Anda di halaman 1dari 10

BP/BK

URAIAN TUGAS DAN WEWENANG


BIMBINGAN KONSELING (BK)
Koordinator BP/BK
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah atas terselenggaranya
bimbingan konseling/bimbingan kejuruan kepada siswa SMK Nusa
Mandiri
Wewenang :
Mengkordinir penyelenggaraan bimbingan konseling/bimbingan
kejuruan
Meningkatkan pelaksaaan pelayanan bimbingan konseling/
bimbingan kejuruan
Tugas :
Membuat program tahunan pelaksanaan bimbingan
konseling/bimbingan kejuruan
Membuat pembagian tugas guru BK dalam pelaksanaan layanan
bimbingan konseling/bimbingan kejuruan
Memantau pelaksanaan layanan bimbingan konseling/bimbingan
kejuruan
Mengevaluasi pelaksaan bimbingan konseling/bimbingan kejuruan
Menganalisis pelaksanaan bimbingan konseling/bimbingan kejuruan
Melaporkan pelaksanaan bimbingan konseling/bimbingan kejuruan
secara berkala dan insidental
Staf BP/BK
Tanggung Jawab :
Membatu Koordinator BK bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah
atas terselenggaranya bimbingan konseling/bimbingan kejuruan kepada
siswa SMK Nusa Mandiri.
Wewenang :
Membatu Koordinator BK mengkordinir penyelenggaraan bimbingan
konseling/bimbingan kejuruan
Membatu Koordinator BK meningkatkan pelaksaaan
pelayanan bimbingan konseling/ bimbingan kejuruan
Tugas :
Membantu Koordinator BK membuat program tahunan pelaksanaan
bimbingan konseling/bimbingan kejuruan
Membatu Koordinator BK membuat program tahunan pelaksanaan
bimbingan konseling/bimbingan kejuruan
Membatu Koordinator BK memantau pelaksanaan layanan bimbingan
konseling/bimbingan kejuruanMembatu
Koordinator BK mengevaluasi pelaksaan bimbingan
konseling/bimbingan kejuruanMembatu
Koordinator BK menganalisis pelaksanaan bimbingan
konseling/bimbingan kejuruan
Membatu Koordinator BK melaporkan pelaksanaan bimbingan
konseling/bimbingan kejuruan secara berkala dan insidental
SASARAN MUTU BK
1. Siswa mentaati tata tertib minimal 95 %
2. Penurunan tingkat kebutuhan layanan khusus Bimbingan Konseling
sesuai dengan bidang layanan sebesar kurang dari 25 %.
3. Siswa tidak terlambat datang ke sekolah minimal 80 %
Sekilas tentang BP/BK
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa
berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar
maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
berdasarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No.
025/D/1995)
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik
dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang
optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan
lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam
lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses
perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan
lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan
konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk
mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara
individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk
mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks
adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran
bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan
peserta didik. (Naskah Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan
Profesional Konselor dan Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
dalam Jalur Pendidikan Formal, 2007).
Merujuk pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi Konselor.
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan
sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru,
dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur (UU
No. 20/2003, pasal 1 ayat 6). Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran
posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak
menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor,
memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting layanan spesifik
yang mengandung keunikan dan perbedaan.
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan
dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada
ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan
dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya
memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya
atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal
(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Dalam konteks tersebut, hasil studi lapangan (2007) menunjukkan
bahwa layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah sangat
dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik di
Sekolah/Madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan pengarahan
diri dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang
memayungi layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah,
serta perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenagaan maupun
manajemen.
Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik
dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan
keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta
didik; tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk
seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas
pada peserta didik tertentu atau yang perlu dipanggil saja, melainkan
untuk seluruh peserta didik.
Tujuan layanan bimbingan ialah agar siswa dapat :
1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir
serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.
2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta
didik secara optimal.
3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya.
4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan
kesempatan untuk :
1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas
perkembangannya.
2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya.
3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta
rencana pencapaian tujuan tersebut.
4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,
kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya
secara optimal.
Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah :
1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu
peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya
konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang
mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak
dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan
bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun
teknik yang dapat digunakan adalah layanan orientasi, informasi,
dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu
diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah
terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya :
bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan,
drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya
lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel
Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan
program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam
upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah layanan
informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain
storming), home room, dan karyawisata.
4. Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian
bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik
yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu
siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi,
dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai
dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan
pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana
pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru
untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa).
Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa,
pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses
pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan siswa.
7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu
siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut.
1. Asas Kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang
peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data
atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh
orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli)
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperlukan baginya.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di
dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru
pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta
didik (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya
asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik
yang menjadi sasaran layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat
terbuka, guru pembimbing terlebih dahuu harus bersikap terbuka
dan tidak berpura-pura.
4. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran
layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu
mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni:
peserta didik (konseli) sebagai sasaran layanan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi siswa-siswa yang mandiri dengan ciri-
ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap
layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi
berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling
ialah permasalahan peserta didik (konseli) dalam kondisinya
sekarang. Layanan yang berkenaan dengan masa depan atau
kondisi masa lampau pun dilihat dampak dan/atau kaitannya
dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
7. Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (konseli)
yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan
tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak
lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama
antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus
dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9. Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan
nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang
berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling
yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya
tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh,
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik (konseli) memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
10. Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini,
para pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan
dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud
baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan dan
konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan
konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (konseli)
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,
guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing
dapat mengalih tangankan kasus kepada guru mata
pelajaran/praktik dan lain-lain.
Kegiatan Pokok Bimbingan dan Konseling
Macam-macam layanan bimbingan dan konseling :
1. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki
peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya
peserta didik di lingkungan yang baru itu.
2. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti
informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta
didik (klien).
3. Layanan Penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat
(misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan
ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi
pribadinya.
4. Layanan pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
dalam menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya.
5. Layanan Konseling Individual
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara
perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (teruama dari
guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-ama pokok
bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjanguntuk
pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk
pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun
sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dan/atau tindakan tertentu.
7. Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok,
masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami
oleh masing-masing anggota kelompok.
Kegiatan Pendukung diantaranya :
1. Aplikasi Instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien),
keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih
luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan denagn berbagai cara
melalui instrumen baik tes maupun nontes.
2. Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun
seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik (klien). Himpunan data perlu
dielenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu,
dan sifatnya tertutup.
3. Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas
permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat
memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka
konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
4. Kunjungan Rumah
Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk memperoleh
data, keteranang, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan ke rumahnya.
Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan
anggota keluarga klien yang lainnya.
5. Alih tangan kasus
Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah
yang dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan
kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan
kerjasama yang erat dan amntap antara berbagi pihak yang dapat
memberikan bantuan dan atas penanganan masalah tersebut (terutama
kerjasama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).
Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling ini,
kesemuanya saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun
tidak langsung. Saling keterkaitan dan tunjang menunjang antara
layanan dan pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungi yang diemban
oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung.

Anda mungkin juga menyukai