Anda di halaman 1dari 3

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Material baja merupakan salah satu bahan logam yang sangat banyak
digunakan pada berbagai kebutuhan dan keperluan hidup manusia. Berbagai
contoh penggunaan material baja misalnya pada infrastruktur bangunan, jembatan,
kendaraan bermotor, mesin-mesin industri, alat-alat perkakas dan senjata. Material
yang unsur utamanya tersusun dari unsur besi dan karbon ini sering digunakan
karena sifat-sifat yang dimilikinya seperti memiliki keuletan yang tinggi, tahan
temperatur tinggi, mudah dibentuk dan sifat-sifat mekanisnya dapat ditingkatkan
melalui proses perlakuan panas.
Pada industri baja, baja dapat dibentuk sesuai kebutuhan dengan 3 cara yaitu
dengan cara casting, forging ataupun rolling. Cara-cara tersebut memerlukan
proses pemanasan agar dapat diproses lebih lanjut. Proses pemanasan yang
dilakukan harus mecapai suhu yang cukup tinggi karena material baja tersebut
hanya dapat dibentuk apabila berada dalam kondisi yang lunak. Proses pemanasan
tersebut biasanya dilakukan di tungku/furnace dan kemudian dilanjutkan kemesin
lainnya untuk diproses sesuai dengan cara yang digunakan untuk membentuk baja
tersebut.
Dari proses pemanasan tersebut, dipererlukan juga proses pendinginan demi
menjaga mesin-mesin dan juga material itu sendiri dari kerusakan. Proses
2



pendingingan itu sendiri memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah proses
pendinginan dengan udara bebas, pendinginan dengan air, dan pendinginan yang
dilakukan di tungku. Tak jarang juga ditemukan bahwa industri-industri tersebut
melakukan kombinasi dari 3 jenis cara pendinginan tersebut untuk mendapatkan
hasil akhir produk yang diinginkan.
Pada suatu industri baja yang memproduksi produknya secara massal tentu
membutuhkan suatu tempat yang cukup besar untuk melakukan proses
pendinginan terhadap materialnya. Hal ini diperlukan karena tidak memungkinkan
untuk melakukan proses pendinginan secara satu persatu untuk tiap produk yang
dihasilkan. Oleh karena itu dibuatlah tempat pendinginan tersebut yang
dinamakan dengan cooling bed. Cooling bed atau biasa disebut juga dengan meja
pendingin memiliki fungsi untuk menampung material yang telah keluar baik dari
proses rolling untuk dilakukan proses pendinginan secara massal. Dengan adanya
meja pendingin/cooling bed ini, maka akan menghemat waktu yang dibutuhkan
untuk mendinginkan material hasil produksi yang dilakukan secara massal.
PT. Krakatau Wajatama merupakan sebuah perusahaan besar yang bergerak
dibidang industri baja. Perusahaan ini memproduksi baja profil dan baja tulangan
dalam jumlah yang sangat banyak/massal. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem
pendinginan material yang efisien terutama efisien terhadap waktu yaitu dengan
menggunakan meja pendingin/cooling bed. Sehingga dengan demikian, pada
laporan kerja praktek ini akan membahas mengenai proses pendinginan dicooling
bed.
3



1.2. Pokok Pembahasan
Pokok pembahasan yang akan disajikan pada Laporan Kerja Praktek ini
adalah pembahasan mengenai sistem kerja dari meja pendingin/cooling bed.
1.3. Batasan Masalah
Pada Laporan Kerja Praktek ini, batasan masalah yang akan dibahas adalah
mengenai tahapan proses pendinginan material dan juga sistem pengolahan air
yang digunakan di PT. Krakatau Wajatama.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui prinsip kerja
dari sistem pendinginan cooling bed dan menganalisis hal-hal yang
mempengaruhi sistem pendinginan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai