Anda di halaman 1dari 35

MODUL

ILMU PENGETAHUAN ALAM












Oleh :
Time Pengajar

KELAS : X (sepuluh)
SEMESTER: I dan 2

SMK KRISTEN 2 TOMOHON
http://www.smkkr2tomohon.sch.id


KATA PENGANTAR
(PREFACE)

Puji dan syukur kehadirat TUHAN Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan karunia,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan modul pelajaran
IPA untuk SMK kelas X ini. Shalawat beriring salam tak lupa pula penulis haturkan kepada nabi
kita Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang
penuh limpahan teknologi seperti sekarang ini.
Modul IPA SMK ini disusun untuk siswa SMK kelas X semester 1. Sistem dan kedalaman
materi yang dibahas dalam buku ini mengacu pada Standar isi KTSP 2006. Kurikulum ini lebih
menekankan terciptanya proses pembelajaran untuk membentuk kompetensi dasar pada
siswa, yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas,
kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan. Seorang siswa dapat dikatakan telah
mengalami proses pembelajaran apabila pada pada dirinya telah terjadi perubahan
kemampuan, sikap atau prilaku tertentu yang rellatif permanen sebagai akibat dari pengalaman
atau pelatihan dalam proses pembelajaran tersebut. Modul ini dimaksudkan untuk membantu
para siswa dan guru dalam upaya memenuhi tuntutan kurikulum tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, menuntut akan suatu program
pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu kimia yang baik dan berkualitas.
Hal ini sesuai dengan adanya upaya pemerintah untuk terus menyempurnakan Sistem
Pendididkan Nasional
Untuk menunjang upaya pemerintah diatas, peran modul sebagai media dalam
pendidikan dan pembelajaran sangat penting, disamping buku pegangan lainnya. Untuk itu
penulis menyusun Modul IPA SMK ini diharapkan tidak hanya membantu pemerintah dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi juga untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Modul IPA SMK ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mohon kritik dan
saran dari pembaca demi kesempurnaan untuk penulisan edisi berikutnya. Terbitnya modul ini
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih.


TIm Penulis









BAB I
PENGAMATAN OBJEK DALAM IPA
KELAS/SEMESTER: X/Ganjil

STANDAR KOMPETENSI:
1. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan

KOMPETENSI DASAR:
1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam biotik

MATERI AJAR
A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam disebut juga Sains, yang bahasa Inggrisnya science,
berasal dari bahasa latin yaitu scientia yang berarti pengetahuan. Sains tidak
statis, tetapi sains adalah ilmu pengetahuan yang sangat dinamis dan selalu
mengalami perubahan dan perkembangan yang kontinyu. Sains deroleh dengan
cara-cara yang teratur, yaitu dapat dengan observasi dan metode ilmiah.Sains
adalah pengetahuan tentang gejala-gejala alam, yang tergantung pada proses
dimana pengetahuan tersebut diperoleh. Sains juga adalah pikiran sehat yang
terorganisir, yang melukiskan kewajaran. Kajian sains mencangkup makhluk hidup,
benda mati dan zat-zat yang terkandung di dalamnya serta peristiwa-peristiwa
perubahan alam yang terjadi. Para ahli memecah sains menjadi beberapa cabang
ilmu antara lain biologi, fisika dan kimia. Seorang ahli dalam ilu pengetahuan
disebut saintis atau scientist (ilmuan), seperti Isaac Newton, Jhon Dalton, Gregor
Mendel, Charles Darwin dan lain-lain.
Ciri dan sifat sains:
1. Diperolah dari hasil observasi dan eksperimen
2. Menuntut dilakukan pemeriksaan dan pembuktian tentang kebenaran laporan
3. Dapat dibuktikan kebenarannya
4. Tidak mutlak, artinya suatu produk sains menjadi tidak berlaku seteleh ditemukan
produk sains yang baru.

Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Alam:
1. Objek berupa alam semesta, meliputi mahkluk hidup, mahkluk tak hidup, dan
angkasa
2. Persoalannya berupa gejala-gejala yang terjadi pada objek, mulai tingkat
molekuler sampai galaksi.
3. Metodologi yang digunakan adalah metode-metode khas berupa cara-cara
ilmiah yang logis (masuk akal) dan dapat diulang oleh orang lain.
Pengertian Ilmu pengetahuan alam
Adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui metode ilmiah.
3 komponen dalam sains:
Proses ilmiah (scientific methods), yaitu proses-proses yang diperlukan untuk
mempelajari sains atau cara-cara khusus dalam menyelidiki atau memecahkan
masalah.misalnya: mengidentifikasi masalah, mengamati, mengukur, merumuskan
hipotesis, merancang dan melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan
menyusun data, mengevalusi data, menganalisis, membuat sintesis dan
sebagainya.
Sikap Ilmiah (scientific attitude), yaitu bagaimana seseorang harus bertindak dalam
sains. Meliputi: hasrat ingin tahu, kerendahan hati, sikap terbuka, teliti, objektif, dan
kemauan untuk mempertimbangkan data baru, pendekatan positif terhadap
kegagalan, tidak putus asa dan sebagainya.
Produk ilmiah (scientific product), yaitu hasil dari belajar sains, dapat berupa fakta,
konsep, pronsip, hukum, teori, generalisasi dan sebagainya.
Beberapa contoh temuan sains:
1. Rekayasa reproduksi, mengembangbiakkan mahkluk hidup di luar proses alami
Contoh: kloning, bayi tabung
2. Rekayasa genetika, untuk memperbaiki kualitas gen (pembawa sifat keturunan)
3. Pengendalian hama tanaman menggunakan pestisida, radiasi, dsb
4. Pengobatan berbagai penyakit manusia dengan antibiotik, analgesik, dsb.

B. Metode ilmiah
Metode ilmiah adalah suatu cara untuk mengungkapkan kebenaran yang belum
terungkap/menemukan kebenaran dari sesuatu. Dalam melaksanakan penelitian,
kita harus memenuhi persyaratan, yaitu: sistematis, berencana dan mengikuti
konsep ilmiah.
Kerja ilmiah yang biasa dilakukan dalam pembelajaran sains antara lain:
1. Pengamatan
Mengamati (observasi) merupakan suatu cara mengenal sesuatu dengan
memperhatikan objek dan peristiwa dengan menggunakan indera penglihatan,
pendengaran, pembau, pengecap dan peraba.
2. Penafsiran Hasil Pengamatan
Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil pengamatan terhadap suatu
peristiwa atau keadaan.
3. Pengelompokkan
Pengelompokkan dilakukan dengan melihat persamaan dan perbedaan objek.
Persamaan dan perbedaan adalah fakta hasil observasi.
4. Mengkomunikasikan hasil pengamatan (data)
Hasil pengamatan yang berupa data dikomunikasikan dalam bentuk tabel, tulisan,
informasi lisan atau tulisan, grafik, diagram dan sebagainya.

Langkah-langkah dalam metode ilmiah:
1. Perumusan masalah
2. Pengumpulan data
3. Menyusun hipotesis
4. Pengujian Hipotesis
5. Penarikan kesimpulan
6. Menguji kesimpulan dengan percobaan ulang


C. Gejala alam di lingkungan sekitar
Gejala alam dikelompokkan menjadi 2:
- Gejala alam biotik, terdiri dari semua mahkluk hidup. Gejala biotik terdiri dari
produsen, konsumen, pengurai dan detrivor.
1. Produsen
Adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri (autotrof).
Contoh: Tumbuhan hijau
2. Konsumen
Adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri melainkan
memperoleh makanan dari mahkluk hidup lain (heterotrof).
Contoh: Sapi, Kambing, Harimau dan sebagainya
3. Pengurai (dekomposer)
Adalah mahkluk hidup yang bertugas menguraikan sisa-sisa makhluk hidup
yang sudah mati.
Contoh: Jamur dan Bakteri Pengurai
4. Detrititvor
Adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan dari sisa-sisa organik dari
makhluk hidup, seperti sampah, kotoran hewan dan bangkai binatang.
Contoh: Cacing. Siput dan Kaki seribu
Satuan mahkluk hidup disuatu tempat hidup adalah individu, populasi, komunitas,
ekosistem dan biosfer.



- Gejala alam abiotik, terdiri dari semua benda mati, misal: air, tanah, udara, suhu,
kelembaban, intensitas cahaya.
1. Air
Digunakan sebagai pelarut zat-zat yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Air
juga sebagai habitat dari organisme perairandan dapat juga menjadi penentu
kelembaban udara di ekosistem darat.
2. Tanah
Merupakan tempat hidup organisme yang mengandung komposisi tertentu dan
mengandung zat-zat hara (bahan mineral) bagi tumbuhan.
3. Udara
Terdiri dari beberapa macam gas, diantaranya oksigen dan karbondioksida.
Oksigen digunakan untuk pernapasan, karbondioksida dibutuhkan tumbuhan
untuk fotosistesis.
4. Suhu
Mempengaruhi proses metabolisme makhluk hidup. Umumnya, bila suhu terlalu
rendah, metabolisme berjalan lambat dan sebaliknya.
5. Kelembaban
Menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung di udara.
6. Intensitas cahaya
Merupakan sumber energi utama bagi kehidupan.

a. Ciri-ciri makhluk hidup
Ciri-ciri mahkluk hidup antara lain: Bernapas (respirasi), bergerak dan bereaksi
terhadap rangsang, memerlukan air, memerlukan makan, mengeluarkan zat sisa
(Ekskresi), tumbuh dan berkembang, berkembang biak (reproduksi)
b. Gejala alam biotik
Gejala-gejala alam biotik yang lain yaitu perubahan bentuk luar (morfologi),
interaksi antar komponen biotik (rantai makanan, jaring-jaring makanan,
simbiosis, penyakit/hama dan pengendaliannya, adaptasi, seleksi alam,
hilangnya populasi), dan interaksi antara komponen biotik dan abiotik.
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu
yang memungkinkan terjadinya perpindahan energi dari mahkluk hidup satu ke
mahkluk hidup yang lain.
Jaring-jaring makanan adalah peristiwa makan dan dimakan, akan tetapi hewan
tidak hanya memakan salah satu jenis makanan saja atau dapat dikatakan
sebagai rantai makanan yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Piramida makanan adalah suatu keadaan dimana dalam suatu ekosistem,
jumlah produsen lebih banyak dari pada jumlah konsumen.

Contoh jaring-jaring makanan:
Padi Tikus Ular Elang bakteri

Belalang

Ulat Burung


Contoh piramida makanan:


Simbiosis dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Simbiosis mutualisme, cara hidup bersama antara dua mahkluk hidup yang berbeda
jenis yang saling menguntungkan.
Cotohnya: Semut dan kutu buah, kupu-kupu dan bunga, burung kolibri dan bunga
2. Simbiosis komensalisme, cara hidup bersama antara dua mahkluk hidup yang
berbeda jenis dimana mahkluk hidup yang satu mendapat keuntungan dan yang
lainnya tidak dirugikan.
Contohnya: Ikan hiu dan ikan remora, Anggrek dan inangnya, ikan badut dan
anemon laut
3. Simbiosis parasitisme, cara hidup bersama antara dua mahkluk hidup yang berbeda
jenis dimana mahkluk hidup yang satu mendapat keuntungan dan yang lainnya
dirugikan.
Contohnya: Benalu dan inangnya, kutu dan manusia, cacing pita dan manusia.
Antibiosis adalah hubungan dua jenis mahkluk hidup yang berbeda, salah satu
menghambat pertumbuhan yang lainnya.
Cotohnya: Jamur Penicillum notatum menghambat pertumbuhan bakteri yang hidup
bersama pada satu tempat.

Predasi adalah peristiwa suatu jenis mahkluk hidup yang memakan mahkluk hidup yang
lain sebagai makanannya.
Contohnya: Harimau yang memakan rusa, rusa yang memakan rumput-rumputan

Kompetisi merupakan bentuk hubungan persaingan antara dua mahkluk hidup yang
berbeda jenis untuk mendapatkan makanan yang sama, tempat hidup yang sama, atau
hal-hal lain dalam kelangsungan hidupnya.
Contohnya: Kambing bersaing dengan sapi untuk mendapatkan rumput-rumputan

Netral adalah hubungan dua mahkluk hidup yang tidak saling mempengaruhi meskipun
hidup bersama disuatu daerah.
Contohnya: ayam yang hidup bersama dengan kambing.

Adaptasi adalah penyesuaian mahkluk hidup dengan lingkungannya. Adaptasi
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Adaptasi Morfologi, perubahan bentuk bagian tubuh disesuaikan dengan
lingkungannya.
Cotohnya: Macam-macam bentuk paruh burung sesuai dengan jenis
makanannya, macam-macam bentuk kaki burung sesuai dengan habitatnya.
2. Adaptasi fisiologi, perubahan proses fisiologi disesuaikan dengan lingkungannya.
Contohnya: Bunga pukul 4 menutup pada pukul 4 sore sampai 5 sore
3. Adaptasi tingkah laku, perubahan tinngkah laku mahkluk hidup untuk menyiasati
perubahan lingkungan, misalnya bahaya yang mengancam.
Contohnya: Peristiwa mimikri (perubahan warna kulit sesuai dengan
lingkungannya) pada bunglon, lepasnya ekor cecak untuk mengelabui
pemangsa, mengelupasnya kulit rayap dan dimakan kembali oleh rayap.














BAB II
PERUMUSAN MASALAH
KELAS/SEMESTER: X/Ganjil

STANDAR KOMPETENSI:
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan

KOMPETENSI DASAR:
1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam biotik

MATERI
A. Masalah
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara kondisi yang sebenarnya
(yang diharapkan) dengan apa yang benar-benar terjadi (kenyataan). Sumber-
sumber masalah dalam bidang sains adalah sebagai berikut:
1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan
kenyataan.
3. Terdapat keinginan mengembangkan hasil penelitian
4. Terdapat penyimpangan pada proses penelitian yang dilakukan terdahulu

Ciri-ciri rumusan masalah yang baik:
1. Dinyatakan dalam kalimat tanya
2. Terdapat dua atau lebih variabel
3. Mempertanyakan hubungan antara variabel
4. Variabel yang diajukan harus dapat diukur dengan tepat dan mudah
5. Dinyatakan dengan singkat dan jelas

Tiga fenomena dan gejala yang dapat dijadikan permasalahan penelitian:
1. Untuk mengetahui status atau mendiskripsikan fenomena tertentu
2. Untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problrm komparasi)
3. Untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problem korelasi)

Contoh rumusan masalah:
- Adanya permasalahan tentang pengaruh merokok terhadap kualitas kesehatan
- Adanya permasalahan tentang pengaruh jumlah pemberian air pada proses
pengomposan
- Adanya permasalahan tentang pengaruh limbah rumah tangga terhadap kualitas
kesehatan keluarga.

Terdapat 4 hal yang harus dipenuhi bagi didapatkannya masalah atau judul
penelitian, yaitu: Permasalahan harus sesuai dengan minat peneliti, penelitian
dapat dilaksanakan, tersedia faktor pendukung, hasil penelitian bermanfaat.

Syarat/kriteria rumusan masalah yang baik:
1. Masalah harus fleksibel, artinya masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana,
tenaga dan waktu
2. Masalah harus jelas, artinya semua orang memiliki persepsi yang sama
terhadap masalah tersebut
3. Masalah harus signifikan, artinya arti jawaban masalah yang diberikan harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan
masalah kehidupan manusia
4. Masalah bersifat etis, tidak berkenaan dengan hal-hal yang melanggar etika,
moral, nilai-nilai keyakinan dan agama

B. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu antribut atau sifat atau aspek dari objek yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan.
Macam-macam variabel:
Variabel independen/variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab
berubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel dependen/variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat dari variabel bebas.
Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan/dibuat konstan
sehingga peneliti dapat melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variaben
dependen.
Variabel intervening merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat
dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variaben
dependen tetapi tidak dapat diukur.

Bentuk-bentuk rumusan masalah
Bentuk-bentuk rumusan masalah dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Permasalahan deskriptif, adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan
variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dan hubungan.
Contoh: Berapa kadar vitamin C pada beberapa jenis jeruk?
2. Permasalahan komparatif, adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan suatu variabel pada dua sampel atau lebih.
Contoh: Adakah perbedaan tinggi batang antara tanaman jagung yang
ditanam di tanah berlumpur, berpasir dan tanah biasa?
3. Permasalahan asosiatif, adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat
menghubungkan dua variabel atau lebih.
Ada 3 macam permasalahan asosiatif, yaitu:
Hubungan simetris; hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat
kebersamaan
Contoh: Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung beo dengan tamu
yang datang?
Hubungan kausal; hubungan yang bersifat sebab akibat
Contoh: Seberapa besar pengaruh jumlah tamu terhadap banyaknya bunyi
burung beo?
Hubungan interaktif; hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak
diketahui mana variabel independen dan variabel dependen.
Contoh: Hubungan antara frekuensi olah raga dengan kebugaran tubuh. Di
sini dapat dinyatakan frekuensi olah raga mempengaruhi kebugaran
tubuh dan kebugaran tubuh mempengaruhi frekuensi olah raga.






BAB III
PERUMUSAN HIPOTESIS
KELAS/SEMESTER: X/Ganjil

STANDAR KOMPETENSI:
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan

KOMPETENSI DASAR:
1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam biotik

MATERI
Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang suatu tingkah laku, gejala-gejala atau
kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Dikatakan sementara,
karena jawaban untuk pertanyaan itu berasal dari teori yang relevan, dan belum
berdasarkan fakta-fakta empiris dari pengumpulan data. Hipotesis tidak harus ada
dalam penelitian. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif ( menggunakan data angka sebagai hasil
penelitian). Penelitian kualitatif yang merumuskan hipotesis dapat diuji oleh peneliti
jika data yang didapat dapat dibuat (dikonversikan) dalam bentuk angka. Hipotesis
penelitian dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Hipotesis penelitian dan Hipotesis statistik.

Hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Hipotesis penelitian, jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Hipotesis kerja, dinyatakan dalam kalimat positif
Contoh: ada hubungan antara kepadatan penduduk dengan jumlah limbah
b. Hipotesis nol, dinyatakan dalam kalimat negatif
Contoh: tidak ada hubungan antara kepadatan penduduk dengan jumlah
limbah
2. Hipotesis statistik, terdapat pada penelitian yang menggunakan sampel (contoh).
Digunakan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang hanya diuji dengan
sampel dapat berlaku pada populasi atau tidak, sehingga dalam pembuktiannya
akan muncul istilah signifikan, taraf kesalahan dan kepercayaan dari pengujian.
Dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Hipotesis kerja
Contoh: semakin tinggi frekuensi merokok, maka semakin baik kealitas
kesehatannya
b. Hipotesis alternatif
Contoh: semakin tinggi frekuensi merokok, maka semakin buruk kualitas
kesehatannya
Bentuk-bentuk hipotesis:
Sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bentuk rumusan masalah
penelitian ada tiga, yaitu rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif
(perbandingan) dan asosiatif (hubungan).
Hipotesis deskriptif, jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif yaitu
berkenaan dengan variabel mandiri.
Hipotesis komparatif, jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif,
variabelnya sama tetapi populasi dan sampelnya berbeda.
Hipotesis asosiatif, jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu
yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih

Tujuan hipotesis:
1. Menyediakan keterangan sementara terhadap gejala dan memungkinkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Menyatakan hubungan antara variabel yang akan diuji kebenarannya.
3. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan.

Cara merumuskan hipotesis:
1. Hendaknya menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih
2. Hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya
3. Dirumuskan secara singkat, padat dan jelas
4. Hendaknya dapat diuji.

Fungsi hipotesis:
1. Memperkenalkan peneliti untuk berfikir dari awal suatu penelitian
2. Menentukan tahap-tahap atau prosedur suatu penelitian
3. Membantu menetapkan bentuk untuk penyajian, analisis dan interpretasi data
dalam laporan.




















BAB IV
PERANCANGAN PENELITIAN
KELAS/SEMESTER: X/Ganjil

STANDAR KOMPETENSI:
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan

KOMPETENSI DASAR:
1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam biotik

MATERI
Rancangan penelitian merupakan pedoman atau langkah-langkah yang akan diikuti
oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Rancangan penelitian harus tersusun
secara sistematis dan logis supaya dapat menjadi pedoman yang betul-betul mudah
diikuti.
Pertimbangan dalam menyusun suatu rancangan penelitian:
1. Cara pendekatan apa yang hendak dipakai?
2. Metode apa yang hendak dipakai?
3. Strategi apa yang kiranya paling efektif?

Fungsi menentukan rancangan penelitian:
1. Merupakan kerangka kerja yang operasional
2. Memperjelas ekstensitas dan intensitas penelitian
3. Memperkirakan penelitian yang akan dihadapi dan perkiraan hasil penelitian
4. Memperkirakan kelemahan penelitian dan alternatif langkah antisipasinya

Jenis-jenis penelitian:
1. Penelitian Sejarah, membuat rekrontruksi masa lampau secara sistematis dan
objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta
mensitesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan
yang kuat.
2. Penelitian deskriptif, mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat
terhadap suatu populasi tertentu, berkenaan dengan sifat atau faktor tertentu.
3. Penelitian kausal, menyelidiki kemungkinan terjadinya hubungan sebab akibat
4. Penelitian korelasi, memdeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefisien korelasi.
5. Penelitian kasus, mempelajari secara mendalam tentang latar belakang keadaan
sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga
atau masyarakat.
6. Penelitian perkembangan, menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan atau
perubahan sesuatu hal sebagai fungsi waktu.
7. Penelitian eksperimen, mengetahui hasil sebuah perlakuan terhadap suatu
variabel, harus ada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
8. Penelitian tindakan, mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara
pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di
dunia kerja atau dunia aktual yang lainnya.



Secara mendasar isi rancangan penelitian akan memuat hal-hal:
a. Bagian awal (perencanaan)
Permasalahan (Pendahuluan)
- Latar belakang masalah
- Identifikasi masalah
- Batasan masalah
- Rumusan masalah
- Tujuan dan kegunaan penelitian
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah.
Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak tercapainya tujuan. Kegunaan
hasil penelitian dapat dibagi menjadi 2:
a. Kegunaan teoritis, untuk mengembangkan ilmu
b. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah
yang ada pada objek yang diteliti.
Landasan Teori dan Hipotesis
- Landasan teori
Landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan/mendukung variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk
memberikan jawaban sementara terhadap rfumusan masalah yang diajukan
(hipotesis). Sumber kepustakaan untuk landasan teori:Buku, jurnal, skripsi,
majalah, tesis, internet, surat kabar dan lain-lain
- Hipotesis penelitian
Rumusan masalah yang hanya dapat terjawab dengan teori adalah hipotesis.
Untuk menuliskan hipotesis harus ada asumsi (anggapan) lebih dahulu,
karena asumsi ini merupakan titik tolak untuk merumuskan masalah.
Prosedur penelitian
1. Menentukan populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif
(mewakili). Teknik sampling adalah teknik yang digunakan apabila kita
hendak melakukan penelitian pada sampel bukan pada populasi.
Beberapa strategi pengambilan sampel:
Teknik acak/random, untuk populasi yang homogen
Sampel sistematis, berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut
Sampel strata, populasi tidak homogen tetapi berstrata (bertingkat)
Sampel kluster, sampel acak sederhana
Sampel non acak, memberi peluang yang sama kepada anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel berdasarkan tujuan, urutan tertentu
Sampel wilayah, melibatkan wilayah-wilayah yang memiliki ciri-ciri yang
berbeda.
2. Teknik pengumpulan data
- Penelitian survei (semacam observasi), menggunakan teknik pengamatan
dengan indera yang dimiliki, yaitu mata, telinga, hidung, lidah ataupun
kulit.
- Penelitian eksperimen, perlu merancang urutan eksperimen yang akan
dilakukan, termasuk cara menyusun data penelitian (tabulasi data)
3. Organisasi pelaksanaan penelitian
Bila penelitian secara berkelompok, maka diperlukan organisasi pelaksana
penelitian yang disesuaikan dengan kompleksitas objek penelitian.
Rancangan penelitian perlu membuat jadwal pelaksanaan penelitiaan dan
bagaimana tahap-tahapnya mulai dari persiapan, pelaksanaan dan
penyelesaian serta berapa lama satu proyek penelitian akan dapat
diselesaikan. Jadwal kegiatan penelitian antara lain meliputi:

No. Tahap-tahap penelitian Minggu ke-
1 2 3 4 5 6
1. Persiapan
a. Mengurus perijinan (bila diperlukan)
b. Menentukan responden (bila memakai
subjek penelitian manusia)
c. Menyusun instrumen (alat/angket, dll)

2. Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
b. Klasifikasi dan tabulasi data
c. Penarikan kesimpulan

3. Penyelesaian
a. Menyusun laporan diskusi
b. Penggandaan laporan

Jumlah waktu yang diperlukan



































BAB V
PELAKSANAAN PENELITIAN
KELAS/SEMESTER: X/Ganjil

STANDAR KOMPETENSI:
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan

KOMPETENSI DASAR:
1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam biotik

MATERI
Pelaksanaan penelitian merupakan tindakan realisasi perancangan penelitian yang
telah disusun. Dari tahapan pelaksanaan penelitian ini akan didapatkan keberhasilan
atau dapat juga kegagalan dalam penyelidikan masalah yang telah ditentukan.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sampel adalah sebagian dari
populasi, yang memiliki sifat populasi. Tekhnik sampling adalah tekhnik yang
digunakan apabila kita hendak melakukan penelitian pada sampel bukan pada
populasi. Secara mendasar isi pelaksanaan penelitian akan memuat hal-hal seperti
berikut:
a. Menentukan tempat penelitian
Tempat penelitian akan ditentukan jika kita akan melaksanakan penelitian survei.
Penentuan tempat penelitian biasanya berkaitan dengan pembatasan sampel
penelitian, tetapi kadang juga hanya spontanitas peneliti.
b. Menentukan populasi dan sampel
Pengambilan sampel adalah proses yang meliputi pengambilan satu bagian dari
populasi, melakukan pengamatan atas kelompok sampel, kemudian
menggeneralisasikan penemuan-penemuan pada sampel terhadap populasi.
Cara pengambilan sampel:
Menentukan jumlah sampel
Menentukan anggota sampel
c. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan masalah penelitian yang
dikaji sehingga data yang diperoleh merupakan data yang valid (sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya) dan reliabel (dapat dipercaya). Teknik pengumpulan
datanya bisa berupa pengisian angket, observasi/pengamatan atau wawancara
serta eksperimen/percobaan.
Untuk penelitian survei menggunakan angket, chek list, daftar pertanyaan dan
sebagainya.
Untuk penelitian eksperimen menggunakan alat ukur misalnya penggaris,
termometer, respirometer, kalorimeter, barometer, timbangan dan sebagainya.
d. Tabulasi data penelitian
Hasil pengamatan dikomunikasikan dalam bentuk tabel, tulisan, informasi lisan,
grafik dan diagram. Data peneliti harus dapat menimbang data atau informasi
yang lebih akurat.
Beberapa cara untuk mengkomunikasikan hasil pengamatan:
Merangkum informasi dari teks
Mengkomunikasikan ciri-ciri objek sains
Menyajikan data dalam bentuk tabel
Mengkomunikasikan data dalam bentuk grafik atau diagram

Berikut ini contoh tabel untuk menyajikan data hasil pengamatan kualitatif
No Objek Indera yang
digunakan
dalam pengamatan
Hasil pengamatan
1
2
3
4
5

Akar tumbuhan
Daun tumbuhan
Bunga
Buah
Jangkrik

Mata
Mata, kulit
Mata, kulit, hidung
Hidung, lidah
Mata, kulit, telinga
Akar serabut
Tepi bergerigi, tipis
Warna putih, halus, wangi
Bau menyengat, manis
Warna coklat, kasar, suara nyaring

Contoh tabel untuk menyajikan data hasil pengamatan kualitatif
Kabupaten Jumlah perokok Jumlah penderita penyakit paru-paru
I
II
III
IV
45
34
65
23
20
23
31
41

e. Menentukan teknik analisis data
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik, misalnya
statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mengdeskripsikan/menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Yang termasuk statistik deskriptif
antara lain penyajian data dalam melaui tabel, grafik, diagram lingkaran,
piktogram (diagram batang), pengukuran tendensi sentral yang meliputi
perhitungan modus (data yang sering muncul), median (nilai tengah), mean
(rata-rata), perhitungan desil, presentil, perghitungan penyebaran data melalui
perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan perhitungan presentase.













BAB VI
LAPORAN PENELITIAN
KELAS/SEMESTER: X/Ganjil

STANDAR KOMPETENSI:
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan

KOMPETENSI DASAR:
1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam biotik

MATERI
Menyusun laporan merupakan tugas akhir dari proses penelitian. Laporan penelitian
adalah tulisan yang menggambarkan seluruh proses penelitian yang didasarkan hasil
pengamatan, peninjauan, disusun dengan metode tertentu dengan sistematika
penulisan yang bahasa dan kebenaran isinya dapat dipertanggung jawabkan.
Laporan penelitian ini sangat diperlukan agar hasil penelitian kita dapat dibaca orang
lain dan bermanfaat bagi orang lain. Laporan penelitian sebaiknya dibuat dua tahap,
tahap pertama berupa laporan pendahuluan dan tahap kedua berupa laporan
akhir/penelitian.
Laporan pendahuluan ini sifatnya draf yang masih perlu disempurnakan dengan cara
hasil penelitian diseminarkan, atau dikonsultasikan kepada ahli/pembimbingnya,
sehingga kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pola laporan penelitian akan
dapat diperbaiki.
Laporan penelitian merupakan laporan ilmiah, untuk itu setiap bagiannya harus dibuat
secara sistematis dan logis, sehingga pembaca mudah memahami. Laporan
penelitian harus replicable yaitu harus bisa diulangi oleh orang lain yang akan
membuktikan hasil penemuan dalam penelitian. Laporan penelitian merupakan
kelanjutan dari rancangan penelitian.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menuliskan laporan penelitian:
1. Penulis harus tahu benar kepada siapa laporan tersebut dibuat dan dalam bentuk
apa hendak disajikan. Penulisan untuk skripsi, majalah, buletin, jurnal, surat kabar
memiliki aturan yang berbeda-beda.
2. Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan penelitian tidak
mengikuti kegiatan proses penelitian. Oleh karena itu setiap langkah yang
dilakukan harus dilaporkan sejelas mungkin, termasuk alasan-alasan mengapa
hal tersebut dilakukan.
3. Penulis laporan harus memahami bahwa latar belakang pengetahuan,
pengalaman, dan minat pembaca laporan tidak sama, sehingga barangkali yang
menurut kita penting menurut orang lain tidak penting. Untuk itu kita harus
meyakinkan dalam menulis latar belakang permasalahan bahwa penelitian yang
kita lakukan adalah penting.
4. Laporan penelitian merupakan elemen pokok dalam proses kemajuan ilmu
pengetahuan. Tidak mungkin semua yang dilakukan selama penelitian dapat
dilaporkan seluruhnya, untuk itu penulis harus dapat membuat tulisannya jelas
dan meyakinkan.

Beberapa ciri tulisan ilmiah:
1. Logis, informasi yang diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan secara akal
sehat.
2. Sistematis, susunannya urut dan berkesinambungan
3. Obyektif, apa adanya
4. Tuntas dan menyeluruh, segala masalah diungkapkan secara lengkap
5. Seksama, menghindarkan diri dari kekeliruan
6. Jelas, baik dari segi alur berpikir, bahasa dan grafis
7. Kebenarannya dapat diuji
8. Terbuka, apa yang dikemukakan dapat berubah bila ada pendapat baru yang
diakui kebenarannya
9. Berlaku umum, kesimpulannya berlaku untuk semua populasinya
10. Penyajiannya menggunakan bahasa yang santun dan tata tulis baku.

Format laporan penelitian
Contoh format laporan penelitian:
BAGIAN AWAL, berisi:
1. Halaman judul
2. Halaman pendahuluan
3. Halaman daftar isi
4. Halaman daftar tabel (jika ada)
5. Halaman daftar gambar (jika ada)
6. Halaman daftar lampiran (jika ada)
BAB I. PERMASALAHAN/PENDAHULUAN
1. Latar belakang masalah
2. Identifikasi masalah
3. Batasan masalah
4. Perumusan masalah
5. Tujuan penelitian
6. Kegunaan penelitian
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
1. Penelaahan kepustakaan
2. Kerangka berfikir
3. Perumusan hipotesis (jika ada)
BAB III. PROSEDUR PENELITIAN
1. Tempat dan waktu penelitian
2. Metode penelitian
3. Populasi dan sampel
4. Teknik pengumpulan data
5. Teknik analisis data
BAB IV. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi data
2. Pengujian persyaratan analisis (bagi penelitian kuantitatif)
3. Pengujian hipotesis (bagi penelitian kuantitatif)
4. Pembahasan hasil analisis data
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
BAGIAN AKHIR, berisi:
1. Daftar pustaka
2. Lampiran-lampiran (jika ada)




BAB VII
ROTASI BUMI DAN PERISTIWA SIANG DAN MALAM
KELAS/SEMESTER: X/Genap


STANDAR KOMPETENSI:
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan

KOMPETENSI DASAR:
1.2. Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam abiotik

MATERI
Rotasi bumi dan Peristiwa siang dan malam
A. Matahari
Merupakan bintang yang terdekat dengan bumi, massanya 99,8% dari massa tata
surya. Matahari termasuk bintang sebab bias menghasilkan cahaya sendiri. Jarak
matahari dengan bumi berkisar 150 juta km, yang menyebabkan cahaya matahari
memerlukan waktu 9 menit untuk sampai ke bumi. Cahaya dan panas matahari
merupakan sumber utama energi bagi bumi dan kehidupan di atasnya.
Besarnya energi dirumuskan oleh Einstein sebagai:

E= mc
2


Dimana:
E : Energi yang dipancarkan
m : Massa matahari
c : Kecepatan cahaya
diruang hampa



Matahari terdiri dari:
a. Inti Matahari
Tersusun oleh: gas Hidrogen (92%)
Helium (7,8%)
Suhu: 15.000.000
0
C
Dalam inti terjadi reaksi fusi hidrogen menjadi helium
b. Permukaan matahari
1. Fotosfer : Permukaan yang tampak dari bumi
2. Kromosfer: Lapisan berwarna kemerah-merahan, tidak bias dilihat
tanpa alat bantu (spectograf), tetapi akan tampak jika terjadi gerhana
matahari.
3. Korona: Terlihat seperti mahkota yang mengelilingi matahari, akan
tampak saat terjadi gerhana matahari

B. Bulan
Merupakan benda langit yang terdekat dengan bumi. Bulan merupakan satelit
bumi. Satelit adalah benda langit yang merupakan pengikut planet. Satelit
terbentuk secara alami bersama-sama dengan proses pembentukan planet. Massa
bulan 1/8 massa bumi dengan massa jenis 3,3 g/cm
3
. Graviatasi bulan 1/6
gravitasi bumi.
Bulan terdiri dari:
a. Inti kecil kaya besi
b. Mantel padat
c. Kerak
Bulan tidak memiliki atmosfer, sehingga:
a. Suhu dipermukaan bulan dapat berubah dengan cepat
b. Bunyi tidak dapat dirambatkan
c. Langit di bulan tampak hitam
d. Tidak ada siklus air
Bulan mengalami 3 gerakan sekaligus:
a. Berevolusi terhadap matahari
b. Berevolusi bersama bumi terhadap matahari
c. Berotasi pada porosnya sendiri

C. Bumi
Bumi merupakan bola padat yang bergerak di angkasa dengan kecepatan
mencapai 3000 meter per detik. Bumi dikenal sebagai planet biru karena 70%
permukaan bumi terdiri dari perairan dan 30 % berupa daratan yang meliputi
daratan, gunung dan lembah. Bumi merupakan planet ketiga setelah merkurius dan
venus. Dalam system tata surya hanya di bumilah kehidupan dapat berkembang,
karena:
a. Bumi dilingkupi oleh lapisan atmosfer yang mencapai 700 km dari
permukaan bumi. Atmosfer bumi terdiri dari gas nitrogen, oksigen dan gas
lainnya dalam jumlah kecil. Atmosfer melindungi bumi dari benda-benda
angkasa yang jatuh menimpa bumi dan melindungi bumi dari sengatan sinar
matahari.
b. Bumi juga mengandung air yang sangat banyak
c. Bumi memiliki suhu yang relatif sedang sehingga cocok untuk kehidupan
makhluk hidup
d. Bumi juga mengandung berbagai senyawa kimia yang juga mendukung
kehidupan.

Bumi memiliki bentuk bulat dan permukaan yang melengkung, buktinya adalah :
a. Ketika matahari terbenam, awan dan gunung tinggi masih terlihat terang.
b. Kapal yang berlayar meninggalkan pelabuhan, tubuh kapal lenyap terlebiih
dahulu kemudian tiangnya.
c. Bila berlayar kesatu arah akan tiba ketempat semula
d. Gambar bumi hasil pemotretan satelit buatan dan kapal ruang angkasa luar
yang menunjukan bentuk bumi adalah bulat pepat

Bumi kita terdiri dari:
1. Lapisan Litosfer (bebatuan)
2. Lapisan Hidrosfer (Air)
3. Lapisan Atmosfer (Udara)

Struktur bumi
Bumi berbentuk bulat seperti bola, tetapi tidak sempurna. Bentuk bumi sedikit
mengembung di bagian ekuator dan merata di bagian kutubnya, sehingga
bentuknya sering juga disebut geoida (bulat pepat). Geoida merupakan
peralihan bentuk ellipsoida (bulat telur) dengan bentuk bola (bulat sempurna)
karena ada pemepatan (perataan) di masing-masing kutub sekitar 21 km,
sangat kecil dibandingkan jari-jari bumi 6.370 km. Gaya gravitasi bumi adalah
9,8 m/s2, dengan gaya ini setiap benda yang ditarik menuju pusat bumi
mengalami percepatan 9,8m/s2, sehingga benda di bumi turut bergerak
bersama gerakan bumi.

Lapisan bumi
1. Lapisan inti (core)
Letak : Bagian tengah/pusat bumi
Tebal : sekitar 3.500 km
Komposisi : Bagian luar terdapat cairan
Bagian dalam berbentuk padat
Penyusun : Sebagian besi dan nikel
Temperatur : 3.000
o
C 5.000
o
C
2. Mantel bumi (mantle)
Letak : Menyelubungi inti
Tebal : sekitar 2.900 km
Penyusun : mineral mafic (campuran antara magnesium dan besi)
Temperatur : 2.800
o
C pada bagian yang dekat inti
1.800
o
C pada bagian yang dekat dengan kerak
3. Kerak bumi (crust)
Letak : Paling luar dan tipis
Tebal : sekitar 8 - 40 km
Penyusun : Batuan beku, batuan metamorf dan sedimen
Kerak bumi terbagi 2:
Kerak benua yang merupakan daratan, ketebalannya sekitar 35 km
Kerak samudra yang merupakan perairan,ketebalannya sekitar
7 km.

D. Rotasi bumi
Rotasi bumi adalah proses perputaran bumi mengelilingi sumbunya. Waktu yang
digunakan untuk satu kali rotasi adalah 23 jam 56 menit (24 jam kurang 4 menit).
Arah rotasi dari barat ke timur (arah negatif / berlawanan dengan jarum jam).
Kecepatan rotasi di setiap tempat di bumi berbeda, karena bentuk bumi yang bulat
pepat (geonida). Arah gerak berputar bumi agak condong ke satu sisi.
Akibat rotasi bumi:
Bentuk bumi geoida
Peredaran semu benda-benda langit
Benda-benda langit yang tampak bergerak sebenarnya tidak bergerak. Akibat
rotasi bumi dari barat ke timur, buntang-bintang tersebut tampak seolah-olah
bergerak dari timur ke barat (berlawanan dengan arah rotasi bumi sebenarnya).
Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada matahari dan benda-benda
langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak semu ini dapat
diamati setiap hari, maka disebut gerak semu harian. Peredaraan semu bintang
sejati adalah 23 jam 56 menit, dinamakan satu hari bintang. Peredaran semu
matahari adalah 24 jam lebih lambat 4 menit dari bintang sejati. Peredaran semu
bulan lebih lambat lagi yaitu 24 jam 50 menit. Perbedaan periode peredaran
semu harian ketiga benda langit itu disebabkan karena kedudukan bintang sejati
selalu tetap di langit. Matahari mempunyai peredaran semu yang lain akibat
revolusi bumi, sedangkan bulan sebagai satelit bumi, mempunyai peredaran
bulan mengelilingi bumi.
Peristiwa siang dan malam
Bagian bumi yang menghadap matahari akan mengalami siang hari, sedang
bagian bumi yang membelakangi matahari mengalami malam hari. Akibat rotasi
bumi, bagian bumi yang menghadap dan membelakangi matahari berganti
secara bergantian, ini adalah peristiwa siang dan malam. Karena periode
peredaran semu harian matahari 24 jam, maka panjang siang atau malam rata-
rata 12 jam. Panjang siang dan malam hari di daerah khatulistiwa hampir sama,
walaupun kadang siang lebih panjang dari malam. Suatu waktu panjang siang
lebih besar dari 12 jam, dan ini berarti panjang malam hari kurang dari 12 jam.
Perbedaan ini menjadi lebih besar untuk tempat-tempat yang jauh dari
khatulistiwa (misalnya di daerah lintang dan kutub).
Perbedaan waktu berbai tempat di muka bumi
Seluruh permukaan bumi terbagi ke dalam jaring-jaring derajat yang dinamakan
garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis yang sejajar dengan garis
tengah khatulistiwa, sedang garis bujur adalah garis yang sejajar dengan garis
tengah kutub. Tempat-tempat pada bujur sebelah timur akan menyaksikan
matahari terlebih dahulu daripada tempat yang berbeda pada bujur sebelah
barat. Perbedaan waktu setiap 1 derajat adalah 4 menit. Garis bujur 0
o

ditetapkan sebagai garis yang melewati kota Greenwich di London, Inggris.
Wilayah yang berada pada sudut 15
o
lebih ke timur akan mengamati matahari
terbit lebih cepat 1 jam. Seluruh permukaan bumi terdiri dari 360o, secara
internasional dibagi menjadi 24 daerah waktu, untuk setiap perbedaan 15
o

memiliki selisih 1 jam. Zona-zona waktu di seluruh dunia berpangkal pada GMT
(Greenwich Mean Time).
Indonesia terletak memanjang dari 95
o
BT hingga 141
o
BT, dibagi atas 3 daerah
waktu sebagai berikut:
Waktu Indonesia bagian Barat (WIB): 105
o
BT
Meliputi Jawa, Sumatra, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. GMT + 7
jam
Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA): 120
o
BT
Meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi dan Nusa
Tenggara. GMT + 8 jam
Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT): 135
o
BT
Meliputi Maluku dan Papua. GMT + 9 jam
Pembelokan arah angin
Akibat rotasi bumi menyebabkan timbulnya gaya Coriolis. Gaya tersebut
mengakibatkan terjadinya pembelokan arah angin. Di belahan bumi utara (BBU)
gaya Coriolis menyebabkan angin di belokkan ke kanan dan pada belahan bumi
bagian selatan angin dibelokkan ke kiri. Gaya Coriolis semakin bertambah
dengan bertambahnya lintang tempat.
Menurut hukum Boys Ballot:
Udara bergerak dari daerah yang memiliki tekanan tinggi menuju ke
daerah bertekanan rendah.
Di belahan bumi utara angin membelok ke kanan dan di belahan bumi
selatan angin membelok ke kiri
Pembelokan arus laut
Pergerakan arus laut dipengaruhi oleh angin. Laut pada belahan bumi utara
mengalami pembelokkan ke arah kanan (searah putaran jarum jam). Sedangkan
laut pada belahan bumi selatan berbelok ke arah kiri (berlawanan arah putaran
jarum jam)
Perbedaan gravitasi
Bentuk bumi geoida mengakibatkan gravitasi yang berbeda. Karena percepatan
gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi
tempat-tempat di kutb lebih besar daripada di sekitar khatulistiwa.

E. Pelangi
Pelangi merupakan fenomena optic dan meteorology yang menghasilkan spectrum
cahaya yang hamper bersambung di langit apabila matahari bersinar setelah terjadi
hujan. Pelangi berupa lengkungan warna warni dengan warna merah pada
lengkungan paling luar dan warna ungu pada lengkungan paling dalam. Warna-
warna pelangi adalah merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Pelangi
dihasilkan dari peristiwa pembiasan sinar matahari oleh titik-titik air hujan, Bentuk
pelangi yang berupa lengkungan disebabkan tetes air hujan di udara yang
berbentuk bulat (sfera). Pelangi secara utuh dapat dilihat jika sedang berada di
pesawat terbang yang mengudara. Kunci terjadinya pelangi adalah pembiasan
cahaya. Cahaya yang melewati dua medium yang berbeda akan mengalami
pembiasan dan berubah arahnya karena cahaya bergerak dengan kecepatan
berbeda ketika melalui medium yang berlainan.
Ada dua jenis pelangi yaitu :
a. Pelangi primer adalah pelangi yang terjadi akibat satu pantulan
air hujan. Memiliki warna yang terkuat, dengan warna merah pada bagian luar
dan warna ungu pada bagian dalamnya.
b. Pelangi sekunder adalah terjadinya pemantulan cahaya
sebanyak dua kali atau lebih. Pelangi sekunder yang dihasilkan oleh dua
pemantulan akan terlihat di langit berada di atas pelangi primer. Susunan warna
pelangi sekunder merupakan kebalikan dari susunan warna pelangi primer. Pada
pelangi sekunder warna merah pada bagian dalam sedangkan warna ungu pada
bagian luar.


























BAB VIII
GEMPA BUMI SEBAGAI BENTUK GEJALA ALAM DAN ANTISIPASINYA
KELAS/SEMESTER: X/Genap

STANDAR KOMPETENSI:
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan

KOMPETENSI DASAR
1.2. Mengidentifikasi objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam abiotik

MATERI
A. Proses Terjadinya Gempa
Bumi yang berwujud padat selalu bergerak, akibat gerak tersebut bumi mengalami
tekanan. Jika tekanan yang diterima bumi terlalu besar untuk ditahan lempeng
tektonik maka terjadilah gempa. Gempa merupakan peristiwa terjadinya
pergeseran dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi secara tiba-tiba. Saat
terjadi pergeseran, timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang
seismik bergerak menjalar menjauhi pusat gempa ke segala arah di dalam bumi.
Jika gelombang seismik mencapai permukaan bumi, gelombang ini memiliki
kemungkinan untuk dapat merusak bangunan yang ada. Hal ini tergantung pada
kekuatan sumber dan jaraknya terhadap pusat gempa.
Gempa dapat terjadi kapan saja. Konsentrasi gempa terjadi di daerah tertentu,
seperti plate pasifik. Tempat ini dikenal dengan nama Lingkaran Api karena
banyaknya gunung api.
Istilah-istilah dalam gempa:
1. Hyposentrum, berasal dari kata hypo berarti bawah, sentrum
berarti pusat. Jadi hyposentrum merupakan pusat asal mulanya getaran
gempa yang terdapat di bawah permukaan bumi, terdapat dua macam getaran
dalam hyposentrum yakni Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer) dan
Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder).
2. Episentrum, tempat di permukaan bumi yang terdekat dengan
hyposentrum (biasa disebut juga pusat gempa di permukaan bumi).
3. Macroseisme, wilayah Episentrum yang paling hebat menderita
kerusakan.
4. Microseisme, getaran kulit bumi yang amat halus. Getarannya
tidak terasa kecuali oleh seismograf (alat pencatat getaran gempa).
5. Pleistoseista, daerah yang dibatasi oleh Isoseista yang berada
di sekitar episentrum yang paling banyak mendapat kerusakan. Dapat juga
diartikan sebagai garis khayal yang membatasi tempat yang episentrumnya
mengalami kerusakan paling hebat akibat gempa.
6. Isoseista, garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat
yang sama keras getaran gempanya.
7. Homoseista, garis pada peta yang menghubungkan tempat-
tempat yang pada saat yang sama mengalami getaran gempanya.

B. Penyebab Gempa Bumi
1. Faktor luar bumi, misal: bom nuklir, jatuhnya meteor
2. Faktor dalam bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen. Faktor endogen
dibedakan atas 2 macam:
Gempa tektonik: Gempa yang disebabkan oleh aktivitas tektonisme.
Misal: Pergeseran lempeng
Gempa vulkanik: Gempa yang disebabkan oleh aktivitas vulkanisme.
Misal: Gunung Meletus

C. Gelombang gempa
1. Gelombang Longitudinal (gelombang Primer)
Adalah gelombang gempa yang merambat dari sumber gempa ke segala arah
dengan kecepatan 7 14 km per detik. Gelombang ini merupakan gelombang
yang pertama kali dicatat oleh seismograf dan pertama kali dirasakan oleh
orang di daerah gempa. Amplitudo gelombang ini kecil.
2. Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder)
Adalah gelombang gempa yang merambat dari sumber gempa ke segala arah
dengan kecepatan 4 - 7 km per detik. Amplitudonya lebih besar dari gelombang
primer.
3. Gelombang Panjang (Gelombang L)
Adalah gelombang gempa yang merambat dari permukaan bumi dengan
kecepatan sekitar 3,5 3,9 km per detik. Gelombang panjang disebut
gelombang permukaan. Karena merambat di permukaan maka kerusakan yang
ditimbulkan akibat gelombang jenis ini adalah yang paling banyak.

D. Macam-macam gempa
Berdasarkan penyebabnya ada lima macam gempa, yaitu:
1. Gempa Tektonik
Disebabkan oleh adanya gerak tektonik berupa patahan atau retakan.
2. Gempa Vulkanik
Disebabkan oleh adanya aktivitas vulkanik gunung berapi berupa gerakan
magma di dalam perut bumi yang mendesak ke atas untuk ke luar. Getaran ini
tersebut dapat dirasakan dalam beberapa jam bahkan beberapa hari dan dapat
terjadi sebelum ataupun sesudah gunung api meletus. Gempa vulkanik
merupakan salah satu tanda gunung berapi akan meletus.
3. Gempa Geseran atau Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang
terdapat dalam litosfer, seperti gua kapur atau terowongan pertambangan.
4. Gempa Jatuhan
Disebabkan oleh jatuhnya benda langit ke bumi, seperti meteor. Meteor yang
jatuh ke permukaan bumi menimbulkan getaran.
5. Gempa buatan
Disebabkan oleh peledakan nuklir bawah tanah atau laut yang dapat
menimbulkan getaran bumi dan dapat tercatat oleh seismograf seluruh
permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan. Sedangkan ledakan
dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun
efek getarannya sangat lokal.
Berdasarkan bentuk episentrum, yaitu:
1. Gempa Sentral, adalah gempa yang memiliki episentrum
berbentuk titik.
2. Gempa Linear, adalah gempa yang episentrumnya berbentuk
garis.
Berdasarkan kedalaman hiposentrum, yaitu:
1. Gempa Bumi Dalam, adalah gempa yang terjadi dengan
kedalaman hiposentrum kurang dari 300 km.
2. Gempa Bumi Intermedier (menengah), adalah gempa yang
terjadi dengan kedalaman hiposentrum antara 100 300 km.
3. Gempa Bumi Dangkal, adalah gempa yang terjadi dengan
hiposentrum kurang dari 100 km.
Berdasarkan jarak dari episentrum, yaitu:
1. Gempa Lokal (setempat), adalah gempa yang berjarak kurang
dari 10.000 km dari episentrum.
2. Gempa Jauh, adalah gempa yang berjarak sekitar 10.000 km
dari episentrum.
3. Gempa Sangat Jauh, adalah gempa yang berjarak lebih dari
10.000 km dari episentrumnya.
Berdasarkan letak episentrum, yaitu:
1. Gempa Laut, adalah gempa yang episentrumnya terletak di laut.
2. Gempa darat, adalah gempa yang episetrumnya terletak di darat.

E. Alat Pencatat Gempa
Alat pencatat gempa yaitu seismograf. Seismograf/seismometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kekuatan gempa. Seismometer menghasilkan
seismogram, yaitu rekaman gerakan gempa berupa grafik aktivitas gempa terhadap
fungsi waktu. Seismometer dapat dipergunakan untuk menetukan pusat gempa.
Gempa yang terjadi menghasilkan getaran baik vertikal maupun horizontal,
sehingga pada waktu gempa kita merasakan getaran bumi yang bergoyang ke
samping dan ke atas.
1. Berdasarkan getaran gempa, ada dua macam seismograf:
Seismograf Horizontal
Dipergunakan untuk mencatat gempa gelombang horizontal. Terdiri atas
sebuah massa stasioner (massa yang diam) yang digantung pada sebuah
tiang yang dilengkapi dengan engsel, tepat dimana massa digantungkan
serta jarum penunjuk di bawah massa stasioner tersebut. Pada waktu terjadi
getaran gempa, meskipun tiang dan silinder bergetar, massa stasioner tetap
diam.
Seismograf vertikal
Dipergunakan untuk mencatat getaran gempa gelombang vertikal. Gempa
bumi diamati dari sebuah stasiun gempa. Pada sebuah suatu stasiun gempa
terdapat dua buah seismograf horizontal, yaitu seismograf yang berarah
timur-barat dan berarah utara-selatan. Juga sebuah seismograf vertikal yang
diletakkan bersama dengan seismograf horizontal.
2. Prinsip kerja Seismograf
Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang
seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik terjadi selama
gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist
mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa. Seismograf
menggunakan dua gerakan mekanik yang dapat mendeteksi baik gerakan
vertikal mapupun gerakan horizontal dan elektromagnetik seismographer yang
digunakan untuk memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah
magnetis. Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi
melalui spejlgalvanometer.

F. Skala Gempa
Terdiri dari Skala Richter dan Skala Mercalli. Skala Richter digunakan untuk
menggambarkan besaran gempa, sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk
menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung dan
manusia.
a. Klasifikasi besaran Gempa
Pada tahun 1935, seorang Geophysics Amerika bernama Charles Francis
Richter bersama Beno Gotenberg mengembangkan skala yang dapat
membandingkan semua seismogram sehingga mendapat gambaran tremors
kekuatan yang serupa. Skala tersebut bernama Skala Richter yang dirancang
dengan logaritma, yang berarti setiap langkah menunjukkan kekuatan yang 10
kali lebih hebat dari para pendahulunya. 5 Skala Richter menunjukkan benturan
keras, yang 10 kali lebih kuat dari satu di 4 dan 100 kali lebih kuat dari satu di 3
Skala Richter.

Tabel ukuran Skala Richter
Ukuran Skala
Richter
Keterangan
1,0 3,0 Tidak diberi label oleh manusia
3,0 3,9 Dirasakan oleh masyarakat disekitar pusat gempa.
Lampu gantung mulai goyang.
4,0 4,9 Terasa sekali getarannya. Jendela bergetar, permukaan
air beriak-riak, daun pintu terbuka tertutup sendiri.
5,0 5,9 Sangat sulit untuk berdiri tegak. Porselin dan kaca pecah,
dinding yang lemah pecah, lepas dari batu bata dan
permukaan air di daratan terbentuk gelombang air.
6,0 6,9 Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan
bertingkat tinggi,rubuhnya bagunan lemah, ketekan di
dalam tanah.
7,0 7,9 Tanah longsor, jemabatan roboh, bendungan rusak dan
hancur. Beberapa bangunan tetap, keretakan besar di
tanah, trek kereta api bengkok, terjadi kerusakan total di
daerah gempa.
8,0 - ...... Dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa
daerah dalam radius seratus kilometer dari wilayah
gempa.

Skala gempa lain yang digunakan adalah:
1. Skala Cancani
2. Skala Derossiforel
3. Skala Omori
Sedangkan skala besarnya gempa pada sumbernya dinyatakan dengan
magnitudo gempa. Magnitudo gempa terdiri dari:
Magnitudo gelombang badan
Magnitudo gelombang permukaan
Magnitudo gempa seismik moment
Aktivitas gempa dan peristiwa yang menyertainya dapat diukur dengan
pengukuran berikut:
Seismometer, mengukur getaran gempa
Scintilation Counter, mengukur adanya gas radon yang aktif
Tiltmeter, mengukur pengangkatan atau penurunan permukaan bumi
Magnetometer, mengukur perubahan medan magnet bumi
Creep meter, mengukur gerak horizontal dan patahan
Gravimeter, mengukur gaya berat bumi
b. Gempa Susulan
Merupakan proses stabilisasi ke keseimbangan yang baru setelah pelepasan
energi pada waktu gempa.

G. Awan Gempa
Adalah awan yang diduga sebagai tanda akan terjadinya gempa bumi. Awan aneh
ini bentuknya memanjang seperti asap yang ke luar dari pesawat.
Menurut ilmuan India yang bernama Varahamihira, tanda-tanda peringatan akan
adanya gempa bumi, adalah:
1. Kelakuan binatang-binatang yang tidak seperti biasanya
2. Pengaruh astrologi
3. Pergerakan bawah air tanah
4. Formasi awan yang aneh yang muncul seminggu sebelum terjadinya gempa
bumi.

H. Jalur Gempa
Menurut teori tektonik lempeng, gempa potensial terjadi saat pertemuan dua
lempeng yang membentuk jalur-jalur tertentu. Jalur-jalur ini disebut sabuk gempa
bumi. Dikenal 2 sabuk gempa bumi, yaitu:
a. Sabuk Mediteran (Alpen Himalaya)
Sabuk ini membujur dari Samudra Atlantik, terus ke Turki, Iran, Himalaya,
Birma, Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku.
b. Sabuk Pasifik
Dari mulai dari tepi Samudra Pasifik, dari Filipina ke Jepang, Semenanjung
Kamchatka, Kepulauan Aleut, pantai barat Benua Amerika, menuju ke
Selandia Baru, Kepulauan Samoa, Irian dan bertemu sabuk Mediteran di
Maluku.










BAB IX
TSUNAMI SEBAGAI BENTUK GEJALA ALAM DAN ANTISIPASINYA
KELAS/SEMESTER: X/Genap

STANDAR KOMPETENSI:
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan

KOMPETENSI DASAR
1.2. Mengidentifikasi objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
informasi gejala alam abiotik

MATERI
A. Pengertian Tsunami
Secara etimologi istilah tsunami berasal dari bahasa jepang yang berarti
pelabuhan (tsu) dan gelombang (nami). Tsunami adalah peristiwa datangnya
gelombang laut yang tinggi dan besar ke daratan pinggir pantai setelah beberapa
saat terjadinya gempa bumi. Gelombang di tengah laut masih berupa gelombang
osilasi yaitu gerakan air dan peninggian puncak gelombang sehingga pecah
menjadi gelora.
Tsunami terjadi selang beberapa waktu setelah gempa dasyat (lebih dari 6 skala
richter). Selang waktu tersebut terjadi akibat massa air masuk ke dalam patahan
litosfer untuk kembali keluar sebagai gelombang.Tsunami berbeda dengan badai
angin dan badai hujan yang deras atau bahkan topan yang keras. Tsunami juga
bukan berupa gelombang ombak besar disertai angin keras dan kuat dari lautan.
Ciri-ciri tsunami:
1. Gelombang air laut yang bergerak dengan cepat
2. Memiliki gelombang pasang yang tinggi amplitudonya dan panjang
3. Bergerak dengan kecepatan mencapai 500 sampai 1000 km per jam
4. Gelombang tsunami biasanya berlapis-lapis
Tsunami biasanya terjadi karena adanya:
1. Patahan di permukaan litosfer bawah laut
2. Rekahan di dasar laut
3. Letusan gunung api laut
4. Tanah longsor di laut
5. Meteor yang jatuh di laut
6. dll

B. Gelombang Tsunami dan Kecepatan Gelombang Tsunami
Gelombang tsunami memiliki panjang gelombang yang sangat besar, yang
berperan sebagai gelombang air dangkal (rasio kedalaman air dan panjang
gelombang menjadi sangat kecil) bahkan di samudra yang dalam.
Gelombang air dangkal bergerak dengan kecepatan yang setara dengan akar
kuadrat hasil perkalian antara percepatan gravitasi (9,8ms
2
) dan kedalaman air
laut.

v= g x d
Dimana:
v = velocity (kecepatan)
g = gravitasi (9,8ms2)
d = depth (kedalaman)




Contoh:
Samudra Pasific dengan kedalaman air rata-rata 4000 meter gelombang tsunami
dapat merambat dengan kecepatan 200 m/s (kira-kira 712 km/jam). Pada
kedalaman 40 meter, kecepatan mencapai 20 m/s (sekitar 71 km/jam) lebih lambat
namun sulit dilampaui.
Saat memasuki wilayah dangkal, kecepatan gelombang tsunami menurun
sedangkan tingginya meningkat, menciptakan gelombang mengerikan yang sangat
merusak.
Tabel panjang gelombang dan kecepatan gelombang tsunami
Kedalaman (meter) Kecepatan (mph) Panjang Gelombang (km)
7000 568 282
4000 443 213
2000 313 151
200 99 48
50 49 23
10 22 10,6

Tsunami bergerak maju ke satu arah dari sumbernya, sehingga wilayah yang
berada di daerah bayangan relative dalam kondisi aman. Tetapi gelombang
tsunami dapat berbelok di sekitar daratan. Gelombang ini kadang tidak simetris,
gelombang ke satu arah mungkin lebih kuat dibandingkan gelombang kea rah
lainnya. Hal ini tergantung dari peristiwa alam yang memicunya dan kondisi
wilayah di sekitarnya. Periode terjadinya tsunami beragam, kadang dalam waktu 2
menit sampai lebih dari 1 jam dengan panjang gelombang antara 100 200 km.
Gelombang tsunami merupakan rangkaian gelombang atau disebut juga kereta
gelombang. Karena merupakan rangkaian maka gelombang yang terjadi tidak
hanya satu kali atau berupa gelombang tunggal tetapi terjadi beberapa kali
gelombang. Dan gelombang pertama bukanlah gelombang yang menghancurkan
karena sesudah gelombang pertama akan disusul gelombang kedua dan ketiga
yang lebih besar kekuatannya. Sebuah gelombang tsunami dengan panjang
gelombang mencapai 100 km dapat menyapu selama satu jam non stop.

C. Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Tsunami
1. Bentuk pantai
Refraksi adalah transformasi gelombang akibat adanya perubahan geometri
dasar laut. Di tempat di mana terjadi penyempitan maka akan terjadi
konsentrasi energi, sehingga tinggi gelombang di tempat itu akan membesar.
2. Kelandaian pantai
Jarak jangkauan tsunami ke daratan juga sangat ditentukan oleh terjal dan
landainya morfologi pantai, di mana pada pantai terjal tsunami tak akan terlalu
jauh mencapai daratan karena tertahan dan dipantulkan kembali oleh tebing
pantai, sementara di pantai landai tsunami menerjang sampai beberapa
kilometer masuk daratan. Bila tsunami menjalar ke pantai maka ia akan
mengalami perubahan kecepatan, tinggi dan arah, suatu proses yang sangan
kompleks meliputi shoaling, refraksi, difraksi dan lain-lain.
Shoaling adalah proses pembesaran tinggi gelombang karena pendangkalan
dasar laut.
3. Vegetasi dan strukur penghalang di sekitar pantai
Kekuatan hutan pantai meredam tsunami makin terbukti jika hutan semakin
tebal, misalnya hutan dengan lebar 400 meter dihantam tsunami dengan
ketinggian 3 meter maka jangkauan run up tinggal 57%, tinggi genangan
setelah melewati hutan pantai tersisa 18%, arus tinggal 24%.
Difraksi adalah transformasi gelombang akibat ada tidaknya bangunan atau
struktur penghalang. Ini terjadi bila gelombang terintangi sehingga dipantulkan
kembali. Suatu bangunan yang tegak dan padat akan lebih mampu memecah
daripada yang miring dan tembus air.
4. Arah gelombang tsunami
Gelombang tsunami yang dating dengan arah tegak lurus dengan pantai tentu
akan menyebabkan tinggi gelombang tsunami lebih tinggi jika dibandingkan
tinggi gelombang tsunami yang datang dengan arah sejajar atau dengan sudut
tertentu.
5. Efek pemantulan dari pulau lain
Gelombang tsunami yang terjadi tidak langsung berasal dari sumbernya, akan
tetapi terjadi karena akibat adanya pemantulan gelombang dari sekitar pulau
yang terkena dampak gelombang tsunami.

D. Penyebab Tsunami
1. Adanya gempa di bawah laut (Undersea Eartquake)
Pergerakan lempeng bumi menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Gempa
tektonik yang terjadi di bawah laut mengakibatkan air yang berada di atas
permukaan lempeng tersebut mengalami gangguan dan bergerak dari titik
keseimbangannya. Adanya gaya gravitasi bumi mengakibatkan terjadinya
gelombang ketika air bergerak kembali ke titik seimbangnya mula-mula. Jika
gerak naik turun terjadi pada suatu wilayah yang cukup luas di dasar laut dapat
menyebabkan terjadinya tsunami.
2. Longsor di dasar laut (Undersea landslides)
Gerakan yang besar pada kerak bumi biasanya terjadi di perbatasan antar
lempeng tektonik. Celah retakan antara kedua lempeng tektonik ini disebut
Sesar (fault). Contohnya: sekeliling tepian Samudra Pasifik yang disebut juga
Lingkaran Api (Ring of Fire), lempeng samudra yang lebih padat menujam
masuk ke bawah lempeng benua. Gempa subduksi efektif membangkitkan
gelombang tsunami.
3. Aktivitas vulkanik (Volcanic activities)
Terjadinya pergeseran di dasar laut juga menyebabkan terjadinya peningkatan
aktivitas gunung berapi. Jika hal ini terjadi dapat mengakibatkan goncangan
pada air laut yang berada di atas permukaan lempeng. Jika gunung berapi
yang berada di dasar laut meletus dapat menyebabkan naiknya permukaan air
laut dan menyebabkan terjadinya tsunami.
4. Tumbukan benda ruang angkasa (Cosmic body impacts)
Tumbukan benda luar angkasa seperti meteor dapat mengakibatkan gangguan
terhadap permukaan air laut tapi ini jarang terjadi.
Menurut BMG, gempa bumi yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami adalah
gempa bumi yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Gempa bumi yang memiliki pusat gempa (episentrum) berada di bawah
permukaan bumi.
b. Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa dangkal, yaitu gempa dengan
pusat gempa (episentrum) antara 0 30 km.
c. Gempa bumi dengan magnitude lebih besar dari 6 Skala Richter.
d. Terjadinya dislokasi vertical atau sesar naik atau sesar turun.

E. Jenis-jenis Gelombang Tsunami
Menurut BMG, gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Tsunami jarak dekat (local)
Tsunami jarak dekat terjadi 0 30 menit setelah terjadinya gempa bumi. Jarak
episentrum sejauh 2000 km.



2. Tsunami jarak menengah
Tsunami yang terjadi 30 menit sampai dengan 2 jam setelah terjadi gempa
bumi. Lokasi terjadinya tsunami berjarak 200 km sampai 1000 km dari pusat
gempa.
3. Tsunami jarak jauh
Tsunami yang terjadi lebih dari 2 jam setelah terjadinya gempa bumi.
Lokasinya berjarak lebih dari 1000 km dari pusat gempa.

F. Tanda-tanda Tsunami
1. Terjadinya gempa tektonik yang terasa di kawasan pantai
2. Air laut dipantai tiba-tiba surut
3. Jika dasar laut strukturnya berupa lereng, sebelum terjadi tsunami akan
terdengar bunyi ledakan seperti bunyi bom
4. Jika dasar laut strukturnya landai, sebelum terjadi tsunami akan terdengar
suara seperti gendering
5. Tercium bau garam yang yang terbawa oleh angin
6. Udara yang terasa dingin

G. Megatsunami dan Seiche
1. Megatsunami adalah tsunami yang mencapai ketinggian 100 meter. Bisa
diakibatkan oleh sebuah pulau yang cukup besar amblas ke dasar samudra.
2. Seiche adalah fluktuasi atau pengalunan permukaan danau atau badan air
yang kecil iang disebabkan oleh gempa bumi kecil, angina tau oleh keragaman
tekanan udara.

H. Cara Mengurangi Resiko Dampak Tsunami
1. Hindari bertempat tinggal di daerah sekitar 100 meter dari tepi pantai
2. Menanam tanaman yang mampu menahan gelombang seperti palem,
waru, camplung, beringin atau sejenisnya.
3. Ikuti tata guna lahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.

I. Tsunami di Dunia
1. Tsunami dengan gelombang tertinggi
Terjadi di Alaska tahun 1958 yang disebabkan amblasnya lempeng tektonik di
Teluk Lituya. Ketinggian tsunaminya adalah lebih dari 500 meter.
2. Tsunami di Indonesia
Wilayah rawan tsunami di Indonesia dikelompokkan menjadi 21 daerah, yaitu:
NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung-Banten, Jateng bagian selatan,
Jatim bagian selatan, Bali, NTB, NTT, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku
Selatan, Biak-Yapen, Balikpapan,Sengkurau, Palu,Talaud, Kendari.
Tsunami yang pernah terjadi di Indonesia:
Tsunami akibat letusan gunung Krakatau, dengan ketinggian gelombang 40
meter.
Tsunami di Aceh
Tsunami di Flores

J. Langkah Penyelamatan Menghadapi Tsunami
1. Jika berada di daerah sekitar pantai dan merasakan adanya gempa bumi,
kemudian terlihat air laut surut secara tiba-tiba maka segera Anda berlarilah
menyelamatkan diri ke tempat yang tinggi seperti perbukitan sambil memberi
tahu orang yang ada disekitar Anda.
2. Jika Anda berada di atas perahu atau kapal ketika tsunami terjadi, jangan
merapatkan perahu atau kapal ke pelabuhan atau mendekati pantai karena
tsunami akan menghancurkan perahu atau kapal. Sebaiknya Anda membawa
perahu/kapal menjauh dari pantai atau pelabuhan menuju ke laut.
3. Hindarilah sungai karena tsunami yang terjadi di laut akan merambat
melalui aliran yang berhubungan dengan laut seperti sungai.
4. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, maka Anda
jangan terburu-buru untuk kembali ke daerah yang rendah. Karena gelombang
tsunami bukan gelombang tunggal yang hanya sekali terjadi, tetapi merupakan
rangkaian gelombang.
5. Jika gelombang tsunami telah benar-benar reda, maka Anda dapat
melakukan pertolongan kepada korban.

K. Antisipasi Gelombang Tsunami
Untuk mengantisipasi gelombang tsunami, maka perlu adanya Sistem Peringatan
Dini Tsunami atau Tsunami Early Warning System (TEWS) di kawasan Samudra
Hindia. TEWS adalah sebuah system yang dirancang untuk mendeteksi tsunami
kemudian mberikan peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Sistem ini terdiri
dari dua bagian penting, yaitu jaringan sensor untuk mendeteksi tsunami serta
infrastruktur jaringan komunikasi untuk memberikan peringatan dini adanya
bahaya tsunami kepada wilayah yang diancam bahaya, agar proses evakuasi
dapat dilakukan secepat mungkin.
Komponen utama TEWS:
a. Komponen Struktur
Termasuk kelengkapan peralatan seperti Seismometer, Akselerometer,
GPS, Buoy, dan Tide Gauges serta Tsunami Database untuk menangkap
gejala alam dan mengolah data menjadi sebuah informasi.
b. Komponen Kultur
Adalah peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi atau
mengantisipasi datangnya bencana tsunami.
1. Sistem Peringatan Dini (Early Warning System)
Peringatan dini diberikan sebelum kejadian supaya masyarakat dapat
dievakuasi untuk menghindar. Sedangkan peringatan darurat disampaikan
setelah kejadian berlangsung untuk menyelamatkan diri.
a. Kegiatan dan komponen sistem peringatan dini
Deteksi dini penyebab tsunami
Kemungkinan terjadinya tsunami
Prediksi penyebaran tsunami
Penyampaian informasi tentang tsunami kepada masyarakat secara
tepat dan akurat.
b. Sistem peringatan dini terdiri dari 2 komponen, yaitu:
Jaringan sensor, untuk mendeteksi tsunami
Jaringan komunikasi, untuk memberikan peringatan dini adanya bahaya
tsunami kepada masyarakat agar proses evakuasi dapat segera
dilakukan.
c. Macam-macam system peringatan dini
Untuk memperkirakan datangnya tsunami dapat dilakukan dengan
menggunakan system Tremors (Tsunami Risk Evaluation trought seismic
Moment from Realtime System) dan pengukuran pasang surut air laut
Analisis Gempa dan Tsunami. Diperlukan 5 Tremors yang terintegras
dengan system pemantauan lainnya. Dengan alat tersebut terjadinya
tsunami dapat diprediksi dalam waktu 15 menit.
Sistem peringatan dini tsunami ada 2 macam, yaitu:
1. Sistem peringatan dini tsunami Internasional, meliputi:
Samudra Pasifik
Samudra Hindia
Atlantik Timur Laut, Laut Mediterania dan sekitarnya
2. Sistem peringatan dini tsunami regional
Sistem komunikasi dalam system peringatan dini:
a. Komunikasi dari stasiun ke aparat setempat
b. Komunikasi dari stasiun ke BMG setempat
c. Komunikasi dari BMG pusat kejaringan peringatan dini lainnya
Tujuan diadakannya sosialisasi dalam system peringatan dini:
a. Meminimalisasi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi dan
tsunami.
b. Terbentuk SOP (Standar Operation Procedure) Antisipasi dan Mitigasi
bencana gempa bumi dan tsunami.
c. Pendidikan bagi masyarakat untuk dapat melaksanakan SOP tersebut.
d. Menjalin kerja sama yang baik antara Badan Meteorologi dan
Pemerintah Daerah setempat.
e. Memasyarakatkan informasi tentang tsunami meliputi penyebab,
dampak, dan langkah-langkah antisipasinya.
2. Prosedur Evakuasi
Merupakan segala kegiatan yang berhubungan dengan pemindahan penduduk
dari wilayahnya ke suatu wilayah yang aman, sebelum tsunami datang
melanda wilayahnya, meliputi:
a. Pemberian informasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda
terjadinya tsunami.
b. Latihan evakuasi untuk menyelamatkan diri.
c. Simuasi dan perencanaan jalur evakuasi yang efisien.
d. Membuat bangunan khusus untuk menyelamatkan diri.
3. Perlindungan Pantai
Pantai merupakan tempat pertama yang terkena sapuan gelombang tsunami,
sehingga dampaknya lebih besar dibandingkan daerah lainnya. Oleh karena
itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk melindungi pantai dari terjangan
gelombang tsunami yang bersifat merusak. Perlindungan pantai merupakan
segala kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengurangi dan meredam
energy gelombang tsunami di wilayah pantai, sehingga diharapkan dapat
meminimalisasi dampak hempasan gelombang tsunami ke wilayah yang lebih
tinggi/daratan.
Ada 2 cara perlindungan pantai:
Cara buatan, dengan membangun batu-batu buatan pemecah
gelombang.
Cara Alami, dapat menggunakan hutan bakau sebagai peredam alami
dari tanaman pantai.
4. Perencanaan Tata Ruang Pantai
Meliputi kegiatan penetapan wilayah pemukiman dan industri yang aman dari
serangan gelombang.

L. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
Mitigasi dapat didefinisikan sebagai aksi yang mengurangi atau menghilangkan
resiko jangka panjang bahaya bencana alam dan akibatnya terhadap manusia dan
harta benda (FEMA, 2000).
Kegiatan-kegiatannya meliputi:
1. Penilaian Bahaya (Hazard Assesment)
Untuk komunitas pesisir, penialian bahaya tsunami diperlukan untuk
mengidentifikasi populasi dan asset yang terancam, dan tingkat ancaman
(level of risk).
Tahapan-tahapannya:
a. Data rekaman tsunami (Historical tsunami data)
b. Data paleotsunami
c. Penyelidikan pasca tsunami
d. Permodelan numerik
2. Peringatan (Warning)
Didasarkan pada data gempa bumi sebagai peringatan dini, dan data
perubahan muka air laut untuk konfirmasi dan pengawasan tsunami.
Pusat peringatan (Warning center) haruslah:
a. Cepat
b. Tepat
c. Dipercaya
3. Persiapan
a. Adanya pengetahuan tentang daerah kemungkinan terkena bahaya (peta
inundasi tsunami) dan pengetahuan tentang sistem peringatan untuk
mengetahui kapan harus mengevakuasi dan kapan saatnya kembali ketika
situasi telah aman.
b. Perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas vital
masyarakat seperti sekolah, kantor polisi dan pemadam kebakaran, rumah
sakit berada di luar zona berbahaya.
c. Membangun struktur yang tahan terhadap tsunami
d. Melindungi bangunan yang telah ada
e. Menciptakan breakwater penghalang tsunami
4. Penelitian
Tujuan:
a. Meningkatkan tingkat akurasi penilaian bahaya.
b. Meningkatkan cara pendidikan publik sehingga tingkat kepedulian
masyarakat akan bahaya tsunami akan meningkat.
c. Menciptakan prosedur evakuasi yang efektif
d. Memberikan panduan perencanaan tata ruang dalam zona inundasi
potensial.
e. Meningkatkan daya struktur dan infrastruktur terhadap tekanan tsunami.

Untuk mengurangi bahaya bencana tsunami diperlukan perhatian khusus terhadap
3 hal, yaitu:
1. Struktur pantai (Coastal Structures)
Sebaiknya dibangun struktur bangunan penahan ombak berupa dinding pantai
yang merupakan pertahanan terhadap tsunami.
2. Penataan Wilayah (City Planning)
Memindahkan wilayah pemukiman pantai ke daerah bebas tsunami.
3. Sistem yang terpadu (Tsunami Prevention Sytem)
Meliputi peramalan, peringatan, evakuasi, pendidikan masyarakat, latihan,
kebiasaan untuk selalu waspada terhadap bencana, dan kesigapan pasca
bencana.













DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2010. Modul Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK kelas X semester 1.
Palur: Cipta pustaka

Kusumajati, tatik dan Sudarmi. 2009. IPA untuk SMK Kelas X. Yogyakarta:
LP2IP

Mutiara, tia dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK dan MAK Kelas X.
Jakarta: Erlangga

Sumardi, dkk. 2010. Modul Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK Kelas X
semester 2. Solo: CV. Haka MJ

Anda mungkin juga menyukai