Anda di halaman 1dari 28

LIPID

Diajukan sebagai Tugas Kelompok untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Biokimia Pangan

Disusun oleh:
1. Khanang Eka Prasetya 24030110110046
2. Sitta Noor Fatmawati 24030110120019
3. Ela Hartila 24030110121002


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Senyawa Lipid dan turunannya dibutuhkan semua orang. Bahkan, pada makanan
pertama yang diasup manusia ketika baru lahir, yakni ASI, terdapat senyawa lipid
(lemak) di dalamnya.
Dalam makanan yang gurih lezat biasanya terkumpul senyawa lipid (lemak) pada
makanan tersebut. Klasifikasi lipid makanan bermacam-macam. Bisa dilihat dari
sumbernya, yaitu yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Ada lagi
penggolongan lain, yaitu berdasarkan susunan unit-unit atom karbon., dan lain
sebagainya.
Dalam sumber pangan yang kita konsumsi sehari hari terdapat senyawa lipid
dengan berbagai konsentasi didalamnya. Dimana dengan adanya senyawa lipid
tersebut memberrikan pengaruh terhadap sifat dari bahan pangan tersebut. Oleh
karena itu penulis membuat makalah mengenai sumber pangan yang mengandung
lipid serta sifat-sifat dari senyawa lipid tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan pada penulisan makalah ini adalah berfokus pada sumber pangan
yang mengandung lipid serta sifat-sifat dari senyawa lipid tersebut.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
a. Mengetahui definisi dari senyawa lipid
b. Mengetahui sumber pangan yang mengandung senyawa lipid
c. Mengetahui sifat dari senyawa lipid


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LIPID
Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Untuk memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa
yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Para
ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat kimia
seperti lemak, dimasukkan kedalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat
kimia yang dimaksud ialah:
(1) Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik misalnya ester, aseton,
kloroform, benzena.
(2) Ada hubungan dengan asam lemak atau esternya
(3) Mempunyai kemungkinan digunakan oleh mahluk hidup. Jadi berdasarkan sifat
fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi
dengan menggunakan pelarut lemak tersebut. Jaringan bawah kulit di sekitar perut,
jaringan sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar
90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai
30% .
2.1.1 Fungsi lipid
Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:
1. Sebagai penyusun struktur membran sel
Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-
material.
2. Sebagai cadangan energi
Lipid disimpan sebagai jaringan adipose


3. Sebagai hormon dan vitamin
Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu regulasi
proses-proses biologis.
2.1.2 Sumber Lipid
Lipid banyak terkandung pada berbagai bahan pangan yang ada dikehidupan.
Diantaranya terdapat pada lemak hewan, lemak susu, mentega, keju, cream, santan,
minyak kelapa, margarin, kue-kue yang terbuat dari bahan tersebut (yang merupakan
golongan lemak jenuh ). Banyak juga terdapat dalam minyak kedelai, minyak zaitun,
dan minyak ikan.
2.1.3 Penggolongan lipid
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar, yakni:
1. Lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya:
lemak atau gliserida dan lilin(waxes).
2. Lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
contohnya: fosfolipid.
3. Derivate lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid,
contohnya: asam lemak, gliserol, dan sterol.
Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam
dua golongan yang besar, yakni:
1. Lipid yang dapat disabunkan yaitu dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya
lemak.
2. Lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.
Dan beberapa golongan lipid berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu:
1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam.
2.2 Asam lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau
lemak, baik berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam lemak merupakan asam
monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:
CH
3
(CH
2
)
n
COOH atau C
n
H
2n+1
-COOH
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C
12
sampai dengan C
24
. Ada dua macam
asam lemak yaitu:
1. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap
2. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap




Struktur asam lemak jenuh



Struktur asam lemak tak jenuh

Beberapa asam lemak yang umum terdapat sebagai ester dalam tumbuhan atau
hewan tertera pada table.
Tabel 1. Beberapa asam lemak yang umum

Dari table tampak bahwa asam lemak jenuh yang mempunyai rantai karbon
pendek, yaitu asam butirat dan asam kaproat mempunyai titik lebur yang rendah. Ini
berarti bahwa kedua asam tersebut berupa zat pada suhu kamar. Makin panjang rantai
karbon, maka titik leburnya tinggi. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat pada
suhu kamar.
Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh
mempunyai titik lebur lebih rendah. Disamping itu makin banyak jumlah ikatan
rangkap, makin rendah titik leburnya. Hal ini tampak pada titik lebur asam linoleat
yang lebih rendah dari titik lebur asam oleat. Asam butirat larut dalam air. Kelarutan
asam lemak dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Asam
kaproat larut sedikit dalam air, sedangkan asam palmitat, asam stearat, oleat dan
linoleat tidak larut dalam air. Umumnya asam lemak larut dalam ester atau alkohol
panas.
Tabel 2. Asam-asam lemak penting bagi tubuh








Asam stearat Asam oleat Asam arakhidonat
Beberapa contoh struktur asam lemak

2.3 Gliserida netral (lemak netral)
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari
gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap
gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama.
Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan
dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak
dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber
lipid.

Struktur trigliserida sebagai lemak netral

2.3.1 Lemak
Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan
gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom karbon.
Jadi setiap kabon mempunyai gugus OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu,
dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester yang disebut monogliserida
atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol dapat mengikat tiga molekul asam
lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.

Struktur Lemak
R1 COOH, R2 COOH, dan R3 COOH ialah molekul asam lemak yang terikat
pada gliserol. Asam lemak yang terdapat dialam ialah asam palmitat, stearat, oleat
dan linoleat
2.3.2 Sifat-Sifat Lemak
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan
lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik
lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa
disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan
mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda. Seperti halnya lipid pada
umumnya, lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut dalam air, sedangkan
gliserida asam lemak panjang tidak larut. Semua gliserida larut dalam ester kloroform
atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.
Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama diudara akan menimbulkan rasa
bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan
asam lemak bebas. Disamping itu dapat Pula terjadi proses oksidasi terhadap asam
lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak.
Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan
terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak
atau tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak
adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan. Gliserol yang
diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang tidak
berwarna dan mempunyai rasa yang manis.



2.3.3 Perbedaan Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak keduanya merupakan trigliserida. Adapun perbedaan sifat
secara umum dari keduanya adalah:
1. Lemak
- Umumnya diperoleh dari hewan
- Berwujud padat pada suhu ruang
- Tersusun dari asam lemak jenuh
2. Minyak
- Umumnya diperoleh dari tumbuhan
- Berwujud cair pada suhu ruang
- Tersusun dari asam lemak tak jenuh
2.4 Fosfogliserida (fosfolipid)
Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat
mengganti salah satu rantai asam lemak.
Penggunaan fosfogliserida adalah:
1. Sebagai komponen penyusun membran sel
2. Sebagi agen emulsi

Struktur dari fosfolipid


Fosfolipid bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel

2.5 Lipid kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh
penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.
Lipoprotein
Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein.

Gabungan lipid dengan protein (lipoprotein) merupakan contoh dari lipid kompleks
Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas
beberapa jenis lipid, yaitu:

Perbandingan komposisi penyusun 4 klas besar lipoprotein

1. Kilomikron
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan
lain, kecuali ginjal
2. VLDL (very low - density lypoproteins)
VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan
lemak

3. LDL (low - density lypoproteins)
LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer
4. HDL (high - density lypoproteins)
HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.


Ilustrasi peran masing-masing dari 4 klas besar lipoprotein
2.6 Lipid non gliserida
Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan
molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid,
steroid, kolesterol dan malam.
2.6.1 Sfingolipid
Sfingolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan
primer dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada
manusia, 25% dari lipid merupakan sfingolipid.

Struktur kimia sfingomielin (perhatikan 4 komponen penyusunnya)
2.6.2 Kolesterol
Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran
plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon. Kolesterol
berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding

arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit,
penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan
infark miokard dan stroke.

Struktur dasar darikolesterol

Kolesterol merupakan bagian dari membran sel
2.6.3 Steroid
Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan
progesteron.

Progesteron dan testosteron
Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses metabolisme
karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan
dan sebagainya.


Kortison
2.6.4 Malam/lilin (waxes)
Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan
sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester
antara asam lemak dengan alkohol rantai panjang.

Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk malam
2.7 Metabolisme lipid
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral,
yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari
pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih
berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena
porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar
berada di sisi dalam
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka
diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam
sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera

dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang
disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh
limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.
Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.

Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida

Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi
asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut,
dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini
dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid,
trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju
sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini
dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan
yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam
lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam
lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia
sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari

diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan
trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil
KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan
protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA
dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan
sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak
juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan
aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian.

Ikhtisar metabolisme lipid

Kolesterol
Aseto asetat
hidroksi butirat Aseton
Steroid
Steroidogenesis
Kolesterogenesis
Ketogenesis
Diet
Lipid
Karbohidrat
Protein
Asam lemak
Trigliserida
Asetil-KoA
Esterifikasi Lipolisis
Lipogenesis Oksidasi beta

Siklus asam
sitrat
ATP
CO2

H2O

+ ATP
Gliserol

2.7.1 Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu
glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP
membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi
membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.

Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol

2.7.2 Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang
dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak
harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan
Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase
(Tiokinase).

Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam
lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan
senyawa karnitin, dengan rumus (CH
3
)
3
N
+
-CH
2
-CH(OH)-CH
2
-COO
-
.



Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui mekanisme
pengangkutan karnitin
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai
berikut:
Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.
Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin
palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi
asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa
menembus membran interna mitokondria.
Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin
translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin
keluar.

Membran mitokondria interna
Karnitin palmitoil
transferase II


Karnitin
Asil karnitin
translokase
KoA Karnitin
Asil karnitin Asil-KoA
Asil karnitin
Beta oksidasi

Membran mitokondria eksterna
ATP + KoA AMP + PPi
FFA Asil-KoA

Asil-KoA
sintetase
(Tiokinase)
Karnitin palmitoil
transferase I
Asil-KoA KoA
Karnitin Asil karnitin

Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA
dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di
membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam
proses oksidasi beta.
Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5
tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa
asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses
oksidasi ini, karbon asam lemak dioksidasi menjadi keton.

Oksidasi karbon menjadi keton

Keterangan:
Frekuensi oksidasi adalah ( jumlah atom C)-1
Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah ( jumlah atom C)
Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap proses pemutusan
2 atom C adalah proses oksidasi dan setiap 2 atom C yang diputuskan adalah asetil
KoA.



Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat

Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih
dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap
perubahan sebagai berikut:
1. Asil-KoA diubah menjadi delta
2
-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai
respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
2. delta
2
-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi
rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA
yang telah kehilangan 2 atom C.
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu
kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak
atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan
kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga
hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA. Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi
beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.
2.7.3 Penghitungan energi hasil metabolisme lipid
Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi
beta suatu asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10 atom C,
maka kita memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi yang di hasilkan oleh
oksidasi beta adalah 10 dibagi 2 dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti
hasilnya adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena asam lemak memiliki 10 atom C, maka
asetil-KoA yang terbentuk adalah 5 buah.
Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Krebs yang masing-masing
akan menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan
demikian sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2
ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus Krebs) =
78 ATP.
Sebagian dari asetil-KoA akan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya
asetoasetat berubah menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat
dan aseton dikenal sebagai badan-badan keton. Proses perubahan asetil-KoA menjadi
benda-benda keton dinamakan ketogenesis.


Proses ketogenesis


Lintasan ketogenesis di hati


Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk disintesis
menjadi steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).

Gambar Lintasan kolesterogenesis
2.8 Sintesis asam lemak
Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-
sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun
struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester
asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein)
digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam
kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis.



Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.

Tahap-tahap sintesis asam lemak
2.9 Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali
Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa.
Adapun tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah:
- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari
glukosa.
- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di
dalam tubuh.


Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi
trigliserida


Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan
trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol
dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol).
Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula
(lihat oksidasi beta).
2.10 Pengaruh Lipida Bagi Kesehatan
Kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk jantung dan
pembuluh darah. Faktor makanan yang paling berpengaruh terhadap kadar kolesterol
darah, dalam hal ini LDL (Low Density Lipoprotein), adalah lemak total, lemak jenuh
dan energi total. Dengan mengurangi lemak total dalam makanan, jumlah energi total
akan ikut berkurang. Jenis lemak yang dikurangi ini hendaknya lemak jenuh.
Kolesterol makanan sebetulnya hanya sedikit meningkatkan kolesterol darah,
tergantung jumlah kolesterol yang dimakan dan kemampuan tubuh untuk
mengimbanginya dengan mensitesis kolesterol dengan jumlah lebih sedikit.
Kenaikan trigliserida dalam plasma (hipertrigliserida) juga dikaitkan dengan
terjadinya penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida plasma bnyak dipengaruhi
oleh kandungan karbohidrat makanan dan obesitas. Konsumsi lemak akhir-akhir ini
juga dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal yang berpengaruh adalah jumlah lemak
dan mungkin asam lemak tidak jenuh ganda tertentu.
Ada beberapa penyebab penyakit jantung. Penyebab yang dianggap penting
yaitu tekanan darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah tinggi merupakan suatu
penyakit yang diderita manusia tanpa disadari. Akibat yang ditimbulkan oleh tekanan
darah tinggi adalah tersumbatnya pembuluh darah pada jantung, kelumpuhan pada
jaringan otak, kerusakan jaringan mata, dan penyakit ginjal. Tingginya tekanan darah
pada saat dilakukan pengukuran disebabkan karena menciutnya pembuluh darah.
Menciutnya pembuluh darah disebabkan karena tertimbunnya lemak dalam pembuluh
darah sehingga memperkecil diameter pembuluh darah. Penimbunan lemak dalam
pembuluh darah sering disebut pengapuran pembuluh darah atau arteriosklerosis.
Mengapurnya pembuluh darah di sekitar jantung akan menambah resiko terjadinya
penyumbatan pembuluh darah pada jantung atau disebut infark jantung. Jantung yang
selalu bekerja keras untuk dapat mengalirkan darah melalui pembuluh yang
mengapur tersebut akan cepat mengalami kerusakan dibandingkan dengan jantung
normal. Apabila terjadi penyumbatan pada pembuluh darah di otak, maka sel-sel otak
tidak mendapatkan nutrien maupun oksigen, akibatnya terjadi kelumpuhan atau
disebut brain attack, sedangkan bila terjadi pada jantung disebut heart attack dan

menyebabkan kematian yang mendadak. Kerusakan pembuluh selaput mata dapat
mengganggu penglihatan mata. Akibat kerusakan pada pembuluh darah yang halus
mengakibatkan kerja ginjal kurang baik.
Arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner nampaknya lebih mudah diderita
oleh orang yang termasuk dalam tipe A daripada tipe B. Manusia tipe A adalah yang
bersifat kompetitif, memaksakan diri, dan mudah stress sedangkan manusia tipe B
adalah manusia yang tenang, santai, dan tidak mudah stress. Resiko terkena hipertensi
dan penyakit jantung koroner juga lebih besar terjadi pada perokok.
Usaha untuk mengurangi arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner adalah
dengan pengaturan diet. Diet rendah lemak, rendah garam, tinggi serat, diet rendah
kalori bagi yang kegemukan serta melakukan olah raga dengan teratur. Garam
berfungsi untuk mengatur keseimbangan caiaran dalam tubuh. Makin tinggi garam
makin besar pula kadar cairan dalam tubuh, akibatnya makin banyak darah yang
harus melewati pembuluh dan mengakibatkan tekanan pada urat nadi semakin besar,
jantung bekerja dengan keras untuk mengalirkan jumlah darah yang bertambah
tersebut yang mengakibatkan naiknya tekanan darah. Diet rendah lemak termasuk
rendah kolesterol dan asam lemak jenuh, rendah kalori, dan olah raga yang teratur
dapat mengurangi kandungan lemak dalam tubuh sehingga pengapuran pembuluh
menjadi berkurang. Diet tinggi serat dapat menghambat sintesis endogenous
cholesterol. Tidur secukupnya dan mengurangi ketegangan serta emosi merupakan
usaha untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Penggunaan obat-obatan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi banyak dilakukan. Obat-obatan tersebut ada yang
yang bersifat diuretik yaitu memperlancar pengeluaran air seni. Garam tubuh ikut
keluar bersama air seni sehingga kadar garam menurun. Menurunnya kadar garam
mengakibatkan jumlah zat cair yang dapat diikatnya menurun, sehingga jantung tidak
harus bekerja keras untuk memompa. Ada pula obat-obatan yang dapat memperlebar
pembuluh darah. Pemeriksaan secara teratur tekanan darah merupakan usaha yang
sangat baik untuk mengurangi terjadinya resiko yang kurang baik.







BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Lipid banyak terkandung pada berbagai bahan pangan yang ada dikehidupan.
Diantaranya terdapat pada lemak hewan, lemak susu, mentega, keju, cream, santan,
minyak kelapa, margarine.


























DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000, Petunjuk Praktikum Biokimia Untuk PSI K (B) Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: Lab. Biokimia FK
UGM
Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah:
Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC
http://www.biology.arizona.edu\biochemistry, 2003, The Biology Project-
Biochemistry
http://www.bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt, 2008, WKU Bio 113
Biochemistry
http://www.gwu.edu\_mpb, 1998, TheMetabolic Pathways of Biochemistry, Karl J.
Miller
http://www.ull.chemistry.uakron.edu\genobc, 2008, General, Organic and
Biochemistry
http://www.wiley.com\legacy\college\boyer\0470003790\animations\electron_transp
ort, 2008, I nteractive Concepts in Biochemistry: Oxidative Phosphorylation
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi
XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. DASAR-DASAR BIOKOMI A.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
Supardan, 1989, Metabolisme Lemak, Malang: Lab. Biokimia Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai