Anda di halaman 1dari 41

ASSALAMUALAIKUM

WR. WB.
WAKTU DAN TEMPAT
GEOGRAFIS


Oleh
Efa Ainul Falah, MA.



Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan
WAKTU MATAHARI DAN BINTANG
WAKTU UNIVERSAL
KONVERSI WAKTU
LINTANG DAN BUJUR
MENENTUKAN LINTANG DAN BUJUR
KONVERSI JARAK

SISTEM WAKTU
Ada dua aspek waktu :

Epok (kala), yaitu menunjukkan waktu secara
presisi atas kejadian tertentu; misalnya
matahari terbit terjadi ketika beranjak dari
ketinggian 0 di ufuk timur.

Interval adalah selang waktu antara dua epok;
misalnya waktu siang terjadi antara matahari
terbit dan terbenam.

SISTEM WAKTU
ADA 3 SISTEM WAKTU:

1. WAKTU BINTANG (sidereal time) dan WAKTU
MATAHARI (universal/solar time) yang berdasarkan
rotasi harian Bumi.
2. WAKTU DINAMIK, yang berdasarkan pada
pergerakan benda-benda langit (celestial bodies)
dalam sistem matahari.
3. WAKTU ATOM, yang berdasarkan pada osilasi
elektromagnetik yang dikontrol atau dihasilkan oleh
transisi kuantum dari suatu atom.
Waktu bintang (sidereal time) berkaitan
langsung dengan rotasi bumi.
Epok waktu bintang secara numerik adalah
sudut waktu dari titik semi (vernal equinox).
Waktu bintang ditentukan dengan
pengamatan bintang.
Sudut waktu dari titik semi sejati
dinamakan Waktu Bintang Sejati
(Apparent Sideral Time, AST). Bila
referensinya meridian Greenwich maka
dinamakan GAST (Greenwich Apparent
Sideral Time), dan bila referensinya
meridian lokal dinamakan LAST (Local
Apparent Sideral Time).
Sudut waktu dari titik semi menengah
dinamakan Waktu Bintang Menengah
(Mean Sideral Time, MST). Bila
referensinya meridian Greenwich maka
dinamakan GMST (Greenwich Mean
Sideral Time), dan bila referensinya
meridian lokal dinamakan LMST (Local
Mean Sideral Time).
Satu hari bintang adalah interval waktu antara
dua kulminasi atas yang berurutan dari titik
semi menengah di meridian tertentu.
Jam nol (00:00) suatu hari bintang adalah pada
saat titik semi (menengah) berkulminasi atas.
Waktu bintang sejati tidak digunakan sebagai
ukuran interval waktu karena kecepatannya
yang tidak uniform, yang disebabkan oleh
bervariasinya kecepatan rotasi bumi dan juga
arah dari sumbu rotasi bumi itu sendiri.
Karena titik semi menengah masih dipengaruhi
oleh presesi, maka satu hari bintang akan lebih
pendek sekitar 0.0084 s dari periode bumi yang
sebenarnya.
SISTEM WAKTU MATAHARI
Waktu matahari (solar or universal time) berkaitan
dengan rotasi bumi dan juga revolusi bumi
mengelilingi matahari.
Epok waktu matahari secara numerik adalah sudut
waktu dari matahari.
Karena pergerakan matahari sejati (apparent sun)
sepanjang ekliptika tidak uniform, maka matahari
sejati kurang ideal untuk pendefinisian sistem waktu.
Yang sebaiknya digunakan adalah matahari khayal
(fictious sun) atau matahari menengah (mean sun)
yang dikarakterisir dengan pergerakannya yang
uniform sepanjang ekliptika
Jam nol (00:00) suatu hari matahari
adalah pada saat matahari menengah
berkulminasi bawah (tengah malam)
Satu hari matahari adalah interval
waktu antara dua kulminasi bawah
yang berurutan dari matahari
menengah di meridian tertentu (dari
tengah malam ke tengah malam
berikutnya).
SISTEM WAKTU MATAHARI
Sistem waktu matahari menengah (mean solar time,
MT) didefinisikan sebagai : {MT = Sudut waktu matahari
menengah + 12 jam}
Bila referensinya meridian Greenwich dinamakan GMT
(Greenwich Mean Solar Time) yang disebut juga
Universal Time (UT). Bila referensinya meridian lokal
dinamakan LMT (Local Mean Solar Time).
Dalam kasus matahari sejati, bila referensinya
meridian Greenwich maka waktu mataharinya
dinamakan GAT (Greenwich Apparent Solar Time).
Bila referensinya meridian lokal dinamakan LAT (Local
Apparent Solar Time).
Hari Matahari vs Hari
Bintang
Karena Bumi melakukan revolusi
sekitar Matahari, maka satu hari
Matahari akan sedikit lebih panjang
dibandingkan satu hari Bintang
0.986/360 x 24 jam = 4 menit
Waktu revolusi bulan mengelilingi bumi
adalah 27 1/3 hari. Waktu ini disebut satu
bulan sideris, yaitu waktu yang dibutuhkan
bulan mengelilingi bumi sejauh 360

Adapun lama selang waktu antara dua fase
bulan adalah 29 hari. Waktu ini disebut
satu bulan sinodis. Bulan sideris dan sinodis
menjadi berbeda akibat adanya revolusi
bumi.
Periode sideris rotasi bumi memerlukan waktu 23
jam 56 menit 4 detik. Pada periode ini bumi telah
melakukan perputaran satu kali putaran. Namun
karena bumi berrevolusi, satu kali putaran ini
belum mengembalikan suatu titik atau tempat di
bumi ke posisi semula
Periode sinodis rotasi bumi memerlukan waktu 24
jam. Waktu ini merupakan penambahan atas
waktu periode sideris. Pada periode ini setiap
tempat akan kembali ke tempat semula setelah
bumi berrotasi selama 24 jam.
24 Jam = 360 = 40093 Km
1 Jam = 15 = 1670,54 Km
4 Menit = 1 = 111,37 Km
1 Menit = 15 = 27,84 Km
4 Detik = 1 = 1,86 Km
1 Detik = 15 = 464 m


Contoh penghitungan konversi waktu:

Berapa jarak busur dan jarak jauh yang ditempuh
dalam 2
j
25
m
7
d
?
Jawab: 2
j
25
m
7
d
X 15 = 36 16 45
Jawab: 2
j
25
m
7
d
/ 24 X 40093 = 4040,39 Km

Berapa waktu dan jarak jauh yang ditempuh
dalam 45 45 45?
Jawab: 45 45 45 / 15 = 3
j
3
m
3
d

Jawab: 45 45 45 / 360 X 40093 = 5096,54
GERAK HARIAN MATAHARI SEPANJANG TAHUN
22 Juni (94 hr)
22 Desember (90 hr)
21 Maret (89 hr) 23 September (93 hr)
Gerak revolusi bumi mengitari matahari (gerak tahunan bumi)
Periode = 365,25 hari
21 Maret
23 Sept.
22 Juni
22 Des.
Gerak rotasi Bumi
Periode Sideris: 23 jam 56 menit 4 detik. Periode sinodis: 24 jam
Arah: dari Barat ke Timur dengan kecepatan 40093/23.9344 =
1675,12km/jam
SENIN AHAD
GARIS TANGGAL INTERNASIONAL
0
O
30
O
BT 30
O
BB 60
O
90
O
120
O
150
O
BT 180
O
150
O
BB 120
O
90
O
60
O
30
O
BB
. . . . . . . . . . . . .
G
A
R
I
S

T
A
N
G
G
A
L

I
N
T
E
R
N
A
S
I
O
N
A
L

GARIS TANGGAL INTERNASIONAL
TINGGI MATAHARI
Tinggi matahari/hight of sun/irtifaus syamsi
(h
o
) adalah jarak busur yang dihitung antara
ufuk sampai matahari berada pada garis
lingkaran vertikal.

Bila matahari berada di atas ufuk maka nilai
tingginya positif (+) dan bila berada di
bawah ufuk nilai tingginya negatif (-).
Z = Zenit
N = Nadir
U = Utara
S = Selatan
AM = Tinggi
matahari
U S
Z
N
M
A
SUDUT WAKTU MATAHARI
Sudut waktu matahari/hour angle/fadhlud
dair (t
o
) adalah jarak busur antara titik
kulminasi sampai matahari berada pada
garis lingkaran harian matahari

Bila matahari berada di sebelah barat titik
kulminasi, maka sudut waktu bernilai positif
(+); sedangkan bila berada di sebelah timur
bernilai negatif (-)
Z = Zenit
N = Nadir
U = Utara
S = Selatan
K = Titik Kulminasi
KM = Sudut Waktu
Matahari
U S
Z
N
M
K
LINTANG TEMPAT
Lintang/latitude/urdhul balad ( ) adalah
jarak antara garis katulistiwa atau equator
sampai satu titik di permukaan bumi yang
diukur sepanjang garis meridian

Titik yang berada di sebelah selatan garis
katulistiwa disebut Lintang Selatan
sedangkan yang berada di sebelah utara
disebut Lintang Utara
BUJUR TEMPAT
Bujur/longitude/thulul balad () adalah jarak
antara garis meridian yang melewati titik
acuan sampai suatu titik di muka bumi
sepanjang garis katulistiwa

Titik acuan dalam astronomi adalah kota
Greenwich di London-Inggris. Titik yang
berada di sebelah barat kota ini disebut
Bujur Barat sedangkan di sebelah timurnya
disebut Bujur Timur.
KOTA-KOTA DI INDONESIA
PETA DAN LETAK GEOGRAFIS DI WILAYAH INDONESIA
+10
0

+ 5
0

0
0

- 5
0

- 10
0

95
0
BT 100
0
105
0
110
0
115
0
120
0
125
0
130
0
135
0
140
0

+10
0

+ 5
0

0
0

95
0
BT 100
0
105
0
110
0
115
0
120
0
125
0
130
0
135
0
140
0

- 10
0

- 5
0

MENENTUKAN
KOORDINAT BUMI
Pencarian posisi bumi dengan dengan
Global Positioning System (GPS).
Pencarian melalui situs internet (misalnya
www.infoplease.com/atlas/laitude-
longitude.html)
Pencarian melalui software komputer
(misalnya Encarta)
Penghitungan interpolasi dengan tempat
lain
MENENTUKAN
KOORDINAT BUMI
Penghitungan interpolasi dari data
Lintang dan Bujur yang ada di atlas
atau peta
Penghitungan bayang-bayang tongkat
istiwa
Penghitungan alat bidik (theodolite)
Pencarian melalui tabel yang tersedia

Rumus:
N = J:111,37 + M
N = (J:111,37) cos N + M

N = yang dicari
M = yang diketahui
J = Jarak dalam Kilometer
Contoh perhitungan:

1. Diketahui: Jakarta = - 06 10 LS
: Jakarta = 106 49 BT
2. Tentukan koordinat TMII
dengan jarak U-S = 13,2 Km dan B-T = 7,2 Km!

Jawab:
TMII = - 13,2/111,37 + - 06 10
= - 6 17 6,69
TMII = (7,2/111,37) cos - 6 13 52,74 + 106 49
= 106 52 51,3

Penghitungan dengan
menggunakan atlas atau peta
Rumus:
N = M + K / J x S
N = Koordinat yang dicari untuk lintang dan
bujur
M = Nilai Lintang atau Bujur tempat acuan
K = Jarak antara kota acuan dan kota yang
dicari
J = Jarak antara dua kota acuan
S = Selisih lintang dan bujur dua kota acuan
Contoh perhitungan:
1. Diketahui: Jakarta = - 06 10 LS
: Jakarta = 106 49 BT
TMII: - 6 17 6,69
TMII: 106 52 51,34
Tentukan koordinat Kantor Walikota Jakarta Timur!

Monas
Walikota Jaktim
TMII
K2
J2
K1
J1
J1 = 13,2 cm
J2 = 7,2 cm
K1 = 8 cm
K2 = 2,7 cm
S = 0 7 6,69
S = 0 3 51,34
U

Koordinat Kantor Walikota Jaktim :
Lintang: - 6 17 6,69 + 8/13,2 x 0 7 6,69
= - 6 12 48,09.

Bujur: 106 52 51,34 + - 2,7/ 7,2 x 0 3 51,43
= 106 51 24,59
Menentukan
Koordinat Melalui
Bayang-bayang

Titik I
Titik II
T
B
U
S
Mencari Lintang dan Bujur melalui bayang-
bayang:

Catat jam saat bayang-bayang menyentuh
garis U-S
Hitung Bujur Tempat dengan cara selisih
Merpass dikali 15 ditambah Bujur daerah: (Mp-
Wp) x 15 + Bd
Ukur bayang-bayang tersebut
Hitunglah jarak zenith matahari
Hitunglah selisih jarak zenit dengan deklinasi
pada jam tersebut untuk mencari Lintang
Operasi Hitung:

1. Misalnya pada tanggal 12 Agustus 2009
bayang-bayang menyentuh U-S pada pukul
11:58:20 dengan panjang 48 cm dari tongkat
sepanjang 150 cm
2. Merpass = 12 - 0:5:3 = 12:5:3
3. Bujur = (12:5:3 11:58:20) x 15 + 105 =
106 40 45 BT.
4. Lintang = (Cotan (150 / 48)) (14 56 34
(14 56 34 - 14 55 48) x 0:58:20) = 17 44
40,82 - 14 55 49,28 = 2 48 51,54 LS.

Anda mungkin juga menyukai