Anda di halaman 1dari 23

37

BAB II
KONDISI UMUM KABUPATEN KUDUS

2.1. Letak Geografis
Dalam melaksanakan penelitian yang ada hubunganya dengan
Dakwah Lintas Budaya di Kabupaten Kudus, kiranya perlu mengetahui
selayang pandang Kabupaten Kudus dalam berbagai aspek kehidupan dan
keadaan umum. Hal ini dikareakan kompleknya kondisi kehidupan masyarakt
di Kabupaten Kudus yang kemungkinan ada kaitanya dengan keadaan
sekelilingnya.
Kabupaten Kudus adalah salah satu Kabupaten di jawa Tenga yang
terletak di sebelah timur laut Kota Semarang dengan jarak tempuh + 51 km.
Kabupaten Tingkat II Kudus dibatasi oleh beberapa daerah tingakat II lain,
yaitu :
o Di sebelah utara : Kabupaten Dati II Jepara.
o Di sebelah utara : Kabupaten Dati II Pati
o Di sebelah selatan : Kabupaten dati II grobogan
o Di sebelah selatan : Kabipaten II Pati
o Di sebelah timur : kabupaten II Pati
o Di sebelah barat : Kabupaten II Demak
o Di sebelah barat : Kabupaten II Jepara
38
Letak Kabupaten kudus antara 110
0
36
1
Bujur Timur dan antara 6
0
51
1

dan 7
0
16
1
Lintang Selatan. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah 16 km dan
dari utara ke selatan 22 km.

2.2. Kondisi Monografi
2.2.1. Luas Penggunaan lahan
Kabupaten dati II Kudus yang mempunyai luas wilayah sebesar
425,15 Km
2
, merupakan wilayah terkecil bila dibandingkan dengan
daerah tingkat II lainya yang ada di Propinsi Jawa tengah. Kabupaten
Kudus terdiri dari 9 Kecamatan, yaitu :
Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Dawe, yaitu : 8.584
Ha (20,19 %) sedangkan yang paling kecil adalah kecmatan Kota
seluas 1,047 Ha 92,46 %) dari Kabupaten Kudus.
Luas daerah terdiri dari lahan persawahan seluas 21,704 Ha
(51,04 %) dan 20,812 Ha (48,96 %) adalah bukan lahan sawah.
1

2.2.2. Keadaan iklim
Menurut stasiun meteorologi pertanian kudus, suhu udara rata-
rata di kabupaten Kudus tahun 2003 berkisar 18,3
0
C sampai dengan
29,6
0
C. Sedangkan untuk kelembapan udara rata-rata bervariasi dari
75,3% sampai dengan 87,9% selama setahun. Jumlah hai hujan
terbanyak pada nulan Pebruari yaitu rata-rata 22 hari dan curah hujan

1
Sumber Data : Kantor Statistik Kabupaten Kudus Tahun 2003.
39
tertinggi pada bulan Desember yaitu rata-rata 463 mm, Kabupaten
Kudus beriklim tropis dan bertemperatur sedang.

2.3. Keadaan Demografis
2.3.1. Wilayah administrasi
Kabupaten Kudus terbagi menjadi 9 Kecamatan, 124 desa dan
7 kelurahan, 684 Rukun warga (RW) 3,527 Rukun Tetangga (RT) dan
371 dukuh / lingkungan.
Tabel I
Pembagian Wilayah Admistrasi
2

No. Nama Kecamatan Banyaknya Desa / Kelurahan
1 Kecamatan Kota Kudus 25 Desa
2 Kecamatan Jati 14 Desa
3 Kecamatan Undaan 15 Desa
4 Kecamatan Bae 10 Desa
5 Kecamatan Gebog 11 Desa
6 Kecamatan Kaliwungu 15 Desa
7 Kecamatan Jekulo 12 Desa
8 Kecamatan Mejobo 11 Desa
9 Kecamatan Dawe 18 Desa

2.3.2. Kepegawaian
Menurut data BPS tahun 2003 jumlah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di lingkungan pemerintah Kabupaten Kudus sebanyak 7,158
orang. Bila dilihat menurut tingkat pendidikan, komposisi penduduk
tamat SD 4,58 %; tamat SLTP / sederajat 3,41 % tamat SLTA /
sederajat 20,47 %, sarjana Muda 48,03 % dan Sarjana 23,51%.

2
Sumber data, Ibid
40
Tabel II
Data Jumlah Sekolah dan Siswa di kabupaten Kudus
Tahun Pelajaran 2002 / 2003
Jumlah
Sekolah
Jumlah Siswa Lulusan 2003 / 2003 No. Jenis
Sekolah
Neg Swt Jml N S Jml N S Jml
1 MI 1 134 135 312 21.287 21.599 45 3.324 3.367
2 MTs 2 40 42 1.765 14.138 15.903 499 3.231 3.730
3 Aliyah 2 14 16 1.672 3.436 5.108 315 632 947
4 Madin 60 9.954
5 SD 503 12 515 74.250 2.848 77.098 11.821 447 12.268
6 SMP 24 19 43 17.395 2.583 19.978 4.619 1.511 6.130
7 SMU 7 9 16 5.634 2.983 8.617 1.597 984 2.581
8 SMK 1 9 10 987 5.987 6.974 412 1.423 1.835
9 PT 1 1 2 4.297 3.417 7.717 134 154 258
Jumlah 540 237 837 26.213 172.948 173.442 19.442 11.806 21.118

Sedangkan bila dilihat menurut golongan adalah 1,59 % PNS
golongan 1; 15,41 % golongan II, 77,26 % golongan III, 15,41 %
golongan IV.
2.2.2. Pemilihan umum
Pemilihan umum (Pemilu) yang dilaksanakan bulan April
2004 di Kabupaten Kudus diikuti oleh 527.6710 pemilih yang tersebar
di 1.920 tempat pemungutan suara, dan menghasilkan lima partai
besar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PartaiDemokrasi Indonesia
Perjuanagan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai
buruh Sosial Demokrat (PBSD) dan Partai Demokrat.
2.3.4. Perlindungan Masyarakat
Untuk menjaga ketertiban dan keamanan di Lingkungan
msyarakat, parrisipasi anggota linmas diperlukan. Di Kabupaten
41
Kudus pada tahun 2003 jumlah anggota linmas 5.449 orang terdiri dari
5.385 anggota linmas laki-laki (98,83 %) dan anggota linmas
permpuan 64 orang (1,17 %).

2.4. Keadaan Sosial Ekonomi, Agama dan Pendidikan
2.4.1.Penduduk dan Tenaga Kerja.
2.4.1.1. Kependudukan
Data kependudukan merupakan data pokok yang
dibtuhkan baik kalangan pemerintah maupun swasta sebagai
bahan untuk perencanaan dan evaluasi hasil-hasil
pembangunan. Jumlah peduduk Kabupaten Kudus tahun 2003
tercatat sebesar 724.969 jiwa, terdiri dari 358.225 jiwa laki-laki
(49,42 %) dan 366.714 jiwa perempuan (50,58 %).
Tabel III
Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kudus
Menurut Kecamatan Tahun 2003
No. Kecamatan Luas Wilayah KM
2
Kepadatan KM
2
1 Kaliwungu 32.70 2.182
2 Kota Kudus 10.50 8.907
3 Jati 26.30 2.712
4 Undaan 70.90 808
5 Mejobo 36.80 1.440
6 Jekulo 74.80 1.026
7 Bae 23.30 2.087
8 Gebog 52.50 1.439
9 Dawe 78.50 1.009

42
Kepadatan penduduk dalam kurun lima tahun (1999-
2003) cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan
jumlah penduduk. Pada tahun 2002 tercatat sebesar 1.705 jiwa
km
2
. Sedang pada tahun 2003 meningkat memjadi 177,391
km
2
.
2.4.1.2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terampil, merupakan potensi sumber
daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses
pembangunan menyongsong era globalisasi. Menurut badan
pusat statistik (BPS), penduduk usia kerja didefinisikan
sebagai oenduduk yang berumur 10 tahun ke atas dan
dibedakan sebagai angkatan kerja.
Tabel IV
Jumlah Tenaga Kerja Manurut lapangan usaha
Di Kabupaten Kudus Tahun 2003 (%)
No. Lapanagan Usaha Jumlah %
1 Pertanian 8,43
2 Pertambangan / Penggalian 3,73
3 Industri 12,30
4 Listrik, gas dan air minum 16,10
5 Konstruksi / bangunan 5,79
6 Perdagangan, hotel dan restoran 10,53
7 Pengangkutan dan komunikasi 7,84
8 Bank, lembaga keuangan lainya 11,51
9 Sewa rumah 3,23
10 Pemerintah dan Hankam 2,66
11 Jasa-jasa 7,45


43
Sektor industri masih menjadi gantungan hidup tenaga
kerja di Kabupaten Kudus, terbukti sekitar 42,27 %
mempunyai lapisan utama disektor tersebut. Sedang sektor
perdagangan sebesar 14,73 % dan pertanian 16,18 %.
2.4.2. Sosial
2.4.2.1 Pendidikan dan kebudayaan
Penduduk yang bersekolah secara umum mengalami
fluktuasi selama periode tahun ajaran 1998/1999 2002/1003,
hal ini dapat dilihat dari banyaknya murid dibeberapa jenjang
pendidikan mengalami kenaikan dan penurunan.
Peningkatan ini tentunya harus diimbangi dengan
penyediaan sarana dan prasarana fisik dan tenaga guru yang
memadai.
Jumlah Universitas atau perguruan tinggi pada tahun
2002/2003 tercatat dua buah, yaitu Universitas Muria Kudus
(UMK) dan sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Kudus. Banyaknya mahasiswa di periode 5 tahun terakhir
mengalami peningkatan. Pada tahun ini 2003, jumlah
mahasiswa tercatat 7,717 orang didukung oleh 123 orang.
2.4.2.2. Kesehatan
Peningkatan sarana kesehatan sangat diperlukan
sebagai upaya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jumlah rumah sakit umum pemerintah sebanyak 2 buah dan
44
rumah sakit umum swasta juga 2 buah. Sarana kesehatan yang
lain adalah pusat kesehatan amsyarakat (puskesmas) dan rata-
rata di tiap Kecamatan terdapat 2 puskesmas, dan secara
keseluruhan Kabupaten Kudus memiliki puskesmas sebanyak
18 buah.
2.4.3. Sistem Kepercayaan
Di kota Kudus ini toleransi antar umat beragama dapat
dikatakan cukup memuaskan. Antara satu umat dengan umat yang lain
dalam sosialisasi kehidupan tidak pernah terjadi benturan-benturan
antar satu penganut agama dengan penganut agama yang lain saling
menjaga perasaan, sehingga kehidupan beragama di Kudus berjalan
baik. Terbukti dalam proses kehidupan di perusahaan-perusahaan
misalnya, kendati pemilim perusahaan bukan seagama dengan
karyawanya, tetap berjalan baik, tidak mengurangi aset produksi.
Sebagaian besar jumlah penduduk yang ada di wilayah Kudus,
pada tahun 2003 menganut agama Islam dengan prosentase sebanyak
98 % dari jumlah penduduk memeluk Islam, sedang 2 % lainya terbagi
dalam beberapa agama yang ada.
45
Tabel V
Jumlah Penduduk Kabupaten Kudus Menurut Agama Tahun 2003
3

Pemeluk Agama No. Kecamatan
Islam Kristen Katholik Hindu Budha Lainya
1 Kota 82.823 4.953 5.625 196 839 7
2 Jati 82.680 5 2.791 5 70 -
3 Undaan 63.174 124 10 - 176 6
4 Bae 52.490 1409 254 15 13 12
5 Gebog 85.944 111 3 - 210 -
6 Kaliwungu 80.947 535 264 4 27 2
7 Jekulo 90.832 79 166 - 74 -
8 Mejobo 82.929 521 440 - 20 -
9 Dawe 61.538 23 21 - - -
Jumlah 684.189 7.760 9.574 220 1.329 27

Perkembangan agama di Kabupaten Kudus terutama agama
Islam semakin pesat dengan tersedianya prasarana peribadatan yang
ada.
Adapaunbanyaknya tempat peribadatan di kabupaten Kudus
adalah sebagai berikut :
Tabel VI
Banyaknya Tempat Ibadah di Kabupaten Kudus Tahun 2003
4

No. Kecamatan Masjd Mshl Lngar Jml Grja
Kristen
Grja
Kthlik
Pura
hindu
Vihara
budha
Lain
1 Kota 97 39 82 219 12 1 - 1 -
2 Jati 42 28 141 141 2 - - 4 -
3 Undaan 33 97 106 236 2 - - 3 -
4 Bae 47 23 99 169 1 - - - -
5 Gebog 84 12 155 251 1 - - 1 -
6 Kaliwungu 61 43 93 197 1 - - - -
7 Jekulo 58 14 267 339 - - - - -
8 Mejobo 31 39 148 218 - - - - -
9 Dawe 77 13 293 383 - 2 - 1 -
Jumlah 530 308 1384 2222 23 4 - 11 -


3
Sumber data, Ibid
4
Sumber Data, Ibid.
46
Dari jumlah sarana ibadah yang ada, yang dipergunakan
sebagai tempat ibadah adalah pada tiap-tiap tempat ibadah yang
digunakan sekurang-kurangnya terdapat 307 orang yang
mempergunakan tempat ibadah di maing-masing tempat.
2.4.4. Pertanian
2.4.4.1. Pertania tanaman pangan
Untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya
kecukupan beras, pemerintah terus memacu produktifitas padi.
Tahun 2003 produktifitas padi mencapai 141.176 ton, lebih
tinggi 16,28 % (140 ton) dibanding tahun sebelumnya.
Secara umum produktifitas palawija mengalami
penurunan dibanding tahun sebelumnya, sebanyak 26,33 %
(36,07 kwintal).
2.4.4.2. Perkebunan
Jenis tanaman perkebunan rakyat yang mempunyai
areal cukup luas, di Kudus antara lain tebu, kelapa, kapuk,
kopi, cengkeh, dan ditahun 2003 produksi perkebunan
mengalami peningkatan.
2.4.4.3. Peternakan
Sub sektor peternakan terbagi menjadi ternak besar
yaitu : Sapi, kerbau dan kuda, dan ternak kecil terdiri dari
kambing, domba, dan ternak unggas.

47
2.4.4.4. Perikanan
Sektor perikanan meliputi kegiatan usaha perikanan
darat dan perikanan laut, di Kabupaten Kudus hanya ada budi
daya perikanan darat, pada tahun 2003 produksi ikan budidaya
tercatat 1.463 kwintal.
2.4.5. Industri
Sektor industri merupakan tiang penyangga utama dari
perekonomian kabupaten Kudus dengan kontribusisebesar 62,73 %
terhadap PDRB kabupaten Kudus. Perindustrian di kabupaten Kudus
sampai pada tahun 2003 tercatat sebanyak 157 perusahaan dengan
menyerap 70.308 orang tenaga kerja.
2.4.6. Perdagangan
Potensi ekonomi suatu daerah khususnya sektor perdagangan
dapat dilihat dari banyaknya pasar yang ada. Kabupaten Kudus
samapai tahun 2003 terdapat 26 pasar. Terdiri dari 22 pasar umum dan
4 pasar hewan.
Pita cukai rokok yang dihasilkan oleh Kabupaten Kudus selaa
tahun 2003 tercatat sebesar 5.578 trilyun rupiah, sedangkan potensi
ekspor berbagai jenis komoditi tahun 2003 nilalai totalnya US $
44.233.585,39.
5




5
Sumber data, Ibid
48
2.5. Tinjauan Umum Etnis Cina Muslim dan Permasalahanya
2.5.1. Keberadaan Orang Cina Muslim di Kabupaten Kudus
Cina secara etimologi berasal dari Bahasa mandarin kuo Yui
dialek iHokkian yang berarti bangsa pusat.
6
Orang Cina sering menjadi
pusat istilah penyebutan diri yang bersesuaian dengan konsepsi
kosmologinya sebagai "pusat dunia" atau pusat peradaban manusia.
7

Ciri khas yang menonjol dari etnik Cina ini merupakan suatu keanehan
bagi etnik lainnya.
Di negara-negara Asia Tenggara, permasalahan golongan
minoritas sering menimbulkan kerumitan. Glongan minoritas yang
dimaksud adalah sekelompok etnis tertentu dengan sifat-sifat yang
khas nasional kultural yang secara individu hidup dalam suatu
negarayg dikuasai oleh mayoritas lain dan dipandang sebagai sesuatu
yang khas daripada individualitasnya sendiri.
8

Secara ringkas Dr. Jamaluddin Ancok dan fuad Nashori Suoso,
menyebutkan ciri-ciri kelompok minoritas sebagai berikut :
a. Kelompok minoritas adalah bagian (sub ordinat) dari suatu
masyarakat atau negara yang kompleks.
b. Memiliki ciri-ciri fisik maupun kebudayaan yang dianggap sebagai
ciri yang melemahkan anggapan terhadap diri sendiri.
c. Kelompok yang memiliki kesadaran kelompok yang tinggi.

6
Dr. Saleh Al-Jufri, Paji-panji Muhammad SAW, LPU Sunan Ampel, Surabaya, 1989,
hlm. 38.
7
Ibid
8
Drs. Hidayat ZM, Masyarakat dan Kebudayaan Cina Indonesia, tarsito, Bandung, 1993,
hlm. 1
49
d. Keanggotaanya merupakan sesuatu yang diturunkan melalui garis
keturunan yang mengkiat generasi selanjutnya.
e. Anggotanya baik karena pilihan sendiri atau karena kebutuhan,
cenderung untuk kawin dengan orang dari kelompok sendiri.
9

Dari ciri-ciri tersebut, dapat diambil suatu pandangan etnik
Cina sebagai kelompok mioritas sering merasa bahwa dirinya
merupakan masyarakat yang rendah dibanding penduduk asli. Adapula
sebagian etnik Cina menganggap bahwa etnik Cina lebih tinggi
derajatnya dari penduduk asli (pribumi Indonesia).
Ketidakseimbangan ini mengakibatkan masing-masing pihak suasana
hidupnya dalam lingkungan eksklusif, sesuai dengan kemampuan dan
keadaan masing-masing yang pada akhirnya timbullah perasan in-
group (kelompok kita) dan out-group (kelompok mereka) dab dalam
proses tersebut seringkali digunakan stereotip.
10

Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku-suku bangsa,
termasuk pula kebudayaan dan agamanya, baik berasal dari bangsa
lama maupun dari sifat-sifat tradisionalnya. Selain penduduk pribumi
terdapat pula sejumlah penduduk etnik pedatang, yang terbanyak
adalah Cina.
11

Dan pada umunya orang-orang Cina yang datang peratma kali
ke indonesia waktu itu hanya terdiri dari kaum laki-laki saja dan

9
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islam, Solusi Islam Atas
Probelm Psikologi, Pustaka Pelajar, yogyakarta, 1995, hlm. 18.
10
Stereotip yakni gambaran atau anggapan yang bersifat mengejek terhadap suatu onyek
tertentu.
11
Drs. Hidayat ZM, Op. Cit., hlm. 3
50
kebanyakan dari daerah Fukian dan Kwatung terutama suku bangsa
Hokkian, Hika dan Knton. Suku-suku ini termasuk yang pandai
berdagang dan banyak yang menetap di Pulau Jawa bagian tengah,
timur dan di pantai utara Sumatera Barat.
12

Dalam buku masyarakat kebudayaan Cina Indonesia, yang
ditulis oleh Drs. Hidayat ZM. Diceritakan bahwa orang Cina yang
pertama kali datang di tanah jawa pada tahun 1412 adalah armada dari
Dinasti Ming yang dipimpin oelh Cheng Ho atau Muhammad Cheng
Ho (sering juga disebut dengan nama Sam Po Tong atau sam Po
Kong. Setelah kedatangan yang pertama ini, hadir pula di tanah Jawa
mubaligh-mubaligh dari Cina yang berdagang sambil menyebarkan
agama Islam.
Memang bila ditelusuri lebih jauh, sebenarnya agama Islam
bukanlah merupakan agama yang aing di Cina sendiri. Islam perama
menyebar di Cina melalui jalan sutra, baik darat maupun laut oleh para
shabat Nabi SAW. Pada masa itu nabi SAW mengutus salah seorang
shabanya yang bernama Abdul Wahab bin Abi Khabsyah untuk
memberikan hadiah pada Kaisar Tiongkok sekaligus menawarkan
Islam di negeri tersebut.
13

2.5.2. Keberadaan dan Perkembangan Cina Muslim di Kabupaten Kudus
Masuknya seorang etnik Cina ke dalam agama Islam adalah
dipandang sesuatu hal yang sangat menarik perhatian dan menjadi

12
Ibid
13
Ibid, hlm. 30
51
perbincangan masyarakat awam. Mereka disebut sebagai "saudara
baru", meskipun dari masyarakat etnik Cinasendiri dipandang bahwa
yang masuk agama Islam itu telah menjatuhkan martabatnya sendiri,
semua hinaan dan celaan biasanya timbul dari keluarganya apabila
seseorang etnik Cina masuk Islam, bahkan memungkinkan akan diusir
atau dicoret sebagai anggota keluarga atau marganya.
Apabila kuat dan teguh iman Islam orang Cina yang baru
masuk Islam itu, tidaklah hinaan itu mereka peduli, namun baginya
memeluk Islam adalah suatu nikmat, sampai cara hidup merekapun
bertukar sama sekali dari pada kehidupan sebelum mereka masuk
Islam.
Belakangan ini bahkan para pemuda dan pemudi etnik Cina
banyak yang memeluk agama Islam. Bagi orang awam di Negeri
Indonesia ini mungkin adalah suatu kajaiban. Lahirnya julukan
"muslim Cina" adalah bukan dari sebab pengkotakan antara sesama
muslim, tetapi ungkapan turut bangga dan berbahagia, mereka
mendapat saudara seiman dari golongan etnik Cina yang tadinya jauh
dari Islam "muslim Cina" sebetlnya sekedar sebutan nama kesayangan
dari umat Islam kepada saudara-saudara barunya yang seagama dan
kebetulan berasal dari keturunan etnik Cina, demikian kata bapak
Halimi A.R selaku kepala Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah.
14


14
Wawancara dengan bapak Drs. Sayuti Nafi' tgl. 12 Desember 2004.
52
Di Kabupaten Kudus sendiri perkembangan Islam pada
kalangan masyarakat etnik Cina mengalami kemajuan yang pesat. Hal
ini diiringi dengan terbentuknya suatu wadah perkumpulan para
muallaf baik dari suku cina maupun Pribumi atau suku bangsa lainya.
Beberapa orang dari etnik Cina bersama-sama pribumi muslim
mencoba mendirikan sebauha wadah persatuan, sebagaia wahana
komunikasi, dan sebagai sarana meningkatnya keimanan mereka.

2.6. Tinjauan Umum Organiasasi PITI (Pembinaan Iman Tauhid Islam)
Kabupaten Kudus
2.6.1. Sejarah berdirinya PITI (Pembinaan Iman Tauhid Islam) Kabupaten
Kudus
Sehubungan dengan sejarah berdirinya PITI (Pembinaan
Iman Tauhid) Kudus ini, secara lengkap penulis merasakan agak
mendapatkan kesulitan. Hal ini disebabkanpengurus di dalam
memberikan keterangan kepada penulis kurang leluasa. Sehingga
dari keadaan semacam ini trurut mempengaruhi terhadap corak dan
bentuk laporan historis PITI (Pembinaan Iman Tauhid Islam) Kudus
yang hendak penulis sampaikan.
Peristilahan yang kita kenal sekarang dengan PITI
(Pembinaan Iman tauhid Islam) Kudus inia adalah jelmaan dari dua
nama yang seblumnya, yaitu MATA MUSTIKA (Majlis ta'lim
Tionghoa Kabupaten Kudus) kemudian diganti menjadi JMP
53
(Jama'ah Muslim Pembauran) Kudus. Perpindahan istilah ini
diupayakan untuk menghindari kesa eksklusifisme dikalangan
masyarakat Cina muslim dengan umat Islam lainya.
Untuk menulusuri sejarah pertumbuhan dan perkembangan
PITI (Pembinaan Iman Tauhid Islam) Kudus, terlebih dahulu akan
penulis laporkan proses kelahiranya MATA MUSTIKA yang
didirikan pada tanggal 1 Oktober 1983 oleh Bp. Drs. Sayuti nafi'
bersama-sama dengan rekan-rekanya antara lain :
a. K.H. Abdullah Sonhaji
b. H. Ahmad Shoib (pengusaha Jenang 33 Kudus)
c. Ny. Uei Gin Nio (Ny. Turmudzi).
d. Rekan-rekan Pengurus Masjid Agung Kudus.
e. Tokoh-tokoh masyarakat serta alim ulama di Kabupaten Kudus.
Adalah merupakan salah satu wadah atau sarana dakwah di
kabupaten Kudus yang oleh pendirinya dimaksudkan sebagai wadah
pembinaan orang Islam dari kalangan masyarakat pribumi yang
ingin membaur menjadi satu bersama dengan golongan non pribumi
untuk menggalang ukhuwah Islamiyah serta untuk meningkatkan
pengabdian terhadap masyarakat Nusa Bangsa dan agama.
Sudah merupakan kelaziman memang bahwa suatu bentuk
usaha yang berstatus baru tidak dapat menghindari dari kungkungan
kesulitan dan hambatan yang datang menghadangnya. Sedang
kenyataan ini terjadi pada tubuh organisasi ini, permasalahan dan
54
hambatan tersebut dialami ketika organiasi ini berupaya
mengembangkanlebih lanjut faktya yang dihadapi adalah bahwa
mayoritas keturunan Cina yang masuk Islam secara kategoris terdiri
dari kalangan kelas menengah ke bawah, walaupun memang ada
satu dua diantara mereka yang berstatus ekonminya termasuk
kategoris kelas menengah ke atas.
Selain itu dibarengi pula anggapan yang bernada negatif, baik
dari keuangan keasalanya sendiri yaitu anggapan yang berasal dari
kelompok keasalanya antara lain bahwa mereka yang masuk Islam
dikatakan telah menjatuhkan martabatnya sendiri, karena ia turun
derajatnya menajdi "inlander" yaitu gelar bagi orang yang rendah
derajatnya.
15

Adapun anggapan negatif yang berasal dari sebagian umat
Islam adalah bahwa mereka (masyarakat cina) masuk Islam hanya
lesa saja. Setelah membaca syahadat mereka masih berbuat yang
dilarang agama, tidak shalat dan tidak puasa.
16

Komentar lain mengatakan bahwa mereka yang masuk Islam
adalah mereka yang miskin-miskin, digolonganya sendiri tidak
akrab, begitu pula dengan masyarakat pribumi juga merasa terasing,
maka dengan mereka mauk Islam mereka berharap agar hubungan
dengan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya mereka lantas banyak
menangung resiko dikucilkan tidak hanya di masyarakat Cina saja,m

15
Wawancara dengan ny. Oei Gin Nio, tanggal 12 Desember 2004.
16
Wawancara dengan Bp. Drs. Sayuti Nafi', tanggal 11 Desember 2004
55
tetapi juga teman-temanya dan para tetangga non muslim serta
sebagian umat Islam.
Kesulitan lain yang dihadapi MATA MUSTIKA dalam gerak
langkahnya adalah faktor dana. Dana yang merupakan tulang
punggung kehidupan suatu organisasi dan menunjang
pengembangan dakwah hanya diperoleh dari para dermawan yang
masuk kepengurusan MATA MUSTIKA secara insidental. Faktor
lain yang juga ikut menghadangnya adlah tidak hanya faktor sarana
yang kurang memadai juga faktor prasarana yang juga merupakan
penunjang terlaksananya suatu kegiatan, misalnya kantor
kesekretariatan beserta kelengkapanya sampai saat ini belum
dipunyai oleh organisasi rintisan ini, sehingga kesekretariatan masih
numpang di kantor SMA Hasyim Asy'ari Kudus.
17

Di saat suramnya kegiatan pengajian MATA MUSTIKA, ada
intruksi dari pemerintah untuk menghilangkan semua kelompok atau
organisasi yang didalamnya tertera nama Tionghoa (Cina). Disaat
itu pula pengurus MATA MUSTIKA mengumpulkan anggotanya
kembali untuk membahas kegiatan yang mengalami surut. Selain itu
pengurus bersamam anggota MATA MUSTIKA dengan "jama'ah
muslim pembauran" Kudus atau yang dikenal dengan singkatan
"JMP".

17
Wawancara dengan Bp. Drs. Sayuti Nafi', tanggal 11 Desember 2004.
56
Selain diadakan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan dan penggantian nama MATA MUSTIKA
dengan JMP, diadakan pula reformasi pengurus yang menetapkan
Bpk. Drs. Sayuti nafi' sebagai ketuanya.
2.6.2. Struktur Kepengurusan PITI (Pemibinaan Iman Tauhid Islam)
Kabupaten Kudus
Sebagaimana telah penulis sebutkan terdahulu sejak berdirinya
organisasi ini mengalami beberapa kali pergantian nama, adapun
kepengurusan terdahulu adalah :
Pelindung : Wimpi Hardono Bupati Kepala Daerah
Tingkat II Kudus.
Penasehat : 1. Muhammad gaotama
2. Mak Kwe pin (Maksum Pinarto)
Ketua Umum : Drs. Sayuti Nafi'
Ketua I : Edi Taslim BSC
Ketua II : Liem Ching Han (Hananto S)
Sekretaris Umum : Ha. Abdullah sonhaji
Sekretaris I : Ang Lhong Han (Hariyati)
Sekretaris II : Li Kim Sing
Bendahara Umum : H. Ahmad Shohib
Bendahara I : Ny. Oei Gion Nio (Ny. Turmudzi)
Bendahara II : Handoyo
Pembantu Umum : 1. Ibu Rusnawati
57
2. Hamid Effendi
3. Remaja Masjid Agung Kudus.
Kepengurusan di atasberlaku mulai 1 Oktober 1983 sampai
dengan 15 Desember 1985.
18

Selanjutnya kepengurusan yang baru yaitu periode 1995-
1997 adalah sebagai berikut :
SUSUNAN PENGURUS JMP KABUPATEN KUDUS
Pelindung : Letkol Sudarso, Bupati KDH TK II Kudus
Penasehat : KH. Ahmad Sya'roni
Ketua : 1. Drs. Sayuti Nafi'
2. Sholeh Lukmono (Lu Kok Jin)
3. KH. Abdullah Sonhaji
Sekretaris : 1. Drs. Zaenal Arifin
2. Lie Kiem sing (Ahmad Rikiyanto)
Bendahara : 1. Aan Pujianto
2. Ny. Oei gion Nio
Seksi-seksi :
1. Seksi dakwah : 1. Drs. Maesaroh
2. Kam Ping An (Slamet Ibrahim)
2. Seksi Organisasi : 1. Edi Purnomo
2. Sugiyanto, BCS
3. Gunawan

18
Drs. Sayuti Nafi', Pembina PITI Kudus, tanggal 18 Desember 2003, kam 10-30 BBWI.
58
3. Pembantu Umum : 1. Chong Lie (Gosek Wibowo)
2. Ny. Rusmiyati Zubair
3. Rudi kristanto
4. Ciek San
19

Kepengurusan ini berlaku sampai pada tahun 1997.
Kemudia pada tanggal 15 Desember 1997 digantikan
penggantian nama dan perompakan dari JMP berganti menjadi PITI
(Pembinaan Iman Tauhid Islam) Kudus, sebagaimana berikut :
Pelindung : Letkol Sudarsono, Bupati Kudus
Penasehat : 1. Bp. Kakandepag Kab. Kudus
2. Bp. KH. Ahmad Sya'roni
3. Bp. KH. Abdullah Sonhaji
Ketua : 1. Bp. Drs. Sayuti Nafi'
2. Bp. Sholeh lukmono (Lu kok Jin)
Sekretaris : 1. Drs. Sulikan
2. Teguh Ismani
Bendahara : 1. Aan Pujianto
2. H. Susanto Budi Pramono
Seksi-seksi
1. Pendidikan : 1. H. Moh. Khilmi, SE
2. Sugiyono (Sun tjing)
2. Sosial / Ejonomi : 1. H. Totok Hidayat
2. Edy Purnomo

19
Wawancara dengan Drs. Sayuti nafi', 28 Desember 2004.
59
3. Dakwah : 1. Drs. H. Sonhaji
2. Drs. H. Afif Sholeh
20

4. Seksi Organisasi : 1. Edi Purwanto
2. Sugiyanto, BSC
3. Gunawan
Demikianlah susunan kepengurusan PITI (Pembinaan Iman
Tauhid Islam) yang baru diharapkan dapat membangkitkan aktifitas
jama'ahnya yang selalu mengalami pasang surut.


20
Wawancara Bp. Drs. Sayuti Nafi', tanggal 28 Desember 2004.

Anda mungkin juga menyukai