Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENGEMPAAN/PENGEPRESAN

I. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat:
I.1.Mengambil minyak dari bagian tumbuhan (biji-bijian) dengan cara
pengempaan/pengepresan
I.2. Preparasi biji sebelum pengepresan
I.3. Menghitung rendemen minyak dan kadar air dari biji-bijian dan minyak

II. DASAR TEORI
Istilah lemak (fat) biasanya digunakan untuk trigliserida yang berbentuk
padat/lebih tepatnya semi padat pada suhu kamar, sedangkan istilah minyak
(oil) digunakan untuk trigliserida yang pada suhu kamar berbentuk cair. Ada
berbagai cara untuk mengambil minyak atau lemak dari biji-bijian, cara
tersebut antara lain:
a. Cara penekanan (pressing)
b. Cara ekstraksi dengan pelarut (solvent extration)
Pengempaan akan bernilai ekonomis jika kadar minyak dalam referensi
lebih besar dari 40% dari berat kering. Ampas yang berupa bungkil perahan
masih mengandung 5-10% minyak. Proses pengempaan ini mudah, sehingga
dapat dilakukan oleh buruh berpendidikan rendah.
Pengempaan mekanis merupakan suatu cara pemisahan minyak dari
bahan yang berupa biji-bijian dan paling sesuai untuk memisahkan minyak
dari bahan yang tinggi kadar minyaknya yaitu sekitar 30-70%. Berdasarkan
hal tersebut maka metode ekstraksi yang paling sesuai untuk biji jarak yaitu
teknik pengepresan mekanik. Dua cara umum yang digunakan pada
pengepresan mekanik yaitu pengepresan hidrolik (hydroulic pressing) dan
pengepresan berulir (expeller pressing). Pengepresan hidrolik adalah
pengepresan dengan menggunakan tekanan. Tekanan yang digunakan sekitar
140,6 kg/cm. Besarnya tekanan yang digunakan akan mempengaruhi sedikit
banyaknya minyak yang dihasilkan. Sebelum melakukan pengepresan biji
perlu mendapat perlakuan pendahuluan berupa pemasakan.
Salah satu biji-bijian yang mengandung kadar minyak yang tinggi yaitu
kacang tanah. Kacang tanah ( Arachis hypogaea L.)
merupakan tanaman polong-polongan atau legum kedua terpenting setelah
kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan namun saat ini
telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Republik
Rakyat Cina dan India merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.
Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang
kaya protein dan lemak . Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam
polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah
diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri
pangan yang menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai
sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO.
Selain dipanen biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya
(daun dan batang) untuk makanan ternak atau merupakan pupuk hijau.
Kacang tanah budidaya dibagi menjadi dua tipe: tipe tegak dan tipe menjalar.
Tipe menjalar lebih disukai karena memiliki potensi hasil lebih tinggi.








Tabel II.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah
Klasifikasi Keterangan
Kingdom
Divisio
Subdivisio
Classis
Ordo
Familia
Genus
Spesies
Plantae
Spermatophyta
Angiospermae
Dicotyledoneae
Leguminales
Papilionaceae
Arachis
Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa
Benth.; Arachis guaramitica Chod &
Hassl.
Sumber : (Badan Agribisnis Departemen Pertanian, 1999)
Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani
biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang
tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Daya hasil tinggi.
2. Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
3. Hasilnya stabil.
4. Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
5. Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek
Tabel II.2 Kandungan Gizi Minyak Kacang Tanah tiap 100 gram
Kandungan gizi Jumlah (%)
Kadar air
Protein
Lemak
Serat kasar
Ekstrak tanpa N
Abu
Energi
11,7
25-30
46-52
2,8-3,0
10-13
2,5-3,0
3.699 kJ (884 kcal)
Sumber : (Hasbullah , Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat )

Tabel I.3 Kandungan Asam Amino Essensial Pada Kacang Tanah
Asam amino Jumlah (%)
Arginin
Fenilalanin
Histidin
Isoleusin
Leusin
Lisin
Methionin
Tritophan
Valin

2,72
1,52
0,51
0,99
1,92
1,29
0,33
0,21
1,33
Sumber : (Hasbullah, Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat )
Tabel 1.4 Sifat Fisika Kimia Kacang Tanah Sebelum dan Sesudah Dimurnikan
Karakteristik
Sebelum dimurnikan Sesudah dimurnikan
Tipe Virgina Tipe Spanis
Bermacam-macam
varietas
Bilangan Iod
Bilangan Penyabunan
Bilangan Polenske
Bilangan Reichert-
Meissl
Bilangan asetil
Titer (
o
C)
Titik cair
Titik asap (
0
C)
Indeks bias nD 60
0
C
Berat jenis
94,80
187,80
0,29
0,21

9,5
-
-
-
-
0,9136
90,10
188,20
0,12
0,27

8,7
-
-
-
-
0,9148
90,00 - 94,0
186,0 - 92,0
0,2 - 0,7
0,1 - 1,0

9,0 - 9,1
28 - 30
-5,5 - 2,2
226,6
1,4558
0,910 - 0,915
Sumber : (Hasbullah, Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat)
III. PROSEDUR KERJA
Alat
a. Screw Press
b. Oven
c. Cawan porselen
d. Neraca analitik
e. Kain blancu
f. Neraca Analitik
g. Piknometer 5 ml
h. Corong
i. Botol
j. Kertas Saring
k. Loyang
l. Gelas Ukur 100 ml
m. Pipet
n. Beaker Glass 250 ml

Bahan
a. Biji kacang tanah 1 kg
















IV. CARA KERJA














Gambar I.1 Skema Kerja Pengepresan Minyak dari Kacang tanah










Kacang tanah 1000 gr
Pemanasan
Kacang tanah
950 gr
Air 50 gr
Pengempaan
Minyak kacang tanah
kotor 200 ml
Penyaringan
Minyak kacang tanah
160 ml
Analisis data dan Pembahasan
Analisis data

Itungan2






Pembahasan
Sebelum dilakukan pengepresan, tahap awal yang dilakukan adalah
pemanasan. Pemanasan dilakukan dengan cara mengoven kacang tanah
pada suhu 100
o
C. Pemanasan tersebut memiliki beberapa tujuan
diantaranya :
a. Menggumpalkan protein yg ada pada dinding sel
b. Menurunkan viskositas minyak (peningkatan fluiditas) sehingga
minyak mudah mengalir
c. Menurunkan affinitas minyak terhadap permukaan bahan padatan
shingga minyak mudah mengalir waktu pengempaan
d. Menurunkan kadar air bahan sehingga bahan menjadi plastis dan
mudah untuk dikempa.
e. Membuat bahan ntg menjadi tidak larut sehingga tidak terbawa
bersama minyak waktu pengempaan
f. Menginaktifkan aktifitas enzim, mikro organisme sehingga dapat
menurunkan ffa.
Banyaknya biji kacang tanah yang digunakan sebanyak 1kg. Setelah
dilakukan pemanasan berat kacang tanah menurun menjadi 950 gram.
Kadar air dalam kacang tanah sebesar 5%. Kadar air yang didapat pada
praktikum sudah mendekati literature yaitu 4% (sumber :
diperta.jabarprov.go.id), dan 5,355% (sumber :
wulaniriky.wordpress.com) .
Setelah biji kacang tanah kering, perlakuan selanjutnya adalah
pengepresan. Pengepresan dilakukan dengan menggunakan screw press /
pres berulir. Pengepresan dilakukan dengan memasukkan bahan dalam
kain blancu kemudian diletakkan pada alat pres berulir tersebut.
Pengepresan dilakukan dengan cara memutar ulir pada alat pres. Pada
awal pengepresan, kacang yang akan dipres tidak dihancurkan terlebih
dahulu. Setelah pengepresan didapat minyak kacang tanah sebanyak 25
ml, dan ampas yang tersisa masih tampak terdapat minyak pada
permukaan kacang.
Pada pengepresan berikutnya kacang tanah dihancurkan terlebih
dahulu dengan tujuan memperluas area permukaan kacang. Dihasilkan
minyak kacang tanah sebanyak 27 ml, dan ampas yang tersisa tampak
lebih kering dari ampas sebelumnya. Minyak hasil pengepresan disaring
menggunakan kertas saring dengan tujuan memisahkan minyak dari
kotoran. Dihasilkan minyak kacang tanah sebanyak 200 ml dengan
densitas 0,918 gr/ml dan rendemen minyak kacang tanah yang dihasilkan
sebesar 18,36%.
Rendemen yang dihasilkan lebih kecil dari literature yaitu 41%
(sumber : seafast.ipb.ac.id), dan 42,8% (sumber :
diperta.jabarprov.go.id). Hal ini disebabkan karena proses pengepresan
yang kurang maximal sehingga minyak yang dihasilkan juga tidak
maksimal.




Daftar pustaka
1. Anonim. Kacang Tanah. diperta.jabarprov.go.id. Akses tanggal 9 April 2014
2. Riky, Wulan. 2011. Penetapan Kadar Air (Metode Pengovenan).
wulaniriky.wordpress.com. Akses tanggal 9 April 2014
3. Anonim. Teknologi Pengolahan Minyak Kenari. seafast.ipb.ac.id. Akses
tanggal 9 April 2014
4. Tim Dosen Teknologi Minyak Nabati. 2014. Petunjuk Praktikum Teknologi
Minyak Nabati. Lab. Teknik Kimia. FT. UNNES.


Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis
Komoditas
Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta.
Hasbullah, 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat,
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat. Jakarta.
http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6c25
http://wanibesak.wordpress.com/tag/pembuatan-tepung-kacang-tanah-dan-minyak-
kacang-tanah/
http://wanibesak.files.wordpress.com/2011/07/handout-minyak-nabati.pdf

Anda mungkin juga menyukai