Anda di halaman 1dari 6

TOSHIBA

PENGARUH
UNDERAPPLIED/OVERAP
PLIED BIAYA OVERHEAD
PABRIK DAN
PRODUKTIVITAS
PRODUK TERHADAP
LABA PERUSAHAAN
[Type the document subtitle]

TOSHIBA
[Pick the date]



[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents
of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary
of the contents of the document.]
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi, dimana perusahaan perusahaan harus mempersiapkan diri
menghadapi persaingan dalam perdagangan bebas, biaya overhead kini mendominasi porsi dari
suatu harga pokok produk. Hal ini disebabkan karena perusahaan mengadopsi teknologi tertentu
dan mengakibatkan semakin besarnya biaya - biaya yang pertambahannya tidak proporsional
dengan penambahan unit produksi.
Umumnya perusahaan memiliki target atau tujuan untuk dicapai, salah satu tujuan tersebut adalah
untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan meminimalkan pengeluaran biaya-biaya yang terjadi
dalam proses produksi. Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai
kinerja suatu perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan
dan biaya.
Biaya merupakan salah satu sumber informasi yang paling penting dalam analisis strategik
perusahaan. Proses penentuan dan analisis biaya padaperusahaan dapat menggambarkan suatu
kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Pada dasarnya masalah yang sering timbul
dalam suatu perusahaan adalah perencanaan biaya oleh suatu perusahaan tidak sesuai
dengan apa yang terjadi sesungguhnya (realisasi biaya). Oleh sebab itu untuk dapat mencapai
produksi yang efisien, maka diperlukan suatu pengendalian terhadap biaya produksi yang akan
dikeluarkan. Pengendalian biaya produksi merupakan penggunaan utama dari akuntansi dan
analisis biaya produksi. Komponen biaya utama yaitu upah, bahan baku dan overhead pabrik
perlu dipisahkan menurut jenis biaya dan juga menurut pertanggungjawaban.
Pengendalian terhadap biaya dapat diukur dengan tingkat efisiensi biaya yang dianggarkan
dengan biaya sesungguhnya. Efisiensi biaya dapat diukur dengan
Di samping melakukan perbaikan kinerja, setiap badan usaha harus mempunyai
kemampuan dalam menganalisa lingkungan internal maupun eksternal, sehingga informasi yang
dihasilkan benar-benar lengkap, akurat dan terpercaya baik informasi kualitatif maupun
kuantitatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi.
Melihat pentingnya informasi bagi perusahaan, maka setiap perusahaan berusaha
membuat dan menerapkan sistem informasi akuntansi yang dapat menghasilkan informasi yang
akurat dan tepat waktu. Demikian juga dengan PT Pindad (Persero), dimana perusahaan ini
dalam melaksanakan kegiatan usahanya, mencakup bidang:

a. Manufaktur :
1. Produk senjata dan munisi,
2. Produk kendaraan khusus,
3. Produk piroteknik, bahan pendorong dan bahan peledak (militer dan komersial.),
4. Produk konversi energi,
5. Produk komponen, sarana dan prasarana dalam bidang transportasi,
6. Produk mesin industri dan peralatan industrial,
7. Produk mekanikal, elektrikal, optikal dan opto elektronik.
b. Jasa :
1. Perekayasaan sistem industrial,
2. Pemeliharaan produk/ peralatan industri,
3. Pengujian mutu dan kalibrasi,
4. Konstruksi,
5. Pemesinan,
6. Heat dan Surface Treatment,
7. Peledakan.



c. Perdagangan :
Melaksanakan pemasaran, penjualan dan distribusi produk dan jasa tersebut termasuk
produksi pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
d. Produk dan jasa lainnya dalam rangka memanfaatkan sisa kapasitas yang telah dimiliki
Perusahaan.

Awalnya PT Pindad Persero hanya memiliki satu buah pabrik produksi. Sejak
awal berdirinya perusahaan Paulina Snack pada tahun 2004, proses pencatatan semua
aktivitas dan transaksi perusahaan dilakukan secara manual. Mulai dari aktivitas
pembelian, produksi, penjualan, pencatatan persediaan, penerimaan dan pengeluaran kas,
sampai dengan pelaporan keuangan. Perusahaan tidak menggunakan dokumen-dokumen
formal seperti nota pengeluaran barang jadi, surat penerimaan bahan, dll.
Perusahaan hanya mengandalkan catatan bagian administrasi pada sebuah buku setiap
harinya. Namun demikian, perusahaan tidak mengalami kendala yang berarti,
dikarenakan skala perusahaan yang masih kecil dan sedikitnya transaksi yang terjadi.
Setelah dua tahun berjalan, kondisi perusahaan sudah jauh berbeda dibandingkan dengan
saat pertama perusahaan didirikan. Sekarang perusahaan sudah memiliki dua buah pabrik
produksi. Jumlah transaksi dan skala bisnis yang semakin besar menuntut perusahaan
untuk melakukan perbaikan dalam semua bidang usaha dengan semakin sering terjadinya
perbedaan antara catatan perusahaan dengan bukti fisik yang terdapat di lapangan.
Perusahaan belum memiliki struktur organisasi yang memadai sehingga terdapat
pembagian tanggung jawab berganda untuk beberapa karyawan. Selain itu belum terdapat
prosedur kerja yang sistematis sehingga pertanggungjawaban dokumen tidak jelas.
Dari beberapa masalah yang ada, masalah yang terdapat pada siklus produksi
perusahaan Paulina Snack menjadi fokus dari penulis, karena pada siklus ini banyak
ditemukan kelemahan. Perusahaan masih belum memiliki sistem biaya produksi yang
baik karena tidak terdapat dokumen-dokumen pendukung dalam siklus produksinya.
Ketiadaan dokumen-dokumen terkait dari bagian produksi menyebabkan segala kalkulasi
harga pokok produksi hanya menggunakan harga historis di bulan-bulan sebelumnya
sebagai patokan harga. Hal ini menyebabkan hasil kalkulasi harga pokok produksi yang
dihasilkan tidak akurat dan up to date. Selain itu, kuantitas barang cacat dalam produksi
semakin meningkat sehingga turut mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi
yang tidak akurat. Paulina Snack melakukan produksi tiap batch (sekali putaran/
produksi) yang standar dan berkesinambungan namun memiliki spesifikasi yang berbeda
setiap batch-nya. Perusahaan ini mempunyai tiga varian produk yaitu pilus putih, pilus
merah dan mie kering dimana setiap produk diproduksi per batch, dengan bahan baku
yang berbeda namun melalui proses yang sama. Pilus merah dan putih menggunakan
bahan baku tepung tetapi terdapat tahap pembumbuan untuk pilus merah. Sedangkan mie
kering menggunakan bahan baku mie mentah kering selanjutnya diproduksi dengan
tahapan yang sama dengan pilus merah atau putih hanya saja tidak melewati proses
pembuburan. Dalam penentuan biaya (costing), perusahaan selama ini tidak pernah
menghitung biaya overhead dalam harga pokok produksi. Hal ini menyebabkan
perhitungan biaya produksi tidak lengkap (incompleteness) yang berakibat penentuan laba
perusahaan tidak akurat. Penetapan harga pokok produksi yang lengkap sangat
dibutuhkan para manajer untuk dipakai sebagai panduan dalam menetapkan harga jual
yang dapat bersaing di pasar. Jika perhitungan harga pokok produksi tidak tepat maka
akan mempengaruhi penentuan harga jual produk yang tidak tepat juga. Misalnya,
perhitungan harga pokok produksi yang terlalu tinggi akan menghasilkan harga jual yang
tinggi sehingga produk akan kalah bersaing di pasar. Sebaliknya, jika harga pokok
produksi dihitung terlalu rendah akan menghasilkan harga jual yang rendah sehingga
perusahaan tidak dapat mencapai laba maksimum walaupun produk dapat bersaing di
pasar.
Berdasarkan kondisi diatas, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus tentang
perancangan sistem akuntansi biaya manual pada perusahaan manufaktur Paulina Snack.
Perancangan yang dimaksud disini adalah pembuatan dokumendokumen terkait siklus
produksi, pihak-pihak terkait (dalam hal ini, penulis akan memberikan usulan struktur
organisasi perusahaan secara umum karena perusahaan tidak memiliki struktur organisasi
yang jelas), beserta prosedurnya. Selain itu, penulis akan memberikan contoh perhitungan
biaya produksi untuk menunjukkan komponen-komponen biaya apa saja yang termasuk
dalam biaya produksi. Metode akuntansi yang digunakan normal costing. Metode ini
membebankan bahan baku dan tenaga kerja langsung kepada produk menggunakan biaya
aktual, sedangkan biaya overhead menggunakan tarif yang sudah ditetapkan sebelumnya
(predetermined overhead rate). Penentuan biaya dilakukan berdasarkan batch produksi
sesuai dengan karakter perusahaan. Tujuan costing ini adalah manajer dapat menganalisa,
mengendalikan dan mengevaluasi biaya-biaya per batch produksi sehingga pengambilan
keputusan untuk penentuan harga (pricing) atau pengendalian biaya dapat dilakukan
dengan lebih baik. Diharapkan dengan hasil penelitian ini, perusahaan dapat
mengaplikasikan sistem informasi yang lebih sistematis dalam siklus produksinya serta
dapat menghitung harga pokok produksi dengan lengkap sehingga penentuan laba
perusahaan dapat menjadi lebih akurat

B. Ruang Lingkup Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Permasalahan Penelitian
E. Metodologi Penelitian
F. Sistematika Pembahasan

BAB II
LANDASAN TEORI


BAB III

Anda mungkin juga menyukai