Anda di halaman 1dari 21

3

-a
t
=
-t
!
!
!
3
!
!
I
g
3
-t
t
=3
=
=
!
=
3
J
=
t
J
3
I
=
=
-t
=

=
=9
RENCANA KINERJA TAHUNAN
{RKT}
$ekretariat llirektorat
|enderal
Perkebunan
Tahun 2013
Direktorat Jenderal Perkebunan
Kementerian Pertanian
. . - _. , : * l
I
j
I
I
I
I
l
I
I
I
I
!
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
t
I
t
3
t
3
g
3
3
I
^
-
;
3
!
3
3
3
!
3
t
=
=
3
3

3
=3
t
g
3
=
=
:3
J
3
:3
:9
KATA PENGANTAR
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dibangun dalam rangka mewujudkan
good governance
dan sekaligus result oriented
governmenf, perlu terus
dikembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan ke dalam sistem
penganggaran
dan
pelaporan
sesuai dengan amanat UU nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
Sesuai amanat Undang-Undang nomor
:
17 tahun 2003 tersebut secara tegas telah
dinyatakan bahwa Pemerintah diwajibkan menyusun anggaran dengan menggunakan
pendekatan
anggaran terpadu, kerangka
pengeluaran jangka
menengah dan
penganggaran
berbasis kinerja. Sehubungan dengan hal tersebut maka setiap
instansi pemerintah
dituntut untuk menyiapkan dan menyusun rencana kinerja
tahunan dengan mengacu pada Rencana Strategis.
Perencanaan kinerja adalah
proses penyusunan rencana kinerja sebagai
penjabaran
dari sasaran dan
program yang
telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
(perencanaan
lima tahun). Dalam rencana kinerja ini ditetapkan rencana tingkat
capai an ki nerj a t ahunan Sekret ari at Di rekt orat Jenderal Perkebunan
yang
mel i put i
sasaran dan seluruh indikator kinerja kegiatan dukungan manajemen dan dukungan
teknis lainnya
yang
meliputi
pelayanan perencanaan program,
anggaran dan
kerj asamal
pengel ol aan
urusan admi ni st rasi keuangan dan
perl engkapani pel ayanan
kepegawai an, organi sasi , t at a l aksana, hukum, humas dan admi ni st rasi
perkant oran
sert a eval uasi
pel aksanaan
kegi at an dan
penyedi aan
dat a dan i nf ormasi yang
akurat .
Penyusunan Rencana Ki nerj a Tahunan
(RKT)
Sekret ari at Di rekt orat Jenderal
Perkebunan t ahun 2013 merupakan
prasyarat
unt uk mewuj udkan t ersel enggaranya
pemeri nt ahan yang
bai k at au
pemeri nt ahan yang
berdaya dan berhasi l
guna,
transparan, bersih serta bertanggungjawab. Rencana kinerja tahunan merupakan
penj abaran program
dan sasaran dal am berbagai kegi at an secara t ahunan mel al ui
penetapan
target kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja kegiatan.
rta, Juni 2Ol2
Jenderal Perkebunan U I d L
ti Sarjono, MSc
580625 198303 1 001
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi

I. Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2

II. Tugas Pokok dan Fungsi 2

III. Visi dan Misi 3
A. Visi 3
B. Misi 3

IV. Tujuan dan Sasaran 4
A. Tujuan 4
B. Sasaran 5

V. Permasalahan Yang Dihadapi 6

VI. Kebijakan dan Strategi 7
A. Kebijakan 7
B. Strategi 8

VII.Program dan Kegiatan 12
A. Program 12
B. Kegiatan 13
VIII.Rencana Kerja tahun 2013 13
Lampiran Matrik Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2013



1

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) 2013
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) mengacu
pada Ketetapan MPR RI nomor : XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan
negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme, Instruksi Presiden
RI nomor : 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. SAKIP
sebagai instrumen utama dalam penyelenggaraan birokrasi di lingkungan
pemerintahan mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis. Oleh
karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh
stakeholder terkait lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan.
Dengan pengimplementasian SAKIP tersebut dapat diketahui secara tepat
seberapa jauh tingkat capaian kinerja, kendala/hambatan dan permasalahan
serta upaya pemecahannya.

Perencanaan kinerja merupakan proses penting yang harus dilakukan oleh
instansi agar tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana
strategis dapat dilaksanakan dan dipantau pencapaiannya. Perencanaan
kinerja merupakan salah satu komponen SAKIP yang seyogyanya dilakukan
oleh instansi pemerintah agar lebih mudah untuk meningkatkan akuntabilitas
kinerjanya.

Perencanaan kinerja merupakan proses penjabaran lebih lanjut dari sasaran
dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang mencakup
periode tahunan. Rencana kinerja menggambarkan kegiatan tahunan yang
akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan indikator kinerja beserta
target-targetnya berdasarkan program dan sasaran yang telah ditetapkan
dalam rencana strategis. Target kinerja tahunan di dalam rencana kinerja
ditetapkan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan
kegiatan. Target kinerja tersebut merupakan komitmen bagi instansi untuk
mencapainya dalam satu periode tahunan.

2

Setiap tahun rencana strategis dituangkan dalam suatu perencanaan kinerja
tahunan. Rencana kinerja tahunan ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari
perencanaan strategis yang memuat seluruh target kinerja yang hendak
dicapai dalam suatu tahun beserta indikator kinerjanya. Rencana kinerja
tahunan ini berfungsi sebagai tolok ukur yang digunakan untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan untuk suatu
periode tertentu.

Dokumen rencana kinerja tahunan Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan tahun 2013 memuat informasi tentang kegiatan, sasaran
strategis, indikator kinerja dan target yang akan dicapai. Dengan disusunnya
rencana kinerja tahunan ini diharapkan indikator kinerja serta target
capaiannya akan didukung oleh semua pihak terkait sehingga hasil yang
dicapai dapat optimal sesuai yang dikehendaki untuk mewujudkan manajemen
pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil.

B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan rencana kinerja adalah :
Menghubungkan antara perencanaan strategis dan perencanaan
operasional secara terinci;
Membantu pencapaian hasil pelaksanaan program;
Memudahkan proses pengukuran dan penilaian kinerja;
Membantu pemantauan dan evaluasi kinerja;
Membantu dalam menetapkan target kinerja.

II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian nomor : 61/Permentan/OT.
140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian bahwa tugas Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan adalah memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada
semua unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perkebunan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut di atas, Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan menyelenggarakan fungsi :
1. Koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran dan kerjasama di
bidang perkebunan;
2. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
3

3. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan
kepegawaian dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan
serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik;
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang perkebunan;
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Perkebunan.


III. VISI DAN MISI

A. Visi
Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan
pertanian, visi pembangunan perkebunan harus selaras dengan visi
pembangunan nasional dan visi pembangunan pertanian. Visi yang ingin
diwujudkan melalui pembangunan perkebunan selama 2010-2014 adalah
"Terwujudnya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
perkebunan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat perkebunan".
Dalam rangka mendukung visi pembangunan perkebunan tahun 2010-
2014 dari aspek manajemen dan kesekretariatan, maka Visi Sekretariat
Direktorat Jenderal Perkebunan adalah "Profesional dalam memberikan
pelayanan organisasi yang berkualitas untuk mendukung peningkatan
produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan".
B. Misi
Mengacu pada misi pembangunan nasional dan Kementerian Pertanian
maka misi pembangunan perkebunan ditetapkan sebagai berikut:
(1) Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
perkebunan;
(2) Memfasilitasi penyediaan benih unggul bermutu serta sarana
produksi;
(3) Memfasilitasi penanganan perlindungan tanaman dan gangguan usaha
perkebunan (GUP);
(4) Memfasilitasi pengembangan usaha perkebunan serta penumbuhan
kemitraan yang sinergis antar pelaku usaha perkebunan secara
berkelanjutan;
(5) Mendorong penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan petani
serta memfasilitasi peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka
meningkatkan harmonisasi antara aspek ekonomi, sosial dan ekologi;
(6) Memberikan pelayanan di bidang perencanaan, peraturan perundang-
undangan, manajemen pembangunan perkebunan dan pelayanan
teknis lainnya yang terkoordinasi, efisien dan efektif.

4

Untuk dapat berkontribusi secara efektif dalam misi pembangunan
perkebunan 2010-2014, maka Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan menetapkan misinya sebagai berikut:
(1) Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran dan
kerjasama teknis yang berkualitas;
(2) Memberikan pelayanan pengelolaan administrasi keuangan dan asset
yang berkualitas;
(3) Memberikan pelayanan organisasi, tata laksana, kepegawaian, humas,
hokum dan administrasi perkantoran yang berkualitas;.
(4) Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta
informasi yang berkualitas.


IV. TUJUAN DAN SASARAN

A. Tujuan
Untuk dapat mendukung pencapaian agenda pembangunan nasional dan
tujuan pembangunan pertanian maka tujuan pembangunan perkebunan
ditetapkan sebagai berikut:
(1) Meningkatkan produksi, produktivitas, mutu, nilai tambah dan daya
saing perkebunan;
(2) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
perkebunan;
(3) Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari sub sektor
perkebunan;
(4) Mendukung penyediaan pangan di wilayah perkebunan;
(5) Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan penyediaan bahan
baku industri dalam negeri;
(6) Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran
sub sektor perkebunan sebagai penyedia bahan bakar nabati;
(7) Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya secara arif dan
berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah;
(8) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia perkebunan;
(9) Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia
lapangan kerja;
(10)Meningkatkan pelayanan organisasi yang berkualitas.

Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2010-
2014 sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Pembangunan Perkebunan 2010-2014, maka kontribusi Sekretariat
Direktorat Jenderal Perkebunan dalam rangka meningkatkan pelayanan
organisasi yang berkualitas sebagai berikut :
5

(1) Menyusun perencanaan program dan kegiatan pembangunan
perkebunan;
(2) Menyusun perencanaan anggaran pembangunan perkebunan;
(3) Memfasilitasi perencanaan kerjasama teknis dan program;
(4) Memberikan pelayanan perbendaharaan dan pengendalian kredit eks
proyek-proyek perkebunan;
(5) Memantapkan sistem akuntansi dan verifikasi pelaksanaan anggaran
pembangunan perkebunan;
(6) Melaksanakan penatausahaan barang milik negara;
(7) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran pembangunan
perkebunan;
(8) Menindaklanjuti hasil pengawasan kegiatan pembangunan
perkebunan;
(9) Menindaklanjuti hasil pengawasan kegiatan pembangunan
perkebunan;
(10) Melaksanakan penyusunan legislasi, advokasi dan penyelenggaraan
hubungan masyarakat;
(11) Melaksanakan penataan organisasi dan tata laksana serta
kepegawaian;
(12) Memberikan pelayanan administrasi perkantoran.

Pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 akan lebih difokuskan pada
15 komoditas unggulan nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kakao, Kelapa,
Jarak Pagar, Teh, Kopi, Jambu Mete, Lada, Cengkeh, Kapas, Tembakau,
Tebu, Nilam dan Kemiri Sunan. Indikator yang digunakan untuk mengukur
kinerja pembangunan perkebunan selama lima tahun ke depan adalah luas
areal, produksi dan produktivitas pada ke-15 komoditas tersebut.

B. Sasaran
Sasaran luas areal komoditas unggulan nasional (kelapa sawit, kakao,
karet, kelapa, kopi, tebu, jambu mete, cengkeh, t e h, tembakau, kapas,
lada, jarak pagar, nilam dan kemiri sunan) diproyeksikan tumbuh rata-
rata sebesar 2,04% per tahun dari 20,394 juta hektar pada tahun 2010
menjadi 22,144 juta hektar pada tahun 2014 dan pada tahun 2013
sebesar 21,675 juta hektar kecuali tembakau yang luasnya diproyeksikan
konstan yaitu sebesar 205 ribu hektar untuk lima tahun (2010-2014).
Sedangkan sasaran produksi komoditas perkebunan unggulan nasional
diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 5,96% per tahun dari 34,62 juta
ton pada tahun 2010 menjadi 43,63 juta ton pada tahun 2014 sedangkan
pada tahun 2013 sebesar 41,26 juta ton.
Adapun produktivitas komoditas unggulan nasional kecuali kemiri sunan
diproyeksikan meningkat rata-rata sebesar 2,62% per tahun. Pada
tahun 2010, produktivitas 15 komoditas perkebunan mencapai
6

43.172 kg/ha dan meningkat pada tahun 2014 mencapai 47.876 kg/ha
sedangkan untuk tahun 2013 sebesar 46.611 kg/ha.
Sedangkan sasaran utama yang ditetapkan oleh Sekretariat Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2013 adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan perencanaan program, anggaran dan kerjasama yang
berkualitas pada 32 provinsi;
2. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data dan informasi
yang berkualitas pada 32 provinsi;
3. Pelayanan organisasi kepegawaian, humas, hukum dan administrasi
perkantoran yang berkualitas pada 32 Provinsi;
4. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan dan aset yang
berkualitas pada 32 provinsi.


V. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

A. Belum Optimalnya Pelayanan
Pelayanan yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Perkebunan pada
umumnya belum optimal sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 81 tahun 1993 dan
Inpres (Instruksi Presiden) nomor 1 tahun 1995. Kelemahan pelayanan
tersebut tercermin dari belum terlaksananya standar operasional
prosedur (SOP) secara penuh.

B. Belum Optimalnya Koordinasi
Koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada
satuan yang terpisah untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Belum optimalnya koordinasi di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan baik internal, institusi terkait maupun dengan daerah
merupakan kelemahan yang harus mendapat perhatian serius.

C. Keterbatasan Alokasi Anggaran
Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan bahwa
kebutuhan investasi untuk pembangunan perkebunan tahun 2013 sebesar
Rp. 62,9 triliun sedangkan pagu anggaran indikatif (APBN) Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2013 hanya sebesarRp. 1.488.776..736.000,-

D. Belum Optimalnya Monitoring dan Pelaporan
Meskipun sudah ada ketentuan terkait dengan monitoring dan pelaporan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 31 tahun 2010
tentang Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan
Pertanian dan Peraturan Menteri Keuangan nomor : 171/PMK.05/2007
tentang Sistem Akuntabilitas dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat,
pelaksanaan pembangunan perkebunan di daerah belum termonitor
dengan baik dan pelaporannya masih sering terlambat. Salah satu
7

penyebabnya adalah banyaknya format pelaporan yang harus diisi oleh
daerah seperti form dari Bappenas, form dari Menteri Keuangan, form
statistik dan form lainnya.

E. Belum memadainya Sarana dan Prasarana
Keterbatasan sarana dan prasarana menjadi kelemahan lainnya dalam
mendukung kinerja pegawai. Pada umumnya sarana dan prasarana yang
tersedia untuk setiap pegawai belum memenuhi standar yang ada. Selain
itu pemeliharaan alat-alat yang ada masih kurang optimal.

F. Belum Memadainya Operasional Sistem Informasi Manajemen dan Jumlah
Tenaga Teknis
Meskipun sistem informasi manajemen telah dibangun namun
operasionalnya dirasakan kurang optimal karena disamping jumlah
tenaga yang kompeten masih kurang, sistem informasi manajemen belum
memperoleh prioritas utama.


VI. KEBIJAKAN DAN STRATEGI

A. Kebijakan
Dengan memperhatikan arah kebijakan nasional dan pembangunan
pertanian periode 2010-2014 dalam menjalankan tugas pelaksanaan
pembangunan perkebunan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan
merumuskan kebijakan yang akan menjadi kerangka pembangunan
perkebunan periode tahun 2010-2014 yang dibedakan menjadi Kebijakan
Umum dan Kebijakan Teknis Pembangunan Perkebunan Tahun 2010-
2014. Kebijakan Umum Pembangunan Perkebunan adalah mensinergikan
seluruh sumber daya perkebunan dalam rangka peningkatan daya saing
usaha perkebunan, nilai tambah, produktivitas dan mutu produk
perkebunan melalui partisipasi aktif masyarakat perkebunan dan
penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada ilmu
pengetahuan dan teknologi serta didukung dengan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Adapun Kebijakan Teknis Pembangunan Perkebunan yang merupakan
penjabaran dari kebijakan umum pembangunan perkebunan yaitu
meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, sumber daya manusia
(SDM), kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan
sesuai kaidah pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup
dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen
perkebunan.

8

Kebijakan Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan dalam mendukung
kebijakan pembangunan perkebunan adalah meningkatkan pelayanan
organisasi yang berkualitas dalam proses menuju pelayanan prima
melalui peningkatan nilai-nilai profesionalisme, keterbukaan, terukur dan
dapat dipertanggungjawabkan.

B. Strategi

1. Strategi umum
Strategi umum Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2010-
2014 merupakan bagian dari strategi khusus pembangunan perkebunan
yang meliputi :
(1) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
perkebunanberkelanjutan;
(2) Pengembangan komoditas;
(3) Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan;
(4) Investasi usaha perkebunan;
(5) Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan;
(6) Pengembangan sumber daya manusia;
(7) Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha;
(8) Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

Dari 8 (delapan) strategi umum tersebut, strategi yang sangat terkait
dengan tugas pokok dan fungsi Sekretariat adalah :

a. Strategi pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan
Sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub sistem
informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi serta mampu
mentransfer data sehingga menjadi informasi yang dapat
meningkatkan produktivitas. Berbagai capaian yang telah diraih yaitu
Simonev, SAI, Simpeg, website dan e-form maupun e-government.
Dalam rangka pengembangan sistem informasi manajemen
perkebunan ini ditempuh strategi sebagai berikut :

(1) Mengembangkan sistem informasi, mencakup kemampuan
menyusun, memperoleh dan menyebarluaskan informasi yang
lengkap mengenai sumber daya manusia, teknologi, peluang pasar,
manajemen, permodalan, usaha perkebunan untuk mendorong dan
menumbuhkan minat pelaku usaha, petani dan masyarakat;
(2) Meningkatkan jejaring kerja dengan institusi terkait.




9

b. Strategi pengembangan sumber daya manusia
Manusia merupakan sumber daya yang sangat vital karena merupakan
pelaku utama pembangunan, termasuk perkebunan. Tanpa pelaku
yang handal dan berkompeten, maka pembangunan perkebunan tidak
dapat berjalan secara optimal. Direktorat Jenderal Perkebunan
mengembangkan berbagai kegiatan bagi peningkatan sumber daya
manusia perkebunan melalui pendidikan, pelatihan, magang dan
sekolah lapang. Pembinaan dan peningkatan kualitas sumber daya ini
diperuntukkan bagi petani dan aparatur perkebunan. Strategi ini
diarahkan untuk mendukung berlangsungnya proses perubahan guna
terwujudnya sistem dan usaha agribisnis perkebunan yang bertumpu
kepada kemampuan dan kemandirian pelaku usaha perkebunan.
Berkenaan dengan hal tersebut, rencana aksi yang akan dilaksanakan
mencakup upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia baik petugas, petani maupun masyarakat dengan cara :

(1) Petugas
a. Meningkatkan kualitas, moral dan etos kerja petugas;
b. Meningkatkan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun
sistem pengawasan yang efektif;
c. Meningkatkan penerapan sistem recruitment dan karir yang
terprogram serta transparan untuk mewujudkan petugas yang
profesional;
d. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan sikap
prakarsa petugas yang pro-aktif dalam mewujudkan pelayanan
prima sesuai kebutuhan pelaku usaha.

(2) SDM petani dan masyarakat
a. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian petani untuk
mengoptimasikan usahanya secara berkelanjutan;
b. Memfasilitasi dan mendorong kemampuan petani untuk dapat
mengakses berbagai peluang usaha dan sumber daya dalam
memperkuat/mempertangguh usaha taninya;
c. Menumbuhkan kebersamaan dan mengembangkan kemampuan
petani dalam mengelola kelembagaan petani dan kelembagaan
usaha serta menjalin kemitraan.

c. Strategi pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha
Kegiatan perkebunan secara alami melibatkan sumber daya manusia
(pekebun) yang cukup banyak, sarana produksi dan permodalan yang
cukup besar. Selain itu juga sangat berhubungan erat dengan sumber
inovasi teknologi dan informasi pasar mulai dari hulu sampai hilir.
Dengan karakteristik seperti itu maka untuk mempermudah melalukan
koordinasi sangat diperlukan kelembagaan pekebun. Melalui
kelembagaan pekebun, para pekebun dengan mudah melalukan
10

koordinasi diantara mereka dan antara kelompok sehingga kelompok
menjadi kuat untuk mengakses pasar dan informasi.

Kelembagaan pekebun didorong untuk tumbuh dari bawah yang
dimulai dari kelompok pekebun, gabungan kelompok pekebun sampai
koperasi komoditi yang berbadan hukum. Kelembagaan pekebun
dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu kelembagaan pekebun yang
bersifat sosial dan yang berfungsi ekonomi. Kelembagaan pekebun
yang bersifat sosial berupa asosiasi pekebun dan sedangkan
kelembagaan pekebun yang berfungsi ekonomi berupa koperasi
komoditi.

Strategi pengembangan kelembagaan dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis
perkebunan dalam memanfaatkan peluang usaha yang ada. Adapun
strategi pengembangan kemitraan usaha dimaksudkan untuk dapat
memperoleh maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan. Untuk itu
rencana aksi yang akan ditempuh adalah :
(1) Mendorong peningkatan kemampuan dan kemandirian kelembagaan
petani untuk menjalin kerjasama usaha dengan mitra terkait serta
mengakses berbagai peluang usaha dan sumber daya yang
tersedia;
(2) Mendorong terbentuknya kelembagaan komoditas yang tumbuh
dari bawah;
(3) Mendorong penumbuhan kelembagaan keuangan perdesaan;
(4) Meningkatkan fungsi pendampingan kepada petani dan
kelembagaan usahanya;
(5) Mendorong kemitraan yang saling menguntungkan, saling
menghargai, saling bertanggung jawab, saling memperkuat dan
saling ketergantungan antara petani, pengusaha, karyawan dan
masyarakat sekitar perkebunan. Disisi lain kalangan usaha sebagai
mitra terkait dapat berperan dalam memperkuat asosiasi komoditi
maupun dewan komoditi perkebunan.

2. Strategi khusus

Untuk melaksanakan pembaharuan organisasi kesekretariatan dalam
rangka meningkatkan pelayanan diperlukan strategi khusus yang
meliputi :

a. Strategi inti
Strategi ini mempunyai 3 (tiga) pendekatan dasar yaitu :
(1) Menentukan kejelasan tujuan dengan menghapuskan fungsi-
fungsi yang tidak lagi memberi kontribusi pada sasaran ini
dengan melepaskan atau mengalihkannya ke tingkat organisasi
11

yang berbeda. Strategi ini membantu organisasi tetap fokus
pada sasaran yang penting bagi masyarakat.
(2) Memisahkan fungsi pengarahan dan fungsi pelaksanaan dengan
memisahkan fungsi-fungsi yang secara fundamental memiliki
tujuan berbeda ke dalam organisasi berbeda-beda. Pendekatan
ini membantu tiap organisasi berkonsentrasi pada satu tujuan
yang jelas.
(3) Memperbaiki tujuan, untuk melaksanakan ini diperlukan suatu
sistem yang bisa membantu secara terus menerus
mendefinisikan tujuan.

b. Strategi konsekuensi
Pendekatan yang ditempuh dalam strategi ini meliputi :
(1) Manajemen perusahaan yang memaksa organisasi pelayanan
untuk berfungsi layaknya perusahaan bisnis yang menjadikan
pelayanan prima sebagai orientasi akhir;
(2) Kompetisi teratur yang mensyaratkan mitra/unit internal
organisasi bersaing satu sama lain untuk mendapatkan
penghargaan berdasarkan kinerjanya;
(3) Manajemen kinerja yang menggunakan standar pengukuran
kinerja dan reward serta punishment untuk memotivasi unit-
unit organisasi.

c. Strategi pelanggan
Strategi ini menempatkan customer sebagai pengarah dengan
menyediakan pilihan-pilihan sebagai berikut :
(1) Pilihan pelanggan, upaya yang dilakukan memberikan
kesempatan kepada pelanggan untuk memilih penyedia jasa.
Strategi ini akan memaksa organisasi pemerintah untuk
memberi perhatian besar terhadap keinginan pelanggan;
(2) Pilihan kompetitif yang memberikan kesempatan kepada
pelanggan untuk memanfaatkan sumber daya sesuai pilihan;
(3) Jaminan mutu layanan dilakukan dengan menetapkan standar
layanan pelanggan dan menciptakan imbalan bagi organisasi
yang melakukan pekerjaan dengan baik dan memenuhi standar
serta memberikan punishment kepada mereka yang tidak
memenuhi standar tersebut.

d. Strategi kontrol
Pendekatan yang dilakukan dalam strategi ini meliputi :
(1) Pemberdayaan organisasi, upaya yang dilakukan adalah
menghapus banyaknya peraturan dan berbagai kontrol lain
yang dipegang oleh badan administrasi pusat, badan legislatif,
badan eksekutif serta badan pemerintahan tinggi lainnya;
(2) Pemberdayaan pegawai, upaya yang dilakukan strategi ini
adalah melakukan pengurangan atau penghapusan kontrol
12

manajemen hirarkis dalam organisasi serta mendorong
wewenang turun kepada pegawai lini pertama;
(3) Pemberdayaan masyarakat, upaya yang dilakukan adalah
dengan memindahkan kekuasaan birokrasi kepada masyarakat.

e. Strategi budaya
Strategi ini menentukan budaya organisasi pemerintahan yang
meliputi nilai-nilai, norma, sikap dan harapan pegawai melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Mengubah budaya dengan jalan menciptakan pengalaman baru
dengan menempatkan pegawai pada pengalaman baru yang
menantang kebiasaan yang ada, harapan dari langkah ini
pegawai dapat mendorong perubahan perilaku sehingga dapat
menghasilkan perilaku yang baru;
(2) Pengembangan permufakatan baru;
(3) Mengubah pikiran untuk mengembangkan mental baru.

VII. PROGRAM DAN KEGIATAN
A. Program
Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat
edaran bersama Menteri Keuangan Nomor SE-1848/MK/2009 dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
nomor :0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I
mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I yang
bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan tanggung
jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian indikator kinerja
unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja unit Eselon II adalah
output.

Berdasarkan restrukturisasi tersebut ditetapkan bahwa program
pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 yang menjadi tanggung
jawab Direktorat Jenderal Perkebunan adalah: Peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan. Program ini
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan
diversifikasi yang didukung oleh peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu tanaman semusim, tanaman tahunan dan tanaman rempah penyegar
yang didukung oleh penanganan pascapanen dan pembinaan usaha serta
dukungan pelaksanaan perlindungan perkebunan secara optimal.

Dari 127 komoditas binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, prioritas
penanganan difokuskan pada 15 komoditas strategis yang menjadi
unggulan nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Kakao, Kopi, Lada,
Jambu Mete, Teh, Cengkeh, Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Tebu, Kapas,
13

Tembakau dan Nilam sedangkan Pemerintah Daerah didorong untuk
memfasilitasi dan melakukan pembinaan komoditas spesifik dan potensial
di wilayahnya masing-masing.

B. Kegiatan
Sebagai penjabaran dari program masing-masing unit Eselon II lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai satu kegiatan. Dengan
demikian di lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan terdapat
9 (sembilan) kegiatan pembangunan perkebunan sesuai Peraturan
Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 61/Permentan/T.140/10/2010
tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian, yaitu:
(1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim;
(2) Peningkatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Rempah dan Penyegar;
(3) Peningkatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman Tahunan;
(4) Dukungan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan
Usaha;
(5) Dukungan Perlindungan Perkebunan;
(6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya;
(7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP
2
TP Medan;
(8) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP
2
TP Surabaya;
(9) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan
Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP
2
TP Ambon.

Kegiatan yang menjadi tanggung jawab Sekretariat Direktorat Jenderal
Perkebunan yang merupakan cerminan dari tugas pokok dan fungsi
adalah : Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya yang
dimaksudkan untuk memfasilitasi dan memberikan dukungan pelayanan
organisasi yang berkualitas.
Prioritas kegiatan ini adalah memfasilitasi pelayanan perencanaan
program, anggaran dan kerjasama yang berkualitas; pelayanan
administrasi keuangan dan asset yang berkualitas; pelayanan organisasi,
tata laksana kepegawaian, humas, hokum dan administrasi perkantoran
yang berkualitas serta evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan
data dan informasi yang berkualitas.


14

VIII. RENCANA KERJA TAHUN 2013

Untuk mencapai target indikator kinerja pada RKT Sekretariat Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2013 ini didukung oleh rencana kerja
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan berupa kegiatan dukungan
manajemen dan dukungan teknis lainnya meliputi :
a. Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berupa insentif mantri
perkebunan sebanyak 6.289 orang, insentif pengawas benih tanaman
sebanyak 277 orang, workshop pembangunan perkebunan di
32 provinsi, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih di 30 provinsi,
operasional petugas PPNS di 31 provinsi, bantuan benih untuk
penghijauan dan pameran di 32 provinsi;
b. Pengawalan kegiatan di Provinsi maupun Kabupaten (dana
Dekonsentrasi maupun dana Tugas Pembantuan);
c. Penyusunan perencanaan program dan anggaran; evaluasi pelaksanaan
kegiatan dan penyediaan data dan informasi; organisasi, kepegawaian,
humas, hukum dan administrasi serta pengelolaan administrasi
keuangan dan aset;
d. Penyusunan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria serta
bimbingan teknis dan evaluasi untuk dukungan manajemen dan
dukungan teknis lainnya.


Sasaran Indikator Kinerja
(1) (2)
- Terlaksananya pelayanan perencanaan
program, anggaran dan kerjasama yang
berkualitas
- Tersusunnya perencanaan kegiatan (RKP,
Renja -K/L, pagu sesuai satuan 3) 100 %
- Tersusun dan ditetapkannya indikator
kinerja (IKU, kinerja tahunan) 2 dokumen
- Tersusunnya pedoman perencanaan
program dan kegiatan 1 dokumen
- Tersusunnya perencanaan anggaran
(RKA-K/L, POK, Konsep DIPA, Revisi) 100 %
- Tersusunnya bahan nota keuangan 1 dokumen
- Tersusunnya pedoman perencanaan
anggaran 1 dokumen
- Tersusunnya Satuan Biaya Keluaran/
Unit cost pembangunan perkebunan
1 dokumen
- Terfasilitasinya rencana kerjasama teknis
dan program 100 %
- Tersusunnya pedoman perencanaan
kerjasama 1 dokumen
- Terlaksananya evaluasi pelaksanaan kegiatan
dan penyediaan data dan informasi yang
berkualitas
- Tersusunnya laporan (bulanan dan
triwulanan) perkembangan pelaksanaan
kegiatan & anggaran pembangunan perkebunan 17 laporan
- Tersusunnya LAKIP Ditjen Perkebunan dan
SEKRETARI AT DI REKTORAT J ENDERAL PERKEBUNAN
Target
(3)
TAHUN 2013
RENCANA KI NERJ A TAHUNAN
Sasaran Indikator Kinerja
(1) (2)
Target
(3)
Sekretariat Ditjenbun 2 laporan
- Tersusunnya bahan Rapim dan Kunjungan
Kerja (Kunker) 32 laporan
- Tersusunnya penilaian kinerja satker lingkup
Ditjen Perkebunan 175 satker
- Tersusunnya data dan informasi perkebunan 18 buku data
statistik
perkebunan
1 buku saku
- Terupdatenya website Ditjen Perkebunan 120 berita
- Tersusunnya capaian makro pembangunan
perkebunan per triwulan 4 laporan
- Tersusunnya laporan perkembangan tindak
lanjut LHP dan kerugian negara 24 laporan
- Tersusunnya laporan kegiatan Menteri Pertanian 12 laporan
- Tersusunnya laporan tindak lanjut Rapim 12 laporan
- Tersusunnya laporan kegiatan Ditjenbun 12 laporan
- Tersusunnya laporan perkembangan penyele-
saian LHA dan KN per Satker 1 laporan
- Terlaksananya pelayanan organisasi,
kepegawaian, humas, hukum dan administrasi
perkantoran yang berkualitas
- Tersusunnya peraturan/keputusan bidang
perkebunan 4 himpunan
- Terfasilitasinya advokasi bidang perkebunan 100 %
- Tersusunnya dokumentasi dan informasi
hukum 4 dokumen
- Terfasilitasinya pelayanan dan penyebaran
informasi pembangunan perkebunan 100 %
- Terfasilitasinya pengembangan pusat infor-
masi perkebunan, jaringan informasi hukum
dan perpustakaan 100 %
- Terlaksananya penataan dan pengembangan
organisasi 100 %
Sasaran Indikator Kinerja
(1) (2)
Target
(3)
- Terlaksananya pengelolaan tatalaksana
(Reformasi birokrasi, IPNBK, Penilaian
unit pelayanan publik, norma, standar,
prosedur dan kriteria) 100 %
- Terlaksananya pengelolaan kepegawaian 100 %
- Terlaksananya pengelolaan persuratan
dan kearsipan 100 %
- Terlaksananya urusan kerumahtanggaan 100 %
- Terfasilitasinya pelayanan kesehatan pegawai 100 %
- Terlaksananya pengelolaan administrasi
keuangan dan asset yang berkualitas
- Terlaksananya penataan sistim administrasi
penganggaran berbasis kinerja, penetapan
pengelolaan keuangan, sistem penggajian,
pembayaran lembur dan tunjangan lainnya 100 %
- Tersajinya data pengelolaan, intensifikasi/
ekstensifikasi PNBP 1 dokumen
- Terlaksananya penyelesaian kasus
kerugian negara 70 %
- Tersajinya data pengembalian kredit dan
terlaksananya kegiatan pengendalian kredit
eks proyek-proyek perkebunan 1 dokumen
- Terlaksananya koordinasi dan evaluasi pelak-
sanaan Sistem Akuntansi Keuangan Satker 100 %
- Tersusunnya Laporan Keuangan (SAI)
Satker 4 dokumen
- Tersusunnya Laporan Realisasi Anggaran
dan neraca 4 dokumen
Sasaran Indikator Kinerja
(1) (2)
Target
(3)
- Terlaksananya koordinasi dan evaluasi pelak-
sanaan Sistem Informasi Manajemen
Akuntansi BMN (SIMAK - BMN) 100 %
- Terlaksananya penataan Administrasi Barang
Milik Negara 100 %
- Terlaksananya analisis kebutuhan sarana
kerja 1 dokumen
- Terlaksananya sosialisasi Pengadaan barang/
jasa dan ujian sertifikasi Pengadaan barang/
jasa 2 Paket
- Tersajinya data informasi BMN(inventarisasi,
pencatatan dan pelaporan) 100 dokumen
- Kebutuhan sarana dan prasarana kerja pegawai 1 pkt
- Terlaksananya pengadaan sertifikat keahlian
pengadaan barang/jasa pemerintah 1 keg/sertifikat
- Tersusunnya laporan semester dan tahunan
BMN (SIMAK-BMN) 3 laporan
- Tersusunnya database rumah tangga negara
(Golongan I dan/atau II) 1 dokumen
- Tersusunnya data dan informasi kondisi dan
permasalahan barang 1 dokumen

Anda mungkin juga menyukai