Anda di halaman 1dari 24

Askep pd

Pengobatan SSP
NAPZA
Cher Aristha (1302027)
Elisa Jati Pratiwi (1302040)
Feriska Hari Fradisky (1302046)
Kun Tri Jumatmaja CA (1302071)
Margaretha Emilda Christy (1302080)
Nathasya Lahura (1302090)
Reni Pradita (1302101)

PENDAHULUAN
Analgesik, baik nonnarkotik maupun narkotik diresepkan
utk meredakan nyeri.
pilihan obat tergantung dari beratnya nyeri.
Nyeri yang ringan sampai sedang dari otot rangka dan
sendi seringkali diredakan dg pemakaian analgesik
nonnarkotik.
Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos, organ,
dan tulang biasanya membutuhkan analgesik narkotik.

ANALGESIK NONNARKOTIK
tidak bersifat adiktif dan kurang kuat dibandingkan
dengan analgesik narkotik.
Obat obat ini dipakai untuk mengobati nyeri yang
ringan sampai sedang dan dapat dibeli dengan bebas.
Obat-obat ini efektif untuk nyeri tumpul pada sakit
kepala, dismenore (nyeri menstruasi), nyeri pada
inflamasi, abrasi minor, nyeri otot dan arthritis ringan
sampai sedang.
Kebanyakan dari analgesik menurunkan suhu tubuh
yang meningkat, sehingga mempunyai efek antipiretik.
Beberapa analgesik seperti aspirin, mempunyai efek
antiinflamasi dan juga efek antikoagulan.

ANALGESIK NARKOTIK
Analgetik narkotik, disebut juga agonis narkotik,
diserepkan untuk mengatasi nyeri yang sedang sampai
berat.
Anlgesik narkotik (narkotik) bekerja terutama pada
sistem saraf pusat, sedangkan analgesik non narkotik
(analgesik) bekerja pada sistem saraf tepi pada tempat
reseptoe nyeri.
Narkotik tidak hanya menekan rangsang nyeri tetapi juga
menekan pernapasan dan batuk dengan bekerja pada
pusat pernapasan dan batuk pada medula dibatang
otak.

Salah satu contoh dari narkotik adalah morfin, yang
merupakan analgesik kuat yang dapat dengan cepat
menekan pernapasan.
Kodein tidak sekuat morfin, tetapi dapat meredakan
nyeri yang ringan sampai sedang dan menekan batuk.
Kodein juga dapat diklasifikasikan sebagai penekan
batuk (antitusif). Banyak narkotik mempunyai efek
antitusif dan antidiare, selain dari kemampuannya
meredakan nyeri.
PENGOBATAN UNTUK ORANG DENGAN
ADIKSI NARKOTIK
Metadon adalah narkotik, tetapi lebih sedikit
mengakibatkan ketergantungan dari pada narkotik
yang digantikannya.
Waktu paruh metadon lebih panjang daripada
kebanyakan narkotik sehingga hanya perlu diberikan
sekali sehari


Ada dua jenis program metadon:
program pelepasan
orang yang bersangkutan menerima satu dosis metadon
untuk dua hari pertama yang kira-kira sama dengan
dosis dari obat yang diadiksi. Setelah dua hari, dosis
metadon dikurangi 5-10 mg sampai orang tersebut
sepenuhnya lepas dari metadon
program pemeliharaan.
Dalam program pemeliharaan, orang tersebut diberikan
metadon dalam dosis yang sama setiap hari. Dosis
tersebut dapat sama atau kurang dari obat yang biasa
dipakai, tetapi dosisnya tetap sama dari hari ke hari.
Contoh OBAT ANALGESIK NARKOTIK
1. SUBOXONE
2. SUBUTEX


SUBOXONE
Indikasi: terapi substitusi untuk ketergantungan opioid
Kontra Indikasi: Intoleransi galaktosa, defisiensi laap-
laktasi, malabsorpsi glukosa-galaktosa. Alkoholisme akut
/ delirium. Insufisiensi pernapasan berat dan hepatik.
Hamil dan laktasi.
Efek Samping: Infeksi; edema perifer, penurunan berat
badan, ansietas, gugup, depresi, pemikiran abnormal;
insomnia, somnolen, pusing, dll
SUBUTEX
Indikasi: penggobatan pengganti untuk ketergantungan
obat opioid, dengan disertai penatalaksanaan medik,
sosial dan psikologi.
Kontraindikasi: anak <16 tahun, insufisiensi hepatik
berat atau insufisiensi saluran napas berat, alkoholisme
akut / delirium tremen, laktasi
Efek samping: konstipasi, sakit kepala, insomnia,
astenia, mengantuk, mual dan muntah, pusing, hipotensi
ortostatik, berkeringat, depresi pernapasan, nekrosis
hepatik dan hepatitis, halusinasi.
CONTOH OBAT ANALGESIK NONNARKOTIK
1. Diflam
2. Dolac
3. Biomega
1. Diflam
Indikasi : spondilitis ankilosa, gout akut, nyeri
muskuloskeletal
Kontraindikasi : tukak GI, asma, urtikaria atau rhinitis
akut
Efek samping : tukak lambung, gagal ginjal, reaksi
hipersensitif
2. Dolac
Indikasi : pengobatan jangka pendek nyeri akut sedang
sampai berat paska operasi
Kontraindikasi : gangguan ginjal berat, dehidrasi, hamil,
laktasi, dan persalinan
Efek samping : sakit kepala, mengantuk, nyeri gigi,
berkeringat, pusing

3. Biomega
Indikasi : meringankan rasa sakit yang berat disebabkan
neuritis
Kontraindikasi : hipersensitif, hamil dan menyusui
Efek samping : hipersensitif

ASKEP INSOMNIA
Pengkajian
Biodata
Keluhan
Efek samping pengobatan pada pola tidur
Psiko, sosio, budaya, dan spiritual
Pemeriksaan fisik
Kebutuhan dasar pasien
Tingkah laku
Diagnosa
Insomnia berhubungan dengan obat ditandai dengan.....

Perencanaan
NOC:
Kesejahteraan Personal: tingkat persepsi positif tentang status
kesehatan dan kondisi kehidupan seseorang.
Tidur: Penghentian kesadaran yang alami dan periodik ketika tubuh
dipulihkan
Tujuan/ Kriteria Evaluasi:
Pasien memperlihatkan tidur yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut
(sebutkan 1-5: gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada
gangguan):
Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk orang dewasa)
Pola, kualitas, dan rutinitas tidur
Perasaan segar setelah tidur
Terbangun diwaktu yang sesuai.
Pasien akan:
Mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan tidur atau istirahat,
Menunjukkan kesejahteraan fisik dan psikologis

Intervensi NIC
Peningkatan koping: membantu pasien untuk
beradaptasi dengan persepsi stresor, perubahan, atau
ancaman yang mengganggu pemenuhan tuntutan dan
peran hidup
Manajemen lingkungan: Kenyamanan: memanipulasi
lingkungan sekitar pasien untuk meningkatkan
kenyamanan yang optimal
Peningkatan tidur: memfasilitasi siklus tidur-terjaga yang
teratur
Implementasi
Aktivitas keperawatan
Pengkajian
Peningkatan tidur (NIC):
Tentukan efek samping pengobatan terhadap pola tidur pasien.
Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik (misalnya, apnea
saat tidur, sumbatan jalan napas, nyeri/ketidaknyamanan, dan sering berkemih)
atau faktor-faktor psikologis (misalnya ketakutan atau ansietas) yang dapat
mengganggu pola tidur pasien.
Penyuluhan untuk pasien / keluarga
Jelaskan bahwa alkohol dapat membantu pasien jatuh tidur,
tetapi alkohol juga menyebabkan kualitas tidur menurun akibat
sering terbangun dan mimpi buruk; anjurkan untuk menghindari
alkohol dalam 4-6 jam sebelum waktu tidur.


Anjurkan untuk tidak menggunakan pil tidur yang dijual bebas;
jelaskan bahwa pil tidur dapat mengganggua kualitas tidur,
menyebabkan mengantuk sepanjang siang, dan kehilangan
efektivitas setelah beberapa minggu; sarankan pasien untuk
berkonsultasi dengan dokter.
Peningkatan tidur (NIC)
Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat selama kehamilan, sakit
dan stres psikososial.
Ajarkan pasien untuk menghindari makanan dan minum saat akan
tidur yang dapat mengganggu tidur.
Ajarkan pasien dan orang terdekat tentang faktor lain yang dapat
menyebabkan gangguan pola tidur.
Aktivitas Kolaboratif
Diskusikan dengan dokter tentang perlunya meninjau
program pengobatan jika berpengaruh pada pola
tidur.
Rujuk ke klinik yang mengatasi gangguan tidur jika
diprlukan.
Peningkatan tidur (NIC): dukung penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung supresor fase tidur
REM

Aktivitas Lain
Hindari suara keras dan penggunaan lampu pada saat tidur
malam, ciptakan lingkungan yang tenang, damai dan minimalkan
gangguan.
Cari teman sekamar yang cocok bagi pasien jika
memungkinkan.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin
menyababkan kurang tidur, seperti ketakutan, masalah yang
tidak terselesaikan, dan konflik.
Yakinkan kembali pasien bahwa iritabilitas dan perubahan alam
perasaan adalah konsekuensi umum deprivasi tidur.
Anjurkan klien untuk mandi dengan air hangat disore hari.
Peningkatan Tidur (NIC):
Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas waktu tidur pasien,
persiapan atau ritual sebelum tidur, dan benda-benda yang
familiar jika diperlukan.
Bantu pasien untuk membatasi tidur di siang hari dengan
memberikan aktivitas yang membuat pasien tetap terjaga jika
perlu.
Berikan atau lakukan tindakan kenyamanan
Berikan waktu tidur siang, jika diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan tidur.
Kelompokkan aktivitas perawatan untuk meminimalkan tindakan
yang dapat membangunkan; berikan siklus tidur minimal 90
menit.
EVALUASI

Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik
rencana keperawatan,menilai,meningkatakan mutu asuhan
keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan yang
diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah diberikan
terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai