Anda di halaman 1dari 37

NARASUMBER: dr.

Edy Purwanta
Sp.OG
*Hilangnya darah 500ml/lebih setelah kala 3 persalinan selesai
secara pervaginam/
*Hilangnya 1000ml pada secsio cesarea/
*1400ml pada histerectomi cesarea elektif/
*3000-3500ml pada histerectomi cesarea darurat
(Cuningham, F. G., 2008)


Perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir. Pada
umumnya jika terjadi perdarahan yang lebih dari normal dan
menyebabkan perubahan tanda vital (kesadaran turun, pucat
limbung, berkeringat dingin, sesak napas serta TD <90 dan nadi
>100/mpenanganan segera
(Sarwono Prawirohardjo, 2010)
*
HPP sebabkan kematian ibu 45% terjadi pada 24 jam pertama
67-73% dalam 1 minggu setelah bayi lahir
82-88 % dalam dua minggu setelah bayi lahir

*
*
Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan pasca
persalinan yang terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran.
Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan
pascapersalinan yang terjadi setelah 24 jam pertama
kelahiran.
Beberapa anastetik umum-hidrokarbon
berhalogen
Gangguan perfusi miometrium-hipotensi
Overdistensi uterus-janin besar, kembar,
hidroamnion
Partus lama
Induksi oksitosin
Paritas tinggi
Atonia pada kehamilan sebelumnya
Korioamniontis
Sisa plasenta
Perdarahan dari
tempat
implantasi
plasenta
Laserasi perineum, vagina dan serviks
Ruptura uteri
Trauma saluran
genital
Memperparah semua yang diatas
Gangguan
koagulasi
*
Atonia uteri 50- 60%
Retensio plasenta 16 - 17%
Sisa plasenta 23- 24%
Laserasi jalan lahir 4- 5%
Kelainan darah 0,5- 0,8%
*
Gejala klinik berupa perdarahan pervaginam yang terus-
menerus setelah bayi lahir. Kehilangan banyak darah
tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita
pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan
kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain
*
Blood Loss (%) Blood Pressure Signs & Symptoms
500-1000ml (10-15) normal Palpitations, dizziness,
tachycardia
1000-1500ml (15-25) Slightly low Weakness, sweating,
tachycardia
1500-2000ml (25-35) 70-80 Restlessness, pallor,
oliguria
2000-3000ml (35-45) 50-70 Collapse, air hunger,
anuria
>2500cc blood loss 50% mortality if not managed urgently & appropriately
No
.
Gejala dan tanda Gejala dan tanda yang
kadang-kadang ada
Diagnosis
kemungkinan
1. - Uterus tidak berkontraksi dan lembek
- Perdarahan segera setelah anak lahir
(Perdarahan Pascapersalinan Primer atau P3)

- Syok


- Atonia Uteri

2. -Perdarahan segera (P3)
- Darah segar yang mengalir segera setelah
bayi lahir (P3)
- Uterus kontraksi baik
- Plasenta lengkap

- Pucat
- Lemah
- Menggigil

- Robekan jalan
lahir

3.
- Plasenta belum lahir setelah 30 menit
- Perdarahan segera (P3)
- Uterus kontraksi baik

- Tali pusat putus akibat
traksi berlebihan
- Inversio uteri akibat
tarikan
- Perdarahan lanjutan

- Retensio
Plasenta
4. -Plasenta atau sebagian selaput (mengandung
pembuluh darah) tidak lengkap
- Perdarahan segera (P3)

- Uterus berkontraksi
tetapi tinggi fundus
tidak berkurang

- Tertinggalnya
sebagian
plasenta
DIAGNOSIS PERDARAHAN POSTPARTUM
5. - Uterus tidak teraba
- Lumen vagina terisi massa
- Tampak tali pusat (jika plasenta belum
lahir)
- Perdarahan segera (P3)
- Nyeri sedikit atau berat

- Syok neurogenik
- Pucat dan limbung


- Inversio
uteri

6.
- Sub-involusi uterus
- Nyeri tekan perut bawah
- Perdarahan lebih dari 24 jam setelah
persalinan. Perdarahan sekunder atau
P2S.
- Perdarahan bervariasi (ringan atau
berat, terus menerus atau tidak teratur)
dan berbau (jika disertai infeksi)
-Anemia
- Demam
- Perdarahan
terlambat
- Endometritis
atau sisa
plasenta
(terinfeksi
atau tidak)
7. -Perdarahan segera (P3) (Perdarahan
intraabdominal dan atau vaginum)
- Nyeri perut berat
- Syok
- Nyeri tekan perut
- Denyut nadi ibu
cepat
-Robekan
dinding uterus
(ruptura uteri)
Lanjutan,,,
Atonia uteri
Retensio plasenta
Sisa plasenta
Laserasi jalan lahir
Kelainan darah
*
*
*Keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang menyebabkan
uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir

*Akibat dari atonia uteri ini adalah terjadinya perdarahan.
Perdarahan pada atonia uteri ini berasal dari pembuluh
darah yang terbuka pada bekas menempelnya plasenta
yang lepas sebagian atau lepas keseluruhan.
*
* Hal-hal yang menyebabkan uterus meregang lebih
dari kondisi normal :
* Polihidramnion
* Kehamilan kembar
* Makrosomia
* Persalinan lama
* Persalinan terlalu cepat
* Persalinan dengan induksi atau akselerasi oksitosin
* Infeksi intrapartum
* Paritas tinggi

BAGAN PENANGANAN ATONIA UTERI (1)
ATONIA UTERI
PASCA PERSALINAN
MASASE FUNDUS UTERI
SEGERA SESUDAH
PLASENTA LAHIR
OBGYN
P
A
S
I
E
N
EVALUASI
RUTIN
UTERUS KONTRAKSI? YA
- EVALUASI/BERSIHKAN BEKUAN
DARAH/SELAPUT KETUBAN
- KOMPRESI BIMANUAL INTERNA
(KBI)
TIDAK
MAKSIMAL 15 DETIK
MAKSIMAL 5 MENIT
UTERUS KONTRAKSI?
- PERTAHANKAN KBI SELAMA 1-2 MENIT
- KELUARKAN TANGAN SECARA HATI HATI
- LAKUKAN PENGAWASAN KALA IV
YA
- AJARKAN KELUARGA MELAKUKAN KOMPRESI
BIMANUAL EKSTERNA ( KBE)
-KELUARKAN TANGAN (KBI) SECARA HATI -HATI
- SUNTIKAN METHYL ERGOMETRIN 0,2 MG I.M
-PASANG INFUS RL + 20 IU OKSITOKSIN,GUYUR
- LAKUKAN LAGI KBI
TIDAK
A
14
BAGAN PENANGANAN ATONIA UTERI ( 2 )
YA
A
PENGAWASAN KALA IV
- RUJUKAN / SIAPKAN LAPARATOMI
- LANJUTKAN PEMBERIAN INFUS + 20 IU OKSITOKSIN MINIMAL 500 CC /
JAM HINGGA MENCAPAI TEMPAT RUJUKAN
UTERUS KONTRAKSI
?
TIDAK
LIGASI ARTERI UTERINA DAN / ATAU HIPOGASTRIKA
PERDARAHAN ? PERTAHANKAN UTERUS BERHENTI
TETAP
Operasi B-Lynch
Histerektomi supravaginal
Histerektomi total abdominal
O
p
e
r
a
t
i
f

Tempat ligasi arteri iliaca interna
16
*STRATEGI PENCEGAHAN
Kesiapan melahirkan
Penolong yang terampil pada
persalinan
Pengobatan anemia
Penatalaksanaan aktif Kala Tiga
Hindari yg tidak perlu (mis. episiotomi)
Penanganan aktif Kala III


*
plasenta tetap tertinggal dalam uterus 30
menit setelah anak lahir. Plasenta yang
sukar dilepaskan dengan pertolongan aktif
kala III dapat disebabkan oleh adhesi yang
kuat antara plasenta dan uterus
Penyebab
a. Fungsional
HIS kurang kuat
Plasenta sukar terlepas karena Tempatnya : insersi di
sudut tuba
Bentuknya : placenta membranacea, placenta anularis.
Ukurannya : placenta yang sangat kecil

b. Patologi- Anatomis
Placenta akreta : vilous plasenta melekat ke
miometrium
Placenta increta : vilous menginvaginasi miometrium
Placenta percreta : vilous menembus miometrium
sampai serosa
*
* Perdarahan pervagina
* Plasenta belum keluar setelah 30
menit kelahiran bayi
* Uterus berkonstraksi dan keras
*Plasenta previa
*Bekas SC
*Kuret berulang
*Multiparitas

*
*
*Dengan narkosis
*Pasang infus NaCl 0,9%
*Tangan kanan
dimasukkan secara
obstetrik kedalam
vagina.
*Tangan kiri menahan
fundus untuk mencegah
kolporeksis.
*Tangan kanan menuju ke
ostium uteri dan terus ke
lokasi plasenta.
*Tangan ke pinggir plasenta dan mencari bagian plasenta yang
sudah lepas
*Dengan sisi ulner, plasenta dilepaskan
Penangan Retensio Plasenta
Perdarahan post partum primer, dapat terjadi
syok hipovolemik.
Perdarahan post partum sekunder, karena sisa
plasenta.
Inversi uterus.
Sepsis puerperalis

*
*
Sisa plasenta dan ketuban
yang masih tertinggal dalam
rongga rahim dapat
menimbulkan perdarahan
postpartum dini atau
perdarahan pospartum lambat
(6 10 hari pasca persalinan).
Pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan
kuretase.
Bila memungkinkan, sisa plasenta dapat
dikeluarkan secara manual.
Kuretase harus dilakukan di rumah sakit.
Setelah tindakan pengeluaran, dilanjutkan
dengan pemberian obat uterotonika melalui
suntikan atau per oral.
Antibiotika dalam dosis pencegahan sebaiknya
diberikan.
*
*
Robekan Perineum
HematomaVulva
Robekan dinding vagina
Robekan serviks

Robekan Perineum dan Vagina




*
* Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-
daerah yang mengalami laserasi atau pada daerah
jahitan perineum.
* Hematoma kecil cukup dilakukan kompres.
* Hematoma besar dilakukan sayatan di sepanjang
bagian hematoma yang paling terenggang.
*
*Penanganan robekan serviks
*Bibir depan dan bibir belakang serviks
dijepit dengan klem Fenster. Kemudian
serviks ditarik sedikit untuk menentukan
letak robekan dan ujung robekan.
Selanjutnya robekan dijahit dengan catgut
kromik dimulai dari ujung robekan untuk
menghentikan perdarahan
Ditemukan Waktu perdarahan dan waktu pembekuan
memanjang, trombositopenia, terjadi hipofibrinogenemia,
dan terdeteksi adanya FDP (fibrin degradation product)
serta perpanjangan tes protombin dan PTT (partial
thromboplastin time).
Predisposisi : solusio plasenta, kematian janin
dalam kandungan, eklampsia, emboli cairan
ketuban, sepsis, multiparitas, anak besar, hamil
kembar, hidramnion, bekas seksio, ada riwayat
perdarahan pasca persalinan sebelumnya.
Terapi yang dilakukan adalah dengan transfusi
darah dan produknya seperti plasma beku segar,
trombosit, fibrinogen dan heparinisasi atau
EACA (epsilon amino caproic acid).
Darah
*
Lanjutan,,,

Anda mungkin juga menyukai