Anda di halaman 1dari 96

D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA


B A L A I P E L A T I H A N K O N S T R U K S I W I L A Y A H III
Jalan Bhayangkara I No. 16, Telp. ( 0967 ) 523884, Fax. ( 0967 ) 523884 Jayapura

PELATIHAN PELAKSANA
PEKERJAAN JEMBATAN


MODUL CEB 07
SPESIFIKASI TEKNIK

Tujuan Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta
diharapkan dapat memahami
ketentuan-ketentuan teknis yang
tercantum didalam Spesifikasi
Jembatan serta mampu
menerapkannya dalam pelaksanaan
konstruksi jembatan di lapangan
SPESIFIKASI UMUM BINA MARGA
EDISI TAHUN 2010
DIVISI I UMUM
DIVISI 2 DRAINASE
DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH
DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN
BETON
DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL
DIVISI 7 STRUKTUR
DIVISI 8 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
DIVISI 9 PEKERJAAN HARIAN
DIVISI 10 PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN


DIVISI 1. UMUM
1) RINGKASAN PEKERJAAN
2) MOBILISASI
3) KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA
4) FASILITAS DAN PELAYANAN PENGUJIAN
5) TRANSPORTASI DAN PENANGANAN
6) PEMBAYARAN SERTIFIKAT BULANAN
7) PEMBAYARAN SEMENTARA (PROVISIONAL SUMS)
8) MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALULINTAS
9) REKAYASA LAPANGAN


DIVISI 1. UMUM (lanjutan)
10) STANDAR RUJUKAN
11) BAHAN DAN PENYIMPANAN
12) JADWAL PELAKSANAAN
13) PROSEDUR VARIASI
14) PENUTUPAN KONTRAK
15) DOKUMEN REKAMAN PROYEK
16) PEKERJAAN PEMBERSIHAN
17) PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP
18) RELOKASI UTILITAS DAN PELAYANAN YANG ADA
19) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
20) PENGUJIAN PENGEBORAN
21) MANAJEMEN MUTU
DIVISI 2.DRAINASE
1. SELOKAN DAN SALURAN AIR
2. PASANGAN BATU DENGAN
MORTAR
3. GORONG-GORONG DAN
DRAINASE BETON
4. DRAINASE POROUS
DIVISI 3.PEKERJAAN
TANAH
1. GALIAN
2. TIMBUNAN
3. PENYIAPAN BADAN JALAN
4. PENGUPASAN PERMUKAAN
PERKERASAN LAMA DAN
DICAMPUR KEMBALI
DIVISI 4.
PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

1. Pelebaran perkerasan
2. Bahu jalan
DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR
DAN PERKERASAN BETON SEMEN


1. LAPIS PONDASI AGREGAT
2. LAPIS PONDASI JALAN TANPA PENUTUP
ASPAL
3. PERKERASAN BETON SEMEN
4. LAPIS PONDASI SEMEN TANAH
5. LAPIS BETON SEMEN PONDASI BAWAH
(CTSB)
6. LAPIS PONDASI AGREGAT DENGAN CEMENT
TREATED BASE (CTB)
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
1. LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT
2. LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU) DAN
LABURAN ASPAL DUA LAPIS (BURDA)
3. CAMPURAN ASPAL PANAS
4. LASBUTAG DAN LATASBUSIR
5. CAMPURAN ASPAL DINGIN
6. LAPIS PERATA PENETRASI MACADAM
7. PEMELIHARAAN DENGAN LABURAN ASPAL
Spesifikasi 2010
Spesifikasi 2006
Nomor Mata
Pembayaran
Uraian Satuan
Pengukuran
6.2.(1) Agregat Penutup BURTU Meter
Persegi
6.2.(2) Agregat Penutup BURDA Meter
Persegi
6.2.(3) Bahan Aspal untuk Pekerjaan
Pelaburan
Liter
Spesifikasi 2010
Spesifikasi 2006
Nomor
Mata
Pembaya
ran

Uraian
Satuan
Pengukuran
6.3.(1) Latasir Kelas A (SS-A) Meter Persegi
6.3.(2) Latasir Kelas B (SS-B) Meter Persegi
6.3.(3) Lataston Lapis Aus (HRS-WC) Meter Persegi
6.3.(3a) Lataston Lapis Aus (HRS-WC) Leveling Ton
6.3.(4) Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) Meter Kubik
6.3.(4a) Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) Leveling Ton
6.3.(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC) Meter Persegi
6.3.(5b) Laston Lapis Aus (AC-WC) Modifikasi Meter Persegi
6.3.(5c) Laston Lapis Aus (AC-WC) Leveling Ton
6.3.(5d) Laston Lapis Aus (AC-WC) Modifikasi Leveling Ton
6.3.(6a) Laston Lapis Antara (AC-BC) Meter Kubik
6.3.(6b) Laston Lapis Antara (AC-BC) Modifikasi Meter Kubik
6.3.(6c) Laston Lapis Antara (AC-BC) Leveling Ton
6.3.(6d) Laston Lapis Antara (AC-BC) Modifikasi Leveling Ton
6.3.(7a) Laston Lapis Pondasi (AC-Base) Meter Kubik
6.3.(7b) Laston Lapis Pondasi (AC-Base) Modifikasi Meter Kubik
6.3.(7c) Laston Lapis Pondasi (AC-Base) Leveling Ton
6.3.(7d) Laston Lapis Pondasi (AC-Base) Modifikasi Leveling Ton
DIVISI 7 STRUKTUR
1. BETON
2. BETON PRATEKAN
3. BAJA TULANGAN
4. BAJA STRUKTUR
5. PEMASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA
6. TIANG PANCANG
7. PONDASI SUMURAN
8. ADUKAN SEMEN
9. PASANGAN BATU
10. PASANGAN BATU KOSONG DAN BRONJONG
11. SAMBUNGAN EKSPANSI (EXPANSION JOINT)
DIVISI 7 STRUKTUR (lanjutan)
12. PERLETAKAN (BEARING)
13. SANDARAN (RAILING)
14. PAPAN NAMA JEMBATAN
15. PEMBONGKARAN STRUKTUR
16. PIPA CUCURAN

Spesifikasi 2010
DIVISI 8
PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEK. MINOR

1. PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA
2. PENGEMBALIAN KONDISI BAHU JALAN LAMA PADA
PERKERASAN BERPENUTUP ASPAL
3. PENGEMBALIAN KONDISI SELOKAN, SALURAN AIR,
GALIAN, TIMBUNAN DAN PENGHIJAUAN
4. PERLENGKAPAN JALAN DAN PENGATUR LALU LINTAS
5. PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN
6. KERB PRACETAK PEMISAH JALAN (CONCRETE
BARRIER)
7. PENERANGAN JALAN DAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL
8. PAGAR PEMISAH PEDESTRIAN
Divisi 9 PEKERJAAN HARIAN

Divisi 10 PEK.PEMEL. RUTIN :

PEMELIHARAAN RUTIN PERKERASAN, BAHU
JALAN, DRAINASE, PERLENGKAPAN JALAN
DAN JEMBATAN
PEMELIHARAAN JALAN SAMPING DAN JEMBAT
LAMPIRAN
LAMPIRAN (lanjutan)
LAMPIRAN 1.1A LINGKUP DAN URTAN
KEGIATAN DALAM PEKERJAAN
DAFTAR PERALATAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN TANAH
DAFTAR PERALATAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN TANAH (lanjutan)
DAFTAR PERALATAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN ASPAL
CAKUPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI
MELIPUTI :

PEKERJAAN UTAMA
PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI DAN
MINOR
PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
PEKERJAAN UTAMA PADA JEMBATAN
Pekerjaan Pembangunan Jembatan Baru atau Penggantian
Jembatan Lama :

a) Pekerjaan pondasi, seperti sumuran, tiang pancang, dan
sebagainya.
b) Pekerjaan bangunan bawah, seperti abutment dan pier
jembatan.
c) Pekerjaan bangunan atas, seperti gelagar beton
bertulang atau beton pratekan atau baja.
PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
DAN MINOR
Pengembalian Kondisi Jembatan adalah :

Perbaikan terbatas atau penggantian bagian-
bagian dari struktur-atas jembatan yang
menunjukkan tanda-tanda kerusakan struktural
atau non-struktural. Perbaikan dapat dilakukan
terhadap struktur jembatan beton, baja atau
kayu.
Pekerjaan Pengembalian Kondisi
Jembatan meliputi :

a. Penyuntikan (grouting) pada beton yang retak.
b. Perbaikan pada beton yang terkelupas.
c. Pembuangan dan penggantian beton struktur yang rusak.
d. Penggantian baja yang tertanam seperti sambungan
ekspansi.
e. Perbaikan atau penggantian sandaran (hand railing) yang
rusak.
f. Pembuangan dan penggantian baja struktur yang
berkarat berat.
g. Pembuangan dan penggantian kayu yang lapuk.
h. Penggantian konektor yang berkarat.
i. Pembersihan dan pengecatan kayu atau baja struktur
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
RUTIN

a. Pemeriksaan dan pembersihan rutin pada
semua komponen struktur jembatan dimana
korosi pada baja atau pelapukan pada kayu
dapat terjadi jika tidak dibersihkan.
b. Pemeriksaan dan pembersihan rutin kotoran
dari semua saluran air dimana penggerusan
terhadap timbunan atau pondasi jembatan
dapat terjadi jika tidak dibersihkan.
c. Pemeriksaan dan pembersihan rutin semua
kotoran dan sampah dari lubang-lubang
drainase lantai jembatan dan pipa-pipa
saluran.
Mobilisasi dan Demobilisasi (1)
Ketentuan umum mobilisasi
Menyewa /membeli sebidang lahan untuk keperluan base camp
kontraktor + kegiatan pelaksanaan.
Mobilisasi GS + semua staff pelaksana dan pekerja proyek.
Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang tercantum dalam
penawaran (alat-alat berat danperalatan laboratorium)
Menyediakan (termasuk memelihara) base camp kontraktor,
kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang.
Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat

Ketentuan mobilisasi kantor lapangan dan fasilitasnya
untuk Direksi Pekerjaan.
Disediakan dalam kontrak lain (bukan tanggung jawab
kontraktor.
Mobilisasi dan Demobilisasi (2)
Ketentuan mobilisasi fasilitas pengendalian mutu.
Gedung laboratorium dan peralatan laboratorium yang diperlukan
untuk pengendalian mutu disiapkan oleh kontraktor dan akan tetap
menjadi milik kontraktor setelah proyek selesai.

Penyediaan dan pemeliharaan gedung laboratorium dan peralatan
laboratorium lapangan harus memenuhi persyaratan fasilitas dan
pelayanan pengujian yang diatur dalam spesifikasi.

Jika penyediaan gedung laboratorium dan peralatan laboratorium
tidak menjadi bagian dari kontrak, maka fasilitas pengendalian
mutu harus dipasok melalui laboratorium yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.

Kegiatan demobilisasi
Pembongkaran tempat kerja dan seluruh fasilitasnya (yang
menggunakan tanah pemerintah-sewa) menjadi tanggung jawab
kontraktor.

Mobilisasi dan Demobilisasi (3)
Jangka waktu mobilisasi
60 hari terhitung SPMK
Khusus untuk penyediaan fasilitas dan pelayanan
pengendalian mutu harus diselesaikan dalam waktu 45
hari.
Jika kontraktor gagal akan dikenakan pengurangan
pembayaran yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas
dan pelayanan pengendalian mutu.
Ditambah 10 % x biaya tersebut diatas.

Program mobilisasi
PCM 7 hari setelah penendatanganan kontrak
Program mobilisasi diserahkan 15 hari setelah PCM
Mobilisasi dan Demobilisasi (4)
Pengukuran dan pembayaran mobilisasi
Pengukuran
Didasarkan atas kemajuan pelaksanaan
Pembayaran
Dibayar 50% jika mobilisasi telah selesai 50%
dan fasilitas pengujian laboratorium telah
lengkap dimobilisasi.
Pembayaran berikutnya 20% jika semua
peralatan utama berada di lapangan dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Pembayaran berikutnya 30% bila demobilisasi
telah selesai dilaksanakan.
Satuan pengukuran untuk pembayaran : lump sump

Pekerjaan tanah
Jenis
galian
Galian biasa
Galian batu
Galian struktur
Galian perkerasan beraspal
Timbunan
Timbunan biasa
Timbunan pilihan
Timbunan pilihan diatas tanah rawa.
Penyiapan badan jalan
Galian minor atau penggaruan dan
pekerjaan timbunan minor yang diikuti
dengan pembentukan, pemadatan,
pengujian tanah/bahan berbutir dan
pemeliharaan permukaan
Cakupan
Galian
Penggalian, penanganan,
pembuangan atau penumpukan
tanah/batu/bahan lain dari jalan
atau sekitarnya.
Timbunan
Pengadaan, pengangkutan,
penghamparan, dan pemadatan
tanah atau bahan berbutir untuk
penimbunan kembali.
Penyiapan badan jalan
Penyiapan, penggaruan, dan
pemadatan permukaan tanah
dasar/jalan.

Galian konstruksi
Yang dimaksudkan dengan galian konstruksi pada
pekerjaan struktur adalah galian untuk :
Tempat abutment, pilar, gorong-gorong, tembok
sayap jembatan, tembok penahan tanah.
Selain galian tersebut, pekerjaan ini mencangkup :
Pembongkaran konstruksi lama pada daerah
galian konstruksi.
Mengisi kembali lubang-lubang galian dengan
material sesuai yang dipersyaratkan di dalam
spesifikasi.
Membuang kelebihan material.
Mengeringkan lubang bekas galian dengan
pemompaan jika diperlukan.
GALIAN KONSTRUKSI
C
C
C
TITIK POTONG
TERENDAH
C
= GALIAN KONSTRUKSI YANG DIBAYAR
= GALIAN KONSTRUKSI YANG TIDAK DIBAYAR
= GALIAN NON KONSTRUKSI (GALIAN TANAH BIASA
ATAU GALIAN BATU
Galian konstruksi
Bidang atas, yaitu bidang horizontal seluas bidang
pondasi yang melewati titik terendah dari terain tanah
asli, bagian di atas ini merupakan galian batu atau galian
tanah biasa
Bidang bawah, yaitu bidang dasar pondasi
Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling pondasi

Galian di bawah bidang dasar pondasi atau di bawah
bidang batas bawah yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas tidak dibayar, juga yang diakibatkan oleh
pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser,
runtuh atau sebab-sebab lain.
PENGUKURAN HASIL KERJA
BETON 1
Ada 2 aspek yang harus dipenuhi:
Jaminan terhadap mutu bahan baku, bahan olahan dan
pekerjaan jadi, sesuai dengan SII, PBI, SNI/ ASSHTO yang
dijadikan rujukan dalam spesifikasi
Memenuhi standar toleransi
Toleransi dimensi
Toleransi bentuk
Toleransi kedudukan (dari titik patokan)
Toleransi alinyemen vertikal
Toleransi ketinggian (elevasi)
Toleransi alinyemen horizontal
Toleransi untuk selimut beton tulang
Untuk mencapai 2 aspek di atas seluruh prosedur dan tata
cara kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor dan
konsultan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing
RUJUKAN DARI AMERIKA
BETON (2)
SEMEN
Jenis : semen portland yang memenuhi standard
chemical requirements AASHTO M85
Biasanya untuk melaksanakan proyek hanya digunakan
satu merek portland
Hindari bahan aditif yang dapat mengahasilkan
gelembung udara dalam campuran beton
AIR
Harus bersih dan bebas dari minyak, garam, asam,
basa, gula atau bahan organik
Memenuhi standart pengujian pH AASHTO T26
Air yang memenuhi syarat akan menghasilkan kuat
tekan mortar pada umur 7 hari dan 28 hari = minimum
90% x kuat tekan mortar dengan air suling pada
periode 7 dan 28 hari.

BAHAN (1)
Jika semen
dan agregat
= OK
BETON (3)
AGREGAT
Terdiri dari agregat halus dan agregat kasar
Ukuran agregat kasar tidak boleh melebihi x jarak
minimum baja tulangan atau jarak baja tulangan
dengan acuan
Memenuhi gradasi yang dipersyaratkan di dalam
spesifikasi
Merupakan partikel yang bersih, keras, kuat, yang
diperoleh dari pemecahan rock atau boulder atau
dari pengayakan/ pencucian kerikil/ pasir sungai
Memenuhi batas maximum yang diijinkan untuk
keausan, kekekalan bentuk batu terhadap larutan
Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat dsb.
BAHAN (2)
BETON (4)
Ukuran Ayakan Persen berat yang lolos untuk agregat
ASTM (mm) Halus Kasar
2 50,8 - 100 - -
1 37,5 - 95 - 100 100 -
1 25,0 - - 95 - 100 100
19,0 - 35 - 70 - 90 - 100
12,5 - - 25 - 60 -
3/8 9,50 100 10 - 30 - 20 - 55
No. 4 4,75 95 - 100 0 - 5 0 - 10 0 - 10
No. 8 2,36 - - 0 - 5 0 - 5
No. 16 1,18 45 - 80 - -
No. 50 0,30 10 - 30 - -
No. 100 0,15 2 - 10 - -
Ketentuan gradasi agregat beton
BETON ( 5 )
Contoh hasil Analisa Saringan agregat Halus
Jenis material : pasir, warna abu-abu
Ukuran
Saringan
Berat
Tertahan
Kumulatif
Lolos
Kumulatif
Tertahan
Spesifikasi
Agregat
Halus
ASTM (mm) Gram % % %
3/8 9,50 - - 100 - 100
No. 4 4,75 377 3,85 96,15 3,85 95 100
No. 16 1,18 1.805 18,41 77,74 22,26 45 80
No. 50 0,030 5.423 55,30 22,44 77,56 10 30
No. 100 0,15 1.577 16,08 6,37 93,63 2 - 10
Passing 624 6,37 - 100 -
Total berat 9.807 100 - - -
BETON ( 6 )
Ukuran
Saringan
Berat
Tertahan
Kumulatif
Lolos
Kumulatif
Tertahan
Spesifikasi
Agregat
Halus
ASTM (mm) Gram % % %
1 25,0 0 0 100 0 100
19,0 937 6,00 94,00 6,00 90 - 100
3/8 9,50 9.352 59,84 34,16 65,84 20 - 55
No. 4 4,75 4.153 26,58 7,58 92,42 0 10
No. 8 2,36 794 5,08 2,51 97,49 0 - 5
Passing 392 2,51 - 100 -
Total berat 15.628 100 - - -
Contoh Hasil Analisa Saringan agregat Kasar
Jenis Material : split, warna hitam
BETON ( 7 )
Seluruh pekerjaan beton harus memenuhi 2
persyaratan :
Kuat tekan (kg/ cm)
Slump (mm)
Yang diatur di dalam spesifikasi
Pengambilan contoh, perawatan dan pengujian
mengikuti:
SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22)
Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23)
SNI 03-2493-1991 (AAHSTO T126)
SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141)
Ketentuan Sifat Campuran ( 1 )
BETON ( 8 )
Pengujian Slump
Dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
Jumlah sampling ditentukan oleh engineer (bisa satu atau
lebih)
Pengujian kuat tekan ( i )
Minimum 1 pengujian kuat tekan untuk setiap 60 m beton
yang dicor
Minimum 1 pengujian untuk setiap jenis komponen struktur
yang di cor terpisah pada setiap hari pengecoran
Setiap pengujian minimum harus mencakup 4 benda uji
untuk diuji dengan pembebanan kuat tekan:
Pertama sesudah 3 hari
Kedua sesudah 7 hari
Ketiga sesudah 14 hari
Keempat sesudah 28 hari
Pengendalian mutu di lapangan ( 1 )
BETON ( 9 )
Pengendalian kuat tekan ( ii )
Jika kuantitas total suatu mutu beton ( misal: K500,
K400, K350 dsb) > 40 m dan frekuensi pengujian
yang diperhitungkan ternyata mengahasilkan < 5
pengujian, maka
Pengujian harus dilaksanakan untuk 5
sampel dari takaran yang dipilih secara
random
Pengendalian mutu di lapangan ( 2 )
Kuat Tekan Karakteristik Beton (
bk
)

bk
=
bm
K x S

bm
=
n
i = 1

i

n
S =
I = 1
(
i

bm
)
n
n - 1

bm
= Kuat tekan rata-rata
S = Standar Deviasi

i
= Kuat tekan masing2
benda uji
n = Jumlah benda uji
K = 1,645 unt 20 sampel
ranc. camp
BETON PRATEKAN ( 1 )
Pekerjaan beton pratekan terdiri dari:
Fabrikasi struktur beton pratekan pracetak
Bagian beton pratekan pracetak dari struktur komposit
Tiang pancang pracetak
Dan mencakup pembuatan (pre tensioned maupun post
tensioned), pengangkutan dan penyimpanan balok, tiang
pancang, pelat dan elemen struktur dari beton pracetak

Mutu bahan
Untuk beton mengikuti Beton ( 1 ) dan Baja Tulangan ( 1 )
Untuk kabel pratekan mengukuti:
AASHTO M203-90 dan
AASHTO M204-89
BETON PRATEKAN ( 2 )
Toleransi terhadap
pembuatan balok pracetak
Toleransi dimensi
Toleransi bentuk
Toleransi thd lolaksi
rongga
Toleransi thd
ketidaksikuan
Toleransi thd lendutan
Toleransi thd
kelengkungan
Toleransi thd puntir
Toleransi tentang kabel
Toleransi terhadap
pembuatan tiang
pancang
Toleransi dimensi
Toleransi terhadap
sepatu tiang dan
sambungan fabrikasi
Toleransi terhadap
pancang cetakan
BETON PRATEKAN ( 3 )
Ada 2 jenis beton pratekan:
Pre-tensioned prestressed concrete
Tendon ditegangkan sebelum beton di cor atau sebelum beton
mengeras, kemudian gaya prategang dipertahankan sampai
beton mencapai kuat tekan sesuai yang dipersyaratkan.
Dengan demikian beton akan melekat pada baju prategang,
setelah itu tegangan pada jangkar dilepas secara perlahan-
lahan dan pada akhirnya baja akan terjangkar pada ujung-
ujung konstruksi.
Post-tensioned prestressed concrete
Tendon ditegangkan setelah beton mengeras dan mempunyai
kuat tekan sesuai yang dipersyaratkan. Tendon ditempatkan
sesuai gambar rencana, biasanya menggunakan selongsong
untuk mendapatkan ketelitian lay out tendon.
Setelah itu baja ditegangkan diujung-ujungnya dan dijangkar

BETON PRATEKAN ( 4 )
Bahan
Beton
Untuk gelegar utama dan diafragma biasanya
menggunakan beton K400 atau yang lebih tinggi
Untuk deck slab beton K350
Untuk lantai trotoir beton K250
Baja tulangan
Tergantung pertimbangan dalam proses perencanaan,
ada 4 pilihan : U24, U32, U39 dan U48
Grouting
Bahan penyuntikan ini terdiri dari semen portland
biasa dan air. Rasio air semen harus < 0,45 agar mutu
grouting tidak menjadi rendah.
BETON PRATEKAN ( 5 )
Baja pra-tegang
Merupakan kawat baja mutu tinggi yang ditarik dingin, dapat
dipakai tunggal atau dijalinn dengan strand.
Ada beberapa istilah yang perlu dipahami:
Cable = sekelompok tendon
Tendon = terdiri dari hard drawn wires, bars atau strands.
Strand = Sekelompok kawat berbentuk helical dari kawat
lurus, yang mengelilingi sumbu memanjang
Bar = tulangan dengan penampang padat bentuk batangan
Wire (kawat) = tulangan baja dengan penampang padat
Type tendon bermacam-macam:
Wire - Cable of 7 strand
Normal strand - Diwildag bar
Compacted strand - Malcolly bar
Yang dipilih di dalam spec adalah strand dengan 7 kawat
BETON PRATEKAN ( 6 )
Strand properties
Strand dengan 7 kawat harus mempunyai kekuatan
leleh minimum 16.000 kg/cm dan kekuatan batas
minimum 19.000 kg/cm
Setelah peregangan dingin, sifat fisiknya menjadi
sebagai berikut:
Kekuatan batas tarik minimum = 10.000 kg/cm
Kekuatan lelehan minimum > = 9.100 kg/ cm
Modulus elastisitas minimum = 25.000.000 kg/ cm
Elongation minimum setelah runtuh, dihitung rata-
rata terhadap 20 batang = 4%
Toleransi diameter = + 0,76 mm
- 0,25 mm
BAJA TULANGAN ( 1 )
Mencakup:
Pengadaan baja tulangan
Pemasangan baja tulangan
Sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar rencana
Toleransi
Toelransi terutama difokuskan pada fabrikaasi (ACI
315) tebal selimut beton untuk berbagai ukuran
batang tulangan
16 mm atau lebih kecil, perlu selimut beton min. 3,5
cm
19 mm dan 22 mm, perlu selimut beton min. 5,0 cm
25 mm atau lebih besar, perlu selimut beton min. 6,0
cm
BAJA TULANGAN ( 2 )
Tegangan leleh karakteristik Baja Tulangan
U24 (baja lunak) = 2.400 kg/cm
U32 (baja sedang) = 3.200 kg/cm
U39 (baja keras) = 3.900 kg/cm
U48 (baja keras) = 4.800 kg/cm
Pelaksanaan harus cermat dalam mutu baja tulangan
sesuai gambar rencana
Jika menggunakan mutu baja tulangan yang berbeda
berarti mendapatkan baja dengan tegangan leleh
karakteristik yang berbeda dengan design
Bisa boros atau bisa juga tidak memenuhi syarat
sesuai perencanaan
BAJA STRUKTUR ( 1 )
Mechanical properties dari baja (untuk baja struktur
maupun baja tulangan):
Strength
Resistensi material terhadap beban dan gaya dari luar
Elasticity
Kemampuan material untuk kembali kepada bentuk asal
setelah beban dan gaya dari luar dihilangkan
Plasticity
Ketidakmampuan material untuk kembali kepada bentuk asal
setelah beban dan gaya dari luar dihilangkan
Jika pada baja tulangan fungsi utama baja adalah
menggantikan fungsi beton dalam memikiul tegangan tarik,
maka pada baja struktur fungsi utama baja adalah untuk
memikul tegangan tarik maupun tegangan tekan yang
terjadi pada profil baja itu sendiri akibat dari seluruh gaya
yang bekerja.
BAJA STRUKTUR ( 2 )
Pekerjaan baja struktur mencakup:
Penyediaan
Fabrikasi
Pemasangan
Galvanisasi
Pengecetan logam struktur
Dari struktur baja dan bagian baja dari struktur
baja komposit, baik untuk pelaksanaan struktur
baja baru, pelebaran maupun perbaikan struktur
Toleransi, terhadap:
Diameter lubang Batang desak panjang
Alinyemen lubang Permukaan yang dikerjakan
Gelagar dengan mesin

BAJA STRUKTUR ( 3 )

Sertifikat
Diperlukan untuk semua bahan baku atau cetakan
yang dipasok untuk pekerjaan:
Sesuai formula standar
Memenuhi semua ketentuan dalam
pengendalian mutu dari pabrik pembuatnya


PEMASANGAN JEMBATAN
RANGKA BAJA ( 1 )
Yang dimaksud dengan jembatan rangka baja:
Struktur jembatan rangka baja hasil patent, misalnya
rangka baja (truss span 30-60m), gelegar komposit
(girder span 20-30 m, box span 40 m, 50 m,.70 m)
atau Bailey yang sebelumnya dibeli oleh pemilik
pekerjaan.
Kelas dan lebar jembatan
Kelas Lebar jalur I.I. Lebar trottoir/ kerb
A 7,00 m 2 x 1,00 m
B 6,00 m 2 x 0,50 m (kerb)
C 4,50 m 2 x 0,50 m (kerb)
Untuk steel truss, ada 2 type yaitu:
Semi permanen (lantai jembatan dari kayu)
Permanen (lantai jembatan dari beton)

PEMASANGAN JEMBATAN
RANGKA BAJA ( 2)
Pekerjaan pemasangan mencakup:
Penanganan, pemeriksaan, identifikasi dan
penyimpanan semua komponen lepas, pemasangan
perletakan, pra perakitan, peluncuran dan
penempatan posisi akhir struktur jembatan,
pencocokan komponen lantai jembatan dan
operasi lainnya yang diperlukan sehingga
jembatan terpasang sesuai spesifikasi.
Perbaikan komponen jembatan
Jika kontraktor lalai sehingga komponen
jembatan hilang atau rusak, perbaikannya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
PEMESANGAN JEMBATAN
RANGKA BAJA ( 3 )
Pemeliharaan komponen jembatan
Pemeliharaan rutin semua struktur rangka baja
yang telah selesai dan diterima selama construction
period maupun menjadi tanggung jawab kontraktor
Metode pemasangan truss span, antara lain:
Metode perakitan bertahap dengan kantilever
Metode peluncuran (launcing) dengan kantilever
Metode pemasangan girder span
Satu demi satu girder yang sudah fully assembled
diangkat dengan menggunakan crane, didudukkan di
atas perletakan yang telah dipersiapkan
sebelumnya
PEMASANGAN JEMBATAN
RANGKA BAJA ( 4 )
Metode perakitan bertahap dengan cantilever
Merupakan sistem perakitan rangka baja secara bertahap,
komponen per komponen
Dimulai dari abutment hingga posisi akhir (bisa abutment, bisa
pilar tergantung span) dengan cara:
Menambahkan dan memasang masing-masing komponen pada
sebagian bentang yang telah terpasang sebelumnya sehingga
membentuk kantilever berikutnya sampai posisi akhir
Cara pemasangan cantilever ini:
Membutuhkan bentang pemberat (anchor span) dan rangka
penghubung (link set)
Tidak memerlukan perancah karena untuk mencapai tempat
pemesangan komponen berikutnya dapat dilakukan melalui
jalan kerja dipasang di atas konstruksi baja yang telah
dipasang sebelumnya
PEMASANGAN JEMBATAN RANGKA
BAJA ( 5 )
Metode Perakitan Bertahap Cantilever
Anchor span
Link set
Bridge span
= Pemberat
PEMASANGAN JEMBATAN
RANGKA BAJA ( 6 )
Metode Peluncuran (launcing) dengan Cantilever
Merupakan metode peluncuran cantilever dengan rol
Jembatan rangka dirakit dari satu sisi sungai kemudian
diluncurkan pada posisinya dengan menggunakan
bentang pemberat dan peralatan khusus untuk
meluncurkan jembatan
Kemudian diturunkan ke perletakan dengan dongkrak
Ketinggian dari rangka baja jembatan pada saat
peluncuran dikaitkan dengan ketinggian akhir lantai
jembatan, dan diusahakan agar posisi balok peluncur
lebih tinggi dari abutment
Metode ini dapat digunakan untuk bentang tunggal atau
bentang pertama dari bentang banyak
PEMASANGAN JEMBATAN RANGKA
BAJA ( 7 )
Metode peluncuran (launcing) dengan cantilever
= Pemberat
Link set
Anchor span
Bridge span
PEMASANGAN JEMBATAN
RANGKA BAJA ( 8 )
Lawan lendut dan profil
Oleh pabrik rangka baja telah dibuat sedemikian
rupa sehingga setelah dirakit, lawan lendut arah
memanjang secara otomatis telah terbentuk.
Baut-baut terpasang secara sentris pada lubang-
lubang yang telah disediakan dengan tingkat
ketelitian yang pada umumnya sudah memadai.
Lawat lendut yang tercantum dalam design
biasanya baru merupakan perkiraan rata-rata dan
pada umumnya akan ada sedikit perbedaan
dengan hasil pemasangan dilapangan
PONDASI TIANG
Yang dimaksud dengan pondasi tiang adalah

Komponen struktur berupa tiang yang
berinteraksi langsung dengan tanah yang
berfungsisebagai penompang akhir dan
menyalurkan beban dari struktur jembatan ke
tanah.
JENIS-JENIS PONDASI TIANG
1. Tiang kayu, termasuk cerucuk
2. Tiang baja struktur
3. Tiang pipa baja
4. Tiang beton bertulang pracetak bulat atau
persegi
5. Tiang beton prategang pracetak bulat atau
persegi
6. Tiang bor beton cor langsung ditempat

TIANG PANCANG ( 1 )
Jenis tiang pancang yang umumnya dipakai:
Tiang pancang beton
Dibuat setempat, ukuran 35 x 35 cm atau 40 x
40 cm
Dibuat dalam pabrik (precast)
Umumnya bulat dan bermutu tinggi
Diameter 30 cm ke atas
Tiang pancang baja
Yang biasa digunakan berbentuk pipa dengan
diameter 400 mm, 500 mm, 750 mm dan 1000
mm
TIANG PANCANG ( 2 )
Pada waktu pemancangan, data kalenderingnya harus
dicatat dengan lengkap.
Harus dipergunakan alat yang memadai
Pada umumnya dipergunakan alat pancang dengan
berat hammer minimal 2,2 ton
Pada point bearing, kalendering terakhir untuk:
Tiang pancang baja = 1 3 cm/ 10 pukulan
Tiang pancang beton = 3 5 cm/ 10 pukulan
Pada friction pile, kalendering hanya sebagai kontrol
Bila hasil pemancangan meragukan dapat dicek dengan
loading test
TIANG PANCANG ( 3 )
Maksud Loading Test:
Mengetahui hubungan antara beban yang dipikul
oleh tiang pancang dengan settlement;
Memberikan bukti bahwa sampai dengan suatu
beban tertentu tidak terjadi keruntuhan
konstruksi pada tiang pancang. Nilai batas
beban dapat dipikul tiang pancang akan
memberikan gambaran safety factor dari tiang
pancang;
Mengetahui ultimate capacity dari tiang pancang
sebagai kontrol terhadap hasil perhitungan
dynamic atau static formulae
TIANG PANCANG ( 4 )
Pembayaran tiang pancang pipa baja (baja
struktur), terdiri dari:
Pembayaran untuk penyediaan tiang pancang pipa
baja termasuk biaya sambungan dan sepatu tiang
dalam kilogram
Beton isian (minimum K-250) dalam meter kubik
Pemancangan tiang pancang baja dalam meter
panjang
Pengujian pembebanan pada tiang:
Diameter sampai 600 mm (buah)
Diameter pipa baja: 400 mm, 500 mm, 600 mm.


TIANG PANCANG ( 5 )
Pembayaran tiang pancang beton pratekan
pracetak, terdiri dari:
Penyediaan tiang pancang beton pratekan pracetak
(furnished) termasuk sambungan dan sepatu tiang
dalam meter kubik
Yang dimaksud dengan furnished disini adalah penyediaan
tiang pancang beton jadi dimana didalamnya sudah
mencakup beton, baja tulangan, acuan, baja prategang
termasuk selongsong, jangkar. Pelat, mur, alat pengangkat
dan bahan-bahan lain yang terdapat didalamnya.
Pemancangan tiang pancang dalam meter panjang
Tambahan biaya apabila tiang pancang beton
dikerjakan ditempat yang berair dalam meter
panjang
TIANG PANCANG ( 6 )
Pembayaran tiang pancang beton bertulang,
terdiri dari:
Penyediaan tiang pancang beton bertulang
(termasuk baja tulangan, sambungan, sepatu tiang,
cetakan dan pekerjaan penunjang lainnya) dalam
meter kubik
Pemancangan dalam meter panjang
Tambahan biaya apabila tiang pancang beton
dikerjakan di tempat yang berair dalam meter
panjang
Pengadaan Tiang Pancang
Panjang dari masing-masing tiang pancang
harus diukur dari ujung tiang pancang sampai
sisi bawah pile cap untuk tiang pancang yang
seluruh panjangnya masuk ke dalam tanah,
atau dari ujung tiang pancang sampai
permukaan tanah untuk tiang pancang yang
hanya sebagian panjangnya masuk ke dalam
tanah. Perhitungan panjang tiang harus
sudah termasuk perpanjangan apabila
diperlukan.
Pemancangan Tiang Pancang
Panjang dari masing-masing tiang pancang
harus diukur dari ujung tiang pancang sampai
sisi bawah pile cap untuk tiang pancang yang
seluruh panjangnya masuk ke dalam tanah,
atau dari ujung tiang pancang sampai
permukaan tanah untuk tiang pancang yang
hanya sebagian panjangnya masuk ke dalam
tanah.
Pelaksanaan Tiang Pancang Beton
Di Tempat Yang Berair
Pengukuran untuk biaya tambahan terhadap
tiang pancang beton yang dilaksanakan di
bawah air harus dihitung dalam meter
panjang yang diukur dari muka tanah dasar
air (danau,sungai, selat) sampai ke per
mukaan air normal rata-rata (mata
pembayaran 7.6.12)
TIANG PANCANG ( 7 )
Pembayaran tiang bor beton cor langsung di
tempat, terdiri dari:
Tiang bor beton (diameter 600 mm, 800 mm, 1000
mm, 1200 mm, 1500 mm) sudah termasuk biaya baja
tulangan + pengeboran tanah (diukur dari ujung tiang
bor yang dirancang atau disetujui Direksi Pekerjaan
sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan
dipotong) dalam meter panjang

Tambahan biaya apabila tiang bor beton dikerjakan di
tempat yang berair dalam meter panjang

TIANG PANCANG ( 8 )
Pembayaran Cerucuk Kayu
Mencakup biaya pengadaan cerucuk kayu yang sudah
ditreatment (furnished) dengan bahan anti rayap dan
anti lapuk dihitung dalam meter panjang
Pemancangan dalam meter panjang

Pembayaran Sheet Pile
Pengadaan sheet pile baja/ beton furnished dalam
meter panjang
Pemancangan sheet pile baja/ beton dalam meter
panjang
TIANG PANCANG ( 9 )
PONDASI SUMURAN ( 1 )
Bahan pondasi sumuran
Dinding sumuran dari beton bertulang dengan mutu
beton K 250 dan mutu baja tulangan U-24
Bahan pengisi pondasi sumuran = beton siklop
Beton siklop = campuran beton kelas K 175 dengan
batu-batu pecah ukuran besar
Pekerjaan pondasi sumuran mencakup
Penyediaan dinding sumuran
Penurunan dinding sumuran
Bisa dicor ditempat atau membuat unit-unit beton
pracetak sesuai spesifikasi
PONDASI SUMURAN ( 2 )
Persyaratan teknis pembuatan unit beton
pracetak
Cetakan beton dibuat dari logam, presisi, kedap air dan
tidak boleh dibuka minimal 3 hati setelah pengecoran
Bebas dari segregasi, keropos atau cacat lainnya
Memenuhi dimensi yang dipersyaratkan
Tidak boleh digeser (paling sedikit 7 hari)
sampai kuat tekan mencapai 70% x kuat tekan
beton 28 hari
Tidak boleh diangkut atau dipasang (paling
sedikit 14 hari) sampai kuat tekan mencapai
85% x kuat tekan beton 28 hari.
PONDASI SUMURAN ( 3 )
Dinding sumuran dari unit beton pracetak
Beton pracetak yang pertama selesai dibuat harus
ditempatkan sebagai unit paling bawah, diturunkan kelokasi
dasar pondasi yang telah ditentukan
Beton pracetak berikutnya dipasang di atas yang pertama,
disambung dengan adukan semen
Penurunan pracetak selanjutnya dilakukan 24 jam setelah
penyambungan selesai dikerjakan

Dinding sumuran dicor ditempat
Cetakan beton dibuat dari logam, presisi, kedap air dan tidak
boleh dibuka minimal 3 hari setelah pengecoran
Bebas dari segregasi, keropos atau cacat lainnya
Penurunan beton siklop baru boleh dilakukan apabila kuat
dinding sumuran telah mencapai 70% x kuat tekan beton umur
28 hari
TIANG UJI (TEST PILE)
PENGUJIAN PEMBEBANAN
(LOADING TEST)
PENGUJIAN PEMBEBANAN STATIS
DENGAN MEMBEBANI TIANG DENGAN BEBAN BERUPA
KUBUS2 BETON ATAU DENGAN BEBAN DONGKRAK SAMPAI
DUA KALI BEBAN RENCANA

PENGUJIAN TIANG PANCANG DINAMIS
DENGAN MENGGUNAKAN PILE DIVING ANALYZER (PDA)
YANG MAMPU MEREKAM PERGERAKAN RELATIF DARI TIANG
PANCANG
PERLETAKAN (BEARING) -1
Cakupan Pekerjaan
Penyediaan dan pemasangan landasan logam atau elastomer
untuk menopang bangunan atas jemabatan
Harus memenuhi standart toleransi, baik untuk perletakannya
sendirimaupun untuk posisi permukaan beton tempat
perletakan diletakkan

Jenis Perletakan
Perletakan Roll (Roller Bearing)
Rol silinder
Rol bukan silinder
Perletakan Goyang (Rocker Bearing)
Perletakan Sandi (Knuckle Bearing)
Perletakan Bidang Geser (Plane Sliding Bearing)
Perletakan Elastomer (Elastomeric Bearing)
Perletakan Blok Berongga (Pot Bearing)
PERLETAKAN (BEARING)-2
Pengukuran dan Pembayaran
Cara Pengukuran
Perletakan logam dihitung berdasarkan jumlah setiap jenis perletakan yang
dipasang dan diterima
Bantalan perletakan dihitung berdasarkan jumlah tiap jenis, ukuran dan
ketebalan bantalan yang selesai dikerjakan dan diterima
Cara Pembayaran
Kuantitas yang diterima, dibayar sesuai dengan harga satuan kontrak
untuk mata pembayaran yang tercantum di dalam Daftar Kuantitas dan
Harga
Harga dan pembayaran sudah harus mencakup kompensasi penuh untuk
penyediaan dan penempatan semua bahan termasuk:
Pelat baja penahan getaran, plin beton, landasan adukan semen,
lapisan perekat epoxy, dowel, batang jangkar, semua tenaga kerja,
perkakas, peralatan, biaya tak terduga dan lain-lain yang diperlukan
untukl penyelesaian pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai