PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN DI SMP SKRIPSI FITRY PUSPITA NINGRUM NPM 07410638 FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2011 i ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN DI SMP SKRIPSI FITRY PUSPITA NINGRUM NPM 07410638 FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2011 i ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN DI SMP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan FITRY PUSPITA NINGRUM NPM 07410638 FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2011 ii i SKRIPSI ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN DI SMP Yang disusun dan diajukan oleh FITRY PUSPITA NINGRUM NPM 07410638 Telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 24 Oktober 2011 Pembimbing I, Pembimbing II, Mukhlis, S.Pd., M.Pd. NPP 087101213 Nanik Setyawati, S.S., M.Hum. NPP 997101150 iii ii SKRIPSI ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN DI SMP Yang disusun dan diajukan oleh FITRY PUSPITA NINGRUM NPM 07410638 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 28 Oktober 2011 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji Ketua Sekretaris Dra. Sri Suciati, M.Hum. Nanik Setyawati S.S, M.Hum. NIP 19650316 199003 2 002 NPP 997101150 Penguji I Nanik Setyawati, S.S., M.Hum. NPP 997101150 (..) Penguji II Mukhlis, S.Pd., M.Pd. NPP 087101213 (..) Penguji III Dra. Asrofah, M.Pd. NPP 936601104 (..) iv iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : 1. Sesungguhnya motivasi terbesar dalam hidup adalah kasih dari ayah, sayang dari ibu, cinta dari sahabat dan juga kekasih. Orang-orang terdekat itulah yang nantinya akan menghantarkanmu menuju kesuksesan. 2. Jangan pernah ada kata takut sebelum mencoba, jangan pernah ada kata menyerah sebelum berusaha, dan jangan pernah ada kata lelah untuk mencapai harapan serta cita-citamu. 3. Jadilah diri sendiri dengan karakter yang berbeda dari lainnya, karena itu akan membuatmu lebih optimis dan percaya diri dalam menjalani hidupmu agar lebih berwarna. (Fitry Puspita N) Persembahan Diiringi ucapan terima kasih, dengan tulus kupersembahkan skripsi ini kepada: 1. Ayah dan ibu tercinta beserta segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan doa disetiap langkahku. 2. Adik-adikku tersayang yang menjadi motivasiku. 3. Kekasihku yang telah memberikan dukungan untuk kesuksesanku. 4. Sahabatku Vera dan teman-teman kelas N angkatan 2007 yang selalu menyemangatiku (Catur, Hary, Yola, Weny, Yuni, Asih, Maya, Ning, Is, Ti2k, Akbar dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu). 5. Almamater IKIP PGRI Semarang yang aku banggakan. v iv ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Gaya Bahasa Teks Iklan Penawaran pada Surat Kabar Suara Merdeka dan Alternatif Pembelajaran di SMP. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka? dan bagaimana alternatif pembelajaran bahasa di SMP melalui teks iklan penawaran yang terdapat pada surat kabar Suara Merdeka? Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka, dan mendeskripsikan alternatif pembelajaran bahasa di SMP melalui teks iklan penawaran yang terdapat pada surat kabar Suara Merdeka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, metode simak, metode analisis, metode formal dan informal. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif. Penelitian ini latar belakangnya untuk mendapatkan hasil pemahaman kebahasaan, khususnya pada penggunaan gaya bahasa teks iklan. Untuk memperoleh pemahaman tersebut maka penulis melakukan analisis gaya bahasa dalam teks iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011. Hasil analisis penelitian ini adalah kalimat yang terdapat pada teks iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011. Teks iklan penawaran yang telah terkumpul sebanyak 285 teks iklan, kemudian diambil 15 teks iklan untuk dianalisis berdasarkan segi bahasa. Dilihat dari segi bahasa, maka gaya bahasa dapat dibedakan berdasarkan titik tolak unsur bahasa yang dipergunakan, yaitu gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa berdasarkan nada, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Dalam menganalisis penulis menggunakan metode padan dan metode agih, serta menggunakan teknik dasar pilah unsur penentu dan bagi unsur langsung. Alternatif pembelajaran gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011, yang ditawarkan untuk SMP kelas IX semester 1 pada Standar Kompetensi mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan, resensi, dan karangan dengan Kompetensi Dasar menulis iklan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas ; maka pendekatan pembelajarannya menggunakan pendekatan kooperatif, metode diskusi dengan strategi pembelajaran jigsaw, serta model pengajaran bahasa. vi v KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah, berkat usaha, kerja keras, ketekunan, dan doa orang tua serta ridho Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun skripsi. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang. Selama proses menyusun skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan rintangan. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak terutama pembimbing, akhirnya hal tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Muhdi, S.H., M.Hum., Rektor IKIP PGRI Semarang yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di IKIP PGRI Semarang. 2. Dra. Sri Suciati, M.Hum., Dekan FPBS IKIP PGRI Semarang yang memberikan izin penulisan skripsi ini. 3. Nanik Setyawati, S.S., M.Hum., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Pembimbing I yang berkenan memberi persetujuan judul dan memberi arahan dengan penuh kesabaran, keikhlasan, serta kebijaksanaan sehingga penyusunan skripsi ini cepat selesai. vii vi 4. Mukhlis, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II yang memberikan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Semarang yang memberikan bekal ilmu yang bermanfaat kepada penulis. 6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT, membalas amal baik dari semua pihak yang dengan ikhlas membantu penulis. Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik akan penulis tampung dengan lapang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan generasi penerus. Semarang, 22 Oktober 2011 Penulis viii vii DAFTAR ISI SAMPUL LUAR.... ................................................................................. i SAMPUL DALAM ii PERSETUJUAN iii PENGESAHAN iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN v ABSTRAK vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI.... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian.. 5 D. Manfaat Penelitian 5 E. Penegasan Istilah...... 6 F. Metode Penelitian.... 8 G. Sistematika Penulisan Skripsi 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Gaya Bahasa 13 B. Jenis-Jenis Gaya Bahasa 16 C. Pengertian Iklan 32 D. Jenis-Jenis Iklan.... 34 E. Fungsi dan Tujuan Penyajian Iklan... 35 ix viii F. Ciri Khas Iklan.. 35 G. Pengertian Media Massa... 36 H. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP... 37 BAB III ANALISIS GAYA BAHASA DALAM TEKS IKLAN PENAWARAN PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI MEI 2011 DAN ALTERNATIF PEMBELAJARANNYA DI SMP A. Analisis Gaya Bahasa Teks Iklan Penawaran pada Surat Kabar Suara Merdeka Edisi Mei 2011 53 B. Alternatif Pembelajaran Bahasa di SMP.............. 70 BAB IV PENUTUP A. Simpulan.. 83 B. Saran 84 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling memberi masukan, dan saling belajar dengan yang lain. Komunikasi dengan bahasa ini dapat dilakukan secara lisan dan tulisan. Untuk berkomunikasi secara lisan, orang menggunakan keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak, sedangkan dalam berkomunikasi secara tertulis orang akan menggunakan keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Bahasa sebagai alat komunikasi tulis berfungsi menentukan maksud dan tujuan penulis kepada orang lain. Dalam perkembangan bahasa Indonesia yang semakin maju, surat kabar sebagai media massa sangat penting sebagai sumber informasi. Sedangkan informasi itu sendiri disampaikan melalui bahasa. Melalui bahasa tersebut hubungan individu dengan masyarakat dapat berlangsung baik dan lancar. Dalam penelitian ini yang akan dijelaskan adalah fungsi bahasa sebagai alat komunikasi tulis. Komunikasi tulis lebih unggul dalam isi, pikiran maupun struktur kalimat, lebih formal dengan gaya bahasa, dan lebih teratur dalam penyajian ide-ide (Tarigan, 1986: 9). 2 Sarana komunikasi dalam penelitian ini adalah iklan. Informasi yang disampaikan dalam iklan sangat berpengaruh dalam penjualan produk yang ditawarkan, sehingga memberi ide kepada penulis untuk menganalisis iklan dari segi gaya bahasanya. Iklan yang akan diamati ini adalah iklan penawaran yang dimuat oleh media cetak yaitu harian Suara Merdeka. Bertolak dari itu, iklan sebagai alat komunikasi tulis dan sebagai sarana penyebar informasi menggunakan kalimat dengan ragam bahasa iklan. Bahasa iklan harus komunikatif dan sugestif, agar pesan yang disampaikan dapat mempengaruhi pembaca untuk memiliki produk yang ditawarkan. Dalam hal ini teks iklan harus disusun secara singkat dengan mempergunakan kalimat pendek dengan kata-kata jitu dan mudah dipahami (Panji, 1984: 117). Adapun iklan yang menarik pembaca untuk saat ini adalah jenis iklan penawaran, baik yang dimuat oleh media cetak maupun elektronik. Ini terbukti dari banyaknya iklan yang disampaikan oleh media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Surat kabar Suara Merdeka dijadikan objek penelitian karena harian ini adalah salah satu surat kabar yang terbit di kota Semarang. Harian ini banyak memberikan kesempatan pada pengguna jasa untuk menawarkan produknya kepada calon konsumen yang meliputi sebagian besar wilayah Semarang dan sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian mengenai kalimat teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka, karena sampai sekarang ini belum pernah dikaji masalah kalimat 3 yang ada dalam teks iklan jenis penawaran khususnya gaya bahasanya beserta pengaitannya dalam pembelajaran. Hal ini banyak menimbulkan pertanyaan bagi peneliti tentang gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 dan pengaitannya dalam pembelajaran di SMP. Pembelajaran bahasa di Indonesia saat ini semakin luas dan pesat, dengan berbagai jenis bahasa, baik tentang kebahasaan di Indonesia maupun yang menyangkut bahasa daerah, semuanya perlu dipahami, dipelajari, dan dikembangkan. Terkait hal tersebut, fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pandidikan masih berperan penting walau sekolah- sekolah tertentu bahasa pengantarnya banyak yang menggunakan bahasa asing, seperti bahasa Inggris. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar akan memudahkan persamaan persepsi mengenai ilmu pengetahuan yang dipelajari. Namun, seiring dengan abad globalisasi bahasa Indonesia nyaris terpinggirkan oleh penggunaan bahasa Inggris. Untuk menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan sebuah bahasa harus berkembang pesat sejalan dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran bahasa Indonesia memang telah dimulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. Meskipun telah lama mempelajarinya, tetapi untuk bahasa Indonesia itu sendiri belum banyak diajarkan oleh guru itu sendiri. Guru hanya bisa memperkenalkan sebagian kecil dari bahasa yang dimiliki, mereka baru bisa memperkenalkan jenis-jenis bahasa di Indonesia kepada siswa tanpa memberitahu bagaimana awal mula 4 pembelajaran bahasa maupun kebahasaan yang terdapat di negara Indonesia. Inilah yang terkadang menjadi salah satu akibat lunturnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam dunia pendidikan peran guru bahasa Indonesia sangat dibutuhkan untuk pengembangan dan pembinaan berbahasa di sekolah. Guru bahasa Indonesia harus mampu menumbuhkan rasa cinta bangsa dari pada siswanya. Hal tersebut diharapkan agar mereka mengetahui beberapa ragam jenis-jenis bahasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan khasanah berbahasa. Dari sinilah muncul tanggung jawab besar bagi para guru bahasa Indonesia untuk bisa membina serta mengembangkan lahan di sekolah, sehingga dapat menambah pengetahuan siswa mengenai dunia berbahasa dan kembali memiliki rasa cinta bangsa akan berbahasa yang baik dan benar (Sudarno, 1992:19). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka ? 2. Bagaimanakah alternatif pembelajaran gaya bahasa di SMP melalui teks iklan penawaran yang terdapat pada surat kabar Suara Merdeka ? 5 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang dapat dicapai dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka. 2. Mendeskripsikan alternatif pembelajaran gaya bahasa di SMP melalui teks iklan penawaran yang terdapat pada surat kabar Suara Merdeka. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian tentang analisis teks iklan ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan teori bahasa Indonesia, khususnya bahasa Indonesia bidang jurnalistik. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan pula dapat membantu pembaca atau mahasiswa yang baru mulai mendalami ilmu bahasa, serta para pengguna bahasa untuk berpandangan kritis dalam mempelajari pengetahuan tentang penggunaan gaya bahasa dan hubungannya dengan teknik penulisan iklan. Sekaligus dapat dijadikan bahan perbandingan dan titik perenungan bagi kehidupan masyarakat. 6 E. Penegasan Istilah Supaya tidak menimbulkan salah penafsiran, penegasan istilah dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman atau persepsi yang sama tentang hal-hal yang akan dikembangkan. Istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut : 1. Analisis Analisis menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Moeliono, 2000:32) adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Analisis dalam penelitian ini adalah penguraian gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat teks iklan pada surat kabar Suara Merdeka dan alternatif pembelajaran di SMP. 2. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum (Tarigan, 1985:5). 3. Iklan Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Moeliono, 2000:322), iklan memiliki dua arti : a. Berita pesanan (untuk mendorong atau membujuk) kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan. 7 b. Pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan, iklan penawaran adalah suatu bentuk pemberitahuan tentang pesan-pesan yang ditinggalkan pembuat iklan ditujukan kepada khalayak ramai melalui media massa dengan tujuan untuk memberi tahu dan menawarkan produk barang. Iklan jenis ini adalah iklan jenis penawaran edisi bulan Mei 2011. 4. Surat Kabar Suara Merdeka Surat Kabar Suara Merdeka adalah surat kabar yang memuat berita terkini, yang terbit setiap hari dan beredar di Jawa Tengah. 5. Alternatif Pembelajaran Pembelajaran merupakan salah satu dari faktor-faktor pendidikan. Pembelajaran dapat diberi pengertian sempit yang terbatas pada pembelajaran di sekolah, dengan demikian termasuk dalam ilmu pendidikan praktis. Pembelajaran juga dapat diberi pengertian yang luas, yang mencakup semua upaya belajar (Ngatmini, 2010:2-4). Pembelajaran bahasa pada dasarnya harus lebih melibatkan siswa secara aktif dalam proses berpikir logis. Hal tersebut dapat ditempuh agar siswa dapat secara terbuka terlibat dalam proses pembelajaran yang memungkinkan daya nalar mereka berkembang melalui sarana bahasa, khususnya menganalisis gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi bulan Mei 2011. 8 F. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mempermudah pencapaian data, sehingga pemilihan metode harus memperhatikan kesesuaian dengan objek tujuan penelitian yang akan dipakai. Metode sebagai cara kerja harus dijabarkan sebagai alat dan sifat yang dipakai, jabaran tersebut disebut teknik. Penelitian selalu memerlukan metode untuk mempermudah kinerja penelitian. Metode sebagai suatu langkah kerja operasional dalam memperoleh suatu teori untuk memahami objek yang dijabarkan, sesuatu dengan data dipakai dan alat tersebut harus selaras dengan aslinya dan sifat objek yang diwujudkan sebagai data untuk diamati, dipertanyakan dan diteliti (Sudaryanto, 1993:3-4). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif ialah metode yang digunakan untuk memperoleh data-data berdasarkan fakta yang ada atau secara empiris. Sehingga apa yang dihasilkan peneliti merupakan paparan apa adanya. Metode kualitatif adalah metode yang berkaitan dengan data yang tidak berupa angka-angka tetapi berupa kualitas bentuk-bentuk variabel yang berbentuk tutur. Tuturan dapat berbentuk tulisan dan lisan. Adapun tuturan yang menjadi data pada penelitian ini adalah tuturan dalam bentuk tulis yang terdapat dalam teks iklan penawaran (Sudaryanto, 1993:62). Dengan demikian metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian guna menganalisis fakta atau objek secara empiris dan hasilnya digambarkan dalam bentuk kata-kata yang dirangkai berupa 9 kalimat-kalimat. Untuk menganalisis gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi bulan Mei 2011 dan pembelajarannya di SMP, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian, sumber data dan korpus data, metode pengumpulan data, metode dan teknik analisis data serta teknik pemaparan hasil analisis data. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif ialah pendekatan yang menerangkan sesuatu (sifat, hakikat, keadaan) apa adanya tanpa ada pertimbangan apapun sesuai dengan wujud yang sebenarnya (Alwasilah, 1993:68). 2. Sumber Data dan Korpus Data Sumber data pada penelitian ini adalah teks iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka. Sedangkan korpus data penelitian ini adalah kalimat-kalimat teks iklan yang terdapat gaya bahasa pada surat kabar Suara Merdeka edisi bulan Mei 2011. 3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik catat. Disebut metode simak atau penyimakan karena memang berupa penyimakan, dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Teknik catat dapat dilakukan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Pencatatan itu menggunakan alat tulis tertentu (Sudaryanto, 1993:135). 10 Dalam hal ini, metode simak yaitu menyimak teks iklan penawaran di surat kabar Suara Merdeka dan teknik catat digunakan untuk mencatat kalimat-kalimat yang ada dalam teks iklan, kemudian kalimat-kalimat tersebut dianalisis sesuai dengan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dalam teks iklan surat kabar Suara Merdeka. 4. Metode dan Teknik Analisis Data Terkait dengan analisis data, menurut Sudaryanto (1993:13) metode analisis bahasa ada dua yaitu metode padan dan metode agih. Metode padan yaitu metode yang penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Sedangkan metode agih yaitu bahasa yang digunakan sebagai penentunya adalah dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Dalam analisis ini peneliti menggunakan dua metode tersebut yaitu metode padan yang penentunya kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referent bahasa dan metode agih, yang penentunya bahasa itu sendiri. Dalam hal ini bahasa yang digunakan dalam surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011. Dalam penelitian ini ada dua teknik dasar yang digunakan dalam menganalisis data yaitu menggunakan teknik pilah unsur penentu atau tenik PUP dan teknik bagi unsur langsung atau BUL. Peneliti menggunakan teknik pilah unsur langsung atau PUP, karena alat yang digunakan ialah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993:21). 11 Sedangkan teknik bagi unsur langsung atau BUL digunakan peneliti karena teknik ini membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993:31). 5. Metode Pemaparan Hasil Analisis Data Menurut Sudaryanto (1993:145), pemaparan hasil analisis dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu pemaparan hasil analisis secara formal dan informal. Metode pemaparan hasil analisis secara formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang. Metode pemaparan hasil analisis secara informal adalah perumusan dengan kata- kata biasa yang berisi rincian hasil analisis data. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan metode pemaparan hasil analisis secara informal. Rincian hasil analisisnya berupa kalimat yang terdapat pada teks iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka edisi bulan Mei 2011. 12 G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan membaca dan kejelasan skripsi, maka disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, memuat penjelasan yang bersangkutan dengan penulisan secara keseluruhan. Uraiannya meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan teori, memuat pengertian gaya bahasa, jenis-jenis gaya bahasa, pengertian iklan, jenis-jenis iklan, fungsi dan tujuan penyajian iklan, ciri khas iklan, pengertian media massa, dan alternatif pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. Bab III Analisis gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi bulan Mei 2011 dan alternatif pembelajaran di SMP. Bab IV Penutup, memuat simpulan dan saran. 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Gaya Bahasa Berbicara tentang gaya bahasa, pertama-tama yang perlu dicamkan bahwa soalnya bukanlah soal mengggaya, melainkan daya guna bahasa: kesanggupan menyampaikan pengalaman batin dengan hasil sebenar- benarnya. Bisa disebut gaya bahasa jika tiap kalimat harus efektif, bergaya, dan berdaya guna (Widyamartaya, 1991:53). Gaya bahasa bukan hanya meliputi pembentukan kalimat yang memperlihatkan corak-corak tertentu. Persoalan gaya meliputi hierarki kebahasaan; mulai dari diksi, frase, kalimat, dan wacana. Secara komprehensif, gaya memungkinkan untuk menilai pribadi, watak, dan kemampuan sang penulisnya (Wibowo, 2001:36). Secara leksikologi yang dimaksud gaya bahasa, yaitu: (i) pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis; (ii) pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu; (iii) keseluruhan cirri bahasa sekelompok penulis sastra; (iv) cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan (Pateda, 2001:233). 13 14 Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Alat tersebut digunakan oleh orang- orang yang sudah memiliki keahlian. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis dan menggunakan kata- kata secara indah (Keraf, 2008:112). Menurut Tarigan (1985:5), Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Warriner juga mengatakan bahwa, gaya bahasa adalah cara mempergunakan bahasa secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara alamiah saja. Penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Warriner dan Dale melalui Tarigan, 1998:5). Dalam mengungkapkan atau melukiskan sesuatu, pengarang/ pembicara menyampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Juga dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, pengarang/ pembicara menggunakan bahasa dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan cara berbahasa seseorang, mungkin dalam menggunakan kata, menyusun kata dalam sebuah kalimat, mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang indah, menggungkapkan sesuatu dengan pengertian dan bahasa yang berlebih- 15 lebihan, mengungkapkan sesuatu dengan mengiaskan benda yang lain, dan lain sebagainya. Penggunaan pikiran dan perasaan yang bervariasi dalam menggunakan kata, susunan kata atau berbahasa (berupa kalimat) merupakan gaya dalam berbahasa, yang disebut gaya bahasa. Jadi, gaya bahasa ialah pemakaian ragam bahasa dalam mewakili atau melukiskan sesuatu dengan pemilihan dan penyusunan kata dalam kalimat untuk memperoleh efek tertentu (Zainuddin, 1992:51). Berdasarkan pernyataan tentang pengertian gaya bahasa menurut Zainuddin tersebut, terdapat pula uraian tentang ciri-cirinya yaitu: 1. Ada perbedaan dengan sesuatu yang diungkapkan, misalnya melebihkan, mengiaskan, melambangkan, mengecilkan, menyindir atau mengulang-ulang. 2. Kalimat yang disusun dengan kata-kata yang menarik dan indah. 3. Pada umumnya mempunyai makna kias (Zainuddin, 1992:52). Pembahasan tentang gaya bahasa memang banyak dan biasanya dibicarakan di dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia. Sebenarnya bukan soal gaya bahasa yang dipentingkan, tetapi makna kata atau kalimat yang menggunakan gaya bahasa tersebut yang perlu dibicarakan. Seperti yang dibicarakan pada penelitian ini, yaitu tentang analisis gaya bahasa dalam teks iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011. 16 B. Jenis-Jenis Gaya Bahasa Setiap orang yang menggunakan bahasa, sebenarnya menunjukkan gaya berbahasa sendiri-sendiri. Dengan demikian jumlah gaya bahasa sangat bervariasi atau sangat banyak jumlahnya. Gaya berbahasa setiap orang tidak berbeda seratus persen tetapi ada kesamaannya. Berdasarkan kesamaan dalam mengungkapkan, maka dibuatlah suatu ciri gaya berbahasa dan dibuatlah nama gaya berbahasa. Sedangkan nama gaya berbahasa yang telah kita kenal adalah : 1. Gaya Bahasa Perbandingan Dalam gaya bahasa ini ada enam belas jenis gaya bahasa, uraiannya sebagai berikut : a. Alusio ialah pernyataan yang disampaikan secara berkias tetapi hanya sebagian saja, karena orang lain dianggap sudah mengetahui kelanjutannya dan maksud yang sebenarnya (Zainuddin, 1992:52). Misalnya : Omonganmu seperti tong kosong. (Maksudnya, tong kosong berbunyi nyaring). b. Eponim ialah melukiskan sesuatu dengan cara mengambil sifat- sifat yang dimiliki oleh nama-nama yang telah terkenal (Zainuddin, 1992:52). Misalnya : Rudi-rudi kita sudah memasuki bulu tangkis. (Maksudnya, para pahlawan atau jago-jago bulu tangkis pihak kita sudah kelihatan). 17 c. Metafora ialah melukiskan sesuatu dengan cara membandingkan sesuatu yang sudah diketahui (Zainuddin, 1992:53). Misalnya: Pidato siswa itu berkobar-kobar. (Maksudnya, semangat pidatonya disamakan dengan nyala api). d. Personifikasi ialah melukiskan sesuatu (benda mati) digambarkan seperti yang dilakukan manusia atau seperti benda hidup (Zainuddin, 1992:53). Misalnya : Daun itu melambai-lambai tampak menyambut kedatangan kita. (Maksudnya, daun (benda mati) digambarkan seperti tangan manusia). e. Asosiasi ialah melukiskan sesuatu dengan cara membandingkan yang sudah disebutkan (Zainuddin, 1992:53). Misalnya : Matanya tajam bagai sebilah pisau. (Maksudnya, matanya yang seram atau bengis diasosiasikan seperti pisau yang tajam). f. Alegori ialah melukiskan sesuatu dengan cara membandingkan sesuatu yang lain secara utuh (Zainuddin, 1992:53). g. Parable ialah melukiskan pandangan hidup atau falsafah hidup yang dituangkan di dalam seluruh karangan. Misalnya falsafah hidup dalam buku cerita Seribu Satu Malam (Zainuddin, 1992:53). h. Simbolik ialah melukiskan sesuatu dengan menjelaskan suatu benda yang lain ,sebagai simbol atau lambang (Zainuddin, 1992:53). Misalnya : Merah-putih sebagai lambang keberanian dan kesucian. Mawar atau melati sebagai lambang kasih atau pujaan. 18 i. Trope ialah mengiaskan sesuatu dengan cara menggunakan kata- kata yang tepat dan sejajar (Zainuddin, 1992:53-54). Misalnya : PSSI Garuda akan terbang ke Singapura bila memasuki final Piala Asia Grup I. (Maksudnya, terbang adalah pergi menuju). j. Metonimia ialah perumpamaan atau kiasan untuk mengganti suatu benda (Zainuddin, 1992:54). Misalnya : Siapa yang berbaju putih itu? (Maksudnya, berbaju putih yaitu orang yang menggunakannya). k. Litotes ialah mengungkapkan sesuatu dengan cara merendahkan diri (Zainuddin, 1992:54). Misalnya : Silakan Engkau datang di gubuk saya. (Maksudnya, gubuk adalah rumah). l. Sinekdoke ialah mengemukakan seluruh benda dengan cara menyebutkan bagian-bagian atau sebagian saja, atau sebaliknya, menyebutkan keseluruhan dengan maksud sebagian saja. Penyebutan sebagian untuk seluruh disebut Pars prototo, dan penyebutan seluruh untuk sebagian disebut Totem proparte (Zainuddin, 1992:54). m. Eufemisme ialah mengungkapkan sesuatu dengan cara melembutkan, menghaluskan atau tidak terang-terangan (Zainuddin, 1992:54). Misalnya : Karena selalu mendapat tekanan jiwa, ia berubah akal. (Maksudnya, menjadi gila). 19 n. Hiperbola ialah mengungkapkan sesuatu dengan cara melebih- lebihkan dengan tujuan untuk menggerakkan hati (Zainuddin, 1992:54). Misalnya : Harga beras semakin memuncak. (Maksudnya, keadaannya selalu naik dengan harga sangat tinggi). o. Autonomasia ialah menyatakan sesuatu berdasarkan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya (Zainuddin, 1992:54-55). Misalnya : Sehari penuh saya tidak melihat si Gendut. (Maksudnya, mengganti nama seseorang dengan ciri yang dimiliki oleh orang gendut). p. Perifrassis ialah menyatakan sesuatu dengan cara menguraikan yang sebenarnya bila dikatakan dengan sepatah kata, tetapi diganti dengan rangkaian atau beberapa kata. Misalnya : Kami datang pada siang hari. Diganti, Kami datang pada saat matahari tepat berada di atas kepala. 2. Gaya Bahasa Sindiran Dalam gaya bahasa ini ada empat jenis gaya bahasa, uraiannya sebagai berikut : a. Apofasis ialah mengungkapkan sesuatu dengan cara menegaskan sesuatu yang dimaksud tetapi seolah-olah menyangkalnya atau mengatakan sebaliknya. b. Inuendo ialah pengungkapan yang dimaksud menyindir dengan cara mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Dengan kata lain, menyindir secara tidak langsung. 20 c. Ironi ialah mengatakan sesuatu dengan cara mengatakan sebaliknya. d. Sarkasme ialah mengatakan sesuatu yang bermaksud mengejek dengan cara menggunakan kata-kata yang kasar atau tidak sopan (Zainuddin, 1992:55). Sesuai maksud dan tujuan yang hendak dicapai, Tarigan juga menguraikan gaya bahasa yang beraneka ragam dibagi menjadi empat jenis kelompok yaitu dengan uraian sebagai berikut : 1. Gaya Bahasa Perbandingan Dalam kelompok gaya bahasa perbandingan ada sepuluh jenis gaya bahasa yang termasuk di dalamnya yaitu : perumpamaan, metafora, personifiksi, depersonofikasi, alegori, antithesis, pleonasme/ tautologi, periphrasis, prolesis/ antisipasi, koreksio/ apanortosis (Tarigan, 1998:8). 2. Gaya Bahasa Pertentangan Dalam kelompok gaya bahasa pertentangan ada dua puluh jenis gaya bahasa yang termasuk di dalamnya yaitu : hiperbola, litotes, ironi, oksimoron, paronomasia, paralipsis, zeugma, silepsis, satire, innuendo, antifrasis, paradox, klimaks, antiklimaks, anabasis, dekrementum, katabasis, batos, apostrof, anastrof, inversi, apofasis, hyperbaton, hipalase, sinisme, dan sarkasme (Tarigan, 1998:53). 21 3. Gaya Bahasa Pertautan Dalam kelompok gaya bahasa pertautan ada tiga belas jenis gaya bahasa yang termasuk di dalamnya yaitu : metonimia, sinekdoke, alusi, eufemisme, eponym, epitet, antonomasia, erotesis, paralelisme, ellipsis, gradasi, asyndeton, dan polisindeton (Tarigan, 1998:120). 4. Gaya bahasa Perulangan Dalam kelompok gaya bahasa perulangan ada dua belas jenis gaya bahasa yang termasuk di dalamnya yaitu : aliterasi, asonansi, antanaklasis, kiasmus, epizeukis, tautotes, anaphora, epistrofa, simploke, mesodilopsis, epanalepsis, dan anadiplosis (Tarigan, 1998:179). Pandangan-pandangan atau pendapat tentang gaya sejauh ini sekurang-kurangnya dapat dibedakan; pertama, dilihat dari segi nonbahasa, dan kedua, dilihat dari segi bahasanya sendiri. Untuk melihat gaya bahasa luas, maka pembagian berdasarkan masalah nonbahasa tetap diperlukan. Tetapi untuk memberi kemampuan dan keterampilan, maka uraian mengenai gaya bahasa dilihat dari aspek kebahasaan akan lebih diperlukan (Keraf, 2008:11). 1. Segi Nonbahasa Pada dasarnya style atau gaya dapat dibagi atas tujuh pokok, pembahasannya sebagai berikut : 22 a. Berdasarkan pengarang Gaya yang disebut sesuai dengan nama pengarang atau penulis dalam karangannya, misalnya gaya Chairil, gaya Takdir, dan sebagainya. b. Berdasarkan massa Gaya bahasa yang didasarkan pada massa dikenal karena ciri-ciri tertentu, misalnya ada gaya lama, gaya klasik, gaya sastra modern, dan sebagainya. c. Berdasarkan medium Yang dimaksud dengan medium bahasa dalam arti alat komunikasi tiap bahasa, karena struktur dan situasi social pemakainya dapat memiliki corak tersendiri. Sebuah karya yang ditulis dalam bahasa Jerman akan memiliki gaya yang berlainan, bila ditulis dalam bahasa Indonesia, Prancis atau Jepang. Dengan demikian kita mengenal gaya Jerman, Inggris, Prancis, Indonesia, dan sebagainya. d. Berdasarkan subjek Subjek yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah karangan, misalkan gaya filsafat, ilmiah (hukum, teknik, sastra, dan sebagainya), popular, didaktik, dan sebagainya. 23 e. Berdasarkan tempat Gaya ini mendapat namanya dari lokasi geografis, karena ciri-ciri kedaerahan mempengaruhi ungkapan atau ekspresi bahasanya, misalnya ada gaya Jakarta, gaya Yogja, gaya Madiun, gaya Ujung Pandang, dan sebagainya. f. Berdasarkan hadirin Seperti halnya dengan subjek, maka hadirin atau jenis pembaca juga mempengaruhi gaya bahasa yang dipengaruhi seorang pengarang. Misalnya gaya intim untuk lingkungan keluarga, gaya yang sopan untuk lingkungan istana. g. Berdasarkan tujuan Gaya bahasa berdasarkan tujuan memperoleh namanya dari maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang, dimana pengarang ingin mencurahkan gejolak emotifnya, misalnya ada gaya sentimental, ada gaya agung atau luhur, dan gaya humor. 2. Segi Bahasa Dilihat dari sudut bahasa atau unsur-unsur bahasa yang digunakan, maka gaya bahasa dapat dibedakan berdasarkan titik tolak unsur bahasa yang dipergunakan, yaitu : gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. 24 Jenis gaya bahasa menurut Keraf (2008:115) dapat ditinjau dari bermacam-macam susut pandang. Oleh sebab itu, sulit diperoleh kata sepakat mengenai suatu pembagian yang bersifat menyeluruh dan dapat diterima oleh semua pihak. a. Gaya Bahasa berdasarkan Pilihan Kata Berdasarkan pilihan kata menurut Keraf (2008:17) gaya bahasa mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakian bahasa dalam masyarakat. Dalam bahasa standar (bahasa baku) dapatlah dibedakan: gaya bahasa resmi (bukan bahasa resmi), gaya bahasa tak resmi dan gaya bahasa percakapan. a) Gaya Bahasa Resmi Gaya bahasa resmi menurut Keraf (2008:117) adalah gaya dalam bentuknya lengkap, gaya yang dipergunakan dalam kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh mereka yang diharapkan mempergunakanya dengan baik dan terpelihara. Misalnya amanat kepresidenan, berita negara, khotbah-khotbah mimbar. 25 b) Gaya Bahasa Tak Resmi Gaya bahasa tak resmi menurut Keraf (2008:118) merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa standar, khususunya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak formal atau kurang formal. Gaya bahasa ini biasanya dipergunakan dalam karya-karya tulis, buku-buku pegangan, artikel-artikel mingguan atau bulanan yang baik, dalam perkuliahan, editorial dan sebagainya. Singkatnya gaya bahasa tak resmi adalah gaya bahasa yang umum dan normal bagi kaum terpelajar. c) Gaya Bahasa Percakapan Sejalan dengan kata-kata percakapan, terdapat juga gaya bahasa percakapan. Dalam gaya bahasa ini, pilihan katanya adalah kata-kata popular dan kata-kata percakapan. Namun harus ditambahkan segi-segi morfologis dan sintaksis yang secara bersama-sama membentuk gaya bahasa resmi dan tak resmi. Maka gaya bahasa percakapan menurut keraf (2008:120) dapat diumpamakan sebagai bahasa dalam pakaian sport. Itu berarti bahasa masih lengkap untuk suatu kesempatan dan masih dibentuk menurut kebiasaan-kebiaasan, tetapi kebiasaan ini agak longgar bila dibandingkan dengan kebiasaan pada gaya bahasa resmi dan tak resmi. 26 b. Gaya Bahasa berdasarkan Nada Menurut Keraf (2008:121) gaya bahasa berdasarkan nada didasarkan pada sugesti yang dipancarkan dari rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana. Sering kali sugesti ini akan lebih nyata kalau diikuti dengan sugesti suara dari pembicara, bila kajian yang dihadapi adalah bahasa lisan. Karena nada ini pertama-tama lahir dari sugesti yang dipancarlkan oleh rangkaian kata-kata itu tunduk pada kaidah- kaidah sintaksis yang berlaku, maka nada, pilihan kata dan struktur kalimat sebenarnya berjalan sejajar (saling mempengaruhi). Dengan latar belakang ini, gaya bahasa dilihat dari sisi nada yang terkandung dalam sebuah wacana, dibagi atas: gaya yang sederhana, gaya mulia dan bertenaga serta gaya menengah. a) Gaya Sederhana Menurut Keraf (2008:121) gaya sederhana ini biasanya cocok untuk memberi intruksi, perintah, pelajaran, perkuliahan dan sejenisnya. Sebab itu untuk mempergunakan gaya ini secara efektif penulis harus mempunyai kepandaian dan pengetahuan yang cukup. Karena gaya ini biasanya dipakai dalam memberi intruksi, pelajaran dan sebagainya, maka gaya ini cocok pula digunakan untuk menyampaikan fakta atau pembuktian- pembuktian. Untuk membuktikan sesuatu, kita tidak perlu 27 memancing emosi dengan menggunakan gaya mulia dan bertenaga. Bila untuk maksud-maksud tersebut emosi ditonjolkan, maka fakta atau jalan pembuktian akan merosot perananya. Gaya ini dapat memenuhi keinginan dan keperluan penulis, tanpa bantuan dari kedua gaya lainya. b) Gaya Mulia dan Bertenaga Menurut Keraf (2008:122) bahwa gaya mulia dan bertenaga, gaya ini penuh dengan vitalitas, energy dan biasanya dipergunakan untuk menggerakan sesuatau. Menggerakan sesuatu tidak saja dengan menggunakan tenaga dan vitalitas pembicara, tetapi juga dapat mempergunakan nada keagungan dan kemuliaan. Nada yang agung dan mulia akan sanggup pula menggerakan emosi setiap pendengar. Dalam keagungan, terselubung sebuah tenaga yang halus tetapi secara aktif dan meyakinkan bekerja untuk menncapai suatu tujuan terrtentu. Misalnya saja khotbah tentang kemanusiaan dan keagamaan, kesusilaan dan ketuhanan biasanya disampaikan dengan nada yang agung dan mulia. c) Gaya Menengah Gaya menengah menurut Keraf (2008:122) adalah gaya bahasa yang mengarah kepada berusaha untuk menimbulkan suasana senang dan damai. Karena tujuan adalah menciptakan 28 suasana yang tenang dan damai, maka nadanya juga bersifat lemah-lembut, penuh kasih sayang dan mengandung humor yang sehat. Misalnya pada kesempatan-kesempatan khusus seperti pesta, pertemuan dan rekreasi, orang lebih menginginkan ketenagan dan kedamaian. Akan ganjilah rasanya, atau akan timbul disharmonisasi, kalau dalam suatu pesta pernikahan ada orang yang memberi sambutan berapi-api, mengarah pada segala emosi dan bertenaga untuk menyampaikan sepatah kata. c. Gaya Bahasa berdasarkan Struktur Kalimat Struktut kalimat menurut Keraf (2008:124) dapat dijadikan landasan untuk menciptakan gaya bahasa. Yang dimaksud dengan struktur kalimat disini adalah kalimat bagaimana tempat sebuah unsur kalimat yang dipentingkan dalam kalimat tersebut. Ada kalimat yang bersifat periodik , bila bagian yang terpenting atau gagasan yang mendapat penekanan ditempatkan pada bagian akhir kalimat. Ada kalimat yang bersifat kendur , yaitu bila bagian kalimat yang mendapat penekanan ditempatkan pada awal kalimat. Bagian-bagian yang kuarang penting itu dideretkan sesudah bagian yang dipentingkan atau semakin kurang penting dideretkan sesudah bagian yang dipentingkan tadi. Dan sejenis yang ketiga adalah kalimat berimbang, yaitu kalimat yang mengandung dua bagian kalimat atau lebih yang kedudukanya tinggi atau sederajat. 29 Berdasarkan struktur kalimat seperti yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diperoleh gaya-gaya bahasa sebagai berikut: a) Klimaks Gaya bahasa Klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat periodik. Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Menurut Keraf (2008:125) klimaks disebut juga gradasi. Istilah ini dipakai sebagai istilah umum yang sebenarnya merujuk kepada tingkat atau gagasan tertinggi. Bila klimaks itu terbentuk dari beberapa gagasan yang berturut-turut semakin tringgi kepentinganya, maka ia disebut anabasi. b) Antiklimaks Antiklimaks menurut Keraf (2008:124) dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur. Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-gagasanya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut kegagasan yang kurang penting. Antiklimaks sering kurang efektif karena gagasan yang penting ditempatkan pada awal kalimat, sehingga pembaca atau pendengar tidak lagi memberi perhatian pada bagian-bagian berikutnya dalam kalimat itu. 30 c) Paralelisme Paralelisme menurut Keraf (2008:126) adalah semacam gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran tersebut dapat pula terbentuk anak kalimat yang bergantung pada sebuah induk kalimat yang sama. Gaya ini lahir dari struktur kalimat yang berimbang. Maka dari itu perlu kiranya diingatkan bahwa bentuk paralelisme adalah sebuah bentuk yang baik untuk menonjolkan kata atau kelompok kata yang sama fungsinya. Namun bila terlalu banyak digunakan, maka kalimat- kalimat akan menjadi kaku dan mati. d) Antitesis Antitesis menurut Keraf, (2008:126) adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan menggunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan. Gaya ini timbul dari kalimat berimbang. Gaya bahasa antitesis ini mempergunakan juga unsur- unsur paralelisme dan keseimbangan kalimat. e) Repetisi Repetisi menurut Keraf, (2008:127) adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang 31 sesuai. Dalam bagian ini, hanya akan dibicarakan repetisi yang terbentuk kata atau frasa atau klausa. d. Gaya Bahasa berdasarkan Langsung tidaknya Makna Gaya bahasa berdasarkan makna diukur dari langsung tidaknya makna, yaitu apakah acuan yang dipakai masih mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada penyimpangan. Menurut Keraf, (2008:129) gaya bahasa berdasarkan ketidaklangsungan makna ini biasanya disebut sebagai trope atau figure of speech. Istilah trope sebenarnaya berarti pembalikan atau penyimpangan. Gaya bahasa yang disebut trope atau figure of speech dalam uraian ini dibagi atas dua kelompok, yaitu gaya bahasa retoris, yang semata-mata merupakan penyimpangan dari kontruksi biasa untuk mencapai efek tertentu, dan gaya bahasa kiasan yang merupakan penyimpangan yang lebih jauh, khususnya dalam bidang makna. a. Gaya Bahasa Retoris Menurut Keraf, (2008:130) macam-macam gaya bahasa retoris seperti yang dimaksud di atas antara lain: Aliterasi, Asonansi, Anastrof, Asindeton, Polisindeton, Kiasmus, Elipsis, Eufemisme, Litotes, Hiperbola, dan Paradoks. 32 b. Gaya Bahasa Kiasan Menurut Keraf (2008:136) gaya bahasa kiasan ini pertama-tama dibentuk berdasarkan perbandingan atau persamaan. Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, berarti mencoba menemukan ciri-ciri yang menunjukan kesamaan antara kedua hal tersebut. Macam-macam gaya bahasa kiasan, antara lain: Persamaan/ Simile, Metafora, Parabel, Personifikasi, Alusi, Sinekdote, Metonomia,Ironi, Sinisme, Sarkasme, dan Antrifasis. Gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata- kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa Yunani, rhetor yang berarti orator atau ahli pidato. Pada masa Yunani kuno, retorik memang merupakan bagian penting dari suatu pendidikan dan oleh karena itu aneka ragam gaya bahasa sangat penting dan harus dikuasai benar- benar oleh orang-orang Yunani dan Romawi yang telah memberi nama bagi aneka seni persuasi ini. C. Pengertian Iklan Iklan adalah salah satu cara memberitahukan agar pembaca atau pendengar tertarik pada suatu barang atau jasa yang ditawarkan. Iklan biasanya dipasang diberbagai media massa seperti disurat kabar, majalah, media massa, atau tempat-tempat umum. 33 Iklan dalam bahasa Inggris, advertisement. Bagian yang mengurus iklan dalam penerbitan surat kabar adalah bidang perusahaan, orang yang mencari iklan disebut kalpotir (account excecutive ) (Soehoet, 2003:87). Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwodarminto, 1984:372) mengartikan iklan sebagai berikut : 1. Advertensi, reklame 2. Pemberitahuan Dari pengertian di atas ditemukan tiga istilah yaitu iklan, advertensi dan reklame. Ketiga istilah tersebut sebenarnya memiliki pengertian sendiri- serdiri namun mempunyai kemiripan arti. 1. Iklan Ada dua pengertian iklan menurut Moeliono (1993:322) : a Berita pesanan (untuk medorong atau membujuk) kepada khalayak umum tentang benda dan jasa yang ditawarkan. b Pemberitahuan kepada khalayak umum mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah. 2. Advertensi Advertensi adalah iklan di surat kabar (majalah dan sebagainya), antara lain untuk menawarkan barang (Moeliono, 1993:8). 34 3. Reklame Reklame adalah pemberitahuan kepada khalayak umum tentang barang dagangan (dengan kata-kata yang menarik, gambar dan sebagainya) supaya laku (Moeliono, 1993:738). Dari berbagai pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian reklame lebih sempit karena reklame selalu berisi tentang penawaran suatu produk secara komersial. Reklame adalah bagian dari iklan, karena iklan itu sendiri terdiri dari penawaran produk dan jasa, pengumuman, atau pernyataan. Dalam reklame yang ditonjolkan adalah bagaimana mendorong masyarakat untuk membeli suatu produk. D. Jenis-Jenis Iklan 1. Iklan Keluarga Iklan keluarga adalah jenis iklan yang berisi tentang berita seputar keluarga, seperti contoh : berita kematian, pernikahan serta ucapan selamat. 2. Iklan Pengumuman dan Undangan Iklan pengumuman atau undangan adalah jenis iklan yang ditujukan kepada golongan tertentu untuk tujuan pribadi dan bersifat umum. Contohnya undangan dari instansi pemerintahan atau swasta. 35 3. Iklan Jual Beli dan Sewa Menyewa Iklan jual beli dan sewa menyewa adalah jenis iklan yang berisi penawaran atau jasa dan pemberitahuan barang atau jasa, sebagai contoh penawaran mengenai sewa menyewa rumah. E. Fungsi dan Tujuan Penyajian Iklan Iklan dimaksudkan untuk memberitahu dan menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Iklan sangat penting bagi produsen dalam kaitannya meningkatkan penjualan. Berikut ini beberapa hal mengenai fungsi dan tujuan iklan : 1. Demi menarik perhatian masyarakat atau calon konsumen. 2. Menjaga atau memelihara citra nama (brand image) yang terpatri di benak masyarakat. 3. Mengiring citra nama itu sehingga menjadi perilaku konsumen. F. Ciri Khas Iklan Ciri khas iklan adalah garis besar ciri-ciri iklan yang dimuat di media cetak maupun elektronik. Beberapa ciri khas iklan dijabarkan dalam hal-hal sebagai berikut : 1. Menguasai secara aktif sejumlah besar kosa kata bahasa. Dalam kaitan ini baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing yang relevan. Makin besar kosa kata yang dikuasai, kita makin mampu mengendalikan diksi secara tepat dan sesuai. 36 2. Menguasai secara aktif kaidah gramatikal, sehingga memungkinkan penulis atau penyaji iklan menggunakan berbagai macam bentuk kata dengan nuansa dan konotatif yang berbeda-beda. 3. Menguasai berbagai macam gaya bahasa, bahkan harus mampu pula menciptakan gaya yang baru dan lebih hidup untuk lebih memudahkan penulis atau penyaji iklan menyampaikan pikirannya. Tujuan yang hendak dicapai adalah menarik perhatian pembaca. 4. Mampu menalar dengan baik, sehingga pikiran penulis atau penyaji iklan dapat disajikan dalam suatu urutan yang teratur dan logis. G. Pengertian Media Massa Media massa adalah media yang digunakan dalam komunikasi massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa atau komunikasi media massa. Soehoet (2003:12), berpendapat bahwa media massa adalah media yang ditujukan untuk IP kepada orang banyak atau umum. Soehoet (2003:59), mengemukakan bahwa ada lima syarat yang harus dipenuhi dalam surat kabar, yaitu : 1. Publisitas Publisitas artinya surat kabar tersebut diterbitkan untuk publik, untuk masyarakat umum, dan untuk siapa saja. 2. Periodisitas Periodisitas artinya surat kabar tersebut terbit pada waktu yang telah tentukan sebelumnya. 37 3. Aktivitas Aktivitas artinya aktual, belum pernah dimuat sebelumnya, isi buku dapat dicetak ulang. 4. Universalitas Universalitas artinya isinya universalitas, tidak mengenai persoalan saja, misalkan tidak hanya mengenai kesehatan saja atau tidak mengenai politik saja. 5. Kontuinitas Kontuinitas artinya isinya bersinambungan. H. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Perkembangan bahasa Indonesia saat ini semakin meningkat. Kemajuan ini dilihat dari pengaruh IPTEK yang sekarang bebas masuk bahasa di Indonesia. Dalam dunia pendidikan peranan guru bahasa Indonesia sangat penting dibutuhkan untuk pembinaan dan pengembangan bahasa di sekolah. Guru bahasa Indonesia harus mampu menumbuhkan rasa cinta dan rasa bangga pada para siswanya, agar mereka mengakui keberadaan bahasa Indonesia No.1 dari pada bahasa lainya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kekayaan khasanah bahasa Indonesia memang luar biasa. Hal ini perlu adanya kerja sama yang erat dengan masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain agar bahasa Indonesia diminati dan disukai sekaligus mengharapkan agar bahasa Indonesia diakui secara internasional dan menjadi bahasa dunia. 38 Di Indonesia terdapat ratusan jenis bahasa daerah yang sendirinya memiliki pula ratusan jenis bahasa di daerahnya. Jenis bahasa terbagi menjadi enam, yaitu : Jawa, Madura, Sunda, Betawi, Batak, Minangkabau. Keenam bahasa tersebut perlu kita ajarkan terhadap generasi muda, khususnya pada mereka yang masih menempuh pendidikan seperti siswa maupun mahasiswa (Sudarno, 1992:19). Dalam Standar Isi (SI) KTSP disebutkan bahwa standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Dan salah satu yang termasuk dalam pembelajaran bahasa adalah menulis iklan, dalam hal ini menulis iklan termasuk pada Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan, resensi, dan karangan untuk kelas IX SMP semester 1. Untuk itu, agar Standar Kompetensi itu dapat tercapai oleh peserta didik secara maksimal, maka diperlukan sebuah alternatif pembelajaran yang efektif dan inovatif yaitu dengan menyajikan teks iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011. Dengan begitu, selain peserta didik 39 mendapat pengetahuan tentang menganalisis teks iklan juga dapat menumbuhkan rasa gemar membaca terhadap surat kabar yang sekarang ini semakin berkurang peminatnya. Proses pembelajaran merupakan implementasi (penerapan) kurikulum sebagai salah satu unsur (komponen) dari sistem pembelajaran. Karena pembelajaran merupakan implementasi dari kurikulum, maka menuntut guru untuk berperan penting dalam mengartikulasikan (mewujudkan, menjabarkan) kurikulum/bahan pengajaran dan mengembangkan program pembelajaran secara baik dan tepat. Untuk itu guru harus memahami tentang tujuan dan isi kurikulum. Proses pembelajaran terjadi berpijak pada tujuan. Tujuan pembelajaran tidak lain adalah perkembangan peserta didik secara utuh menyeluruh yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mendapat pemahaman komprehensif tentang strategi pembelajaran bahasa Indonesia dan efektivitasnya terhadap tujuan belajar, maka kajian pustaka penelitian ini difokuskan pada 1. Pembelajaran Bahasa (menganalisis teks iklan), 2. Strategi pembelajaran bahasa, meliputi materi, pendekatan, strategi, media dan evaluasi, 3. Skenario pembelajaran. 40 1. Pembelajaran Bahasa Pembelajaran bahasa sangat penting diajarkan pada peserta didik, karena dapat memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pendidikan. Pentingnya peranan pembelajaran bahasa memperkukuh kedudukan pembelajaran bahasa dalam kurikulum sekolah. Bertahannya pembelajaran bahasa dalam kurikulum sekolah menurut guru untuk menjabarkan kurikulum ke dalam bentuk satuan-satuan program pembelajaran. Selain itu, seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mentransfer bahan pembelajaran bahasa pada peserta didik dengan profesional. Salah satunya yaitu dengan pembelajaran menganalisis teks iklan. Dengan pembelajaran menganalisis teks iklan peserta didik bisa meningkatkan segala cipta dan rasa serta ide maupun gagasanya dalam bentuk teks iklan. 2. Strategi Pembelajaran a. Materi Ajar 1) Pengertian materi ajar Materi ajar sama halnya bahan ajar. Bahan merupakan inti atau pokok materi. Bahan adalah sesuatu yang akan disajikan kepada anak. Bahan pelajaran hendaknya sebagai gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap, bahan sebagai dasar kegiatan belajar siswa (Ngatmini, 2010:121). 41 Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi ajar (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi ajar menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. (Ngatmini, 2010:122). 2) Jenis-jenis materi ajar Jenis-jenis materi ajar (Ngatmini, 2010:122) dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa, sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. b) Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti atau isi dan sebagainya. c) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus,adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. 42 3) Prinsip-prinsip Pengembangan Materi Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi ajar (Ngatmini, 2010:123) adalah: a) Relevansi artinya kesesuaian. b) Konsisten artinya keajegan. c) Adequacy artinya kecukupan. b. Pendekatan 1) Pengertian pendekatan Pendekatan adalah seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, hakikat belajar bahasa dan hakikat mengajarkan bahasa. Pendekatan merupakan cara pandang, filsafat, atau segala sesuatu yang diyakini kebenarannya, sehingga ingin diwujudkan (Ngatmini, 2010:73). 2) Jenis-jenis pendekatan Dalam pembelajaran, terdapat beberapa pendekatan (Ngatmini, 2010:74-80). a) Pendekatan Kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa mendasarkan diri pada perspektif filosofi John Dewey (melalui Ngatmini, 2010:75). 43 b) Pendekatan Problem Based Learning merupakan kegiatan pembelajaran yang guru berperan meyodorkan berbagai masalah, memberi pertanyaan dan menfasilitasi infestigasi dan dialog. c) Pendekatan Classrom Discussion (Diskusi kelas) merupakan prosedur yang digunakan untuk mendorong pertukaran verbal diantara siswa-siswanya. Diskusi sebagai situasi yang guru dan siswa atau siswa dan siswa lainnya saling bercakap-cakap dan berbagi ide dan pendapat. c. Metode Pembelajaran 1) Pengertian metode Metode berasala dari Greka, metha dan hodos. Metha artinya melalui atau melewati, hodos berarti cara atau jalan. Metode diartikan sebagai jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Ngatmini, 2010: 94). Metode ini berfungsi sebagai salah satu alat untuk menyajikan bahan pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Jadi metode adalah prosedur pembelajaran atau rencana yang menyeluruh untuk menyajikan bahan ajar secara teratur atas dasar prinsip tertentu sesuai dengan pendekatan yang melandasinya. 44 2) Jenis-jenis metode a) Metode Ceramah (Lecture atau lecturing) Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh seseorang terhadap sekelompok pendengar (Ngatmini, 2010:95). Setiap guru yang mengajar pasti memiliki tujuan yang akan dicapai, maka metode ceramah masih penting untuk dilakukan. b) Metode Demonstrasi Metode demontrasi digunakan jika seorang pengajar memperlihatkan sesuatu proses pada seluruh kelompok anak (Ngatmini, 2010:96). c) Metode Eksperimen Metode eksperimen jika guru mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan. Dengan eksperimen anak dapat aktif melakukan sendiri atau mengamati orang lain yang bereksperimen (Ngatmini, 2010:97). 45 d) Metode Pemberian Tugas Pemberian tugas dilaksanakan dengan tujuan dan petunjuk yang jelas. Tujuan pemberian tugas untuk memberi latihan, meningkatkan pemahaman, dan rasa tanggung jawab untuk mandiri (Ngatmini, 2010:97). e) Metode Karya Wisata Metode karya wisata digunakan dengan tujuan untuk memperluas cakrawala, wawasan siswa tentang alam. Karya wisata dipadu oleh seorang atau beberapa orang guru untuk mengunjungi tempat tertentu dengan maksud belajar (Ngatmini, 2010:97). f) Metode Kerja Kelompok Metode ini dipilih untuk memupuk kegotong royongan antar siswa. Setiap kelompok diberi tugas dan tanggung jawab tersendiri. Dengan kelompok dapat dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga dasar pengelompokkannya dapat beragam (Ngatmini, 2010:97). g) Metode Tanya Jawab Kegiatan utama metode tanya jawab adalah bertanya dan menjawab pertanyaan dari siswa atau dari guru. 46 h) Metode Diskusi Metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan. d. Strategi 1) Pengertian strategi Secara harfiah berarti tipu muslihat untuk mencapai suatu maksud. Menurut Ely (melalui Ngatmini,2010:73) strategi pembeajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi ajar dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Jadi strategi pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran yang dipilih guru yang memberi kemudahan siswa unutk dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 2) Jenis-jenis strategi Strategi pembelajaran aktif (Ngatmini, 2010:87-93) diantaranya sebagai berikut : a) Strategi pembelajaran aktif dengan jigsaw Sebagai strategi yang menarik jika meteri yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan meteri tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. 47 Kelebihan strategi ini dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. b) Strategi berpasangan Strategi yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap adapat diajarkan dengan strategi ini dengan catatan siswa diberi tugas mempelajari topik yang diajarakan terlebih dahulu, sehingga masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan. c) Strategi pembelajaran Sinergis Strategi yang mengabungkan dua cara belajar yang berbeda. Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa utnuk saling berbagai hasil belajar dari metari yang sama dengan cara yang berbeda dengan membandingkan catatan. d) Strategi Teks Acak Merupakan strategi pembelajaran dengan menghadirkan teks yang di acak untuk memahami materi yang ada pada teks tersebut. Teks acak dapat digunakan untuk pembalajaran bahasa, seperti membaca pemahaman atau berbicara. Dalam hal ini lebih memungkinkan aktifitas siswa atau mahasiswa. 48 e. Media 1) Pengertian Media Media berasal dari kata medium (bahasa latin) berarti perantara. Media merupakan segala sesuatu yang membawa pesan atau informasi dari suatu sumber untuk disampaikan kepada penerima (Ngatmini, 2010:104). Media dalam arti luas adalah setiap orang, bahan, alat, peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memunginkan siswa untuk menerima pengetahuan, keterampilan, sikap. Dengan kata lain media sebagai perantara fisik untuk menyampaikan isi pembelajaran, seperti buku, video, suara guru dll. Media atau alat adalah sesuatu yang digunakan guru untuk mengkomunikasikan pesan kepada siswa. 2) Jenis media Jenis-jenis media pembelajaran (Ngatmini, 2010:105) dapat dikelompokkan sebagai berikut : a) Media visual, media ini dapat dibedakan menjadi : Media yang tidak diproyeksikan: buku teks, modul, foto, bagan. Media yang diproyeksikan : transparasi, slide, TV (alatnya seperti OHP) b) Media audio : kaset, rekorder dll c) Media audio visual : TV, VCD 49 d) Media berbasis komputer : multimedia pembelajaran interaktif (CAI / central audio visual interactive) e) Multimedia kit : media pembelajaran yang lengkap atau komplit/ satu set media. f. Evaluasi Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu diadakan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Dalam pembelajaran perlu diadakannya penilaian baik untuk siswa dan guru itu sendiri. Penilaian bagi siswa berfungsi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini adalah tujuan instruksional khusus. Dalam pembelajaran mengungkapkan informasi dalam teks iklan selain menggunakan metode yang tepat dan disesuaikan dengan tingkat kebahasaan peserta didik, juga harus disesuaikan dengan Standar Kompetensi Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX SMP yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa mengungkapkan informasi dalam teks iklan tercantum sebagai bahan pengajaran bahasa Indonesia. 50 Berikut ini Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pengajaran bahasa Indonesia SMP kelas IX Semester 1 : STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Mendengarkan 1. Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita 1.1 Menyimpulkan isi dialog interaktif beberapa narasumber pada tayangan televisi/siaran radio. 1.2 Mengomentari pendapat narasumber dalam dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran radio. Berbicara 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk komentar dan laporan 2.1 Mengkritik/ memuji berbagai karya (seni atau produk) dengan bahasa yang lugas dan santun. 2.2 Melaporkan secara lisan berbagai peristiwa dengan mengguna-kan kalimat yang jelas. 51 Membaca 3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca memindai 3.1 Membedakan antara fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif. 3.2 Menemukan informasi yang diperlukan secara cepat dan tepat dari indeks buku melalui kegiatan membaca memindai. Menulis 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan baris, resensi, dan karangan 4.1 Menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat, padat dan jelas. 4.2 Meresensi buku pengetahuan. Mendengarkan 5. Memahami wacana jenis syair melalui kegiatan mendengarkan syair 5.1 Menemukan tema dan pesan syair yang diperdengarkan. 5.2 Menganalisis unsur-unsur syair yang diperdengarkan. 52 Berbicara 6. Mengungkapkan kembali cerpen dan puisi dalam bentuk lain 6.1 Menceritakan kembali secara lisan isi cerpen. 6.2 Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi dan suasana/irima yang dibangun. Membaca 7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek (cerpen) 7.1 Menemukan tema, latar, dan penokohan, pada cerpen-cerpen dalam satu kumpulan cerpen. 7.2 Menganalisis nilai-nilai kehidupan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen. Menulis 8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita pendek 8.1 Menulis kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca. 8.2 Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. 53 DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Haniarti dan Hasanah. 2000. Bahasa dan Sastra Indonesia SMK. Bandung: Armico. Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Putra. . 1984. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah. Lubis, Hamid Hasan. 1993. Jenggala Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. Moeliono, Anton M., dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ngatmini, dkk. 2010. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang: IKIP PGRI SEMARANG. Panji, Suhanda. 1996. Dasar-Dasar Korespondensi Niaga Indonesia. Jakarta: Karya Utama. Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta. Poerwodarminto, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Soehoet, Hoet. 2003. Media Komunikasi. Jakarta: Yayasan ISIP Jakarta. Sudarno. 1992. Perbandingan Bahasa Nusantara. Jakarta: Arhir Media Cipta. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. . 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Tarsito. 54 Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Widyamartaya, A. 1991. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta: KANISIUS (Anggota IKAPI). Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. 53 BAB III ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI MEI 2011 DAN ALTERNATIF PEMBELAJARANNYA DI SMP Penelitian dalam bab ini terdiri dari dua variabel, yaitu gaya bahasa yang ada dalam teks iklan penawaran dan alternatif pembelajarannya di SMP. Hal tersebut dapat dibuktikan pada analisis berikut. A. Analisis Gaya Bahasa Teks Iklan Penawaran pada Surat Kabar Suara MerdekaEdisi Mei 2011 Gaya bahasa banyak digunakan dalam teks iklan penawaran, karena penggunaan bahasanya yang indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan suatu benda atau hal tertentu. Hal ini memang sesuai dengan sifat iklan yang berusaha untuk memberi tahu dan menawarkan produk barang atau jasa pada konsumen. Dengan gaya bahasa, pengiklan berusaha untuk mempertegas maksud kalimat teks iklan yang satu dengan kalimat teks iklan lainnya. Berdasarkan objek kajian yaitu kalimat- kalimat teks iklan penawaran yang terdapat gaya bahasa, maka analisisnya berdasarkan segi bahasa dari unsur-unsur bahasa yang digunakan. 53 54 Berdasarkan segi bahasa itulah, teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 ditemukan gaya bahasa yang secara rinci dijelaskan dalam data sebagai berikut : Teks iklan (1) Paket Murah, makin banyak Hadiahnya! Setiap pembelian produk Nokia X2-01 dan Nokia C3 dapatkan kesempatan untuk ikutan NOKIA BAZAR selama periode 15 April- 29 Mei 2011. Nokia Bagi- Bagi Hadiah SETIAP HARI ..! Yang terdiri 2 unit Honda Scopy, 1 unit Nokia E7, 2 unit Nokia N8, dan 3 unit Nokia C7 setiap hari. Teks iklan (1) menawarkan kesempatan untuk ikutan NOKIA BAZAR setiap pembelian Nokia. Teks iklan ini tergolong gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, karena menggunakan gaya bahasa tak resmi. Dapat disebut gaya bahasa tak resmi karena gaya bahasa ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar, serta teks iklan ini berada dalam sebuah surat kabar yang memang diperuntukkan bagi semua orang. Dalam teks (1) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa antiklimaks dan repetisi. Yang dimaksud menggunakan gaya antiklimaks, karena bagian penting dari iklan tersebut diletakkan di awal paragraf. Seperti pada kalimat berikut: Paket Murah, makin banyak Hadiahnya! Nokia Bagi- Bagi Hadiah SETIAP HARI ..! Gaya repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau klausa atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks. 55 Perulangan teks iklan (1) yaitu kata Nokia, seperti pada kutipan berikut: Setiap pembelian produk Nokia X2-01 dan Nokia C3 dapatkan kesempatan untuk ikutan NOKIA BAZAR selama periode 15 April- 29 Mei 2011. Pada kata Nokia, penulis bermaksud ingin memberitahukan bahwa barang tersebut yang ditawarkan pada konsumen. Teks iklan (2) GRAHA PADMA Semakin hijau, semakin nyaman Dilengkapi dengan sistem Cluster, akses masuk dengan Fly-Over, jalan lingkungan lebar dan nyaman, serta Untilitas Underground. Dekat dengan kompleks pertokoan, ATM, playground, sarana pendidikan, tempat ibadah, dan Club House. 15 menit dari Pusat Kota, dekat Jalan Tol Krapyak, dekat Rumah Sakit, dan dekat Bandara. Cashback 85 juta Rumah sudut ARDISIA di Taman Adenia Unit Terbatas Teks iklan (2) menawarkan sebuah hunian atau rumah tinggal yang nyaman dengan letak tempat yang strategis. Teks iklan ini tergolong gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, karena menggunakan gaya bahasa tak resmi. Disebut demikian karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar. Dalam teks (2) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa antiklimaks dan repetisi. 56 Yang dimaksud menggunakan gaya antiklimaks, karena bagian penting dari iklan tersebut diletakkan di awal paragraf. Seperti pada kalimat berikut: GRAHA PADMA Semakin hijau, semakin nyaman Gaya repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau klausa atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks. Perulangan teks iklan (2) yaitu kata semakin dan dekat, seperti pada kutipan berikut: Semakin hijau, semakin nyaman 15 menit dari Pusat Kota, dekat Jalan Tol Krapyak, dekat Rumah Sakit, dan dekat Bandara. Pada kata semakin dan dekat, penulis bermaksud menekankan iklan tersebut untuk menarik konsumen. Teks iklan (3) HOREEE TERBANG KE HONGKONG BARENG OREO Temukan logo Diputar, Dijilat, dan Dicelupin dalam kemasan Oreo dan menangkan hadiahnya. Dapatkan 5 paket liburan ke Hongkong, 10 paket liburan ke Singapura, 50 Netbook HP, 100 Ipod Touch 4G, dan hadiah langsung 500 sepeda. Teks iklan (3) menawarkan ribuan paket hadiah dalam kemasan setiap pembelian Oreo. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar. 57 Dalam teks (3) ini juga tergolong gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna, karena menggunakan gaya bahasa retoris yang gaya bahasanya hiperbola. Yang dimaksud menggunakan gaya hiperbola, karena mengandung suatu yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Seperti pada kutipan berikut: HOREEE TERBANG KE HONGKONG BARENG OREO Kalimat /... Terbang ke Hongkong bersama Oreo.../ pada kutipan tersebut merupakan pernyataan yang berlebihan dan terlalu dibesar-besarkan. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu Oreo seakan-akan dapat terbang bersama para pemenang konsumen Oreo. Padahal Oreo itu sendiri merupakan nama merk produk makanan. Jadi kutipan tersebut termasuk gaya bahasa hiperbola. Teks iklan (4) Semua bisa menang, tarik terus rejekinya Segera menabung dan segera tingkatkan saldo BNI Taplus & Taplus Bisnis serta bertransaksi melalui BNI e-Bangking (ATM, SMS Bangking & Internet Bangking). Menangkan hadiah undian 8 Mercedes E 300 Elegance dan 88 Toyota Fortuner, serta ribuan hadiah langsung dari Rejeki BNI Taplus. Teks iklan (4) menawarkan ribuan paket hadiah setiap bertransaksi di BNI Taplus. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar. 58 Dalam teks (4) tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa repetisi. Yang dimaksud gaya repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau klausa atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks. Perulangan teks iklan (4) yaitu seperti pada kutipan berikut: Segera menabung dan segera tingkatkan saldo BNI Taplus & Taplus Bisnis serta bertransaksi melalui BNI e-Bangking (ATM, SMS Bangking & Internet Bangking). Pada kata Taplus dan Bangking, penulis bermaksud menekankan bahwa kata tersebutlah yang menjadi kunci untuk menarik konsumen. Dalam teks (4) ini juga tergolong gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna, karena menggunakan gaya bahasa retoris yang gaya bahasanya hiperbola. Yang dimaksud menggunakan gaya hiperbola, karena mengandung suatu yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Seperti pada kutipan berikut: Semua bisa menang, tarik terus rejekinya Segera menabung dan segera tingkatkan saldo BNI Taplus & Taplus Bisnis serta bertransaksi melalui BNI e-Bangking (ATM, SMS Bangking & Internet Bangking). Kalimat /... Semua bisa menang, tarik terus rejekinya.../ pada kutipan tersebut merupakan pernyataan yang berlebihan. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu sebuah hadiah yang didapat oleh konsumen seakan-akan bisa didapatkan hanya dengan ditarik. Padahal rejeki atau hadiah itu sendiri bukan merupakan nama barang. Jadi kutipan tersebut termasuk gaya bahasa hiperbola. 59 Teks iklan (5) Persembahan Honda untuk wanita Indonesia Terima kasih telah memilih Honda, sehingga kami menjadi PEMIMPIN PASAR di kategori matik. Honda senantiasa mendukung wanita Indonesia untuk terus berkarya dari Satu HATI melangkah bersama untuk mewujudkan mimpi. Menyambut Hari Kartini dan sebagai bentuk apresiasi Honda: Ikuti pemilihan Kartini muda Indonesia Program spesial untuk setiap pembelian Honda Scoopy sampai dengan 15 Mei 2011. Ayo segera kunjungi Dealer Honda terdekat!! Teks iklan (5) menawarkan sebuah program untuk wanita Indonesia setiap pembelian Honda Scoopy. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar. Dalam teks (5) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud dari pengiklannya. Seperti pada kutipan berikut: Menyambut Hari Kartini dan sebagai bentuk apresiasi Honda: Ikuti pemilihan Kartini muda Indonesia Program spesial untuk setiap pembelian Honda Scoopy sampai dengan 15 Mei 2011. Ayo segera kunjungi Dealer Honda terdekat!! 60 Teks iklan (6) Sekarang jamannya smartfren! Smartfren Social gratis facebook dan twitter tanpa batas waktu. Nelpon dan sms-nya juga gratis!* Buruan pake smartfren social, jaringan luas dan sinyal kuatnya bikin kamu TOPULER, lebih GEGER dari BEIBER! Teks iklan (6) menawarkan sebuah kartu perdana terbaru dari smartfren yang bisa facebook dan twitter gratis juga bisa nelpon dan sms gratis. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar. Dalam teks (6) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa repetisi. Gaya repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau klausa atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks. Perulangan teks iklan (6) yaitu seperti pada kutipan berikut: Smartfren Social gratis facebook dan twitter tanpa batas waktu. Nelpon dan sms-nya juga gratis!* Pada kata gratis, penulis bermaksud menekankan iklan tersebut untuk menarik konsumen agar menggunakan kartu perdana tersebut. 61 Teks iklan (7) Graphic Supply EXPO2011 Kembali dengan peralatan advanced digital printing yang revolusioner, kami akan membuka wawasan Anda kepada peluang bisnis percetakan dan grafika yang lebih pasti dan menguntungkan. Teks iklan (7) menawarkan sebuah alat percetakan dengan grafika yang lebih pasti dan dapat menguntungkan konsumen barang tersebut. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar. Dalam teks (7) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud dari pengiklannya. Pada akhir kalimat iklan tersebut yang menekankan bahwa percetakan tersebut dapat menguntungkan dan memberikan peluang bisnis. Seperti pada kutipan berikut : kami akan membuka wawasan Anda kepada peluang bisnis percetakan dan grafika yang lebih pasti dan menguntungkan. 62 Teks iklan (8) Halooo Sekarang Pepsodent Jumbo berhadiah PULSA! Tiap pembelian satu Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang Jumbo 190 gr kemasan khusus, berkesempatan mendapat pulsa Telkomsel senilai Rp 5000*. Ayo sikat gigi pagi dan malam dengan Pepsodent Teks iklan (8) menawarkan pada konsumen sebuah pasta gigi. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar. Dalam teks (8) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud dari pengiklannya. Pada paragraf ke dua pada iklan tersebut yang menekankan bahwa konsumen disarankan untuk menggunakan pasta gigi dan dengan membeli pasta gigi tersebut konsumen akan berkesempatan mendapatkan hadiah pulsa dalam kemasan khusus. Seperti pada kutipan berikut : Tiap pembelian satu Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang Jumbo 190 gr kemasan khusus, berkesempatan mendapat pulsa Telkomsel senilai Rp 5000*. Ayo sikat gigi pagi dan malam dengan Pepsodent 63 Teks iklan (9) Ini Bedanya Oli Flick Federal dengan Oli Matik Biasa SAE 10W-30 Keunggulan oli matik SAE10W-30 adalah lebih irit BBM, tetapi oli matik biasa jenis ini, umumnya lebih mudah menguap, sehingga harus sering dilakukan pengecekan dan bila perlu diisi ulang (re-fill). Ganti oli matikmu dengan Flick Federal! Oli Pintar untuk Motor Generasi Baru You Pintar Pilih Oli Teks iklan (9) menawarkan pada konsumen sebuah oli matik yang dapat menghemat BBM. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar. Dalam teks (9) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud dari pengiklannya. Pada paragraf ke dua dan tiga pada iklan tersebut yang menekankan bahwa konsumen disarankan untuk menggunakan oli matik yang dapat lebih menghemat BBM dan tidak mudah menguap. 64 Teks iklan (10) Omg Semuanya gratis ke semua temen seharian! Buruan beli IM3 dan gedein ceritamu dengan gratis semuanya! Gratis SMS ke semua operator setelah 2x SMS Gratis Facebook dan Twitter di m.facebook.com/ 0.facebook.com dan m.twitter.com setelah pemakaian data Rp 1000 Teks iklan (10) menawarkan sebuah kartu perdana IM3 yang bisa gratis SMSke semua operator, facebook dan twitter gratis juga. Teks iklan ini tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar. Dalam teks (10) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa repetisi. Gaya repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau klausa atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks. Perulangan teks iklan (10) yaitu seperti pada kutipan berikut: Gratis SMS ke semua operator setelah 2x SMS Gratis Facebook dan Twitter di m.facebook.com/ 0.facebook.com dan m.twitter.com setelah pemakaian data Rp 1000 Pada kata gratis dan setelah, penulis bermaksud menekankan iklan tersebut untuk menarik konsumen agar menggunakan kartu perdana tersebut. 65 Teks iklan (11) Gayaku, Pilihanku Inilah skutik idola baru pilihan Irfan Bachdim yang tampil keren penuh gaya. Dengan desainnya yang mewah dan sporty mengendarai Hayate 125 bikin penampilan kamu menjadi berbeda. Ayo, tunjukkan gayamu dengan Hayate 12, pilihan tepat buat gaul dan beraksi. Teks iklan (11) menawarkan sebuah kendaraan skutik keluaran baru yang berdesain mewah dan sporty akan menambah penampilan keren penuh gaya. Teks iklan ini tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar. Dalam teks (11) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Teks (11) dapat dikatakan gaya bahasa klimaks karena pada kalimat pertama sampai selanjutnya telah menjelaskan maksud dari pengiklannya. Pada paragraf ke dua kalimat ke dua iklan tersebut yang menekankan bahwa motor skutik baru tersebut memiliki keunggulan desain yang mewah dan sporty dapat menambah keren, gaul, dan makin beraksi penggunanya. Peryataan tersebutlah yang digunakan pengiklan untuk menarik para konsumen agar tertarik untuk membelinya. 66 Teks iklan (12) SAMSUNG Dobel Untung! Semua Pasti Menang! Beli Samsung Chat series (Ch@t322 atau Ch@t335) Raih Dobel untungnya: - Hadiah langsung T-shirtn Samsung keren. - Tinggal gosok kartunya dan menangkan total hadiah milyaran rupiah. Periode promo berlaku sampai dengan 31 Mei 2011. Teks iklan (12) menawarkan untuk menggunakan HP Samsung tipe Ch@t335 dan Ch@t223 yang menawarkan berbagai hadiah. Teks iklan ini tergolong gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, karena menggunakan gaya bahasa tak resmi. Dapat disebut gaya bahasa tak resmi karena gaya bahasa ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar, serta teks iklan ini berada dalam sebuah surat kabar yang memang diperuntukkan bagi semua orang. Dalam teks (12) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa antiklimaks. Yang dimaksud menggunakan gaya antiklimaks, karena bagian penting dari iklan tersebut diletakkan di awal paragraf. Seperti pada kalimat berikut: SAMSUNG Dobel Untung! Semua Pasti Menang! Beli Samsung Chat series (Ch@t322 atau Ch@t335) Raih Dobel untungnya. 67 Teks iklan (13) Cukup menjadi pelanggan FIF Syariah. Setiap pembelian 1 motor dapat 1 poin untuk konsumen baru dan 3 poin untuk konsumen setia FIF. Jika berhasil merekomendasikan 1 orang untuk membeli, akan mendapatkan 2 poin lagi ! Teks iklan (13) menawarkan poin hadiah setiap pembelian 1 motor dan menjadi pelanggan FIF. Teks iklan ini tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam. Dalam teks (13) tergolong juga gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa repetisi. Yang dimaksud gaya repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau klausa atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks. Perulangan teks iklan (13) yaitu seperti pada kutipan berikut: Setiap pembelian 1 motor dapat 1 poin untuk konsumen baru dan 3 poin untuk konsumen setia FIF. Jika berhasil merekomendasikan 1 orang untuk membeli, akan mendapatkan 2 poin lagi ! Pada kata poin, penulis bermaksud menekankan bahwa kata tersebutlah yang menjadi kunci untuk menarik konsumen. 68 Teks iklan (14) Jadilah bagian komunitas Tahapan BCA dan dapatkan hadiah istimewanya. Tingkatkan terus saldo Anda, dapatkan 45 mobil idaman dan 4500 motor yang akan diundi setiap dua minggu. Nantikan Grand Prize Mercedes-Benz S-Class di akhir periode. Teks iklan (14) menawarkan pada konsumen hadiah istimewa jika meningkatkan saldo Tahapan BCA. Teks iklan ini tergolong gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, karena menggunakan gaya bahasa tak resmi. Dapat disebut gaya bahasa tak resmi karena gaya bahasa ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar, serta teks iklan ini berada dalam sebuah surat kabar yang memang diperuntukkan bagi semua orang. Dalam teks (14) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud dari pengiklannya. Pada kalimat ke dua dan tiga pada iklan tersebut yang menekankan bahwa konsumen disarankan untuk meningkatkan saldo/ transaksi Tahapan BCA, maka konsumen akan berkesempatan mendapatkan hadiah yang akan diundi dan hadiah utama di akhir periode. Seperti pada kutipan berikut: Tingkatkan terus saldo Anda, dapatkan 45 mobil idaman dan 4500 motor yang akan diundi setiap dua minggu. Nantikan Grand Prize Mercedes-Benz S-Class di akhir periode. 69 Teks iklan (15) Pastikan anda menggunakan e-Banking BCA untuk pembelian pulsa, PLN prabayar, pembayaran tagihan kartu kredit, Telkom, ponsel, PLN, pinjaman dan tagihan lainnya. Semakin sering Anda bertransaksi, semakin banyak poin yang Anda kumpulkan! Dapatkan Grand Prize New Toyota Yaris, ratusan ipad, serta ribuan Handphone! Berlaku untuk area tertentu Syarat dan ketentuan berlaku Periode: Mei Juli 2011. Teks iklan (15) menawarkan pada konsumen ribuan hadiah jika menggunakan e-Banking BCA untuk pembelian pulsa, PLN prabayar, pembayaran tagihan kartu kredit, Telkom, ponsel, PLN, pinjaman dan tagihan lainnya. Teks iklan ini tergolong gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, karena menggunakan gaya bahasa tak resmi. Dapat disebut gaya bahasa tak resmi karena gaya bahasa ini umum dan normal digunakan kaum awam. Dalam teks (15) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud dari pengiklannya. Pada kalimat ke dua dan tiga pada iklan tersebut yang menekankan bahwa konsumen disarankan untuk menggunakan e-Banking BCA, maka konsumen akan berkesempatan mendapatkan berbagai hadiah dan hadiahnya berlaku Periode: Mei J uli 2011. 70 B. Alternatif Pembelajaran Bahasa di SMP kelas IX Pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan tentang suatu subjek atau sebuah keterampilan, dengan belajar, pengalaman, atau instruksi. Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP meliputi pembelajaran bahasa dan sastra. Pembelajaran bahasa seperti terdapat dalam Silabus Bahasa Indonesia kelas IX terdapat Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan, resensi, dan karangan dengan Kompetensi Dasar Menulis iklan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Melalui Kompetensi Dasar tersebut gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 dapat diajarkan kepada siswa. Alternatif pembelajaran gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 sebagai berikut: 1. Materi Pembelajaran Dalam analisis ini materi yang dipilih sebagai bahan ajar dalam pembelajaran adalah teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011. Seorang guru tidak langsung menyajikan materi tersebut secara langsung. Langkah pertama dalam pembelajaran seorang guru diharapkan menyiapkan pendahuluan. Dengan adanya pendahuluan akan menimbulkan kesan santai tapi bermanfaat, sehingga peserta didik tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, gaya bahasa merupakan penggunaan ragam bahasa secara khusus untuk 71 mendapatkan nilai seni yang dapat menimbulkan suatu efek tertentu. Dengan demikian maka guru dalam menjelaskan gaya bahasa pada tets iklan penawaran diharapkan perlu teliti, cermat, dan jelas. Sehingga dengan ketelitian, kecermatan, dan kejelasan peserta didik dapat mengerti, paham, dan dapat menerapkannya dalam materi pembelajaran. 2. Metode Pembelajaran Dalam analisis surat kabar Suara Merdeka, metode yang digunakan yaitu metode membaca dan metode partisipatori. Untuk menganalisisnya, siswa diharuskan membaca terlebih dahulu objek yang akan dianalisis. Maka dengan itu diharapkan peserta didik mempunyai kemampuan memahami teks. Dalam proses analisis mengenai gaya bahasa peserta didik menggunakan metode partisipatori, karena peserta didik tersebut yang mempunyai peran penting untuk aktif menganalisis dan guru hanya bersifat pemandu atau fasilitator bagi peserta didik. Dengan demikian metode membaca ditujukan bagi peserta didik untuk dapat memahami keragaman jenis gaya bahasa pada surat kabar Suara Merdeka yang akan dianalisis. Metode membaca surat kabar Suara Merdeka ini dalam menganalisis membutuhkan waktu relatif lama. Sedangkan metode partisipatori itu sendiri ditujukan bagi peserta didik dalam menganalisis surat kabar Suara Merdeka sesuai dengan kajian yang dibahas yaitu gaya bahasa. Konteks metode ini digunakan dengan tujuan agar peserta didik menjadi tumpuan utama, sehingga peserta didik dapat lebih mandiri dalam mengkomunikasikan pembelajaran. 72 3. Stategi Pembelajaran Dalam analisis surat kabar Suara Merdeka, strategi yang digunakan yaitu strategi belajar terstruktur tak terjadwal dan strategi latihan praktik. Strategi belajar terstruktur digunakan dalam pembelajaran, mengingat analisis gaya bahasa membutuhkan waktu yang memang relatif lama. Maka pembelajaran tertstruktur dilakukan guru bertalian dengan program pengajaran di sekolah mengenai pembelajaran menganalisis gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka. Tak terjadwal ditujukan bagi peserta didik untuk menganalisis harian Suara Merdeka dalam program pembelajaran, tetapi terarah karena peserta didik dapat melakukan pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan. Sedangkan strategi latihan praktik merupakan pelaksanaan praktik bagi peserta didik dalam menganalisis surat kabar Suara Merdeka agar lebih aktif dan kreatif, karena analisis surat kabar tidak hanya berlangsung satu tahap, serta dapat memperbaiki keterampilan motorik yang mendasar dan keterampilan-keterampilan mental agar lebih bermakna, tepat, dan berguna. Hal itu juga diperlukan adanya revisi berskala dengan tujuan melatih pembelajaran peserta didik. 4. Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan yaitu media non proyeksi dua dimensi dan media proyeksi. Wujud non proyeksi dua dimensi berupa media yang dicetak, diantaranya buku pegangan pembelajaran bahasa dan teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011. 73 Buku paket pembelajaran bahasa dan buku paket Bahasa Indonesia kelas IX yang ditujukan bagi peserta didik untuk memahami kajian ilmu bahasa terutama mengenai analisis gaya bahasa dan surat kabar Suara Merdeka sebagai objek bahasa yang akan dianalisis. Media proyeksi berupa power point yang berisi mengenai pembelajaran bahasa terutama dalam menganalisis surat kabar. Media proyeksi digunakan untuk menarik perhatian peserta didik dan mempermudah serta menciptakan pembelajaran yang kondusif. Seorang guru bahasa hendaknya memberikan nasihat pada peserta didik agar tidak hanya mengidentifikasi mengenai gaya bahasa saja, melainkan dapat belajar atau mengambil manfaat dalam menganalisis surat kabar tersebut. Media sangat penting dalam tercapainya suatu proses belajar mengajar. Sehingga seorang guru semaksimal mungkin dapat menampilkan suatu media sesuai dengan materi yang akan disampaikannya, agar dalam proses belajar mengajar tidak menjenuhkan peserta didik dan menumbuhkan peserta didik untuk semangat mengikuti pelajaran dari guru. 74 5. Evaluasi Pada langkah evaluasi, siswa dan guru secara bersama-sama mencari jawaban yang tepat dari pertanyaan yang sudah diberikan. Pada langkah ini terjadi komunikasi yang aktif antara guru dengan peserta didik, misalnya peserta didik dapat menanyakan kepada guru mengenai materi yang kurang jelas. Evaluasi yang dilakukan berbentuk penugasan dan tes. Setiap peserta didik diberikan tugas berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk menganalisis gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011, sesuai dengan Kompetensi Dasar menulis iklan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Setelah tugas diselesaikan oleh peserta didik, kemudian dipresentasikan oleh kelompok tersebut sebagai aplikasi pembelajaran lebih rinci. Sebagai bentuk evaluasi yang terukur dan sebagai tindak lanjut evaluasi guru memberikan tes tertulis, yaitu menganalisis surat kabar dengan kajian gaya bahasa teks iklan penawaran. 75 Untuk lebih lanjut, skenario atau langkah-langkah pembelajaran tersebut dapat dilihat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berikut ini: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester : IX/ 1 Standar Kompetensi : Menulis 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan, resensi, dan karangan Kompetensi Dasar : 4.1 Menulis iklan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas Indikator : 1. Mampu mengenali berbagai jenis iklan dan gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan 2. Mampu mengidentifikasi gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran pada surat kabar 3. Mampu menemukan gaya bahasa dalam kutipan teks iklan penawaran pada surat kabar Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 x pertemuan) 76 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat: a. Memahami jenis-jenis iklan dan gaya bahasa b. Mengidentifikasi gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 c. Menemukan gaya bahasa dalam kutipan teks iklan penawaran pada surat kabar melalui kegiatan analisis 2. Materi Pembelajaran a. Contoh teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 b. Jenis-jenis iklan dan gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan 3. Metode Pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Permodelan d. Demonstrasi e. Diskusi f. Penugasan 77 4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama a. Kegiatan awal 1. Guru menyiapkan kondisi kelas dengan cara mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, mengecek kerapian peserta didik serta kebersihan kelas. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti 1. Eksplorasi a) Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. b) Guru menanyakan kepada peserta didik mengenai teks iklan yang terkait dengan gaya bahasa yang ada di dalamnya. c) Guru memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai jawaban dari pertanyaan yang diajukan. 2. Elaborasi a) Guru meminta peserta didik membaca beberapa kutipan teks iklan penawaran dari surat kabar. b) Guru merangsang peserta didik untuk menemukan gaya bahasa pada beberapa kutipan teks iklan penawaran yang sudah mereka pelajari. c) Peserta didik diminta berkelompok untuk mengidentifikasi gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran di surat kabar yang telah dibaca. 78 3. Konfirmasi a) Salah satu peserta didik mewakili kelompoknya untuk menyampaikan hasil analisisnya dan kelompok lain memberi tanggapan. b) Guru memberi umpan balik positif dan penguatan. c) Guru memberi tugas rumah mencari gaya bahasa teks iklan penawaran di surat kabar. c. Kegiatan akhir 1. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada peserta didik. 2. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah diberikan. 3. Guru menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam. Pertemuan Kedua a. Kegiatan awal 1. Guru menyiapkan kondisi kelas dengan cara mengucapkan salam, mengecek kehadiran peserta didik, mengecek kerapian peserta didik serta kebersihan kelas. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 79 b. Kegiatan inti 1. Eksplorasi a) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencari jenis gaya bahasa pada teks iklan penawaran yang sudah mereka pelajari. 2. Elaborasi a) Guru dan peserta didik membahas tugas yang telah diberikan oleh guru. b) Secara bergantian peserta didik memberi tanggapan terhadap hasil pekerjaan temannya. 3. Konfirmasi a) Guru memberi penguatan dan umpan balik positif kepada peserta didik. c. Kegiatan Akhir 1. Guru melakukan evaluasi terhadap peserta didik berupa soal. 5. Media dan Sumber belajar a. Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas IX semester 1 b. Buku LKS Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas IX semester 1 c. Surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 d. www.google.com 80 6. Penilaian a. Teknik : Tes tertulis b. Bentuk Isntrumen : Lembar observasi Soal/ instrumen : 1) Sebutkan jenis-jenis iklan! (minimal 5 jenis) Pedoman penskoran No. Kegiatan Skor 1. 2. 3. 4. Peserta didik tepat dalam menjawab pertanyaan. Peserta didik Kurang tepat dalam menjawab pertanyaan. Peserta didik salah dalam menjawab pertanyaan. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan. 5 3 1 0 Jumlah 5 2) Sebutkan jenis-jenis gaya bahasa! (minimal 5 jenis) Pedoman penskoran 81 No. Kegiatan Skor 1. 2. 3. 4. Peserta didik tepat dalam menjawab pertanyaan. Peserta didik Kurang tepat dalam menjawab pertanyaan. Peserta didik salah dalam menjawab pertanyaan. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan. 5 3 1 0 Jumlah 5 3) Tentukan gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran Suara Merdeka edisi Mei 2011! (minimal 5 teks iklan) Pedoman penskoran No Kegiatan Skor 1. 2. 3. 4. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Siswa kurang tepat dalam menjawab pertanyaan. Siswa salah dalam menjawab pertanyaan. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan. 10 5 2 0 Jumlah 10 82 Skor maksimal No. 1 = 5 No. 2 = 5 No. 3 = 10 Jumah = 20 Penghitugan nilai akhir dalam skala 0 s.d. 100 Semarang, 2011 Mengetahui, Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran, (............................) (.................................) Skor Perolehan Nilai Akhir = -------------------- x Skor Ideal (100) Skor Maksimal 83 BAB IV PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan diuraikan dalam pembahasan skripsi ini, dapat diketahui bahwa dalam analisis gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 dan alternatif pembelajaran di SMP dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemakaian gaya bahasa yang dianalisis berdasarkan Segi bahasa. Berdasarkan segi bahasanya dalam teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011, yang lebih menonjol adalah gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, karena menurut penggolongan segi bahasa pada teks iklan penawaran tersebut banyak menggunakan gaya bahasa tak resmi. Selain itu gaya bahasa klimaks juga banyak digunakan pada teks iklan penawaran karena teks tersebut mengandung urutan pikiran yang semakin meningkat sesuai kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Dominasi penggunaan gaya bahasa tersebut dikarenakan memang ciri khas pengguanaan gaya bahasa dalam teks iklan penawaran memang demikian. 2. Alternatif pembelajarannya di SMP dapat dilakukan dengan melakukan pemilihan materi, menentukan metode, strategi, memilih media dan melakukan evaluasi. Selain itu, juga menyiapkan pendahuluan, 83 84 menentukan sikap praktis, introduksi, penyajian, tugas-tugas praktis, dan diskusi. Alternatif pembelajaran gaya bahasa dalam teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 dapat dipilih sebagai media pembelajaran bahasa di SMP. Materi yang dipilih yaitu tentang iklan, dipelajari di kelas IX semester 1 dalam materi berbagai jenis iklan yang terkait dengan penggunaan gaya bahasa pada teks iklan tersebut, yang terdapat pada Silabus Bahasa Indonesia kelas IX semester 1. Berdasarkan Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan, resensi, dan karangan dan Kompetensi Dasar Menulis iklan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian pembelajaran gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 dapat diajarkan pada peserta didik. B. Saran Pemakaian Gaya bahasa yang bervariatif akan lebih menarik untuk dinikmati. Oleh karena itu diharapkan kepada para komunikan agar lebih mengembangkan kemampuan dan wawasan bahasa, agar dapat dijadikan bahan kajian pribadi serta dapat diterima oleh masyarakat yang membawa hasil dari sebuah karya. Penggunaan alternatif pembelajaran surat kabar seperti dalam penelitian ini, dapat digunakan Guru Bahasa Indonesia di seluruh Indonesia untuk referensi mengajar bahasa. Seperti dalam penelitian ini khususnya 85 pembelajaran tentang teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011, sebagai bahan kajian analisis dalam pembelajaran menentukan gaya bahasa. Surat kabar harian Suara Merdeka dapat dijadikan media pengajaran, karena isinya mengangkat masalah-masalah yang berkaitan dengan kebahasaan.