Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

TETANUS
Disusun oleh :
Yevi Nabila
20097309
Do!"e# Pe$bi$bin% :
D#& Susan"o' S(& S
STASE NEUROLO)*
RSUD +*AN,UR
-AKULTAS KEDOKTERAN
UN*.ERS*TAS /U0A//AD*YA0 ,AKARTA
203
1A1 *
PENDA0ULUAN
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh
Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan berat
.
. Tetanus disebut juga
dengan "Seven day Disease ". Dan pada tahun 1890 diketemukan toksin seperti stri!hnine
kemudian dikenal dengan tetanospasmin yang diisolasi dari tanah anaerob yang mengandung
bakteri. lmunisasi dengan mengaktivasi derivat tersebut menghasilkan pen!egahan dari
tetanus. "#i!alaier 188$ %ehring dan &itasato 1890 '.
Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw merupakan penyakit yang disebakan oleh
tetanospasmin yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang
mengin(eksi sistem urat sara( dan otot sehingga sara( dan otot menjadi kaku "rigid'. &itasato
merupakan orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang
terkena tetanus dan juga melaporkan bah)a toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi
yang spesi(ik. &ata tetanus diambil dari bahasa *unani yaitu tetanos dari teinein yang berarti
menegang. +enyakit ini adalah penyakit in(eksi di saat spasme otot tonik dan hiperre(leksia
menyebabkan trismus "lockjaw' spasme otot umum melengkungnya punggung
"opistotonus' spasme glotal kejang dan paralisis pernapasan. Spora Clostridium tetani
biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka pada kulit oleh karena terpotong tertusuk
ataupun luka bakar serta pada in(eksi tali pusat "Tetanus #eonatorum '.
,ambar - Spasme otot akibat masuknya toksin dari kuman Clostridium tetani
1A1 **
LAPORAN KASUS
*DENT*TAS PAS*EN
#ama - Tn. D
.enis kelamin - /aki0laki
1mur - $$ tahun
+ekerjaan - 2iras)asta
3lamat - Cianjur
Status - 4enikah
3gama - 5slam
Tanggal 4asuk - 6 September 6017
ANA/NES*S : Alloana$nesis 23 Se("e$be# 2034
KELU0AN UTA/A :
&ejang
R*5AYAT PENYAK*T SEKARAN) :
Sejak 19 hari yang lalu pasien mengalami kejang pada seluruh tubuh kejang
dalam 1 hari sebanyak 6 kali selama 8 9 menit. &ejang berupa kaku diseluruh tubuh
tanpa disertai dengan penurunan kesadaran baik saat ataupun sesudah terjadinya
kejang. &ejang dialami tiba0tiba tanpa adanya rangsangan. &ejang semakin hari
semakin bertambah.
&eluhan kejang sebelumnya didahului dengan tidak bisa membuka mulut
rahang seperti ditarik dan kaku pada leher sejak 19 hari sebelumnya keluhan tersebut
kemudian bertambah setiap harinya sampai kaku pada seluruh tubuh dan anggota
gerak.
Sebelum mengalami kejang pasien terjatuh dari sepeda motor yang
mengakibatkan luka pada telapak tangan kanan pasien. /uka : 7 !m.
Selama perjalanan penyakit pasien mengalami panas badan yang hilang
timbul dan tidak terlalu tinggi. &eluar keringat disangkal tidak dapat makan masih
dapat minum perlahan dan sedikit dan pegal pada seluruh tubuh. keluhan disertai
dengan sesak napas. 4ual dan muntah disangkal. %3& dan %3% baik.
R*5AYAT PENYAK*T DA0ULU :
;i)ayat kejang sebelumnya tidak ada. <T"0' D4"0'
R*5AYAT PEN)O1ATAN:
+asien tidak mengetahui tentang ri)ayat imunisasi tetanus yang pernah dimilikinya.
R*5AYAT PENYAK*T ALER)*:
;i)ayat alergi terhadap makanan obat0obatan debu dan !ua!a disangkal.
*& STATUS )ENERAL*S
&eadaan umum - Tampak sakit sedang
&esadaran - Compos 4entis
Tanda0tanda =ital -
0 TD - 160>80 mm<g
0 #adi - 8? @>menit reguler
0 +ernapasan - 70 @>menit reguler
0 Suhu - 78A
0
C
Ke(ala 6an Lehe# :
&epala - #ormo!ephal )ajah rhisus sardonikus "B'
4ata - &onjungtiva anemis "0>0' s!lera ikterik "0>0'
<idung - Sekret "0' epistaksis "0>0' septum deviasi "0' pernapasan !uping
hidung "0'
Telinga - %entuk normotia se!ret "0'
4ulut - Trismus "B' 6 !m bibir lembab "B' perioral !yanosis "0' lidah "sulit
dinilai'
/eher - &uduk kaku "B' pembesaran &,% "0' peningkatan .=+ "0'
Tho#a!s
0 %entuk normo!hest
0 +ernapasan abdominothorakal
0 +unggung - Cpistotonus "B'
+aru -
0 5nspeksi - %entuk dada normal pergerakan dinding dada simetris retraksi sela
iga "0'
0 +alpasi - =o!al (remitus sama pada kedua lapang paru
0 +erkusi - Sonor pada kedua lapang paru
0 3uskultasi - =esikuler di kedua lapang paru ron!hi "0>0'
)heeDing "0>0'
.antung -
0 5nspeksi - 5!tus Cordis terlihat di 5CS = linea mid !lavi!ula sinistra
0 +alpasi - Teraba i!tus !ordis di 5CS = linea mid !lavi!ula sinistra
0 +erkusi - %atas jantung kanan relative di 5CS = linea parasternal de@tra
%atas jantung kiri relative di 5CS = linea mid !lavi!ula sinistra
0 3uskultasi - %unyi .antung 5 dan 55 regular murmur "0' gallop "0'
Ab6o$en
0 5nspeksi - abdomen datar
0 +alpasi - Spasme otot abdomen "B' nyeri epigastrium "0' turgor baik hepar
dan lien sulit dinilai.
0 +erkusi - timpani pada keempat kuadran abdomen
0 3uskultasi - bising usus normal
E!s"#e$i"as
0 Superior - Spastik keadaan ekstensi pada kedua tangan tonus meninggi3kral
hangat C;T 8 6 detik Edema "0' sianosis "0'
0 5n(erior - Spastik keadaan ekstensi dan plantar(leksi tonus meninggi3kral
hangat C;T 8 6 detik Edema "0' sianosis "0'.
**& STATUS NEUROLO)*K
&eadaaan umum - tampak sakit sedang
&esadaran - compos mentis
,CS F 19 Eye "$' =erbal "9' 4otorik "?'
***& Ran%san% /enin%eal
0 &uduk kaku - "B'
0 /asegue sign - terbatas > terbatas nyeri "B'
0 &ernig sign - terbatas > terbatas nyeri "B'
0 %rudDinski 5 - "0'
0 %rudDinski 55 - "0'
0 %rudDinski 555 - "0'
*.& SARA- KRAN*AL
N&* 2Ol7a!"o#ius4 -
<idung &anan <idung &iri
Daya +embauan #ormosmia #ormosmia
N&** 2O("i!us4
N&*** 2O!ulo$o"o#is4
N& *.
2Th#o!lea#is4
4ata kanan 4ata kiri
=isus %aik %aik
/apang +andang #ormal #ormal
Gunduskopi
a. 3rteri - vena
b. +apil
6 - 7
%entuk bulat batas tegas
Edema "0' 2arna Crange
6 - 7
%entuk bulat batas tegas
Edema "0' 2arna Crange
4ata kanan 4ata kiri
+tosis "0' "0'
+upil
a. %entuk
b. Diameter
!. ;e(le@ Cahaya
Direk
5ndirek
%ulat
7 mm
"B'
"B'
%ulat
7 mm
"B'
"B'
,erak bola mata
a. 3tas
b. %a)ah
!. 4edial
d. 4edial atas
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
4ata kanan 4ata kiri
+osisi bola mata
Stabismus
divergen
"0' "0'
,erakan bola mata
4edial ba)ah %aik %aik
N&. 2T#i%e$inus4
N& .* 2Ab6usens4
N&.** 2-a8ial4
&anan &iri
4otorik
4engunyah
4embuka 4ulut
%aik
Trismus 6 !m
%aik

Sensibilitas
a. Cabang
o(talmikus
b. Cabang maksila
!. Cabang
mandibula
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
;e(le@
a. &ornea
b. %ersin
!. .a) .erk
"B'
"B'
"B'
"B'
"B'
"B'
4ata kanan 4ata kiri
+osisi bola mata
Strabismus
konvergen
"0' "0'
,erakan bola mata
/ateral %aik %aik
N&.*** 2.es"ibulo!o!lea#is4
N&*9 2)loso7a#in%eus4 6an N&9 2.a%us4
&anan &iri
4otorik
a. 4engangkat alis
b. 4enyeringai
"B'
"B'
"B'
"B'
Sensorik
a. Daya ke!ap lidah
6>7 depan
b. Sekresi air mata
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
&anan &iri
+endengaran
a. Test bisik
b. Test ;inne
!. Test 2eber
d. Test S)aba!h
"B'
"B'
Tidak ada lateralisasi
#ormal
"B'
"B'
Tidak ada lateralisasi
#ormal
&eseimbangan
a. Test ;omberg
b. Test telunjuk0
hidung
Sulit dinilai
%aik
Sulit dinilai
%aik
N& 9* 2Asseso#ius4
N&9** 20:(o%losus4
/OTOR*K
Sikap -
Eksitemitas atas - Ekstensi pada kedua tangan
Ekstremitas ba)ah - Ekstensi dan plantar (leksi pada kedua kaki
&ekuatan - $ $
$ $
Tonus - Spastik Spastik
Spastik Spastik
3tropi - 0 0
0 0
&lonus
&aki - 0>0
3rkus (aring
a. +asi(
b. ,erakan akti(
Sulit dinilai
Sulit dinilai
1vula di tengah
a. +asi(
b. ,erakan akti(
Sulit dinilai
Sulit dinilai
;e(le@ muntah Sulit dinilai
Daya ke!ap lidah 1>7
belakang
Sulit dinilai
&anan &iri
4emalingkan kepala Sulit dinilai Sulit dinilai
4engangkat bahu Sulit dinilai Sulit dinilai
+osisi lidah /idah ditengah
+apil lidah Sulit dinilai
3tro(i otot lidah Sulit dinilai
Gasikulasi lidah Sulit dinilai
+atella - 0>0
SENSOR*K
#yeri - Ekstremitas 3tas - normoalgesia
Ekstremitas %a)ah - normoalgesia
;aba - Ekstremitas 3tas - normostesia
Ekstremitas %a)ah - normostesia
Suhu - Ekstremitas 3tas - thermonormostesia
Ekstremitas %a)ah - thermonormostesia
RE-LEKS -*S*OLO)*S
;e(leks bisep - B>B
;e(leks trisep - sulit dinilai>sulit dinilai
;e(leks bra!hioradialis - BB>BB
;e(leks patella - B>B
;e(leks a!hilles - sulit dinilai>sulit dinilai
RE-LEKS PATOLO)*S
%abinski - 0>0
Chaddo!k - 0>0
Cppenheim - 0>0
,ardon - 0>0
-UN)S* .E)ETAT*-
4iksi - %aik
De(ekasi - %aik
-UN)S* LU0UR
Dilakukan pada tanggal A September 6017
S!ore 44SE - 69 #ormal
.& PE/ER*KSAAN PENUN,AN)
Pe$e#i!saan Labo#a"o#iu$
Tanggal 28 Agustus 2013
0b ;'3 %<6L 3'=>7'= %<6L
0e$a"o8#i" 91 H $6096 H
E#i"#osi" 989 10^6/L $A0?1 10^6/L
Leu!osi" 89 10^3/L $80108 10^3/L
T#o$bosi" 7A? 10^3/L 1900$90 10^3/L
/+. 8A6 (/ 8009$ (/
/+0 68 pg 6A071 pg
/+0+ 761 H 7707A H
RD5>SD $6? (/ 10019 (/
PD5 1? (/ 901$ (/
/P. A7 (/ 8016 (/
LY/ ? 60A H 6?07? H
/9D ? $1 H 0011 %
NEU ? A$? H $00A0 H
LY/ @ 1A? 10^3/L 10001$7 10^3/L
/9D @ 079 10^3/L 0016 10^3/L
NEU @ ?7$ 10^3/L 180A? 10^3/L
)DS 108 mg>d/ 8 180 mg>d/
Na"#iu$ 1$?9 mEI>/ 17901$8 mEI>/
Kaliu$ $A mEI>/ 7900970 mEI>/
Kalsiu$ ion 097 mmol>/ 1190169 mmol>/
Tanggal 3 September 2013
)DP 0A $%? 70>00 $%?
Koles"e#ol "o"al 60? mg>d/ 8 600 mg>d/
S)OT 11A 1>/ 8 $0 1>/
S)PT $7 1>/ 8 $6 1>/
U#eu$ ?$.6 mgH 10090 mgH
K#ea"inin 0.9 mgH 001 mgH
Asa$ u#a" 9.A0 mgH 7$0A mgH
UR*NE
5a#na +o!la" Kunin%
KeBe#nihan .ernih .ernih
1e#a" Benis 1.069 1.01701.070
(0 9.0 $.?08.0
Ni"#i" +ositive #egative
P#o"ein u#in 69>B1 mg>d/ #egative
)lu!osa #ormal #egative
Ke"on #egative #egative
U#obilino%en #ormal #ormal
1i#ilubin 1>1B mg>d/ #egative
E#i"#osi" 10>1B #egative
Leu!osi" 69>1B >J/ #egative
Leu!osi" $09 10$ >/+%
E#i"#osi" 106 001 >/+%
E(i"el 006
K#is"al #egative #egative
Silin6e# #egative #egative
Lain C lain #egative #egative
.*& D*A)NOSA
Tetanus grade 55 "sedang'
.**& D*A)NOSA 1AND*N)
a. 4eningitis bakterialis
b. Ense(alitis
!. ;etropharyngeal abses
d. Tonsilitis berat
.***& REN+ANA PE/ER*KSAAN PENUN,AN)
Temuan laboratorium -
0 /ekositosis ringan
0 Trombosit sedikit meningkat
0 ,lukosa dan kalsium darah normal
0 Cairan serebrospinal normal tetapi tekanan dapat meningkat
0 EnDim otot serum mungkin meningkat
E&, dan EE, biasanya normal
&ultur anaerob dan pemeriksaan mikroskopis nanah yang diambil dari
luka dapat membantu tetapi Clostridium tetani sulit tumbuh dan batang
gram positi( berbentuk tongkat penabuh drum seringnya tidak ditemukan.
&reatinin (os(okinase dapat meningkat karena aktivitas kejang "K 71>ml'
*9& REN+ANA TERAP*
0 ;a)at diruang 5solasi
0 Debridement luka
0 C6 607 />mnt
0 #,T
0 5=GD ;/ 60gtt>mnt
0 3TS 60.000 unit
0 4etronidaDole 7@900mg
0 Ce(ota@ime 6@1 gram
0 DiaDepam 16 @ 10 mg
0 +ara!etamol 7 @ 900 mg "bila demam'
9& PRO)NOS*S
Luo ad vitam - Dubia ad bonam
Luo ad (un!tionam - Dubia ad bonam
9*& -OLLO5 UP
&amis "9>9>17' .umat "?>9>17' Sabtu "A>9>17'
&esadaran - C4
TT= - TD F 110>A0mm<g #
F 88@>m t F 7?7 MC ;; F
68 @>m
&eluhan - kejang "B' rhisus
sardonikus "B' trismus 6 !m
dispagia "B' kaku )ajah dan
rahang "B' spasme abdomen
"B' opistotonus "B' nyeri
tulang punggung "B' sesak
na(as berkurang
Status neurologis -
;4 F && "0' brudDinski 1 "0'
lasegue dan kernig terbatas
kaku dan nyeri "B'
SC F pupil bulat isokor
re(leks !ahaya B>B gerakan
bola mata baik
4otorik F $ $
$ $
;. =eg>G. /uhur F baik
;. Gisiologis F btr "B>B' kpr
"B>B'
;. +atologis F %abinski "0>0'
!haddok "0>0'
&esadaran - C4
TT= - TD F 110>A0mm<g #
F 8?@>m t F 7?A MC ;; F
60 @>m
&eluhan - kejang "0'rhisus
sardonikus "B' trismus 6 !m
dispagia "B' kaku )ajah dan
rahang "B' spasme abdomen
"B' opistotonus "B' nyeri
tulang punggung "B'
berkurang sesak na(as
berkurang
Status neurologis -
;4 F && "0' brudDinski 1 "0'
lasegue dan kernig terbatas
kaku "B' nyeri "0'
SC F pupil bulat isokor
re(leks !ahaya B>B gerakan
bola mata baik
4otorik F $ $
$ $
;. =eg>G. /uhur F baik
;. Gisiologis F btr "B>B' kpr
"B>B'
;. +atologis F %abinski "0>0'
!haddok "0>0'
&esadaran - C4
TT= - TD F 160>80mm<g #
F 80@>m t F 7A MC ;; F
61@>m
&eluhan - kejang "0'rhisus
sardonikus "B' trismus 7 !m
dispagia "0' kaku )ajah dan
rahang "B' spasme abdomen
"B' opistotonus "B' nyeri
tulang punggung "0' sesak
na(as "0'
Status neurologis -
;4 F && "0' brudDinski 1 "0'
lasegue dan kernig terbatas
kaku "B' nyeri "0'
SC F pupil bulat isokor
re(leks !ahaya B>B gerakan
bola mata baik
4otorik F $ $
$ $
;. =eg>G. /uhur F baik
;. Gisiologis F btr "B>B' kpr
"B>B'
;. +atologis F %abinski "0>0'
!haddok "0>0'
9**& RESU/E
Ana$nesis
Seorang laki0laki $$ tahun seorang )iras)asta datang ke ;S1D Cianjur pada
tanggal 68 3gustus 6017 dengan -
&1 - &ejang
;+S - keluhan kejang sejak 19 hari S4;S Sejak 19 hari yang lalu pasien
mengalami kejang pada seluruh tubuh kejang dalam 1 hari sebanyak 10 kali selama
8 9 menit. &ejang berupa kaku diseluruh tubuh tanpa disertai dengan penurunan
kesadaran baik saat ataupun sesudah terjadinya kejang. &ejang dialami tiba0tiba tanpa
adanya rangsangan. &ejang semakin hari semakin bertambah.
&eluhan kejang sebelumnya didahului dengan tidak bisa membuka mulut
rahang seperti ditarik dan kaku pada leher sejak 19 hari sebelumnya keluhan tersebut
kemudian bertambah setiap harinya sampai kaku pada seluruh tubuh dan anggota
gerak.
Sebelum mengalami kejang pasien terjatuh dari sepeda motor yang
mengakibatkan luka pada telapak tangan kanan pasien. /uka : 7 !m.
Selama perjalanan penyakit pasien mengalami panas badan yang hilang
timbul dan tidak terlalu tinggi keluar keringat disangkal tidak dapat makan masih
dapat minum perlahan dan sedikit dan pegal pada seluruh tubuh. keluhan disertai
dengan sesak napas. 4ual dan muntah disangkal. %3& dan %3% baik.
;+D - ;i)ayat kejang sebelumnya tidak ada. <T"0' D4"0'
;52. +E#,C%3T3#- +asien tidak mengetahui tentang ri)ayat imunisasi
tetanus yang pernah dimilikinya.
;52. +E#*3&5T 3/E;,5-
;i)ayat alergi terhadap makanan obat0obatan debu dan !ua!a disangkal.
Pe$e#i!saan -isi!
Tanda0Tanda =ital -
Denyut #adi - 8? @>mnt reguler kuat angkat isi !ukup
TD - 160>80mm<g
+erna(asan - 70@>mnt. regular
Suhu - 78A
o
C
Ke(ala 6an Lehe# :
&epala - #ormo!ephal )ajah rhisus sardonikus "B'
4ata - &onjungtiva anemis "0>0' s!lera ikterik "0>0'
<idung - Sekret "0' epistaksis "0>0' septum deviasi "0' pernapasan !uping
hidung "0'
Telinga - %entuk normotia se!ret "0'
4ulut - Trismus "B' 6 !m bibir lembab "B' perioral !yanosis "0' lidah "sulit
dinilai'
/eher - &uduk kaku "B' pembesaran &,% "0' peningkatan .=+ "0'
Tho#a!s
0 %entuk normo!hest
0 +ernapasan abdominothorakal
0 +unggung - Cpistotonus "B'
+aru -
0 5nspeksi - %entuk dada normal pergerakan dinding dada simetris retraksi sela
iga "0'
0 +alpasi - =o!al (remitus sama pada kedua lapang paru
0 +erkusi - Sonor pada kedua lapang paru
0 3uskultasi - =esikuler di kedua lapang paru ron!hi "0>0'
)heeDing "0>0'
.antung -
0 5nspeksi - 5!tus Cordis terlihat di 5CS = linea mid !lavi!ula sinistra
0 +alpasi - Teraba i!tus !ordis di 5CS = linea mid !lavi!ula sinistra
0 +erkusi - %atas jantung kanan relative di 5CS = linea parasternal de@tra
%atas jantung kiri relative di 5CS = linea mid !lavi!ula sinistra
0 3uskultasi - %unyi .antung 5 dan 55 regular murmur "0' gallop "0'
Ab6o$en
0 5nspeksi - abdomen datar
0 +alpasi - Spasme otot abdomen "B' nyeri epigastrium "0' turgor baik hepar
dan lien sulit dinilai.
0 +erkusi - timpani pada keempat kuadran abdomen
0 3uskultasi - bising usus normal
E!s"#e$i"as
0 Superior - Spastik keadaan ekstensi pada kedua tangan tonus meninggi3kral
hangat C;T 8 6 detik Edema "0' sianosis "0'
0 5n(erior - Spastik keadaan ekstensi dan plantar(leksi tonus meninggi3kral
hangat C;T 8 6 detik Edema "0' sianosis "0'.
9***& STATUS NEUROLO)*K
&eadaaan umum - tampak sakit sedang
&esadaran - compos mentis
,CS F 19 Eye "$' =erbal "9' 4otorik "?'
9*.& Ran%san% /enin%eal
0 &uduk &aku - "B'
0 /asegue sign - terbatas > terbatas nyeri "B'
0 &ernig sign - terbatas > terbatas nyeri "B'
0 %rudDinski 5 - "0'
0 %rudDinski 55 - "0'
0 %rudDinski 555 - "0'
9.& SARA- KRAN*AL
N&* 2Ol7a!"o#ius4 -
<idung &anan <idung &iri
Daya +embauan #ormosmia #ormosmia
N&** 2O("i!us4
N&*** 2O!ulo$o"o#is4
N& *.
2Th#o!lea#is4
4ata kanan 4ata kiri
=isus %aik %aik
/apang +andang #ormal #ormal
Gunduskopi
!. 3rteri - vena
d. +apil
6 - 7
%entuk bulat batas tegas
Edema "0' 2arna Crange
6 - 7
%entuk bulat batas tegas
Edema "0' 2arna Crange
4ata kanan 4ata kiri
+tosis "0' "0'
+upil
d. %entuk
e. Diameter
(. ;e(le@ Cahaya
Direk
5ndirek
%ulat
7 mm
"B'
"B'
%ulat
7 mm
"B'
"B'
,erak bola mata
e. 3tas
(. %a)ah
g. 4edial
h. 4edial atas
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
N&. 2T#i%e$inus4
N& .* 2Ab6usens4
4ata kanan 4ata kiri
+osisi bola mata
Stabismus
divergen
"0' "0'
,erakan bola mata
4edial ba)ah %aik %aik
&anan &iri
4otorik
4engunyah
4embuka 4ulut
%aik
Trismus 6 !m
%aik

Sensibilitas
d. Cabang
o(talmikus
e. Cabang maksila
(. Cabang
mandibula
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
%aik
;e(le@
d. &ornea
e. %ersin
(. .a) .erk
"B'
"B'
"B'
"B'
"B'
"B'
N&.** 2-a8ial4
N&.*** 2.es"ibulo!o!lea#is4
4ata kanan 4ata kiri
+osisi bola mata
Strabismus
konvergen
"0' "0'
,erakan bola mata
/ateral %aik %aik
&anan &iri
4otorik
!. 4engangkat alis
d. 4enyeringai
"B'
"B'
"B'
"B'
Sensorik
!. Daya ke!ap lidah
6>7 depan
d. Sekresi air mata
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
N&*9 2)loso7a#in%eus4 6an N&9 2.a%us4
N& 9* 2Asseso#ius4
&anan &iri
+endengaran
e. Test bisik
(. Test ;inne
g. Test 2eber
h. Test S)aba!h
"B'
"B'
Tidak ada lateralisasi
#ormal
"B'
"B'
Tidak ada lateralisasi
#ormal
&eseimbangan
!. Test ;omberg
d. Test telunjuk0
hidung
Sulit dinilai
%aik
Sulit dinilai
%aik
3rkus (aring
!. +asi(
d. ,erakan akti(
Sulit dinilai
Sulit dinilai
1vula di tengah
!. +asi(
d. ,erakan akti(
Sulit dinilai
Sulit dinilai
;e(le@ muntah Sulit dinilai
Daya ke!ap lidah 1>7
belakang
Sulit dinilai
&anan &iri
4emalingkan kepala Sulit dinilai Sulit dinilai
4engangkat bahu Sulit dinilai Sulit dinilai
N&9** 20:(o%losus4
/OTOR*K
Sikap -
Eksitemitas atas - Ekstensi pada kedua tangan
Ekstremitas ba)ah - Ekstensi dan plantar (leksi pada kedua kaki
&ekuatan - $ $
$ $
Tonus - Spastik Spastik
Spastik Spastik
3tropi - 0 0
0 0
&lonus
&aki - 0>0
+atella - 0>0
SENSOR*K
#yeri - Ekstremitas 3tas - normoalgesia
Ekstremitas %a)ah - normoalgesia
;aba - Ekstremitas 3tas - normostesia
Ekstremitas %a)ah - normostesia
Suhu - Ekstremitas 3tas - thermonormostesia
Ekstremitas %a)ah - thermonormostesia
RE-LEKS -*S*OLO)*S
;e(leks bisep - B>B
;e(leks trisep - sulit dinilai>sulit dinilai
+osisi lidah /idah ditengah
+apil lidah Sulit dinilai
3tro(i otot lidah Sulit dinilai
Gasikulasi lidah Sulit dinilai
;e(leks bra!hioradialis - BB>BB
;e(leks patella - B>B
;e(leks a!hilles - sulit dinilai>sulit dinilai
RE-LEKS PATOLO)*S
%abinski - 0>0
Chaddo!k - 0>0
Cppenheim - 0>0
,ardon - 0>0
-UN)S* .E)ETAT*-
4iksi - %aik
De(ekasi - %aik
-UN)S* LU0UR
Dilakukan pada tanggal A September 6017
S!ore 44SE - 69 #ormal
9.*& PE/ER*KSAAN PENUN,AN)
Pe$e#i!saan Labo#a"o#iu$
Tanggal 28 Agustus 2013
0b ;'3 %<6L 3'=>7'= %<6L
0e$a"o8#i" 91 H $6096 H
E#i"#osi" 989 10^6/L $A0?1 10^6/L
Leu!osi" 89 10^3/L $80108 10^3/L
T#o$bosi" 7A? 10^3/L 1900$90 10^3/L
/+. 8A6 (/ 8009$ (/
/+0 68 pg 6A071 pg
/+0+ 761 H 7707A H
RD5>SD $6? (/ 10019 (/
PD5 1? (/ 901$ (/
/P. A7 (/ 8016 (/
LY/ ? 60A H 6?07? H
/9D ? $1 H 0011 %
NEU ? A$? H $00A0 H
LY/ @ 1A? 10^3/L 10001$7 10^3/L
/9D @ 079 10^3/L 0016 10^3/L
NEU @ ?7$ 10^3/L 180A? 10^3/L
)DS 108 mg>d/ 8 180 mg>d/
Na"#iu$ 1$?9 mEI>/ 17901$8 mEI>/
Kaliu$ $A mEI>/ 7900970 mEI>/
Kalsiu$ ion 097 mmol>/ 1190169 mmol>/
Tanggal 3 September 2013
)DP 0A $%? 70>00 $%?
Koles"e#ol "o"al 60? mg>d/ 8 600 mg>d/
S)OT 11A 1>/ 8 $0 1>/
S)PT $7 1>/ 8 $6 1>/
U#eu$ ?$.6 mgH 10090 mgH
K#ea"inin 0.9 mgH 001 mgH
Asa$ u#a" 9.A0 mgH 7$0A mgH
UR*NE
5a#na +o!la" Kunin%
KeBe#nihan .ernih .ernih
1e#a" Benis 1.069 1.01701.070
(0 9.0 $.?08.0
Ni"#i" +ositive #egative
P#o"ein u#in 69>B1 mg>d/ #egative
)lu!osa #ormal #egative
Ke"on #egative #egative
U#obilino%en #ormal #ormal
1i#ilubin 1>1B mg>d/ #egative
E#i"#osi" 10>1B #egative
Leu!osi" 69>1B >J/ #egative
Leu!osi" $09 10$ >/+%
E#i"#osi" 106 001 >/+%
E(i"el 006
K#is"al #egative #egative
Silin6e# #egative #egative
Lain > lain #egative #egative
9.**& D*A)NOSA
Tetanus grade 55 "sedang'
9.***& D*A)NOSA 1AND*N)
a. 4eningitis bakterialis
b. Ense(alitis
!. ;etropharyngeal abses
d. Tonsilitis berat
9*9& REN+ANA PE/ER*KSAAN PENUN,AN)
Temuan laboratorium -
0 /ekositosis ringan
0 Trombosit sedikit meningkat
0 ,lukosa dan kalsium darah normal
0 Cairan serebrospinal normal tetapi tekanan dapat meningkat
0 EnDim otot serum mungkin meningkat
E&, dan EE, biasanya normal
&ultur anaerob dan pemeriksaan mikroskopis nanah yang diambil dari
luka dapat membantu tetapi Clostridium tetani sulit tumbuh dan batang
gram positi( berbentuk tongkat penabuh drum seringnya tidak ditemukan.
&reatinin (os(okinase dapat meningkat karena aktivitas kejang "K 71>ml'
99& REN+ANA TERAP*
0 ;a)at diruang 5solasi
0 Debridement luka
0 C6 607 />menit
0 #,T
0 5=GD ;/ 60gtt>mnt
0 3TS 60.000 unit
0 4etronidaDole 7@900mg
0 Ce(ota@ime 6@1 gram
0 DiaDepam 16 @ 10 mg
0 +ara!etamol 7@900 mg "bila demam'
99*& PRO)NOS*S
Luo ad vitam - Dubia ad bonam
Luo ad (un!tionam - Dubia ad bonam
99**& -OLLO5 UP
9 September 6017 ? September 6017 A September 6017
Subjective 0 kejang "B' berkurang
0 kaku "B' pada )ajah
rahang dan punggung.
0 #yeri tulang
0 kejang "0'
0 kaku "B' pada )ajah
rahang dan punggung.
0 #yeri tulang punggung
0 kejang "0'
0 kaku "B' pada )ajah
rahang dan punggung.
0 #yeri tulang punggung
punggung "B'
0 demam "0'
0 sesak napas berkurang
0 makan dan minum
susah pasien tidak
mau dipasang #,T
"B' berkurang
0 demam "0'
0 sesak napas berkurang
0 makan dan minum
mulai membaik "bisa
melalui mulut'
"0'
0 demam "0'
0 sesak napas berkurang
0 makan dan minum baik
0 banyak slum "lender'
Objective 0 ;hisus sardonikus "B'
0 Trismus "B' 6 !m
0 &uduk kaku "B'
0 Cpistotonus "B'
0 +erut papan "B'
0 &ejang "B'
0 Tanda0tanda
disotonom "B'
0 ;hisus sardonikus "B'
0 Trismus "B' 6 !m
0 &uduk kaku "B'
0 Cpistotonus "B'
0 +erut papan "B'
0 &ejang "B'
0 Tanda0tanda disotonom
"B'
0 ;hisus sardonikus "B'
0 Trismus "B' 7 !m
0 &uduk kaku "B'
0 Cpistotonus "B'
0 +erut papan "B'
0 &ejang "B'
0 Tanda0tanda disotonom
"B'
Assasement Tetanus ,rade 55 Tetanus ,rade 55 Tetanus ,rade 55
lanning 0 5n(us ;/60 gtt>menit
0 4etronidaDole
7@900mg
0 Ce(ota@ime 6@1 gr
0 DiaDepam 16 @ 10 mg
0 5n(us ;/60 gtt>menit
0 4etronidaDole
7@900mg
0 Ce(ota@ime 6@1 gr
0 DiaDepam 16 @ 10 mg
0 5n(us ;/60 gtt>menit
0 4etronidaDole
7@900mg
0 Ce(ota@ime 6@1 gr
0 DiaDepam 16 @ 10 mg
0 3mbro@ol 7@1
0 C%< syr 7@19 ml
1A1 ***
ANAL*SA /ASALA0
DA-TAR /ASALA0
1. 4engapa pada pasien ini didiagnosis Tetanus grade 55 "sedang'N
6. 4engapa pada tetanus dapat terjadi kejangN
7. %agaimana penatalaksanaan tetanus pada kasusN
PE/1A0ASAN /ASALA0
& /en%a(a (a6a (asien ini 6i6ia%nosis Te"anus %#a6e ** 2#in%an4D
Tetanus adalah penyakit yang ditandai dengan onset akut hypertonia kontraksi otot
yang menyakitkan "biasanya dari otot0otot rahang dan leher' dan kejang otot umum tanpa
penyebab medis lainnya jelas.
4ani(estasi klinis yang timbul pada tetanus -
&ejang bertambah berat selama 7 hari pertama dan menetap selama 9 0A hari.
Setelah 10 hari kejang mulai berkurang (rek)ensinya
Setelah 6 minggu kejang mulai hilang.
%iasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada rahang dari leher.
&emudian timbul kesukaran membuka mulut " trismus lo!kja) ' karena spasme Ctot
masetter.
&ejang otot berlanjut ke kaku kuduk " opistotonus nu!hal rigidity '
;isus sardoni!us karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik keatas
sudut mulut tertarik keluar dan ke ba)ah bibir tertekan kuat.
,ambaran 1mum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus tungkai dengan
Eksistensi lengan kaku dengan mengepal biasanya kesadaran tetap baik.
&arena kontraksi otot yang sangat kuat dapat terjadi as(iksia dan sianosis retensi
urin bahkan dapat terjadi (raktur !ollumna vertebralis " pada anak '
Pa6a !asus :
%erdasarkan anamnesis didapatkan pasien mengalami kejang yang dia)ali
dengan kekakuan akibat kontraksi otot berlebihan terutama dari otot rahang )ajah dan
leher kemudian pasien mengalami kejang tanpa sebab lain yang jelas.
+ada pemeriksaan (isik didapatkan -
&esadaran - Compos 4entis " ,CS - 19 E$4?=9 '
&epala -
0 2ajah rhisus sardonikus "0'
0 Trismus "B' 607 !m
0 Cpistotonus "B'
0 3bdomen - Spasme otot abdomen "B'
Klasi7i!asi "e"anus
%erdasarkan gambaran klinis yang telah dideskripsikan maka tingkatan penyakit
tetanus dapat dibuat dalam suatu kriteria>derajat berat O ringannya penyakit.
4enurut berat ringannya tetanus dibagi atas-
1. Tetanus ringan - Trismus K 7 !m tidak disertai kejang umum )alaupun dirangsang.
2. Tetanus sedang - trismus 8 7 !m dan disertai kejang umum bila dirangsang.
3. Tetanus berat - trismus 8 1 !m dan disertai kejang umum yang spontan.
Cole dan *oungman "19?9' membagi tetanus umum atas -
,;3DE DES&;5+S5
,rade 5 - ;ingan 4asa inkubasi lebih dari 1$ hari.
+eriod o( onset K ? hari
Ttrismus B tapi tidak berat
Sukar makan dan minum tetapi dis(agi tidak ada
/okalisasi kekakuan dekat dengan luka berupa spasme disekitar
luka dan kekakuan umum terjadi beberapa jam atau hari.
,rade 55 - Sedang 4asa inkubasi 1001$ hari
+eriod o( onset 7 hari atau kurang
Trismus dan dis(agi ada
&ekakuan umum terjadi dalam beberapa hari tetapi dispnoe dan
sianosis tidak ada
,rade 555 - berat 4asa inkubasi 8 10 hari
+eriod o( onset 8 7 hari
Trismus dan dis(agia berat
&ekakuan umum dan gangguan pernapasan as(iksia ketakutan
keringat banyak dan takikardia.
Sedangkan +atel dan .oag membagi penyakit tetanus ini dalam tingkatan dengan
berdasarkan gejala klinis yang dibaginya dalam 9 kriteria -
&riteria 1 - rahang kaku spasme terbatas dis(agia dan kekakuan otot tulang belakang
&riteria 6 - spasme saja tanpa melihat (rekuensi dan derajatnya
&riteria 7 - inkubasi antara A hari atau kurang
&riteria $ - )aktu onset adalah $8 jam atau kurang
&riteria 9 - kenaikan suhu rektal sampai 100 0 (arenheit dan aksila sampai 990 (arenheit
Dengan berdasarkan 9 kriteria di atas maka dibuatlah tingkatan penyakit tetanus sebagai
berikut -
Tingkat 5 - ;ingan minimal 1 kriteria " &1 > &6 ' mortalitas 0 H
Tingkat 55 - Sedang minimal 6 kriteria " &1P &6' dengan masa inkubasi K A hari dan
onset K 6 hari moirtalitas 10 H
Tingkat 555 - %erat minimal 7 kriteria dengan masa inkubasi 8 A hari dan onset 8 6 hari
mortalitas 76H
Tingkat 5= - Sangat berat minimal ada $ kriteria dengan mortalitas ?0H
Tingat = - %iasanya mortalitas 8$ H dengan 9 kriteria termasuk di dalamnya adalah
tetanus neonatorum maupun puerpurium
Pa6a !asus :
%erdasarkan anamnesis dan perjalanan penyakit pada pasien didapatkan -
1' masa inkubasi 1A hari " K 1$ hari'
6' period o( onset 7 hari.
7' kekakuan disertai dengan trismus kesulitan menelan
$' kekakuan yang semakin lama semakin berlanjut berlangsung dalam beberapa hari
namun tidak disertai dengan sesak napas dan sianosis.
4enurut klasi(ikasi +atel dan .oag pada pasien dikategorikan dalam Tetanus tingkat 6 yaitu -
Sedang minimal 6 kriteria "spasme saja tanpa melihat (rekuensi dan derajatnya dan inkubasi
antara A hari atau kurang ' dengan masa inkubasi lebih dari A hari dan onset lebih dari 6 hari
mortalitas 10 H.
2& /en%a(a (a6a "e"anus 6a(a" "e#Ba6i !eBan%D
+ada keadaan anaerobik spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel vegetati(
bila dalam lingkungan yang anaerob dengan tekanan oksigen jaringan yang rendah.
Selanjutnya toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui
peredaran darah dan sistem limpa. Toksin tersebut akan beraktivitas pada tempat0tempat
tertentu seperti pusat sistem sara( termasuk otak. ,ejala klinis timbul sebagai dampak
eksotoksin pada sinaps ganglion spinal dan neuromuscular junction serta syara(
autonom. Toksin dari tempat luka menyebar ke motor endplate dan setelah masuk le)at
ganglioside dijalarkan se!ara intraa@onal ke dalam sel sara( tepi kemudian ke kornu
anterior sumsum tulang belakang. 3khirnya menyebar ke SS+.
,ejala klinis yang ditimbulkan dari eksotoksin terhadap susunan sara( tepi dan
pusat tersebut adalah dengan memblok pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi
kontraksi otot yang tidak terkontrol> eksitasi terus menerus dan spasme. #euron ini
menjadi tidak mampu untuk melepaskan neurotransmitter. #euron yang melepaskan
gamma aminobutyri! a!id ",3%3' dan glisin neurotransmitter inhibitor utama sangat
sensiti( terhadap tetanospasmin menyebabkan kegagalan penghambatan re(leks respon
motorik terhadap rangsangan sensoris.
&ekakuan mulai pada tempat masuknya kuman atau pada otot masseter "trismus'
pada saat to@in masuk ke sumsum tulang belakang terjadi kekakuan yang berat pada
e@tremitas otot0otot bergari pada dada perut dan mulai timbul kejang. %ilamana toksin
men!apai korteks serebri menderita akan mulai mengalami kejang umum yang spontan.
&arakteristik dari spasme tetani ialah menyebabkan kontraksi umum kejang otot agonis
dan antagonis. ;a!un atau neurotoksin ini pertama kali menyerang sara( tepi terpendek
yang berasal dari system sara( kranial dengan gejala a)al distorsi )ajah dan punggung
serta kekakuan dari otot leher.
Tetanospasmin pada system sara( otonom juga berpengaruh sehingga terjadi
gangguan pernapasan metabolism hemodinamika hormonal saluran !erna saluran
kemih dan neuromus!ular. Spasme laryn@ hipertensi gangguan irama janjung
hiper(le@i hyperhidrosis merupakan penyulit akibat gangguan sara( ototnom yang dulu
jarang karena penderita sudah meninggal sebelum gejala timbul. Dengan penggunaan
diaDepam dosis tinggi dan pernapasan mekanik kejang dapat diatasi namun gangguan
sara( otonom harus dikenali dan dikelola dengan teliti.
Tetanospasmin adalah toksin yang menyebabkan spasmebekerja pada beberapa level
dari susunan syara( pusat dengan !ara -
a. Tobin menghalangi neuromus!ular transmission dengan !ara menghambat pelepasan
a!ethyl0!holine dari terminal nerve di otot.
b. &harekteristik spasme dari "e"anus " seperti stri!hmine ' terjadi karena toksin
mengganggu (ungsi dari re(leks synaptik di spinal !ord.
c. &ejang pada tetanus mungkin disebabkan pengikatan dari toksin oleh !erebral
ganglioside.
%eberapa penderita mengalami gangguan dari 3utonomik #ervous System
"3#S' dengan gejala - berkeringat hipertensi yang (luktuasi periodisiti takikhardia
aritmia jantung peninggian !athe!holamine dalam urine. &erja dari tetanospamin analog
dengan stry!hninee dimana ia mengintervensi (ungsi dari ar!us re(leks yaitu dengan !ara
menekan neuron spinal dan menginhibisi terhadap batang otak.
Timbulnya kegagalan mekanisme inhibisi yang normal yang menyebabkan
meningkatnya akti(itas dari neuron *ang mensara(i otot masetter sehingga terjadi
trismus. Cleh karena otot masetter adalah otot yang paling sensiti( terhadap toksin
tetanus tersebut. Stimuli terhadap a((eren tidak hanya menimbulkan kontraksi yangkuat
tetapi juga dihilangkannya kontraksi agonis dan antagonis sehingga timbul spasme otot
yang khas .
3da dua hipotesis tentang !ara bekerjanya toksin yaitu-
1. Toksin diabsorbsi pada ujung syara( motorik dari melalui sumbu silindrik diba)a
kekornu anterior susunan syara( pusat
6. Toksin diabsorbsi oleh susunan lim(atik masuk kedalam sirkulasi darah arteri
kemudian masuk kedalam susunan syara( pusat.
3& 1a%ai$ana (ena"ala!sanaan "e"anus (a6a !asusD
PENATALAKSANAAN
U$u$
Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani menetralisirkan peredaran
toksin men!egah spasme otot dan memberikan bantuan pema(asan sampai pulih. Dan tujuan
tersebut dapat diperin!i sbb -
1. 4era)at dan membersihkan luka sebaik0baiknya berupa-
0 4embersihkan luka irigasi luka debridement luka "eksisi jaringan nekrotik'
membuang benda asing dalam luka serta kompres dengan <
6
0
6
dalam hal ini
penata laksanaan terhadap luka tersebut dilakukan 1 06 jam setelah 3TS dan
pemberian 3ntibiotika. Sekitar luka disuntik 3TS.
6. Diet !ukup kalori dan protein bentuk makanan tergantung kemampuan membuka
mulut dan menelan. %ila ada trismus makanan dapat diberikan personde atau
parenteral.
7. 5solasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap penderita
$. Cksigen perna(asan buatan dan tra!h!ostomi bila perlu.
9. 4engatur keseimbangan !airan dan elektrolit.
An"i"o!sin
3ntitoksin dapat digunakan <uman tetanus 5mmunoglobulin "T5,' dengan dosis
70000?000 1 satu kali pemberian saja se!ara 54 tidak boleh diberikan se!ara intravena
karena T5, mengandung "anti !omplementary aggregates o( globulin " yang mana ini dapat
men!etuskan reaksi allergi yang serius. %ila T5, tidak ada dianjurkan untuk menggunakan
tetanus antitoksin yang bera)al dari he)an dengan dosis $0.000 1 dengan !ara
pemberiannya adalah -
0 60.000 1 dari antitoksin dimasukkan kedalam 600 !! !airan #aC1 (isiologis dan
diberikan se!ara intravena pemberian harus sudah diselesaikan dalam )aktu 700$9
menit. Setengah dosis yang tersisa "60.000 1' diberikan se!ara 54 pada daerah pada
sebelah luar
An"ibio"i!a
Diberikan parenteral +eni!iline 16juta unit > hari selama 10 hari 54. Sedangkan
tetanus pada anak dapat diberikan +eni!iline dosis 90.000 1nit > &g%%> 16 jam se!a(a 54
diberikan selama A010 hari. %ila sensiti( terhadap peni!iline obat dapat diganti dengan
preparat lain seperti tetrasiklin dosis 700$0 mg>kg%%> 6$ jam tetapi dosis tidak melebihi 6
gram dan diberikan dalam dosis terbagi "$ dosis'. %ila tersedia +eni!iline intravena dapat
digunakan dengan dosis 600.000 unit >kg%%> 6$ jam dibagi ? dosis selama 10 hari.
3ntibiotika ini hanya bertujuan membunuh bentuk vegetati( dari C.tetani bukan
untuk toksin yang dihasilkannya. %ila dijumpai adanya komplikasi pemberian antibiotika
broad spektrum dapat dilakukan. +ada penderita alergi penisilin dapat diberikan -
Tertasiklin - 70090 mg>kgbb>hari dalam $ dosis
Eritromisin - 90 mg>kgbb>hari dalam $ dosis selama 10 hari.
4etronidaDole loading dose 19 mg>&g%%>jam selanjutnya A9 mg>&g%% tiap ? jam
Te"anus To!soi6
+emberian TetanusToksoid "TT' yang pertamadilakukan bersamaan dengan
pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat suntik yang berbeda.
+emberian dilakukan se!ara 5.4. +emberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar
terhadap tetanus selesai.
An"i!onvulsan
Tabel 9 - .E#5S 3#T5&C#=1/S3#
QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ
.enis Cbat Dosis E(ek Samping
QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ
DiaDepam 09 O 10 mg>kg %erat badan > $ jam Stupor &oma
4eprobamat 700 O $00 mg> $ jam "54' Tidak 3da
&lorpromasin 69 O A9 mg> $ jam "54' <ipotensi
Genobarbital 90 O 100 mg> $ jam "54' Depressi perna(asan
QQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQQ
Cbat yang laDim digunakan ialah -
0 DiaDepam. %ila penderita datang dalam keadaan kejang maka diberikan dosis 09
mg>kgbb>kali i.v. perlahan0lahan dengan dosis optimum 10mg>kali diulang setiap
kali kejang. &emudian diikuti pemberian diaDepam peroral0 "sonde lambung'
dengan dosis 09>kgbb>kali sehari diberikan ? kali.
0 Dosis maksimal diaDepam 6$0mg>hari. %ila masih kejang "tetanus yang sangat
berat' harus dilanjutkan dengan bantuan ventilasi mekanik dosis diaDepam dapat
di tingkatkan sampai $80mg>hari dengan bantuan ventilasi mekanik dengan atau
tenpa kurarisasi. Dapat pula dipertimbangkan penggunaan magnesium sul(at dila
ada gangguan sara( otonom.
0 Genobarbital. Dosis a)al - 1 tahun 90 mg i.m.R 1 tahun A9 mg i.m. Dilanjutkan
dengan dosis oral 909 mg>kgbb>hari dibagi dalam 7 dosis.
0 /arga!til. Dosis yang dianjurkan $ mg>kgbb>hari dibagi dalam ? dosis.
Pa6a !asus :
0 ;a)at diruang 5solasi
0 Debridement luka
0 3TS 60.000 unit 3ntitoksin
0 4etronidaDole 7@900mg dan !e(otamie 6@1 gr 3ntibiotik
0 DiaDepam 16 @ 10 mg 3ntikonvulsan
DA-TAR PUSTAKA
<endar)anto. llmu en!akit "alam jilid 1 %alai +enerbit G& 15 .akarta- 6001
$90 91.
4ardjono mahar. #eurologi $linis "asar. Dian ;akyat .akarta-600$. 766.
http://emedicine.medscape.com/article/786414o!er!ie"
http://""".pediatri#.com/isi03.php$
pa%e&html'h#ate%ori&pdt'dire#tori&pdt'(lepd)&0'pd)&'html&07110
prmh27*.htm

Anda mungkin juga menyukai