Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S AKSEPTOR AKTIF KB SUNTIK 3

BULAN

LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kontrasepsi (KB)
2.1.1 Pengertian
Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usaha mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan
nasehat perkawinan atau pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan.
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat
bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen.

2.1.2 Syarat-Syarat Metode Kontrasepsi
o Aman/tidak berbahaya
o Dapat diandalkan
o Sederhana
o Murah
o Dapat diterima oleh orang banyak
o Pemakaian jangka panjang

2.1.3 Faktor-faktor dalam memilih kontrasepsi
a. Faktor pasangan, motivasi dan rehabilitasi
Umur
Gaya hidup
Frekuensi senggama
Jumlah keluarga yang di inginkan
Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu
Sikap kewanitaan
Sikap kepriaan


b. Faktor kesehatan
Status kesehatan
Riwayat haid
Riwayat keluarga
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan panggul

c. Faktor metode kontrasepsi, penerimaan dan pemakaian berkesinambungan.
Efektifitas
Kondisi medis yang meningkatkan resiko jika terjadi kehamilan
Kembalinya kesuburan
Klasifikasi persyaratan medis

2.1.4 Macam-Macam Kontrasepsi
Hormonal
Pil
Suntik
Implant
Non Hormonal
Metode Amenorhea Laktasi (MAL)
Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
Senggama terputus
Metode Barier
Kondom
Diafragma
Spermisida
Intrauterine Devices (IUD/AKDR)
Kontrasepsi Mantap
Medis Operatif Pria (Vasektomi)
Medis Operatif Wanita (Tubektomi)
2.2 Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik
2.2.1 Jenis Kontrasepsi Suntik
Dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari
atau setiap akan bersenggama, yang sekarang banyak dipakai adalah :
1. DMPA (Depo Metroxy Progesteron Asetat)
Dipakai lebih dari 90 negara telah digunakan selama 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya
berjumlah kira-kira 5 juta wanita. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg.
2. Depo Noristerat (Depo Noretisteron Enanthate)
a. Dipakai lebih dari 40 negara dengan jumlah akseptor kira-kira 1,5 juta wanita
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 9 minggu.

2.2.2 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
1. Primer : Mencegah Ovulasi
Kadar FSH danLH menurun dan tidak terjadi sentakan LH (LH Surge). Respon kelenjar hypofise
terhadap gonadotropin releasing hormone esterogen tidak berubah. Sehingga memberi kesan proses
terjadi di hipotalamus daripada di kelenjar hypofise.
Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofis dengan kelenjar-kelenjar
yang tidak aktif. Dengan pemakaian jangka lama endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya
sehingga tidak didapatkan atau hanya didapatkan sedikit sekali saringan bila dilakukan biopsy. Tetapi
perubahan-perubahan tersebut akan menjadi normal kembali setelah 90 hari setelah suntikann DMPA
terakhir.
2. Sekunder
Lendir servik menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa.
Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi
Mungkin mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopi

2.2.3 Efektifitas Kontrasepsi Suntikan
a. Dosis DMPA dengan daya kerja kontrasepsi yang paling sering dipakai 150 mg setiap 3 bulan adalah
dosis yang tinggi. Setelah suntikan 150 mg DMPA, ovulasi tidak akan terjadi untuk minimal 14 minggu.
Sehingga terdapat periode tenggang waktu/waktu kelonggaran selama 2 minggu untuk akseptor DMPA
yang disuntik selang 3 bulan.
b. NET-EN 200mg lebih efektif bila diberikan dalam jangka waktu yang terlalu pendek. Penyuntikan sekali
setiap 8 minggu, angka kegagalan 0,4 1,8 per 100 wanita per 24 bulan. Penyuntikan sekali setiap 12
minggu, angka kegagalan 6,6 per 100 wanita per 24 bulan.

2.2.4 Keuntungan dan Kerugian
1. Keuntungan Kontrasepsi
- Resiko terhadap kesehatan kecil
- Pencegahan kehamilan jangka panjang
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
- Sedikit efek sampingnya
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
- Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause
2. Keuntungan Non Kontrasepsi
- Mengurangi jumlah perdarahan
- Mengurangi nyeri saat haid
- Mencegah kehamilan ektopik
- Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
- Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

2.2.5 Kerugian
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
- Siklus haid yang memendek atau memanjang
- Perdarahan yang banyak atau sedikit
- Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
- Tidak haid sama sekali
b. Klien sangat bergantung pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan)
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
d. Permasalan berat badan merupakan efek samping tersering
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis, infeksi virus HIV
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
g. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena belum habisnya pelepasan otot suntikan dari tempat
suntikan.

2.1.5 Efek Samping
a. Gangguan haid
Pola haid yang normal dapat berubah menjadi :
Amenorhea
Perdarahan irregular
Perdarahan bercak
Perubahan dalam Frekuensi dalam jumlah darah yang hilang
Efek pada haid tergantung pada lama pemakaian
Perdarahan intermenstrual dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya waktu, sedangkan
kejadian amenorrhea bertambah besar.
Insiden yang tinggi dari amenorrhea diduga berhubungan dengan atrofi endometrium. Sedangkan sebab-
sebab dari perdarahan irregular masih belum jelas dan tampaknya tidak ada hubungan dengan
perubahan-perubahan dalam kadar hormone atau histology endometrium.
DMPA lebih sering menyebabkan perdarahan, perdarahan bercak danamenorhea, pertambahan berat
badan tinggi.
Bila terjadi amenorrhea, memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya insiden anemi.

b. Berat badan bertambah
Umumnya penambahan berat badan tidak terlalu besar bervariasi antara kurang dari 1 Kg sampai 5 Kg
dalam tahun pertama
Peenyebab pertambahan berat badan belum jelas. Hipotesis para ahli DMPA merangsang pusat
pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada
biasanya.

c. Sakit kepala
Insiden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun NET EN dan terjadi pada < 17 % akseptor

d. Efek metabolik
DMPA mempengaruhi metabolisme karbohidrat, tetapi tidak ditemukan terjadi diabetes pada akseptor

e. Efek pada reproduksi
Kembalinya kesuburan/ ferilitas
Efek pada telur/janin
Laktasi

f. Efek pada kardiovaskuler
Tampaknya hamper tidak ada efek pada tekanan darah atau system pembekuan darah
Perubahan pada metabolisme lemak kolesterol baik pada DMPA atau NET-EN dicurigai dapat menambah
besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler.

2.1.6 Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi
Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntik antara lain :
- Usia reproduksi
- Nulipara dan yang telah memiliki anak
- Menghendaki kontrasepsi jangaka panjang
- Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
- Setelah melahirkan
- Setelah abortus dan keguguran
- Perokok
- Menggunakan obat untuk epilepsy
- Sering lupa menggunakan pil
- Anemia defisiensi besi
- Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan masalah pembekuan darah

Kontra Indikasi
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi suntik pada :
- Kehamilan (hamil atau diduga hamil risiko cacat pada janin > per 100.000 kehamilan)
- Menderita kanker
- Menderita tumor jinak
- Karsinomatraktur seritalia dan perdarahan yang abnormal pada uterus
- Pada wanita dengan diabetes mellitus (DM) disertai dengan komplikasi.


2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney
2.2.1 Pengumpulan Data atau Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Identitas
- Nama : Meliputi ibu dan suami yang bertujuan untuk membedakan pasien supaya tidak keliru dengan pasien
lain.
- Umur : Untuk mengetahui usia pasien dan mendeteksi resiko tinggi
- Bangsa/Suku : Mengenal adat kebiasaan dan kandungan yang dilakukan.
- Pendidikan : Dapat memberikan penjelasan dan motivasi yang sesuai dengan tingkat pengetahuan.
- Pekerjaan : Mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi pasien untuk menentukan langkah selanjutnya.
- Alamat : Untuk mengetahui pasien tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada pasien yang namanya sama.
2. Alasan Kunjungan
Untuk mengetahui jenis pelayanan yang akan diberikan serta mengetahui keluhan klien atau akseptor
KB salama pemakaian alat kontrasepsi
3. Riwayat Mestruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus menstruasi, lama, jumlah, disminorhea, warna, bau, flour albus
sehingga dapat menentukan jenis kontrasepsi yang sesuai.
4. Riwayat Kehamilan Pasien dan Nifas yang lalu
Meliputi jenis persalinan, penolong persalinan, penyulit, BB/PB lahir, jenis kelamin, lama meneteki,
umur anak, ikut KB apa sebelumnya.
5. Riwayat Penyakit
Untuk mengtahui apakah pasien dan keluarganya mempunyai penyakit menurun, menular, dan
menahun seperti DM, jantung, asma, kanker payudara, hepatitis, penyakit menular seksual dan
penyakit tumor kandungan.
6. Perilaku Kesehatan
Untuk mengetahui bagaimana pola kesehatan ibu sehari-hari, seperti apakah ibu perokok, dan minum-
minuman keras atau tidak.
7. Pola Kehidupan Sehari-hari
- Pola Nutrisi
Untuk mengetahui nutrisi yang dikonsumsi ibu
- Pola Eliminasi
Untuk mengetahui bagaimana pola eliminasi ibu sehari-hari
- Pola Istirahat
Untuk mengetahui kebutuhan istirahat ibu
- Pola Aktifitas
Untuk mengetahui kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh ibu sehari-hari
8. Riwayat Sosial Budaya
Mengetahui respon ibu apakah dalam keluarga ibu ada yang melarang untuk ber KB

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Normalnya baik
b. Kesadaran : Normalnya composmentis
c. Tekanan darah : Normalnya 110/80 120/90 mmHg
d. Nadi : Normalnya 60-100 x/mnt
e. Suhu : Normalnya 36,5 37,5
o
C
f. Pernafasan : Normalnya 16 24 x/mnt
g. BB : normalnya pertambahan berat badan 1-5 kg dalam tahun pertama

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala dan rambut : Kebersihan rambut, adanya benjolan / tidak, mudah rontok atau tidak
Muka : Pucat / tidak, odem / tidak
Mata : Sklera ikterus / tidak, konjungtivanya bagaimana
Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis
Dada : Bagaimana bentuk payudara, putting susu menonjol/ tidak, areola hiperpigmentasi/tidak, adakah
benjolan abnormal/tidak
Abdomen : Adakah bekas luka operasi/tidak, adakah pembesaran/kehamilan
Genetalia : Adakah pengeluaran darah pervaginam, ada luka parut /tidak, ada odem/tidak
Anus : Adakah hemorhoid/tidak
Ekstremitas : Ada odem/tidak, ada varises atau tidak.
b. Palpasi
Payudara : tegang / tidak, ada benjolan abnormal / tidak
Abdomen : ada nyeri tekan perut bagian bawah / tidak, ada pembesaran /ada kehamilan / tidak , ada pembesaran
pada hepar atau tidak
c. Auskultasi
Dada : Weezhing normal
d. Perkusi
Refleks patella : (+) atau (-)
Perut : kembung atau tidak
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium urine apakah ada kegagalan/tidak dalam penggunaan KB
2.3.2 Interprestasi Data
Adalah untuk menentukan diagnosa / masalah yang timbul berdasarkan pengkajian data
DX :

P
10001
Akseptor Aktif KB suntik 3 bulan
DS : Ibu mengatakan bahwa saat ini adalah waktunya suntik ulang 3 bulan
DO : Keadaaan Umum, TTV

2.3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ini menggambarkan proses manajemen yang dapat mengidentifikasi situasi yang gawat dimana
petugas kesehatan harus mengatisipasi dari diagnosa potensial agar menentukan tindakan segera
apabila terjadi komplikasi.

2.3.4 Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
Langkah ini mencakup kebutuhan akan tindakan yang harus segera dilakukan untuk mengatasi diagnosa
atau masalah potensial yang terjadi agar tidak terjadi komplikasi, kolaborasi, dengan dokter dan
rujukan

2.3.5 Intervensi / Perencanaan
Langkah ini berisi serangkaian asuhan yang akan diberikan kepada bayi sesuai diagnosa atau masalah
awal yang ada sesuai standart pelayanan dan disertai rasionalnya.

2.3.6 Implementasi / Pelaksanaan
Langkah ini berisikan tentang asuhan yang telah diberikan kepada bayi berdasarkan rencana yang telah
disusun sebelumnya untuk menangani diagnosa / masalah yang telah teridentifikasi

2.3.7 Evaluasi
Langkah ini berisi tentang asuhan yang telah diberikan apakah telah memenuhi kebutuhan klien, jika
memang asuhan yang telah diberikan belum efektif maka perlu dilakukan pengulangan atau perbaikan
pada pemberian asuhan selanjutnya
Berdasarkan evaluasi selanjutnya, asuhan kebidanan dituliskan dalam bentuk catatan perkembangan
yang mencakup SOAP :
S (Subyektif) : data yang didapat dari penyataan klien
O (obyektif) : data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan
A (assesment) : pernyataan gangguan yang terjadi atas data S dan O
P (Planning) : perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi



TINJAUAN TEORI

3.1 PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 13 Juli 2011 jam : 16.30 WIB Oleh : Riea Endarma
A. Data Subyektif
1. Identitas klien
Nama klien : Ny S Nama suami : TnG
Umur : 34 tahun Umur : 31 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Baturetno Menikah : 20 tahun
No.reg : - Lama menikah : 14 tahun

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa saat ini adalah waktunya suntik ulang 3 bulan

3. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan menarche umur 13 tahun, siklus haid tidak teratur 15 hari. Setelah itu ibu tidak
menstruasi lagi sampai 1 tahun terakhir.

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No.
Suami
Ke-
UK
Jenis
Pers.
Penol. BB/PB
Jns.
Kel.
Hidup/
Mati
Meneteki KB
1

1
9 bln

Spt B bidan 3500 gr H 2 thn Suntik

5. Riwayat kehamilan ini
Ibu mengatakan bahwa tidak pernah mempunyai penyakit kronis atau menular seperti DM, asthma,
hipertensi, tumor, maupun kanker.

6. Riwayat Penyakit Keluarga/Keturunan
Ibu mengatakan bahwa keluarga juga tidak ada yang mempunyai penyakit kronis atau menular seperti
DM, asthma, hipertensi, tumor, maupun kanker.

7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi : Ibu makan 3x dalam sehari dengan porsi sedang menggunakan nasi, ikan, sayur dan makan buah-
buahan, minumnya ibu teratur setiap harinya
b. Eliminasi : Ibu mengatakan BAK lancer 3 4 x sehari dan BAB juga lancar setiap harinya 1x
c. Aktivitas : Ibu mengatakan aktivitas sehari-harinya mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,
mengepel, mencuci baju dan memasak.
d. Istirahat : Ibu mengatakan bahwa tidur malamnya sudah cukup 8 jam dan tidur siangnya juga sudah cukup
setiap harinya 1 jam
e. Personal Hygiene: Ibu mengatakan bahwa setiap harinya ibu selalu merawat kebersihan tubuhnya.

A. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
BB/TB : 60 kg/157 cm
T/N/S/Rr : 120/80 mmHg/84 x/mnt/36,3
O
C/20x/mnt
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Rambut :Hitam, bersih, tidak rontok
b. Muka
Conjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
Oedema : Tidak ada
c. Mulut
Gigi : Bersih, tidak ada caries
Stomatitis : Tidak ada
Bibir kering : Tidak ada
d. Leher
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening: Tidak ada
e. Payudara
Bentuk : Simetris
Areola : kecoklatan
Puting susu : Menonjol
f. Perut : Tidak ada pembesaran uterus
g. Anus
Hemoroid : Tidak ada
h. Ekstremitas atas dan bawah
Varices : Tidak ada -/-
Odema : Tidak ada -/-
Palpasi
Leher : tidak ada benjolan abnormal
Payudara : tidak ada benjolan abnormal
Perut : tidak ada benjolan abnormal ataupun tanda-tanda kehamilan
Auskultasi
Dada : tidak ada wishing maupun ronchi
Perkusi
Reflek patella : ka/ki (+/+)
Perut : tidak kembung

c. Pemeriksaan Penunjang
-
3.2 INTERPRETASI DATA
Diagnosa : P
20002
Akseptor Aktif KB suntik 3 bulan
DS : Ibu mengatakan ingin melakukan suntik KB ulang 3 bulan
DO : - KU :baik
- Kesadaran :Composmentis
- TD :120/80 mmHg
- Nadi :84 x/ menit
- RR :20x/menit
- Suhu :36,3 C
- BB :60 Kg
Inspeksi : - Payudara : putting susu menonjol dan payudaranya bersih
- Perut : tidak ada tanda-tanda kehamilan
Palpasi : - Payudara : tidak ada benjolan abnormal
- Perut : tidak ada pembesaran uterus/benjolan abnormal

3.3 IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA/KOLABORASI
Tidak ada


3.5 INTERVENSI
Tanggal : 11 Juli 2011 Jam : 16.35 WIB
Diagnosa : P
20002
akseptor aktif KB suntik 3 bulan
Tujuan : Diharapkan setelah diberikan asuhan kebidanan selama 10 menit, ibu dapat memahami penjelasan
yang diberikan tenaga kesehatan dan tidak lupa kunjungan ulang.
Kriteria : - Ibu kooperatif
- Tidak ada keluhan/kelainan yang abnormal setelah pemberian suntik KB
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Jalin komunikasi terapeutik dengan
pasien
Pasien dan keluarga lebih kooperatif
dengan petugas
2 Jelaskan hasil pemeriksaan Ibu mengetahui kondisinya dan tidak
cemas
3 Berikan Informed Consent Persetujuan tindakan medic
4 Persiapan Alat Memudahkan pemberian asuhan
5 Persiapan Pasien Memudahkan pemberian asuhan
6 Lakukan tindakan penyuntikan Pemberian asuhan
7 Berikan KIE pasca penyuntikan Menambah pengetahuan dan mengurangi
kecemasan
8 Follow up Pasien tahu kapan harus kembali

3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 11 Juli 2011 Jam : 16.40 WIB
NO Implementasi Paraf
1. Melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien atau keluarga agar pasien
dan keluarga lebih kooperatif dengan petugas

2. Menjelaskan hasil pemeriksaan
KU : baik
T/N/S/Rr : 120/80mmHg/84x/mnt/36,3C/20x/mnt
BB/TB : 60kg/157cm
Payudara : tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : tidak ada pembesaran uterus

3. Memberikan informed consent untuk persetujuan tindakan medic
4. Menyiapkan alat
Obat yang akan disuntikkan
Spuit dan jarum sekali pakai
Kapas alcohol
Kocok botol vial, buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi
karet, hapus karet yang ada di bagian atas vial dengan kapas yang telah
dibasahi dengan alkohol

5. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik
6. Melakukan tindakan penyuntikan secara IM
7. Memberitahu ibu setelah disuntik tidak boleh digosok-gosok, memberitahu
ibu tentang efek samping KB
Gangguan pola haid
Perubahan berat badan
Sakit kepala ringan

8. Memberitahu pasien untuk kunjungan ulang pada tanggal 06 Oktober
2011/ bila ada keluhan


3.7 EVALUASI
Tanggal : 11 Juli 2011 Jam : 16.45 WIB
S : Ibu mengatakan bahwa telah mendapatkan suntik KB 3 bulan dan sudah mengerti apa yang telah
disampaikan oleh bidan

O : - KU :baik
- Kesadaran :Composmentis
- TD :120/80 mmHg
- Nadi :80 x/ menit
- RR :20 x/menit
- Suhu :36,5 C
- BB : 60 Kg
- Payudara : tidak ada benjolan abnormal
- Abdomen : tidak ada pembesaran uterus/benjolan abnormal

A : P
20002
akseptor aktif KB suntik 3 bulan

P :- Memberi KIE pasca penyuntikan
Follow up 3 bulan lagi pada tanggal 6 Oktober 2012/bila ada keluhan

Anda mungkin juga menyukai