Anda di halaman 1dari 22

25

BAB III
PERANCANGAN SISTEM

3.1. Perancangan Sistem
Perancangan merupakan tahap yang terpenting dari keseluruhan proses
pembuatan suatu alat. Dalam proses telemetri data suhu dan kelembaban sebagai
pendeteksi peringatan dini bencana alam, sama dengan prinsip kerja komunikasi
data pada umumnya. Sinyal yang dihasilkan dari sumber ingin dikirimkan ke
tujuan memlalui media komunikasi. Gambar berikut merupakan diagram blok
sistem Perancangan Sistem Telemetri Suhu dan Kelembaban Sebagai Pendeteksi
Peringatan Dini Bencana Alam :











Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem

Pada diagram blok perancangan sistem diatas dapat dijelaskan yaitu
Sensor SHT 11 suatu alat yang berfungsi membaca data suhu dan kelembaban.
Data dari SHT 11 masuk ke mikrokontroler ATMEGA8535, lalu data dikirim
secara wireless oleh pengirim (transmitter) melalui Modem Tx1 YS 1020UB.
Lalu data yang telah dikirim akan diterima oleh penerima (receiver) secara
wireless melalui Modem Radio Rx1 YS 1020UB. Data yang telah diterima oleh
penerima lalu masuk ke RS-232 sebagai interface agar data suhu dan kelembban
dari ATMEGA8535 bisa ditampilkan ke PC. Data yang sudah ditampilkan di PC
Sensor
SP111
A1MLCA
8333
1x1
1020u8
8S
232
C
8x1
1020u8
1x2
1020u8
8uzzer
Lampu
A1MLCA
8333
8x2
1020u8
26

akan dikirim kembali melaui RS-232 dan pengirim yaitu Modem Radio Tx2 YS
1020UB. Setelah data dikirim oleh pengirim, data akan diterima oleh penerima
yaitu Modem Radio Rx2 YS 1020UB. Data yang sudah diterima oleh penerima
akan masuk ke mikrokontroler ATMEGA8535 untuk mengaktifkan indikator
berupa Lampu dan Buzzer.















Gambar 3.2. Rancangan Sistem Secara Keseluruhan

Pada gambar 3.2. menggambarkan rancangan sistem secara keseluruhan
yang prinsip kerjanya pada diagram blok adalah sebagai berikut :
1. Sensor SHT11 berfungsi sebagai pengukur suhu dan kelembaban.
2. Tx 1, Rx 1, Tx 2, Rx 2 merupakan media transmisi berfungsi sebagai pegirim
dan penerima data.
3. POS merupakan suatu tempat dimana terdapat RS-232 dan PC berfungsi
dimana operator memonitoring data yang dikirim.
4. Mikrokontroler ATMEGA8535 berfungsi sebagai memproses data yang
masuk dari SHT 11 dan PC. Serta sebagai display indikator ke warga
disekitar objek yang dimonitoring.
Sensor
SP111
A1MLCA
8333
1x1
?S1020u8
8umah
Warga
8x2
?S1020u8
A1MLCA
8333
Lampu
8uzzer
1x2
?S1020u8
8x1
?S1020u8


CS
C 8S 232
3.2.
3.2.1.
memproses masukan yang berasal dari
mikrokontroler tersebut juga mengkontrol blok display yang digunakan sebagai
keluaran informasi dari perubahan suhu
ruang
mikroko

3.2.2.
mempunyai banyak sensor module yang terdiri sebuah pengkalibrasi output
digital. Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan 14 bit sedangkan untuk
kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Keluaran dari SHT11 adalah di
sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan
pengkondisi sinyal atau ADC.
3.2. Parancangan
3.2.1. Blok Mikrokontroler
Blok Mikrokontroler ATMEGA
memproses masukan yang berasal dari
mikrokontroler tersebut juga mengkontrol blok display yang digunakan sebagai
keluaran informasi dari perubahan suhu
ruangan atau tempat
mikrokontroler ATMEGA
Gambar

3.2.2. Blok
SHT11 adalah
mempunyai banyak sensor module yang terdiri sebuah pengkalibrasi output
digital. Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan 14 bit sedangkan untuk
kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Keluaran dari SHT11 adalah di
sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan
pengkondisi sinyal atau ADC.
Parancangan Perangkat Keras
Blok Mikrokontroler
Blok Mikrokontroler ATMEGA
memproses masukan yang berasal dari
mikrokontroler tersebut juga mengkontrol blok display yang digunakan sebagai
keluaran informasi dari perubahan suhu
atau tempat. Be
ntroler ATMEGA
Gambar 3.3. Rangkaian
Blok Sensor SHT11
SHT11 adalah
mempunyai banyak sensor module yang terdiri sebuah pengkalibrasi output
digital. Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan 14 bit sedangkan untuk
kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Keluaran dari SHT11 adalah di
sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan
pengkondisi sinyal atau ADC.
Perangkat Keras
Blok Mikrokontroler ATMEGA
Blok Mikrokontroler ATMEGA
memproses masukan yang berasal dari
mikrokontroler tersebut juga mengkontrol blok display yang digunakan sebagai
keluaran informasi dari perubahan suhu
. Berikut ini rangkaian dari blok si
ntroler ATMEGA8535.
Rangkaian Sistem Minimum
Sensor SHT11
SHT11 adalah single chip
mempunyai banyak sensor module yang terdiri sebuah pengkalibrasi output
digital. Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan 14 bit sedangkan untuk
kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Keluaran dari SHT11 adalah di
sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan
pengkondisi sinyal atau ADC.
Perangkat Keras
ATMEGA8535
Blok Mikrokontroler ATMEGA8535 berfungsi sebagai alat untuk
memproses masukan yang berasal dari Sensor SHT11
mikrokontroler tersebut juga mengkontrol blok display yang digunakan sebagai
keluaran informasi dari perubahan suhu dan kelembaban
rikut ini rangkaian dari blok si

Sistem Minimum Mikrokontroler ATMEGA
single chip sensor suhu dan kelembaban relatif yang
mempunyai banyak sensor module yang terdiri sebuah pengkalibrasi output
digital. Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan 14 bit sedangkan untuk
kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Keluaran dari SHT11 adalah di
sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan

8535 berfungsi sebagai alat untuk
Sensor SHT11. Selain sebagai alat proses,
mikrokontroler tersebut juga mengkontrol blok display yang digunakan sebagai
dan kelembaban
rikut ini rangkaian dari blok si
Mikrokontroler ATMEGA
sensor suhu dan kelembaban relatif yang
mempunyai banyak sensor module yang terdiri sebuah pengkalibrasi output
digital. Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan 14 bit sedangkan untuk
kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Keluaran dari SHT11 adalah di
sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan
8535 berfungsi sebagai alat untuk
. Selain sebagai alat proses,
mikrokontroler tersebut juga mengkontrol blok display yang digunakan sebagai
dan kelembaban yang ada pada
rikut ini rangkaian dari blok sistem minimum
Mikrokontroler ATMEGA
sensor suhu dan kelembaban relatif yang
mempunyai banyak sensor module yang terdiri sebuah pengkalibrasi output
digital. Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan 14 bit sedangkan untuk
kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Keluaran dari SHT11 adalah di
sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan
27
8535 berfungsi sebagai alat untuk
. Selain sebagai alat proses,
mikrokontroler tersebut juga mengkontrol blok display yang digunakan sebagai
yang ada pada suatu
m minimum
Mikrokontroler ATMEGA8535
sensor suhu dan kelembaban relatif yang
mempunyai banyak sensor module yang terdiri sebuah pengkalibrasi output
digital. Pada pengukuran suhu data yang dihasilkan 14 bit sedangkan untuk
kelembaban data yang dihasilkan 12 bit. Keluaran dari SHT11 adalah digital
sehingga untuk mengaksesnya diperlukan pemrograman dan tidak diperlukan

dari sensor yang akan menjadi inputan untuk mikrokontroler. Untuk pin Vcc
diberi tegangan DC 5 volt dan DGND diberi




digunakan sebagai pengirim (
dikirim dan diterima oleh dan dari mikrokontroler secara
kirim dan terima data antara 0 sampai 800m
modulator
pin pertama yaitu GND diberi
5 volt. Sedangkn pin keempat dan kelima adalah pin Rx dan Tx
hubungkan ke po







Cara penggunaan SHT11 adalah pin data dan pin
dari sensor yang akan menjadi inputan untuk mikrokontroler. Untuk pin Vcc
diberi tegangan DC 5 volt dan DGND diberi







3.2.3. Blok
Modem
digunakan sebagai pengirim (
dikirim dan diterima oleh dan dari mikrokontroler secara
kirim dan terima data antara 0 sampai 800m
modulator dan
Cara penggunaan Modem
pin pertama yaitu GND diberi
5 volt. Sedangkn pin keempat dan kelima adalah pin Rx dan Tx
hubungkan ke po









Cara penggunaan SHT11 adalah pin data dan pin
dari sensor yang akan menjadi inputan untuk mikrokontroler. Untuk pin Vcc
diberi tegangan DC 5 volt dan DGND diberi
Gambar 3.
Blok Modem Radio Frekuensi
Modem Radio Frekuensi
digunakan sebagai pengirim (
dikirim dan diterima oleh dan dari mikrokontroler secara
kirim dan terima data antara 0 sampai 800m
dan demodulator
Cara penggunaan Modem
pin pertama yaitu GND diberi
5 volt. Sedangkn pin keempat dan kelima adalah pin Rx dan Tx
hubungkan ke port D0 dan D1 pada mikrokontroler.
Gambar 3.
Cara penggunaan SHT11 adalah pin data dan pin
dari sensor yang akan menjadi inputan untuk mikrokontroler. Untuk pin Vcc
diberi tegangan DC 5 volt dan DGND diberi
Gambar 3.4. Rangkaian Sensor SHT11
Radio Frekuensi
Radio Frekuensi
digunakan sebagai pengirim (transmitter
dikirim dan diterima oleh dan dari mikrokontroler secara
kirim dan terima data antara 0 sampai 800m
demodulator.
Cara penggunaan Modem
pin pertama yaitu GND diberi ground
5 volt. Sedangkn pin keempat dan kelima adalah pin Rx dan Tx
rt D0 dan D1 pada mikrokontroler.
Gambar 3.5 . Modem
Cara penggunaan SHT11 adalah pin data dan pin
dari sensor yang akan menjadi inputan untuk mikrokontroler. Untuk pin Vcc
diberi tegangan DC 5 volt dan DGND diberi ground
. Rangkaian Sensor SHT11
Radio Frekuensi YS 1020UB
Radio Frekuensi YS 1020UB adalah
transmitter) dan penerima (
dikirim dan diterima oleh dan dari mikrokontroler secara
kirim dan terima data antara 0 sampai 800m. Dan berfungsi juga sebagi rangkaian
Cara penggunaan Modem Rado Frekuensi
ground. Pin kedua yaitu Vcc diberi tegangan +DC
5 volt. Sedangkn pin keempat dan kelima adalah pin Rx dan Tx
rt D0 dan D1 pada mikrokontroler.
. Modem Radio Frekuensi
Cara penggunaan SHT11 adalah pin data dan pin clock
dari sensor yang akan menjadi inputan untuk mikrokontroler. Untuk pin Vcc
ground.
. Rangkaian Sensor SHT11
YS 1020UB
20UB adalah suatu alat
) dan penerima (receiver
dikirim dan diterima oleh dan dari mikrokontroler secara
. Dan berfungsi juga sebagi rangkaian
Rado Frekuensi YS 1020UB ini adalah pada
. Pin kedua yaitu Vcc diberi tegangan +DC
5 volt. Sedangkn pin keempat dan kelima adalah pin Rx dan Tx
rt D0 dan D1 pada mikrokontroler.

Radio Frekuensi YS 1020UB
clock merupkan
dari sensor yang akan menjadi inputan untuk mikrokontroler. Untuk pin Vcc
. Rangkaian Sensor SHT11
suatu alat yang dapat
receiver) data yang akan
dikirim dan diterima oleh dan dari mikrokontroler secara wireless, dengan jarak
. Dan berfungsi juga sebagi rangkaian
YS 1020UB ini adalah pada
. Pin kedua yaitu Vcc diberi tegangan +DC
5 volt. Sedangkn pin keempat dan kelima adalah pin Rx dan Tx yang akan di
YS 1020UB
28
merupkan output
dari sensor yang akan menjadi inputan untuk mikrokontroler. Untuk pin Vcc
yang dapat
) data yang akan
, dengan jarak
. Dan berfungsi juga sebagi rangkaian
YS 1020UB ini adalah pada
. Pin kedua yaitu Vcc diberi tegangan +DC
yang akan di


29

2.3.1. Blok TTL Converter IC MAX232
Konektor DB-9 pada komputer akan mengeluarkan data dalam level
tegangan RS-232, agar PC pengirim dan PC penerima bisa berkomunikasi
dibutuhkan suatu interface untuk menyesuaikan masing-masing level tersebut.
Rangkaian tersebut direalisasikan dengan sebuah IC MAX232. Kegunaan IC
MAX232 atau lebih dikenal dengan RS-232 adalah sebagai driver, yang akan
mengkonversi tegangan atau kondisi logika TTL dari hardware agar sesuai
dengan tegangan pada komputer ataupun sebaliknya sehingga data dapat dibaca.
Setiap keluaran pengirim dan masuk penerima dijaga untuk menghindari adanya
gangguan elektrostatik. IC yang dipakai pada sistem ini memiliki 16 pin
Agar dapat dihubungkan dengan port serial PC dan pada terminal TTL,
maka IC ini memerlukan komponen tambahan berupa kapasitor eksternal yang
dipasangkan pada pin-pin tertentu. Kapasitor ini merupakan rangkaian baku yang
berfungsi sebagai charge pump untuk menyuplai muatan ke bagian pengubah
tegangan, dimana kapasitor eksternal yang dipakai dengan nilai 1uF. Ini
dioperasikan dengan catu daya 5 Volt.







Gambar 3.6. Rangkaian IC MAX232

3.2.5. Blok Pengkondisi Relay
Pengkondisian hidup matinya relay ditentukan dengan masuknya data
serial yang dikirim oleh PC. Bila nilai data serial yang diterima adalah 1, maka
relay 1 akan aktif dan relay 2 dan 3 tidak aktif. Bila data serial yang diterima
adalah 2, maka relay 2 akan aktif dan relay 1 dan 3 tidak aktif. Bila data serial
yang diterima adalah 3, maka relay 3 akan aktif dan relay 1 dan 2 tidak aktif.
30

Kerja relay indikator adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu
AC kecil dengan menggunakan sebuah saklar elektronik berupa relay. Rangkaian
driver relay digunakan sebagai element kendali akhir. Relay yang digunakan
bekerja pada tegangan 5 Volt. Transistor BD139 digunakan sebagai switch
elektronik yang dikendalikan oleh sinyal kendali dari I/O 8 bit.


Gambar 3.7. Rangkaian Pengkondisi Relay

3.3. Perancangan Perangkat Lunak
Pembuatan program dan flowchart merupakan tahap yang penting dalam
perancangan software. Berikut ini merupakan penjelasan tentang software yang
digunakan dalam perancangan sistem.

3.3.1. BASCOM-AVR
BASCOM-AVR adalah program basic compiler berbasis windows untuk
mikrokontroler keluarga AVR, merupakan pemrograman dengan bahasa tingkat
tinggi BASIC yang dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS elektronika
sehingga dapat dengan mudah dimengerti atau diterjemahkan.
Dalam program BASCOM-AVR terdapat beberapa kemudahan, untuk
membuat program software ATMEGA 8535, seperti program simulasi yang
31

sangat berguna untuk melihat simulasi hasil program yang telah dibuat sebelum
program tersebut diunduh ke dalam IC atau ke dalam mikrokontroler.
Ketika program BASCOM-AVR dijalankan dengan mengklik icon
BASCOM-AVR, maka jendela berikut akan tampil :

Gambar 3.8. Tampilan Jendela Program BASCOM-AVR

BASCOM-AVR menyediakan pilihan yang dapat mensimulasikan
program. Program simulasi ini bertujuan untuk menguji suatu aplikasi yang dibuat
dengan pergerakan LED yang ada pada layar simulasi dan dapat juga langsung
dilihat pada LCD, jika kita membuat aplikasi yang berhubungan dengan LCD.
32


Gambar 3.9. Tampilan Simulasi BASCOM-AVR

Instruksi yang dapat digunakan pada editor BASCOM-AVR relatif cukup
banyak dan tergantung dari tipe dan jenis AVR yang digunakan. Berikut ini
beberapa instruksi-instruksi dasar yang dapat digunakan pada mikrokontroler
ATMEGA 8535.

Tabel 3.1. Instruksi Dasar BASCOM-AVR
Instuksi Keterangan
DO ..... LOOP Perulangan
GOSUB Memanggil Prosedur
IF ...... THEN Percabangan
FOR ..... NEXT Perulangan
WAIT Waktu Tunda Detik
WAITMS Waktu Tunda MiliDetik
WAITUS Waktu Tunda MicroDetik
GOTO Loncat Kealamat Memori
SELECT ...... CASE Percabangan



33

3.3.2. Visual Basic 6.0
Visual Basic adalah salah satu developement tools untuk membangun
aplikasi dalam Windows. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic
menggunakan pendekatan visual untuk merancang user interface dalam bentuk
form, sedangkan untuk kodenya menggunakan bahasa basic yang cenderung
mudah dipelajari. Visual Basic telah menjadi tools yang terkenal bagi para pemula
maupun para developer.
Dalam lingkungan Windows, user interface sangat memegang peranan
penting, karena dalam pemakaian aplikasi yang kita buat, pemakai senantiasa
berinteraksi tanpa menyadari bahwa dibelakangnya berjalan instruksi-instruksi
program yang mendukung tampilan dan proses yang dieksekusi.
Pada pemrograman visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan
pembentukan user interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang
digunakan dalam user interface, dan baru dilakukan penulisan kode program
untuk menangani kejadian-kejadian (event). Tahap pengembangan aplikasi
demikian dikenal dengan istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan
Bottom Up.
Adapun langkah-langkah untuk membuka pemrograman VB (Visual
Basic) :
1. IDE Visual Basic
Langkah awal dari belajar Visual Basic adalah mengenal IDE (Integrated
Developement Environment) Visual Basic yang merupakan Lingkungan
Pengembangan Terpadu bagi programmer dalam mengembangkan
aplikasinya. Dengan menggunakan IDE programmer dapat membuat user
interface, melakukan pengkodean, melakukan testing dan debuging serta
mengkompilasi program menjadi executable. Penguasaan yang baik akan
IDE sangat membantu programmer dalam mengefektifkan tugas-tugasnya
sehingga dapat bekerja dengan efisien.
2. Mengaktifkan IDE
Salah satu cara untuk mengaktifkan IDE Visual Basic adalah
menjalankannya dari Menu Start, pilih menu Command, dan pilih Microsoft
Visual Basic 6.0.
34



Gambar 3.10. Mengaktifkan IDE Visual Basic 6.0

3. Memilih Jenis Project
Setelah IDE Visual Basic aktif , maka akan muncul pilihan jenis project
yang ingin dibuat sebagaimana yang ditunjukan oleh Gambar 3.11 untuk
memilih project yang dipakai.

Gambar 3.11. Dialog Box New

4. Jendela IDE
IDE Visual Basic 6 menggunakan model MDI (Multiple Document
Interface). Sebagaimana dengan proses belajar, memfokuskan pada
beberapa jendela yang penting terlebih dahulu sehingga konsentrasi tidak
terpecah, dan menjadi bingung. Adapun jendela-jendela yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a) Menu Bar, digunakan untuk memilih tugas-tugas tertentu seperti
menyimpan project, membuka project, dan lain-lain.
b) Main Toolbar, digunakan untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan
cepat.
c) Jendela Project, jendela ini berisi gambaran dari semua modul yang
terdapat dalam aplikasi. Pada ikon toggle folders dapat menampilkan
modul-modul dalam jendela tersebut secara group atau berurut
35

berdasarkan nama. Untuk menampilkan jendela project dapat
menggunakan Ctrl+R, ataupun menggunakan ikon project explorer.
d) Jendela Form Designer, jendela ini merupakan tempat anda untuk
merancang user interface dari aplikasi yang dibuat. Jendela form
designer menyerupai kanvas bagi seorang pelukis.
e) Jendela Toolbox, jendela ini berisi komponen-komponen yang dapat
digunakan untuk mengembangkan user interface.
f) Jendela Code, merupakan tempat untuk menulis pengkodean dan dapat
menampilkannya dengan menggunakan kombinasi Shift-F7.
g) Jendela Properties, merupakan daftar properti-properti object yang
sedang terpilih. Sebagai contohnya mengubah warna tulisan
(foreground) dan warna latarbelakang (background).
h) Jendela Color Palette, adalah fasilitas cepat untuk mengubah warna
suatu object.
i) Jendela Form Layout, akan menunjukan bagaimana form bersangkutan
ditampilkan ketika runtime.
Jika jendela-jendela tersebut tidak ada, dapat dimunculkan dengan menu
view dan pilih :
a) Project Explorer (Ctrl+R)
b) Properties Windows (F4)
c) Form Layout Windows
d) Property Pages (Shift+F4)
e) Toolbox
f) Color Pallete
g) Toolbars

Berikut adalah gambar tampilan monotoring menggunakan Visual Basic
flowchart rangkaian, dan flowchart program :

36


Gambar 3.12. Tampilan Monitoring Suhu dan Kelembaban

3.4. Flowchart Rangkaian
3.4.1. Flowchart Rangkaian Pengirim

Gambar 3.13. Flowchart Rangkaian Pengirim

Keterangan flowchart :

Tabel 3.2. Keterangan Flowchart Rangkaian Pengirim
No Keterangan
1 Awal program
2 Sensor SHT11 membaca suhu dan Kelembaban
3 Kirim data suhu dan kelembaban

37

3.4.2. Flowchart Rangkaian Pengirim dan Penerima
Mulai 2
si Nilai Setpoint
Tampilkan Suhu
dan Kelembaban
di PC
Data
N
Data
W
Data
D
Y
Y
Y
T
T
T
Data F
Y
T
ndikator 1 = Off
ndikator 2 = Off
ndikator 3 = Off
1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Terima Data Suhu
dan Kelembaban
4
Kirim Data N
Kirim Data W
Kirim Data D
Kirim Data F
Mulai 2
Mulai 2
Mulai 2
Mulai 2
14
15
16
17

Gambar 3.14. Flowchart Rangkaian Pengirim dan Penerima

Keterangan flowchart :

Tabel 3.3. Keterangan Flowchart Rangkaian Pengirim dan Penerima
No Keterangan
1 Awal program
2 Terima data suhu dan kelembaban
3 Mengisi nilai setpoint
4 Menampilkan nilai suhu dan kelembaban di PC
5 Cek, apakah keadaan berstatus normal ?
Jika ya, kirim data status normal lalu ke mulai 2
Jika tidak, cek apakah keadaan berstatus waspada
6 Cek, apakah keadaan berstatus waspada ?
Jika ya, kirim data status waspada lalu ke mulai 2
Jika tidak, cek apakah keadaan berstatus bahaya
7 Cek, apakah keadaan berstatus bahaya ?
Jika ya, kirim data status bahaya lalu ke mulai 2
Jika tidak, cek apakah tidak ada pengiriman data
8 Cek, apakah tidak ada pengiriman data ?
38

Jika ya, kirim data status F lalu ke mulai 2
Jika tidak, ke Indikator 1,2, dan 3 = Off
9 Indikator 1,2, dan 3 mati
10 Kirim data status normal
11 Kirim data status waspada
12 Kirim data status bahaya
13 Kirim data status F
14 Kembali ke mulai 2
15 Kembali ke mulai 2
16 Kembali ke mulai 2
17 Kembali ke mulai 2

3.4.3. Flowchart Rangkaian Penerima

Gambar 3.15. Flowchart Rangkaian Penerima

Keterangan flowchart :

Tabel 3.4. Keterangan Flowchart Rangkaian Penerima
No Keterangan
1 Awal program
2 Terima data status normal, waspada, bahaya, dan F
3 Cek, apakah data berstatus normal ?
Jika ya, lampu 1 = hijau, beep mati, lalu ke mulai
Jika tidak, cek apakah data berstatus waspada
4 Cek, apakah data berstatus waspada ?
39

Jika ya, lampu 2 = kuning ,beep panjang, lalu ke mulai
Jika tidak, cek apakah data berstatus bahaya
5 Cek, apakah data berstatus bahaya ?
Jika ya, lampu 3 = merah dan beep putus-putus lalu ke mulai
Jika tidak, cek apakah data berstatus F
6 Cek, apakah tidak ada pengiriman data ?
Jika ya, lampu 1 = hijau dan lampu 3 = merah lalu ke mulai
Jika tidak, lampu 1,2, dan 3 = Off
7 Lampu 1,2, dan 3 mati
8 Lampu hijau menyala, buzzer mati
9 Lampu kuning menyala, buzzer berbunyi beep panjang
10 Lampu merah menyala, buzzer berbunyi beep putus-putus
11 Lampu hijau dan lampu merah menyala
12 Kembali ke label mulai
13 Kembali ke label mulai
14 Kembali ke label mulai
15 Kembali ke label mulai

3.5. Flowchart Program
3.5.1. Flowchart Program Pengirim

Gambar 3.16. Flowchart Program Pengirim

40

Keterangan flowchart :

Tabel 3.5. Keterangan Flowchart Program Pengirim
No Keteranagan
1 Awal program
2 Pendeklarasian variabel
3 Deklarasi sub getit
4 Reset serial SHT 11
5 Ambil data suhu
6 Ke label Getit
7 Masuk ke rumus perhitungan data suhu
8 Ambil data kelembaban
9 Ke label Getit
10 Masuk ke rumus perhitungan data kelembaban
11 Debug dan kirim data suhu dan kelembaban


3.5.2. Flowchart Program Getit


Gambar 3.17. Flowchart Program Getit

41


Keterangan flowchart :

Tabel 3.6. Keterangan Flowchart Program Getit
No Keterangan
1 Label Getit
2 Inisialisasi data lokal
3 Baca dan kirim data suhu dan kelembaban
4 Pergeseran data suhu dan kelembaban
5 Input data suhu dan kelembaban
6 Tunggu selama 10 s
7 Mengambil data MSB suhu dan kelembaban
8 Output data suhu dan kelembaban
9 Kirim sinyal suhu dan kelembaban
10 Ke label A
11 Label A
12 Input data suhu dan kelembaban
13 Mengambil data LSB suhu dan kelembaban
14 Output data suhu dan kelembaban
15 Kirim sinyal suhu dan kelembaban
16 Input data suhu dan kelembaban
17 Pergeseran data suhu dan kelembaban
18 Output data suhu dan kelembaban
19 Kirim sinyal suhu dan kelembaban
20 Kembali ke label mulai














42

3.5.3. Flowchart Program Penerima


Gambar 3.18. Flowchart Program Penerima

Keterangan flowchart :

Tabel 3.7. Keterangan Flowchart Program Penerima
No Keterangan
1 Awal program
2 Portc bernilai 0
3 Input data serial dari VB
4 Cek, apakah data R bernilai karakter ! ?
Jika ya, lampu 2 dan 3 = off, lampu 1 = on, kembali ke input
data serial dari VB
Jika tidak, cek apakah data R bernilai karakter #
5 Cek, apakah data R bernilai karakter # ?
Jika ya, lampu 1 dan 3 = off, lampu 2 = on, buzzer beep
panjang, kembali ke input data serial dari VB
Jika tidak, cek apakah data R bernilai karakter $
6 Cek, apakah data R bernilai karakter $ ?
43

Jika ya, lampu 1 dan 2 = off, lampu 3 = on, buzzer beep putus-
putus, kembali ke input data serial dari VB
Jika tidak,cek apakah data R benilai karakter %
7 Cek, apakah data R bernilai karakter % ?
Jika ya, lampu 1 dan 3 = on, lampu 2 = off, kembali ke input
data serial dari VB
Jika tidak, cek apakah data R bernilai karakter &
8 Cek, apakah data R benilai karakter & ?
Jika ya, lampu 1,2, dan 3 = off, buzzer off, kembali ke input
data serial dari VB
Jika tidak, lompat ke B
9 Lompat ke B
10 Lampu 1 menyala, lampu 2 dan 3 mati
11 Lampu 2 menyala, lampu 1 dan 3 mati, buzzer berbunyi beep
panjang
12 Lampu 3 menyala, lampu 1 dan 2 mati, buzzer berbunyi beep
putus-putus
13 Lampu 2 mati, lampu 1 dan 3 menyala
14 Lampu 1,2, dan 3 mati, buzzer mati



















44

3.5.4. Flowchart Program Tampilan Pada Visual Basic


Gambar 3.19. Flowchart Program Tampilan Visual Basic



45

Keterangan flowchart :
Tabel 3.8. Keterangan Flowchart Program Tampilan Visual Basic
No Keterangan
1 Awal program
2 Memasukan nilai set point
3 Data dari mikro masuk ke VB
4 Pergerakan tampilan seven segmen, termometer, dan grafik
5 Cek, apakah nilai suhu lebih besar sama dengan batas bawah
dan lebih kecil sama dengan bata atas status normal?
Jika ya, lampu 2 dan 3 off, lampu 1 on, kirim data B, ke C
Jika tidak, cek apakah nilai suhu lebih besar sama dengan
batas bawah dan lebih kecil sama dengan bata atas status
waspada
6 Cek, apakah nilai suhu lebih besar sama dengan batas bawah
dan lebih kecil sama dengan bata atas status waspada?
Jika ya, lampu 1 dan 3 off, lampu 2 on, kirim data D, ke C
Jika tidak, cek apakah nilai suhu lebih besar sama dengan
batas bawah dan lebih kecil sama dengan bata atas status
bahaya
7 Cek, apakah nilai suhu lebih besar sama dengan batas bawah
dan lebih kecil sama dengan bata atas status bahaya?
Jika ya, lampu 1 dan 2 off, lampu 3 on, kirim data E, ke C
Jika tidak, cek apakah tidak ada pengiriman data
8 Cek, apakah tidak ada pengiriman data dari mokro?
Jika ya, lampu 1 dan 3 on, kirim data F, ke C
Jika tidak, cek apakah nilai suhu kurang dari batas bawah
normal?
9 Cek, apakah nilai suhu kurang dari batas bawah status normal?
Jika ya, lampu 1,2, dan 3 off, kirim data G, ke C
Jika tidak, ke C
10 Lompat ke label C
11 Lampu 1 menyala, lampu 2 dan 3 mati
12 Lampu 2 menyala, lampu 1 dan 3 mati
13 Lampu 3 menyala, lampu 1 dan 2 mati
14 Lampu 2 mati, lampu 1 dan 3 menyala
15 Lampu 1,2, dan 3 mati
16 Kirim data nilai karakter B
17 Kirim data nilai karakter D
18 Kirim data nilai karakter E
19 Kirim data nilai karakter F
20 Kirim data nilai karakter G
21 Lompat ke label C
22 Lompat ke label C
23 Lompat ke label C
24 Lompat ke label C
25 Lompat ke label C
46

Anda mungkin juga menyukai