Malaria Mal: buruk area : udara Parasit malaria termasuk genus plasmodium: - Plasmodium vivax - Plasmodium falciparum - Plasmodium malariae - Plasmodium ovale Pada kera: P.cynomologi, P.knowlesi, P.rodhaini simian malaria Tersebar di seluruh dunia Di Indonesia endemis di kepulauan >>>irian jaya Siklus hidup Terdiri dari: 1. fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk 2. fase aseksual (skizogoni) dalam hospes
Fase aseksual; 1. skizogoni eritrosit 2. skizogoni eksoeritrosit td: - eksoeritrosit primer - eksoeritrosit sekunder vivax dan ovale Waktu antara sporozoit masuk --. Sel hati sampai 1 jam P.Vivax dan Ovale sporozoit menjadi hipnozoit / dormant dalam sel hati dalam waktu lama relaps jangka panjang (long term relaps) / rekurens P.falciparum dan malariae tidak memiliki stadium eksoeritrosit sekunder relaps karena proliferasi fase eritrosit rekrudesensi (short term relaps) Masa prepaten waktu antara permulaan infeksi sampai parasit malaria ditemukan dalam darah (microscopic threshold) Masa tunas intrinsik waktu permulaan infeksi sampai timbul manifestasi klinis Masa tunas ekstrinsik waktu antara nyamuk menghisap darah yang mengandung gametosit sampai mengandung sporozoit dalam kelenjer liurnya Merozoit yang dilepaskan skizon jaringan masuk ke eritrosit tergantung interaksi parasit dan eritrosit sisi anterior merozoit melekat pada membran eritrosit invaginasi Sitoplasma parasit berbentuk lingkaran trofozoit Parasit mencerna hemoglobin menhasilkan pigmen (hemozoin, hematin) butir2 pigmen Trofozoit skizon merozoit (fase skizogoni) merozoit masuk ke sel darah lain (sporulasi) manifestasi demam Periodisitas skizogoni: - 48 jam vivax dan ovale (tersiana) - < 48 jam falciparum - 72 jam malariae (kuartana) Fase seksual dalam darah: merozoit gametosit siap dihisap nyamuk Dalam nyamuk : eksflagelasi makro dan mikrogamet ookinate ookista sporozoit Bentuk infektif sporozoit melalui tusukan nyamuk Cara infeksi: - secara alami - induksi infeksi Patologi dan gejala klinis Trias gejala: demam, anemia dan splenomegali Demam dengan periodisitas yang khas: menggigil, panas tinggi dan berkeringat diikuti stadium apireksi Masa inkubasi intrinsik: bervariasi (< P.falciparum (12 hari) dan > pada P. malariae (1 bulan) Gejala lain: black water fever, multiorgan failure Diagnosis Menemukan parasit malaria dalam sediaan darah tebal atau tipis Angka hitung parasit Sediaan darah tebal memeriksa 100 lap (~0,20 ul). Interpretasi: + 1-10 /100 lap ++ 11-100 / 100 lap +++ 1 10 / 1 lap ++++ >10 / 1 lap +++++ > 100 / 1 lap ~ 40000 par/ul Lebih tepat dengan membandingkan dengan 200 leukosit: (jumlah leuk 8000/ul): parasit/ul darah = jumlah parasit X 8000 200
Tekhnik mikroskopis lain : QBC, tekhnik kawamoto Metode diagnosis lain: 1. serologi : dipstick untuk deteksi Ag false positif Kelemahan: - Tidak dapat untuk hitung parasit - False positif - Mahal 2. PCR Cara pembuatan sediaan darah untuk pemeriksaan malaria: (praktikum) 1. Bersihkan ujung jari tangan (untuk bayi tumit atau cuping telinga) dengan kapas alkohol 2. Tusuk ujung jari dengan lancet. Hapus tetesan pertama dengan kapas kering 3. Tetesan selanjutnya tampung dengan sebuah kaca benda bersih dan kering serta tidak berminyak 4. Dengan bantuan kaca benda lain buat sediaan darah tipis seperti ujung lidah 5. Dengan kaca objek lain tampung tetesan darah untuk sediaan darah tebal. Buat sekurang- kurangnya 2 tetesan dan lebarkan dengan sudut kaca lain Pulasan giemsa untuk sediaan darah tipis: 1. Fixasi sediaan darah dengan metil alkohol (metanol) 30 detik 2. Cuci dengan air pipa dalam botol plastik, keringkan di udara 3. Taruh sediaan darah di atas rak secara horizontal dan tuangkan larutan giemsa 4. Biarkan larutan giemsa di atas sediaan darah 20-30 menit 5. Cuci dengan air pipa dari botol plastik. Larutan giemsa tidak boleh dibuang terlebih dahulu, tetapi larutan tersebut haruns dihanyutkan di air mengalir 6. Keringkan 7. Periksa di bawah mikroskop 100x Pulasan giemsa untuk sediaan darah tebal: 1. Sediaan darah tidak boleh terlalu tebal dengan dimeter 1 cm. tidak perlu difiksasi.tuangkan larutan giemsa pada sediaan yang letaknya horizontal di atas rak 2. Giemsa 15-29 menit 3. Cuci dengan air pipa dari botol plastik dengan hati-hati 4. Keringkan, periksa di bawah mikroskop Plasmodium vivax Sediaan darah tebal Zona merah Eritrosit yang mengandung parasit ukurannya lebih besar dari eritrosit normal Rekurens (relaps jangka panjang) eksoeritrosit sekunder Hipnozoit bisa sampai beberapa tahun Trofozoit muda 1/3 eritrosit, titik schuffner Trofozoit tua amuboid Makrogametosit bulat, sitoplasma biru dengan inti merah dan padat Mikrogametosit sitoplasma agak pucat, inti besar dan difus Patologi dan gejala klinis Masa tunas intrinsik: 12-17 hari Diawali gejala prodromal Periodisitas 48 jam Penting karena relapsnya Prognosis ad bonam Diagnosis menemukan P.vivax dalam sediaan darah penderita Plasmodium malariae Menyebabkan malaria kuartana serangan demam berulang setiap hari ke empat periodisitas 72 jam Stadium trofozoit muda mirip dengan P.vivax tetapi sitoplasma lebih tebal dan eritrosit tidak membesar Titik ziemann Trofozoit tua band shape
Skizon seperti rosset Parasite count lebih rendah dari plasmodium lain jarang > 10.000/mm3 Diagnosis menemukan parasit P. malariae dalam sediaan darah penderita harus teliti karena angka hitung parasit rendah Plasmodium ovale Malaria ovale >> Afrika Morfologi mirip dengan P. malariae akan tetapi ukuran eritrosit sama seperti P. vivax Eritrosit menjadi oval Titik james Skizon mengelilingi pigmen Rekurens ~ vivax Diagnosis menemukan P. ovale pada sediaan darah penderita Prognosis infeksi biasanya ringan Plasmodium falciparum Malaria falciparum Merupakan spesies paling berbahaya dan penyebab malaria berat Tidak memiliki fase eksoeritrosit sekunder tidak rekurens Trofozoit muda bentuk cincin halus 1/6 eritrosit Eritrosit tidak membesar Titik maurer yang kasar Bentuk accole, kromatin ganda Skizon jarang ditemukan kecuali dalam keadaan infeksi berat (pernisiosa) Skizon matang mengandung 8-24 merozoit Derajat infeksi lebih tinggi hitung parasit bisa > 500.000/mm3 Sekuesterasi jaringan multiorgan failure Periodisitas sub tersiana Masa tunas intrinsik 9-14 hari Diawali dengan gejala prodromal Keadaan umum cepat memburuk gangguan kesadaran Segera diobati ad bonam Komplikasi terbanyak malaria cerebral
Double kromatin Sediaan darah tebal Malaria berat Malaria berat >>>>Falciparum Malaria falciparum berat adalah penyakit malaria dengan P. falciparum stadium aseksual ditemukan dalam darahnya disertai salah satu bentuk gejala klinis: 1. Malaria otak 2. Anemia normositik berat 3. Gagal ginjal 4. Edem paru 5. Hipoglikemi 6. Syok
7. DIC 8. Kejang umum yang berulang 9. Asidosis 10. Black water fever Manifestasi klinis lain: 1. Gangguan kesadara 2. Hiperparasitemi 3. Ikterus 4. hiperpireksia Kelompok resiko tinggi malaria berat: - anak kecil >6 bulan - wanita hamil - pandatang
Malaria cerebral penyebab kematian tertinggi gejala: sakit kepala, gangguan kesadaran, muntah, kejang, koma GCS Anemia berat Hb < 5 g% Gagal ginjal urine < 400 ml/24 jam, kratinin > 3 mg/dl Edema paru RR meningkat
Hipoglikemi glukosa < 40 mg/dl Bisa karena efek penggunaan kina Syok Hemoglobinuri hemolisis intavaskuler masif, berhubungan dengan efek samping obat dan defisiensi G6PD Patofisiologi 1. Sludging 2. Permeability 3. Mechanical eritrosit menjadi kaku dan cytoadheren 4. imunological Pengobatan Profilaksis Terapetik Obat anti malaria Skizontosida darah : klorokuin, amodiakuin, kina, proguanil, pirimetamin Skizontosida jaringan primer profilaksis kausal mencegah masuknya parasit ke eritrosit : Pirimetamin, proguanil Obat anti malaria Skizontosida jaringan sekunder untuk stadium hipnozoit : primakuin, pamakuin, kuinakrin Gametosida: primakuin ( untuk keempat spesies), klorokuin, amodiakuin, kina ( tidak dapat diberikan untuk P.falciparum) Obat anti malaria Sporontosida Anti relaps obat skizontosida sekali seminggu Artemisin Qinghaosu Ramuan obat cina dari tumbuhan Artemissia annua WHO Artemeter, artesunat, arteeter skizontosida darah RESISTENSI asia tenggara, amerika selatan obat kombinasi ACT (Artemisinin Combination Theraphy) Rekomendasi WHO Artemeter-lumefantrin Artesunat-amodiakuin Artesunat-slfadoksin pirimetamin Artesunat-meflokuin