Anda di halaman 1dari 8

Fibroadenoma adalah kelainan berupa tumor jinak pada payudara yang sering pada wanita

muda dan muncul sebagai benjolan pada payudara. Kebanyakan wanita pada usia dibawah 30
tahun. Awalnya fibroadenoma muncul sebagai hasil dari proliferasi yang tidak normal pada
payudara yang disebabkan oleh fluktuasi hormonal. Fibroadenoma berhubungan dengan
peningkatan resiko dari kanker payudara, terutama ketika terdapat perubahan fibrokistik, atau
riwayat keluarga dengan kanker payudara.
(1, 2)

Tumor ini biasanya terdiri dari komponen stroma dan jaringan epitel. Meskipun
fibroadenoma merupakan tumor jinak, tetapi ini bisa berhubungan dengan peningkatan resiko
dari kanker payudara yang invasif. Perubahan morfologi yang didapatkan pada fibroadenoma
adalah hialinisasi, kalsifikasi, osifikasi dan timbulnya giant cells multinucleated yang bersifat
reaktif. Pertumbuhan dari fibroadenoma di stimulasi oleh beberapa faktor yaitu estrogen,
progesteron, kehamilan, dan laktasi, sering timbul sebagai massa yang dapat di raba dengan
ukuran sampai 3 cm dan mungkin akan berubah dan mengecil pada saat menopaus.
(2, 3)

II. Insidens & Prevalensi
Fibroadenoma pada wanita dapat mengenai pada berbagai usia, tetapi puncak insiden
yaitu pada usia dua atau tiga dekade pada masa kehidupan. Fibroadenoma dilaporkan terjadi
pada 7%-13% pada wanita remaja pada pertengahan usia 20 tahun dimana ditemukan saat
pemeriksaan klinis. Prevalensi fibroadenoma pada kelompok usia ini pada populasi umum
dilaporkan 2,2% dan menurun pada usia yang lebih tua.
(3, 4)

III. Anatomi & Fisiologi
Pria dan wanita keduanya memiliki payudara, normalnya, kelenjar payudara lebih
berkembang pada wanita. Kelenjar payudara pada wanita merupakan system reproduksi
sekunder, tapi pada pria tidak berfungsi secara aktif, hanya memiliki sebagian kecilnya saja.
Kontur dan volume payudara terdiri dari lemak subkutaneus, kecuali saat kehamilan dimana
kelenjar payudara membesar dan penyusunan jaringan kelenjar yang baru. Pada masa
pubertas 8-15 tahun, payudara wanita normalnya berkembang karena perkembangan kelenjar
dan peningkatan deposit lemak. Ukuran payudara dan bentuk tergantung pada genetik, ras,
dan factor makanan. Batas lingkaran payudara luasnya mulai dari tepi lateral dari sternum
sampai garis mid axillaris secara transversal, dan dari kosta II sampai VI secara vertikal.
Sebagian kecil payudara melekat pada muskulus pektoralis mayor terhadap fossa axillaris,
membentuk ekor axilla. 2/3 dari payudara berada pada permukaan pektoral yang
membungkus pektoralis mayor, dan yang lainnya berada pada permukaan yang membungkus
muskulus serratus anterior. Diantara payudara dan permukaan pektoral merupakan daerah
bebas yang disebut bursa retromamma. Kelenjar payudara melekat kuat pada dermis oleh
ligamentum suspensorium yang berada pada bagian atas kelenjar payudara.
(5)



Vaskularisasi payudara
Payudara dihubungkan dengan dinding thorax dan strukturnya berhubungan dengan
extremitas atas, sehingga banyak vaskularisasi antara lain:
(5)

o Lateral : a. Thoracic superior (cabang I dari a. axillaris), a. Thoracoacromialis (cabang II
dari A. axillaris), a. Thoracica lateral dan a. Subscapularis
o Medial : percabangan a. Thoracica interna
o A. Intercostales II-IV (cabang penetrasi ke dinding thorax)
Innervasi payudara
Nervus yang menginervasi payudara adalah cabang anterior dan lateral cutaneus dari
n. Intercostal IV-VI. Cabang ini melalui fascia pectoralis profunda yang membungkus m.
Pectoralis major dari kulit. Cabang ini membawa serabut saraf sensoris pada kulit dari
payudara dan serabut saraf simpatis untuk pembuluh darah serta otot polos yang menutupi
kulit dan papilla mammae.
(5)

Sistem Limfatik Payudara
Sekitar 75 % melalui pembuluh limfe payudara bagian lateral dan superior
menyalurkan ke nodus axillaris (pectoral, humeral, subscapula, central dan apikal). Sebagian
dari sisanya khususnya regio medial mammae mengalirkan ke nodus parasternalis profunda
hingga dinding thorax anterior dan berhubungan dengan arteri Thoracica interna. Pembuluh
limfe dari regio inferior mammae mengalirkan ke nodus limfe abdominal (nodus phrenicus
inferior).
(5)

Pembuluh limfe dari Nodus axillaris mengalirkan limfe ke nodus infraclavivula serta
supraclavicula dan membentuknya menjadi trunkus subclavia limfatikus. Pembuluh limfe
dari nodus parasternalis akan masuk ke trunkus bronchomediastinal.
(5)


Perkembangan payudara
Payudara normal yang belum berkembang terdiri atas jaringan kelenjar dan jaringan
fibrosa yang dikenal sebagai stroma. Jaringan kelenjar memproduksi susu dan berada pada
alveoli. Sekelompok alveoli membentuk lobules yang akan membentuk duktus dan duktus
akan berakhir di putting. Perkembangan payudara berlangsung 3-5 tahun dan melibatkan
peningkatan penimbunan lemak, dan penyusunan duktus dan lobulus baru. Perkembangan ini
distimulasi oleh estrogen yang berasal dari siklus seksual wanita bulanan, estrogen
merangsang pertumbuhan kelenjar mammaria payudara ditambah dengan deposit lemak
untuk member massa pada payudara. Selain itu, pertumbuhan yang jauh lebih besar terjadi
selama keadaan kadar estrogren yang tinggi pada kehamilan, dan kemudian hanya jaringan
kelenjar saja yang berkembang sempurna untuk pembentukan air susu.
(1, 6)


IV. Etiologi & Patologi
Fibroadenoma merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus lobular dari payudara
yang selalu timbul pada wanita dengan usia produktif. Faktor resiko yang diperkirakan
berhubungan dengan kejadian fibroadenoma yaitu: usia menstruasi pertama, usia menopause,
usia saat melahirkan anak pertama, jumlah kelahiran, penggunaan kontrasepsi oral, dan
konsumsi makanan buah dan sayuran.
(7)

Perkembangan payudara normal dimulai dengan formasi mammary ridge pada saat
embryogenesis. Pembesaran payudara pada bayi normalnya akan menghilang di usia 3-6
bulan setelah lahir. Setelah itu, jaringan payudara yang tersisa akan menetap sampai pada saat
pubertas. Perkembangan payudara akan terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor fisiologis,
seperti progesteron, estrogen, adrenal dan hormon lain.
(1)

Fibroadenoma merupakan lesi hiperplasia dari komponen payudara yang berhubungan
dengan kelainan dari proses maturasi payudara. Fibroadenoma sering terjadi selama masa
menarche (15 25 tahun) karena di usia tersebut terjadi peningkatan perkembangan dari
struktur lobus serta duktus oleh karena respon payudara terhadap stimulus hormonal yang
berlebihan. Hiperplasia ini dapat terjadi setiap saat dan bisa mengenai fase normal
dari perkembangan payudara.
(8)

V. Diskusi
A. Gambaran Klinis
Kejadian Fibroadenoma paling sering terdeteksi ketika melakukan pemeriksaan
kesehatan atau check up. Biasanya penderita datang dengan keluhan adanya benjolan pada
payudara dengan ciri khas massa yang soliter 1-2 cm . Walaupun massa tersebut dapat
berlokasi di seluruh bagian payudara namun lebih sering bertempat di payudara kiri bagian
kuadran superolateral. Massa Fibroadenoma biasanya licin, bergerak, tidak lunak, tidak nyeri
dan konsistensinya elastis. Selain itu, ditemukan bahwa lesi fibroadenoma berkembang
dengan cepat dan kadang kadang mencapai ukuran yang sangat besar yang dipengaruhi
oleh stimulasi hormonal. Tumor ini tidak menginfiltrasi jaringan sekitar.
(8)

Fibroadenoma merupakan kelainan pada perkembangan payudara. Beberapa bentuk
lain daripada fibroadenoma yaitu: Giant fibroadenoma,juvenile fibroadenoma, fibroadenoma
pada masa kehamilan dan masa laktasi, dan fibroadenoma multiple. Giant
fibroadenoma didefinisikan sebagai fibroadenoma yang ukuran diameternya lebih dari 5 cm,
dan atau fibroadenoma yang beratnya lebih dari 500 g. Juvenile
fibroadenoma merupakan giant fibroadenoma yang terjadi pada wanita muda atau remaja.
Dari semua kasus fibroadenoma, terdapat 0,5%-4% yang ditemukan sebagai juvenile
fibroadenoma.
(9, 10)

B. Gambaran Radiologi

Ultrasonografi Mammae
Ultrasonografi merupakan media yang sangat bermanfaat untuk pemeriksaan tumor
benigna payudara khususnya untuk membedakan massa solid atau kista. Keuntungan
pemeriksaan Ultrasonografi ialah :
(11)

a. Tidak menggunakan sinar pengion, jadi tidak ada bahaya radiasi.
b. Pemeriksaannya bersifat non-invasif, relatif mudah dikerjakan, cepat dan dapat dipakai
berulang ulang serta biayanya relatif rendah.
Ultrasonografi terutama berperan pada payudara yang padat yang biasanya ditemui
pada wanita yang muda, dimana tumor payudara ini kadang kadang sulit ditemukan dengan
mammografi. Gambarannya pada mammografi dan Ultrasonografi hampir sama, tetapi
mikrokalsifikasi tak dapat dikenal dengan Ultrasonografi. Ultrasonografi juga dapat
mengenali adanya pembesaran kelenjar aksiler yang sulit teraba secara klinis.
(11)

Indikasi Ultrasonografi
- Wanita < 28 tahun dengan benjolan yang jelas pada payudara harus dievaluasi dengan
Ultrasonografi karena lesi tersebut mungkin merupakan fibroadenoma.
- Differensiasi kista dari bentuk solid;
- Bukan merupakan modalitas screening.
Nilai ketepatan Ultrasonografi untuk lesi kistik adalah 98-100%, sedangkan untuk lesi solid
seperti fibroadenoma adalah 75-85%.
(11)


Mammografi merupakan pemeriksaan yang sensitif dan spesifik yang dapat
digunakan secara rutin pada pemeriksaan payudara. Mammografi menggunakan radiasi
ionisasi dengan radiograf dengan dua posisi yakni Mediolateral Obliq (MLO) dan Cranio
Caudal (CC).
(1, 14)

Mammografi digunakan sebagai modalitas diagnostik untuk mengetahui payudara
yang sehat atau sebagai skrining untuk indentifikasi adanya kelainan pada payudara. Selain
itu, mammografi juga dapat membedakan lesi benigna dan maligna dengan observasi
mikrokalsifikasi.
(1, 14)

Tujuan utama pemeriksaan mammografi adalah untuk mengenal secara dini
keganasan pada payudara. Berdasarkan penyelidikan, jika mammografi dan ultrasonografi
dipakai bersama sama dalam prosedur diagnostik, maka akan diperoleh nilai ketepatan
diagnostik sebesar 97%. Apabila kedua teknik tersebut dipergunakan secara tersendiri akan
diperoleh nilai ketepatan diagnostik untuk mammografi sebesar 94%, sedangkan
Ultrasonografi hanya 78%.
(11)

Mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak yang
dominan serta jaringan fibroglandular yang relatif sedikit dan ini biasanya ditemukan pada
wanita dewasa di atas umur 40 tahun, yang pada umur tersebut kekerapan akan terjadinya
keganasan makin meningkat. Hal ini disebabkan mammografi memiliki dosis radiasi yang
kecil.
(11)

Peranan mammografi menjadi berkurang pada payudara yang mempunyai jaringan
fibroglandular padat dimana keadaan ini sering terdapat pada wanita muda dibawah 30 tahun.
Oleh karena itu, diagnosis fibroadenoma pada wanita muda agak terbatas.
(1, 11, 14)

Indikasi pemeriksaan mammografi:
(11)

1. Adanya benjolan pada payudara
2. Adanya rasa tidak enak pada payudara
3. Pada penderita dengan riwayat resiko tinggi untuk mendapatkan keganasan payudara
4. Pembesaran kelenjar aksiler yang meragukan
5. Adanya penyebab metastasis tanpa diketahui asal tumor primer


VI. Diagnosis Banding
Kista Payudara

Kista payudara merupakan massa dengan batas yang jelas, ditemukan pada wanita di usia
antara 35-50 tahun. Kista payudara jarang terjadi setelah menopouse, jika tidak ada hormon
pengganti yang digunakan. Kista dapat didiagnosis secara akurat dengan menggunakan
Ultrasonografi, biasanya tidak pernah mengalami transformasi menjadi maligna.
(15)

Gambar 9 : Breast Cyst.
A. Pada mammogram dengan posisi Cranio Caudal memperlihatkan adanya massa pada wanita
di usia 50 tahun (garis panah putih). Massa mempunyai batas yang jelas.
B. Dengan menggunakan USG tampak lesi yang berbentuk bulat, struktur anechoic dengan
batas tegas disertai posterior enhancement (garis panah putih).
(15)


VII. Penatalaksanaan
Fibroadenoma sebagai tumor jinak payudara, maka harus memberikan alasan untuk
tidak melakukan terapi eksisi dan diharapkan dapat mengalami kemunduran secara spontan
karena menurut pakar Cant et al dapat mengalami kemunduran secara spontan dalam waktu
1-3 tahun, tetapi harus betul memastikan bahwa massa tersebut adalah fibroadenoma. selain
itu, terapi konservatif dapat menjamin kesembuhan dari penderita.
(8)

Terdapat literatur yang percaya bahwa fibroadenoma masih dapat dipertahankan
dengan terapi management konsevatif. pada wanita dengan usia lebih dari 35 tahun, harus
dilakukan mammografi. Karena insiden dari kanker payudara meningkat seiring
bertambahnya usia. Oleh karena itu dianjurkan dua pendekatan, yakni :
(8)

a. Untuk wanita yang didiagnosis sebelum berusia 35 tahun, dianjurkan management
konservatif dengan persyaratan follow up tiap 6 bulan untuk mendeteksi adanya perubahan
lesi. Follow up harus terus dilakukan secara berkelanjutan hingga mengalami regresi yang
komplit. Namun, jika hingga berusia >35 tahun belum regresi spontan atau tidak terjadi
perubahan, maka harus dioperasi eksisi. penderita dengan riwayat keluarga kanker payudara
juga disarankan untuk biopsi eksisi segera setelah didiagnosis.
(8)

b. Untuk wanita yang dideteksi fibroadenoma pada usia >35 tahun, dan telah dilakukan semua
modalitas diagnostik (misalnya mammografi) yang menunjang diagnosis maka harus
dilakukan follow up 6-12 bulan. hal ini karena tumor benigna dapat mengalami perubahan
dan dapat menghindari operasi. namun, jika tidak ada perubahan, maka harus diterapi
eksisi.
(8)

Terdapat empat indikasi dilakukan terapi eksisi pada fibroadenoma:
(16)

1. Inability untuk berdiferensiasi antara proses benigna dan maligna
2. Peningkatan ukuran massa pada tiap seri pemeriksaan (follow up)
3. Lokasi di periareolar
4. Permintaan pasien.

VIII. Prognosis
Jarang terjadi transformasi dari fibroadenoma menjadi kanker. fibroadenoma sering
mengalami resolusi, didukung dengan pendekatan konservatif dan management follow up.
(8)

Pada sebuah studi yang diikuti oleh wanita muda menginjak 29 tahun, mengalami
regresi atau resolusi yang komplit dari fibroadenoma berkisar 16-59%. Selain itu, life time
bagi penderita fibroadenoma kurang lebig 5 tahun. 50% diantaranya tidak mengalami regresi
spontan, setengahnya tidak mengalami perubahan sedangkan 25% diantaranya bertambah
ukurannya selama follow up. Wanita dengan fibroadenoma mempunyai resiko yang cukup
tinggi resiko kanker payudara pada kehidupan ke depannya. benjolan yang tidak dieksisi
harus selalu difollow up secara rutin dengan pemeriksaan fisik dan tes imaging, serta
mengikuti anjuran dokter.
(1, 8)


IX. Bi-Rads
Pada tahun 2000 Institut Belanda untuk Peningkatan Perawatan Kesehatan telah
memilih untuk menggunakan Payudara Imaging Pelaporan dan Data System (BI-rads) untuk
pencitraan payudara.
(17)

BI-rads adalah alat jaminan kualitas yang dirancang untuk membakukan pelaporan
mamografi, mengurangi kebingungan dalam interpretasi pencitraan payudara, dan
memfasilitasi pemantauan hasil.
(17)

Laporan Organisasi
Sistem pelaporan ini dirancang untuk memberikan pendekatan yang terorganisasi
untuk interpretasi citra dan pelaporan.
(17)

1. Penjelasan indikasi untuk penelitian.
2. Penjelasan komposisi payudara.
3. Penjelasan setiap temuan yang signifikan.
4. Perbandingan dengan penelitian sebelumnya.
5. kesimpulan ke kategori penilaian akhir.
6. Memberikan rekomendasi manajemen.
Ketika Anda menggambarkan penggunaan lesi standar BI-rads deskriptor untuk
Mamografi, Ultrasonografi dan MRI. Jika modalitas pencitraan tambahan ditambahkan, maka
perlu menyebutkan jenis dan dasar pemikiran untuk masing-masing modalitas.
(17)

Jika lebih dari satu modalitas pencitraan yang dilakukan, misalnya Ultrasonografi
dengan Mamografi atau dengan MRI, laporan terintegrasi dengan penilaian didasarkan pada
tingkat tertinggi kecurigaan harus digunakan.
(17)

Bila Anda menggunakan modalitas lebih, selalu pastikan, bahwa Anda berurusan
dengan lesi yang sama. Misalnya lesi ditemukan dengan Ultrasonografi tidak harus sama
dengan temuan mammografi atau fisik. Pencitraan mammografi kadang-kadang diulang
dengan spidol pada lesi ditemukan dengan Ultrasonografi dapat membantu.
(17)

Kategori Penilaian Akhir
Pemeriksaan diagnostik negatif adalah salah satu yang negatif, dengan temuan jinak
atau mungkin jinak (BI-rad 1, 2 atau 3). Dalam BI-rad 3 ahli radiologi lebih memilih untuk
membangun stabilitas lesi dengan tindak lanjut jangka pendek. Dalam evaluasi BI-rad 3,
tingkat keganasan lesi harus merupakan pemeriksaan diagnostik yang positif yaitu salah satu
yang memerlukan diagnosis jaringan (BI-rad 4 dan 5). Dalam BI-rad 4 ahli radiologi
memiliki perhatian yang cukup untuk melakukan biopsi (2-95% kemungkinan keganasan).
Dalam BI-rad 5 kemungkinan keganasan harus> 95%.
(17)

Kategori 0 Perlu Evaluasi Pencitraan tambahan dan / atau Mammogram Sebelum
Untuk Perbandingan:
BI-rad 0 digunakan ketika pencitraan evaluasi lebih lanjut (misalnya pandangan
tambahan atau Ultrasonografi) atau pengambilan film sebelumnya diperlukan. Ketika
pencitraan tambahan selesai, penilaian akhir dibuat. Selalu mencoba untuk menghindari
kategori ini dengan segera melakukan pencitraan tambahan atau mengambil film-film lama
sebelum pelaporan. Bahkan lebih baik untuk memiliki film-film lama sebelum memulai
pemeriksaan.
(17)



BI-rad Kategori 2. BI-rad 2 penemuan tumor jinak:
Seperti BI-rad 1, ini adalah penilaian yang normal, tapi di sini, penafsir memilih untuk
menggambarkan temuan jinak dalam laporan mamografi. Pembesaran, kalsifikasi
fibroadenoma, kalsifikasi sekretorik ganda, lemak yang mengandung lesi seperti kista
minyak, lipoma, galactoceles dan mixed-density hamartomas semua memiliki penampilan
khas jinak, dan secara yakin dapat diberi label. Penafsir juga dapat memilih untuk
menggambarkan kelenjar getah beningintramammary, kalsifikasi vaskular, implan atau
distorsi arsitektur jelas terkait dengan operasi sebelumnya, sementara masih menyimpulkan
bahwa tidak ada bukti keganasan dengan mammografi.
(17)


BI-rad 3 Temuan Mungkin jinak - Initial pendek-Interval Follow-Up Disarankan:
Temuan ditempatkan dalam kategori ini harus memiliki kurang dari 2% risiko
keganasan. Hal ini tidak diharapkan untuk berubah selama interval follow-up, tetapi ahli
radiologi akan lebih memilih untuk membangun stabilitas. Lesi tepat ditempatkan dalam
kategori ini meliputi:
Massa yang tak teraba, dibatasi pada mammogram dasar (kecuali dapat ditunjukkan untuk
menjadi kista, kelenjar getah bening intramammary, atau temuan jinak lainnya),
Focal asimetri yang menjadi kurang padat pada tampilan tempat kompresi
kluster kalsifikasi yang belang-belang.

Awal tindak lanjut jangka pendek adalah mammogram unilateral pada 6 bulan, maka
pemeriksaan tindak lanjut bilateral pada 12 bulan dan 24 bulan setelah pemeriksaan awal.
Jika temuan menunjukkan tidak ada perubahan dalam menindaklanjuti penilaian akhir diubah
menjadi BI-rad 2 (jinak) dan tidak ada tindak lanjut lebih jauh yang diperlukan.
(17)


BI-rad 4. Abnormalitas yang mencurigakan Abnormalitas - Biopsi Harus
Dipertimbangkan:
BI-rad 4 disediakan untuk temuan yang tidak memiliki keganasan penampilan klasik
tetapi memiliki berbagai kemungkinan keganasan (2 - 95%). Dengan pengelompokan
Kategori 4 menjadi 4A, 4B dan 4C, dianjurkan bahwa probabilitas yang relevan untuk
keganasan diindikasikan dalam kategori ini sehingga pasien dan dokter nya dapat membuat
keputusan tindakan.
(17)


Gambar 15. Kategori 4: Ada kelainan yang mencurigakan untuk keganasan, namun lesi
jinak, meskipun tidak mungkin, kemungkinan (untuk jaringan misalnya kelenjar ektopik
dalam payudara heterogen).
(17)

BI-rad 5 Sangat sugestif dari Keganasan. Aksi yang tepat Harus Diambil:
BI-rad 5 merupakan temuan kanker payudara klasik, dengan kemungkinan lebih dari
95% keganasan. BI-rad 5 mengandung lesi yang satu tahap perawatan bedah dapat
dipertimbangkan tanpa biopsi awal. Namun, saat ini manajemen onkologi mungkin
memerlukan pengambilan sampel jaringan perkutan, misalnya, ketika pencitraan sentinel
node termasuk dalam perawatan bedah atau ketika neoadjuvant kemoterapi diberikan.
(17)

BI-rad 6 Dikenal Keganasan Biopsi Terbukti. Aksi yang tepat Harus Diambil :
BI-rad 6 dicadangkan untuk lesi diidentifikasi pada studi pencitraan dengan bukti
biopsi keganasan sebelum terapi definitif. Kategori ini telah ditambahkan ke klasifikasi
karena terkadang pasien diobati dengan neo-adjuvant kemoterapi. Selama pengobatan tumor
mungkin kurang terlihat, sementara masih Anda tahu Anda berurusan dengan kanker.
(17)

Anda mungkin juga menyukai