Anda di halaman 1dari 13

Pengobatan Bronkiolitis Virus Akut

Ernst Eber
Respiratory and Allergic Disease Division, Pediatric Department, Medical University of Graz,
Austria
Abstrak: Bronkiolitis virus akut merupakan infeksi saluran pernapasan bawah yang
paling umum pada bayi dan anak-anak dan berhubungan dengan morbiditas dan
mortalitas yang substansial. Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah virus yang paling
sering menyebabkan bronkiolitis akut tetapi banyak virus lain yang !uga dapat
menyebabkan bronkiolitis akut. "idak ada definisi umum dari bron#hiolitis virus akut
yang digunakan se#ara internasional. $ebanyakan anak-anak dengan bronkiolitis
memiliki pertahanan diri terhadap penyakit ringan dan dapat dengan aman dikelola di
rumah dengan memperhatikan se#ara seksama makanan dan status pernapasan. $riteria
untuk ru!ukan dan perawatan bervariasi antara rumah sakit seperti halnya praktek klinik
dalam pengelolaan bronkiolitis virus akut dan belum ada kesepakatan dan kurangnya
bukti atas pengobatan terbaik untuk kondisi ini. "erapi suportif
termasuk pemberian oksigen dan #airan adalah dasar dari pengobatan saat ini. Sebagian
besar bayi dan anak dengan bronkiolitis tidak memerlukan tindakan khusus.
Bronkodilator tidak harus se#ara rutin digunakan dalam pengelolaan bronkiolitis virus
akut tetapi mungkin efektif pada beberapa pasien. Sebagian besar mana!emen yang
umum digunakan belum terbukti memiliki efek yang menguntungkan pada per!alanan
penyakit. %isalnya kortikosteroid inhalasi dan sistemik antagonis reseptor leukotrien
imunoglobulin dan antibodi monoklonal antibiotik terapi antivirus dan fisioterapi dada
tidak boleh digunakan se#ara rutin dalam pengelolaan bron#hiolitis. &engaruh efek
garam hipertonik garam pada per!alanan penyakit akut #ukup men!an!ikan tetapi
diperlukan studi lebih lan!ut. &ada anak-anak sakit kritis dengan
bron#hiolitis saat ini dapat menggunakan surfaktan dan 'elio(. )ksigen nasal tekanan
positif terus menerus mungkin bermanfaat pada anak dengan bronkiolitis berat tetapi
per#obaan besar diperlukan untuk menentukan nilainya. *khirnya sangat sedikit yang
diketahui tentang pengaruh berbagai intervensi pada pengembangan mengi pas#a
bron#hioliti#.
PENDAHULUAN
+efinisi klinis dari bronkiolitis virus akut bervariasi antar negara. Sementara
di banyak negara termasuk *merika Serikat mengi merupakan dasar untuk
diagnosis di ,nggris
*ustralia dan Selandia Baru mengi tidak harus men!adi kriteria diagnostik.
&erbedaan-perbedaan dalam definisi dapat men!elaskan variasi dalam
hasil penelitian- !elas keseragaman diperlukan untuk
memungkinkan perbandingan antara studi yang dilakukan di berbagai
belahan dunia.
Bronkiolitis virus akut adalah infeksi saluran napas bawah yang paling sering
ter!adi pada bayi dan anak ke#il. %eskipun hanya .-/0 dari semua anak
dengan bronkiolitis perlu
rawat inap penyakit ini adalah penyebab utama rawat inap bayi
di *merika Serikat dan telah dikaitkan dengan besar morbiditas di rawat inap
dan rawat !alan. Respiratory syn#ytial virus (RSV) adalah virus yang paling sering
teridentifikasi tetapi banyak virus pernapasan lain seperti virus parainfluen1a
virus influen1a rhinovirus dan virus metapneumo manusia telah dikaitkan
dengan bronkiolitis virus akut- lebih lan!ut anak-
anak dengan bronkiolitis sering terinfeksi dengan lebih dari satu virus paling
sering dengan RSV dan virus metapneumo manusia atau rhinovirus.
Sementara hubungan antara bronkiolitis virus akut dan mengi berulang (2mengi
pas#a-bron#hioliti#2) se#ara konsisten telah ditun!ukkan dalam studi klinis tidak
ada pen!elasan mengenai hubungan ini kedua hal ini.
PENGOBATAN
$ebanyakan anak-anak dengan bronkiolitis memiliki pertahanan diri terhadap
penyakit ringan dan dapat dengan aman dikelola di rumah dengan memperhatikan
se#ara seksama makanan dan status pernapasan. &engelolaan terutama terdiri
dari perawatan suportif yang baik dan kebanyakan bayi tidak
memerlukan tindakan khusus. $riteria untuk ru!ukan dan perawatan dapat
bervariasi antara rumah sakit. Se#ara umum keputusan untuk merawat bayi
dengan bronkiolitis di rumah sakit didasarkan pada usia pasien
tahap penyakit yang adanya faktor risiko dera!at gangguan pernapasan
kemampuan untuk menerima #airan oral dan keadaan sosial dan lokal. &raktek
klinis dalam pengelolaan bron#hiolitis akut sangat bervariasi bahkan
antara pusat dalam satu negara dan ada banyak kontroversi kebingungan dan
kurangnya bukti atas pengobatan terbaik kondisi yang mengan#am !iwa.
Suplementasi oksigen
&engobatan bayi yang dirawat di rumah sakit sangat sering men#akup
pemberian oksigen untuk mempertahankan saturasi hemoglobin
> 3.0. Bagaimanapun tidak ada bukti yang men!adi dasar batasan nilai saturasi
hemoglobin untuk masuk selama perawatan
atau untuk keluar dari gawat darurat atau rumah sakit.
4alaupun efek dari pemberian oksigen pada pemulihan dari bronkiolitis tidak
diketahui suplementasi oksigen adalah penentu utama dari lama rawat inap untuk
bayi dengan bronkiolitis virus akut. +engan demikian penggunaan
oksimetri nadi mungkin telah berkontribusi terhadap rawat inap yang lebih lama
dan penggunaan sumber daya perawatan kesehatan yang lebih
besar. +alam pedoman praktek klinis terbaru dari *meri#an *#ademy of
&ediatri#s (**&) pilihan berikut (pilihan mendefinisikan program studi yang
dapat diambil ketika baik kualitas bukti adalah tersangka atau
studi dilakukan dengan hati-hati telah menun!ukkan keuntungan yang !elas antara
satu sama lain) yaitu5
&emberian oksigen tambahan diindikasikan !ika saturasi hemoglobin terus-
menerus di bawah 360 pada bayi yang sebelumnya sehat. +alam hal
ini pemberian oksigen yang memadai harus
digunakan untuk mempertahankan saturasi hemoglobin pada atau diatas 360.
)ksigen dapat dihentikan !ika saturasi hemoglobin adalah di atau diatas 360
dan bayi menyusu dengan baik dan memiliki gangguan pernapasan minimal.
7ika per!alanan klinis anak membaik pengukuran saturasi hemoglobin tidak
dibutuhkan se#ara rutin.
Nasogastrik Vs !airan intra"ena
Sangat disarankan bahwa dokter harus menilai hidrasi dan kemampuan untuk
menerima #airan se#ara oral. %akanan ke#il yang teratur sering digunakan
tetapi nasogastrik atau #airan intravena mungkin diperlukan untuk
mempertahankan hidrasi. 8amun strategi penggantian #airan belum divalidasi
dengan Randomized controlled trial (R9"). Sebuah penelitian
terbaru membandingkan mana!emen
bron#hiolitis virus akut antara pusat-pusat yang berbeda di *ustralia dan Selandia
Baru menyimpulkan bahwa dalam prakteknya terbagi
antara hidrasi nasogastrik dan intravena men#erminkan kurangnya bukti.
Bronko#ilator $Beta % Agonist& Epine'rin(
&enyempitan otot polos saluran napas sampai ter!adinya obstruksi !alan
napas dalam banyak kasus disebabkan oleh penumpukan lendir debris
selular dan edema mukosa dalam hal ini rasionalisasi pengobatan terutama
dengan beta. agonis lemah .Epinefrin dengan
merangsang adrenoreseptor alfa !uga menyebabkan vasokonstriksi di
mukosa saluran napas dan dengan demikian mungkin
mengakibatkan penurunan edema mukosa. ,nhalasi bronkodilator
banyak digunakan dalam pengobatan bayi dengan bron#hiolitis virus akut- di
bagian gawat darurat terutama nebulasi epinefrin sering digunakan. Banyak u!i
klinis dan ulasan sistematis literaturmeneliti peran bronkodilator dalam
pengobatan bron#hiolitis. Sebuah meta-analisis dari R9" membandingkan
bronkodilator (selain epinefrin) dengan plasebo dalam
pengobatan bronkiolitis yang melibatkan bayi :;.< menyimpulkan
bahwa bronkodilator menghasilkan perbaikan !angka pendek dalam skor klinis
tetapi tidak ada perbaikan signifikan dalam oksigenasi keseluruhan atau dalam
tingkat masuk rumah sakit. 7elas hasil penelitian yang menggunakan berbagai
terapi dan ukuran hasil sulit untuk membandingkan dan
mengumpulkan hasil heterogen dari se!umlah studi dapat menghasilkan perbedaan
yang signifikan se#ara klinis penting dipertanyakan.
Selain itu studi yang melibatkan bayi dengan mengi berulang mungkin
menyebabkan hasil yang bias dalam penggunaan bronkodilator. +emikian pula
baik R9" maupun tin!auan 9o#hrane menyimpulkan bahwa terdapat kurangnya
bukti yang mendukung penggunaan epinefrin pada pasien rawat inap
dengan bron#hiolitis namun ada beberapa bukti
untuk menyarankan epinefrin yang mungkin menguntungkan untuksalbutamol
atau plasebo di antara pasien rawat !alan meskipun angka masuk rumah sakit
tidak !auh berbeda.
+engan bronkodilator tidak memiliki efek
yang terbukti padaper!alanan bronkiolitis virus akut saat ini direkomendasikan
bahwa bronkodilator tidak harus se#ara rutin digunakan dalam mana!emen
penyakit ini. &er#obaan nebulasi alfa-adrenergik atau beta-adrenergik pada
seorang individu yang dimonitor dengan hati-hati dapat dibenarkan
tetapi inhalasi bronkodilator harus dihentikan ke#uali efek positif yang !elas telah
didokumentasikan. Epinefrin mungkin merupakan obat pilihan untuk penelitian.
)n*ale# !orti+osteroi# $)!S(
+alam tiga penelitian tidak ada pengaruh ,9S pada klinis atau lama rawat inap.
,9S !uga telah digunakan untuk men#egah mengi pas#a bronkiolitis. Sebuah
tin!auan sistematis terbaru dari = penelitian yang melibatkan />; bayi tidak
menun!ukkan efek ,9S yang diberikan selama fase akut bron#hiolitis dalam
pen#egahan berulang mengi berulang pas#a bron#hiolitis. 8amun sedikitnya
!umlah sampel dan ketidakmampuan untuk mengumpulkan semua hasil klinis
menghalangi para penulis untuk membuat rekomendasi yang kuat. Baru-baru ini
R9" pada .;/ bayi dengan RSV terkait infeksi saluran pernapasan bawah tidak
menemukan pengaruh awal dimulai dosis tinggi berkepan!angan inhalasi
kortikosteroid pada mengi berulang. para penulis menyimpulkan
bahwa penggunaan umum kortikosteroid inhalasi selama RSV bronkiolitis tidak
boleh dian!urkan.
,ortikosteroi# sistemik $oral& intramuskular& intra"ena(
Sebuah meta-analisis dilakukan pada :/ R9" yang melibatkan ::3< pasien
(dikelola sebagai pasien rawat !alan atau rawat inap) tidak menemukan efek
positif dari kortikosteroid sistemik pada nilai klinisangka masuk rumah sakit
lama rawat inap atau rawat inap ulang. Baru-baru ini sebuah R9" pada bayi yang
sebelumnya sehat
lalu dirawat di rumah sakit karena bronkiolitis akut (n ? :>;) menun!ukkan
manfaat sederhana dari suntikan intramuskular tunggal deksametason pada hasil
klinis termasuk lama rawat inap. Sebaliknya R9" yang lebih besar tidak
menun!ukkan efek dosis tunggal deksametason oral dalam @66 bayi yang
mengalami bron#hiolitis sedang hingga berat di instalasi gawat darurat. +emikian
pula untuk ,9S penggunaan prednisolon oral selama fase akut bronkiolitis RSV
tidak efektif dalam men#egah mengi pas#a bron#hioliti# atau
asma. Berdasarkan data yang tersedia rekomendasi saat ini adalah
bahwa kortikosteroid sistemik tidak boleh digunakan se#ara rutin dalam
pengelolaan bronkiolitis virus akut terlepas dari modus aplikasi atau dosis
pemakaian.
,ombinasi epine'rin #an #e-amet*asone
Baru-baru ini u!i klinis a#ak yang melibatkan <66 bayi dengan bronkiolitis virus
akut yang sering di!umpai di unit gawat darurat diperiksa untuk menilai efek
inhalasi epinephrine deksamethasone oral dan kombinasi keduanya dengan hasil
akhir perawatan di rumah sakit selama tu!uh hari A.;B. &ada analisis yang tetap
hanya bayi pada kelompok epinfrin-deksametason yang se#ara signifikan lebih
!arang di rawat selama > hari. Setelah penyesuaian untuk perbandingan yang
berbeda akan tetapi perbedaan tidak memiliki nilai statistic yang ermakna!
Setelah di pastikan dengan penelitian yang lebih memadai efek sedang yang
disarankan (:: bayi yang diobati untuk men#egah perawatan di rumah sakit)
dikarenakan frekuensi penyakit mewakili pentingnya penurunan !umlah
perawatan di rumah sakit. Saat ini akan tetapi kombinasi pengobatan belum
direkomendasikan
Antagonis reseptor leukotrien
Ceukotrine #ysteinyl se#ara signifikan meningkatkan skresi pernafasan dari bayi
dengan bronkiolitis viral akut dan menetap saat pemantauan !angka pendek
menyarankan kemungkinan peran substansi ini dalam pathogenesis penyakit A.=B.
D!i klinik tera#ak yang membandingkan montelukast suatu antagonis reseptor
leukrotriek spesifik #ysteinyl dengan pla#ebo pada bayi dengan serangan awal
bronkiolitis pengobatan diberikan mulai dari awal masuk rumah sakit hingga
keluar. %ontelukas tidak memperbaiki lama tinggal skor keparahan klinis atau
kadar #ytokine pada #airan hidung A.@B. D!i klinis a#ak lain suatu penelitian
terpandu, pada :/6 bayi yang dirawat dengan bronkiolitis akut menun!ukkan
pemberian montelukast selama ; minggu menurunkan ge!ala selan!utnya dari
bronkiolitis A.>B. Berikutnya penelitian yang lebih besar terhadap bayi yang
dirawat saat serangan pertama dan kedua dari bronkiolitis (n?3>3) diobati dengan
montelukast selama .; minggu- pada penelitian ini montelukast tidak
memperbaiki ge!ala pernafasan setelah bronkilitis A.<B. Sama halnya suatu u!i
klinis a#ak ke#il baru-baru ini menemukan pengobatan dengan montelukast
selama tiga bulan setelah perawatan rumah sakit untuk bronkiolitis tidak
menurunkan ge!ala saluran pernafasan selama masa pengobatan dan selama masa
3-bulan pemantauan A.3B. 'al ini menun!ukkan bahwa montelukast tidak boleh
diberikan pada bronkiolitis virus akut A/B.
Antibo#. imunuglobulin #an mono+lonal
"in!auan 9o#hrane terbaru membahas mengenai penggunaan immunoglobulin
dalam pengobatan infeksi RSV dibandingkan peranannya sebagai alat profilaksis
dalam empat u!i klinis akan yang tidak menun!ukkan manfaat bermakna A/6B
&alivi1umab suatu antibody mono#lonal ,gE: humanis spesifik terhadap
penyatuan protein RSV menun!ukkan efikasi dalam men#egah penyakit RSV
serius pada pasien dengan resiko tinggi A/:B. Suatu u!i klinis a#ak fase ,F,, yang
dilakukan dengan palivi1umab pada anak-anak yang sebelumnya sehat yang
dirawat dengan infeksi RSV akut A/.B. &ada penelitian ini menun!ukkan tidak ada
perubahan berarti pada hasil akhir klinis G.. efikasi palivi1umab dalam
pengoabtan infeksi RSV masih belum !elas. Rekomendasi terbaru adalah baik
immunoglobulin ataupun antibody mono#lonal RSV sebaiknya digunakan pada
bronkiolitis viral akut A/B.
Antibioti+
Bakterimia !arang di!umpai pada anak dengan infeksi RSV ke#uali bila terkena
infeksi RSV nosokomial penyakit !antung bawaan sianotik atau membutuhkan
perawatan intensive care unit A//B. Beberapa u!i klinis a#ak mempela!ari efek
antibioti# pada bronkiolitis viral akut. &ada penelitian lama yang meneliti efek
ampisilin saat ter!angiknta bronkiolitis melaporkan tidak ada efek postif pada saat
sakit A/;B. ,ni adalah satu-satunya u!i klinis yang memenuhi #riteria inklusi
tin!auan sistematik pada penggunaan antibioti# pada anak dengan bronkiolitis
A/=B. "idak mengherankan tin!auan ini menemukan tidak ada bukti yang
mendukung penggunaan antibioti#. Baru-baru ini penulis dari penelitian yang
sangat ke#il melaporkan #larithromy#in terkait dengan penurunan signifikan
durasi perawatan di rumah sakit dan perawatan kembali di rumah sakit A/@B.
Sebagai perbandingan u!i yang lebih besar pada batyi yang dirawat dengan
bronkiolitis RS9 tidak menun!ukkan efek postif a1ithrymisin pada lama tinggal di
rumah sakit dan resolusi ge!ala A/>B. *ktifitas antiradang makrolit sebaiknya di
teliti pada populasi lebih besar pada pasien rawat !alan dan rawat inap. Saat ini
direkomendasikan pembatasan penggunaan antiba#terial pada anak dengan
bronkiolitis yang memiliki indikasi spesifik infeksi ba#terial A:/B
Terapi anti"irus
Ribavirin adalah agen antiviral spe#trum luas yang disetu!ui untuk pengobatan
infeksi RS9 dan satu-satunya obat antivirus yang telah diteliti pada anak-anak
dengan bronkiolitis viral akut. &enggunaannya akan tetapi masih #ontroversial
karena efikasi keamanan pengggunaan dan tingginya harga masih dipertanyakan.
"eerapa penelitian, kurangnya kemampuan adekuat untuk menyediakan efek
pasti, tampak pada riavirin# $al ini tela$ sering diteliti %&'(! Ribavirin bisa
mengurangi durasi ventilasi mekanik dan hari perawatan dan dapat menurunkan
insidens )$eezing berulang saat bronkiolitis- akan tetapi tidak adanya u!i klinis
a#ak besar efek ribavirin masih belum terbukti. $arena itu ribavirin saat ini
sebaiknya tidak digunakan se#ara rutin pada anak dengan bronkiolitis virus akut
A:/B.
Hipertonik saline
Edema saluran nafas dan sumbatan mu#us adalah karakteristik patologis pada
bronkiolitis virus akut. 'ipertonik saline menurunkan edema saluran nafas
meningkatkan banyaknya r$eologic mu#us dan bersihan mukosiliar dan akhirnya
penurunan obstruksi saluran nafas A/3B. 'ingga .66> empat u!i klinis a#ak pada
penggunaan #airan hipertonik saline teraerosol /0 pada anak dengan bronkiolitis
viral akut diterbitkan A;6-;/B. Satu penelitian merukan u!i klinis multi*center A;/B
tiga yang lainnya di laksanakan oleh kelompok peneliti yang sama A;6-;.B. &asien
rawat !alan diambil dari satu u!i A;6B dan pasien rawat inap pada tiga u!i lainnya
A;:-;/B. Bronkodilator diberikan pada penelitian mengenai #airan pada tiga
penelitian A;6-;.B- pada penelitian multi-senter bronkodilator diberikan sebagai
pengobatan utama oleh dokter spesialis A;/B. "in!auan sistematik terbaru yang
melibatkan empat u!i klinis ini melibatkan .=; bayi dnegan bronkiolitis viral akut
(:<3 pasien rawat inap dan @= pasien rawat !alan) menyimpulan neulised &+
saline se#ara signifikan menurunkan durasi lama rawat di rumah sakit dan
memperbaiki tingkat keparahan A;;B. Baru-baru ini u!i klinis a#ak lain yang
meneliti penggunaan #airan hipertonik pada department gawat darurat dan penulis
menyarankan manfaat klinis langsung yan tidak tampak pada #airan hipertonik
neulised %,-(!
+alam penelitian ini ada ke#enderungan mengalami penurunan tingkat rawat inap
dengan penggunaan salin hipertonik tetapi penelitian itu kurang didukung untuk
parameter hasil. Baru-baru ini sebuah R9" menemukan normal saline dengan
volume tinggi untuk men!adi se-efektif garam /0 pada anak dengan bronkiolitis
yang sangat ringan di gawat darurat menun!ukkan bahwa peningkatan
pembersihan lendir bukan merupakan fungsi dari konsentrasi garam melainkan
dari total massa dari 8a9l yang ditambahkan ke permukaan saluran napas A/3
;@B. %eskipun ada kekurangan bukti yang kuat untuk mendukung penggunaan
rutin dari larutan garam hipertonik aerosol pada anak dengan bron#hiolitis virus
akut kurangnya efek samping dan biaya yang terbatas pada perawatan layak
dipertimbangkan untuk R9" skala besar. Rekomendasi sekarang ini adalah bahwa
hipertonik garam mungkin sebaiknya digunakan dalam pengobatan bronkiolitis
virus akut A/B.
/urosemi#e
Hurosemide yang dihirup telah dilaporkan memiliki efek positif dalam beberapa
kondisi pernapasan. Hurosemide hanya beker!a se#ara lokal dalam paru tetapi
mekanisme pastinya masih belum !elas. +alam R9" skala ke#il keamanan dan
efek samping !angka pendek dan !angka pan!ang dari furosemide yang dihirup
telah dievaluasi pada kesehatan anak-anak dengan bron#hiolitis virus akut A;>B.
Sementara furosemide dihirup mun#ul untuk men!adi layak dan aman penelitian
per#obaan tidak menun!ukkan klinis yang bermakna efek pada bayi di rumah sakit
dengan bronkiolitis virus akut.
Sur'aktan
Bukti klinis dan laboratorium menun!ukkan bahwa bronkiolitis virus berat dapat
mengakibatkan insufisiensi surfaktan sekunder A;<B dengan demikian surfaktan
eksogen merupakan potensi
terapi yang men!an!ikan. Efektivitas dari surfaktan eksogen untuk pengobatan
bronkiolitis virus akut se#ara mekanis berventilasi pada bayi dan anak-anak sudah
diperiksa dalam meta-analisis termasuk tiga per#obaan dengan total >3 pasien
A;3B. &enggunaan surfaktan telah dikaitkan dengan penurunan yang tidak
signifikan pada durasi ventilasi mekanik selama .@ hari dan penurunan yang
signifikan batas perawatan di ,9D sebesar // hari. Singkatnya data yang tersedia
saat ini mengenai surfaktan tidak #ukup untuk memberikan perkiraan yang dapat
diandalkan dampaknya pada anak yang sakit kritis dengan bronkiolitis.
Helio-
Bronkiolitis virus akut ditandai oleh obstruksi !alan napas yang mengakibatkan
turbulensi aliran gas. 'elio( #ampuran oksigen dan gas helium inert dapat
meningkatkan aliran gas melalui resistensi tinggi saluran udara dan dengan
demikian mengurangi peker!aan pernapasan. +alam meta-analisis yang tebaru
empat per#obaan yang melibatkan <; bayi dengan bronkiolitis RSV yang
memerlukan perawatan dalam unit rawat inap intensif anak A=6B. &ara penulis dari
ka!ian ini menyimpulkan bahwa terapi 'elio( sebagai tambahan untuk perawatan
medis standar untuk bronkiolitis virus akut se#ara signifikan dapat mengurangi
gangguan pernapasan dalam !am pertama setelah memulai pengobatan. 8amun
tidak ada penurunan dalam tingkat intubasi dalam kebutuhan untuk ventilasi
mekanis atau lama perawatan di unit perawatan intensif anak. Saat ini tempat
untuk 'elio( dalam !adwal terapi untuk bron#hiolitis yang berat tidak !elas.
Nasal !ontinuous Positi"e Air0a. Pressure
Satu R9" dengan desain #ross-over membandingkan 8asal positive airway
pressure (9&*&) dengan standar pengobatan yang terdiri dari #airan infus dan
tambahan oksigen oleh &rongs hidung atau masker wa!ah pada bayi dengan
bronkiolitis dan hiperkapnia A=:B. $etika 8asal 9&*& digunakan pertama kali
penurunan tekanan parsial karbon dioksida di darah arteri se#ara signifikan lebih
besar daripada ketika 9&*& digunakan kedua kalinya. 8asal 9&*& dapat
ditoleransi dengan baik tanpa komplikasi. Sebuah per#obaan besar diperlukan
untuk menyelidiki
apakah 8asal 9&*& dapat mengurangi kebutuhan untuk ventilasi invasif.
/isioterapi #a#a
"u!uan utama dari fisioterapi dada pada penyakit pernapasan anak adalah untuk
mengurangi resistensi !alan napas dan !uga ker!a pernapasan dan untuk
meningkatkan pertukaran gas dengan membantu dalam pembersihan sekresi
pernafasan yang berlebihan. Sebuah tin!auan sistematis dilakukan untuk
menentukan efektivitas dan keselamatan fisioterapi dada pada bayi dengan
bronkiolitis akut termasuk tiga R9" A=.B. "iga studi yang digunakan mempela!ari
getaran dan teknik perkusi pada anak di posisi drainase postural dibandingkan
dengan yang tidak diintervensi. para penulis menyimpulkan bahwa dengan teknik
yang diterapkan fisioterapi dada tidak mengurangi lama tinggal rumah sakit atau
kebutuhan oksigen atau meningkatkan nilai keparahan klinis pada bayi dengan
bronkiolitis virus akut. Rekomendasi saat ini adalah bahwa fisioterapi dada tidak
boleh digunakan se#ara rutin dalam anak-anak dengan bronkiolitis virus akut A:
/B.
,ES)1PULAN
&ada tahun :3@/ Reynolds dan 9ook menyatakan bahwa 2... oksigen sangat
penting dalam bronkiolitis dan ada sedikit bukti meyakinkan bahwa terapi lainnya
se#ara konsisten
kadang-kadang berguna ... 2A=/B. Sekarang hampir lima puluh tahun kemudian
perawatan pendukung termasuk pemberian oksigen dan #airan masih merupakan
hal terpenting dalam pengobatan bronkiolitis virus akut dan tidak ada intervensi
yang terbukti bermanfaat pada per!alanan penyakit atau perkembangan bersin
postbron#hioliti#. Bronkodilator mungkin efektif dalam beberapa pasien dan
dengan demikian dapat digunakan sebagai dasar u!i trial*and*error. Bukti awal
menun!ukkan peran potensial untuk salin hipertonik yang dinebulis dan
penggunaan 8asal 9&*& pada bayi dan anak dengan penyakit berat tampaknya
bermanfaat. Beberapa perawatan dan kombinasi terapi lainnya harus dipela!ari
lebih lan!ut dan R9" yang lebih besar.
BENTU2AN ,EPENT)NGAN
+alam tiga tahun terakhir Ernst Eber telah menerima biaya per!alanan yang tinggi
untuk menghadiri konferensi ilmiah dan F atau biaya pembi#ara dari *bbott
*straIene#a Ela(oSmith$line %er#k Sharp dan +ohme dan 8y#omed.
U!APAN TE2)1A ,AS)H
Saya bersyukur atas bantuan dari Stefan $urath dengan penelitian literatur.

Anda mungkin juga menyukai