AWAL KELAHIRAN BANK SYARIAH Mesir, 1960-an, Mit Ghamr Bank, rural social bank, di sepanjang sungai nil, binaan Prof Dr. Ahmad Najjar Desember 1970, Sidang Menlu Negara- Negara OKI, mengusulkan pendirian bank islami, disiapkan proposal, dikaji 18 negara Juli 1973, komite ahli dalam OKI, di Jeddah, membicarakan rencana pendirian bank islami 1975, di Jeddah, OKI, menyetujui rancangan pendirian IDB Bank Islami Pertama Berikutnya Faisal Islamic Bank Di Mesir Dan Sudan Kuwait Finance House Dubai Islamic Bank Jordan Islamic Bank For Finance And Investment Bahrain Islamic Bank Islamic International Bank Bank For Investment And Development, Di Mesir 1972 MGLSB diambil alih oleh pemerintah Mesir dan menggantinya dengan Nasser Social Bank
1983 Perbankan Islam berkembang Denmark
Malaysia Bank Islam Malaysia Berhard (BIMB), 1983, 30% saham pemerintah, mrpkn bank pertama di Asia Tenggara, sudah go public 1999, Bank Bumi Putera Muamalah
Indonesia Agustus 1980, MUI, lokakarya ttg bunga bank dan perbankan Agustus 1990 membentuk kelompok kerja pendirian bank islami 1991 akte pendirian Bank Muamalat Indonesia Mei 1992 BMI mulai beroperasi
Indonesia Bank Syariah Mandiri, bank pemerintah pertama berbasis syariah, 1999 Kemudian UUS : IFI 1999, Niaga, BNI46 (sekarang jd BNI-syariah), BTN, Mega (sekarang jadi Bank Mega Syariah), BRI (skrg jadi BRI-Syariah, Bukopin, BPD Jabar atau BJB (sekarang jadi Bank Jabar Syariah), BPD Aceh
Pasar perbankan syariah di tanah air baru sekitar tiga persen dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini berbeda dengan Malaysia yang pasar syariahnya telah berkembang 17 persen.
Hingga tahun 2012, terdapat 11 BUS yakni:
1. Bank Syariah Mandiri 2. Bank Muamalat Indonesia 3. Bank Mega Syariah 4. BRI Syariah 5. BNI Syariah 6. Bank Bukopin Syariah 7. Bank Panin Syariah 8. Bank Victoria Syariah 9. BCA Syariah 10. Bank Jabar Banten Syariah 11. Maybank Syariah. Terdapat setidaknya 23 UUS meliputi Bank Danamon, BII, HSBC, Bank DKI, BPD Riau, BPD Kalsel, CIMB Niaga, BPD Sumut, BPD Aceh, Bank Permata, BTN, BPD NTB, BPD Kalbar, BPD Sumsel. Lalu, terdapat pula BPD Kaltim, BPD DIY, BPD Sulsel, BPD sumbar, BPD Jatim, Bank Tabungan Pensiun Nasional. BPD Jateng, OCBC NISP, Bank Sinarmas.
Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Dalam UU tersebut diutarakan selambat- lambatnya 15 tahun setelah aturan ini disahkan, yakni 2023, semua UUS harus telah menjadi BUS. Kita harapkan pertumbuhan perbankan syariah bisa semakin baik kedepan, ujarnya. Latar Belakang Latar Belakang LahirnyaTransaksi Berbasis Syariah Islam yang berasal dari kata Salima yang berarti selamat, damai, tunduk, kepada Allah pencipta seluruh alam. Islam memiliki tiga aspek utama, yaitu akidah, syariah dan akhlak yang dituntun oleh Al Quran dan Hadits Konsep Dasar Syariah sendiri merupakan peraturan- peraturan dan larangan yang telah dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia
Tujuan utama syariat adalah memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan dan mal mereka. Segala hal yang menjamin terlindungnya perkara ini adalah maslahat bagi manusia (Imam Al Ghazali)
Hasil usaha para ulama untuk menafsirkan dan memahami syariah sendiri disebut fiqih Konsep Dasar Mencari rizki yang halal (QS Al Qashash 77) Hanya mengambil yang halal dan baik Halal zat Halal cara perolehan Adil dan menghindari keraguan yang merugikan (gharar) Halal cara penggunaan Tidak bertindak zalim (riba) dan menghindari risiko berlebihan (maysir) Keadilan ekonomi dan keadilan distribusi pendapatan Tidak melupakan tanggung jawab sosial
Beberapa Fikih & Fatwa Ulama Keputusan Muktamar Islam II Lembaga Riset Islam Al Azhar, Cairo (1965) : bunga hukumnya haram, baik deposito maupun kredit. Beberapa transaksi perbankan non bunga diperbolehkan Keputusan Lembaga Fikih Islam OKI (1985) : bahwa setiap tambahan atas hutang yang jatuh tempo serta atas penundaan hutang adalah riba. Lembaga ini mengajak pemerintah di negara-negara Islam untuk mendukung bank-bank Islam Keputusan Lembaga Fikih Islam Rabithah Alam Islami (1406H) : wajib hukumnya menghentikan praktik ribawi dan menyambut berdirinya bank-bank Islam Kritik Perspektif Islam Terhadap Interest Theory Pada teori opportunity cost of money disebutkan bahwa jika seseorang memiliki modal (likuid) maka dia dapat menggunakan modalnya setiap saat terdapat kesempatan untuk memperoleh laba. Namun jika uangnya dipinjam, maka kesempatan untuk memperoleh laba itu menghilang
Pertanyaan: Pada saat seseorang menyimpan uang di bank apakah orang tersebut mengalami kehilangan kesempatan memperoleh laba? Tidak, kesempatan tetap ada dan uangnya juga menghasilkan bunga
Pada teori Time Value of Money disebutkan bahwa bunga diperhitungkan atas dasar waktu pinjaman. Dimana semakin lama pinjaman diberikan, semakin besar bunga yang dibebankan.
Pertanyaan : Seorang pedagang akan mengalami risiko atas stok barang yang dimiliki (rusak, tidak laku, dll). Sementara seorang pemilik modal tidak mengalami risiko penurunan nilai uangnya, dan jika uangnya dipinjamkan ia akan memperoleh keuntungan atas peminjaman tersebut. Hal ini menunjukkan perbedaan karakteristik bunga dengan karakteristik asset (benda) di dunia. Dimana suatu benda akan berubah dan musnah (fana) sementara bunga uang akan tetap bertambah selama waktu berjalan. Prinsip perbankan syariah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang berlaku dalam perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi keuangan yang melakukan fungsi penghimpunan dana masyarakat (mobilization of funds) dan fungsi penyaluran kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan/investasi (financing). Prinsip ekonomi Islam yang karakteristiknya anti magrib, yaitu menghindari riba, maisyir, dan gharar merupakan prinsip dasar sistem operasional Bank Syariah. Prinsip ekonomi Islam khususnya larangan penggunaan riba yang mewarnai karakteristik produk perbankan syariah diaplikasikan dalam bentuk sistem bagi hasil yang dikemukakan oleh Syafii Antonio sebagai berikut : Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank Islam secara keseluruhan. Berdasarkan prinsip bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai mudharib pengelola, sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal penyandang dana. Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak. Di sisi lain, dengan pengusaha/peminjam dana, bank bertindak sebagai shahibul maal penyandang dana dan pengusaha/peminjam akan berfungsi sebagai mudharib pengelola, karena melakukan usaha dengan cara memutar dan mengelola dana bank. (Antonio; 2001). Perbankan Sumber Dana: - Giro Wadiah - Tabungan Mudharabah - Deposito Mudharabah - Equity
POOLING DANA
Pembiayaan : - Jual beli - Murabahah Angsuran - Murabahah Sekaligus Bagi Hasil : - Mudharabah - Musyarakah Pinjaman : - Qardh Margin Bagi Hasil Revenue Distribution Jasa-jasa: - Kiriman Uang - Inkaso - Garansi Bank Porsi Nasabah Porsi Bank 100% Pendapatan Bank Skema Operasi Perbankan Syariah Sumber dan Penyaluran Dana pada Bank Syariah
BANK SYARIAH Modal Titipan Dana Investasi tdk terbatas Dana Investasi Khusus Investasi Khusus/Mudharabah Muqayyadah Pinjaman Pembiayaan Bagi Hasil Jual Beli Skema Sumber dan Penyaluran Dana Perbankan Syariah BUNGA BAGI HASIL 1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung. 1. Penentuan besarnya rasio atau nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. 2. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal yang dipinjamkan. 2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan jumlah keuntungan yang diperoleh. 3. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. 3. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. 4. Pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming. 4. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. 5. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk Islam. 5. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. Nisbah Nisbah merupakan kesepakatan besarnya porsi bagi hasil yang akan diperoleh oleh pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), yang tertuang dalam suatu akad/perjanjian yang harus ditanda tangani sebelum kerja sama dilaksanakan. Sumber : Bank Muamalat Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil Adalah perjanjian jual beli antara bank dan nasabah di mana bank membeli barang dari supplier kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin / keuntungan yang disepakati antara Bank dan nasabah. Bank (Shahibul Maal) Supplier/Penjual 1. Negosiasi & Persyaratan 2. Akad Jual Beli 6. Bayar Nasabah (Mudharib) 4. Kirim 3. Beli barang 5. Terima barang & Dokumen Skema Jual Beli Murabahah I.1. Akad Jual Beli (trade) I.1.1. Murabahah Jenis Akad Nasabah ingin membeli barang seharga Rp. 100 juta pada 1 Desember 2006, namun hanya mampu membayar sekaligus pada 1 Desember 2007. Bank sendiri mengharapkan required rate of profit 20%. Maka bank dapat melakukan pembelian pada supplier pada 1 Desember 2006 seharga Rp.100 juta, dan menerima pembayaran dari nasabah pada 1 Desember 2007 sebesar Rp. 120 juta. Contoh Aplikasi Murabahah Jenis Akad I.1.2. Salam atau Salaf Adalah perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dengan pembayaran harga terlebih dahulu, sementara barang diserahkan secara tangguh. Umumnya diterapkan dalam pembelian barang yang belum ada oleh bank (seperti produk pertanian) untuk dijual kembali kepada nasabah Skema Jual Beli Salam PRODUSEN PENJUAL NASABAH BANK SYARIAH 5. Bayar 3. Kirim Dokumen 1. Negosiasi Pesanan dgn Kriteria 4. Kirim Pesanan 2. Pemesanan Barang Nasabah & Bayar Tunai Jenis Akad Skema Jual Beli Istishna Nasabah Konsumen (Pembeli) Produsen Pembuat BANK SYARIAH 2. Beli 1. Pesan 3. Jual Adalah perjanjian jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesanan dan penjual. Perbedaan antara Istishna dengan murabahah adalah penyerahan barang yang dilakukan di belakang. I.1.3. Istishna Jenis Akad Developer akan membangun rumah untuk dijual namun tidak memiliki dana Bank Syariah memberi pembiayaan pada developer, dimana bank sebagai pemesan rumah dengan spesifikasi tertentu dengan pembayaran dimuka Bank Syariah memberi kuasa kepada developer untuk menjual rumah kepada pembeli dengan marjin tertentu Developer harus membayar nilai pembiayaan ditambah marjin kepada bank dengan jadwal tertentu Contoh aplikasi Istishna Jenis Akad Skema Jual Beli Ijarah Penjual / Supplier Objek Sewa Nasabah Bank Syariah 2. Beli Objek Sewa 1. Pesan Objek Sewa A. Milik 3. Sewa Beli B. Milik I.1.4. Ijarah Adalah perjanjian sewa menyewa barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa- menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa pada saat tertentu sesuai akad sewa. Jenis Akad I.2. Akad Bagi Hasil I.2.1. Mudharabah Adalah perjanjian antara pihak pertama selaku pemilik dana (shabil al mal / yg menyediakan seluruh modal) dan pihak kedua selaku pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. a. Mudharabah mutlaqah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. b. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana (bank) mengenai tempat, cara, dan obyek investasi. I.2.2. Musyarakah Adalah perjanjian di antara dua pihak dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. Dapat dipergunakan untuk pembiayaan proyek, dimana setelah proyek selesai nasabah akan mengembalikan dana bersama bagi hasil. Jenis Akad Skema al-Mudharabah Mutlaqah Bank (Shahibul Maal) Nasabah (Mudharib) Proyek / Usaha Pembagian Keuntungan Modal Perjanjian Bagi Hasil Keahlian / Keterampilan Keahlian / Keterampilan Nisbah Y % Nisbah X % Pengambilan Modal Pokok Jenis Akad Skema al-Mudharabah Muqayyadah SPECIAL PROJECT BANK Mudharid (Pengelola) INVESTOR Shahibul Maal (Pemilik Modal) 1. Proyek tertentu 4. Penyaluran dana 5. Bagi hasil 6. Bagi hasil 3. Invest dana 2. Hubungi investor Jenis Akad Contoh Aplikasi Mudharabah Mutlaqah Jenis Akad Nasabah menempatkan dana pada bank syariah dan menyerahkan semua keputusan pembiayaan pada bank, sehingga akan memperoleh bagi hasil ari seluruh pendapatan penempatan dana pada bank syariah Contoh Aplikasi Mudarabah Muqayyadah Nasabah menempatkan dana pada bank syariah ddengan memberi batasan pembiayaan pada bank, sehingga hanya akan memperoleh bagi hasil dari portofolio yang memenuhi pembatasan yang diberikan nasabah Skema Investasi Musyarakah Bank Syariah Parsial : Pembiayaan Nasabah Asset Value Proyek / Usaha Keuntungan Bagi hasil sesuai dengan porsi konstribusi modal (nisbah) Jenis Akad Perbedaan Mudharabah dan Musyarakah No. Kriteria Mudharabah Musyarakah 1. Prinsip Dasar Sumber modal hanya berasal dari shahibul maal Sumber modal berasal dari shahibul maal dan mudharib Kepercayaan penuh (Trusty Financing) Adanya keterlibatan shahibul maal (Joint Financing) 2. Manajemen Hanya pengusaha, pemilik modal tidak terlibat Dapat terlibat atas kesepakatan bersama 3. Penanggung Kerugian Pemilik modal Bersama-sama 4. Jenis Modal Uang tunai Uang dan harta benda dinilai dalam uang Sumber : Bank Muamalat Jenis Akad I.3. Akad Pinjaman I.3.1. Qardh Adalah penyediaan dana atau tagihan antara Bank Syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau secara cicilan dalam jangka waktu tertentu. Qardh tidak memberikan keuntungan finansial dan hanya untuk kebutuhan yang singkat. Talangan dana ini bisa diambil dari modal bank. Skema Pinjaman Qardh Bank Nasabah Proyek / Usaha Keuntungan Perjanjian Qardh Modal 100 % Modal 100 % Kembali Modal 100 % Jenis Akad Metode, Produk dan Tujuan Penggunaan Pembiayaan Sumber : Bank Muamalat No. Metode Pembiayaan Produk Aplikasi 1. Jual Beli a. Murabahah Modal kerja seasonal/project atau investasi b. Salam Modal kerja atau investasi terutama untuk produk- produk pertanian c. Istishna Modal kerja atau investasi, terutama proyek dengan pembayaran per termin 2. Sewa Beli Ijarah Investasi (fixed asset) 3. Bagi Hasil a. Mudharabah Modal kerja atau Investasi b. Musyarakah Modal kerja atau Investasi Jenis Akad II.4. Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan (Fee Base) II.4.1. Hawalah Adalah perpindahan piutang nasabah (muhal) ke bank (muhal alaih). Seperti halnya factoring, post dated check, atau bill discounting Skema Pinjaman Hawalah Bank Penjual Muhil Pembuat (Supplier) Muhal (Pembeli) 1. Suplai Barang 3. Bayar 4. Tagih 5. Bayar 2. Invoice Jenis Akad II.4.2. Wakalah Adalah akad pemberian kuasa dan muwakil (pemberi kuasa/nasabah) kepada wakil (penerima kuasa) untuk melaksanakan suatu taukil (tugas) atas nama pemberi kuasa. Skema al-Wakalah NASABAH
MUWAKIL INVESTOR
MUWAKIL BANK
WAKIL Agency Administration Collection Payment Co Arranger Dll
TAUKIL Kontrak + Fee Kontrak + Fee Jenis Akad II.4.3. Kafalah Adalah akad pemberian jaminan yang diberikan oleh kaafil (penjamin/bank) kepada makful (penerima jaminan) dan penjamin bertanggung jawab atas pemenuhan kembali suatu kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan. Skema al-Kafalah Tertanggun g (Jasa/Objek ) Ditanggung (Nasabah) Penanggung (Lembaga Keuangan) Jaminan Kewajiban Jenis Akad III. Jenis-jenis Akad Penghimpun Dana Adalah akad pemberian jaminan yang diberikan oleh kaafil (penjamin/bank) kepada makful (penerima jaminan) dan penjamin bertanggung jawab atas pemenuhan kembali suatu kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan. III.1. Giro Digunakan akad wadiah. Wadiah adalah perjanjian penitipan dana antara pemilik dana dengan pihak yang dipercaya untuk menjaga dana titipan tersebut. Pada prinsipnya penerima simpanan adalah yad al amanah, artinya ia tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada asset titipan. Produk Penghimpunan Dana Skema al-Wadiah Yad al Amanah NASABAH Muwaddi (Penitip) BANK Mustawda (Penyimpanan) 1. Titip barang 2. Bebankan biaya Produk Penghimpunan Dana Al Wadiah Yad adh Dhamanah (tangan penanggung) pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang titipkan. Skema al-Wadiah Yad adh Dhamanah NASABAH Muwaddi (Penitip) BANK Mustawda (Penyimpanan) 1. Titip barang 2. Bebankan biaya (Diperbolehkan tetapi tidak harus) User of Fund (Dunia Usaha) 3. Bagi hasil 2. Pemanfaatan Dana III.2. Tabungan Tabungan Wadiah & Tabungan Mudharabah III.3. Deposito Deposito Berjangka Mudharabah Produk Penghimpunan Dana AKTIVA PASIVA Primary Reserve: Kas Penempatan pada Bank Indonesia o Giro Bank Indonesia Kewajiban: - Kewajiban segera - Tabungan Wadiah - Giro Wadiah - Kewajiban Lainnya Aktiva Produktif Dana Investasi Tidak Terikat: Tabungan Mudharabah Deposito Mudharabah Secondary Reserve: Sertifikat Wadiah Bank Indonesia Penempatan pada pihak ketiga Piutang: - Murabahah - Salam - Istishna - Ijarah Pinjaman Qardh Pembiayaan: Mudharabah & Musyarakah Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Ekuitas Jumlah Aktiva Jumlah Kewajiban & Ekuitas Neraca Revenue Sharing dan Profit Sharing Pada revenue sharing nisbah dihitung atas ekspektasi revenue yang diperoleh bank dan proyeksi revenue nasabah.
Contoh : Bank mengharapkan revenue sebesar 23% berdasarkan ekspektasi bagi hasil untuk investor 16% dan 7% untuk bank. 7% ini terdiri atas overhead cost 4%, risiko pembiayaan 1% dan spread 2%. Penjualan nasabah per tahun mencapai Rp. 2,2 milyar. Dari perhitungan trade cycle diketahui kebutuhan pembiayaan Rp. 533 juta. Maka pendapatan yang diharapkan bank adalah 23% X Rp. 533 juta = Rp. 123 juta. Sehingga nisbah untuk bank menjadi Rp. 123 juta / Rp. 2,2 milyar = 5,57%, sedang nisbah untuk nasabah menjadi menjadi 100% - 5,57% = 94,43%
Revenue Sharing dan Profit Sharing Pada profit sharing nisbah dihitung atas laba usaha nasabah sebelum nisbah / EBIT.
Contoh : Bank mengharapkan revenue sebesar 23% berdasarkan ekspektasi bagi hasil untuk investor 16% dan 7% untuk bank. 7% ini terdiri atas overhead cost 4%, risiko pembiayaan 1% dan spread 2%. Bank menetapkan nisbah, misalnya 80% untuk bank dan 20% untuk nasabah. Selanjutnya bank menghitung ROI minimal yangbisa dibiayai, yaitu 100%/80% X 23% = 29%. Maka nisbah dapat ditentukan bertingkat dengan contoh sbb. : ROI Nisbah Bank Nisbah Nasabah 29%-35% 80% 20% 35%-45% 66% 34% 45%-55% 51% 49% >55% 42% 58% Aplikasi Perbankan Syariah Saat Ini Dari berbagai akad pembiayaan di atas, di Indonesia telah dilaksanakan pembiayaan secara Murabahah, Ijarah, maupun Qardh.
Sedangkan pembiayaan dengan pola Musyarakah, Istishna dan Salam relatif jarang
Saat ini expected return berkisar antara 0,95% s/d 1,20% per bulan dan pada pola profit sharing mencapai 40% s/d 45% nisbah untuk bank. Aturan dan Fatwa Pendukung Transaksi Syariah UU Perbankan No. 10 tahun 1998 Fatwa-Fatwa Dewan Syariah Nasional SK Direksi Bank Indonesia No. 32/34/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 Peraturan pendukung lainnya seperti Pedoman Badan Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI), dll. Ketentuan Syariah Penghimpunan Perbankan syariah Perbankan konvensional giro, tabungan dan deposito DSN no 1 Th 2000 DSN no 2 Th 2000 DSN no 3 Th 2000 Giro Tabungan Deposito Mudharabah dan wadiah Mudharabah dan wadiah mudharabah Tiga instrumen
Tabungan UU no 10 tahun 1998 Perbankan Praktik perbankan syariah Skema tabungan mudharabah Transaksi Penambahan Tabuhan Mudharabah Setoran tunai nasabah Transfer dari kantor cabang lain kerekening nasabah Transfer dari bank lain kerekening nasabah Penerimaan bagi hasil mudharabah kerekening nasabah Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan Mekanisme giro Wadiah Mudharabah Praktik perbankan Giro wadiah Giro
Giro yang harus mengikuti fakwa DSN tentang wadiah Akad wadiah Akad penitipan dana Penitip dana Transaksi giro wadiah Nasabah sebagai penitip (mudi) Bank sebagai titipan (muda) Giro Wadiah 3 INFORMASI PENTING DALAM LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KINERJA KEUANGAN KINERJA KOMITMEN SOSIAL KINERJA SYARIAH
NERACA Laporan kondisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu
LAPORAN LABA/RUGI Laporan hasil usaha suatu perusahaan pada suatu periode tertentu
LAPORAN PERUBAHAN MODAL Laporan sebab-sebab perubahan modal awal menjadi modal akhir.
LAPORAN PERUBAHAN POSISI KEUANGAN/ARUS KAS (CASH FLOW) Laporan arus dana dan perubahan posisi keuangan periode tahun buku. LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN PERUBAHAN INVESTASI TERIKAT Laporan penerimaan & penyaluran dana investasi terikat (mudharabah muqayyadah)
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZIS Laporan sumber dan penggunaan dana selama jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS pada tanggal tertentu.
LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA QARDH (KEBAJIKAN) Laporan sumber dan penggunaan dana selama jangka waktu tertentu, serta saldo qardh pada tanggal tertentu.
MANAGEMENT (BOD) Laporan Keuangan Rups, Deviden Laporan Keuangan Laporan Lainnya Kondisi Perusahaan Kesejahteraan Karyawan Laporan Keuangan Realisasi Budget, Analisis Keuangan Rekomendasi/Early Warning GOVERNMENT (BI/TAX/DEPKEU) NASABAH / CUSTOMER Laporan Keuangan Perkembangan Bank Investasi/Saving PENGGUNA INFORMASI AKUNTANSI ASSETS LIABILITY & EQUITY 1. Kas 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3. Giro pada bank lain, 4. Penempatan pada bank lain 5. Efek-efek 6. Piutang: piutang murabahah piutang salam piutang istishna piutang pendapatan ijarah 7. Pembiayaan: Pembiayaan mudharabah Pembiayaan musyarakah 8. Persediaan 9. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi 10. Aset yang diperoleh untuk ijarah 11. Aset istishna dalam penyelesaian termin istishna (-/-) 12. Penyertaan 13. Aset tetap dan akumulasi penyusutan 14. Aset lain. 1. Kewajiban segera 2. Bagi hasil yang belum dibagikan 3. Simpanan: (giro wadiah, tabungan wadiah) 4. Simpanan bank lain: (giro wadiah, tabungan wadiah) 5. Kewajiban lain: (hutang salam, hutang istishna) 6. Kewajiban kepada bank lain 7. Pembiayaan yang diterima 8. Hutang pajak 9. Estimasi kerugian dan komitmen kontinjensi 10. Pinjaman yang diterima 11. Hutang lainnya 12. Pinjaman subordinasi. 1. Syirkah temporer dari bukan bank: - tabungan mudharabah - deposito mudharabah 2. Syirkah temporer dari bank: - tabungan mudharabah - deposito mudharabah. 3. Musyarakah 1. Modal disetor 2. Tambahan modal disetor 3. Saldo laba (rugi). Harta Kewajiban Dana Syirkah Temporer Ekuitas NERACA BANK SYARIAH LAPORAN LABA RUGI PENDAPATAN OPERASI UTAMA 20XB 20XA Pendapatan dari Jual Beli Pendapatan dari Sewa Pendapatan dari Bagi Hasil Pendapatan Operasi Utama Lainnya xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx TOTAL xxx xxx HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL (xxx) (xxx) PENDAPATAN OPERASI LAINNYA Pendapatan imbalan jasa perbankan Pendapatan imbalan investasi terikat HAK BAGI HASIL MILIK BANK xxx xxx xxx xxx xxx xxx TOTAL xxx xxx BEBAN USAHA 20XB 20XA Beban kepegawaian Beban administrasi Beban penyusutan dan amortisasi Beban usaha lain xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx TOTAL xxx xxx PENDAPATAN DAN BEBAN NON USAHA Pendapatan Non Usaha Beban Non Usaha LABA RUGI USAHA xxx xxx xxx xxx xxx xxx TOTAL xxx xxx LABA RUGI SEBELUM PAJAK xxx xxx PAJAK xxx xxx LABA RUGI BERSIH xxx xxx LAPORAN LABA RUGI LAPORAN PERUBAHAN DANA INVESTASI TERIKAT Saldo awal xxx Jumlah unit investasi awal periode xxx Nilai per unit investasi xxx Penerimaan dana xxx Penarikan dana (xxx) Keuntungan (kerugian) investasi xxx Biaya administrasi (xxx) Imbalan bank sebagai agen investasi xxx
Saldo investasi pada akhir periode xxx
Jumlah unit investasi pada akhir periode xxx
Nilai unit investasi pada akhir periode xxx LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZAKAT Sumber Dana Zakat Zakat dari dalam bank syariah xxx Zakat dari pihak luar bank syariah xxx Jumlah xxx
Penggunaan Dana Zakat Fakir (xxx) Miskin (xxx) Amil (xxx) Muallaf (xxx) Orang yang terlilit hutang (gharim) (xxx) Riqab (xxx) Fisabilillah (xxx) Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil) (xxx) Jumlah Penggunaan Dana Zakat (xxx) Kenaikan (penurunan) dana zakat xxx
Saldo awal dana zakat xxx Saldo akhir dana zakat xxx LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN Sumber Dana Kebajikan Infak dari dalam bank syariah xxx Sedekah xxx Hasil pengelolaan wakaf xxx Pengembalian dana kebajikan produktif xxx Denda xxx Pendapatan non halal xxx Jumlah Sumber Dana Kebajikan xxx
Penggunaan Dana Kebajikan Dana kebajikan produktif (xxx) Sumbangan (xxx) Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum (xxx) Jumlah Penggunaan Dana Kebajikan (xxx)
Kenaikan (penurunan) dana kebajikan xxx
Saldo awal dana kebajikan xxx Saldo akhir dana kebajikan xxx