Anda di halaman 1dari 2

Deep Neck Space Infection (DNI)

Presentasi
Rata-rata usia pasien yang mengalami DNI adalah antara 40-50 tahun. Paling tinggi
prevalensinya terjadi pada kelompok sosioekonomi rendah terutama akibat higienitas oral yang
buruk dan buruknya perawatan gigi. Pada pasien pediatric, infeksi ini bisa terjadi di semua usia,
paling banyak pada usia 3-5 tahun. Abses retrofaringeal merupakan yang paling banyak terjadi
pada populasi pediatric karena adanya lymph node yang mengalami atrofi seiring bertambahnya
usia.
Pasien dengan deep neck space infection bisa datang dengan keluhan apa saja. Dua
keluhan utama yang paling sering adalah nyeri tenggorokan dan odynophagia. Pada pasien
dengan abses peritonsillar, gejala utama yang paling sering adalah pembengkakan pada leher dan
nyeri pada leher. Pada pasien pediatric, yang paling sering muncul adalah keluhan demam,
penurunan asupan makanan, odynophagia, dan malaise. Dehidrasi juga dapat muncul karena
berkurangnya asupan makanan dan minuman. Tanda-tanda klinis lain yang dapat terlihat antara
lain torticollis akibat inflamasi pada SCM, nyeri leher ketika digerakkan, otalgia, nyeri kepala,
dan perubahan kualitas suara.
Etiologi
Etiologi yang paling sering adalah faringitis dan tonsillitis akibat infeksi odontogenik.
Infeksi tersebut terjadi pada pasien yang mengalami ekstraksi gigi dan pada pasien kelompok
sosioekonomi rendah akibat kurangnya akses menuju pelayanan kesehatan gigi. Pada pasien
pediatric, infeksi tersebut biasanya akibat dari lymph node yang suppurative karena ISPA,
faringitis, otitis media, dan tonsillitis. Pada daerah dimana banyak terjadi intravenous drug abuse,
infeksi tersebut dapat berasal dari injeksi yang terkontaminasi ke vena jugular. Pada pasien
dengan DNI berulang, harus dipikirkan adanya kelainan kongenital.
Organisme yang paling sering menimbulkan infeksi adalah Gram positif aerob, kemudian
diikuti oleh anaerob, Gram negatif aerob, dan fungi. Gram positif yang paling banyak adalah
Streptococcus sp. kemudian Staphylococcus sp. Streptococcus Beta Hemolytic merupakan
subgroup yang paling sering, diikuti oleh Streptococcus viridians dan Staphylococcus aureus.
Pada pasien diabetes, organism yang paling banyak menyebabkan infeksi adalah Klabsiella
pneumoniae
Terapi
Pasien dengan suspek DNI harus dimulai terapi antibiotik. Kebanyakan pasien diberikan
antibiotik IV yang targetnya adalah Gram positif coccus dan anaerob. Pada pasien diabetes harus
menerima antibiotic yang bisa melawan Gram negatif anaerob juga. Pada Negara-negara
berkembang, terapi empiris dengan ampisilin, gentamisin dan metronidazole merupakan terapi
yang efektif. Ketika hasil kultur sudah ditemukan, maka terapi antibiotic harus disesuaikan
dengan organism penyebabnya. Ketika pasien sudah bisa mengkonsumsi per oral, maka segera
ganti rute pengobatan menjadi per oral. Tidak ada consensus mengenai durasi terapi antibiotic
oral.
Pada pasien dengan abses phlegmon, harus dilakukan pencitraan. CT scan leher dengan
kontras merupakan pencitraan yang paling banyak digunakan karena dapat menggambarkan
selulitis dan abses.
Komplikasi
Obstruksi jalan napas dan asphyxia merupakan komplikasi yang paling potensial terjadi
pada DNI. Komplikasi lain yang bisa terjadi adalah sepsis, thrombosis vena jular internal,
perdarahan saluran pencernaan atas, mediastinitis, dan vocal cord palsy.
Referensi:
http://www.utmb.edu/otoref/grnds/Deep-neck-infection-051005/Deep-neck-infection-051005.htm

Anda mungkin juga menyukai