Anda di halaman 1dari 98

i

ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN


PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA
DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN DI SMP
SKRIPSI
FITRY PUSPITA NINGRUM
NPM 07410638
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2011
i
ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN
PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA
DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN DI SMP
SKRIPSI
FITRY PUSPITA NINGRUM
NPM 07410638
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2011
i
ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN
PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA
DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN DI SMP
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan
FITRY PUSPITA NINGRUM
NPM 07410638
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2011
ii
i
SKRIPSI
ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN
PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA
DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN DI SMP
Yang disusun dan diajukan oleh
FITRY PUSPITA NINGRUM
NPM 07410638
Telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan
di hadapan Dewan Penguji
pada tanggal 24 Oktober 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
NPP 087101213
Nanik Setyawati, S.S., M.Hum.
NPP 997101150
iii
ii
SKRIPSI
ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN
PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA
DAN ALTERNATIF PEMBELAJARAN DI SMP
Yang disusun dan diajukan oleh
FITRY PUSPITA NINGRUM
NPM 07410638
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 28 Oktober 2011
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji
Ketua Sekretaris
Dra. Sri Suciati, M.Hum. Nanik Setyawati S.S, M.Hum.
NIP 19650316 199003 2 002 NPP 997101150
Penguji I
Nanik Setyawati, S.S., M.Hum.
NPP 997101150 (..)
Penguji II
Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
NPP 087101213 (..)
Penguji III
Dra. Asrofah, M.Pd.
NPP 936601104 (..)
iv
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Sesungguhnya motivasi terbesar dalam hidup adalah kasih dari ayah,
sayang dari ibu, cinta dari sahabat dan juga kekasih. Orang-orang terdekat
itulah yang nantinya akan menghantarkanmu menuju kesuksesan.
2. Jangan pernah ada kata takut sebelum mencoba, jangan pernah ada kata
menyerah sebelum berusaha, dan jangan pernah ada kata lelah untuk
mencapai harapan serta cita-citamu.
3. Jadilah diri sendiri dengan karakter yang berbeda dari lainnya, karena itu
akan membuatmu lebih optimis dan percaya diri dalam menjalani hidupmu
agar lebih berwarna. (Fitry Puspita N)
Persembahan
Diiringi ucapan terima kasih, dengan tulus
kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Ayah dan ibu tercinta beserta segenap keluarga
yang senantiasa memberikan semangat dan doa
disetiap langkahku.
2. Adik-adikku tersayang yang menjadi motivasiku.
3. Kekasihku yang telah memberikan dukungan untuk
kesuksesanku.
4. Sahabatku Vera dan teman-teman kelas N angkatan
2007 yang selalu menyemangatiku (Catur, Hary,
Yola, Weny, Yuni, Asih, Maya, Ning, Is, Ti2k,
Akbar dan masih banyak lagi yang tidak bisa
disebutkan satu persatu).
5. Almamater IKIP PGRI Semarang yang aku
banggakan.
v
iv
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Analisis Gaya Bahasa Teks Iklan Penawaran pada
Surat Kabar Suara Merdeka dan Alternatif Pembelajaran di SMP. Permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gaya bahasa yang terdapat dalam teks
iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka? dan bagaimana alternatif
pembelajaran bahasa di SMP melalui teks iklan penawaran yang terdapat pada
surat kabar Suara Merdeka? Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan
penawaran pada surat kabar Suara Merdeka, dan mendeskripsikan alternatif
pembelajaran bahasa di SMP melalui teks iklan penawaran yang terdapat pada
surat kabar Suara Merdeka.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, metode simak, metode analisis, metode formal dan informal. Sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif.
Penelitian ini latar belakangnya untuk mendapatkan hasil pemahaman
kebahasaan, khususnya pada penggunaan gaya bahasa teks iklan. Untuk
memperoleh pemahaman tersebut maka penulis melakukan analisis gaya bahasa
dalam teks iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011.
Hasil analisis penelitian ini adalah kalimat yang terdapat pada teks iklan
penawaran surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011. Teks iklan penawaran
yang telah terkumpul sebanyak 285 teks iklan, kemudian diambil 15 teks iklan
untuk dianalisis berdasarkan segi bahasa. Dilihat dari segi bahasa, maka gaya
bahasa dapat dibedakan berdasarkan titik tolak unsur bahasa yang dipergunakan,
yaitu gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, gaya bahasa berdasarkan nada, gaya
bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan gaya bahasa berdasarkan langsung
tidaknya makna. Dalam menganalisis penulis menggunakan metode padan dan
metode agih, serta menggunakan teknik dasar pilah unsur penentu dan bagi unsur
langsung. Alternatif pembelajaran gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat
kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011, yang ditawarkan untuk SMP kelas IX
semester 1 pada Standar Kompetensi mengungkapkan informasi dalam bentuk
iklan, resensi, dan karangan dengan Kompetensi Dasar menulis iklan dengan
bahasa yang singkat, padat, dan jelas ; maka pendekatan pembelajarannya
menggunakan pendekatan kooperatif, metode diskusi dengan strategi
pembelajaran jigsaw, serta model pengajaran bahasa.
vi
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, berkat usaha, kerja keras, ketekunan, dan doa
orang tua serta ridho Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun
skripsi. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang.
Selama proses menyusun skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan
rintangan. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak terutama pembimbing,
akhirnya hal tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Muhdi, S.H., M.Hum., Rektor IKIP PGRI Semarang yang memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di IKIP PGRI
Semarang.
2. Dra. Sri Suciati, M.Hum., Dekan FPBS IKIP PGRI Semarang yang
memberikan izin penulisan skripsi ini.
3. Nanik Setyawati, S.S., M.Hum., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, serta Pembimbing I yang berkenan memberi persetujuan
judul dan memberi arahan dengan penuh kesabaran, keikhlasan, serta
kebijaksanaan sehingga penyusunan skripsi ini cepat selesai.
vii
vi
4. Mukhlis, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II yang memberikan waktu untuk
membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
IKIP PGRI Semarang yang memberikan bekal ilmu yang bermanfaat kepada
penulis.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT, membalas amal baik dari semua pihak yang dengan
ikhlas membantu penulis. Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
sehingga saran dan kritik akan penulis tampung dengan lapang hati. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan generasi penerus.
Semarang, 22 Oktober 2011
Penulis
viii
vii
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR.... ................................................................................. i
SAMPUL DALAM ii
PERSETUJUAN iii
PENGESAHAN iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI.... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.. 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian.. 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Penegasan Istilah...... 6
F. Metode Penelitian.... 8
G. Sistematika Penulisan Skripsi 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Gaya Bahasa 13
B. Jenis-Jenis Gaya Bahasa 16
C. Pengertian Iklan 32
D. Jenis-Jenis Iklan.... 34
E. Fungsi dan Tujuan Penyajian Iklan... 35
ix
viii
F. Ciri Khas Iklan.. 35
G. Pengertian Media Massa... 36
H. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP... 37
BAB III ANALISIS GAYA BAHASA DALAM TEKS IKLAN PENAWARAN
PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI MEI 2011 DAN
ALTERNATIF PEMBELAJARANNYA DI SMP
A. Analisis Gaya Bahasa Teks Iklan Penawaran pada Surat Kabar
Suara Merdeka Edisi Mei 2011 53
B. Alternatif Pembelajaran Bahasa di SMP.............. 70
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan.. 83
B. Saran 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi yang memungkinkan manusia
untuk saling berhubungan, saling berbagi pengalaman, saling memberi
masukan, dan saling belajar dengan yang lain. Komunikasi dengan bahasa ini
dapat dilakukan secara lisan dan tulisan. Untuk berkomunikasi secara lisan,
orang menggunakan keterampilan berbicara dan keterampilan menyimak,
sedangkan dalam berkomunikasi secara tertulis orang akan menggunakan
keterampilan membaca dan keterampilan menulis.
Bahasa sebagai alat komunikasi tulis berfungsi menentukan maksud
dan tujuan penulis kepada orang lain. Dalam perkembangan bahasa Indonesia
yang semakin maju, surat kabar sebagai media massa sangat penting sebagai
sumber informasi. Sedangkan informasi itu sendiri disampaikan melalui
bahasa. Melalui bahasa tersebut hubungan individu dengan masyarakat dapat
berlangsung baik dan lancar.
Dalam penelitian ini yang akan dijelaskan adalah fungsi bahasa
sebagai alat komunikasi tulis. Komunikasi tulis lebih unggul dalam isi, pikiran
maupun struktur kalimat, lebih formal dengan gaya bahasa, dan lebih teratur
dalam penyajian ide-ide (Tarigan, 1986: 9).
2
Sarana komunikasi dalam penelitian ini adalah iklan. Informasi yang
disampaikan dalam iklan sangat berpengaruh dalam penjualan produk yang
ditawarkan, sehingga memberi ide kepada penulis untuk menganalisis iklan
dari segi gaya bahasanya. Iklan yang akan diamati ini adalah iklan penawaran
yang dimuat oleh media cetak yaitu harian Suara Merdeka.
Bertolak dari itu, iklan sebagai alat komunikasi tulis dan sebagai
sarana penyebar informasi menggunakan kalimat dengan ragam bahasa iklan.
Bahasa iklan harus komunikatif dan sugestif, agar pesan yang disampaikan
dapat mempengaruhi pembaca untuk memiliki produk yang ditawarkan.
Dalam hal ini teks iklan harus disusun secara singkat dengan mempergunakan
kalimat pendek dengan kata-kata jitu dan mudah dipahami (Panji, 1984: 117).
Adapun iklan yang menarik pembaca untuk saat ini adalah jenis iklan
penawaran, baik yang dimuat oleh media cetak maupun elektronik. Ini terbukti
dari banyaknya iklan yang disampaikan oleh media massa, baik media cetak
maupun media elektronik. Surat kabar Suara Merdeka dijadikan objek
penelitian karena harian ini adalah salah satu surat kabar yang terbit di kota
Semarang. Harian ini banyak memberikan kesempatan pada pengguna jasa
untuk menawarkan produknya kepada calon konsumen yang meliputi sebagian
besar wilayah Semarang dan sekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut peneliti terdorong untuk mengadakan
penelitian mengenai kalimat teks iklan penawaran pada surat kabar Suara
Merdeka, karena sampai sekarang ini belum pernah dikaji masalah kalimat
3
yang ada dalam teks iklan jenis penawaran khususnya gaya bahasanya beserta
pengaitannya dalam pembelajaran. Hal ini banyak menimbulkan pertanyaan
bagi peneliti tentang gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara
Merdeka edisi Mei 2011 dan pengaitannya dalam pembelajaran di SMP.
Pembelajaran bahasa di Indonesia saat ini semakin luas dan pesat,
dengan berbagai jenis bahasa, baik tentang kebahasaan di Indonesia maupun
yang menyangkut bahasa daerah, semuanya perlu dipahami, dipelajari, dan
dikembangkan. Terkait hal tersebut, fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar dalam dunia pandidikan masih berperan penting walau sekolah-
sekolah tertentu bahasa pengantarnya banyak yang menggunakan bahasa
asing, seperti bahasa Inggris. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar akan memudahkan persamaan persepsi mengenai ilmu pengetahuan
yang dipelajari.
Namun, seiring dengan abad globalisasi bahasa Indonesia nyaris
terpinggirkan oleh penggunaan bahasa Inggris. Untuk menjadi bahasa
pengantar dalam pendidikan sebuah bahasa harus berkembang pesat sejalan
dengan perkembangan IPTEK.
Pembelajaran bahasa Indonesia memang telah dimulai dari jenjang TK,
SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi. Meskipun telah lama
mempelajarinya, tetapi untuk bahasa Indonesia itu sendiri belum banyak
diajarkan oleh guru itu sendiri. Guru hanya bisa memperkenalkan sebagian
kecil dari bahasa yang dimiliki, mereka baru bisa memperkenalkan jenis-jenis
bahasa di Indonesia kepada siswa tanpa memberitahu bagaimana awal mula
4
pembelajaran bahasa maupun kebahasaan yang terdapat di negara Indonesia.
Inilah yang terkadang menjadi salah satu akibat lunturnya berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.
Dalam dunia pendidikan peran guru bahasa Indonesia sangat
dibutuhkan untuk pengembangan dan pembinaan berbahasa di sekolah. Guru
bahasa Indonesia harus mampu menumbuhkan rasa cinta bangsa dari pada
siswanya. Hal tersebut diharapkan agar mereka mengetahui beberapa ragam
jenis-jenis bahasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang memiliki
kekayaan khasanah berbahasa. Dari sinilah muncul tanggung jawab besar bagi
para guru bahasa Indonesia untuk bisa membina serta mengembangkan lahan
di sekolah, sehingga dapat menambah pengetahuan siswa mengenai dunia
berbahasa dan kembali memiliki rasa cinta bangsa akan berbahasa yang baik
dan benar (Sudarno, 1992:19).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran pada
surat kabar Suara Merdeka ?
2. Bagaimanakah alternatif pembelajaran gaya bahasa di SMP melalui teks
iklan penawaran yang terdapat pada surat kabar Suara Merdeka ?
5
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan yang dapat dicapai dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran
pada surat kabar Suara Merdeka.
2. Mendeskripsikan alternatif pembelajaran gaya bahasa di SMP melalui teks
iklan penawaran yang terdapat pada surat kabar Suara Merdeka.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun
secara praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian tentang analisis teks iklan ini diharapkan dapat
digunakan sebagai pengembangan teori bahasa Indonesia, khususnya
bahasa Indonesia bidang jurnalistik.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan pula dapat membantu pembaca atau
mahasiswa yang baru mulai mendalami ilmu bahasa, serta para pengguna
bahasa untuk berpandangan kritis dalam mempelajari pengetahuan tentang
penggunaan gaya bahasa dan hubungannya dengan teknik penulisan iklan.
Sekaligus dapat dijadikan bahan perbandingan dan titik perenungan bagi
kehidupan masyarakat.
6
E. Penegasan Istilah
Supaya tidak menimbulkan salah penafsiran, penegasan istilah
dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman atau persepsi yang sama tentang
hal-hal yang akan dikembangkan. Istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai
berikut :
1. Analisis
Analisis menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Moeliono,
2000:32) adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Analisis dalam penelitian ini adalah penguraian gaya bahasa berdasarkan
struktur kalimat teks iklan pada surat kabar Suara Merdeka dan alternatif
pembelajaran di SMP.
2. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk
meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta
memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal
lain yang lebih umum (Tarigan, 1985:5).
3. Iklan
Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Moeliono,
2000:322), iklan memiliki dua arti :
a. Berita pesanan (untuk mendorong atau membujuk) kepada khalayak
ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan.
7
b. Pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang
dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan, iklan penawaran
adalah suatu bentuk pemberitahuan tentang pesan-pesan yang ditinggalkan
pembuat iklan ditujukan kepada khalayak ramai melalui media massa
dengan tujuan untuk memberi tahu dan menawarkan produk barang. Iklan
jenis ini adalah iklan jenis penawaran edisi bulan Mei 2011.
4. Surat Kabar Suara Merdeka
Surat Kabar Suara Merdeka adalah surat kabar yang memuat berita
terkini, yang terbit setiap hari dan beredar di Jawa Tengah.
5. Alternatif Pembelajaran
Pembelajaran merupakan salah satu dari faktor-faktor pendidikan.
Pembelajaran dapat diberi pengertian sempit yang terbatas pada
pembelajaran di sekolah, dengan demikian termasuk dalam ilmu
pendidikan praktis. Pembelajaran juga dapat diberi pengertian yang luas,
yang mencakup semua upaya belajar (Ngatmini, 2010:2-4).
Pembelajaran bahasa pada dasarnya harus lebih melibatkan siswa
secara aktif dalam proses berpikir logis. Hal tersebut dapat ditempuh agar
siswa dapat secara terbuka terlibat dalam proses pembelajaran yang
memungkinkan daya nalar mereka berkembang melalui sarana bahasa,
khususnya menganalisis gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat
kabar Suara Merdeka edisi bulan Mei 2011.
8
F. Metode Penelitian
Metode penelitian diperlukan untuk mempermudah pencapaian data,
sehingga pemilihan metode harus memperhatikan kesesuaian dengan objek
tujuan penelitian yang akan dipakai. Metode sebagai cara kerja harus
dijabarkan sebagai alat dan sifat yang dipakai, jabaran tersebut disebut teknik.
Penelitian selalu memerlukan metode untuk mempermudah kinerja
penelitian. Metode sebagai suatu langkah kerja operasional dalam memperoleh
suatu teori untuk memahami objek yang dijabarkan, sesuatu dengan data
dipakai dan alat tersebut harus selaras dengan aslinya dan sifat objek yang
diwujudkan sebagai data untuk diamati, dipertanyakan dan diteliti
(Sudaryanto, 1993:3-4).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif ialah metode yang digunakan untuk memperoleh data-data
berdasarkan fakta yang ada atau secara empiris. Sehingga apa yang dihasilkan
peneliti merupakan paparan apa adanya. Metode kualitatif adalah metode yang
berkaitan dengan data yang tidak berupa angka-angka tetapi berupa kualitas
bentuk-bentuk variabel yang berbentuk tutur. Tuturan dapat berbentuk tulisan
dan lisan. Adapun tuturan yang menjadi data pada penelitian ini adalah tuturan
dalam bentuk tulis yang terdapat dalam teks iklan penawaran (Sudaryanto,
1993:62).
Dengan demikian metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang
digunakan dalam penelitian guna menganalisis fakta atau objek secara empiris
dan hasilnya digambarkan dalam bentuk kata-kata yang dirangkai berupa
9
kalimat-kalimat. Untuk menganalisis gaya bahasa teks iklan penawaran pada
surat kabar Suara Merdeka edisi bulan Mei 2011 dan pembelajarannya di
SMP, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian, sumber data dan
korpus data, metode pengumpulan data, metode dan teknik analisis data serta
teknik pemaparan hasil analisis data.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
objektif. Pendekatan objektif ialah pendekatan yang menerangkan sesuatu
(sifat, hakikat, keadaan) apa adanya tanpa ada pertimbangan apapun sesuai
dengan wujud yang sebenarnya (Alwasilah, 1993:68).
2. Sumber Data dan Korpus Data
Sumber data pada penelitian ini adalah teks iklan penawaran surat
kabar Suara Merdeka. Sedangkan korpus data penelitian ini adalah
kalimat-kalimat teks iklan yang terdapat gaya bahasa pada surat kabar
Suara Merdeka edisi bulan Mei 2011.
3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan
metode simak dengan teknik catat. Disebut metode simak atau
penyimakan karena memang berupa penyimakan, dilakukan dengan
menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133).
Teknik catat dapat dilakukan pencatatan pada kartu data yang segera
dilanjutkan dengan klasifikasi. Pencatatan itu menggunakan alat tulis
tertentu (Sudaryanto, 1993:135).
10
Dalam hal ini, metode simak yaitu menyimak teks iklan penawaran
di surat kabar Suara Merdeka dan teknik catat digunakan untuk mencatat
kalimat-kalimat yang ada dalam teks iklan, kemudian kalimat-kalimat
tersebut dianalisis sesuai dengan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
dalam teks iklan surat kabar Suara Merdeka.
4. Metode dan Teknik Analisis Data
Terkait dengan analisis data, menurut Sudaryanto (1993:13)
metode analisis bahasa ada dua yaitu metode padan dan metode agih.
Metode padan yaitu metode yang penentunya di luar, terlepas, dan tidak
menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Sedangkan
metode agih yaitu bahasa yang digunakan sebagai penentunya adalah dari
bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Dalam analisis ini peneliti
menggunakan dua metode tersebut yaitu metode padan yang penentunya
kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referent bahasa dan metode
agih, yang penentunya bahasa itu sendiri. Dalam hal ini bahasa yang
digunakan dalam surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011.
Dalam penelitian ini ada dua teknik dasar yang digunakan dalam
menganalisis data yaitu menggunakan teknik pilah unsur penentu atau
tenik PUP dan teknik bagi unsur langsung atau BUL. Peneliti
menggunakan teknik pilah unsur langsung atau PUP, karena alat yang
digunakan ialah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh
penelitinya (Sudaryanto, 1993:21).
11
Sedangkan teknik bagi unsur langsung atau BUL digunakan
peneliti karena teknik ini membagi satuan lingual datanya menjadi
beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang
sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud
(Sudaryanto, 1993:31).
5. Metode Pemaparan Hasil Analisis Data
Menurut Sudaryanto (1993:145), pemaparan hasil analisis dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu pemaparan hasil analisis secara
formal dan informal. Metode pemaparan hasil analisis secara formal
adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang. Metode
pemaparan hasil analisis secara informal adalah perumusan dengan kata-
kata biasa yang berisi rincian hasil analisis data. Namun dalam penelitian
ini peneliti hanya menggunakan metode pemaparan hasil analisis secara
informal. Rincian hasil analisisnya berupa kalimat yang terdapat pada teks
iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka edisi bulan Mei 2011.
12
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memudahkan membaca dan kejelasan skripsi, maka disusun
dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, memuat penjelasan yang bersangkutan
dengan penulisan secara keseluruhan. Uraiannya meliputi latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan
istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Landasan teori, memuat pengertian gaya bahasa, jenis-jenis
gaya bahasa, pengertian iklan, jenis-jenis iklan, fungsi dan tujuan penyajian
iklan, ciri khas iklan, pengertian media massa, dan alternatif pembelajaran
bahasa Indonesia di SMP.
Bab III Analisis gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar
Suara Merdeka edisi bulan Mei 2011 dan alternatif pembelajaran di SMP.
Bab IV Penutup, memuat simpulan dan saran.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Gaya Bahasa
Berbicara tentang gaya bahasa, pertama-tama yang perlu dicamkan
bahwa soalnya bukanlah soal mengggaya, melainkan daya guna bahasa:
kesanggupan menyampaikan pengalaman batin dengan hasil sebenar-
benarnya. Bisa disebut gaya bahasa jika tiap kalimat harus efektif,
bergaya, dan berdaya guna (Widyamartaya, 1991:53).
Gaya bahasa bukan hanya meliputi pembentukan kalimat yang
memperlihatkan corak-corak tertentu. Persoalan gaya meliputi hierarki
kebahasaan; mulai dari diksi, frase, kalimat, dan wacana. Secara
komprehensif, gaya memungkinkan untuk menilai pribadi, watak, dan
kemampuan sang penulisnya (Wibowo, 2001:36).
Secara leksikologi yang dimaksud gaya bahasa, yaitu: (i)
pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau
menulis; (ii) pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek
tertentu; (iii) keseluruhan cirri bahasa sekelompok penulis sastra; (iv) cara
khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau
lisan (Pateda, 2001:233).
13
14
Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan
istilah style. Kata style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam alat
untuk menulis pada lempengan lilin. Alat tersebut digunakan oleh orang-
orang yang sudah memiliki keahlian. Kelak pada waktu penekanan
dititikberatkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah
menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis dan menggunakan kata-
kata secara indah (Keraf, 2008:112).
Menurut Tarigan (1985:5), Gaya bahasa adalah bahasa indah yang
dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan
serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau
hal lain yang lebih umum.
Warriner juga mengatakan bahwa, gaya bahasa adalah cara
mempergunakan bahasa secara imajinatif, bukan dalam pengertian yang
benar-benar secara alamiah saja. Penggunaan gaya bahasa tertentu dapat
mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Warriner dan Dale
melalui Tarigan, 1998:5).
Dalam mengungkapkan atau melukiskan sesuatu, pengarang/
pembicara menyampaikan dengan cara yang berbeda-beda. Juga dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan, pengarang/ pembicara menggunakan
bahasa dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan cara berbahasa
seseorang, mungkin dalam menggunakan kata, menyusun kata dalam
sebuah kalimat, mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang indah,
menggungkapkan sesuatu dengan pengertian dan bahasa yang berlebih-
15
lebihan, mengungkapkan sesuatu dengan mengiaskan benda yang lain, dan
lain sebagainya.
Penggunaan pikiran dan perasaan yang bervariasi dalam
menggunakan kata, susunan kata atau berbahasa (berupa kalimat)
merupakan gaya dalam berbahasa, yang disebut gaya bahasa. Jadi, gaya
bahasa ialah pemakaian ragam bahasa dalam mewakili atau melukiskan
sesuatu dengan pemilihan dan penyusunan kata dalam kalimat untuk
memperoleh efek tertentu (Zainuddin, 1992:51).
Berdasarkan pernyataan tentang pengertian gaya bahasa menurut
Zainuddin tersebut, terdapat pula uraian tentang ciri-cirinya yaitu:
1. Ada perbedaan dengan sesuatu yang diungkapkan, misalnya
melebihkan, mengiaskan, melambangkan, mengecilkan, menyindir
atau mengulang-ulang.
2. Kalimat yang disusun dengan kata-kata yang menarik dan indah.
3. Pada umumnya mempunyai makna kias (Zainuddin, 1992:52).
Pembahasan tentang gaya bahasa memang banyak dan biasanya
dibicarakan di dalam bidang bahasa dan sastra Indonesia. Sebenarnya
bukan soal gaya bahasa yang dipentingkan, tetapi makna kata atau kalimat
yang menggunakan gaya bahasa tersebut yang perlu dibicarakan. Seperti
yang dibicarakan pada penelitian ini, yaitu tentang analisis gaya bahasa
dalam teks iklan penawaran surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011.
16
B. Jenis-Jenis Gaya Bahasa
Setiap orang yang menggunakan bahasa, sebenarnya menunjukkan
gaya berbahasa sendiri-sendiri. Dengan demikian jumlah gaya bahasa
sangat bervariasi atau sangat banyak jumlahnya. Gaya berbahasa setiap
orang tidak berbeda seratus persen tetapi ada kesamaannya. Berdasarkan
kesamaan dalam mengungkapkan, maka dibuatlah suatu ciri gaya
berbahasa dan dibuatlah nama gaya berbahasa. Sedangkan nama gaya
berbahasa yang telah kita kenal adalah :
1. Gaya Bahasa Perbandingan
Dalam gaya bahasa ini ada enam belas jenis gaya bahasa,
uraiannya sebagai berikut :
a. Alusio ialah pernyataan yang disampaikan secara berkias tetapi
hanya sebagian saja, karena orang lain dianggap sudah mengetahui
kelanjutannya dan maksud yang sebenarnya (Zainuddin, 1992:52).
Misalnya : Omonganmu seperti tong kosong. (Maksudnya, tong
kosong berbunyi nyaring).
b. Eponim ialah melukiskan sesuatu dengan cara mengambil sifat-
sifat yang dimiliki oleh nama-nama yang telah terkenal (Zainuddin,
1992:52).
Misalnya : Rudi-rudi kita sudah memasuki bulu tangkis.
(Maksudnya, para pahlawan atau jago-jago bulu
tangkis pihak kita sudah kelihatan).
17
c. Metafora ialah melukiskan sesuatu dengan cara membandingkan
sesuatu yang sudah diketahui (Zainuddin, 1992:53).
Misalnya: Pidato siswa itu berkobar-kobar. (Maksudnya, semangat
pidatonya disamakan dengan nyala api).
d. Personifikasi ialah melukiskan sesuatu (benda mati) digambarkan
seperti yang dilakukan manusia atau seperti benda hidup
(Zainuddin, 1992:53).
Misalnya : Daun itu melambai-lambai tampak menyambut
kedatangan kita. (Maksudnya, daun (benda mati)
digambarkan seperti tangan manusia).
e. Asosiasi ialah melukiskan sesuatu dengan cara membandingkan
yang sudah disebutkan (Zainuddin, 1992:53).
Misalnya : Matanya tajam bagai sebilah pisau. (Maksudnya,
matanya yang seram atau bengis diasosiasikan
seperti pisau yang tajam).
f. Alegori ialah melukiskan sesuatu dengan cara membandingkan
sesuatu yang lain secara utuh (Zainuddin, 1992:53).
g. Parable ialah melukiskan pandangan hidup atau falsafah hidup
yang dituangkan di dalam seluruh karangan. Misalnya falsafah
hidup dalam buku cerita Seribu Satu Malam (Zainuddin,
1992:53).
h. Simbolik ialah melukiskan sesuatu dengan menjelaskan suatu
benda yang lain ,sebagai simbol atau lambang (Zainuddin,
1992:53).
Misalnya : Merah-putih sebagai lambang keberanian dan kesucian.
Mawar atau melati sebagai lambang kasih atau pujaan.
18
i. Trope ialah mengiaskan sesuatu dengan cara menggunakan kata-
kata yang tepat dan sejajar (Zainuddin, 1992:53-54).
Misalnya : PSSI Garuda akan terbang ke Singapura bila memasuki
final Piala Asia Grup I. (Maksudnya, terbang adalah
pergi menuju).
j. Metonimia ialah perumpamaan atau kiasan untuk mengganti suatu
benda (Zainuddin, 1992:54).
Misalnya : Siapa yang berbaju putih itu? (Maksudnya, berbaju
putih yaitu orang yang menggunakannya).
k. Litotes ialah mengungkapkan sesuatu dengan cara merendahkan
diri (Zainuddin, 1992:54).
Misalnya : Silakan Engkau datang di gubuk saya. (Maksudnya,
gubuk adalah rumah).
l. Sinekdoke ialah mengemukakan seluruh benda dengan cara
menyebutkan bagian-bagian atau sebagian saja, atau sebaliknya,
menyebutkan keseluruhan dengan maksud sebagian saja.
Penyebutan sebagian untuk seluruh disebut Pars prototo, dan
penyebutan seluruh untuk sebagian disebut Totem proparte
(Zainuddin, 1992:54).
m. Eufemisme ialah mengungkapkan sesuatu dengan cara
melembutkan, menghaluskan atau tidak terang-terangan
(Zainuddin, 1992:54).
Misalnya : Karena selalu mendapat tekanan jiwa, ia berubah akal.
(Maksudnya, menjadi gila).
19
n. Hiperbola ialah mengungkapkan sesuatu dengan cara melebih-
lebihkan dengan tujuan untuk menggerakkan hati (Zainuddin,
1992:54).
Misalnya : Harga beras semakin memuncak. (Maksudnya,
keadaannya selalu naik dengan harga sangat tinggi).
o. Autonomasia ialah menyatakan sesuatu berdasarkan sifat-sifat atau
ciri-ciri yang dimilikinya (Zainuddin, 1992:54-55).
Misalnya : Sehari penuh saya tidak melihat si Gendut. (Maksudnya,
mengganti nama seseorang dengan ciri yang dimiliki
oleh orang gendut).
p. Perifrassis ialah menyatakan sesuatu dengan cara menguraikan
yang sebenarnya bila dikatakan dengan sepatah kata, tetapi diganti
dengan rangkaian atau beberapa kata.
Misalnya : Kami datang pada siang hari. Diganti, Kami datang
pada saat matahari tepat berada di atas kepala.
2. Gaya Bahasa Sindiran
Dalam gaya bahasa ini ada empat jenis gaya bahasa, uraiannya
sebagai berikut :
a. Apofasis ialah mengungkapkan sesuatu dengan cara menegaskan
sesuatu yang dimaksud tetapi seolah-olah menyangkalnya atau
mengatakan sebaliknya.
b. Inuendo ialah pengungkapan yang dimaksud menyindir dengan
cara mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Dengan kata lain,
menyindir secara tidak langsung.
20
c. Ironi ialah mengatakan sesuatu dengan cara mengatakan
sebaliknya.
d. Sarkasme ialah mengatakan sesuatu yang bermaksud mengejek
dengan cara menggunakan kata-kata yang kasar atau tidak sopan
(Zainuddin, 1992:55).
Sesuai maksud dan tujuan yang hendak dicapai, Tarigan juga
menguraikan gaya bahasa yang beraneka ragam dibagi menjadi empat
jenis kelompok yaitu dengan uraian sebagai berikut :
1. Gaya Bahasa Perbandingan
Dalam kelompok gaya bahasa perbandingan ada sepuluh jenis
gaya bahasa yang termasuk di dalamnya yaitu : perumpamaan,
metafora, personifiksi, depersonofikasi, alegori, antithesis, pleonasme/
tautologi, periphrasis, prolesis/ antisipasi, koreksio/ apanortosis
(Tarigan, 1998:8).
2. Gaya Bahasa Pertentangan
Dalam kelompok gaya bahasa pertentangan ada dua puluh
jenis gaya bahasa yang termasuk di dalamnya yaitu : hiperbola, litotes,
ironi, oksimoron, paronomasia, paralipsis, zeugma, silepsis, satire,
innuendo, antifrasis, paradox, klimaks, antiklimaks, anabasis,
dekrementum, katabasis, batos, apostrof, anastrof, inversi, apofasis,
hyperbaton, hipalase, sinisme, dan sarkasme (Tarigan, 1998:53).
21
3. Gaya Bahasa Pertautan
Dalam kelompok gaya bahasa pertautan ada tiga belas jenis
gaya bahasa yang termasuk di dalamnya yaitu : metonimia, sinekdoke,
alusi, eufemisme, eponym, epitet, antonomasia, erotesis, paralelisme,
ellipsis, gradasi, asyndeton, dan polisindeton (Tarigan, 1998:120).
4. Gaya bahasa Perulangan
Dalam kelompok gaya bahasa perulangan ada dua belas jenis
gaya bahasa yang termasuk di dalamnya yaitu : aliterasi, asonansi,
antanaklasis, kiasmus, epizeukis, tautotes, anaphora, epistrofa,
simploke, mesodilopsis, epanalepsis, dan anadiplosis (Tarigan,
1998:179).
Pandangan-pandangan atau pendapat tentang gaya sejauh ini
sekurang-kurangnya dapat dibedakan; pertama, dilihat dari segi
nonbahasa, dan kedua, dilihat dari segi bahasanya sendiri. Untuk melihat
gaya bahasa luas, maka pembagian berdasarkan masalah nonbahasa tetap
diperlukan. Tetapi untuk memberi kemampuan dan keterampilan, maka
uraian mengenai gaya bahasa dilihat dari aspek kebahasaan akan lebih
diperlukan (Keraf, 2008:11).
1. Segi Nonbahasa
Pada dasarnya style atau gaya dapat dibagi atas tujuh pokok,
pembahasannya sebagai berikut :
22
a. Berdasarkan pengarang
Gaya yang disebut sesuai dengan nama pengarang atau
penulis dalam karangannya, misalnya gaya Chairil, gaya Takdir,
dan sebagainya.
b. Berdasarkan massa
Gaya bahasa yang didasarkan pada massa dikenal karena
ciri-ciri tertentu, misalnya ada gaya lama, gaya klasik, gaya sastra
modern, dan sebagainya.
c. Berdasarkan medium
Yang dimaksud dengan medium bahasa dalam arti alat
komunikasi tiap bahasa, karena struktur dan situasi social
pemakainya dapat memiliki corak tersendiri. Sebuah karya yang
ditulis dalam bahasa Jerman akan memiliki gaya yang berlainan,
bila ditulis dalam bahasa Indonesia, Prancis atau Jepang.
Dengan demikian kita mengenal gaya Jerman, Inggris, Prancis,
Indonesia, dan sebagainya.
d. Berdasarkan subjek
Subjek yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah
karangan, misalkan gaya filsafat, ilmiah (hukum, teknik, sastra, dan
sebagainya), popular, didaktik, dan sebagainya.
23
e. Berdasarkan tempat
Gaya ini mendapat namanya dari lokasi geografis, karena
ciri-ciri kedaerahan mempengaruhi ungkapan atau ekspresi
bahasanya, misalnya ada gaya Jakarta, gaya Yogja, gaya Madiun,
gaya Ujung Pandang, dan sebagainya.
f. Berdasarkan hadirin
Seperti halnya dengan subjek, maka hadirin atau jenis
pembaca juga mempengaruhi gaya bahasa yang dipengaruhi
seorang pengarang. Misalnya gaya intim untuk lingkungan
keluarga, gaya yang sopan untuk lingkungan istana.
g. Berdasarkan tujuan
Gaya bahasa berdasarkan tujuan memperoleh namanya dari
maksud yang ingin disampaikan oleh pengarang, dimana
pengarang ingin mencurahkan gejolak emotifnya, misalnya ada
gaya sentimental, ada gaya agung atau luhur, dan gaya humor.
2. Segi Bahasa
Dilihat dari sudut bahasa atau unsur-unsur bahasa yang
digunakan, maka gaya bahasa dapat dibedakan berdasarkan titik tolak
unsur bahasa yang dipergunakan, yaitu : gaya bahasa berdasarkan
pilihan kata, gaya bahasa berdasarkan nada yang terkandung dalam
wacana, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan gaya bahasa
berdasarkan langsung tidaknya makna.
24
Jenis gaya bahasa menurut Keraf (2008:115) dapat ditinjau dari
bermacam-macam susut pandang. Oleh sebab itu, sulit diperoleh kata
sepakat mengenai suatu pembagian yang bersifat menyeluruh dan
dapat diterima oleh semua pihak.
a. Gaya Bahasa berdasarkan Pilihan Kata
Berdasarkan pilihan kata menurut Keraf (2008:17) gaya
bahasa mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai
untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat tidaknya
penggunaan kata-kata dilihat dari lapisan pemakian bahasa dalam
masyarakat.
Dalam bahasa standar (bahasa baku) dapatlah dibedakan:
gaya bahasa resmi (bukan bahasa resmi), gaya bahasa tak resmi dan
gaya bahasa percakapan.
a) Gaya Bahasa Resmi
Gaya bahasa resmi menurut Keraf (2008:117) adalah
gaya dalam bentuknya lengkap, gaya yang dipergunakan dalam
kesempatan-kesempatan resmi, gaya yang dipergunakan oleh
mereka yang diharapkan mempergunakanya dengan baik dan
terpelihara. Misalnya amanat kepresidenan, berita negara,
khotbah-khotbah mimbar.
25
b) Gaya Bahasa Tak Resmi
Gaya bahasa tak resmi menurut Keraf (2008:118)
merupakan gaya bahasa yang dipergunakan dalam bahasa
standar, khususunya dalam kesempatan-kesempatan yang tidak
formal atau kurang formal. Gaya bahasa ini biasanya
dipergunakan dalam karya-karya tulis, buku-buku pegangan,
artikel-artikel mingguan atau bulanan yang baik, dalam
perkuliahan, editorial dan sebagainya. Singkatnya gaya bahasa
tak resmi adalah gaya bahasa yang umum dan normal bagi kaum
terpelajar.
c) Gaya Bahasa Percakapan
Sejalan dengan kata-kata percakapan, terdapat juga gaya
bahasa percakapan. Dalam gaya bahasa ini, pilihan katanya
adalah kata-kata popular dan kata-kata percakapan. Namun
harus ditambahkan segi-segi morfologis dan sintaksis yang
secara bersama-sama membentuk gaya bahasa resmi dan tak
resmi. Maka gaya bahasa percakapan menurut keraf (2008:120)
dapat diumpamakan sebagai bahasa dalam pakaian sport. Itu
berarti bahasa masih lengkap untuk suatu kesempatan dan masih
dibentuk menurut kebiasaan-kebiaasan, tetapi kebiasaan ini agak
longgar bila dibandingkan dengan kebiasaan pada gaya bahasa
resmi dan tak resmi.
26
b. Gaya Bahasa berdasarkan Nada
Menurut Keraf (2008:121) gaya bahasa berdasarkan nada
didasarkan pada sugesti yang dipancarkan dari rangkaian kata-kata
yang terdapat dalam sebuah wacana. Sering kali sugesti ini akan
lebih nyata kalau diikuti dengan sugesti suara dari pembicara, bila
kajian yang dihadapi adalah bahasa lisan.
Karena nada ini pertama-tama lahir dari sugesti yang
dipancarlkan oleh rangkaian kata-kata itu tunduk pada kaidah-
kaidah sintaksis yang berlaku, maka nada, pilihan kata dan struktur
kalimat sebenarnya berjalan sejajar (saling mempengaruhi).
Dengan latar belakang ini, gaya bahasa dilihat dari sisi nada yang
terkandung dalam sebuah wacana, dibagi atas: gaya yang
sederhana, gaya mulia dan bertenaga serta gaya menengah.
a) Gaya Sederhana
Menurut Keraf (2008:121) gaya sederhana ini biasanya
cocok untuk memberi intruksi, perintah, pelajaran, perkuliahan
dan sejenisnya. Sebab itu untuk mempergunakan gaya ini secara
efektif penulis harus mempunyai kepandaian dan pengetahuan
yang cukup.
Karena gaya ini biasanya dipakai dalam memberi
intruksi, pelajaran dan sebagainya, maka gaya ini cocok pula
digunakan untuk menyampaikan fakta atau pembuktian-
pembuktian. Untuk membuktikan sesuatu, kita tidak perlu
27
memancing emosi dengan menggunakan gaya mulia dan
bertenaga. Bila untuk maksud-maksud tersebut emosi
ditonjolkan, maka fakta atau jalan pembuktian akan merosot
perananya. Gaya ini dapat memenuhi keinginan dan keperluan
penulis, tanpa bantuan dari kedua gaya lainya.
b) Gaya Mulia dan Bertenaga
Menurut Keraf (2008:122) bahwa gaya mulia dan
bertenaga, gaya ini penuh dengan vitalitas, energy dan biasanya
dipergunakan untuk menggerakan sesuatau. Menggerakan
sesuatu tidak saja dengan menggunakan tenaga dan vitalitas
pembicara, tetapi juga dapat mempergunakan nada keagungan
dan kemuliaan.
Nada yang agung dan mulia akan sanggup pula
menggerakan emosi setiap pendengar. Dalam keagungan,
terselubung sebuah tenaga yang halus tetapi secara aktif dan
meyakinkan bekerja untuk menncapai suatu tujuan terrtentu.
Misalnya saja khotbah tentang kemanusiaan dan keagamaan,
kesusilaan dan ketuhanan biasanya disampaikan dengan nada
yang agung dan mulia.
c) Gaya Menengah
Gaya menengah menurut Keraf (2008:122) adalah gaya
bahasa yang mengarah kepada berusaha untuk menimbulkan
suasana senang dan damai. Karena tujuan adalah menciptakan
28
suasana yang tenang dan damai, maka nadanya juga bersifat
lemah-lembut, penuh kasih sayang dan mengandung humor
yang sehat. Misalnya pada kesempatan-kesempatan khusus
seperti pesta, pertemuan dan rekreasi, orang lebih menginginkan
ketenagan dan kedamaian. Akan ganjilah rasanya, atau akan
timbul disharmonisasi, kalau dalam suatu pesta pernikahan ada
orang yang memberi sambutan berapi-api, mengarah pada
segala emosi dan bertenaga untuk menyampaikan sepatah kata.
c. Gaya Bahasa berdasarkan Struktur Kalimat
Struktut kalimat menurut Keraf (2008:124) dapat dijadikan
landasan untuk menciptakan gaya bahasa. Yang dimaksud dengan
struktur kalimat disini adalah kalimat bagaimana tempat sebuah
unsur kalimat yang dipentingkan dalam kalimat tersebut. Ada
kalimat yang bersifat periodik , bila bagian yang terpenting atau
gagasan yang mendapat penekanan ditempatkan pada bagian akhir
kalimat. Ada kalimat yang bersifat kendur , yaitu bila bagian
kalimat yang mendapat penekanan ditempatkan pada awal kalimat.
Bagian-bagian yang kuarang penting itu dideretkan sesudah bagian
yang dipentingkan atau semakin kurang penting dideretkan sesudah
bagian yang dipentingkan tadi. Dan sejenis yang ketiga adalah
kalimat berimbang, yaitu kalimat yang mengandung dua bagian
kalimat atau lebih yang kedudukanya tinggi atau sederajat.
29
Berdasarkan struktur kalimat seperti yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat diperoleh gaya-gaya bahasa
sebagai berikut:
a) Klimaks
Gaya bahasa Klimaks diturunkan dari kalimat yang
bersifat periodik. Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang
mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin
meningkat kepentinganya dari gagasan-gagasan sebelumnya.
Menurut Keraf (2008:125) klimaks disebut juga gradasi.
Istilah ini dipakai sebagai istilah umum yang sebenarnya
merujuk kepada tingkat atau gagasan tertinggi. Bila klimaks itu
terbentuk dari beberapa gagasan yang berturut-turut semakin
tringgi kepentinganya, maka ia disebut anabasi.
b) Antiklimaks
Antiklimaks menurut Keraf (2008:124) dihasilkan oleh
kalimat yang berstruktur mengendur. Antiklimaks sebagai gaya
bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-gagasanya
diurutkan dari yang terpenting berturut-turut kegagasan yang
kurang penting. Antiklimaks sering kurang efektif karena
gagasan yang penting ditempatkan pada awal kalimat, sehingga
pembaca atau pendengar tidak lagi memberi perhatian pada
bagian-bagian berikutnya dalam kalimat itu.
30
c) Paralelisme
Paralelisme menurut Keraf (2008:126) adalah semacam
gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam
pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduki fungsi
yang sama dalam bentuk gramatikal yang sama. Kesejajaran
tersebut dapat pula terbentuk anak kalimat yang bergantung
pada sebuah induk kalimat yang sama. Gaya ini lahir dari
struktur kalimat yang berimbang. Maka dari itu perlu kiranya
diingatkan bahwa bentuk paralelisme adalah sebuah bentuk yang
baik untuk menonjolkan kata atau kelompok kata yang sama
fungsinya. Namun bila terlalu banyak digunakan, maka kalimat-
kalimat akan menjadi kaku dan mati.
d) Antitesis
Antitesis menurut Keraf, (2008:126) adalah sebuah gaya
bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan,
dengan menggunakan kata-kata atau kelompok kata yang
berlawanan. Gaya ini timbul dari kalimat berimbang.
Gaya bahasa antitesis ini mempergunakan juga unsur-
unsur paralelisme dan keseimbangan kalimat.
e) Repetisi
Repetisi menurut Keraf, (2008:127) adalah perulangan
bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap
penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks yang
31
sesuai. Dalam bagian ini, hanya akan dibicarakan repetisi yang
terbentuk kata atau frasa atau klausa.
d. Gaya Bahasa berdasarkan Langsung tidaknya Makna
Gaya bahasa berdasarkan makna diukur dari langsung
tidaknya makna, yaitu apakah acuan yang dipakai masih
mempertahankan makna denotatifnya atau sudah ada
penyimpangan.
Menurut Keraf, (2008:129) gaya bahasa berdasarkan
ketidaklangsungan makna ini biasanya disebut sebagai trope atau
figure of speech. Istilah trope sebenarnaya berarti pembalikan
atau penyimpangan. Gaya bahasa yang disebut trope atau figure
of speech dalam uraian ini dibagi atas dua kelompok, yaitu gaya
bahasa retoris, yang semata-mata merupakan penyimpangan dari
kontruksi biasa untuk mencapai efek tertentu, dan gaya bahasa
kiasan yang merupakan penyimpangan yang lebih jauh, khususnya
dalam bidang makna.
a. Gaya Bahasa Retoris
Menurut Keraf, (2008:130) macam-macam gaya bahasa
retoris seperti yang dimaksud di atas antara lain: Aliterasi,
Asonansi, Anastrof, Asindeton, Polisindeton, Kiasmus, Elipsis,
Eufemisme, Litotes, Hiperbola, dan Paradoks.
32
b. Gaya Bahasa Kiasan
Menurut Keraf (2008:136) gaya bahasa kiasan ini
pertama-tama dibentuk berdasarkan perbandingan atau
persamaan. Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain,
berarti mencoba menemukan ciri-ciri yang menunjukan
kesamaan antara kedua hal tersebut. Macam-macam gaya bahasa
kiasan, antara lain: Persamaan/ Simile, Metafora, Parabel,
Personifikasi, Alusi, Sinekdote, Metonomia,Ironi, Sinisme,
Sarkasme, dan Antrifasis.
Gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-
kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi
penyimak dan pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa Yunani, rhetor
yang berarti orator atau ahli pidato. Pada masa Yunani kuno, retorik
memang merupakan bagian penting dari suatu pendidikan dan oleh karena
itu aneka ragam gaya bahasa sangat penting dan harus dikuasai benar-
benar oleh orang-orang Yunani dan Romawi yang telah memberi nama
bagi aneka seni persuasi ini.
C. Pengertian Iklan
Iklan adalah salah satu cara memberitahukan agar pembaca atau
pendengar tertarik pada suatu barang atau jasa yang ditawarkan. Iklan
biasanya dipasang diberbagai media massa seperti disurat kabar, majalah,
media massa, atau tempat-tempat umum.
33
Iklan dalam bahasa Inggris, advertisement. Bagian yang mengurus
iklan dalam penerbitan surat kabar adalah bidang perusahaan, orang
yang mencari iklan disebut kalpotir (account excecutive ) (Soehoet,
2003:87).
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwodarminto,
1984:372) mengartikan iklan sebagai berikut :
1. Advertensi, reklame
2. Pemberitahuan
Dari pengertian di atas ditemukan tiga istilah yaitu iklan, advertensi dan
reklame. Ketiga istilah tersebut sebenarnya memiliki pengertian sendiri-
serdiri namun mempunyai kemiripan arti.
1. Iklan
Ada dua pengertian iklan menurut Moeliono (1993:322) :
a Berita pesanan (untuk medorong atau membujuk) kepada
khalayak umum tentang benda dan jasa yang ditawarkan.
b Pemberitahuan kepada khalayak umum mengenai barang atau jasa
yang dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar
dan majalah.
2. Advertensi
Advertensi adalah iklan di surat kabar (majalah dan
sebagainya), antara lain untuk menawarkan barang (Moeliono,
1993:8).
34
3. Reklame
Reklame adalah pemberitahuan kepada khalayak umum
tentang barang dagangan (dengan kata-kata yang menarik, gambar dan
sebagainya) supaya laku (Moeliono, 1993:738).
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian reklame lebih sempit karena reklame selalu berisi
tentang penawaran suatu produk secara komersial. Reklame adalah
bagian dari iklan, karena iklan itu sendiri terdiri dari penawaran produk
dan jasa, pengumuman, atau pernyataan. Dalam reklame yang
ditonjolkan adalah bagaimana mendorong masyarakat untuk membeli
suatu produk.
D. Jenis-Jenis Iklan
1. Iklan Keluarga
Iklan keluarga adalah jenis iklan yang berisi tentang berita
seputar keluarga, seperti contoh : berita kematian, pernikahan serta
ucapan selamat.
2. Iklan Pengumuman dan Undangan
Iklan pengumuman atau undangan adalah jenis iklan yang
ditujukan kepada golongan tertentu untuk tujuan pribadi dan bersifat
umum. Contohnya undangan dari instansi pemerintahan atau swasta.
35
3. Iklan Jual Beli dan Sewa Menyewa
Iklan jual beli dan sewa menyewa adalah jenis iklan yang berisi
penawaran atau jasa dan pemberitahuan barang atau jasa, sebagai
contoh penawaran mengenai sewa menyewa rumah.
E. Fungsi dan Tujuan Penyajian Iklan
Iklan dimaksudkan untuk memberitahu dan menarik minat
konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Iklan sangat penting
bagi produsen dalam kaitannya meningkatkan penjualan. Berikut ini
beberapa hal mengenai fungsi dan tujuan iklan :
1. Demi menarik perhatian masyarakat atau calon konsumen.
2. Menjaga atau memelihara citra nama (brand image) yang terpatri di
benak masyarakat.
3. Mengiring citra nama itu sehingga menjadi perilaku konsumen.
F. Ciri Khas Iklan
Ciri khas iklan adalah garis besar ciri-ciri iklan yang dimuat di
media cetak maupun elektronik. Beberapa ciri khas iklan dijabarkan dalam
hal-hal sebagai berikut :
1. Menguasai secara aktif sejumlah besar kosa kata bahasa. Dalam kaitan
ini baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing yang relevan. Makin
besar kosa kata yang dikuasai, kita makin mampu mengendalikan diksi
secara tepat dan sesuai.
36
2. Menguasai secara aktif kaidah gramatikal, sehingga memungkinkan
penulis atau penyaji iklan menggunakan berbagai macam bentuk kata
dengan nuansa dan konotatif yang berbeda-beda.
3. Menguasai berbagai macam gaya bahasa, bahkan harus mampu pula
menciptakan gaya yang baru dan lebih hidup untuk lebih memudahkan
penulis atau penyaji iklan menyampaikan pikirannya. Tujuan yang
hendak dicapai adalah menarik perhatian pembaca.
4. Mampu menalar dengan baik, sehingga pikiran penulis atau penyaji
iklan dapat disajikan dalam suatu urutan yang teratur dan logis.
G. Pengertian Media Massa
Media massa adalah media yang digunakan dalam komunikasi
massa. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa atau
komunikasi media massa. Soehoet (2003:12), berpendapat bahwa media
massa adalah media yang ditujukan untuk IP kepada orang banyak atau
umum.
Soehoet (2003:59), mengemukakan bahwa ada lima syarat yang
harus dipenuhi dalam surat kabar, yaitu :
1. Publisitas
Publisitas artinya surat kabar tersebut diterbitkan untuk publik, untuk
masyarakat umum, dan untuk siapa saja.
2. Periodisitas
Periodisitas artinya surat kabar tersebut terbit pada waktu yang telah
tentukan sebelumnya.
37
3. Aktivitas
Aktivitas artinya aktual, belum pernah dimuat sebelumnya, isi buku
dapat dicetak ulang.
4. Universalitas
Universalitas artinya isinya universalitas, tidak mengenai persoalan
saja, misalkan tidak hanya mengenai kesehatan saja atau tidak
mengenai politik saja.
5. Kontuinitas
Kontuinitas artinya isinya bersinambungan.
H. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Perkembangan bahasa Indonesia saat ini semakin meningkat.
Kemajuan ini dilihat dari pengaruh IPTEK yang sekarang bebas masuk
bahasa di Indonesia. Dalam dunia pendidikan peranan guru bahasa
Indonesia sangat penting dibutuhkan untuk pembinaan dan pengembangan
bahasa di sekolah. Guru bahasa Indonesia harus mampu menumbuhkan
rasa cinta dan rasa bangga pada para siswanya, agar mereka mengakui
keberadaan bahasa Indonesia No.1 dari pada bahasa lainya yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia. Kekayaan khasanah bahasa Indonesia memang luar
biasa. Hal ini perlu adanya kerja sama yang erat dengan masyarakat yang
satu dengan masyarakat yang lain agar bahasa Indonesia diminati dan
disukai sekaligus mengharapkan agar bahasa Indonesia diakui secara
internasional dan menjadi bahasa dunia.
38
Di Indonesia terdapat ratusan jenis bahasa daerah yang sendirinya
memiliki pula ratusan jenis bahasa di daerahnya. Jenis bahasa terbagi
menjadi enam, yaitu : Jawa, Madura, Sunda, Betawi, Batak, Minangkabau.
Keenam bahasa tersebut perlu kita ajarkan terhadap generasi muda,
khususnya pada mereka yang masih menempuh pendidikan seperti siswa
maupun mahasiswa (Sudarno, 1992:19).
Dalam Standar Isi (SI) KTSP disebutkan bahwa standar
kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa
dan sastra Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis.
Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna,
peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa.
Dan salah satu yang termasuk dalam pembelajaran bahasa adalah menulis
iklan, dalam hal ini menulis iklan termasuk pada Standar Kompetensi
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Mengungkapkan informasi dalam
bentuk iklan, resensi, dan karangan untuk kelas IX SMP semester 1. Untuk
itu, agar Standar Kompetensi itu dapat tercapai oleh peserta didik secara
maksimal, maka diperlukan sebuah alternatif pembelajaran yang efektif
dan inovatif yaitu dengan menyajikan teks iklan penawaran surat kabar
Suara Merdeka edisi Mei 2011. Dengan begitu, selain peserta didik
39
mendapat pengetahuan tentang menganalisis teks iklan juga dapat
menumbuhkan rasa gemar membaca terhadap surat kabar yang sekarang
ini semakin berkurang peminatnya.
Proses pembelajaran merupakan implementasi (penerapan)
kurikulum sebagai salah satu unsur (komponen) dari sistem pembelajaran.
Karena pembelajaran merupakan implementasi dari kurikulum, maka
menuntut guru untuk berperan penting dalam mengartikulasikan
(mewujudkan, menjabarkan) kurikulum/bahan pengajaran dan
mengembangkan program pembelajaran secara baik dan tepat. Untuk itu
guru harus memahami tentang tujuan dan isi kurikulum. Proses
pembelajaran terjadi berpijak pada tujuan. Tujuan pembelajaran tidak lain
adalah perkembangan peserta didik secara utuh menyeluruh yang
mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Untuk mendapat pemahaman komprehensif tentang strategi
pembelajaran bahasa Indonesia dan efektivitasnya terhadap tujuan belajar,
maka kajian pustaka penelitian ini difokuskan pada 1. Pembelajaran
Bahasa (menganalisis teks iklan), 2. Strategi pembelajaran bahasa,
meliputi materi, pendekatan, strategi, media dan evaluasi, 3. Skenario
pembelajaran.
40
1. Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran bahasa sangat penting diajarkan pada peserta
didik, karena dapat memberikan sumbangan terhadap keberhasilan
pendidikan. Pentingnya peranan pembelajaran bahasa memperkukuh
kedudukan pembelajaran bahasa dalam kurikulum sekolah.
Bertahannya pembelajaran bahasa dalam kurikulum sekolah menurut
guru untuk menjabarkan kurikulum ke dalam bentuk satuan-satuan
program pembelajaran. Selain itu, seorang guru harus memiliki
kemampuan dalam mentransfer bahan pembelajaran bahasa pada
peserta didik dengan profesional. Salah satunya yaitu dengan
pembelajaran menganalisis teks iklan. Dengan pembelajaran
menganalisis teks iklan peserta didik bisa meningkatkan segala cipta
dan rasa serta ide maupun gagasanya dalam bentuk teks iklan.
2. Strategi Pembelajaran
a. Materi Ajar
1) Pengertian materi ajar
Materi ajar sama halnya bahan ajar. Bahan merupakan
inti atau pokok materi. Bahan adalah sesuatu yang akan
disajikan kepada anak. Bahan pelajaran hendaknya sebagai
gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap, bahan
sebagai dasar kegiatan belajar siswa (Ngatmini, 2010:121).
41
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi
ajar (instructional materials) adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik
dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi ajar menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar
pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. (Ngatmini,
2010:122).
2) Jenis-jenis materi ajar
Jenis-jenis materi ajar (Ngatmini, 2010:122) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan
kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa, sejarah,
lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan sebagainya.
b) Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian
baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi
definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti atau isi dan
sebagainya.
c) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki
posisi terpenting, meliputi dalil, rumus,adagium, postulat,
paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang
menggambarkan implikasi sebab akibat.
42
3) Prinsip-prinsip Pengembangan Materi
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan
materi ajar (Ngatmini, 2010:123) adalah:
a) Relevansi artinya kesesuaian.
b) Konsisten artinya keajegan.
c) Adequacy artinya kecukupan.
b. Pendekatan
1) Pengertian pendekatan
Pendekatan adalah seperangkat asumsi tentang hakikat
bahasa, hakikat belajar bahasa dan hakikat mengajarkan
bahasa. Pendekatan merupakan cara pandang, filsafat, atau
segala sesuatu yang diyakini kebenarannya, sehingga ingin
diwujudkan (Ngatmini, 2010:73).
2) Jenis-jenis pendekatan
Dalam pembelajaran, terdapat beberapa pendekatan
(Ngatmini, 2010:74-80).
a) Pendekatan Kooperatif (cooperative learning) merupakan
model pembelajaran yang berpusat pada siswa mendasarkan
diri pada perspektif filosofi John Dewey (melalui Ngatmini,
2010:75).
43
b) Pendekatan Problem Based Learning merupakan kegiatan
pembelajaran yang guru berperan meyodorkan berbagai
masalah, memberi pertanyaan dan menfasilitasi infestigasi
dan dialog.
c) Pendekatan Classrom Discussion (Diskusi kelas)
merupakan prosedur yang digunakan untuk mendorong
pertukaran verbal diantara siswa-siswanya. Diskusi sebagai
situasi yang guru dan siswa atau siswa dan siswa lainnya
saling bercakap-cakap dan berbagi ide dan pendapat.
c. Metode Pembelajaran
1) Pengertian metode
Metode berasala dari Greka, metha dan hodos. Metha
artinya melalui atau melewati, hodos berarti cara atau jalan.
Metode diartikan sebagai jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai tujuan tertentu (Ngatmini, 2010: 94). Metode
ini berfungsi sebagai salah satu alat untuk menyajikan bahan
pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Jadi
metode adalah prosedur pembelajaran atau rencana yang
menyeluruh untuk menyajikan bahan ajar secara teratur atas
dasar prinsip tertentu sesuai dengan pendekatan yang
melandasinya.
44
2) Jenis-jenis metode
a) Metode Ceramah (Lecture atau lecturing)
Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi
melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh
seseorang terhadap sekelompok pendengar (Ngatmini,
2010:95). Setiap guru yang mengajar pasti memiliki tujuan
yang akan dicapai, maka metode ceramah masih penting
untuk dilakukan.
b) Metode Demonstrasi
Metode demontrasi digunakan jika seorang pengajar
memperlihatkan sesuatu proses pada seluruh kelompok
anak (Ngatmini, 2010:96).
c) Metode Eksperimen
Metode eksperimen jika guru mencoba mengerjakan
sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan.
Dengan eksperimen anak dapat aktif melakukan sendiri atau
mengamati orang lain yang bereksperimen (Ngatmini,
2010:97).
45
d) Metode Pemberian Tugas
Pemberian tugas dilaksanakan dengan tujuan dan
petunjuk yang jelas. Tujuan pemberian tugas untuk
memberi latihan, meningkatkan pemahaman, dan rasa
tanggung jawab untuk mandiri (Ngatmini, 2010:97).
e) Metode Karya Wisata
Metode karya wisata digunakan dengan tujuan untuk
memperluas cakrawala, wawasan siswa tentang alam. Karya
wisata dipadu oleh seorang atau beberapa orang guru untuk
mengunjungi tempat tertentu dengan maksud belajar
(Ngatmini, 2010:97).
f) Metode Kerja Kelompok
Metode ini dipilih untuk memupuk kegotong
royongan antar siswa. Setiap kelompok diberi tugas dan
tanggung jawab tersendiri. Dengan kelompok dapat
dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga dasar
pengelompokkannya dapat beragam (Ngatmini, 2010:97).
g) Metode Tanya Jawab
Kegiatan utama metode tanya jawab adalah bertanya
dan menjawab pertanyaan dari siswa atau dari guru.
46
h) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana
sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama
melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah,
atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan
semua fakta yang memungkinkan.
d. Strategi
1) Pengertian strategi
Secara harfiah berarti tipu muslihat untuk mencapai
suatu maksud. Menurut Ely (melalui Ngatmini,2010:73)
strategi pembeajaran adalah cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi ajar dalam lingkungan pembelajaran
tertentu. Jadi strategi pembelajaran adalah kegiatan
pembelajaran yang dipilih guru yang memberi kemudahan
siswa unutk dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan efisien.
2) Jenis-jenis strategi
Strategi pembelajaran aktif (Ngatmini, 2010:87-93)
diantaranya sebagai berikut :
a) Strategi pembelajaran aktif dengan jigsaw
Sebagai strategi yang menarik jika meteri yang akan
dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan meteri
tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian.
47
Kelebihan strategi ini dapat melibatkan seluruh siswa dalam
belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain.
b) Strategi berpasangan
Strategi yang digunakan untuk mengulang materi
yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi
baru pun tetap adapat diajarkan dengan strategi ini dengan
catatan siswa diberi tugas mempelajari topik yang
diajarakan terlebih dahulu, sehingga masuk kelas mereka
sudah memiliki bekal pengetahuan.
c) Strategi pembelajaran Sinergis
Strategi yang mengabungkan dua cara belajar yang
berbeda. Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa
utnuk saling berbagai hasil belajar dari metari yang sama
dengan cara yang berbeda dengan membandingkan catatan.
d) Strategi Teks Acak
Merupakan strategi pembelajaran dengan
menghadirkan teks yang di acak untuk memahami materi
yang ada pada teks tersebut. Teks acak dapat digunakan
untuk pembalajaran bahasa, seperti membaca pemahaman
atau berbicara. Dalam hal ini lebih memungkinkan aktifitas
siswa atau mahasiswa.
48
e. Media
1) Pengertian Media
Media berasal dari kata medium (bahasa latin) berarti
perantara. Media merupakan segala sesuatu yang membawa
pesan atau informasi dari suatu sumber untuk disampaikan
kepada penerima (Ngatmini, 2010:104). Media dalam arti luas
adalah setiap orang, bahan, alat, peristiwa yang dapat
menciptakan kondisi yang memunginkan siswa untuk
menerima pengetahuan, keterampilan, sikap. Dengan kata lain
media sebagai perantara fisik untuk menyampaikan isi
pembelajaran, seperti buku, video, suara guru dll. Media atau
alat adalah sesuatu yang digunakan guru untuk
mengkomunikasikan pesan kepada siswa.
2) Jenis media
Jenis-jenis media pembelajaran (Ngatmini, 2010:105)
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Media visual, media ini dapat dibedakan menjadi :
Media yang tidak diproyeksikan: buku teks, modul, foto,
bagan.
Media yang diproyeksikan : transparasi, slide, TV
(alatnya seperti OHP)
b) Media audio : kaset, rekorder dll
c) Media audio visual : TV, VCD
49
d) Media berbasis komputer : multimedia pembelajaran
interaktif (CAI / central audio visual interactive)
e) Multimedia kit : media pembelajaran yang lengkap atau
komplit/ satu set media.
f. Evaluasi
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan
pendidikan dan pengajaran perlu diadakan usaha atau tindakan
penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya
adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai
berdasarkan kriteria tertentu.
Dalam pembelajaran perlu diadakannya penilaian baik untuk siswa
dan guru itu sendiri. Penilaian bagi siswa berfungsi untuk mengetahui
tercapai tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini adalah tujuan
instruksional khusus.
Dalam pembelajaran mengungkapkan informasi dalam teks iklan
selain menggunakan metode yang tepat dan disesuaikan dengan tingkat
kebahasaan peserta didik, juga harus disesuaikan dengan Standar
Kompetensi Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX SMP yang terdapat
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa
mengungkapkan informasi dalam teks iklan tercantum sebagai bahan
pengajaran bahasa Indonesia.
50
Berikut ini Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pengajaran
bahasa Indonesia SMP kelas IX Semester 1 :
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Mendengarkan
1. Memahami wacana lisan
melalui kegiatan
mendengarkan berita
1.1 Menyimpulkan isi dialog interaktif
beberapa narasumber pada
tayangan televisi/siaran radio.
1.2 Mengomentari pendapat
narasumber dalam dialog interaktif
pada tayangan televisi/siaran radio.
Berbicara
2. Mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi
dalam bentuk komentar dan
laporan
2.1 Mengkritik/ memuji berbagai karya
(seni atau produk) dengan bahasa
yang lugas dan santun.
2.2 Melaporkan secara lisan berbagai
peristiwa dengan mengguna-kan
kalimat yang jelas.
51
Membaca
3. Memahami ragam wacana
tulis dengan membaca
intensif dan membaca
memindai
3.1 Membedakan antara fakta dan opini
dalam teks iklan di surat kabar
melalui kegiatan membaca intensif.
3.2 Menemukan informasi yang
diperlukan secara cepat dan tepat
dari indeks buku melalui kegiatan
membaca memindai.
Menulis
4. Mengungkapkan informasi
dalam bentuk iklan baris,
resensi, dan karangan
4.1 Menulis iklan baris dengan bahasa
yang singkat, padat dan jelas.
4.2 Meresensi buku pengetahuan.
Mendengarkan
5. Memahami wacana jenis
syair melalui kegiatan
mendengarkan syair
5.1 Menemukan tema dan pesan syair
yang diperdengarkan.
5.2 Menganalisis unsur-unsur syair
yang diperdengarkan.
52
Berbicara
6. Mengungkapkan kembali
cerpen dan puisi dalam
bentuk lain
6.1 Menceritakan kembali secara lisan
isi cerpen.
6.2 Menyanyikan puisi yang sudah
dimusikalisasi dengan berpedoman
pada kesesuaian isi puisi dan
suasana/irima yang dibangun.
Membaca
7. Memahami wacana sastra
melalui kegiatan membaca
buku kumpulan cerita
pendek (cerpen)
7.1 Menemukan tema, latar, dan
penokohan, pada cerpen-cerpen
dalam satu kumpulan cerpen.
7.2 Menganalisis nilai-nilai kehidupan
pada cerpen-cerpen dalam satu buku
kumpulan cerpen.
Menulis
8. Mengungkapkan kembali
pikiran, perasaan, dan
pengalaman dalam cerita
pendek
8.1 Menulis kembali dengan kalimat
sendiri cerita pendek yang pernah
dibaca.
8.2 Menulis cerita pendek bertolak
dari peristiwa yang pernah dialami.
53
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Haniarti dan Hasanah. 2000. Bahasa dan Sastra Indonesia SMK. Bandung:
Armico.
Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Putra.
. 1984. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.
Lubis, Hamid Hasan. 1993. Jenggala Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Moeliono, Anton M., dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Ngatmini, dkk. 2010. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang:
IKIP PGRI SEMARANG.
Panji, Suhanda. 1996. Dasar-Dasar Korespondensi Niaga Indonesia. Jakarta:
Karya Utama.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Poerwodarminto, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Soehoet, Hoet. 2003. Media Komunikasi. Jakarta: Yayasan ISIP Jakarta.
Sudarno. 1992. Perbandingan Bahasa Nusantara. Jakarta: Arhir Media Cipta.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Tarsito.
54
Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Widyamartaya, A. 1991. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta: KANISIUS
(Anggota IKAPI).
Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
53
BAB III
ANALISIS GAYA BAHASA TEKS IKLAN PENAWARAN
PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA EDISI MEI 2011
DAN ALTERNATIF PEMBELAJARANNYA DI SMP
Penelitian dalam bab ini terdiri dari dua variabel, yaitu gaya bahasa yang
ada dalam teks iklan penawaran dan alternatif pembelajarannya di SMP. Hal
tersebut dapat dibuktikan pada analisis berikut.
A. Analisis Gaya Bahasa Teks Iklan Penawaran pada Surat Kabar Suara
MerdekaEdisi Mei 2011
Gaya bahasa banyak digunakan dalam teks iklan penawaran, karena
penggunaan bahasanya yang indah yang dipergunakan untuk meningkatkan
efek dengan jalan memperkenalkan suatu benda atau hal tertentu. Hal ini
memang sesuai dengan sifat iklan yang berusaha untuk memberi tahu dan
menawarkan produk barang atau jasa pada konsumen. Dengan gaya bahasa,
pengiklan berusaha untuk mempertegas maksud kalimat teks iklan yang satu
dengan kalimat teks iklan lainnya. Berdasarkan objek kajian yaitu kalimat-
kalimat teks iklan penawaran yang terdapat gaya bahasa, maka analisisnya
berdasarkan segi bahasa dari unsur-unsur bahasa yang digunakan.
53
54
Berdasarkan segi bahasa itulah, teks iklan penawaran pada surat kabar
Suara Merdeka edisi Mei 2011 ditemukan gaya bahasa yang secara rinci
dijelaskan dalam data sebagai berikut :
Teks iklan (1) Paket Murah, makin banyak Hadiahnya! Setiap
pembelian produk Nokia X2-01 dan Nokia C3 dapatkan
kesempatan untuk ikutan NOKIA BAZAR selama periode 15
April- 29 Mei 2011.
Nokia Bagi- Bagi Hadiah SETIAP HARI ..!
Yang terdiri 2 unit Honda Scopy, 1 unit Nokia E7, 2 unit
Nokia N8, dan 3 unit Nokia C7 setiap hari.
Teks iklan (1) menawarkan kesempatan untuk ikutan NOKIA BAZAR
setiap pembelian Nokia. Teks iklan ini tergolong gaya bahasa berdasarkan
pilihan kata, karena menggunakan gaya bahasa tak resmi. Dapat disebut gaya
bahasa tak resmi karena gaya bahasa ini umum dan normal digunakan kaum
awam ataupun terpelajar, serta teks iklan ini berada dalam sebuah surat kabar
yang memang diperuntukkan bagi semua orang.
Dalam teks (1) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa antiklimaks dan repetisi. Yang
dimaksud menggunakan gaya antiklimaks, karena bagian penting dari iklan
tersebut diletakkan di awal paragraf. Seperti pada kalimat berikut:
Paket Murah, makin banyak Hadiahnya!
Nokia Bagi- Bagi Hadiah SETIAP HARI ..!
Gaya repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau
klausa atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan
dalam sebuah konteks.
55
Perulangan teks iklan (1) yaitu kata Nokia, seperti pada kutipan berikut:
Setiap pembelian produk Nokia X2-01 dan Nokia C3
dapatkan kesempatan untuk ikutan NOKIA BAZAR selama
periode 15 April- 29 Mei 2011.
Pada kata Nokia, penulis bermaksud ingin memberitahukan bahwa
barang tersebut yang ditawarkan pada konsumen.
Teks iklan (2) GRAHA PADMA
Semakin hijau, semakin nyaman
Dilengkapi dengan sistem Cluster, akses masuk
dengan Fly-Over, jalan lingkungan lebar dan nyaman, serta
Untilitas Underground.
Dekat dengan kompleks pertokoan, ATM,
playground, sarana pendidikan, tempat ibadah, dan Club
House.
15 menit dari Pusat Kota, dekat Jalan Tol Krapyak,
dekat Rumah Sakit, dan dekat Bandara.
Cashback 85 juta
Rumah sudut ARDISIA di Taman Adenia
Unit Terbatas
Teks iklan (2) menawarkan sebuah hunian atau rumah tinggal yang
nyaman dengan letak tempat yang strategis. Teks iklan ini tergolong gaya
bahasa berdasarkan pilihan kata, karena menggunakan gaya bahasa tak resmi.
Disebut demikian karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal
digunakan kaum awam ataupun terpelajar.
Dalam teks (2) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa antiklimaks dan repetisi.
56
Yang dimaksud menggunakan gaya antiklimaks, karena bagian penting dari
iklan tersebut diletakkan di awal paragraf. Seperti pada kalimat berikut:
GRAHA PADMA
Semakin hijau, semakin nyaman
Gaya repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau
klausa atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan
dalam sebuah konteks. Perulangan teks iklan (2) yaitu kata semakin dan
dekat, seperti pada kutipan berikut:
Semakin hijau, semakin nyaman
15 menit dari Pusat Kota, dekat Jalan Tol Krapyak, dekat
Rumah Sakit, dan dekat Bandara.
Pada kata semakin dan dekat, penulis bermaksud menekankan iklan
tersebut untuk menarik konsumen.
Teks iklan (3) HOREEE
TERBANG KE HONGKONG BARENG OREO
Temukan logo Diputar, Dijilat, dan Dicelupin dalam
kemasan Oreo dan menangkan hadiahnya.
Dapatkan 5 paket liburan ke Hongkong, 10 paket
liburan ke Singapura, 50 Netbook HP, 100 Ipod Touch 4G,
dan hadiah langsung 500 sepeda.
Teks iklan (3) menawarkan ribuan paket hadiah dalam kemasan setiap
pembelian Oreo. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong gaya
bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi.
Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam
ataupun terpelajar.
57
Dalam teks (3) ini juga tergolong gaya bahasa berdasarkan langsung
tidaknya makna, karena menggunakan gaya bahasa retoris yang gaya
bahasanya hiperbola. Yang dimaksud menggunakan gaya hiperbola, karena
mengandung suatu yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal.
Seperti pada kutipan berikut:
HOREEE
TERBANG KE HONGKONG BARENG OREO
Kalimat /... Terbang ke Hongkong bersama Oreo.../ pada kutipan
tersebut merupakan pernyataan yang berlebihan dan terlalu dibesar-besarkan.
Maksud dari pernyataan tersebut yaitu Oreo seakan-akan dapat terbang
bersama para pemenang konsumen Oreo. Padahal Oreo itu sendiri merupakan
nama merk produk makanan. Jadi kutipan tersebut termasuk gaya bahasa
hiperbola.
Teks iklan (4) Semua bisa menang, tarik terus rejekinya
Segera menabung dan segera tingkatkan saldo BNI Taplus &
Taplus Bisnis serta bertransaksi melalui BNI e-Bangking
(ATM, SMS Bangking & Internet Bangking). Menangkan
hadiah undian 8 Mercedes E 300 Elegance dan 88 Toyota
Fortuner, serta ribuan hadiah langsung dari Rejeki BNI
Taplus.
Teks iklan (4) menawarkan ribuan paket hadiah setiap bertransaksi di
BNI Taplus. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong juga
dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa
tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan
kaum awam ataupun terpelajar.
58
Dalam teks (4) tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat,
karena menggunakan gaya bahasa repetisi. Yang dimaksud gaya repetisi
adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau klausa atau bagian
kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah
konteks. Perulangan teks iklan (4) yaitu seperti pada kutipan berikut:
Segera menabung dan segera tingkatkan saldo BNI Taplus &
Taplus Bisnis serta bertransaksi melalui BNI e-Bangking
(ATM, SMS Bangking & Internet Bangking).
Pada kata Taplus dan Bangking, penulis bermaksud menekankan
bahwa kata tersebutlah yang menjadi kunci untuk menarik konsumen.
Dalam teks (4) ini juga tergolong gaya bahasa berdasarkan langsung
tidaknya makna, karena menggunakan gaya bahasa retoris yang gaya
bahasanya hiperbola. Yang dimaksud menggunakan gaya hiperbola, karena
mengandung suatu yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal.
Seperti pada kutipan berikut:
Semua bisa menang, tarik terus rejekinya
Segera menabung dan segera tingkatkan saldo BNI Taplus &
Taplus Bisnis serta bertransaksi melalui BNI e-Bangking
(ATM, SMS Bangking & Internet Bangking).
Kalimat /... Semua bisa menang, tarik terus rejekinya.../ pada kutipan
tersebut merupakan pernyataan yang berlebihan. Maksud dari pernyataan
tersebut yaitu sebuah hadiah yang didapat oleh konsumen seakan-akan bisa
didapatkan hanya dengan ditarik. Padahal rejeki atau hadiah itu sendiri bukan
merupakan nama barang. Jadi kutipan tersebut termasuk gaya bahasa
hiperbola.
59
Teks iklan (5) Persembahan Honda untuk wanita Indonesia
Terima kasih telah memilih Honda, sehingga kami
menjadi PEMIMPIN PASAR di kategori matik. Honda
senantiasa mendukung wanita Indonesia untuk terus
berkarya dari Satu HATI melangkah bersama untuk
mewujudkan mimpi.
Menyambut Hari Kartini dan sebagai bentuk
apresiasi Honda:
Ikuti pemilihan Kartini muda Indonesia
Program spesial untuk setiap pembelian Honda Scoopy
sampai dengan 15 Mei 2011.
Ayo segera kunjungi Dealer Honda terdekat!!
Teks iklan (5) menawarkan sebuah program untuk wanita Indonesia
setiap pembelian Honda Scoopy. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya
tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang
menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum
dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar.
Dalam teks (5) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud
menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung
urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari
gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa
klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud
dari pengiklannya. Seperti pada kutipan berikut:
Menyambut Hari Kartini dan sebagai bentuk
apresiasi Honda:
Ikuti pemilihan Kartini muda Indonesia
Program spesial untuk setiap pembelian Honda Scoopy
sampai dengan 15 Mei 2011.
Ayo segera kunjungi Dealer Honda terdekat!!
60
Teks iklan (6) Sekarang jamannya smartfren!
Smartfren Social gratis facebook dan twitter tanpa batas
waktu.
Nelpon dan sms-nya juga gratis!*
Buruan pake smartfren social, jaringan luas dan sinyal
kuatnya bikin kamu TOPULER, lebih GEGER dari
BEIBER!
Teks iklan (6) menawarkan sebuah kartu perdana terbaru dari
smartfren yang bisa facebook dan twitter gratis juga bisa nelpon dan sms
gratis. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong juga dalam gaya
bahasa berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi.
Karena gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam
ataupun terpelajar.
Dalam teks (6) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa repetisi. Gaya repetisi adalah
perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau klausa atau bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks.
Perulangan teks iklan (6) yaitu seperti pada kutipan berikut:
Smartfren Social gratis facebook dan twitter tanpa batas
waktu.
Nelpon dan sms-nya juga gratis!*
Pada kata gratis, penulis bermaksud menekankan iklan tersebut untuk
menarik konsumen agar menggunakan kartu perdana tersebut.
61
Teks iklan (7) Graphic Supply EXPO2011
Kembali dengan peralatan advanced digital printing
yang revolusioner, kami akan membuka wawasan Anda
kepada peluang bisnis percetakan dan grafika yang lebih
pasti dan menguntungkan.
Teks iklan (7) menawarkan sebuah alat percetakan dengan grafika
yang lebih pasti dan dapat menguntungkan konsumen barang tersebut. Teks
iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong juga dalam gaya bahasa
berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena
gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun
terpelajar.
Dalam teks (7) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud
menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung
urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari
gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa
klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud
dari pengiklannya. Pada akhir kalimat iklan tersebut yang menekankan bahwa
percetakan tersebut dapat menguntungkan dan memberikan peluang bisnis.
Seperti pada kutipan berikut :
kami akan membuka wawasan Anda kepada peluang
bisnis percetakan dan grafika yang lebih pasti dan
menguntungkan.
62
Teks iklan (8) Halooo
Sekarang Pepsodent Jumbo berhadiah PULSA!
Tiap pembelian satu Pepsodent Pencegah Gigi
Berlubang Jumbo 190 gr kemasan khusus,
berkesempatan mendapat pulsa Telkomsel senilai Rp
5000*. Ayo sikat gigi pagi dan malam dengan Pepsodent
Teks iklan (8) menawarkan pada konsumen sebuah pasta gigi. Teks
iklan ini sama seperti teks sebelumnya tergolong juga dalam gaya bahasa
berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena
gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun
terpelajar.
Dalam teks (8) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud
menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung
urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari
gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa
klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud
dari pengiklannya. Pada paragraf ke dua pada iklan tersebut yang
menekankan bahwa konsumen disarankan untuk menggunakan pasta gigi dan
dengan membeli pasta gigi tersebut konsumen akan berkesempatan
mendapatkan hadiah pulsa dalam kemasan khusus. Seperti pada kutipan
berikut :
Tiap pembelian satu Pepsodent Pencegah Gigi
Berlubang Jumbo 190 gr kemasan khusus,
berkesempatan mendapat pulsa Telkomsel senilai Rp
5000*. Ayo sikat gigi pagi dan malam dengan Pepsodent
63
Teks iklan (9) Ini Bedanya
Oli Flick Federal dengan Oli Matik Biasa
SAE 10W-30
Keunggulan oli matik SAE10W-30 adalah lebih irit
BBM, tetapi oli matik biasa jenis ini, umumnya lebih
mudah menguap, sehingga harus sering dilakukan
pengecekan dan bila perlu diisi ulang (re-fill).
Ganti oli matikmu dengan Flick Federal!
Oli Pintar untuk Motor Generasi Baru
You Pintar Pilih Oli
Teks iklan (9) menawarkan pada konsumen sebuah oli matik yang
dapat menghemat BBM. Teks iklan ini sama seperti teks sebelumnya
tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang
menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum
dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar.
Dalam teks (9) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud
menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung
urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari
gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa
klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud
dari pengiklannya. Pada paragraf ke dua dan tiga pada iklan tersebut yang
menekankan bahwa konsumen disarankan untuk menggunakan oli matik yang
dapat lebih menghemat BBM dan tidak mudah menguap.
64
Teks iklan (10) Omg Semuanya gratis ke semua temen
seharian!
Buruan beli IM3 dan gedein ceritamu dengan
gratis semuanya!
Gratis SMS ke semua operator setelah 2x SMS
Gratis Facebook dan Twitter di m.facebook.com/
0.facebook.com dan m.twitter.com setelah pemakaian
data Rp 1000
Teks iklan (10) menawarkan sebuah kartu perdana IM3 yang bisa
gratis SMSke semua operator, facebook dan twitter gratis juga. Teks iklan ini
tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, yang
menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak resmi ini umum
dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar.
Dalam teks (10) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa repetisi. Gaya repetisi adalah
perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau klausa atau bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam sebuah konteks.
Perulangan teks iklan (10) yaitu seperti pada kutipan berikut:
Gratis SMS ke semua operator setelah 2x SMS
Gratis Facebook dan Twitter di m.facebook.com/
0.facebook.com dan m.twitter.com setelah pemakaian
data Rp 1000
Pada kata gratis dan setelah, penulis bermaksud menekankan iklan
tersebut untuk menarik konsumen agar menggunakan kartu perdana tersebut.
65
Teks iklan (11) Gayaku, Pilihanku
Inilah skutik idola baru pilihan Irfan Bachdim yang
tampil keren penuh gaya. Dengan desainnya yang mewah
dan sporty mengendarai Hayate 125 bikin penampilan
kamu menjadi berbeda. Ayo, tunjukkan gayamu dengan
Hayate 12, pilihan tepat buat gaul dan beraksi.
Teks iklan (11) menawarkan sebuah kendaraan skutik keluaran baru
yang berdesain mewah dan sporty akan menambah penampilan keren penuh
gaya. Teks iklan ini tergolong juga dalam gaya bahasa berdasarkan pilihan
kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena gaya bahasa tak
resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar.
Dalam teks (11) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud
menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung
urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari
gagasan-gagasan sebelumnya. Teks (11) dapat dikatakan gaya bahasa klimaks
karena pada kalimat pertama sampai selanjutnya telah menjelaskan maksud
dari pengiklannya. Pada paragraf ke dua kalimat ke dua iklan tersebut yang
menekankan bahwa motor skutik baru tersebut memiliki keunggulan desain
yang mewah dan sporty dapat menambah keren, gaul, dan makin beraksi
penggunanya. Peryataan tersebutlah yang digunakan pengiklan untuk
menarik para konsumen agar tertarik untuk membelinya.
66
Teks iklan (12) SAMSUNG Dobel Untung!
Semua Pasti Menang!
Beli Samsung Chat series (Ch@t322 atau Ch@t335)
Raih Dobel untungnya:
- Hadiah langsung T-shirtn Samsung keren.
- Tinggal gosok kartunya dan menangkan total hadiah
milyaran rupiah.
Periode promo berlaku sampai dengan 31 Mei 2011.
Teks iklan (12) menawarkan untuk menggunakan HP Samsung tipe
Ch@t335 dan Ch@t223 yang menawarkan berbagai hadiah. Teks iklan ini
tergolong gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, karena menggunakan gaya
bahasa tak resmi. Dapat disebut gaya bahasa tak resmi karena gaya bahasa ini
umum dan normal digunakan kaum awam ataupun terpelajar, serta teks iklan
ini berada dalam sebuah surat kabar yang memang diperuntukkan bagi semua
orang.
Dalam teks (12) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa antiklimaks. Yang dimaksud
menggunakan gaya antiklimaks, karena bagian penting dari iklan tersebut
diletakkan di awal paragraf. Seperti pada kalimat berikut:
SAMSUNG Dobel Untung!
Semua Pasti Menang!
Beli Samsung Chat series (Ch@t322 atau Ch@t335)
Raih Dobel untungnya.
67
Teks iklan (13) Cukup menjadi pelanggan FIF Syariah. Setiap
pembelian 1 motor dapat 1 poin untuk konsumen baru dan 3
poin untuk konsumen setia FIF. Jika berhasil
merekomendasikan 1 orang untuk membeli, akan
mendapatkan 2 poin lagi !
Teks iklan (13) menawarkan poin hadiah setiap pembelian 1 motor
dan menjadi pelanggan FIF. Teks iklan ini tergolong juga dalam gaya bahasa
berdasarkan pilihan kata, yang menggunakan gaya bahasa tak resmi. Karena
gaya bahasa tak resmi ini umum dan normal digunakan kaum awam.
Dalam teks (13) tergolong juga gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa repetisi. Yang dimaksud gaya
repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa atau klausa atau
bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam
sebuah konteks. Perulangan teks iklan (13) yaitu seperti pada kutipan berikut:
Setiap pembelian 1 motor dapat 1 poin untuk
konsumen baru dan 3 poin untuk konsumen setia FIF. Jika
berhasil merekomendasikan 1 orang untuk membeli, akan
mendapatkan 2 poin lagi !
Pada kata poin, penulis bermaksud menekankan bahwa kata
tersebutlah yang menjadi kunci untuk menarik konsumen.
68
Teks iklan (14) Jadilah bagian komunitas Tahapan BCA dan dapatkan
hadiah istimewanya. Tingkatkan terus saldo Anda, dapatkan
45 mobil idaman dan 4500 motor yang akan diundi setiap dua
minggu.
Nantikan Grand Prize Mercedes-Benz S-Class di akhir
periode.
Teks iklan (14) menawarkan pada konsumen hadiah istimewa jika
meningkatkan saldo Tahapan BCA. Teks iklan ini tergolong gaya bahasa
berdasarkan pilihan kata, karena menggunakan gaya bahasa tak resmi. Dapat
disebut gaya bahasa tak resmi karena gaya bahasa ini umum dan normal
digunakan kaum awam ataupun terpelajar, serta teks iklan ini berada dalam
sebuah surat kabar yang memang diperuntukkan bagi semua orang.
Dalam teks (14) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud
menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung
urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari
gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa
klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud
dari pengiklannya. Pada kalimat ke dua dan tiga pada iklan tersebut yang
menekankan bahwa konsumen disarankan untuk meningkatkan saldo/
transaksi Tahapan BCA, maka konsumen akan berkesempatan mendapatkan
hadiah yang akan diundi dan hadiah utama di akhir periode. Seperti pada
kutipan berikut:
Tingkatkan terus saldo Anda, dapatkan 45 mobil
idaman dan 4500 motor yang akan diundi setiap dua
minggu.
Nantikan Grand Prize Mercedes-Benz S-Class di akhir
periode.
69
Teks iklan (15) Pastikan anda menggunakan e-Banking BCA untuk
pembelian pulsa, PLN prabayar, pembayaran tagihan kartu
kredit, Telkom, ponsel, PLN, pinjaman dan tagihan lainnya.
Semakin sering Anda bertransaksi, semakin banyak poin
yang Anda kumpulkan!
Dapatkan Grand Prize New Toyota Yaris, ratusan
ipad, serta ribuan Handphone! Berlaku untuk area tertentu
Syarat dan ketentuan berlaku Periode: Mei Juli 2011.
Teks iklan (15) menawarkan pada konsumen ribuan hadiah jika
menggunakan e-Banking BCA untuk pembelian pulsa, PLN prabayar,
pembayaran tagihan kartu kredit, Telkom, ponsel, PLN, pinjaman dan
tagihan lainnya. Teks iklan ini tergolong gaya bahasa berdasarkan pilihan
kata, karena menggunakan gaya bahasa tak resmi. Dapat disebut gaya bahasa
tak resmi karena gaya bahasa ini umum dan normal digunakan kaum awam.
Dalam teks (15) juga tergolong gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat, karena menggunakan gaya bahasa klimaks. Yang dimaksud
menggunakan gaya klimaks, karena gaya bahasa tersebut mengandung
urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentinganya dari
gagasan-gagasan sebelumnya. Teks di atas dapat dikatakan gaya bahasa
klimaks karena pada akhir paragrapf teks iklan telah menjelaskan maksud
dari pengiklannya. Pada kalimat ke dua dan tiga pada iklan tersebut yang
menekankan bahwa konsumen disarankan untuk menggunakan e-Banking
BCA, maka konsumen akan berkesempatan mendapatkan berbagai hadiah
dan hadiahnya berlaku Periode: Mei J uli 2011.
70
B. Alternatif Pembelajaran Bahasa di SMP kelas IX
Pembelajaran adalah penguasaan atau pemerolehan pengetahuan
tentang suatu subjek atau sebuah keterampilan, dengan belajar, pengalaman,
atau instruksi.
Pembelajaran bahasa Indonesia di SMP meliputi pembelajaran bahasa
dan sastra. Pembelajaran bahasa seperti terdapat dalam Silabus Bahasa
Indonesia kelas IX terdapat Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi
dalam bentuk iklan, resensi, dan karangan dengan Kompetensi Dasar Menulis
iklan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Melalui Kompetensi
Dasar tersebut gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara
Merdeka edisi Mei 2011 dapat diajarkan kepada siswa.
Alternatif pembelajaran gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat
kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 sebagai berikut:
1. Materi Pembelajaran
Dalam analisis ini materi yang dipilih sebagai bahan ajar dalam
pembelajaran adalah teks iklan penawaran pada surat kabar Suara
Merdeka edisi Mei 2011. Seorang guru tidak langsung menyajikan materi
tersebut secara langsung. Langkah pertama dalam pembelajaran seorang
guru diharapkan menyiapkan pendahuluan. Dengan adanya pendahuluan
akan menimbulkan kesan santai tapi bermanfaat, sehingga peserta didik
tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut,
gaya bahasa merupakan penggunaan ragam bahasa secara khusus untuk
71
mendapatkan nilai seni yang dapat menimbulkan suatu efek tertentu.
Dengan demikian maka guru dalam menjelaskan gaya bahasa pada tets
iklan penawaran diharapkan perlu teliti, cermat, dan jelas. Sehingga
dengan ketelitian, kecermatan, dan kejelasan peserta didik dapat mengerti,
paham, dan dapat menerapkannya dalam materi pembelajaran.
2. Metode Pembelajaran
Dalam analisis surat kabar Suara Merdeka, metode yang digunakan
yaitu metode membaca dan metode partisipatori. Untuk menganalisisnya,
siswa diharuskan membaca terlebih dahulu objek yang akan dianalisis.
Maka dengan itu diharapkan peserta didik mempunyai kemampuan
memahami teks. Dalam proses analisis mengenai gaya bahasa peserta
didik menggunakan metode partisipatori, karena peserta didik tersebut
yang mempunyai peran penting untuk aktif menganalisis dan guru hanya
bersifat pemandu atau fasilitator bagi peserta didik.
Dengan demikian metode membaca ditujukan bagi peserta didik
untuk dapat memahami keragaman jenis gaya bahasa pada surat kabar
Suara Merdeka yang akan dianalisis. Metode membaca surat kabar Suara
Merdeka ini dalam menganalisis membutuhkan waktu relatif lama.
Sedangkan metode partisipatori itu sendiri ditujukan bagi peserta didik
dalam menganalisis surat kabar Suara Merdeka sesuai dengan kajian yang
dibahas yaitu gaya bahasa. Konteks metode ini digunakan dengan tujuan
agar peserta didik menjadi tumpuan utama, sehingga peserta didik dapat
lebih mandiri dalam mengkomunikasikan pembelajaran.
72
3. Stategi Pembelajaran
Dalam analisis surat kabar Suara Merdeka, strategi yang digunakan
yaitu strategi belajar terstruktur tak terjadwal dan strategi latihan praktik.
Strategi belajar terstruktur digunakan dalam pembelajaran, mengingat
analisis gaya bahasa membutuhkan waktu yang memang relatif lama.
Maka pembelajaran tertstruktur dilakukan guru bertalian dengan program
pengajaran di sekolah mengenai pembelajaran menganalisis gaya bahasa
teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka. Tak terjadwal
ditujukan bagi peserta didik untuk menganalisis harian Suara Merdeka
dalam program pembelajaran, tetapi terarah karena peserta didik dapat
melakukan pembelajaran sesuai waktu yang ditentukan.
Sedangkan strategi latihan praktik merupakan pelaksanaan praktik
bagi peserta didik dalam menganalisis surat kabar Suara Merdeka agar
lebih aktif dan kreatif, karena analisis surat kabar tidak hanya berlangsung
satu tahap, serta dapat memperbaiki keterampilan motorik yang mendasar
dan keterampilan-keterampilan mental agar lebih bermakna, tepat, dan
berguna. Hal itu juga diperlukan adanya revisi berskala dengan tujuan
melatih pembelajaran peserta didik.
4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan yaitu media non proyeksi dua
dimensi dan media proyeksi. Wujud non proyeksi dua dimensi berupa
media yang dicetak, diantaranya buku pegangan pembelajaran bahasa dan
teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011.
73
Buku paket pembelajaran bahasa dan buku paket Bahasa Indonesia kelas
IX yang ditujukan bagi peserta didik untuk memahami kajian ilmu bahasa
terutama mengenai analisis gaya bahasa dan surat kabar Suara Merdeka
sebagai objek bahasa yang akan dianalisis.
Media proyeksi berupa power point yang berisi mengenai
pembelajaran bahasa terutama dalam menganalisis surat kabar. Media
proyeksi digunakan untuk menarik perhatian peserta didik dan
mempermudah serta menciptakan pembelajaran yang kondusif.
Seorang guru bahasa hendaknya memberikan nasihat pada peserta
didik agar tidak hanya mengidentifikasi mengenai gaya bahasa saja,
melainkan dapat belajar atau mengambil manfaat dalam menganalisis surat
kabar tersebut.
Media sangat penting dalam tercapainya suatu proses belajar
mengajar. Sehingga seorang guru semaksimal mungkin dapat
menampilkan suatu media sesuai dengan materi yang akan
disampaikannya, agar dalam proses belajar mengajar tidak menjenuhkan
peserta didik dan menumbuhkan peserta didik untuk semangat mengikuti
pelajaran dari guru.
74
5. Evaluasi
Pada langkah evaluasi, siswa dan guru secara bersama-sama
mencari jawaban yang tepat dari pertanyaan yang sudah diberikan. Pada
langkah ini terjadi komunikasi yang aktif antara guru dengan peserta didik,
misalnya peserta didik dapat menanyakan kepada guru mengenai materi
yang kurang jelas.
Evaluasi yang dilakukan berbentuk penugasan dan tes. Setiap
peserta didik diberikan tugas berdiskusi dengan teman satu kelompoknya
untuk menganalisis gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar
Suara Merdeka edisi Mei 2011, sesuai dengan Kompetensi Dasar menulis
iklan dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Setelah tugas
diselesaikan oleh peserta didik, kemudian dipresentasikan oleh kelompok
tersebut sebagai aplikasi pembelajaran lebih rinci. Sebagai bentuk evaluasi
yang terukur dan sebagai tindak lanjut evaluasi guru memberikan tes
tertulis, yaitu menganalisis surat kabar dengan kajian gaya bahasa teks
iklan penawaran.
75
Untuk lebih lanjut, skenario atau langkah-langkah pembelajaran
tersebut dapat dilihat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berikut ini:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : IX/ 1
Standar Kompetensi : Menulis
4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan,
resensi, dan karangan
Kompetensi Dasar : 4.1 Menulis iklan dengan bahasa yang singkat,
padat, dan jelas
Indikator : 1. Mampu mengenali berbagai jenis iklan dan gaya
bahasa yang terdapat dalam teks iklan
2. Mampu mengidentifikasi gaya bahasa yang terdapat
dalam teks iklan penawaran pada surat kabar
3. Mampu menemukan gaya bahasa dalam kutipan teks
iklan penawaran pada surat kabar
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 x pertemuan)
76
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat:
a. Memahami jenis-jenis iklan dan gaya bahasa
b. Mengidentifikasi gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran
pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011
c. Menemukan gaya bahasa dalam kutipan teks iklan penawaran pada surat
kabar melalui kegiatan analisis
2. Materi Pembelajaran
a. Contoh teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei
2011
b. Jenis-jenis iklan dan gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan
3. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Permodelan
d. Demonstrasi
e. Diskusi
f. Penugasan
77
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan awal
1. Guru menyiapkan kondisi kelas dengan cara mengucapkan salam,
mengecek kehadiran peserta didik, mengecek kerapian peserta didik
serta kebersihan kelas.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti
1. Eksplorasi
a) Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari.
b) Guru menanyakan kepada peserta didik mengenai teks iklan yang
terkait dengan gaya bahasa yang ada di dalamnya.
c) Guru memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan.
2. Elaborasi
a) Guru meminta peserta didik membaca beberapa kutipan teks iklan
penawaran dari surat kabar.
b) Guru merangsang peserta didik untuk menemukan gaya bahasa pada
beberapa kutipan teks iklan penawaran yang sudah mereka pelajari.
c) Peserta didik diminta berkelompok untuk mengidentifikasi gaya
bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran di surat kabar yang
telah dibaca.
78
3. Konfirmasi
a) Salah satu peserta didik mewakili kelompoknya untuk
menyampaikan hasil analisisnya dan kelompok lain memberi
tanggapan.
b) Guru memberi umpan balik positif dan penguatan.
c) Guru memberi tugas rumah mencari gaya bahasa teks iklan
penawaran di surat kabar.
c. Kegiatan akhir
1. Guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang
dilakukan dengan cara tanya jawab kepada peserta didik.
2. Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran yang sudah
diberikan.
3. Guru menutup proses pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan awal
1. Guru menyiapkan kondisi kelas dengan cara mengucapkan salam,
mengecek kehadiran peserta didik, mengecek kerapian peserta didik
serta kebersihan kelas.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
79
b. Kegiatan inti
1. Eksplorasi
a) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam mencari jenis gaya bahasa pada teks iklan
penawaran yang sudah mereka pelajari.
2. Elaborasi
a) Guru dan peserta didik membahas tugas yang telah diberikan oleh
guru.
b) Secara bergantian peserta didik memberi tanggapan terhadap hasil
pekerjaan temannya.
3. Konfirmasi
a) Guru memberi penguatan dan umpan balik positif kepada peserta
didik.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru melakukan evaluasi terhadap peserta didik berupa soal.
5. Media dan Sumber belajar
a. Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas IX semester 1
b. Buku LKS Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas IX semester 1
c. Surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011
d. www.google.com
80
6. Penilaian
a. Teknik : Tes tertulis
b. Bentuk Isntrumen : Lembar observasi
Soal/ instrumen :
1) Sebutkan jenis-jenis iklan! (minimal 5 jenis)
Pedoman penskoran
No. Kegiatan Skor
1.
2.
3.
4.
Peserta didik tepat dalam menjawab pertanyaan.
Peserta didik Kurang tepat dalam menjawab pertanyaan.
Peserta didik salah dalam menjawab pertanyaan.
Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan.
5
3
1
0
Jumlah 5
2) Sebutkan jenis-jenis gaya bahasa! (minimal 5 jenis)
Pedoman penskoran
81
No. Kegiatan Skor
1.
2.
3.
4.
Peserta didik tepat dalam menjawab pertanyaan.
Peserta didik Kurang tepat dalam menjawab pertanyaan.
Peserta didik salah dalam menjawab pertanyaan.
Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan.
5
3
1
0
Jumlah 5
3) Tentukan gaya bahasa yang terdapat dalam teks iklan penawaran Suara
Merdeka edisi Mei 2011! (minimal 5 teks iklan)
Pedoman penskoran
No Kegiatan Skor
1.
2.
3.
4.
Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.
Siswa kurang tepat dalam menjawab pertanyaan.
Siswa salah dalam menjawab pertanyaan.
Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan.
10
5
2
0
Jumlah 10
82
Skor maksimal
No. 1 = 5
No. 2 = 5
No. 3 = 10
Jumah = 20
Penghitugan nilai akhir dalam skala 0 s.d. 100
Semarang, 2011
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
(............................) (.................................)
Skor Perolehan
Nilai Akhir = -------------------- x Skor Ideal (100)
Skor Maksimal
83
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dan diuraikan dalam
pembahasan skripsi ini, dapat diketahui bahwa dalam analisis gaya bahasa
teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 dan
alternatif pembelajaran di SMP dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemakaian gaya bahasa yang dianalisis berdasarkan Segi bahasa.
Berdasarkan segi bahasanya dalam teks iklan penawaran pada surat kabar
Suara Merdeka edisi Mei 2011, yang lebih menonjol adalah gaya bahasa
berdasarkan pilihan kata, karena menurut penggolongan segi bahasa pada
teks iklan penawaran tersebut banyak menggunakan gaya bahasa tak
resmi. Selain itu gaya bahasa klimaks juga banyak digunakan pada teks
iklan penawaran karena teks tersebut mengandung urutan pikiran yang
semakin meningkat sesuai kepentingannya dari gagasan-gagasan
sebelumnya. Dominasi penggunaan gaya bahasa tersebut dikarenakan
memang ciri khas pengguanaan gaya bahasa dalam teks iklan penawaran
memang demikian.
2. Alternatif pembelajarannya di SMP dapat dilakukan dengan melakukan
pemilihan materi, menentukan metode, strategi, memilih media dan
melakukan evaluasi. Selain itu, juga menyiapkan pendahuluan,
83
84
menentukan sikap praktis, introduksi, penyajian, tugas-tugas praktis, dan
diskusi. Alternatif pembelajaran gaya bahasa dalam teks iklan penawaran
pada surat kabar Suara Merdeka edisi Mei 2011 dapat dipilih sebagai
media pembelajaran bahasa di SMP. Materi yang dipilih yaitu tentang
iklan, dipelajari di kelas IX semester 1 dalam materi berbagai jenis iklan
yang terkait dengan penggunaan gaya bahasa pada teks iklan tersebut,
yang terdapat pada Silabus Bahasa Indonesia kelas IX semester 1.
Berdasarkan Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi dalam
bentuk iklan, resensi, dan karangan dan Kompetensi Dasar Menulis iklan
dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas. Dengan demikian
pembelajaran gaya bahasa teks iklan penawaran pada surat kabar Suara
Merdeka edisi Mei 2011 dapat diajarkan pada peserta didik.
B. Saran
Pemakaian Gaya bahasa yang bervariatif akan lebih menarik untuk
dinikmati. Oleh karena itu diharapkan kepada para komunikan agar lebih
mengembangkan kemampuan dan wawasan bahasa, agar dapat dijadikan
bahan kajian pribadi serta dapat diterima oleh masyarakat yang membawa
hasil dari sebuah karya.
Penggunaan alternatif pembelajaran surat kabar seperti dalam
penelitian ini, dapat digunakan Guru Bahasa Indonesia di seluruh Indonesia
untuk referensi mengajar bahasa. Seperti dalam penelitian ini khususnya
85
pembelajaran tentang teks iklan penawaran pada surat kabar Suara Merdeka
edisi Mei 2011, sebagai bahan kajian analisis dalam pembelajaran
menentukan gaya bahasa. Surat kabar harian Suara Merdeka dapat dijadikan
media pengajaran, karena isinya mengangkat masalah-masalah yang
berkaitan dengan kebahasaan.

Anda mungkin juga menyukai