Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KUNJUNGAN K3 DI PT.

SOSRO UNGARAN





Kelompok III :

















PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SEMARANG
TAHUN AJARAN 2014






BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal
yang tidak terpisahkan dalam system ketenagakerjaan dan sumber daya
manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam
meningkatkan jaminan social dan kesejahteraan
para pekerjanya, tapi juga berdampak positif atas keberlanjutan produktivit
as kerjanya. Kendatipun era manajemen K3 telah dimulai dan
diterapkan sejak tahun 1950-an,
kecelakaan dan penyakit akibat kerja masih menjadi permasalahan besar
sampai saat ini. Di Indonesia sendiri, permasalahan kesehatan
dan keselamatan kerja masih terlihat mengkhawatirkan.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh PT. Jamsostek (Persero)
dalam periode 2002
2005 terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 caca
t tetap dan kompensasi lebih dari Rp. 550 milyar (DK3N, 2007).Dari fakta
tersebut memperlihatkan masih rendahnya kualitas
K3 dalam implementasinya di lapangan.
Dengan
demikian, diperlukan sebuah langkah prioritas dalam penuntasan permasal
ahan dari sektor yang paling bermasalah.
Di dalam lingkungan kerja terdapat faktor-faktor yang menyebabkan
beban tambahan
dan dapat menimbulkan gangguan bagi tenaga kerja. Faktor tersebut antara
lain
faktor fisik,faktor kimia, faktor biologi, faktor fisiologis, faktor mental
psikologis.
Tekanan panas merupakan salah satu faktor fisik yang dalam keadaan
tertentu dapat
menimbulkan gangguan, oleh karena itu iklim kerja atau cuaca kerja harus
dibuat
senyaman mungkin dengan mengatur dan mengendalikan suhu udara,
udara dan kecepatan udara untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi
tekanan
panas. Negara Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dengan ciri
utamanya adalah suhu dan kelembaban yang tinggi. Dalam Industri atau
perusahaan keadaan yang menunjukkan suatu suhu dan kelembaban lingkungan
biasa disebut dengan iklim kerja.Iklim kerja merupakan salah satu unsur dari
pekerjaan yang mempunyai peran penting
dalam proses produksi dan tidak boleh kita menganggap remeh tentang iklim
kerja.
Pekerjaan dengan suhu tinggi memerlukan penerapan teknologi dan pengaturan ik
lim kerja yang baik dalam proses produksi maupun proses distribusinya.
Dengan lingkungan kerja yang nyaman maka semangat kerja akan meningkat, dan
produktivitas meningkat.
Di industri atau perusahaan di indonesia sekarang ini banyak yang belum
sadar tentang iklim kerja. Kondisi seperti ini seharusnya sudah menjadi perhatian,
karena iklim kerja
yang baik akan mempengaruhi kenyamanan dan produktivitas, misalnya
iklim kerja yang panas dapat mempengaruhi kondisi pekerja, karena dengan panas
yang didukung dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung maka pekerja
akan cepat kehilangan energy (daya tahan tubuh) dan akan berimbas pada
semangat bekerja. Panas merupakan sumber penting
dalam proses produksi maka tidak menutup kemungkinan
pekerja dapat terpapar langsung. Jika pekerja terpapar dalam jangka waktu yang la
ma maka pekerja yang terpapar panas dapat mengalami penyakit akibat kerja yaitu
menurunnya daya tahan tubuh dan berpengaruh terhadap timbulnya gangguan
kesehatan sehingga berpengaruh terhadap produktivtas dan efisiensi kerja. dan
juga harus memperhatikan Nilai Ambang Batas (NAB) yang mempengaruhi
ketahanan tubuh.Pada saat seseorang bekerja di lingkungan suhu ekstrim panas
maka suhu inti tubuhnya akan mulai naik dan keringat diproduksi oleh tubuh
dengan tujuan untuk melepaskan panas berlebih di tubuh melalui proses
penguapan keringat. Jika cairan tubuh yang keluar dari tubuh yang berupa
keringat tersebut tidak digantikan maka tubuh tidak akan mampu memproduksi
keringat kembali menyebabkan temperatur inti tubuh akan terus meningkat yang
kemudian akan menyebabkan timbulnya masalah yang serius (OSHD epartement
of Labor Wellington New Zealand,1997).
Hampir seluruh organ tubuh
dapat bekerja secara maksimal pada temperatur yang relatif konstan sekitar 37
0
C.
Temperatur tubuh diluar temperatur normal, baik akibat kondisi lingkungan
maupun aktivitas fisik dapat menyebabkan kerusakan jaringan-jaringan tubuh
(King,2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Andrey Livchak yang berjudul The Effect
of Supply Air Systems on Kitchen Thermal Environment diperoleh hasil bahwa
faktor suhu berpengaruh terhadap produktivitas. Jika suhu pada ruangan
meningkat 5,5 o C diatas tingkatan nyaman akan menyebabkan
penurunan produktivitas sebesar 30%.
Penelitian lain oleh Ora Ola Lina Manurung yang berjudul Identifikasi Bahaya
Paparan Panas Pada Pekerja Di Lingkungan Kerja Industri Strategis PTX
diperoleh hasil bahwa kontribusi paparan panas
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan pekerja adalah untuk penurunan
tekanan darah sistolik 35%, penurunan tekanandiastolic 36%dan kenaikan suhu
tubuh adalah 89,2%. Penelitian Borghi pada pekerja pabrik gelas yang terpapar
panas dengan suhu 29-31o C WBGT di lingkungan kerja selama lebih dari 5
tahun menemukan batu asam urat di saluran kemih pada sekitar 38,8% pekerja
yang mengeluh pegal atau nyeri di daerah pinggang dan/atau rasa panas atau sakit
saat buang air kecil. Batu asam urat di saluran kemih akan menimbulkan beberapa
masalah selain rasa nyeri, bila berlangsung lama serta tidak ditangani secara
seksama, dapat menjadi salah satu faktor penyebab gangguan fungsi ginjal.
Akibatnya selain merugikan pekerja, juga perusahaan secara keseluruhan
produktivitas kerja akan menurun, dan biaya kesehatan pekerja akan meningkat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimanakah gambaran iklim kerja lingkungan industri pada PT
Sinar Sosro?
2. Masalah iklim kerja apakah yang terdapat pada PT Sinar Sosro?
3. Apakah pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi masalah
yangberkaitan dengan iklim kerja di PT Sinar Sosro?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum Didapatkannya gambaran bahaya paparan panas di
tempat kerja pada bagian produksi.
2. Tujuan Khususa.
a. Didapatkannya informasi tentang gambaran area kerja
Pabrik produksi teh botol
b. Didapatkannya informasi tentang sumber panas pada
Pabrik produksi teh botol
c. Didapatkannya informasi tentang pelaksanaan pengukuran
panas ditempat kerja pada produksi teh botol
d. Diketahuinya dampak paparan panas bagian produksi teh
botol
e. Diketahuinya tindakan pengendalian terhadap terjadinya
paparan panas yang sudah dilakukan pada bagian produksi.






BAB II

PENGAMATAN PRODUKSI


A. Lokasi / Unit kerja
PT Sinar Sosro terletak di Jl. Raya Ungaran-Solo Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang. Karakteristik bangunan tempat kerja ini
terdiri dari beberapa bagian diantaranya Industri pengolahan minuman ,
kantor, tempat produksi, tempat penyimpanan / gudang,tempat pengolahan
limbah padat dan cair. Dari beberapa tempat tersebut merupakan tempat
yang tertutup.
B. Kelompok Pekerja
Di PT Sinar Sosro jumlah pekerja mencapai kurang lebih 900 orang, yang
masing- masing pekerja menempati bagian yang yang berbeda dan tugas
yang berbeda.
C. Keselamtan Kerja
Perusahaan memberikan APD berupa: Masker, sepatu boot, sarung
tangan, kacamata,penutup telinga. Namun sebagian dari tenaga kerja ada
yang tidk menggunakan APD tersebut karena mereka beranggapan jika
APD tersebut digunakan justru akan mengganggu proses produksi yang
berjalan dan pekerja merasa tidak nyaman ketika memakai APD (contoh :
Masker membuat para tenaga kerja merasa kesulitan untuk bernapas. Dan
penutup telingga, membuat mereka tidak nyaman jika bahan yang
digunakan untuk membuat ear plige tersebut karena bahan terlalu keras.
D. Gizi Kerja
Perusahaan menyediakan makanan dan minuman bagi tenaga kerja untuk
perbaikan status gizi para pekerja.
E. Identifikasi Kebisingan
1. Intensitas Panas : -2.
2. Frekuensi Panas : -3
3. Lama paparan : 8 jam
F. Jenis Potensi Bahaya
Potensi terjadinya kecelakaan akibat kerja karena tenaga kerja tidak
memakai APD,gangguan pendengaran, kelelahan pada mata, miliaria.
G. Pengontrolan Alat
Dilakukan pengontrolan alat secara rutin agar tidak terjadi kerusakan alat.
H. Tahapan Proses Produksi
1. Pengumpulan Botol kosong
2. Pensortiran Botol yang tidak layak pakai (misal ada botol yang
cacat)
3. Pencucian dan sterilisasi Botol
4. Pengisian, pensortiran isi Botol dan penutupan Botol
5. Pemasukan Botol di dalam krat (cratter ) dan kemudian di
distribusikan. Proses produksi pada PT Sinar Sosro setiap hari
dimulai pada pukul 08.00 pagi sampai dengan 16.00 sore (shift
pertama), jam 16.00 sore sampai dengan jam 24.00 malam (shift
kedua), dan jam 24.00 sampai dengan jam 08.00 pagi(shift ketiga).
Dan istirahat tenaga kerja pada shift pertama pukul 12.00-13.00,
pada shift kedua pukul 20.00-21.00 dan pada shift ketiga pukul
04.00-0500.











BAB III

PERMASALAHAN

Masalah kesehatan yang dialami pekerja pada bagian produksi pada PT
sinar Sosro adalah panas pada mesin pencucian botol dan juga di dukung oleh
ruangan yang panas karena fentilasi udara yang kurang. Jarak yang dekat dengan
sumber panas seperti mesin pencucian menyebabkan tenaga kerja memiliki
kemungkinan besar untuk kontak dengan sumber panas. Pada PT Sinar Sosro
tingkat kepanasan pada ruang produksi mencapai 40
0
C dan hal ini bisa
menyebabkan pekerja terkena ruam akibat panas.




















BAB IV

PEMBAHASAN

A. Iklim Kerja
1. Pengertian Iklim Kerja
Iklim kerja adalah hasil panduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara
dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai
akibat dari pekerjanya (Manaker, 1999). Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu
udara, kelembabab udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari
keempat faktor ini dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh yang disebut
tekanan panas (Ramdan 2007). Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu tempat
kerja. Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan
dapat menurunkan kapasitas kerja yang berakibat menurunya efisiensi dan
produktivitas kerja. Suhu udara dianggap nikmat bagi orang Indonesia
ialah berkisar 24
0
C sampai 26
0
Cdan selisih suhu di dalam dan diluar tidak boleh
lebih dari 5
0
C. Batas kecepatan angi secara kasar yaitu 0,25 sampai 0,5 m/dtk
(Subaris, 2007).
2. Macam Iklim Kerja
Kemajuan teknologi dan proses produksi di dalam industri telah menimbulkan suatu
lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu yang dapat berupa iklim
kerja panas dan iklim kerja dingin.
a. Iklim Kerja Panas
Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat
disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar
matahari (Budiono, 2008). Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak
molekul yang secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil sampah
dari metebolisme dan panas tubuh yang dikeluarkan ke lingkungan sekitar. Agar
tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan panas maka tubuh
mengendalikan usaha pertukaran panas dari tubuh ke lingkingan sekitar melalui
kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi (Sumamur 1996),
yaitu :
1) Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-bendasekitar
dengan melaluisentuhan atau kontak. Konduksi akan menghilangkan panas dari
tubuh apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan akan
menambah panas kepada tubuh apabila benda-bendasekitar lebih panas dari
tubuh manusia.
2) Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui
kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan panas terbawa oleh
udara sekitar tubuh.
3) Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang lebih panjang dari sinar matahari.
4) Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepat menguap bila
udara diluar badan kering dan terdapat aliran angin sehingga terjadi pelepasan
panas dipermukaan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhu
badan bisa menurun.
Lingkungan kerja panas dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:
1) Lingkungan panas lembab ditandai dengan temperatur bola kering yang tinggi
disertaitekanan uap air yang tinggi.
2) Lingkungan panas kering ditandai dengan temperatur bola keringmencapai 40
0
C
disertai beban panas radiasi tinggi. Terdapat beberpa contoh tempat kerja dengan
iklim kerja panas diantaranya:
a) Proses produksi yang menggunakan panas, misalnya peleburan,pengeringan,
pemanasan.
b) Pekerjaan yang langsung terkena sinar matahari, misalnya pekerjaan jalanraya,
bongkar muat, nelayan, petani.
c) Tempat kerja dengan ventilasi udara kurang.Efek terhadap Kesehatan, efek
panas terhadap kesehatan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,obesitas,
keseimbangan air dan elektrolit, serta kebugaran. Ada 2 cara tubuh
untuk menghasilkan panas yang terdiri dari panas metabolisme dimana tubuh
menghasilkan panas pada saat mencerna makanan, bekerja dan latihan,
kemudian panas lingkungan dimana tubuh menyerap panas dari lingkungan
sekeliling,berupa panas matahari atau panas ruangan.Apabila tubuh terpapar
cuaca kerja panas, secara fisiologis tubuh akan berusaha menghadapinya
dengan maksimal, dan bila usaha tersebut tidak berhasil akan timbul efek yang
membahayakan. Karena kegagalan tubuh dalam menyesuaikan dengan
lingkungan panas maka timbul keluhan-keluhan seperti kelelahan, ruam
panas,heat cramps, heat exhaustion,danheat stroke, yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1) Ruam panas (prickly heat) Dapat terjadi dilingkungan panas, lembab
dimana keringat tidak dapat dengan mudah menguap dari kulit. Keadaan ini
dapat mengakibatkan ruam yang dalam beberapa kasus menyebabkan rasa
sakit yang hebat. Prosedur untuk mencegah atau memperkecil kondisi ini
adalah beristirahat berulang kali ditempat yang
dingin dan mandi secara teratur untuk memastikan dengan seksama
kekeringan pada kulit.
2) KelelahanOrang bekerja maksimal 40 jam/minggu atau 8 jam sehari.
Setelah4 jam kerja seseorangharus istirahat, karena terjadi penurunan kadar
guladalam darah. Tenaga kerja akan merasacepat lelah karena
pengaruhlingkungan kerja yang tidak nyaman akibat tekanan panas.
Carayang terbaik mengatasi kondisi ini dengan memindahkan pasien
ketempat dingin,memberikankompres dingin, kaki dimiringkan keatas dan
diberi banyak minum.
3) Heat crampsDapat terjadi sebagai akibat bertambahnya keringat
yangmenyebabkan hilangnya garamnatrium dari dalam tubuh, sehingga
bisamenyebabkan kejang otot, lemah
dan pingsan.Kondisi ini biasanya melebihidari kelelahan karena panas. Kon
disi ini dapatdiobati melalui meminumcairan yang mengandung elektrolit
seperti calcium, sodium and potassium.
4) Heat exhaustion
Biasanya terjadi karena cuaca yang sangat panas terutama bagi mereka yang
belum beradaptasi tehadap udara panas. Penderita biasanya keluar keringat
banyak tetapi suhu badannormal atau subnormal, tekanandarah menurun,
denyut nadi lebih cepat.e)
5) Heat strokeTerjadi karena pengaruh suhu panas yang sangat hebat, sehingga
suhu badan naik, kulit keringdan panas (AM Sugeng Budiono, 2003:
37).Kondisi ini harus diatasi melalui mendinginkantubuh korban dengan air
ataumenyelimutinya dengan kain basah. Segera mencari
pertolonganmedis.Tingkat kerja cenderung mengatur sendiri, yakni pekerja
akan secara volunter menurunkan tingkat pekerjanaya bila dia merasakan
panas berlebihan, kecuali pemadamankebakaran dan pekerjaan
penyelamatan, karena tekanan psikologi akan mengatasi
kondisinormal.Faktor luar seperti kadar kelembaban dan angin akan
mempengaruhi tekanan pakaianterhadap aliran panas. Pakaian yang lembab
akan mempunyai tekanan yang lebih rendah.Kecepatan aliran udara yang
lebih tinggi akan cenderung mengempiskan pakaian,mengurangi
ketebalannya juga. Sementara pada pakaian yang teranyam terbuka, angin
dapatmengilangkan lapisan udara hangat yang ada didalam. Kecuali jika
dipergunakan sebagai pelindung bahaya kimia atau bahaya lainnya. Isolasi
perorangan cenderung mengatur sendiri,orang menambah atau membuang
lapisan pakaian sesuai dengan perasaan kenyamanannya.Lama pemajanan
dapat beragam sesuai dengan jadwal kerja atau istirahat, lebih baik
denganmasa istirahat yang diambil dalamlingkungan yang kurang ekstrem
(Harrington, 2005).Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi
dengan iklim tropis yangsuhunya sekitar 29-30
0
C dengan kelembaban
sekitar 85-95%. Aklimitasi terhadap
panas berarti suatu proses penyesuaian yang terjadi pada seseorang selama s
eminggu pertama berada di tempat panas, sehingga setelah itu ia mampu
bekerja tanpa pengaruh tekanan panas.
b. Iklim Kerja DinginPengaruh suhu dingin dapat mengurangi effisiensi dengan
keluhan kaku ataukurangnay koordinasi otot. Sedangkan pengaruh suhu ruangan
sanagt rendah terhadapkesehatan dapat mengakibatkan penyakit yang terkenal
yang disebut dengan Chilblains,trench foot, dan frosbite. Pencegahan terhadap
gangguan kesehatan akibat iklim kerja suhu dingin dilakukan melalui seleksi
pekerja yang fit dan penggunaan pakaian pelindung yang
baik. Disamping itu, pemeriksaan kesehatn perlu juga dilakukan secara periodic (
Budiono,2008). Terdapat beberapa contoh tempat kerja dengan iklim kerja dingin
diantaranya di pabrik es, kamar pendingin, laboratorium, ruang computer dan
lain-lain. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan iklim dingin, yaitu:
1) ChilblainsBagian tubuh yang terkena membengkak, merah,panas dan sakit
diselingi gatal.Penyakit ini diderita akibat bekerjaditempat dingin dengan
waktu lama dan akibat defisiensi besi.
2) Trench footKerusakan anggota badan terutama kaki akibatkelembaban atau
dingin walau suhudiatas titik beku. Stadium inidiikuti tingkat hyperthermis
yaitu kaki membengkak, merah,dansakit. Penyakit ini berakibat cacat semetara.
3) Frosbite :Akibat suhu rendah dibawah titik beku, kondisi sama seperti
trenchfoot namun stadium akhir penyakit Frosbite adalah gangrene dan bisa
berakibat cacat tetap.
3. Tekanan Panas
Penilaian tekanan panas dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang
selanjutnya dapat digolongkan dalam :
1) Climatic faktor : suhu udara, humidity, radiasi, kecepatan gerak udara.
2) Non climatic faktor : panas, metabolisme, pakaian kerja dan tingkat
aklimatisasi (Subaris, 2007). Untuk menyederhanakan pengertian mka
beberapa ahli menciptakan suatu indeks menurut fungsinya, sebagai berikut:
a) Suhu efektif yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yang dialami oleh
seseorang tanpa bajudan kerja ringan dalam berbagai kombinasi suhu,
kelembaban dan kecepatan aliran udara.
b) Cara ini mempunyai kelembaban yaitu tidak memperhitungkan panas
radiasi dan panasmetebolisme tubuh sendiri.
c) Indeks suhu basah dan bola (Wet Bulp-Globe Temperature Index) dengan
rumus untuk pekerjaan yang mengalami kontak dengan sianar
matahari: ISBB = (0,7 x suhu basah) + (0,2x suhu radiasi) + (0,1 x suhu
kering).
d) Sedangkan untuk pekerjaan yang tidak kontak dengan sinar matahari
digunakan rumusansebagai berikut : ISBB = (0,7 x suhu basah) + (0,3
x suhu radiasi)
e) Indeks kecepatan pengeluaran keringat selama 4 jam, sebagai akibat dari
kombinasi suhu,kelembaban dan kecepatan gerakan udara serta panas
radiasi. Dapat juga dikoreksidenganpakaian dan tingkat kegiatan pekerjaan.
f) Inderks Balding-Hatch yaitu pengukuran tekanan panas dengan
menghubungkan kemampuan berkeringat dari orang standar yaitu orang
yang masih muda dengan tinggi 170 cm dan berat154 pond, kondisi sehat,
kesegaran jasmani baik serta beraklimatisasi terhadap panas. Metodeini
mendasarkan indeknya atas perbandingan banyaknya keringat yang
diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk
berkeringat. Untuk menentukanindeks tersebut diperlukan pengukuran suhu
kering dan basah, suhu globethermometer,kecepatan aliran udara dan
produksi panasakibat kegiatan kerja (Ramdan, 2007).
3) Pengukuran Iklim Kerja
Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer untuk
mengukur suhu basah, temometer kata untuk mengukur kecepatan udara dan
termometer bola untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim
kerja dapat menggunakan Questemp yaitu suatu alat digital untuk mengukur
tekanan panas dengan parameter Indek Suhu. Bola Basah (ISBB). Alat ini
dapat mengukur suhu basah, suhu kering dan suhu radiasi.Pengukuran tekanan
panas di lingkungankerja dilakukan dengan meletakkan alat padaketinggian 1,2
m (3,3kaki) bagi tenaga kerja yang berdiri dan 0,6 m (2 kaki) bila tenaga
kerjaduduk dalam melakukan pekerjaan. Pada saat pengukuran reservoir
(tandaon) termometer suhu basah diisi dengan aquadest dan waktu adaptasi alat
10 menit (Tim Hiperkes, 2006).




BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Gambaran iklim kerja di lingkungan industri pada PT Sinar Sosro
melebihi NAB, sedangkan pada divisi cor bagian peleburan
ISBB melebihi batas NAB dengan pengukuran ISBB selaman sepuluh
menit sebanyak satu kali pengukuran. Permasalahan iklim kerja yang
terdapat pada PT Sinar Sosro adalah ruam panas dan kelelahan akibat
panas. Pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi masalah iklim kerja
diPT. Sinar Sosro adalah dengan pengendalian teknis, dan APD, namun
pada pelaksanaannya belum tercapai seluruhnya.
B. SARAN
Pelaksanaan pengendalian secara paripurna untuk mencegah masalah
kesehatan yang terjadi pada para pekerja yang bekerja di lingkungan iklim
panas karena tidak optimalnya hal-hal sebagai berikut :
1. Isolasi sumber panas
2. Local exhaust
3. Optimalisasi aklimatisasi
4. Pengaturan waktu kerja dan istirahat setiap jam
5. Penggunaan APD berupa pakaian khusus,sarung tangan, dan
sepatu baja.Perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan khusus untuk
masalah iklim kerja yang terdapat pada PT Sinar Sosro.

Anda mungkin juga menyukai