Anda di halaman 1dari 18

Pendidikan Kewarganegaraan

HUBUNGAN ANTARA NEGARA DENGAN KONSITUSI


BAGI BANGSA INDONESIA








Oleh :

Nama : NI LUH ADRIANI
Nim : 1304505102
Kelas : C


JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

2

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .... 3
1.1 Latar Belakang .............. 3
1.2 Rumusan Masalah . 4
1.3 Tujuan .... 4
1.4 Manfaat ..... 5
1.5 Metode Penulisan ...... 5
BAB II PEMBAHASAN ..... 6
2.1 Pengertian Negara ..... 6
2.2 Pengertian dan Tujuan Konstitusi ..... 7
2.3 Klasifikasi Konstitusi .... 8
2.4 Fungsi Konstitusi ... 8
2.5 Sejarah Perkembangan Konstitusi Negara Indonesia 9
2.6 Hubungan Negara Dengan Konstitusi ... 11
2.7 Analisis Mengenai Penyebab Penyimpangan Konstitusi Terhadap
Negara Indonesia 11
BAB III PENUTUP .. 13
3.1 Simpulan .... 13
3.2 Saran .................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN .. 15





3

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar Negara
menempati kedudukan sebagai norma hukum tertinggi suatu Negara. Sebagai norma
tertinggi, dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum
dibawahnya. Indonesia mengalami perubahan reformasi yang menuntut dilakukannya
amandemen atau mengubah UUD 1945 yang disebabkan oleh gagalnya suksesi
kepemimpinan yang berlanjut kepada krisis sosial-politik, adanya praktek KKN,
hancurnya nilai-nilai rasa keadilan rakyat dan tidak adanya kepastian hukum. Itu
terjadi karena ketatanegaraan yang dibangun dalam UUD 1945 tidak diatur secara
jelas dan tegas dalam pasal-pasal dan terlalu menyerahkan sepenuhnya jalannya
proses pemerintahan kepada penyelenggara negara. Akibatnya dalam penerapannya
bergantung pada siapa yang berkuasalah yang lebih berhak mengatur dalam
kepentingan kekuasaannya. Dari dua kali kepemimpinan nasional rezim orde lama
(1959 1966) dan orde baru (1966 1998) telah dibuktikan, sehingga siapapun yang
berkuasa dengan masih menggunakan UUD akan berperilaku sama dengan penguasa
sebelumnya.
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah
kini telah mengalami beberapa perubahan. Hal itu karena warga negara dengan
negara menginginkan agar apa yang dicita-citakan bersama yang dituangkan dalam
sebuah peraturan dasar (konstitusi) bisa terwujud. Konstitusi bersumber dari dasar
Negara, norma hukum dibawah dasar Negara isinya tidak boleh bertentangan dengan
norma dasar. Isi norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang terkandung dalam
dasar Negara. Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang
4

tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi
jalannya demokratisasi suatu bangsa. Indonesia yang demokratis dan pluralistis,
sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan.
Sebagai generasi muda seharusnya mengetahui setiap peruabahan konstitusi
yang terjadi di negara sendiri karena hal itu merupakan dasar dari cita-cita negara dan
semua warganya. Dengan melihat kembali hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat
menilai apakah rumusan-rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat
dikatakan lebih baik dan sempurna.
Dari pernyataan permasalahan diatas, digangkat tema dalam makalah ini
dengan judul Hubungan Antara Negara dan Konsitusi Bagi Bangsa Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah
yang akan dikaji dalam makalah ini sebagai berikut :
a) Apakah pengertian negara itu?
b) Jelaskan Pengertian dan Tujuan Konstitusi ?
c) Sebutkan Klasifikasi Konstitusi ?
d) Jelaskan Fungsi dari Konstitusi ?
e) Bagaimanakah sejarah perkembangan konstitusi di Negara Indonesia ?
f) Bagaimanakah hubungan antara negara dan konstitusi ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a Untuk mengetahui pengertian dari negara.
b Untuk mengetahui pengertian dari konstitusi.
c Untuk mengetahui klarisifikasi dan fungsi dari konstitusi.
5

d Untuk mengetahui sejarah tentang perkembangan konstitusi di indonesia.
e Untuk mengetahui hubungan antara negara dan konstitusi.

1.4. Manfaat
Melalui makalah ini, diharapkan mampu memberikan manfaat kepada
pembaca yaitu sebagai berikut :
Memberikan penjelasan tentang pengertian negara.
Memberikan penjelasan tentang pengertian konstitusi.
Memberikan penjelasan mengenai klarisifikasi dan fungsi dari konstitusi.
Menjelaskan tentang perkembangan konstitusi di Indonesia.
Menjelaskan hubungan antara negara dan konstitusi.

1.5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang kami gunakan dalam makalah ini adalah
1. Metode Pustaka
Yaitu metode yang saya lakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan
data dari pustaka yang berhubungan dengan materi negara dan konstitusi,
baik berupa buku maupun informasi yang terdapat di internet serta opini
tentang konstitusi yang di dapat dari Koran Balipost.






6

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Negara
Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (teritorial)
tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok manusia yang ada di wilayahnya. Secara umum negara
dapat diartikan sebagai suatu organisasi utama yang ada di dalam suatu wilayah
karena memiliki pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk turut campur
dalam banyak hal dalam bidang organisasi-organisasi lainnya.
Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam membentuk suatu negara.
Elemen-elemen tersebut adalah:
2.1.1 Rakyat
Rakyat merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam suksesna suatu
tatanan dalam pemerintahan. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya
diperlukan dalam ilmu kenegaraan tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang
disebut ilmu kemasyarakatan (sosiologi) suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus
menyelidiki, mempelajari hidup kemasyarakatan.
2.1.2 Wilayah (teritorial)
Suatu negara tidak dapat berdiri tanpa adanya suatu wilayah. Disamping
pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus
wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu
negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara.
2.1.3 Pemerintahan Yang Berdaulat
7

Ciri khusus dari pemerintahan dalam negara adalah pemerintahan memiliki
kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu negara
dan berada dalam wilayah negara. Ada empat macam teori mengenai suatu
kedaulatan, yaitu teori kedaulatan Tuhan, kedaulatan negara, kedaulatan hukum dan
kedaulatan rakyat.
1. Teori kedaulatan Tuhan (Gods souvereiniteit) meyatakan kekuasaan
pemerintah suatu negara diberikan oleh Tuhan.
2. Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit) menganggap sebagai suatu
kenyataan yang tidak dapat dibantah, artinya dalam suatu wilayah negara,
negaralah yang berdaulat.
3. Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan
dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam
buku Die Moderne Staats Idee.
4. Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan
dalam suatu negara didasarkan pada kekuasaan rakyat (bersama).

2.1.4 Pengakuan dari Negara Lain
Negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari negara lain karena
menyangkut keberadaan suatu negara. Pengakuan dari negara yang lain ada yang
bersifat de facto dan ada yang bersifat de jure.
Pengakuan de facto artinya pengakuan tentang kenyataan adanya suatu negara
merdeka. Sebaliknya, pengakuan de jure, artinya pengakuan secara resmi berdasarkan
hukum oleh negara lain sehingga terjadi hubungan ekonomi, sosial, budaya, dan
diplomatik.

2.2 Pengertian dan Tujuan Konstitusi
Kata Konstitusi berarti pembentukan, berasal dari kata kerja yaitu
constituer (Perancis) atau membentuk. Konstitusi mengandung makna awal
8

(permulaan) dari segala peraturan perundang-undangan tentang negara. Belanda
menggunakan istilah Grondwet yaitu berarti suatu undang-undang yang menjadi
dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan istilah Grondwet menjadi
Undang-undang Dasar.
Konstitusi memiliki tujuan untuk membatasi tindakan sewenang-wenang
pemerintah, menjamin hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan
kekuasaan yang bertahap. Konstitusi juga memiliki fungsi sebagai dokumen
nasional dan alat untuk membentuk sistem politik dan sistem hukum Negara.

2.3 Klasifikasi Konstitusi
Hampir semua negara memiliki kostitusi, namun antara negara satu dengan
negara lainya tentu memiliki perbeadaan dan persamaan. Dalam buku K.C. Wheare
Modern Constitution (1975) mengklasifikasi konstitusi sebagai berikut:
1. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and
unwritten constitution)
2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution)
3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme
and not supreme constitution).
4. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary
Constitution)
5. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer
(President Executive and Parliamentary Executive Constitution).

2.4 Fungsi Konstitusi
Selain konstitusi memiliki tujuan namun konstitusi harus memiliki fungsi
yang jelas. Fungsi konstitusi sebagai berikut:
9

(a) Sebagai hukum, UUD bersifat mengikat, baik bagi pemerintah, setiap lembaga
negara, lembaga masyarakat, maupun setiap warga negaranya.
(b) Selaku hukum, UUD berisi norma-norma, kaidah-kaidah, aturan-aturan, atau
ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh semua pihak yang terikat
dalam negara tersebut.
(c) Selaku hukum dasar, UUD berfungsi sebagai sumber hukum. Setiap produk
hukum seperti UU, Peraturan Pemerintah (PP), dan Peraturan Pengganti UU
(Perpu), serta setiap tindakan pemerintah dengan berbagai kebijakannya harus
berdasarkan pada peraturan yang tertinggi, yaitu UUD.

2.5 Sejarah Perkembangan Konstitusi Negara Indonesia
Konstitusi sebagai satu kerangka kehidupan politik telah lama dikenal yaitu
sejak zaman yunani yang memiliki beberapa kumpulan hukum (semacam kitab
hukum pada 624 404 SM) sehingga, sebagai Negara hukum Indonesia memiliki
konstitusi yang dikenal sebagai UUD 1945 dirancang sejak 29 mei 1945 oleh
BPUPKI. Setelah itu Ir. Soekarno membentuk panitia kecil pada tanggal 16 juli 1945
yang diketuai oleh Soepomo dengan tugas menyusun rancangan UUD dan
membentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sehingga UUD atau
konstitusi Negara Indonesia ditetapkan oleh PPKI pada hari sabtu tanggal 18 Agustus
1945, Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Dengan demikian sejak itu
Indonesia telah menjadi suatu Negara modern karena telah memiliki suatu system
ketatanegaraan yaitu dalam UUD 19458.
Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah mengalami beberapa kali
pergantian baik nama maupun subtansi materi yang dikandungnya, yaitu :
1. Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949
10

Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan.
2. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 17 Agustus
1950
Sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. Bentuk pemerintahan dan
bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya terdiri dari negara-negara
bagian namun tidak sesuai dengan jati diri bangsa.
3. Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 5 Juli 1959
Perubahan bentuk Negara secara otomatis juga membuat perubahan dalam
konstitusinya menjadi Undang-Undang Sementara Republik Indonesia. Pada periode
UUDS 50 diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer atau Demokrasi Liberal.
4. Periode kembalinya ke UUD 1945 5 Juli 1959-1966
Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden
yang salah satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai Undang-Undang
Dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
5. Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara
murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang terutama
pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat
Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada pihak
swasta untuk menghancur hutan dan sumber alam kita.
6. Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999
Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto
digantikan oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari
NKRI.
11

7. Periode Pasca Reformasi (Amandemen)
Setelah Reformasi banyak kalangan yang menginginkan dilakukannya
perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Tujuan dilakukannya perubahan
adalah untuk menambah sesuatu yang belum ada aturannya dalam konstitusi serta
untuk merespon tuntutan zaman.

2.6 Hubungan Negara Dengan Konstitusi
Berhubungan sangat erat, Negara akan maju jika ada peraturan perundang-
udangan yang mengatur kehidupan negara tersebut. Konstitusi sebagai peraturan
dasar/awal mengenai negara. Sebagai dasar pembentukan negara, landasan
penyelenggaraan bernegara. Jika hukum yang berada dalam konstitusi tersebut tidak
tegas dan jelas maka negara pun bisa mengalami kehancuran. Jadi peranan perubahan
konstitusi mempengaruhi kehidupan suatu negara.

2.7 Analisis Mengenai Penyebab Penyimpangan Konstitusi Terhadap
Negara Indonesi
Perubahan konstitusi biasanya terjadi karena berbagai penyimpangan terhadap
konstitusi di Indonesia. Pada masa reformasi terjadi penyimpangan konstitusi yaitu
Skandal Bank Century ternyata tidak hanya menguapkan dugaan pelanggaran
kebijakan dan tindak pidana korupsi, ternyata ada juga dua bentuk pelanggaran
konstitusi. Pelanggaran konstitusi pertama adalah ketika Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu) No
4 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan pada 15 Oktober 2008. Presiden
dituding melanggar konstitusi karena melalui pasal 29 Perpu No 4 tahun 2008
memberikan kekebalan hukum kepada Menteri keuangan, Gubernur Bank Indonesia
dan/atau semua pihak yang menjalankan perpu ini. Bentuk pelanggaran konstitusi
yang kedua adalah ketika Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan tidak puas
12

terhadap hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sikap Sri Mulyani sama saja
mengabaikan konstitusi khususnya pasal 23E ayat (1) dan (3). Sri Mulyani juga
dinilai telah melecehkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan kewibawaan BPK
dengan tidak mematuhi hasil audit investigatifnya.
Dari kasus diatas perubahan konstitusi juga ada hubungannya dengan
pergantian periode dan pemimpin yang memimpin suatu negara. Pada masa sekarang
ini reformasi membentuk pemerintahan demokrasi guna mengurangi praktek korupsi
yang telah terjadi pada masa orde baru. Menurut IN Winata dalam opini Koran
Harian Bali Post yang berjudul Reformasi Bukan Kesalahan Wajah Demokrasi Perlu
Penyelamatan, demokrasi Indonesia saat ini justru melahirkan para koruptor dan
para pemburu rente kekuasaan yang diwarnai maraknya politik dinasti. Jika pada
masa orde baru korupsi hanya di lingkaran keluarga Soeharto, namun masa reformasi
korupsi dilakukan di hampir semua lapisan birokrasi. Uang rakyat telah dikorupsikan
bahkan ketika uang tersebut harus dialokasikan ke dalam Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN).
Selama perjalanan 15 tahun reformasi Indonesia sejak tahun 1998 telah
presiden yang memimpin pemerintahan. Dalam survei yang dilakukan media
nasional, kondisi negara kini dibanding sebelum reformasi, ternyata tidak
memberikan gambaran positif. Persoalan keinginan mengubah tatanan negara
Indonesia tahun 1980 bisa dikatakan terlalu cepat. Tidak ada penyadaran yang baik
tentang berbagai fenomena yang harus diperbaiki. Penyadaran melalui pendidikan
(formal maupun nonformal) tidak jalan karena terbukti baik dari tingkat elite sampai
dengan akar rumput tidak memahami apa yang seharusnya dilakukan. Pembelajaran
politik yang belum maksimal ini juga bisa dilihat dari begitu banyaknya kontraversi
politis yang bergabung di lembaga legislatif dan partai politik menurut I Dewa Putu
Satia dalam Koran Harian Bali Post dengan judul Reformasi Yang Kekurangan
Penyadaran Diri.

13

BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial).
Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang
menopang berdirinya suatu negara.
Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara. Jika
konstitusi dijalankan dengan baik tanpa adanya penyimpangan baik dari dalam
maupun dari luar bangsa Indonesia itu sendiri, maka Negara Indonesia pun menjadi
lebih maju sesuai apa yang diharapkan bangsa Indonesia.

3.2 Saran
Kita sebagai generasi muda hendaknya berusaha mengenal negara dan
perkembangan konstitusi. Sebab dapat dikatakan konstitusi menjadi monumen sukses
atas keberhasilan sebuah perubahan. Dengan adanya kesadaran dan pemahaman
mengenai konstitusi maka penyimpangan konstitusi tidak akan terjadi lagi.




14

DAFTAR PUSTAKA


1. http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/04/pengertian-fungsi-tujuan-dan-
unsur.html
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Negara
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Konstitusi
4. http://rio-mamdoeh.blogspot.com/2011/12/makalah-sejarah-perkembangan-
konstitusi_20.html
5. Kaelan, Achmad Zubaidi. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Penerbit Paradigma Yogjakarta 2012
6. I Dewa Putu Satia, 22 Mei 2013, Reformasi Yang Kekurangan Penyadaran
Diri, Koran Harian Bali Post
7. IN Winata, 27 Mei 2013, Reformasi Bukan Kesalahan Wajah Demokrasi
Perlu Penyelamatan, Koran Harian Bali Post











15

LAMPIRAN




















16

LAMPIRAN






















17

LAMPIRAN






















18

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai