Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam pelayananan keperawatan adalah menjaga
dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan utuh.
Intervensi dalam perawatan kulit klien akan menjadi salah satu indikator
kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Kerusakan integriritas kulit
dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan, namun juga dapat
disebabkan karena tertekannya kulit dalm waktu yang lama yang
menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus
(Kozier, 199!. "ekubitus merupakan problem yang serius karena dapat
mengakibatkan meningkatnya biaya, lama perawatan dirumah sakit karena
memperlambat program rehabilitasi bagi penderita (#otter, #erry, 199!.
Selain itu dekubitus juga dapat menyebabkan nyeri yang berkepanjangan,
rasa tidak nyaman, tergangu dan $rustasi yang menghinggapi para pasien dan
meningkatkan biaya dalam penaganan. #erawat sebagai kesehatan yang
memiliki tanggung jawab utama dalam men%egah kejadian dekubitus perlu
mnerapkan pengetahuan terbaik yang dimilikinya dalam men%egah
berkembangnya kejadina dekubitus (&oore, et al, '(()!.
B. Tujuan penulisan
#enulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan*tujuan yang
diharapkan dapat berman$aat bagi kita semua dalam menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan. Se%ara terperin%i tujuan dari penelitian dan
penulisan makalah ini adalah +
1. &engetahui anatomi $isiologi sistem yang mendasari kasus dekubitus
'. &engetahui pengertian dari dekubitus
. &engetahui $aktor penyebab terjadinya dekubitus
). &engetahui perjalanan timbulnya dekubitus
,. &engetahui asuhan keperawatan pada dekubitus

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Luka Dekubitus
"ekubitus yang juga di sebut ulkus dermal - ulkus dekubitus merupakan
nekrosis jariangan lo%al yang terjadi ketika jaringan lunak tertekan diantara
tonjolan tulang dengan permukaan eksternal dalam jangka waktu lama. ( menurut
.#/0#, 1919a, 1919b!. sebuah de$inisi baru telah mun%ul, menurut &argolis
(199,! menyebutkan devinisi terbaik dekubitus adalah kerusakan struktur
anatomis dan $ungsi kulit normal akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan
dengan penonjol tulang yaitu sikut, tumit, pinggul, pergelangan
kaki,bahu,punggung dan kepala bagian belakang,dan tidak sembuh dengan urutan
dan waktu yang biasa,. Selanjutnya , gangguan ini terjadi pada individu yang
berada diatas kursi atau diatas tempat tidur, seringkali pada inkontinesia , dan
malnutrisi atau individu yang mengalami kesulitan makan sendiri, serta
mengalami gangguan pada tingkat kesadaran.
/lkus "ekubitus (2uka akibat penekanan, /lkus kulit, 3edsores! adalah
kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit
yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan
dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam
jangka panjang.
"ekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan dibawah
kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan
pada suatu area se%ara terus*menerus sehingga mengakibtakan ganguan sirkulasi
darah setempat (4idayat,'((9!.
2. Etilgi
5 !aktr intrinsik+
* Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga
kulit akan tipis (tortora 6 anagnostakos, 199(!
* Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit
berkurang sehingga rentan mengalami de$ormasi dan kerusakan.
* Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem
arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan per$usi
kulit se%ara progresi$.
* Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti "& yang menunjukkan
insu$isiensi kardiovaskuler peri$er dan penurunan $ungsi kardiovaskuler
seperti pada sistem pernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah
pada kulit menurun.
* Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight
* 0nemia
* 4ipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan
memperjelek penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akam
menyebabkan kadar albumin darah menurun
* #enyakit*penyakit neurologik, penyakit*penyakit yang merusak pembuluh
darah, juga mempermudah dan meperjelek dekubitus
* Keadaan hidrasi-%airan tubuh perlu dinilai dengan %ermat.
!A"T#$ E"ST$INSI"
* Kebersihan tempat tidur,
* alat*alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang
menyebabkan penderita ter$iksasi pada suatu sikap tertentu juga
memudahkan terjadinya dekubitus.
* "uduk yang buruk
* #osisi yang tidak tepat
* #erubahan posisi yang kurang
%. Tan&a &an 'ejala Luka Dekubitus.
/lkus dekubitus kebanyakan menyebabkan nyeri dan gatal*gatal7 tetapi
jika terdapat gangguan pada indera perasa, ulkus yang dalampun tidak
menimbulkan nyeri.8ejala /lkus dekubitus dikelompokkan ke dalam beberapa
stadium+
1. Sta&iu( Satu
0danya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. 0pabila
dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah satu tanda
sebagai berikut + perubahan temperatur kulit ( lebih dingin atau lebih hangat !,
perubahan konsistensi jaringan ( lebih keras atau lunak !, perubahan sensasi (gatal
atau nyeri!. #ada orang yang berkulit putih, luka mungkin kelihatan sebagai
kemerahan yang menetap. Sedangkan pada yang berkulit gelap, luka akan
kelihatan sebagai warna merah yang menetap, biru atau ungu.
2. Sta&iu( Dua
4ilangnya sebagian lapisan kulit yaitu epidermis atau dermis, atau
keduanya. 9irinya adalah lukanya super$i%ial, abrasi, melempuh, atau membentuk
lubang yang dangkal.
%. Sta&iu( Tiga
4ilangnya lapisan kulit se%ara lengkap, meliputi kerusakan atau nekrosis
dari jaringn subkutan atau lebih dalam, tapi tidak sampai pada $as%ia. 2uka terlihat
seperti lubang yang dalam
). Sta&iu( E(pat
4ilangnya lapisan kulit se%ara lengkap dengan kerusakan yang luas,
nekrosis jaringan, kerusakan pada otot, tulang atau tendon. 0danya lubang yang
dalam serta saluran sinus juga termasuk dalam stadium I: dari luka tekan.
&enurut stadium luka tekan diatas, luka tekan berkembang dari
permukaan luar kulit ke lapisan dalam ( top-down!. .amun menurut hasil
penelitian saat ini, luka tekan juga dapat berkembang dari jaringan bagian dalam
seperti $as%ia dan otot walapun tanpa adanya adanya kerusakan pada permukaan
kulit. Ini dikenal dengan istilah injuri jaringan bagian dalam (Deep Tissue Injury!.
4al ini disebabkan karena jaringan otot dan jaringan subkutan lebih sensiti$
terhadap iskemia daripada permukaan kulit. Kejadian ";I sering disebabkan
karena immobilisasi dalam jangka waktu yang lama, misalnya karena periode
operasi yang panjang. #enyebab lainnya adalah seringnya pasien mengalami
tenaga yang merobek
<enis luka tekan ini lebih berbahaya karena berkembang dengan %epat
daripada luka tekan yang dimulai dari permukaan kulit. Kebanyakan ";I juga
lebih sulit disembuhkan walaupun sudah diberikan perawatan yang adekuat.
.#/0# dan =>9. ('((,! menyimpulkan bahwa ";I masuk ke dalam kategori
luka tekan, namun stadium dari ";I masih diperdebatkan karena stadium yang
selama ini ada merepresentasikan luka tekan yang dimulai dari permukaan menuju
kedalam jaringan (top-down!, sedangkan ";I dimulai dari dalam jaringan menuju
ke kulit super$i%ial. Selama ini perawat sulit untuk mengidenti$ikasi adanya ";I
karena kerusakan pada bagian dalam jaringan sulit untuk dilihat dari luar. ?ang
selama ini sering digunakan sebagai tanda terjadinya ";I pada pasien yaitu
adanya tanda trauma yang dalam atau tanda memar pada jaringan. #ada orang
yang berkulit putih, ";I sering nampak sebagai warna keunguan atau kebiruan
pada kulit. Saat ini terdapat metode yang reliabel untuk mengenali adanya ";I,
yaitu dengan menggunakan ultrasonogra$i. 3ila hasil ultrasonogra$i menunjukan
adanya daerah hypoe%hoi%, maka ini berarti terdapat kerusakan yang parah pada
jaringan bagian dalam, meskipun tidak ada kerusakan dipermukaan kulit atau
hanya minimal. 8ambar ) menunjukan adanya daerah hypoe%hoi% (lingkaran
merah! pada pemeriksaan dengan menggunakan ultrasonogra$i.
). !aktr $esik &an Pen*ebab ti(buln*a Luka Dekubitus.
0da dua hal utama yang berhubungan dengan resiko terjadinya luka tekan,
yaitu $aktor tekanan dan toleransi jaringan. @aktor yang mempengaruhi durasi dan
intensitas tekanan diatas tulang yang menonjol adalah imobilitas, inakiti$itas, dan
penurunan sensori persepsi. Sedangkan $aktor yang mempengaruhi toleransi
jaringan dibedakan menjadi dua yaitu $aktor ekstrinsik dan $aktor intrinsik. @aktor
intrinsik yaitu $aktor yang berasal dari pasien. sedangkan yang dimaksud dengan
$aktor ekstrinsik yaitu $aktor A $aktor dari luar yang mempunyai e$ek deteriorasi
pada lapisan eksternal dari kulit.
a. !aktr $esik Terja&in*a Dekubitus
1. 'angguan input sensrik
Klien mengalami perubahan presepsi sensorik terhadap nyeri dan tekanan
yang beresiko tinggi mengalami gangguan integritas kulit dari pada klien yang
sensasinya normal. Klien yang mempunyai presepsi sensorik yang utuh terhadap
nyeri dan tekanan dapat mengetahui jika salah satu tubuhnya merasakan tekanan
atau nyeri yang terlalu besar sehingga setelah klien sadar dan berorientasi mereka
dapat mengubah posisi mereka atau meminta bantuan untuk mengubah posisi .
2. 'angguan +ungsi (trik
Klien yang tidak mampu mengubah posisis se%ara mandiri beresiko tinggi
terhadap terjadinya dekubitus. Klien tersebut dapat merasakan tetapi tidak mampu
mengubah posisinya se%ara mandiri untuk menghilangkan tekanan tersebut .
%. Peruba,an tingkat kesa&aran
&asalah ini biasanya terjadi pada klien koma, tidak mampu memahami
bagaimana menghilangkan tekanan itu . sehingga tidak dapat melindungi dirinya
sendiri dari dekubitus.
). 'ips- traksi- alat rttik- &an peralatan lain
Semua peralatan yang memberikan tekanan terhadap kulit klien
menyebabkan dekubitus dengan keadaan pasien kurang sadar atau tidak sadar
b. !aktr Pen*ebab terja&in*a Luka Dekubit
1. Mbilitas &an akti.itas
&obilitas adalah kemampuan untuk mengubah dan mengontrol posisi
tubuh, sedangkan aktivitas adalah kemampuan untuk berpindah. #asien yang
berbaring terus menerus ditempat tidur tanpa mampu untuk merubah posisi
beresiko tinggi untuk terkena luka tekan. Imobilitas adalah $aktor yang paling
signi$ikan dalam kejadian luka tekan. #enelitian yang dilakukan Suriadi ('((! di
salah satu rumah sakit di #ontianak juga menunjukan bahwa mobilitas merupakan
$aktor yang signi$ikan untuk perkembangan luka tekan.
2. Penurunan sensri persepsi
#asien dengan penurunan sensori persepsi akan mengalami penurunan
untuk merasakan sensari nyeri akibat tekanan diatas tulang yang menonjol. 3ila
ini terjadi dalam durasi yang lama, pasien akan mudah terkena luka tekan .
%. "ele(bapan
Kelembapan yang disebabkan karena inkontinensia dapat mengakibatkan
terjadinya maserasi pada jaringan kulit. <aringan yang mengalami maserasi akan
mudah mengalami erosi. Selain itu kelembapan juga mengakibatkan kulit mudah
terkena pergesekan (friction! dan perobekan jaringan (shear!. Inkontinensia alvi
lebih signi$ikan dalam perkembangan luka tekan daripada inkontinensia urin
karena adanya bakteri dan enzim pada $eses dapat merusak permukaan kulit.
). Tenaga *ang (erbek / shear 0
&erupakan kekuatan mekanis yang meregangkan dan merobek jaringan,
pembuluh darah serta struktur jaringan yang lebih dalam yang berdekatan dengan
tulang yang menonjol. 9ontoh yang paling sering dari tenaga yang merobek ini
adalah ketika pasien diposisikan dalam posisi semi $owler yang melebihi (
derajad. #ada posisi ini pasien bisa merosot kebawah, sehingga mengakibatkan
tulangnya bergerak kebawah namun kulitnya masih tertinggal. Ini dapat
mengakibatkan oklusi dari pembuluh darah, serta kerusakan pada jaringan bagian
dalam seperti otot, namun hanya menimbulkan sedikit kerusakan pada permukaan
kulit.
1. Pergesekan / friction0
#ergesekan terjadi ketika dua permukaan bergerak dengan arah yang
berlawanan. #ergesekan dapat mengakibatkan abrasi dan merusak permukaan
epidermis kulit. #ergesekan bisa terjadi pada saat penggantian sprei pasien yang
tidak berhati*hati.
2. Nutrisi
4ipoalbuminemia, kehilangan berat badan, dan malnutrisi umumnya
diidenti$ikasi sebagai $aktor predisposisi untuk terjadinya luka tekan. &enurut
penelitian 8uenter ('(((! stadium tiga dan empat dari luka tekan pada orangtua
berhubungan dengan penurunan berat badan, rendahnya kadar albumin, dan intake
makanan yang tidak men%ukupi.
3. Usia
#asien yang sudah tua memiliki resiko yang tinggi untuk terkena luka
tekan karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan. #enuaan
mengakibatkan kehilangan otot, penurunan kadar serum albumin, penurunan
respon in$lamatori, penurunan elastisitas kulit, serta penurunan kohesi antara
epidermis dan dermis. #erubahan ini berkombinasi dengan $aktor penuaan lain
akan membuat kulit menjadi berkurang toleransinya terhadap tekanan,
pergesekan, dan tenaga yang merobek.
4. Tekanan arterilar *ang ren&a,
;ekanan arteriolar yang rendah akan mengurangi toleransi kulit terhadap
tekanan sehingga dengan aplikasi tekanan yang rendah sudah mampu
mengakibatkan jaringan menjadi iskemia. Studi yang dilakukan oleh .an%y
3ergstrom ( 199'! menemukan bahwa tekanan sistolik dan tekanan diastolik yang
rendah berkontribusi pada perkembangan luka tekan.
5. Stress e(sinal
"epresi dan stress emosional kronik misalnya pada pasien psikiatrik juga
merupakan $aktor resiko untuk perkembangan dari luka tekan.
16. Merkk
.ikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah dan
memiliki e$ek toksik terhadap endotelium pembuluh darah. &enurut hasil
penelitian Suriadi ('(('! ada hubungaan yang signi$ikan antara merokok dengan
perkembangan terhadap luka tekan.
11. Te(peratur kulit
&enurut hasil penelitian, $aktor penting lainnya yang juga berpengaruh
terhadap risiko terjadinya luka tekan adalah tekanan antar muka ( interface
pressure!. ;ekanan antar muka adalah kekuatan per unit area antara tubuh dengan
permukaan matras. 0pabila tekanan antar muka lebih besar daripada tekanan
kapiler rata rata, maka pembuluh darah kapiler akan mudah kolap, daerah tersebut
menjadi lebih mudah untuk terjadinya iskemia dan nekrotik. ;ekanan kapiler rata
rata adalah sekitar ' mm4g. &enurut penelitian Sugama ('(((! dan Suriadi
('((! tekanan antarmuka yang tinggi merupakan $aktor yang signi$ikan untuk
perkembangan luka tekan. ;ekanan antar muka diukur dengan menempatkan alat
pengukur tekanan antar muka ( pressure pad evaluator! diantara area yang
tertekan dengan matra
1. 7ara pen7ega,an &an pengbatan luka &ekubitus
"arena &ekubitus lebi, (u&a, &i7ega, &ari &ibati- (aka se&ini (ungkin
,arus &i7ega, &engan 7ara 8
1. &erubah posisi pasien sedikitnya ' jam sekali
'. 0njurkan pasien untuk duduk dikursi roda atau seri gery untuk menegakkan
mereka setiap 1( menit untuk mengurangi tekaan atau membantu pasien
melakukannya
. 0njurkan masukan %airan dan nutrisi yang tepat dan adekuat. Karena
kerusakan kulit lebih mudah terjadi dan lambat untuk sembuh jika nutrisi
pasien buruk.
). Segera membersihkan $eses atau urin dari kulit karena bersi$at iritati$ terhadap
kulit.
,. Inspeksi daerah dekubitus umum terjadi, laporkan adanya area kemerahan
dengan segera.
B. <aga agar kulit tetap kering
C. <aga agar linen tetap sering dan bebas dari kerutan
1. 3eri perhatian khusus pada daerah A daerah yang beresiko terjadi dekubitu
9. &asase sekitar daerah kemerahan dengan sering menggunakan losion
1(. <angan gunakan losion pada kulit yang rusak
11. 3eri sedikit bedak tabur pada area pergesekan tapi jangan biarkan
menumpuk.menggumpal
1'. 8unakan kain pengalas bila memindahkan pasien tirah baring
1. 2akukan latihan serak minimal 'D sehari untuk men%egah kontraktur
1). 8unakan kasur busa, kasur kulit atau kasur perubah tekanan.
Pengbatan luka &ekubitus
;ahap A tahap kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan terjadi dalam )
tahap, maka dari itu pengobatan atau intervensi keperawatan pada tiap tahap-dapat
membatasi proses dan menghindari kerusakan lebih lanjut.
Ta,ap satu *ang &itan&ai &engan 8
1. Kulit menjadi kemerahan, akan berubah warna biru ke abu A abuan disekitar
daerah yang mengalami tekanan. #ada orang yang berkulit gelap daerah
tersebut terlihat lebih kering.
* 3eritahui perawat
* &asase dengan sambur bagian luar daerah yang kemerahan
* <aga agar area sekitar kulit yang rusak tetap bersih dan kering
* Kurangi semua tekanan berlebihan pada area tersebut
* &enganjurkan diet bergizi dan %airan yang adekuat
* <aga agar kulit yang rusak tetap tertutup sesuai instruksi, biasanya
dengan balutan steril kering atau penutup proteksi$ lainnya.
* 2akukan pengobatan dengan lampu panas sesuai instruksi dokter
* ;empatkan pasien pada matras egrate, agar berat badan terdistritansi ke
seluruh permukaannya dan memberikan sirkulasi udara.
* 2aporkan indikasi in$eksi seperti bau atau drainase, pendarahan dan
perubahan ukuran.
* #okumatasikan adanya area yang potensia rusak pada %atatan pasien
menggunakan kata A kata dan diagram.
Ta,ap &ua- *ang &itan&ai &engan +
1. Kulit memerah dan terdapat lesi seperti suka melepuh didaerah tersebut,
kulit bisa rusak atau tidak.
* #indahkan tekanan dengan mengganti posisi pasien
* &asase dengan lembut daerah sekitar area yang memerah untuk men%egah
pembentukan luka baring.
* 2aporkan ke perawat
* "okumentasikan pada %atatan perawatan
Ta,ap tiga- *ang &itan&ai &engan 8
ESemua lapisan kulit rusak,
Tin&akan.
* #erawatan yang diabaikan sama dengan perawatan tahap A tahap dan
dilanjutkan dengan tepat jika berlanjut ke tahap .
* /ntuk men%egah in$eksi perawar dapat men%ari daerah luka dengan bahan
bakteriostatik misalnya + #hisoneD, %ara klens, dan 3ioleks, pengobatan
spesi$ik bervariasi sesuai dengan instruksi dokter.
* <ika ada jaringan mati (nevkrotik! salep yang mengangkat jaringan mati
(debinderment! dari luka, tersebut dapat diinstruksikan. #engobatan ini
dilakukan oleh dokter atau perawat.
* #ada beberapa $asilitas, lesi terbuka ditutup tidak terlalu ketat dengan kasa
yang direndam dengan Fd. 9arrington, yang menjaga agar lesi tetap lambat
dan meningkatkan penyembuhan dan debidemen sendiri.
* Suka dijaga agar tetap lembab dengan menutupinya menggunakan
hidrokoloid seperti kembaran tipis dinoderm. Kmudian diplester
* 8anti balutan setiap sampai , hari, ke%uali jika balutan tersebut bo%or.
* #ada kasus yang parah, pembedahan mungkin diperlukan untuk menutupi
daerah ulkus.
Ta,ap e(pat- &itan&ai &engan 8
E /lkus meluas, menembus kulit jaringan subtenta, dan dapat melibatkan
tentang, otot dan struktur A struktur lainnya.
Tin&akan
* 2anjutkan tindakan yang dighuanakn pada tahap sebelumnya
* #engkajian yang konstan terhadap kerusakan kulit meliputi pengukurn luas
luka dan mengobservasi dan mengevaluasi penyembuhan
BAB III
"ESIMPULAN

"ekubitus terjadi akibat iskemi jaringan yang berlanjut. ;ekanan
menyebabkan iskemi jaringan dan hal ini lebih berat terjadi bila tubuh
dibaringkan pada suatu permukaan yang tidak mengikuti seluruh lekukan bagian
tubuh yang di bawah. Sebagai dasar dari semua $aktor penyebab di atas adalah
immobilitas. 3ila dapat diusahakan pemerataan kontak bagian*bagian tubuh
dengan permukaan alas tidur akan dapat mengurangi besarnya $aktor tekanan.
Keadaan umum yang jelek ditambah suplai darah ke jaringan berkurang
pada lanjut usia juga mempunyai peran untuk terjadinya iskemi jaringan dan
timbulnya dekubitus.#engelolaan diawali dengan kewaspadaan mengenal
penderita dengan resiko tinggi terjadi dekubitus. Suatu sistem skor, skor dari
.orton %ukup praktis untuk penapisan awal dan penilaian selanjutnya dalam
kaitan dengan resiko dekubitus. Setelah terjadi dekubitus tindakan medik
disesuaikan dengan stadium-derajat dari dekubitus









DA!TA$ PUSTA"A

;ambayong,<.'(((.PatofisiologiuntukKeperawatan.<akarta+F89
Syai$uddin, 4. '((B. ANAT!I "I#I$%I untuk &ahasiswa keperawatan 'disi
() <akarta+F89
=illms,<.'((. Diagnosis "isik* 'valuasi Diagnosis dan "ungsi di
+angsal.<akarta+F89
Suriadi.'(().Perawatan $uka.<akarta+Sagung Seto
&orison, &. 199,. !anaje&en $uka. <akarta+ F89.
9orwin, F. '((C. +uku saku Patofisiologi. <akarta+ F89.
3erman, 0. dkk. '((9. 3uku 0jar #raktik Keperawatan Klinis Kozier 6 Frb, Fd.
,. <akarta+ F89.
9arpenito, 2ynda <uall. 199,. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek
Klinik. Fdisi B, <akarta + F89

Anda mungkin juga menyukai