Anda di halaman 1dari 60

PERBANKAN SYARIAH

TKMK MM FEB UNPAD


AWAL KELAHIRAN BANK
SYARIAH
Mesir, 1960-an, Mit Ghamr Bank, rural
social bank, di sepanjang sungai nil, binaan
Prof Dr. Ahmad Najjar
Desember 1970, Sidang Menlu Negara-
Negara OKI, mengusulkan pendirian bank
islami, disiapkan proposal, dikaji 18 negara
Juli 1973, komite ahli dalam OKI, di
Jeddah, membicarakan rencana pendirian
bank islami
1975, di Jeddah, OKI, menyetujui
rancangan pendirian IDB
Bank Islami Pertama Berikutnya
Faisal Islamic Bank Di Mesir Dan Sudan
Kuwait Finance House
Dubai Islamic Bank
Jordan Islamic Bank For Finance And
Investment
Bahrain Islamic Bank
Islamic International Bank Bank For
Investment And Development, Di Mesir
1972 MGLSB diambil alih oleh
pemerintah Mesir dan
menggantinya dengan Nasser
Social Bank

1983 Perbankan Islam berkembang
Denmark


Malaysia
Bank Islam Malaysia Berhard (BIMB),
1983, 30% saham pemerintah, mrpkn
bank pertama di Asia Tenggara, sudah
go public
1999, Bank Bumi Putera Muamalah

Indonesia
Agustus 1980, MUI, lokakarya ttg bunga
bank dan perbankan
Agustus 1990 membentuk kelompok
kerja pendirian bank islami
1991 akte pendirian Bank Muamalat
Indonesia
Mei 1992 BMI mulai beroperasi

Indonesia
Bank Syariah Mandiri, bank pemerintah
pertama berbasis syariah, 1999
Kemudian UUS : IFI 1999, Niaga, BNI46
(sekarang jd BNI-syariah), BTN, Mega
(sekarang jadi Bank Mega Syariah), BRI
(skrg jadi BRI-Syariah, Bukopin, BPD
Jabar atau BJB (sekarang jadi Bank
Jabar Syariah), BPD Aceh

Pasar perbankan syariah di tanah air
baru sekitar tiga persen dari
pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal ini berbeda dengan Malaysia yang
pasar syariahnya telah berkembang 17
persen.

Hingga tahun 2012, terdapat 11
BUS yakni:

1. Bank Syariah Mandiri
2. Bank Muamalat Indonesia
3. Bank Mega Syariah
4. BRI Syariah
5. BNI Syariah
6. Bank Bukopin Syariah
7. Bank Panin Syariah
8. Bank Victoria Syariah
9. BCA Syariah
10. Bank Jabar Banten Syariah
11. Maybank Syariah.
Terdapat setidaknya 23 UUS meliputi Bank
Danamon, BII, HSBC, Bank DKI, BPD
Riau, BPD Kalsel, CIMB Niaga, BPD
Sumut, BPD Aceh, Bank Permata, BTN,
BPD NTB, BPD Kalbar, BPD Sumsel. Lalu,
terdapat pula BPD Kaltim, BPD DIY, BPD
Sulsel, BPD sumbar, BPD Jatim, Bank
Tabungan Pensiun Nasional. BPD Jateng,
OCBC NISP, Bank Sinarmas.

Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun
2008 tentang perbankan syariah. Dalam
UU tersebut diutarakan selambat-
lambatnya 15 tahun setelah aturan ini
disahkan, yakni 2023, semua UUS harus
telah menjadi BUS. Kita harapkan
pertumbuhan perbankan syariah bisa
semakin baik kedepan, ujarnya.
Latar Belakang
Latar Belakang LahirnyaTransaksi
Berbasis Syariah
Islam yang berasal dari kata Salima
yang berarti selamat, damai, tunduk,
kepada Allah pencipta seluruh alam.
Islam memiliki tiga aspek utama, yaitu
akidah, syariah dan akhlak yang dituntun
oleh Al Quran dan Hadits
Konsep Dasar
Syariah sendiri merupakan peraturan-
peraturan dan larangan yang telah dibebankan
oleh Allah SWT kepada manusia

Tujuan utama syariat adalah memelihara kesejahteraan manusia yang
mencakup perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan dan mal
mereka. Segala hal yang menjamin terlindungnya perkara ini adalah
maslahat bagi manusia (Imam Al Ghazali)

Hasil usaha para ulama untuk menafsirkan
dan memahami syariah sendiri disebut fiqih
Konsep Dasar
Mencari rizki yang halal (QS Al Qashash 77)
Hanya mengambil yang halal dan baik
Halal zat
Halal cara perolehan
Adil dan menghindari keraguan yang merugikan
(gharar)
Halal cara penggunaan
Tidak bertindak zalim (riba) dan menghindari risiko
berlebihan (maysir)
Keadilan ekonomi dan keadilan distribusi pendapatan
Tidak melupakan tanggung jawab sosial

Beberapa Fikih & Fatwa Ulama
Keputusan Muktamar Islam II Lembaga Riset Islam Al
Azhar, Cairo (1965) : bunga hukumnya haram, baik
deposito maupun kredit. Beberapa transaksi
perbankan non bunga diperbolehkan
Keputusan Lembaga Fikih Islam OKI (1985) : bahwa
setiap tambahan atas hutang yang jatuh tempo serta
atas penundaan hutang adalah riba. Lembaga ini
mengajak pemerintah di negara-negara Islam untuk
mendukung bank-bank Islam
Keputusan Lembaga Fikih Islam Rabithah Alam Islami
(1406H) : wajib hukumnya menghentikan praktik
ribawi dan menyambut berdirinya bank-bank Islam
Kritik Perspektif Islam Terhadap
Interest Theory
Pada teori opportunity cost of money disebutkan bahwa jika seseorang
memiliki modal (likuid) maka dia dapat menggunakan modalnya setiap
saat terdapat kesempatan untuk memperoleh laba. Namun jika uangnya
dipinjam, maka kesempatan untuk memperoleh laba itu menghilang

Pertanyaan: Pada saat seseorang menyimpan uang di bank apakah orang tersebut
mengalami kehilangan kesempatan memperoleh laba? Tidak, kesempatan tetap ada
dan uangnya juga menghasilkan bunga

Pada teori Time Value of Money disebutkan bahwa bunga
diperhitungkan atas dasar waktu pinjaman. Dimana semakin lama
pinjaman diberikan, semakin besar bunga yang dibebankan.

Pertanyaan : Seorang pedagang akan mengalami risiko atas stok barang yang dimiliki
(rusak, tidak laku, dll). Sementara seorang pemilik modal tidak mengalami risiko
penurunan nilai uangnya, dan jika uangnya dipinjamkan ia akan memperoleh
keuntungan atas peminjaman tersebut. Hal ini menunjukkan perbedaan karakteristik
bunga dengan karakteristik asset (benda) di dunia. Dimana suatu benda akan berubah
dan musnah (fana) sementara bunga uang akan tetap bertambah selama waktu
berjalan.
Prinsip perbankan syariah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang
berlaku dalam perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi
keuangan yang melakukan fungsi penghimpunan dana masyarakat
(mobilization of funds) dan fungsi penyaluran kembali dana tersebut kepada
masyarakat dalam bentuk pembiayaan/investasi (financing).
Prinsip ekonomi Islam yang karakteristiknya anti magrib, yaitu menghindari
riba, maisyir, dan gharar merupakan prinsip dasar sistem operasional Bank
Syariah. Prinsip ekonomi Islam khususnya larangan penggunaan riba yang
mewarnai karakteristik produk perbankan syariah diaplikasikan dalam bentuk
sistem bagi hasil yang dikemukakan oleh Syafii Antonio sebagai berikut :
Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank Islam secara
keseluruhan. Berdasarkan prinsip bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung
maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai
mudharib pengelola, sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal penyandang dana. Antara
keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak.
Di sisi lain, dengan pengusaha/peminjam dana, bank bertindak sebagai shahibul maal penyandang dana
dan pengusaha/peminjam akan berfungsi sebagai mudharib pengelola, karena melakukan usaha
dengan cara memutar dan mengelola dana bank. (Antonio; 2001).
Perbankan
Sumber Dana:
- Giro Wadiah
- Tabungan Mudharabah
- Deposito Mudharabah
- Equity


POOLING
DANA

Pembiayaan :
- Jual beli
- Murabahah Angsuran
- Murabahah Sekaligus
Bagi Hasil :
- Mudharabah
- Musyarakah
Pinjaman :
- Qardh
Margin
Bagi
Hasil
Revenue
Distribution
Jasa-jasa:
- Kiriman Uang
- Inkaso
- Garansi Bank
Porsi Nasabah
Porsi Bank 100%
Pendapatan Bank
Skema Operasi Perbankan Syariah
Sumber dan Penyaluran Dana pada Bank Syariah




BANK SYARIAH
Modal
Titipan
Dana Investasi tdk terbatas
Dana Investasi Khusus
Investasi Khusus/Mudharabah Muqayyadah
Pinjaman
Pembiayaan
Bagi Hasil
Jual Beli
Skema Sumber dan Penyaluran
Dana Perbankan Syariah
BUNGA BAGI HASIL
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad
dengan asumsi harus selalu untung.
1. Penentuan besarnya rasio atau nisbah bagi
hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman
pada kemungkinan untung rugi.
2. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah
uang (modal yang dipinjamkan.
2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
jumlah keuntungan jumlah keuntungan yang
diperoleh.
3. Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau
rugi.
3. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek
yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
4. Pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun
jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi
sedang booming.
4. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
dengan peningkatan jumlah pendapatan.
5. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak
dikecam) oleh semua agama termasuk Islam.
5. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi
hasil.
Nisbah
Nisbah merupakan kesepakatan besarnya porsi bagi hasil yang akan diperoleh oleh pemilik
dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), yang tertuang dalam
suatu akad/perjanjian yang harus ditanda tangani sebelum kerja sama dilaksanakan.
Sumber : Bank Muamalat
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah di mana bank membeli barang
dari supplier kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar
harga perolehan ditambah dengan margin / keuntungan yang disepakati antara Bank
dan nasabah.
Bank
(Shahibul
Maal)
Supplier/Penjual
1. Negosiasi &
Persyaratan
2. Akad Jual Beli
6. Bayar
Nasabah
(Mudharib)
4. Kirim
3. Beli
barang
5. Terima barang
& Dokumen
Skema Jual Beli Murabahah
I.1. Akad Jual Beli (trade)
I.1.1. Murabahah
Jenis Akad
Nasabah ingin membeli barang seharga Rp. 100 juta pada 1 Desember 2006,
namun hanya mampu membayar sekaligus pada 1 Desember 2007. Bank sendiri
mengharapkan required rate of profit 20%. Maka bank dapat melakukan pembelian
pada supplier pada 1 Desember 2006 seharga Rp.100 juta, dan menerima
pembayaran dari nasabah pada 1 Desember 2007 sebesar Rp. 120 juta.
Contoh Aplikasi Murabahah
Jenis Akad
I.1.2. Salam atau Salaf
Adalah perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu
dengan pembayaran harga terlebih dahulu, sementara barang diserahkan secara tangguh.
Umumnya diterapkan dalam pembelian barang yang belum ada oleh bank (seperti produk
pertanian) untuk dijual kembali kepada nasabah
Skema Jual Beli Salam
PRODUSEN
PENJUAL
NASABAH
BANK
SYARIAH
5. Bayar
3. Kirim
Dokumen
1. Negosiasi
Pesanan dgn
Kriteria
4. Kirim Pesanan
2. Pemesanan
Barang Nasabah
& Bayar Tunai
Jenis Akad
Skema Jual Beli Istishna
Nasabah
Konsumen
(Pembeli)
Produsen
Pembuat
BANK
SYARIAH
2. Beli
1. Pesan
3. Jual
Adalah perjanjian jual beli barang dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesanan dan penjual. Perbedaan antara Istishna
dengan murabahah adalah penyerahan barang yang dilakukan di
belakang.
I.1.3. Istishna
Jenis Akad
Developer akan membangun rumah untuk dijual namun tidak memiliki
dana
Bank Syariah memberi pembiayaan pada developer, dimana bank
sebagai pemesan rumah dengan spesifikasi tertentu dengan
pembayaran dimuka
Bank Syariah memberi kuasa kepada developer untuk menjual rumah
kepada pembeli dengan marjin tertentu
Developer harus membayar nilai pembiayaan ditambah marjin kepada
bank dengan jadwal tertentu
Contoh aplikasi Istishna
Jenis Akad
Skema Jual Beli Ijarah
Penjual /
Supplier
Objek
Sewa
Nasabah
Bank Syariah
2. Beli Objek Sewa
1. Pesan Objek Sewa
A. Milik
3. Sewa
Beli
B. Milik
I.1.4. Ijarah
Adalah perjanjian sewa menyewa barang dalam waktu tertentu melalui
pembayaran sewa. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa-
menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan
imbalan atas obyek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan
hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai akad sewa.
Jenis Akad
I.2. Akad Bagi Hasil
I.2.1. Mudharabah
Adalah perjanjian antara pihak pertama selaku pemilik dana (shabil al mal / yg
menyediakan seluruh modal) dan pihak kedua selaku pengelola dana (mudharib) untuk
melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah
pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
a. Mudharabah mutlaqah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan
kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.
b. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan
kebebasan kepada pengelola dana (bank) mengenai tempat, cara, dan obyek
investasi.
I.2.2. Musyarakah
Adalah perjanjian di antara dua pihak dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung
bersama sesuai kesepakatan. Dapat dipergunakan untuk pembiayaan proyek, dimana
setelah proyek selesai nasabah akan mengembalikan dana bersama bagi hasil.
Jenis Akad
Skema al-Mudharabah Mutlaqah
Bank
(Shahibul
Maal)
Nasabah
(Mudharib)
Proyek / Usaha
Pembagian Keuntungan
Modal
Perjanjian
Bagi Hasil
Keahlian /
Keterampilan
Keahlian /
Keterampilan
Nisbah
Y %
Nisbah
X %
Pengambilan
Modal Pokok
Jenis Akad
Skema al-Mudharabah Muqayyadah
SPECIAL
PROJECT
BANK
Mudharid
(Pengelola)
INVESTOR
Shahibul Maal
(Pemilik Modal)
1. Proyek tertentu
4. Penyaluran dana
5. Bagi hasil
6. Bagi
hasil
3. Invest
dana
2. Hubungi
investor
Jenis Akad
Contoh Aplikasi Mudharabah Mutlaqah
Jenis Akad
Nasabah menempatkan dana pada bank syariah dan menyerahkan semua keputusan
pembiayaan pada bank, sehingga akan memperoleh bagi hasil ari seluruh pendapatan
penempatan dana pada bank syariah
Contoh Aplikasi Mudarabah Muqayyadah
Nasabah menempatkan dana pada bank syariah ddengan memberi batasan pembiayaan
pada bank, sehingga hanya akan memperoleh bagi hasil dari portofolio yang memenuhi
pembatasan yang diberikan nasabah
Skema Investasi Musyarakah
Bank Syariah
Parsial :
Pembiayaan
Nasabah Asset
Value
Proyek / Usaha
Keuntungan
Bagi hasil sesuai dengan
porsi konstribusi modal
(nisbah)
Jenis Akad
Perbedaan Mudharabah dan Musyarakah
No. Kriteria Mudharabah Musyarakah
1. Prinsip Dasar Sumber modal hanya
berasal dari shahibul maal
Sumber modal berasal dari shahibul
maal dan mudharib
Kepercayaan penuh (Trusty
Financing)
Adanya keterlibatan shahibul maal
(Joint Financing)
2. Manajemen Hanya pengusaha, pemilik
modal tidak terlibat
Dapat terlibat atas kesepakatan
bersama
3. Penanggung
Kerugian
Pemilik modal Bersama-sama
4. Jenis Modal Uang tunai Uang dan harta benda dinilai dalam
uang
Sumber : Bank Muamalat
Jenis Akad
I.3. Akad Pinjaman
I.3.1. Qardh
Adalah penyediaan dana atau tagihan antara Bank Syariah dengan pihak peminjam yang
mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau secara cicilan dalam
jangka waktu tertentu. Qardh tidak memberikan keuntungan finansial dan hanya untuk
kebutuhan yang singkat. Talangan dana ini bisa diambil dari modal bank.
Skema Pinjaman Qardh
Bank Nasabah
Proyek / Usaha
Keuntungan
Perjanjian
Qardh
Modal
100 %
Modal
100 %
Kembali
Modal
100 %
Jenis Akad
Metode, Produk dan Tujuan Penggunaan Pembiayaan
Sumber : Bank Muamalat
No. Metode
Pembiayaan
Produk Aplikasi
1. Jual Beli a. Murabahah Modal kerja seasonal/project atau investasi
b. Salam Modal kerja atau investasi terutama untuk produk-
produk pertanian
c. Istishna Modal kerja atau investasi, terutama proyek dengan
pembayaran per termin
2. Sewa Beli Ijarah Investasi (fixed asset)
3. Bagi Hasil a. Mudharabah Modal kerja atau Investasi
b. Musyarakah Modal kerja atau Investasi
Jenis Akad
II.4. Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan (Fee Base)
II.4.1. Hawalah
Adalah perpindahan piutang nasabah (muhal) ke bank (muhal alaih).
Seperti halnya factoring, post dated check, atau bill discounting
Skema Pinjaman Hawalah
Bank Penjual
Muhil
Pembuat
(Supplier)
Muhal
(Pembeli)
1. Suplai Barang
3. Bayar 4. Tagih
5. Bayar 2. Invoice
Jenis Akad
II.4.2. Wakalah
Adalah akad pemberian kuasa dan muwakil (pemberi kuasa/nasabah) kepada wakil
(penerima kuasa) untuk melaksanakan suatu taukil (tugas) atas nama pemberi kuasa.
Skema al-Wakalah
NASABAH

MUWAKIL
INVESTOR

MUWAKIL
BANK


WAKIL
Agency
Administration
Collection
Payment
Co Arranger
Dll

TAUKIL
Kontrak + Fee
Kontrak + Fee
Jenis Akad
II.4.3. Kafalah
Adalah akad pemberian jaminan yang diberikan oleh kaafil (penjamin/bank)
kepada makful (penerima jaminan) dan penjamin bertanggung jawab atas
pemenuhan kembali suatu kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan.
Skema al-Kafalah
Tertanggun
g
(Jasa/Objek
)
Ditanggung
(Nasabah)
Penanggung
(Lembaga
Keuangan)
Jaminan Kewajiban
Jenis Akad
III. Jenis-jenis Akad Penghimpun Dana
Adalah akad pemberian jaminan yang diberikan oleh kaafil (penjamin/bank)
kepada makful (penerima jaminan) dan penjamin bertanggung jawab atas
pemenuhan kembali suatu kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan.
III.1. Giro
Digunakan akad wadiah. Wadiah adalah perjanjian penitipan dana
antara pemilik dana dengan pihak yang dipercaya untuk menjaga dana titipan
tersebut.
Pada prinsipnya penerima simpanan adalah yad al amanah, artinya ia
tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada
asset titipan.
Produk Penghimpunan Dana
Skema al-Wadiah Yad al Amanah
NASABAH
Muwaddi
(Penitip)
BANK
Mustawda
(Penyimpanan)
1. Titip barang
2. Bebankan biaya
Produk Penghimpunan Dana
Al Wadiah Yad adh Dhamanah (tangan penanggung) pihak yang menerima titipan
boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang titipkan.
Skema al-Wadiah Yad adh Dhamanah
NASABAH
Muwaddi
(Penitip)
BANK
Mustawda
(Penyimpanan)
1. Titip barang
2. Bebankan biaya
(Diperbolehkan tetapi tidak harus)
User of Fund
(Dunia Usaha)
3. Bagi hasil
2. Pemanfaatan
Dana
III.2. Tabungan
Tabungan Wadiah & Tabungan Mudharabah
III.3. Deposito
Deposito Berjangka Mudharabah
Produk Penghimpunan Dana
AKTIVA PASIVA
Primary Reserve:
Kas
Penempatan pada Bank Indonesia
o Giro Bank Indonesia
Kewajiban:
- Kewajiban segera - Tabungan Wadiah
- Giro Wadiah - Kewajiban Lainnya
Aktiva Produktif Dana Investasi Tidak Terikat:
Tabungan Mudharabah
Deposito Mudharabah
Secondary Reserve:
Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
Penempatan pada pihak ketiga
Piutang:
- Murabahah - Salam
- Istishna - Ijarah
Pinjaman Qardh
Pembiayaan:
Mudharabah & Musyarakah
Aktiva Tetap
Aktiva Lain-lain Ekuitas
Jumlah Aktiva Jumlah Kewajiban & Ekuitas
Neraca
Revenue Sharing dan Profit Sharing
Pada revenue sharing nisbah dihitung atas ekspektasi revenue yang
diperoleh bank dan proyeksi revenue nasabah.

Contoh :
Bank mengharapkan revenue sebesar 23% berdasarkan ekspektasi bagi
hasil untuk investor 16% dan 7% untuk bank. 7% ini terdiri atas overhead
cost 4%, risiko pembiayaan 1% dan spread 2%.
Penjualan nasabah per tahun mencapai Rp. 2,2 milyar. Dari perhitungan
trade cycle diketahui kebutuhan pembiayaan Rp. 533 juta. Maka
pendapatan yang diharapkan bank adalah 23% X Rp. 533 juta = Rp. 123
juta. Sehingga nisbah untuk bank menjadi Rp. 123 juta / Rp. 2,2 milyar =
5,57%, sedang nisbah untuk nasabah menjadi menjadi 100% - 5,57% =
94,43%

Revenue Sharing dan Profit Sharing
Pada profit sharing nisbah dihitung atas laba usaha nasabah sebelum
nisbah / EBIT.

Contoh :
Bank mengharapkan revenue sebesar 23% berdasarkan ekspektasi bagi
hasil untuk investor 16% dan 7% untuk bank. 7% ini terdiri atas overhead
cost 4%, risiko pembiayaan 1% dan spread 2%.
Bank menetapkan nisbah, misalnya 80% untuk bank dan 20% untuk
nasabah. Selanjutnya bank menghitung ROI minimal yangbisa dibiayai,
yaitu 100%/80% X 23% = 29%. Maka nisbah dapat ditentukan bertingkat
dengan contoh sbb. :
ROI Nisbah Bank Nisbah Nasabah
29%-35% 80% 20%
35%-45% 66% 34%
45%-55% 51% 49%
>55% 42% 58%
Aplikasi Perbankan Syariah Saat Ini
Dari berbagai akad pembiayaan di atas, di
Indonesia telah dilaksanakan pembiayaan
secara Murabahah, Ijarah, maupun Qardh.

Sedangkan pembiayaan dengan pola
Musyarakah, Istishna dan Salam relatif jarang

Saat ini expected return berkisar antara 0,95%
s/d 1,20% per bulan dan pada pola profit
sharing mencapai 40% s/d 45% nisbah untuk
bank.
Aturan dan Fatwa Pendukung
Transaksi Syariah
UU Perbankan No. 10 tahun 1998
Fatwa-Fatwa Dewan Syariah Nasional
SK Direksi Bank Indonesia No.
32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999
Peraturan pendukung lainnya seperti
Pedoman Badan Arbitrase Muamalat
Indonesia (BAMUI), dll.
Ketentuan Syariah
Penghimpunan
Perbankan
syariah
Perbankan
konvensional
giro, tabungan
dan deposito
DSN no 1 Th
2000
DSN no 2 Th
2000
DSN no 3 Th
2000
Giro
Tabungan
Deposito
Mudharabah dan
wadiah
Mudharabah dan
wadiah
mudharabah
Tiga instrumen

Tabungan
UU no 10 tahun
1998
Perbankan
Praktik perbankan
syariah
Skema tabungan
mudharabah
Transaksi Penambahan
Tabuhan Mudharabah
Setoran tunai nasabah
Transfer dari kantor
cabang lain
kerekening nasabah
Transfer dari bank lain
kerekening nasabah
Penerimaan bagi hasil
mudharabah kerekening
nasabah
Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro, sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan
pemindah bukuan
Mekanisme giro
Wadiah
Mudharabah
Praktik perbankan
Giro wadiah
Giro

Giro yang harus mengikuti
fakwa DSN tentang wadiah
Akad wadiah
Akad penitipan
dana
Penitip dana
Transaksi
giro wadiah
Nasabah sebagai
penitip (mudi)
Bank sebagai
titipan (muda)
Giro Wadiah
3 INFORMASI PENTING DALAM
LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
KINERJA KEUANGAN
KINERJA KOMITMEN SOSIAL
KINERJA SYARIAH

NERACA
Laporan kondisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu

LAPORAN LABA/RUGI
Laporan hasil usaha suatu perusahaan pada suatu periode tertentu

LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Laporan sebab-sebab perubahan modal awal menjadi modal akhir.

LAPORAN PERUBAHAN POSISI KEUANGAN/ARUS KAS (CASH FLOW)
Laporan arus dana dan perubahan posisi keuangan periode tahun buku.
LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN PERUBAHAN INVESTASI TERIKAT
Laporan penerimaan & penyaluran dana investasi terikat (mudharabah
muqayyadah)

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZIS
Laporan sumber dan penggunaan dana selama jangka waktu tertentu,
serta saldo ZIS pada tanggal tertentu.

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA QARDH (KEBAJIKAN)
Laporan sumber dan penggunaan dana selama jangka waktu tertentu,
serta saldo qardh pada tanggal tertentu.

LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan
Pembayaran/Laporan Pajak

INFORMASI
AKUNTANSI
BANK
PEMBERI KREDIT

KARYAWAN


SHAREHOLDER

MANAGEMENT
(BOD)
Laporan Keuangan
Rups, Deviden
Laporan Keuangan
Laporan Lainnya
Kondisi Perusahaan
Kesejahteraan Karyawan
Laporan Keuangan
Realisasi Budget,
Analisis Keuangan
Rekomendasi/Early Warning
GOVERNMENT
(BI/TAX/DEPKEU)
NASABAH /
CUSTOMER
Laporan Keuangan
Perkembangan Bank
Investasi/Saving
PENGGUNA INFORMASI AKUNTANSI
ASSETS
LIABILITY & EQUITY
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Giro pada bank lain,
4. Penempatan pada bank lain
5. Efek-efek
6. Piutang:
piutang murabahah
piutang salam
piutang istishna
piutang pendapatan ijarah
7. Pembiayaan:
Pembiayaan mudharabah
Pembiayaan musyarakah
8. Persediaan
9. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi
10. Aset yang diperoleh untuk ijarah
11. Aset istishna dalam penyelesaian
termin istishna (-/-)
12. Penyertaan
13. Aset tetap dan akumulasi penyusutan
14. Aset lain.
1. Kewajiban segera
2. Bagi hasil yang belum dibagikan
3. Simpanan: (giro wadiah, tabungan wadiah)
4. Simpanan bank lain: (giro wadiah, tabungan wadiah)
5. Kewajiban lain: (hutang salam, hutang istishna)
6. Kewajiban kepada bank lain
7. Pembiayaan yang diterima
8. Hutang pajak
9. Estimasi kerugian dan komitmen kontinjensi
10. Pinjaman yang diterima
11. Hutang lainnya
12. Pinjaman subordinasi.
1. Syirkah temporer dari bukan bank:
- tabungan mudharabah
- deposito mudharabah
2. Syirkah temporer dari bank:
- tabungan mudharabah
- deposito mudharabah.
3. Musyarakah
1. Modal disetor
2. Tambahan modal disetor
3. Saldo laba (rugi).
Harta Kewajiban
Dana Syirkah Temporer
Ekuitas
NERACA BANK SYARIAH
LAPORAN LABA RUGI
PENDAPATAN OPERASI UTAMA
20XB 20XA
Pendapatan dari Jual Beli
Pendapatan dari Sewa
Pendapatan dari Bagi Hasil
Pendapatan Operasi Utama Lainnya
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
TOTAL xxx xxx
HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL (xxx) (xxx)
PENDAPATAN OPERASI LAINNYA
Pendapatan imbalan jasa perbankan
Pendapatan imbalan investasi terikat
HAK BAGI HASIL MILIK BANK xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
TOTAL xxx xxx
BEBAN USAHA
20XB 20XA
Beban kepegawaian
Beban administrasi
Beban penyusutan dan amortisasi
Beban usaha lain
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
TOTAL xxx xxx
PENDAPATAN DAN BEBAN NON USAHA
Pendapatan Non Usaha
Beban Non Usaha
LABA RUGI USAHA xxx xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
TOTAL xxx xxx
LABA RUGI SEBELUM PAJAK xxx xxx
PAJAK
xxx xxx
LABA RUGI BERSIH xxx xxx
LAPORAN LABA RUGI
LAPORAN PERUBAHAN DANA INVESTASI TERIKAT
Saldo awal
xxx
Jumlah unit investasi awal periode
xxx
Nilai per unit investasi
xxx
Penerimaan dana xxx
Penarikan dana
(xxx)
Keuntungan (kerugian) investasi
xxx
Biaya administrasi (xxx)
Imbalan bank sebagai agen investasi xxx

Saldo investasi pada akhir periode xxx

Jumlah unit investasi pada akhir periode
xxx

Nilai unit investasi pada akhir periode xxx
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZAKAT
Sumber Dana Zakat
Zakat dari dalam bank syariah xxx
Zakat dari pihak luar bank syariah xxx
Jumlah xxx

Penggunaan Dana Zakat
Fakir (xxx)
Miskin (xxx)
Amil (xxx)
Muallaf (xxx)
Orang yang terlilit hutang (gharim) (xxx)
Riqab (xxx)
Fisabilillah (xxx)
Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil) (xxx)
Jumlah Penggunaan Dana Zakat (xxx)
Kenaikan (penurunan) dana zakat xxx

Saldo awal dana zakat xxx
Saldo akhir dana zakat xxx
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN
DANA KEBAJIKAN
Sumber Dana Kebajikan
Infak dari dalam bank syariah xxx
Sedekah xxx
Hasil pengelolaan wakaf xxx
Pengembalian dana kebajikan produktif xxx
Denda xxx
Pendapatan non halal xxx
Jumlah Sumber Dana Kebajikan
xxx

Penggunaan Dana Kebajikan
Dana kebajikan produktif (xxx)
Sumbangan (xxx)
Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum (xxx)
Jumlah Penggunaan Dana Kebajikan
(xxx)

Kenaikan (penurunan) dana kebajikan xxx

Saldo awal dana kebajikan
xxx
Saldo akhir dana kebajikan
xxx

Anda mungkin juga menyukai