Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi otak, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukan penyebab lain selain gangguan vascular di otak. (Sutrisno, 2013). Pendahuluan
Stroke hemoragik terjadi apabila pembuluh darah di otak pecah. Otak sangat sensitif terhadap perdarahan, dan kerusakan dapat terjadi dengan cepat. Perdarahan dalam otak dapat mengganggu jaringan otak, sehingga menyebabkan pembengkakan, mengumpul menjadi sebuah massa yang disebut hematoma. Stroke hemoragik paling sering disebabkan oleh tekanan darah tinggi, yang menekankan dinding arteri sampai pecah.
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal, dan sisinya cacat ringan maupun berat. Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PRIBADI Nama : AYH Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 62 tahun Suku Bangsa : - Agama : Muslim Alamat : Medan Status : Sudah menikah Pekerjaan : Wiraswasta Tgl Masuk : 10 Mei 2014 Tgl Keluar : 14 Mei 2014 ( Rawat Alih ke BS) ANAMNESA
Keluhan Utama: penurunan kesadaran Telaah: Hal ini terjadi secara tiba-tiba saat beraktivitas kurang lebih 3 hari SMRS. Nyeri kepala (+), kejang (-), mual (-), muntah (-), demam (-).
RPT : Hipertensi RPO : Obat Antihipertensi
Traktus Sirkulatorius: Akral hangat, CRT <3 Traktus Respiratorius: Sesak nafas (-), batuk (-) Traktus Digestivus: dalam batas normal Traktus Urogenitalis: dalam batas normal Penyakit Terdahulu dan Kecelakaan: (-) Intoksikasi & Obat-obatan: (-) ANAMNESA TRAKTUS
Faktor Herediter : tidak jelas Faktor Familier : tidak jelas Lain-lain : (-) Kelahiran dan Pertumbuhan : tidak jelas Imunisasi : tidak jelas Pendidikan : SMA Pekerjaan : wiraswasta Perkawinan dan Anak : sudah menikah ANAMNESA KELUARGA DAN SOSIAL
Tekanan Darah : 210/110 mmHg Nadi : 110 x/menit Frekuensi Nafas : 24 x/menit Temperatur : 36,9 o C Kulit dan Selaput Lendir : dbn Kelenjar dan Getah Bening : dbn Persendian : dbn PEMERIKSAAN UMUM
Bentuk dan Posisi : bulat dan medial Pergerakan : dalam batas normal Kelainan Panca Indera : (-) Rongga Mulut dan Gigi : dalam batas normal Kelenjar Parotis : dalam batas normal Desah : (-) Lain-lain : (-) KEPALA DAN LEHER
Dada Inspeksi : Simetris Perkusi : Sonor Palpasi : SF Kanan = Kiri Auskultasi : Vesikuler Abdomen Inspeksi : Simetris Perkusi : Timpani Palpasi : Soepel Auskultasi : Peristaltik (+) N RONGGA DADA DAN ABDOMEN
SENSORIUM : Apatis KRANIUM Bentuk : Bulat Fontanella : Tertutup Palpasi : A. Temporalis (+), A. Carotis (+) Perkusi : Cracked Pots Sign (-) Auskultasi : Bruit (-) Transiluminasi : tdp STATUS NEUROLOGI
PERANGSANGAN MENINGEAL Kaku Kuduk : (-) Tanda Kernig : (-) Tanda Brudzinski I : (-) Tanda Brudzinski II : (-) PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL Muntah : (-) Sakit Kepala : (+) Kejang : (-)
NERVUS I Meatus Nasi Dextra Meatus Nasi Sinistra Normosmia TIDAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN Anosmia Parosmia Hiposmia SARAF OTAK / NERVUS KRANIALIS
NERVUS II Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS) Visus tdp tdp Lapangan Pandang - Normal SULIT DINILAI - Menyempit - Hemianopsia - Scotoma Refleks Ancaman + + Fundus Okuli - Warna Tdp Tdp - Batas Tdp Tdp - Ekskavasio Tdp Tdp - Arteri Tdp Tdp - Vena tdp Tdp
NERVUS III, IV, VI Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS) Gerakan Bola Mata + + Nistagmus - - Pupil - Lebar 3 mm 3 mm - Bentuk Bulat, isokor Bulat, isokor - Refleks Cahaya Langsung + + - Refleks Cahaya Tidak Langsung + + - Rima Palpebra 7 mm 7 mm - Deviasi Konjugate - - - Fenomena Dolls Eye - - - Strabismus - -
NERVUS V Kanan Kiri Motorik - Membuka dan Menutup Mulut Sulit dinilai - Palpasi Otot Massester & Temporalis - Kekuatan Gigitan Sensorik - Kulit Tidak dilakukan pemeriksaan - Selaput Lendir Refleks Kornea - Langsung + + - Tidak Langsung + + Refleks Masseter sdn sdn Refleks Bersin + +
NERVUS VII Kanan Kiri Motorik Mimik Sulit dinilai Kerut Kening Menutup Muka Meniup Sekuatnya Memperlihatkan Gigi Tertawa Sensorik Pengecapan 2/3 Depan Lidah Produksi Kelenjar Ludah Hiperakusis Refleks Stapedial
NERVUS VIII Kanan Kiri Auditorium Pendengaran Sulit dinilai Test Rinne Test Weber Test Schwabach Vestibularis Nistagmus Sulit dinilai Reaksi Kalori Vertigo Tinnitus
NERVUS IX, X Pallatum Mole : Medial Uvula : Medial Disfagia : sdn Disartria : sdn Disfonia : sdn Refleks Muntah : sdn Pengecapan 1/3 Belakang Lidah : sdn NERVUS XI Kanan Kiri Mengangkat Bahu Sdn Sdn Fungsi Otot Sternocleidomastoideus sdn Sdn NERVUS XII Lidah Tremor : - Atrofi : - Fasikulasi : - Ujung Lidah Sewaktu Istirahat : Medial Ujung Lidah Sewaktu Dijulurkan : sdn
SISTEM MOTORIK Trofi : Normal Tonus Otot : Normal Kekuatan Otot : sdn, kesan lateralisasi ke kanan Sikap : Berbaring Gerakan Spontan Abnormal : -
TEST SENSIBILITAS Eksteroseptif : sdn Proprioseptif : sdn Fungsi Kortikal untuk Sensibilitas: Stereognosis : sdn Pengenalan Dua Titik : sdn Grafestesia : sdn
KOORDINASI Lenggang : sdn Bicara : sdn Menulis : sdn Percobaan Apraksia : sdn Mimik : sdn Test Telunjuk Telunjuk : sdn Test Telunjuk Hidung : sdn Diadokhokinesia : sdn Test Tumit Lutut : sdn Test Romberg : sdn
VEGETATIF Vasomotorik : sdn Sudomotorik : sdn Pilo Erektor : sdn Miksi : dbn Defekasi : dbn Potens dan Libido : tdp
VERTEBRA Bentuk Normal : + Scoliosis : - Hiperlordosis : - Pergerakan Leher : sdn Pinggang : sdn
TANDA PERANGSANGAN RADIKULER Laseque : (-) Cross Laseque : (-) Test Lhermitte : sdn Test Naffzinger : sdn GEJALA-GEJALA SEREBELAR Ataksia : tdp Disartri : (-) Tremor : (-) Nistagmus : tdp Fenomena Rebound : (-) Vertigo : tdp
GEJALA-GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL Tremor : - Rigiditas : - Bradikinesia : sdn FUNGSI LUHUR Kesadaran Kualitatif : CM Ingatan Baru : sdn Ingatan Lama : sdn Orientasi Diri : sdn Tempat : sdn Waktu : sdn Situasi : sdn
Intelegensia : sdn Daya Pertimbangan : sdn Reaksi Emosi : sdn Afasia : sdn Apraksia : sdn Agnosia Agnosia Visual : sdn Agnosia Jari-jari : sdn Akalkulia : sdn Disorientasi Kanan-Kiri : sdn
Kesimpulan KU : Penurunan Kesadaran Sens : Apatis V. Sign : 210/110 mmHg ; 110x/i ; 24x/i ; 36,9 C Peningkatan TIK : - Rangsang Meningeal : -
N. Kranialis I : sdn II : RC +/+ ; pupil isokor diamt. 3 mm III,IV,VI : gerakan bola mata (+), kesan normal V : motorik sdn, refleks kornea (+) VII : sudut mulut jatuh ke kanan VIII : sdn IX,X : sdn XI : sdn XII : lidah istirahat medial
Refleks Fisiologis B / T : +/+ APR / KPR : +/+ Refleks Patologis : Tidak dijumpai Kekuatan Motorik : Sdn, kesan lateralisasi ke kanan
Diagnosa Fungsional : Apatis + Hemiparese Dextra + PN VII UMN Dextra Diagnosa Etiologi : PIS Diagnosa Anatomik : Lobus Temporoparietooccipital Diagnosa Banding : 1. SH ; 2. SI Diagnosis
Diagnosa Kerja : Apatis + Hemiparese Dextra + PN VII UMN Dextra + Perdarahan Intraserebral et causa Stroke Hemoragik
Bed rest, Head Elevation 30 NGT dan Kateter Terpasang O 2-4 liter / i IVFD R-Sol 20gtt / i IVFD Mannitol 125 cc / 6 jam Inj. Citicholin 1 amp / 12 jam Penatalaksanaan
Darah Lengkap EKG Foto Thoraks Head CT Scan Prosedur Diagnostik
Kardiologi Hasil EKG : SR + RAE ( Right Atrial Enlargement ) Lab PK Kesan : Leukositosis Radiologi Foto Thoraks Tidak tampak kelainan pada cor dan pulmo
KONSUL
CT Scan Intracerebral haemorrhage di lobus temporoparietooccipital kiri ( vol +/- 96 cc) dan di lobus temporal kanan. Intraventricular haemorrhage. Bedah Saraf Anjuran : Craniectomy evakuasi ICH + EVP cito ; Mohon konsul ulang bila keluarga telah bersedia. KONSUL
TINJAUAN PUSTAKA
STROKE HEMORAGIK
Stroke adalah gangguan fungsi serebral yang terjadi baik fokal maupun global yang terjadi mendadak dan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau meninggal disebabkan oleh gangguan pembuluh darah. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah. DEFINISI
Stroke hemoragik lebih sedikit ditemukan daripada stroke iskemik, yang hanya 15% dari semua stroke, tetapi bertanggung jawab lebih dari 30% dari semua kematian penyakit stroke Insidensi
Perdarahaan intraserebral memiliki kecenderungan untuk timbul di tempat-tempat seperti thalamus, putamen, serebelum, dan batang otak. Sehubungan dengan area dari injuri otak akibat perdarahan, wilayah sekitarnya dapat terganggu akibat tekanan yang timbul dari massa hematoma. Peningkatan tekanan intrakranial umumnya muncul. PATOFISIOLOGI
Perdarahan subarachnoid dapat menimbulkan peningkatan tekanan intrakranial dan mengganggu autoregulasi serebral. Efek tersebut dapat muncul dengan kombinasi dari vasokonstriksi akut, agregrasi platelet mikrovaskular, dan hilangnya perfusi mikrovaskular, yang menimbulkan reduksi aliran darah dan iskemik serebral
Pada perdarahan intraserebral, pemeriksaan dapat menunjukkan akumulasi darah secara fokal disertai destruksi pada parekim. Secara mikroskopis, lokasi perdarahan tampak seperti platelet-platelet bulat yang diselubungi oleh fibrin Gambaran Histopatologis
PSA Gejala Prodormal Sakit kepala, pusing, nyeri pada orbital, diplopia, kehilangan pandangan Gejala Klasik Nyeri kepala hebat yang tiba-tiba, mual , muntah, fotopobia, iritasi meningeal, peningkatan TIK MANIFESTASI KLINIS
PIS Perubahan kesadaran Mual muntah Nyeri kepala Kejang Defisit neurologis yang bersifat fokal
PSA Kimia klinis, Darah Lengkap, PT, a-PTT, Golongan darah, enzim kardiak, AGD, CT Scan, DSA PIS Darah lengkap, PT/a-PTT, Elektrolit, Osmolaritas, Kadar obat dan alkohol dalam darah, CT Scan, MRI, EKG, Lumbal Punksi Prosedur Diagnostik
Tindakan Operatif Tindakan Konservatif PENATALAKSANAAN
Prognosis pada pasien dengan stroke hemoragik bervariasi, bergantung pada keparahan stroke dan lokasi serta ukuran perdarahan. Skala Koma Glasgow (Glasgow Coma Scale / GCS) yang rendah diasosiasikan pada prognosis yang buruk dan mortalitas tinggi. Volume perdarahan yang cukup banyak dan perkembangan dari volume hematoma juga dikaitkan dengan prognosis buruk. Prognosis
KESIMPULAN
Pada kasus ini seorang laki-laki berusia 62 tahun didiagnosa dengan Stroke Hemoragik berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis ditemukan Hemiparase Dextra dan Parase Nervus VII tipe UMN Dextra. Dari hasil anamnesa didapati bahwa os juga menderita hipertensi dengan pengobatan yang tidak teratur yang merupakan salah satu faktor resiko terjadinya Stroke Hemoragik. KESIMPULAN
Pemeriksaan penunjang yang telah ilakukan pada os adalah Head CT Scan ditemukan, Intracerebral haemorrhage di lobus temporoparietooccipital kiri ( vol +/- 96 cc) dan di lobus temporal kanan dan pada foto toraks tidak dijumpai adanya kelainan.
Selama dirawat, terapi baik suportif maupun kuratif yang telah diterima os meliputi Bed rest, head elevation 30, NGT, Kateter Terpasang, O 2 8-10L/I via nasal kanul, IVFD R Sol 20gtt/i, IVFD Mannitol 20% 250 cc loading dose pada hari pertama kemudian dilanjutkan 125 cc/6 jam, Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam, Inj. Furosemide 1 amp / 12 jam, Captopril 3 x 25 mg, Vit. B Comp 3 x 1 tab dan PCT 3 X 500 mg bila perlu.