatan tetap yang menyatakan para Pemohon
Kasasi dan Turut Termohon Kasasi/para Tergugat telah melakukan
penghinaan atau pencemaran nama baik ;
8. Bahwa judex facti telah melampaui batas kewenangannya, karena judex facti
tidak berwenang menentukan adanya penghinaan atau pencemaran nama
baik yang dijadikan dalil oleh Termohon Kasasi/Penggugat, tetapi dalam
perkara a quo judex facti tanpa alasan hukum dan tanpa ada proses
pembuktian tentang adanya penghinaan, tetapi serta merta menentukan
akibat hukumnya dengan menyatakan Para Pemohon Kasasi dan Turut
Termohon Kasasi/para Tergugat harus melakukan permohonan maaf ;
9. Bahwa judex facti salah menerapkan hukum, karena menjatuhkan uang
pengganti atas kerugian moril sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) tanpa ada parameter jumlah uang pengganti atau dari mana asal
penghitungan jumlah uang pengganti dan tidak didasari fakta yang sah
menurut hukum serta tanpa dasar hukum ;
10. Bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut Pembaca III (Ketua
Majelis) mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I/Tergugat
III dan Pemohon Kasasi II/Tergugat I serta menolak gugatan Penggugat
seluruhnya ;
Menimbang, bahwa oleh karena terjadi perbedaan pendapat dalam
Majelis dan telah diusahakan dengan sungguh-sungguh tetapi tidak tercapai
mufakat, maka sesuai dengan Pasal 30 ayat (2,3) Undang-Undang No. 14
Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No 5
Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No.3 Tahun 2009,
Majelis setelah bermusyawarah dan diambil keputusan dengan suara terbanyak,
yaitu menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I/Tergugat III dan dari
Pemohon Kasasi II/Tergugat III dengan perbaikan amar ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi I dan II ditolak, meskipun dengan perbaikan amar, maka para Pemohon
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 56
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 dan
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan
Undang-Undang No 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-
Undang No.3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan ;
M E N G A D I L I :
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : I. PT.TEMPO INTI
MEDIA HARIAN, dan II. GOENAWAN MOHAMAD tersebut ;
Memperbaiki amar putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.200/Pdt/
2005/PT.DKI tanggal 11 Agustus 2005 yang memperbaiki putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Timur No.180/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Tim tanggal 17 Mei 2004
sehingga amar selengkapnya sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
Menolak eksepsi Tergugat I dan Tergugat III ;
DALAM POKOK PERKARA :
Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian ;
Menyatakan Tergugat I dan Tergugat II melakukan perbuatan melawan
hukum ;
Menghukum Tergugat I membuat Pengumuman permohonan maaf kepada
Penggugat dimuat dalam media cetak Koran Tempo dan Kompas halaman
pertama dalam ukuran 4 (empat) kolom x 15 cm selama 2 (dua) hari
berturut-turut dengan susunan kata-kata sebagai berikut :
PENGUMUMAN
SAYA GOENAWAN MOHAMAD SELAKU PRIBADI MENYAMPAIKAN
PERMOHONAN MAAF KEPADA SDR. TOMY WINATA SEHUBUNGAN
DENGAN PERNYATAAN SAYA : untuk menjaga supaya Republik
Indonesia jangan jatuh ke tangan preman, juga jangan sampai jatuh ke
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 57
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
tangan Tomy Winata YANG DIMUAT DALAM KORAN TEMPO EDISI 12
MARET 2003 DAN 13 MARET 2003 ;
DEMIKIAN PENGUMUMAN INI SAYA SAMPAIKAN UNTUK DIKETAHUI
KHALAYAK RAMAI ;
Menghukum Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng membayar
kepada Penggugat uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.500.000,- (lima
ratus ribu rupiah) setiap hari, jika Tergugat I dan Tergugat II lalai
melaksanakan amar putusan pengadilan, terhitung sejak putusan
mempunyai kekuatan hukum tetap ;
Menghukum Tergugat II untuk tunduk dan patuh pada putusan ini ;
Menolak gugatan selebihnya ;
Menghukum para Pemohon Kasasi/Tergugat I, Tergugat III untuk
membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp. 500.000,- (lima
ratus ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari : Rabu, tanggal 12 Agustus 2009 oleh Dr. Artidjo Alkostar,
SH.LLM. Ketua Muda yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
Ketua Majelis, R. Imam Harjadi, SH.MH. dan H. Abbas Said, SH.MH. Hakim-
Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim
Anggota tersebut dan dibantu oleh Ny. Mariana Sondang M.P, SH.MH.
Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak ;
Hakim-Hakim Anggota : K e t u a :

ttd./ ttd./
R. Imam Harjadi, SH.MH. Dr.Artidjo Alkostar, SH.LLM.

ttd./
H. Abbas Said, SH.MH.
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 58
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
M
a
h
k
a
m
a
h

A
g
u
n
g

R
e
p
u
b
l
i
k

I
n
d
o
n
e
s
i
a
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Panitera Pengganti :

ttd./
Ny. Mariana Sondang M.P, SH.MH.
Biaya-biaya Kasasi :
1. Materai . Rp. 6.000,-
2. Redaksi Rp. 1.000,-
3. Administrasi Kasasi Rp. 493.000,-
Jumlah Rp. 500.000,-
UNTUK SALINAN
MAHKAMAH AGUNG R.I
A.N. PANITERA
PANITERA MUDA PERDATA
SOEROSO ONO, SH.MH.
Nip.040.044, 809.

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 59

Anda mungkin juga menyukai