Anda di halaman 1dari 2

KOMPLIKASI DAN PENCEGAHANNYA

Komplikasi dapat terjadi sebagai akibat dari epistaksisnya sendiri atau sebagai akibat dari
usaha penanggulangan epistaksis.
Akibat perdarahan yang hebat dapat terjadi aspirasi darah ke dalam saluran napas bawah,
juga dapat menyebabkan syok, anemia dan gagal ginjal. Turunnya tekanan darah secara
mendadak dapat menimbulkan hipotensi, hipoksia, iskemia serebri, insufisiensi koroner
sampai infark miokard sehingga dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini pemberian
infus atau transfusi darah harus dilakukan secepatnya.
Akibat pembuluh darah yang terbuka dapat terjadi infeksi, sehingga perlu diberikan
antibiotik.
Pemasangan tampon dapat menyebabkan rino-sinusitis, otitis media, septikemia atau toxic
shock syndrom. Oleh karena itu harus selalu diberikan antibiotik pada setiap pemasangan
tampon hidung, dan setelah 2-3 hari tampon harus dicabut. Bila perdarahan masih berlanjut
dipasang tampon baru.
Selain itu dapat terjadi hemotimpanum sebagai akibat mengalirnya darah melalui tuba
Eustachius, dan air mata berdarah (bloody tears) akibat mengalirnya darah secara retrograd
melalui duktus nasolaklimaris.
Pemasangan tampon posterior (tampon Belloq) dapat menyebabkan laserasi palatum mole
atau sudut bibir, jika benang yang keluar dari mulut terlalu ketat dilekatkan pada pipi. Kateter
balon atau tampon balon tidak boleh dipompa terlalu keras karena dapat menyebabkan
nekrosis mukosa hidung atau septum.

MENCEGAH PERDARAHAN BERULANG
Setelah perdarahan untuk sementara dapat diatasi dengan pemasangan tampon, selanjutnya
perlu dicari penyebabnya. Perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap,
pemeriksaan fungsi hepar dan ginjal, gula darah, hemostasis. Pemeriksaan foto polos atau CT
scan sinus bila dicurigai ada sinusitis.

PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam
Ad Fungsionam : Bonam
Ad Sanationam : Dubia

Sembilan puluh persen kasus epistaksis anterior dapat berhenti sendiri.Pada pasien
hipertensi dengan/tanpa arteriosklerosis, biasanya perdarahan hebat, sering kambuh dan
prognosisnya buruk.
Pada kasus epistaksis posterior setelah dilakukan penanganan yang adekuat prognosisnya
tetap baik, namun pada kasus ini, karena etiologinya adalah hipertensi dan kemungkinan telah
terjadi arteriosklerosis maka agar prognosisnya tetap baik, perlu dilakukan kontrol yang ketat
terhadap tekanan darahnya, dan juga harus menghindari pemakaian obat antikoagulan
(aspirin karena pasien mengeluh sering sakitkepala) yang tidak terkontrol, karena obat
tersebut dapat mengencerkan darah, sehingga apabila terjadi perdarahan akan lebih sulit
untuk dihentikan.


SUMBER
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2007. Buku Ajar Telinga
Hidung Tenggorok Kepala Leher ed keenam. Jakarta: FKUI.; p 159.

Anda mungkin juga menyukai