SMK KRISTEN 2 TOMOHON http://www.smkkr2tomohon.sch.id
KATA PENGANTAR (PREFACE)
Puji dan syukur kehadirat TUHAN Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan modul pelajaran IPA untuk SMK kelas X ini. Shalawat beriring salam tak lupa pula penulis haturkan kepada nabi kita Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh limpahan teknologi seperti sekarang ini. Modul IPA SMK ini disusun untuk siswa SMK kelas X semester 1. Sistem dan kedalaman materi yang dibahas dalam buku ini mengacu pada Standar isi KTSP 2006. Kurikulum ini lebih menekankan terciptanya proses pembelajaran untuk membentuk kompetensi dasar pada siswa, yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan. Seorang siswa dapat dikatakan telah mengalami proses pembelajaran apabila pada pada dirinya telah terjadi perubahan kemampuan, sikap atau prilaku tertentu yang rellatif permanen sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan dalam proses pembelajaran tersebut. Modul ini dimaksudkan untuk membantu para siswa dan guru dalam upaya memenuhi tuntutan kurikulum tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, menuntut akan suatu program pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu kimia yang baik dan berkualitas. Hal ini sesuai dengan adanya upaya pemerintah untuk terus menyempurnakan Sistem Pendididkan Nasional Untuk menunjang upaya pemerintah diatas, peran modul sebagai media dalam pendidikan dan pembelajaran sangat penting, disamping buku pegangan lainnya. Untuk itu penulis menyusun Modul IPA SMK ini diharapkan tidak hanya membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi juga untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Modul IPA SMK ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan untuk penulisan edisi berikutnya. Terbitnya modul ini mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih.
TIm Penulis
BAB I PENGAMATAN OBJEK DALAM IPA KELAS/SEMESTER: X/Ganjil
STANDAR KOMPETENSI: 1. Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik
MATERI AJAR A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam disebut juga Sains, yang bahasa Inggrisnya science, berasal dari bahasa latin yaitu scientia yang berarti pengetahuan. Sains tidak statis, tetapi sains adalah ilmu pengetahuan yang sangat dinamis dan selalu mengalami perubahan dan perkembangan yang kontinyu. Sains deroleh dengan cara-cara yang teratur, yaitu dapat dengan observasi dan metode ilmiah.Sains adalah pengetahuan tentang gejala-gejala alam, yang tergantung pada proses dimana pengetahuan tersebut diperoleh. Sains juga adalah pikiran sehat yang terorganisir, yang melukiskan kewajaran. Kajian sains mencangkup makhluk hidup, benda mati dan zat-zat yang terkandung di dalamnya serta peristiwa-peristiwa perubahan alam yang terjadi. Para ahli memecah sains menjadi beberapa cabang ilmu antara lain biologi, fisika dan kimia. Seorang ahli dalam ilu pengetahuan disebut saintis atau scientist (ilmuan), seperti Isaac Newton, Jhon Dalton, Gregor Mendel, Charles Darwin dan lain-lain. Ciri dan sifat sains: 1. Diperolah dari hasil observasi dan eksperimen 2. Menuntut dilakukan pemeriksaan dan pembuktian tentang kebenaran laporan 3. Dapat dibuktikan kebenarannya 4. Tidak mutlak, artinya suatu produk sains menjadi tidak berlaku seteleh ditemukan produk sains yang baru.
Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Alam: 1. Objek berupa alam semesta, meliputi mahkluk hidup, mahkluk tak hidup, dan angkasa 2. Persoalannya berupa gejala-gejala yang terjadi pada objek, mulai tingkat molekuler sampai galaksi. 3. Metodologi yang digunakan adalah metode-metode khas berupa cara-cara ilmiah yang logis (masuk akal) dan dapat diulang oleh orang lain. Pengertian Ilmu pengetahuan alam Adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui metode ilmiah. 3 komponen dalam sains: Proses ilmiah (scientific methods), yaitu proses-proses yang diperlukan untuk mempelajari sains atau cara-cara khusus dalam menyelidiki atau memecahkan masalah.misalnya: mengidentifikasi masalah, mengamati, mengukur, merumuskan hipotesis, merancang dan melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menyusun data, mengevalusi data, menganalisis, membuat sintesis dan sebagainya. Sikap Ilmiah (scientific attitude), yaitu bagaimana seseorang harus bertindak dalam sains. Meliputi: hasrat ingin tahu, kerendahan hati, sikap terbuka, teliti, objektif, dan kemauan untuk mempertimbangkan data baru, pendekatan positif terhadap kegagalan, tidak putus asa dan sebagainya. Produk ilmiah (scientific product), yaitu hasil dari belajar sains, dapat berupa fakta, konsep, pronsip, hukum, teori, generalisasi dan sebagainya. Beberapa contoh temuan sains: 1. Rekayasa reproduksi, mengembangbiakkan mahkluk hidup di luar proses alami Contoh: kloning, bayi tabung 2. Rekayasa genetika, untuk memperbaiki kualitas gen (pembawa sifat keturunan) 3. Pengendalian hama tanaman menggunakan pestisida, radiasi, dsb 4. Pengobatan berbagai penyakit manusia dengan antibiotik, analgesik, dsb.
B. Metode ilmiah Metode ilmiah adalah suatu cara untuk mengungkapkan kebenaran yang belum terungkap/menemukan kebenaran dari sesuatu. Dalam melaksanakan penelitian, kita harus memenuhi persyaratan, yaitu: sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah. Kerja ilmiah yang biasa dilakukan dalam pembelajaran sains antara lain: 1. Pengamatan Mengamati (observasi) merupakan suatu cara mengenal sesuatu dengan memperhatikan objek dan peristiwa dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, pembau, pengecap dan peraba. 2. Penafsiran Hasil Pengamatan Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil pengamatan terhadap suatu peristiwa atau keadaan. 3. Pengelompokkan Pengelompokkan dilakukan dengan melihat persamaan dan perbedaan objek. Persamaan dan perbedaan adalah fakta hasil observasi. 4. Mengkomunikasikan hasil pengamatan (data) Hasil pengamatan yang berupa data dikomunikasikan dalam bentuk tabel, tulisan, informasi lisan atau tulisan, grafik, diagram dan sebagainya.
Langkah-langkah dalam metode ilmiah: 1. Perumusan masalah 2. Pengumpulan data 3. Menyusun hipotesis 4. Pengujian Hipotesis 5. Penarikan kesimpulan 6. Menguji kesimpulan dengan percobaan ulang
C. Gejala alam di lingkungan sekitar Gejala alam dikelompokkan menjadi 2: - Gejala alam biotik, terdiri dari semua mahkluk hidup. Gejala biotik terdiri dari produsen, konsumen, pengurai dan detrivor. 1. Produsen Adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri (autotrof). Contoh: Tumbuhan hijau 2. Konsumen Adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri melainkan memperoleh makanan dari mahkluk hidup lain (heterotrof). Contoh: Sapi, Kambing, Harimau dan sebagainya 3. Pengurai (dekomposer) Adalah mahkluk hidup yang bertugas menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Contoh: Jamur dan Bakteri Pengurai 4. Detrititvor Adalah makhluk hidup yang memperoleh makanan dari sisa-sisa organik dari makhluk hidup, seperti sampah, kotoran hewan dan bangkai binatang. Contoh: Cacing. Siput dan Kaki seribu Satuan mahkluk hidup disuatu tempat hidup adalah individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.
- Gejala alam abiotik, terdiri dari semua benda mati, misal: air, tanah, udara, suhu, kelembaban, intensitas cahaya. 1. Air Digunakan sebagai pelarut zat-zat yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Air juga sebagai habitat dari organisme perairandan dapat juga menjadi penentu kelembaban udara di ekosistem darat. 2. Tanah Merupakan tempat hidup organisme yang mengandung komposisi tertentu dan mengandung zat-zat hara (bahan mineral) bagi tumbuhan. 3. Udara Terdiri dari beberapa macam gas, diantaranya oksigen dan karbondioksida. Oksigen digunakan untuk pernapasan, karbondioksida dibutuhkan tumbuhan untuk fotosistesis. 4. Suhu Mempengaruhi proses metabolisme makhluk hidup. Umumnya, bila suhu terlalu rendah, metabolisme berjalan lambat dan sebaliknya. 5. Kelembaban Menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung di udara. 6. Intensitas cahaya Merupakan sumber energi utama bagi kehidupan.
a. Ciri-ciri makhluk hidup Ciri-ciri mahkluk hidup antara lain: Bernapas (respirasi), bergerak dan bereaksi terhadap rangsang, memerlukan air, memerlukan makan, mengeluarkan zat sisa (Ekskresi), tumbuh dan berkembang, berkembang biak (reproduksi) b. Gejala alam biotik Gejala-gejala alam biotik yang lain yaitu perubahan bentuk luar (morfologi), interaksi antar komponen biotik (rantai makanan, jaring-jaring makanan, simbiosis, penyakit/hama dan pengendaliannya, adaptasi, seleksi alam, hilangnya populasi), dan interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu yang memungkinkan terjadinya perpindahan energi dari mahkluk hidup satu ke mahkluk hidup yang lain. Jaring-jaring makanan adalah peristiwa makan dan dimakan, akan tetapi hewan tidak hanya memakan salah satu jenis makanan saja atau dapat dikatakan sebagai rantai makanan yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Piramida makanan adalah suatu keadaan dimana dalam suatu ekosistem, jumlah produsen lebih banyak dari pada jumlah konsumen.
Contoh jaring-jaring makanan: Padi Tikus Ular Elang bakteri
Belalang
Ulat Burung
Contoh piramida makanan:
Simbiosis dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: 1. Simbiosis mutualisme, cara hidup bersama antara dua mahkluk hidup yang berbeda jenis yang saling menguntungkan. Cotohnya: Semut dan kutu buah, kupu-kupu dan bunga, burung kolibri dan bunga 2. Simbiosis komensalisme, cara hidup bersama antara dua mahkluk hidup yang berbeda jenis dimana mahkluk hidup yang satu mendapat keuntungan dan yang lainnya tidak dirugikan. Contohnya: Ikan hiu dan ikan remora, Anggrek dan inangnya, ikan badut dan anemon laut 3. Simbiosis parasitisme, cara hidup bersama antara dua mahkluk hidup yang berbeda jenis dimana mahkluk hidup yang satu mendapat keuntungan dan yang lainnya dirugikan. Contohnya: Benalu dan inangnya, kutu dan manusia, cacing pita dan manusia. Antibiosis adalah hubungan dua jenis mahkluk hidup yang berbeda, salah satu menghambat pertumbuhan yang lainnya. Cotohnya: Jamur Penicillum notatum menghambat pertumbuhan bakteri yang hidup bersama pada satu tempat.
Predasi adalah peristiwa suatu jenis mahkluk hidup yang memakan mahkluk hidup yang lain sebagai makanannya. Contohnya: Harimau yang memakan rusa, rusa yang memakan rumput-rumputan
Kompetisi merupakan bentuk hubungan persaingan antara dua mahkluk hidup yang berbeda jenis untuk mendapatkan makanan yang sama, tempat hidup yang sama, atau hal-hal lain dalam kelangsungan hidupnya. Contohnya: Kambing bersaing dengan sapi untuk mendapatkan rumput-rumputan
Netral adalah hubungan dua mahkluk hidup yang tidak saling mempengaruhi meskipun hidup bersama disuatu daerah. Contohnya: ayam yang hidup bersama dengan kambing.
Adaptasi adalah penyesuaian mahkluk hidup dengan lingkungannya. Adaptasi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 1. Adaptasi Morfologi, perubahan bentuk bagian tubuh disesuaikan dengan lingkungannya. Cotohnya: Macam-macam bentuk paruh burung sesuai dengan jenis makanannya, macam-macam bentuk kaki burung sesuai dengan habitatnya. 2. Adaptasi fisiologi, perubahan proses fisiologi disesuaikan dengan lingkungannya. Contohnya: Bunga pukul 4 menutup pada pukul 4 sore sampai 5 sore 3. Adaptasi tingkah laku, perubahan tinngkah laku mahkluk hidup untuk menyiasati perubahan lingkungan, misalnya bahaya yang mengancam. Contohnya: Peristiwa mimikri (perubahan warna kulit sesuai dengan lingkungannya) pada bunglon, lepasnya ekor cecak untuk mengelabui pemangsa, mengelupasnya kulit rayap dan dimakan kembali oleh rayap.
BAB II PERUMUSAN MASALAH KELAS/SEMESTER: X/Ganjil
STANDAR KOMPETENSI: Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik
MATERI A. Masalah Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara kondisi yang sebenarnya (yang diharapkan) dengan apa yang benar-benar terjadi (kenyataan). Sumber- sumber masalah dalam bidang sains adalah sebagai berikut: 1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan 2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan. 3. Terdapat keinginan mengembangkan hasil penelitian 4. Terdapat penyimpangan pada proses penelitian yang dilakukan terdahulu
Ciri-ciri rumusan masalah yang baik: 1. Dinyatakan dalam kalimat tanya 2. Terdapat dua atau lebih variabel 3. Mempertanyakan hubungan antara variabel 4. Variabel yang diajukan harus dapat diukur dengan tepat dan mudah 5. Dinyatakan dengan singkat dan jelas
Tiga fenomena dan gejala yang dapat dijadikan permasalahan penelitian: 1. Untuk mengetahui status atau mendiskripsikan fenomena tertentu 2. Untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problrm komparasi) 3. Untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problem korelasi)
Contoh rumusan masalah: - Adanya permasalahan tentang pengaruh merokok terhadap kualitas kesehatan - Adanya permasalahan tentang pengaruh jumlah pemberian air pada proses pengomposan - Adanya permasalahan tentang pengaruh limbah rumah tangga terhadap kualitas kesehatan keluarga.
Terdapat 4 hal yang harus dipenuhi bagi didapatkannya masalah atau judul penelitian, yaitu: Permasalahan harus sesuai dengan minat peneliti, penelitian dapat dilaksanakan, tersedia faktor pendukung, hasil penelitian bermanfaat.
Syarat/kriteria rumusan masalah yang baik: 1. Masalah harus fleksibel, artinya masalah tersebut harus dapat dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu 2. Masalah harus jelas, artinya semua orang memiliki persepsi yang sama terhadap masalah tersebut 3. Masalah harus signifikan, artinya arti jawaban masalah yang diberikan harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia 4. Masalah bersifat etis, tidak berkenaan dengan hal-hal yang melanggar etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama
B. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah suatu antribut atau sifat atau aspek dari objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Macam-macam variabel: Variabel independen/variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dependen/variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari variabel bebas. Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan/dibuat konstan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian yang bersifat membandingkan. Variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variaben dependen. Variabel intervening merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variaben dependen tetapi tidak dapat diukur.
Bentuk-bentuk rumusan masalah Bentuk-bentuk rumusan masalah dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1. Permasalahan deskriptif, adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan dan hubungan. Contoh: Berapa kadar vitamin C pada beberapa jenis jeruk? 2. Permasalahan komparatif, adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan suatu variabel pada dua sampel atau lebih. Contoh: Adakah perbedaan tinggi batang antara tanaman jagung yang ditanam di tanah berlumpur, berpasir dan tanah biasa? 3. Permasalahan asosiatif, adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih. Ada 3 macam permasalahan asosiatif, yaitu: Hubungan simetris; hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kebersamaan Contoh: Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung beo dengan tamu yang datang? Hubungan kausal; hubungan yang bersifat sebab akibat Contoh: Seberapa besar pengaruh jumlah tamu terhadap banyaknya bunyi burung beo? Hubungan interaktif; hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan variabel dependen. Contoh: Hubungan antara frekuensi olah raga dengan kebugaran tubuh. Di sini dapat dinyatakan frekuensi olah raga mempengaruhi kebugaran tubuh dan kebugaran tubuh mempengaruhi frekuensi olah raga.
BAB III PERUMUSAN HIPOTESIS KELAS/SEMESTER: X/Ganjil
STANDAR KOMPETENSI: Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik
MATERI Hipotesis Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang suatu tingkah laku, gejala-gejala atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Dikatakan sementara, karena jawaban untuk pertanyaan itu berasal dari teori yang relevan, dan belum berdasarkan fakta-fakta empiris dari pengumpulan data. Hipotesis tidak harus ada dalam penelitian. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ( menggunakan data angka sebagai hasil penelitian). Penelitian kualitatif yang merumuskan hipotesis dapat diuji oleh peneliti jika data yang didapat dapat dibuat (dikonversikan) dalam bentuk angka. Hipotesis penelitian dapat dibagi menjadi 2, yaitu: Hipotesis penelitian dan Hipotesis statistik.
Hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi: 1. Hipotesis penelitian, jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Hipotesis kerja, dinyatakan dalam kalimat positif Contoh: ada hubungan antara kepadatan penduduk dengan jumlah limbah b. Hipotesis nol, dinyatakan dalam kalimat negatif Contoh: tidak ada hubungan antara kepadatan penduduk dengan jumlah limbah 2. Hipotesis statistik, terdapat pada penelitian yang menggunakan sampel (contoh). Digunakan untuk menguji apakah hipotesis penelitian yang hanya diuji dengan sampel dapat berlaku pada populasi atau tidak, sehingga dalam pembuktiannya akan muncul istilah signifikan, taraf kesalahan dan kepercayaan dari pengujian. Dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Hipotesis kerja Contoh: semakin tinggi frekuensi merokok, maka semakin baik kealitas kesehatannya b. Hipotesis alternatif Contoh: semakin tinggi frekuensi merokok, maka semakin buruk kualitas kesehatannya Bentuk-bentuk hipotesis: Sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga, yaitu rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Hipotesis deskriptif, jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif yaitu berkenaan dengan variabel mandiri. Hipotesis komparatif, jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif, variabelnya sama tetapi populasi dan sampelnya berbeda. Hipotesis asosiatif, jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih
Tujuan hipotesis: 1. Menyediakan keterangan sementara terhadap gejala dan memungkinkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Menyatakan hubungan antara variabel yang akan diuji kebenarannya. 3. Memberikan arah yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. 4. Memberikan kisi-kisi laporan untuk melaporkan kesimpulan.
Cara merumuskan hipotesis: 1. Hendaknya menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih 2. Hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya 3. Dirumuskan secara singkat, padat dan jelas 4. Hendaknya dapat diuji.
Fungsi hipotesis: 1. Memperkenalkan peneliti untuk berfikir dari awal suatu penelitian 2. Menentukan tahap-tahap atau prosedur suatu penelitian 3. Membantu menetapkan bentuk untuk penyajian, analisis dan interpretasi data dalam laporan.
BAB IV PERANCANGAN PENELITIAN KELAS/SEMESTER: X/Ganjil
STANDAR KOMPETENSI: Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik
MATERI Rancangan penelitian merupakan pedoman atau langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Rancangan penelitian harus tersusun secara sistematis dan logis supaya dapat menjadi pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Pertimbangan dalam menyusun suatu rancangan penelitian: 1. Cara pendekatan apa yang hendak dipakai? 2. Metode apa yang hendak dipakai? 3. Strategi apa yang kiranya paling efektif?
Fungsi menentukan rancangan penelitian: 1. Merupakan kerangka kerja yang operasional 2. Memperjelas ekstensitas dan intensitas penelitian 3. Memperkirakan penelitian yang akan dihadapi dan perkiraan hasil penelitian 4. Memperkirakan kelemahan penelitian dan alternatif langkah antisipasinya
Jenis-jenis penelitian: 1. Penelitian Sejarah, membuat rekrontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta mensitesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. 2. Penelitian deskriptif, mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu populasi tertentu, berkenaan dengan sifat atau faktor tertentu. 3. Penelitian kausal, menyelidiki kemungkinan terjadinya hubungan sebab akibat 4. Penelitian korelasi, memdeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. 5. Penelitian kasus, mempelajari secara mendalam tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga atau masyarakat. 6. Penelitian perkembangan, menyelidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan sesuatu hal sebagai fungsi waktu. 7. Penelitian eksperimen, mengetahui hasil sebuah perlakuan terhadap suatu variabel, harus ada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 8. Penelitian tindakan, mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lainnya.
Secara mendasar isi rancangan penelitian akan memuat hal-hal: a. Bagian awal (perencanaan) Permasalahan (Pendahuluan) - Latar belakang masalah - Identifikasi masalah - Batasan masalah - Rumusan masalah - Tujuan dan kegunaan penelitian Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah. Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak tercapainya tujuan. Kegunaan hasil penelitian dapat dibagi menjadi 2: a. Kegunaan teoritis, untuk mengembangkan ilmu b. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti. Landasan Teori dan Hipotesis - Landasan teori Landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan/mendukung variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberikan jawaban sementara terhadap rfumusan masalah yang diajukan (hipotesis). Sumber kepustakaan untuk landasan teori:Buku, jurnal, skripsi, majalah, tesis, internet, surat kabar dan lain-lain - Hipotesis penelitian Rumusan masalah yang hanya dapat terjawab dengan teori adalah hipotesis. Untuk menuliskan hipotesis harus ada asumsi (anggapan) lebih dahulu, karena asumsi ini merupakan titik tolak untuk merumuskan masalah. Prosedur penelitian 1. Menentukan populasi dan sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili). Teknik sampling adalah teknik yang digunakan apabila kita hendak melakukan penelitian pada sampel bukan pada populasi. Beberapa strategi pengambilan sampel: Teknik acak/random, untuk populasi yang homogen Sampel sistematis, berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut Sampel strata, populasi tidak homogen tetapi berstrata (bertingkat) Sampel kluster, sampel acak sederhana Sampel non acak, memberi peluang yang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel berdasarkan tujuan, urutan tertentu Sampel wilayah, melibatkan wilayah-wilayah yang memiliki ciri-ciri yang berbeda. 2. Teknik pengumpulan data - Penelitian survei (semacam observasi), menggunakan teknik pengamatan dengan indera yang dimiliki, yaitu mata, telinga, hidung, lidah ataupun kulit. - Penelitian eksperimen, perlu merancang urutan eksperimen yang akan dilakukan, termasuk cara menyusun data penelitian (tabulasi data) 3. Organisasi pelaksanaan penelitian Bila penelitian secara berkelompok, maka diperlukan organisasi pelaksana penelitian yang disesuaikan dengan kompleksitas objek penelitian. Rancangan penelitian perlu membuat jadwal pelaksanaan penelitiaan dan bagaimana tahap-tahapnya mulai dari persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian serta berapa lama satu proyek penelitian akan dapat diselesaikan. Jadwal kegiatan penelitian antara lain meliputi:
No. Tahap-tahap penelitian Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 1. Persiapan a. Mengurus perijinan (bila diperlukan) b. Menentukan responden (bila memakai subjek penelitian manusia) c. Menyusun instrumen (alat/angket, dll)
2. Pelaksanaan a. Pengumpulan data b. Klasifikasi dan tabulasi data c. Penarikan kesimpulan
3. Penyelesaian a. Menyusun laporan diskusi b. Penggandaan laporan
Jumlah waktu yang diperlukan
BAB V PELAKSANAAN PENELITIAN KELAS/SEMESTER: X/Ganjil
STANDAR KOMPETENSI: Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik
MATERI Pelaksanaan penelitian merupakan tindakan realisasi perancangan penelitian yang telah disusun. Dari tahapan pelaksanaan penelitian ini akan didapatkan keberhasilan atau dapat juga kegagalan dalam penyelidikan masalah yang telah ditentukan. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sampel adalah sebagian dari populasi, yang memiliki sifat populasi. Tekhnik sampling adalah tekhnik yang digunakan apabila kita hendak melakukan penelitian pada sampel bukan pada populasi. Secara mendasar isi pelaksanaan penelitian akan memuat hal-hal seperti berikut: a. Menentukan tempat penelitian Tempat penelitian akan ditentukan jika kita akan melaksanakan penelitian survei. Penentuan tempat penelitian biasanya berkaitan dengan pembatasan sampel penelitian, tetapi kadang juga hanya spontanitas peneliti. b. Menentukan populasi dan sampel Pengambilan sampel adalah proses yang meliputi pengambilan satu bagian dari populasi, melakukan pengamatan atas kelompok sampel, kemudian menggeneralisasikan penemuan-penemuan pada sampel terhadap populasi. Cara pengambilan sampel: Menentukan jumlah sampel Menentukan anggota sampel c. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data harus disesuaikan dengan masalah penelitian yang dikaji sehingga data yang diperoleh merupakan data yang valid (sesuai dengan keadaan yang sebenarnya) dan reliabel (dapat dipercaya). Teknik pengumpulan datanya bisa berupa pengisian angket, observasi/pengamatan atau wawancara serta eksperimen/percobaan. Untuk penelitian survei menggunakan angket, chek list, daftar pertanyaan dan sebagainya. Untuk penelitian eksperimen menggunakan alat ukur misalnya penggaris, termometer, respirometer, kalorimeter, barometer, timbangan dan sebagainya. d. Tabulasi data penelitian Hasil pengamatan dikomunikasikan dalam bentuk tabel, tulisan, informasi lisan, grafik dan diagram. Data peneliti harus dapat menimbang data atau informasi yang lebih akurat. Beberapa cara untuk mengkomunikasikan hasil pengamatan: Merangkum informasi dari teks Mengkomunikasikan ciri-ciri objek sains Menyajikan data dalam bentuk tabel Mengkomunikasikan data dalam bentuk grafik atau diagram
Berikut ini contoh tabel untuk menyajikan data hasil pengamatan kualitatif No Objek Indera yang digunakan dalam pengamatan Hasil pengamatan 1 2 3 4 5
Akar tumbuhan Daun tumbuhan Bunga Buah Jangkrik
Mata Mata, kulit Mata, kulit, hidung Hidung, lidah Mata, kulit, telinga Akar serabut Tepi bergerigi, tipis Warna putih, halus, wangi Bau menyengat, manis Warna coklat, kasar, suara nyaring
Contoh tabel untuk menyajikan data hasil pengamatan kualitatif Kabupaten Jumlah perokok Jumlah penderita penyakit paru-paru I II III IV 45 34 65 23 20 23 31 41
e. Menentukan teknik analisis data Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik, misalnya statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mengdeskripsikan/menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Yang termasuk statistik deskriptif antara lain penyajian data dalam melaui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram (diagram batang), pengukuran tendensi sentral yang meliputi perhitungan modus (data yang sering muncul), median (nilai tengah), mean (rata-rata), perhitungan desil, presentil, perghitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan perhitungan presentase.
BAB VI LAPORAN PENELITIAN KELAS/SEMESTER: X/Ganjil
STANDAR KOMPETENSI: Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
KOMPETENSI DASAR: 1.1 Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik
MATERI Menyusun laporan merupakan tugas akhir dari proses penelitian. Laporan penelitian adalah tulisan yang menggambarkan seluruh proses penelitian yang didasarkan hasil pengamatan, peninjauan, disusun dengan metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bahasa dan kebenaran isinya dapat dipertanggung jawabkan. Laporan penelitian ini sangat diperlukan agar hasil penelitian kita dapat dibaca orang lain dan bermanfaat bagi orang lain. Laporan penelitian sebaiknya dibuat dua tahap, tahap pertama berupa laporan pendahuluan dan tahap kedua berupa laporan akhir/penelitian. Laporan pendahuluan ini sifatnya draf yang masih perlu disempurnakan dengan cara hasil penelitian diseminarkan, atau dikonsultasikan kepada ahli/pembimbingnya, sehingga kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pola laporan penelitian akan dapat diperbaiki. Laporan penelitian merupakan laporan ilmiah, untuk itu setiap bagiannya harus dibuat secara sistematis dan logis, sehingga pembaca mudah memahami. Laporan penelitian harus replicable yaitu harus bisa diulangi oleh orang lain yang akan membuktikan hasil penemuan dalam penelitian. Laporan penelitian merupakan kelanjutan dari rancangan penelitian.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menuliskan laporan penelitian: 1. Penulis harus tahu benar kepada siapa laporan tersebut dibuat dan dalam bentuk apa hendak disajikan. Penulisan untuk skripsi, majalah, buletin, jurnal, surat kabar memiliki aturan yang berbeda-beda. 2. Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan penelitian tidak mengikuti kegiatan proses penelitian. Oleh karena itu setiap langkah yang dilakukan harus dilaporkan sejelas mungkin, termasuk alasan-alasan mengapa hal tersebut dilakukan. 3. Penulis laporan harus memahami bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman, dan minat pembaca laporan tidak sama, sehingga barangkali yang menurut kita penting menurut orang lain tidak penting. Untuk itu kita harus meyakinkan dalam menulis latar belakang permasalahan bahwa penelitian yang kita lakukan adalah penting. 4. Laporan penelitian merupakan elemen pokok dalam proses kemajuan ilmu pengetahuan. Tidak mungkin semua yang dilakukan selama penelitian dapat dilaporkan seluruhnya, untuk itu penulis harus dapat membuat tulisannya jelas dan meyakinkan.
Beberapa ciri tulisan ilmiah: 1. Logis, informasi yang diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan secara akal sehat. 2. Sistematis, susunannya urut dan berkesinambungan 3. Obyektif, apa adanya 4. Tuntas dan menyeluruh, segala masalah diungkapkan secara lengkap 5. Seksama, menghindarkan diri dari kekeliruan 6. Jelas, baik dari segi alur berpikir, bahasa dan grafis 7. Kebenarannya dapat diuji 8. Terbuka, apa yang dikemukakan dapat berubah bila ada pendapat baru yang diakui kebenarannya 9. Berlaku umum, kesimpulannya berlaku untuk semua populasinya 10. Penyajiannya menggunakan bahasa yang santun dan tata tulis baku.
Format laporan penelitian Contoh format laporan penelitian: BAGIAN AWAL, berisi: 1. Halaman judul 2. Halaman pendahuluan 3. Halaman daftar isi 4. Halaman daftar tabel (jika ada) 5. Halaman daftar gambar (jika ada) 6. Halaman daftar lampiran (jika ada) BAB I. PERMASALAHAN/PENDAHULUAN 1. Latar belakang masalah 2. Identifikasi masalah 3. Batasan masalah 4. Perumusan masalah 5. Tujuan penelitian 6. Kegunaan penelitian BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 1. Penelaahan kepustakaan 2. Kerangka berfikir 3. Perumusan hipotesis (jika ada) BAB III. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tempat dan waktu penelitian 2. Metode penelitian 3. Populasi dan sampel 4. Teknik pengumpulan data 5. Teknik analisis data BAB IV. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi data 2. Pengujian persyaratan analisis (bagi penelitian kuantitatif) 3. Pengujian hipotesis (bagi penelitian kuantitatif) 4. Pembahasan hasil analisis data BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan 2. Saran BAGIAN AKHIR, berisi: 1. Daftar pustaka 2. Lampiran-lampiran (jika ada)
BAB VII ROTASI BUMI DAN PERISTIWA SIANG DAN MALAM KELAS/SEMESTER: X/Genap
STANDAR KOMPETENSI: Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
KOMPETENSI DASAR: 1.2. Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam abiotik
MATERI Rotasi bumi dan Peristiwa siang dan malam A. Matahari Merupakan bintang yang terdekat dengan bumi, massanya 99,8% dari massa tata surya. Matahari termasuk bintang sebab bias menghasilkan cahaya sendiri. Jarak matahari dengan bumi berkisar 150 juta km, yang menyebabkan cahaya matahari memerlukan waktu 9 menit untuk sampai ke bumi. Cahaya dan panas matahari merupakan sumber utama energi bagi bumi dan kehidupan di atasnya. Besarnya energi dirumuskan oleh Einstein sebagai:
E= mc 2
Dimana: E : Energi yang dipancarkan m : Massa matahari c : Kecepatan cahaya diruang hampa
Matahari terdiri dari: a. Inti Matahari Tersusun oleh: gas Hidrogen (92%) Helium (7,8%) Suhu: 15.000.000 0 C Dalam inti terjadi reaksi fusi hidrogen menjadi helium b. Permukaan matahari 1. Fotosfer : Permukaan yang tampak dari bumi 2. Kromosfer: Lapisan berwarna kemerah-merahan, tidak bias dilihat tanpa alat bantu (spectograf), tetapi akan tampak jika terjadi gerhana matahari. 3. Korona: Terlihat seperti mahkota yang mengelilingi matahari, akan tampak saat terjadi gerhana matahari
B. Bulan Merupakan benda langit yang terdekat dengan bumi. Bulan merupakan satelit bumi. Satelit adalah benda langit yang merupakan pengikut planet. Satelit terbentuk secara alami bersama-sama dengan proses pembentukan planet. Massa bulan 1/8 massa bumi dengan massa jenis 3,3 g/cm 3 . Graviatasi bulan 1/6 gravitasi bumi. Bulan terdiri dari: a. Inti kecil kaya besi b. Mantel padat c. Kerak Bulan tidak memiliki atmosfer, sehingga: a. Suhu dipermukaan bulan dapat berubah dengan cepat b. Bunyi tidak dapat dirambatkan c. Langit di bulan tampak hitam d. Tidak ada siklus air Bulan mengalami 3 gerakan sekaligus: a. Berevolusi terhadap matahari b. Berevolusi bersama bumi terhadap matahari c. Berotasi pada porosnya sendiri
C. Bumi Bumi merupakan bola padat yang bergerak di angkasa dengan kecepatan mencapai 3000 meter per detik. Bumi dikenal sebagai planet biru karena 70% permukaan bumi terdiri dari perairan dan 30 % berupa daratan yang meliputi daratan, gunung dan lembah. Bumi merupakan planet ketiga setelah merkurius dan venus. Dalam system tata surya hanya di bumilah kehidupan dapat berkembang, karena: a. Bumi dilingkupi oleh lapisan atmosfer yang mencapai 700 km dari permukaan bumi. Atmosfer bumi terdiri dari gas nitrogen, oksigen dan gas lainnya dalam jumlah kecil. Atmosfer melindungi bumi dari benda-benda angkasa yang jatuh menimpa bumi dan melindungi bumi dari sengatan sinar matahari. b. Bumi juga mengandung air yang sangat banyak c. Bumi memiliki suhu yang relatif sedang sehingga cocok untuk kehidupan makhluk hidup d. Bumi juga mengandung berbagai senyawa kimia yang juga mendukung kehidupan.
Bumi memiliki bentuk bulat dan permukaan yang melengkung, buktinya adalah : a. Ketika matahari terbenam, awan dan gunung tinggi masih terlihat terang. b. Kapal yang berlayar meninggalkan pelabuhan, tubuh kapal lenyap terlebiih dahulu kemudian tiangnya. c. Bila berlayar kesatu arah akan tiba ketempat semula d. Gambar bumi hasil pemotretan satelit buatan dan kapal ruang angkasa luar yang menunjukan bentuk bumi adalah bulat pepat
Bumi kita terdiri dari: 1. Lapisan Litosfer (bebatuan) 2. Lapisan Hidrosfer (Air) 3. Lapisan Atmosfer (Udara)
Struktur bumi Bumi berbentuk bulat seperti bola, tetapi tidak sempurna. Bentuk bumi sedikit mengembung di bagian ekuator dan merata di bagian kutubnya, sehingga bentuknya sering juga disebut geoida (bulat pepat). Geoida merupakan peralihan bentuk ellipsoida (bulat telur) dengan bentuk bola (bulat sempurna) karena ada pemepatan (perataan) di masing-masing kutub sekitar 21 km, sangat kecil dibandingkan jari-jari bumi 6.370 km. Gaya gravitasi bumi adalah 9,8 m/s2, dengan gaya ini setiap benda yang ditarik menuju pusat bumi mengalami percepatan 9,8m/s2, sehingga benda di bumi turut bergerak bersama gerakan bumi.
Lapisan bumi 1. Lapisan inti (core) Letak : Bagian tengah/pusat bumi Tebal : sekitar 3.500 km Komposisi : Bagian luar terdapat cairan Bagian dalam berbentuk padat Penyusun : Sebagian besi dan nikel Temperatur : 3.000 o C 5.000 o C 2. Mantel bumi (mantle) Letak : Menyelubungi inti Tebal : sekitar 2.900 km Penyusun : mineral mafic (campuran antara magnesium dan besi) Temperatur : 2.800 o C pada bagian yang dekat inti 1.800 o C pada bagian yang dekat dengan kerak 3. Kerak bumi (crust) Letak : Paling luar dan tipis Tebal : sekitar 8 - 40 km Penyusun : Batuan beku, batuan metamorf dan sedimen Kerak bumi terbagi 2: Kerak benua yang merupakan daratan, ketebalannya sekitar 35 km Kerak samudra yang merupakan perairan,ketebalannya sekitar 7 km.
D. Rotasi bumi Rotasi bumi adalah proses perputaran bumi mengelilingi sumbunya. Waktu yang digunakan untuk satu kali rotasi adalah 23 jam 56 menit (24 jam kurang 4 menit). Arah rotasi dari barat ke timur (arah negatif / berlawanan dengan jarum jam). Kecepatan rotasi di setiap tempat di bumi berbeda, karena bentuk bumi yang bulat pepat (geonida). Arah gerak berputar bumi agak condong ke satu sisi. Akibat rotasi bumi: Bentuk bumi geoida Peredaran semu benda-benda langit Benda-benda langit yang tampak bergerak sebenarnya tidak bergerak. Akibat rotasi bumi dari barat ke timur, buntang-bintang tersebut tampak seolah-olah bergerak dari timur ke barat (berlawanan dengan arah rotasi bumi sebenarnya). Pergerakan dari timur ke barat yang tampak pada matahari dan benda-benda langit ini dinamakan gerak semu harian bintang. Karena gerak semu ini dapat diamati setiap hari, maka disebut gerak semu harian. Peredaraan semu bintang sejati adalah 23 jam 56 menit, dinamakan satu hari bintang. Peredaran semu matahari adalah 24 jam lebih lambat 4 menit dari bintang sejati. Peredaran semu bulan lebih lambat lagi yaitu 24 jam 50 menit. Perbedaan periode peredaran semu harian ketiga benda langit itu disebabkan karena kedudukan bintang sejati selalu tetap di langit. Matahari mempunyai peredaran semu yang lain akibat revolusi bumi, sedangkan bulan sebagai satelit bumi, mempunyai peredaran bulan mengelilingi bumi. Peristiwa siang dan malam Bagian bumi yang menghadap matahari akan mengalami siang hari, sedang bagian bumi yang membelakangi matahari mengalami malam hari. Akibat rotasi bumi, bagian bumi yang menghadap dan membelakangi matahari berganti secara bergantian, ini adalah peristiwa siang dan malam. Karena periode peredaran semu harian matahari 24 jam, maka panjang siang atau malam rata- rata 12 jam. Panjang siang dan malam hari di daerah khatulistiwa hampir sama, walaupun kadang siang lebih panjang dari malam. Suatu waktu panjang siang lebih besar dari 12 jam, dan ini berarti panjang malam hari kurang dari 12 jam. Perbedaan ini menjadi lebih besar untuk tempat-tempat yang jauh dari khatulistiwa (misalnya di daerah lintang dan kutub). Perbedaan waktu berbai tempat di muka bumi Seluruh permukaan bumi terbagi ke dalam jaring-jaring derajat yang dinamakan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis yang sejajar dengan garis tengah khatulistiwa, sedang garis bujur adalah garis yang sejajar dengan garis tengah kutub. Tempat-tempat pada bujur sebelah timur akan menyaksikan matahari terlebih dahulu daripada tempat yang berbeda pada bujur sebelah barat. Perbedaan waktu setiap 1 derajat adalah 4 menit. Garis bujur 0 o
ditetapkan sebagai garis yang melewati kota Greenwich di London, Inggris. Wilayah yang berada pada sudut 15 o lebih ke timur akan mengamati matahari terbit lebih cepat 1 jam. Seluruh permukaan bumi terdiri dari 360o, secara internasional dibagi menjadi 24 daerah waktu, untuk setiap perbedaan 15 o
memiliki selisih 1 jam. Zona-zona waktu di seluruh dunia berpangkal pada GMT (Greenwich Mean Time). Indonesia terletak memanjang dari 95 o BT hingga 141 o BT, dibagi atas 3 daerah waktu sebagai berikut: Waktu Indonesia bagian Barat (WIB): 105 o BT Meliputi Jawa, Sumatra, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. GMT + 7 jam Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA): 120 o BT Meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara. GMT + 8 jam Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT): 135 o BT Meliputi Maluku dan Papua. GMT + 9 jam Pembelokan arah angin Akibat rotasi bumi menyebabkan timbulnya gaya Coriolis. Gaya tersebut mengakibatkan terjadinya pembelokan arah angin. Di belahan bumi utara (BBU) gaya Coriolis menyebabkan angin di belokkan ke kanan dan pada belahan bumi bagian selatan angin dibelokkan ke kiri. Gaya Coriolis semakin bertambah dengan bertambahnya lintang tempat. Menurut hukum Boys Ballot: Udara bergerak dari daerah yang memiliki tekanan tinggi menuju ke daerah bertekanan rendah. Di belahan bumi utara angin membelok ke kanan dan di belahan bumi selatan angin membelok ke kiri Pembelokan arus laut Pergerakan arus laut dipengaruhi oleh angin. Laut pada belahan bumi utara mengalami pembelokkan ke arah kanan (searah putaran jarum jam). Sedangkan laut pada belahan bumi selatan berbelok ke arah kiri (berlawanan arah putaran jarum jam) Perbedaan gravitasi Bentuk bumi geoida mengakibatkan gravitasi yang berbeda. Karena percepatan gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari, maka percepatan gravitasi tempat-tempat di kutb lebih besar daripada di sekitar khatulistiwa.
E. Pelangi Pelangi merupakan fenomena optic dan meteorology yang menghasilkan spectrum cahaya yang hamper bersambung di langit apabila matahari bersinar setelah terjadi hujan. Pelangi berupa lengkungan warna warni dengan warna merah pada lengkungan paling luar dan warna ungu pada lengkungan paling dalam. Warna- warna pelangi adalah merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Pelangi dihasilkan dari peristiwa pembiasan sinar matahari oleh titik-titik air hujan, Bentuk pelangi yang berupa lengkungan disebabkan tetes air hujan di udara yang berbentuk bulat (sfera). Pelangi secara utuh dapat dilihat jika sedang berada di pesawat terbang yang mengudara. Kunci terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya. Cahaya yang melewati dua medium yang berbeda akan mengalami pembiasan dan berubah arahnya karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda ketika melalui medium yang berlainan. Ada dua jenis pelangi yaitu : a. Pelangi primer adalah pelangi yang terjadi akibat satu pantulan air hujan. Memiliki warna yang terkuat, dengan warna merah pada bagian luar dan warna ungu pada bagian dalamnya. b. Pelangi sekunder adalah terjadinya pemantulan cahaya sebanyak dua kali atau lebih. Pelangi sekunder yang dihasilkan oleh dua pemantulan akan terlihat di langit berada di atas pelangi primer. Susunan warna pelangi sekunder merupakan kebalikan dari susunan warna pelangi primer. Pada pelangi sekunder warna merah pada bagian dalam sedangkan warna ungu pada bagian luar.
BAB VIII GEMPA BUMI SEBAGAI BENTUK GEJALA ALAM DAN ANTISIPASINYA KELAS/SEMESTER: X/Genap
STANDAR KOMPETENSI: Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
KOMPETENSI DASAR 1.2. Mengidentifikasi objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam abiotik
MATERI A. Proses Terjadinya Gempa Bumi yang berwujud padat selalu bergerak, akibat gerak tersebut bumi mengalami tekanan. Jika tekanan yang diterima bumi terlalu besar untuk ditahan lempeng tektonik maka terjadilah gempa. Gempa merupakan peristiwa terjadinya pergeseran dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi secara tiba-tiba. Saat terjadi pergeseran, timbul getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang seismik bergerak menjalar menjauhi pusat gempa ke segala arah di dalam bumi. Jika gelombang seismik mencapai permukaan bumi, gelombang ini memiliki kemungkinan untuk dapat merusak bangunan yang ada. Hal ini tergantung pada kekuatan sumber dan jaraknya terhadap pusat gempa. Gempa dapat terjadi kapan saja. Konsentrasi gempa terjadi di daerah tertentu, seperti plate pasifik. Tempat ini dikenal dengan nama Lingkaran Api karena banyaknya gunung api. Istilah-istilah dalam gempa: 1. Hyposentrum, berasal dari kata hypo berarti bawah, sentrum berarti pusat. Jadi hyposentrum merupakan pusat asal mulanya getaran gempa yang terdapat di bawah permukaan bumi, terdapat dua macam getaran dalam hyposentrum yakni Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer) dan Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder). 2. Episentrum, tempat di permukaan bumi yang terdekat dengan hyposentrum (biasa disebut juga pusat gempa di permukaan bumi). 3. Macroseisme, wilayah Episentrum yang paling hebat menderita kerusakan. 4. Microseisme, getaran kulit bumi yang amat halus. Getarannya tidak terasa kecuali oleh seismograf (alat pencatat getaran gempa). 5. Pleistoseista, daerah yang dibatasi oleh Isoseista yang berada di sekitar episentrum yang paling banyak mendapat kerusakan. Dapat juga diartikan sebagai garis khayal yang membatasi tempat yang episentrumnya mengalami kerusakan paling hebat akibat gempa. 6. Isoseista, garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama keras getaran gempanya. 7. Homoseista, garis pada peta yang menghubungkan tempat- tempat yang pada saat yang sama mengalami getaran gempanya.
B. Penyebab Gempa Bumi 1. Faktor luar bumi, misal: bom nuklir, jatuhnya meteor 2. Faktor dalam bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen. Faktor endogen dibedakan atas 2 macam: Gempa tektonik: Gempa yang disebabkan oleh aktivitas tektonisme. Misal: Pergeseran lempeng Gempa vulkanik: Gempa yang disebabkan oleh aktivitas vulkanisme. Misal: Gunung Meletus
C. Gelombang gempa 1. Gelombang Longitudinal (gelombang Primer) Adalah gelombang gempa yang merambat dari sumber gempa ke segala arah dengan kecepatan 7 14 km per detik. Gelombang ini merupakan gelombang yang pertama kali dicatat oleh seismograf dan pertama kali dirasakan oleh orang di daerah gempa. Amplitudo gelombang ini kecil. 2. Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder) Adalah gelombang gempa yang merambat dari sumber gempa ke segala arah dengan kecepatan 4 - 7 km per detik. Amplitudonya lebih besar dari gelombang primer. 3. Gelombang Panjang (Gelombang L) Adalah gelombang gempa yang merambat dari permukaan bumi dengan kecepatan sekitar 3,5 3,9 km per detik. Gelombang panjang disebut gelombang permukaan. Karena merambat di permukaan maka kerusakan yang ditimbulkan akibat gelombang jenis ini adalah yang paling banyak.
D. Macam-macam gempa Berdasarkan penyebabnya ada lima macam gempa, yaitu: 1. Gempa Tektonik Disebabkan oleh adanya gerak tektonik berupa patahan atau retakan. 2. Gempa Vulkanik Disebabkan oleh adanya aktivitas vulkanik gunung berapi berupa gerakan magma di dalam perut bumi yang mendesak ke atas untuk ke luar. Getaran ini tersebut dapat dirasakan dalam beberapa jam bahkan beberapa hari dan dapat terjadi sebelum ataupun sesudah gunung api meletus. Gempa vulkanik merupakan salah satu tanda gunung berapi akan meletus. 3. Gempa Geseran atau Gempa Runtuhan Gempa runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang terdapat dalam litosfer, seperti gua kapur atau terowongan pertambangan. 4. Gempa Jatuhan Disebabkan oleh jatuhnya benda langit ke bumi, seperti meteor. Meteor yang jatuh ke permukaan bumi menimbulkan getaran. 5. Gempa buatan Disebabkan oleh peledakan nuklir bawah tanah atau laut yang dapat menimbulkan getaran bumi dan dapat tercatat oleh seismograf seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan. Sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal. Berdasarkan bentuk episentrum, yaitu: 1. Gempa Sentral, adalah gempa yang memiliki episentrum berbentuk titik. 2. Gempa Linear, adalah gempa yang episentrumnya berbentuk garis. Berdasarkan kedalaman hiposentrum, yaitu: 1. Gempa Bumi Dalam, adalah gempa yang terjadi dengan kedalaman hiposentrum kurang dari 300 km. 2. Gempa Bumi Intermedier (menengah), adalah gempa yang terjadi dengan kedalaman hiposentrum antara 100 300 km. 3. Gempa Bumi Dangkal, adalah gempa yang terjadi dengan hiposentrum kurang dari 100 km. Berdasarkan jarak dari episentrum, yaitu: 1. Gempa Lokal (setempat), adalah gempa yang berjarak kurang dari 10.000 km dari episentrum. 2. Gempa Jauh, adalah gempa yang berjarak sekitar 10.000 km dari episentrum. 3. Gempa Sangat Jauh, adalah gempa yang berjarak lebih dari 10.000 km dari episentrumnya. Berdasarkan letak episentrum, yaitu: 1. Gempa Laut, adalah gempa yang episentrumnya terletak di laut. 2. Gempa darat, adalah gempa yang episetrumnya terletak di darat.
E. Alat Pencatat Gempa Alat pencatat gempa yaitu seismograf. Seismograf/seismometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa. Seismometer menghasilkan seismogram, yaitu rekaman gerakan gempa berupa grafik aktivitas gempa terhadap fungsi waktu. Seismometer dapat dipergunakan untuk menetukan pusat gempa. Gempa yang terjadi menghasilkan getaran baik vertikal maupun horizontal, sehingga pada waktu gempa kita merasakan getaran bumi yang bergoyang ke samping dan ke atas. 1. Berdasarkan getaran gempa, ada dua macam seismograf: Seismograf Horizontal Dipergunakan untuk mencatat gempa gelombang horizontal. Terdiri atas sebuah massa stasioner (massa yang diam) yang digantung pada sebuah tiang yang dilengkapi dengan engsel, tepat dimana massa digantungkan serta jarum penunjuk di bawah massa stasioner tersebut. Pada waktu terjadi getaran gempa, meskipun tiang dan silinder bergetar, massa stasioner tetap diam. Seismograf vertikal Dipergunakan untuk mencatat getaran gempa gelombang vertikal. Gempa bumi diamati dari sebuah stasiun gempa. Pada sebuah suatu stasiun gempa terdapat dua buah seismograf horizontal, yaitu seismograf yang berarah timur-barat dan berarah utara-selatan. Juga sebuah seismograf vertikal yang diletakkan bersama dengan seismograf horizontal. 2. Prinsip kerja Seismograf Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik terjadi selama gempa tergambar sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung besaran gempa. Seismograf menggunakan dua gerakan mekanik yang dapat mendeteksi baik gerakan vertikal mapupun gerakan horizontal dan elektromagnetik seismographer yang digunakan untuk memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer.
F. Skala Gempa Terdiri dari Skala Richter dan Skala Mercalli. Skala Richter digunakan untuk menggambarkan besaran gempa, sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung dan manusia. a. Klasifikasi besaran Gempa Pada tahun 1935, seorang Geophysics Amerika bernama Charles Francis Richter bersama Beno Gotenberg mengembangkan skala yang dapat membandingkan semua seismogram sehingga mendapat gambaran tremors kekuatan yang serupa. Skala tersebut bernama Skala Richter yang dirancang dengan logaritma, yang berarti setiap langkah menunjukkan kekuatan yang 10 kali lebih hebat dari para pendahulunya. 5 Skala Richter menunjukkan benturan keras, yang 10 kali lebih kuat dari satu di 4 dan 100 kali lebih kuat dari satu di 3 Skala Richter.
Tabel ukuran Skala Richter Ukuran Skala Richter Keterangan 1,0 3,0 Tidak diberi label oleh manusia 3,0 3,9 Dirasakan oleh masyarakat disekitar pusat gempa. Lampu gantung mulai goyang. 4,0 4,9 Terasa sekali getarannya. Jendela bergetar, permukaan air beriak-riak, daun pintu terbuka tertutup sendiri. 5,0 5,9 Sangat sulit untuk berdiri tegak. Porselin dan kaca pecah, dinding yang lemah pecah, lepas dari batu bata dan permukaan air di daratan terbentuk gelombang air. 6,0 6,9 Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan bertingkat tinggi,rubuhnya bagunan lemah, ketekan di dalam tanah. 7,0 7,9 Tanah longsor, jemabatan roboh, bendungan rusak dan hancur. Beberapa bangunan tetap, keretakan besar di tanah, trek kereta api bengkok, terjadi kerusakan total di daerah gempa. 8,0 - ...... Dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa daerah dalam radius seratus kilometer dari wilayah gempa.
Skala gempa lain yang digunakan adalah: 1. Skala Cancani 2. Skala Derossiforel 3. Skala Omori Sedangkan skala besarnya gempa pada sumbernya dinyatakan dengan magnitudo gempa. Magnitudo gempa terdiri dari: Magnitudo gelombang badan Magnitudo gelombang permukaan Magnitudo gempa seismik moment Aktivitas gempa dan peristiwa yang menyertainya dapat diukur dengan pengukuran berikut: Seismometer, mengukur getaran gempa Scintilation Counter, mengukur adanya gas radon yang aktif Tiltmeter, mengukur pengangkatan atau penurunan permukaan bumi Magnetometer, mengukur perubahan medan magnet bumi Creep meter, mengukur gerak horizontal dan patahan Gravimeter, mengukur gaya berat bumi b. Gempa Susulan Merupakan proses stabilisasi ke keseimbangan yang baru setelah pelepasan energi pada waktu gempa.
G. Awan Gempa Adalah awan yang diduga sebagai tanda akan terjadinya gempa bumi. Awan aneh ini bentuknya memanjang seperti asap yang ke luar dari pesawat. Menurut ilmuan India yang bernama Varahamihira, tanda-tanda peringatan akan adanya gempa bumi, adalah: 1. Kelakuan binatang-binatang yang tidak seperti biasanya 2. Pengaruh astrologi 3. Pergerakan bawah air tanah 4. Formasi awan yang aneh yang muncul seminggu sebelum terjadinya gempa bumi.
H. Jalur Gempa Menurut teori tektonik lempeng, gempa potensial terjadi saat pertemuan dua lempeng yang membentuk jalur-jalur tertentu. Jalur-jalur ini disebut sabuk gempa bumi. Dikenal 2 sabuk gempa bumi, yaitu: a. Sabuk Mediteran (Alpen Himalaya) Sabuk ini membujur dari Samudra Atlantik, terus ke Turki, Iran, Himalaya, Birma, Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku. b. Sabuk Pasifik Dari mulai dari tepi Samudra Pasifik, dari Filipina ke Jepang, Semenanjung Kamchatka, Kepulauan Aleut, pantai barat Benua Amerika, menuju ke Selandia Baru, Kepulauan Samoa, Irian dan bertemu sabuk Mediteran di Maluku.
BAB IX TSUNAMI SEBAGAI BENTUK GEJALA ALAM DAN ANTISIPASINYA KELAS/SEMESTER: X/Genap
STANDAR KOMPETENSI: Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
KOMPETENSI DASAR 1.2. Mengidentifikasi objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam abiotik
MATERI A. Pengertian Tsunami Secara etimologi istilah tsunami berasal dari bahasa jepang yang berarti pelabuhan (tsu) dan gelombang (nami). Tsunami adalah peristiwa datangnya gelombang laut yang tinggi dan besar ke daratan pinggir pantai setelah beberapa saat terjadinya gempa bumi. Gelombang di tengah laut masih berupa gelombang osilasi yaitu gerakan air dan peninggian puncak gelombang sehingga pecah menjadi gelora. Tsunami terjadi selang beberapa waktu setelah gempa dasyat (lebih dari 6 skala richter). Selang waktu tersebut terjadi akibat massa air masuk ke dalam patahan litosfer untuk kembali keluar sebagai gelombang.Tsunami berbeda dengan badai angin dan badai hujan yang deras atau bahkan topan yang keras. Tsunami juga bukan berupa gelombang ombak besar disertai angin keras dan kuat dari lautan. Ciri-ciri tsunami: 1. Gelombang air laut yang bergerak dengan cepat 2. Memiliki gelombang pasang yang tinggi amplitudonya dan panjang 3. Bergerak dengan kecepatan mencapai 500 sampai 1000 km per jam 4. Gelombang tsunami biasanya berlapis-lapis Tsunami biasanya terjadi karena adanya: 1. Patahan di permukaan litosfer bawah laut 2. Rekahan di dasar laut 3. Letusan gunung api laut 4. Tanah longsor di laut 5. Meteor yang jatuh di laut 6. dll
B. Gelombang Tsunami dan Kecepatan Gelombang Tsunami Gelombang tsunami memiliki panjang gelombang yang sangat besar, yang berperan sebagai gelombang air dangkal (rasio kedalaman air dan panjang gelombang menjadi sangat kecil) bahkan di samudra yang dalam. Gelombang air dangkal bergerak dengan kecepatan yang setara dengan akar kuadrat hasil perkalian antara percepatan gravitasi (9,8ms 2 ) dan kedalaman air laut.
v= g x d Dimana: v = velocity (kecepatan) g = gravitasi (9,8ms2) d = depth (kedalaman)
Contoh: Samudra Pasific dengan kedalaman air rata-rata 4000 meter gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 200 m/s (kira-kira 712 km/jam). Pada kedalaman 40 meter, kecepatan mencapai 20 m/s (sekitar 71 km/jam) lebih lambat namun sulit dilampaui. Saat memasuki wilayah dangkal, kecepatan gelombang tsunami menurun sedangkan tingginya meningkat, menciptakan gelombang mengerikan yang sangat merusak. Tabel panjang gelombang dan kecepatan gelombang tsunami Kedalaman (meter) Kecepatan (mph) Panjang Gelombang (km) 7000 568 282 4000 443 213 2000 313 151 200 99 48 50 49 23 10 22 10,6
Tsunami bergerak maju ke satu arah dari sumbernya, sehingga wilayah yang berada di daerah bayangan relative dalam kondisi aman. Tetapi gelombang tsunami dapat berbelok di sekitar daratan. Gelombang ini kadang tidak simetris, gelombang ke satu arah mungkin lebih kuat dibandingkan gelombang kea rah lainnya. Hal ini tergantung dari peristiwa alam yang memicunya dan kondisi wilayah di sekitarnya. Periode terjadinya tsunami beragam, kadang dalam waktu 2 menit sampai lebih dari 1 jam dengan panjang gelombang antara 100 200 km. Gelombang tsunami merupakan rangkaian gelombang atau disebut juga kereta gelombang. Karena merupakan rangkaian maka gelombang yang terjadi tidak hanya satu kali atau berupa gelombang tunggal tetapi terjadi beberapa kali gelombang. Dan gelombang pertama bukanlah gelombang yang menghancurkan karena sesudah gelombang pertama akan disusul gelombang kedua dan ketiga yang lebih besar kekuatannya. Sebuah gelombang tsunami dengan panjang gelombang mencapai 100 km dapat menyapu selama satu jam non stop.
C. Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Tsunami 1. Bentuk pantai Refraksi adalah transformasi gelombang akibat adanya perubahan geometri dasar laut. Di tempat di mana terjadi penyempitan maka akan terjadi konsentrasi energi, sehingga tinggi gelombang di tempat itu akan membesar. 2. Kelandaian pantai Jarak jangkauan tsunami ke daratan juga sangat ditentukan oleh terjal dan landainya morfologi pantai, di mana pada pantai terjal tsunami tak akan terlalu jauh mencapai daratan karena tertahan dan dipantulkan kembali oleh tebing pantai, sementara di pantai landai tsunami menerjang sampai beberapa kilometer masuk daratan. Bila tsunami menjalar ke pantai maka ia akan mengalami perubahan kecepatan, tinggi dan arah, suatu proses yang sangan kompleks meliputi shoaling, refraksi, difraksi dan lain-lain. Shoaling adalah proses pembesaran tinggi gelombang karena pendangkalan dasar laut. 3. Vegetasi dan strukur penghalang di sekitar pantai Kekuatan hutan pantai meredam tsunami makin terbukti jika hutan semakin tebal, misalnya hutan dengan lebar 400 meter dihantam tsunami dengan ketinggian 3 meter maka jangkauan run up tinggal 57%, tinggi genangan setelah melewati hutan pantai tersisa 18%, arus tinggal 24%. Difraksi adalah transformasi gelombang akibat ada tidaknya bangunan atau struktur penghalang. Ini terjadi bila gelombang terintangi sehingga dipantulkan kembali. Suatu bangunan yang tegak dan padat akan lebih mampu memecah daripada yang miring dan tembus air. 4. Arah gelombang tsunami Gelombang tsunami yang dating dengan arah tegak lurus dengan pantai tentu akan menyebabkan tinggi gelombang tsunami lebih tinggi jika dibandingkan tinggi gelombang tsunami yang datang dengan arah sejajar atau dengan sudut tertentu. 5. Efek pemantulan dari pulau lain Gelombang tsunami yang terjadi tidak langsung berasal dari sumbernya, akan tetapi terjadi karena akibat adanya pemantulan gelombang dari sekitar pulau yang terkena dampak gelombang tsunami.
D. Penyebab Tsunami 1. Adanya gempa di bawah laut (Undersea Eartquake) Pergerakan lempeng bumi menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Gempa tektonik yang terjadi di bawah laut mengakibatkan air yang berada di atas permukaan lempeng tersebut mengalami gangguan dan bergerak dari titik keseimbangannya. Adanya gaya gravitasi bumi mengakibatkan terjadinya gelombang ketika air bergerak kembali ke titik seimbangnya mula-mula. Jika gerak naik turun terjadi pada suatu wilayah yang cukup luas di dasar laut dapat menyebabkan terjadinya tsunami. 2. Longsor di dasar laut (Undersea landslides) Gerakan yang besar pada kerak bumi biasanya terjadi di perbatasan antar lempeng tektonik. Celah retakan antara kedua lempeng tektonik ini disebut Sesar (fault). Contohnya: sekeliling tepian Samudra Pasifik yang disebut juga Lingkaran Api (Ring of Fire), lempeng samudra yang lebih padat menujam masuk ke bawah lempeng benua. Gempa subduksi efektif membangkitkan gelombang tsunami. 3. Aktivitas vulkanik (Volcanic activities) Terjadinya pergeseran di dasar laut juga menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas gunung berapi. Jika hal ini terjadi dapat mengakibatkan goncangan pada air laut yang berada di atas permukaan lempeng. Jika gunung berapi yang berada di dasar laut meletus dapat menyebabkan naiknya permukaan air laut dan menyebabkan terjadinya tsunami. 4. Tumbukan benda ruang angkasa (Cosmic body impacts) Tumbukan benda luar angkasa seperti meteor dapat mengakibatkan gangguan terhadap permukaan air laut tapi ini jarang terjadi. Menurut BMG, gempa bumi yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami adalah gempa bumi yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Gempa bumi yang memiliki pusat gempa (episentrum) berada di bawah permukaan bumi. b. Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa dangkal, yaitu gempa dengan pusat gempa (episentrum) antara 0 30 km. c. Gempa bumi dengan magnitude lebih besar dari 6 Skala Richter. d. Terjadinya dislokasi vertical atau sesar naik atau sesar turun.
E. Jenis-jenis Gelombang Tsunami Menurut BMG, gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1. Tsunami jarak dekat (local) Tsunami jarak dekat terjadi 0 30 menit setelah terjadinya gempa bumi. Jarak episentrum sejauh 2000 km.
2. Tsunami jarak menengah Tsunami yang terjadi 30 menit sampai dengan 2 jam setelah terjadi gempa bumi. Lokasi terjadinya tsunami berjarak 200 km sampai 1000 km dari pusat gempa. 3. Tsunami jarak jauh Tsunami yang terjadi lebih dari 2 jam setelah terjadinya gempa bumi. Lokasinya berjarak lebih dari 1000 km dari pusat gempa.
F. Tanda-tanda Tsunami 1. Terjadinya gempa tektonik yang terasa di kawasan pantai 2. Air laut dipantai tiba-tiba surut 3. Jika dasar laut strukturnya berupa lereng, sebelum terjadi tsunami akan terdengar bunyi ledakan seperti bunyi bom 4. Jika dasar laut strukturnya landai, sebelum terjadi tsunami akan terdengar suara seperti gendering 5. Tercium bau garam yang yang terbawa oleh angin 6. Udara yang terasa dingin
G. Megatsunami dan Seiche 1. Megatsunami adalah tsunami yang mencapai ketinggian 100 meter. Bisa diakibatkan oleh sebuah pulau yang cukup besar amblas ke dasar samudra. 2. Seiche adalah fluktuasi atau pengalunan permukaan danau atau badan air yang kecil iang disebabkan oleh gempa bumi kecil, angina tau oleh keragaman tekanan udara.
H. Cara Mengurangi Resiko Dampak Tsunami 1. Hindari bertempat tinggal di daerah sekitar 100 meter dari tepi pantai 2. Menanam tanaman yang mampu menahan gelombang seperti palem, waru, camplung, beringin atau sejenisnya. 3. Ikuti tata guna lahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.
I. Tsunami di Dunia 1. Tsunami dengan gelombang tertinggi Terjadi di Alaska tahun 1958 yang disebabkan amblasnya lempeng tektonik di Teluk Lituya. Ketinggian tsunaminya adalah lebih dari 500 meter. 2. Tsunami di Indonesia Wilayah rawan tsunami di Indonesia dikelompokkan menjadi 21 daerah, yaitu: NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung-Banten, Jateng bagian selatan, Jatim bagian selatan, Bali, NTB, NTT, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak-Yapen, Balikpapan,Sengkurau, Palu,Talaud, Kendari. Tsunami yang pernah terjadi di Indonesia: Tsunami akibat letusan gunung Krakatau, dengan ketinggian gelombang 40 meter. Tsunami di Aceh Tsunami di Flores
J. Langkah Penyelamatan Menghadapi Tsunami 1. Jika berada di daerah sekitar pantai dan merasakan adanya gempa bumi, kemudian terlihat air laut surut secara tiba-tiba maka segera Anda berlarilah menyelamatkan diri ke tempat yang tinggi seperti perbukitan sambil memberi tahu orang yang ada disekitar Anda. 2. Jika Anda berada di atas perahu atau kapal ketika tsunami terjadi, jangan merapatkan perahu atau kapal ke pelabuhan atau mendekati pantai karena tsunami akan menghancurkan perahu atau kapal. Sebaiknya Anda membawa perahu/kapal menjauh dari pantai atau pelabuhan menuju ke laut. 3. Hindarilah sungai karena tsunami yang terjadi di laut akan merambat melalui aliran yang berhubungan dengan laut seperti sungai. 4. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, maka Anda jangan terburu-buru untuk kembali ke daerah yang rendah. Karena gelombang tsunami bukan gelombang tunggal yang hanya sekali terjadi, tetapi merupakan rangkaian gelombang. 5. Jika gelombang tsunami telah benar-benar reda, maka Anda dapat melakukan pertolongan kepada korban.
K. Antisipasi Gelombang Tsunami Untuk mengantisipasi gelombang tsunami, maka perlu adanya Sistem Peringatan Dini Tsunami atau Tsunami Early Warning System (TEWS) di kawasan Samudra Hindia. TEWS adalah sebuah system yang dirancang untuk mendeteksi tsunami kemudian mberikan peringatan untuk mencegah jatuhnya korban. Sistem ini terdiri dari dua bagian penting, yaitu jaringan sensor untuk mendeteksi tsunami serta infrastruktur jaringan komunikasi untuk memberikan peringatan dini adanya bahaya tsunami kepada wilayah yang diancam bahaya, agar proses evakuasi dapat dilakukan secepat mungkin. Komponen utama TEWS: a. Komponen Struktur Termasuk kelengkapan peralatan seperti Seismometer, Akselerometer, GPS, Buoy, dan Tide Gauges serta Tsunami Database untuk menangkap gejala alam dan mengolah data menjadi sebuah informasi. b. Komponen Kultur Adalah peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi atau mengantisipasi datangnya bencana tsunami. 1. Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) Peringatan dini diberikan sebelum kejadian supaya masyarakat dapat dievakuasi untuk menghindar. Sedangkan peringatan darurat disampaikan setelah kejadian berlangsung untuk menyelamatkan diri. a. Kegiatan dan komponen sistem peringatan dini Deteksi dini penyebab tsunami Kemungkinan terjadinya tsunami Prediksi penyebaran tsunami Penyampaian informasi tentang tsunami kepada masyarakat secara tepat dan akurat. b. Sistem peringatan dini terdiri dari 2 komponen, yaitu: Jaringan sensor, untuk mendeteksi tsunami Jaringan komunikasi, untuk memberikan peringatan dini adanya bahaya tsunami kepada masyarakat agar proses evakuasi dapat segera dilakukan. c. Macam-macam system peringatan dini Untuk memperkirakan datangnya tsunami dapat dilakukan dengan menggunakan system Tremors (Tsunami Risk Evaluation trought seismic Moment from Realtime System) dan pengukuran pasang surut air laut Analisis Gempa dan Tsunami. Diperlukan 5 Tremors yang terintegras dengan system pemantauan lainnya. Dengan alat tersebut terjadinya tsunami dapat diprediksi dalam waktu 15 menit. Sistem peringatan dini tsunami ada 2 macam, yaitu: 1. Sistem peringatan dini tsunami Internasional, meliputi: Samudra Pasifik Samudra Hindia Atlantik Timur Laut, Laut Mediterania dan sekitarnya 2. Sistem peringatan dini tsunami regional Sistem komunikasi dalam system peringatan dini: a. Komunikasi dari stasiun ke aparat setempat b. Komunikasi dari stasiun ke BMG setempat c. Komunikasi dari BMG pusat kejaringan peringatan dini lainnya Tujuan diadakannya sosialisasi dalam system peringatan dini: a. Meminimalisasi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi dan tsunami. b. Terbentuk SOP (Standar Operation Procedure) Antisipasi dan Mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. c. Pendidikan bagi masyarakat untuk dapat melaksanakan SOP tersebut. d. Menjalin kerja sama yang baik antara Badan Meteorologi dan Pemerintah Daerah setempat. e. Memasyarakatkan informasi tentang tsunami meliputi penyebab, dampak, dan langkah-langkah antisipasinya. 2. Prosedur Evakuasi Merupakan segala kegiatan yang berhubungan dengan pemindahan penduduk dari wilayahnya ke suatu wilayah yang aman, sebelum tsunami datang melanda wilayahnya, meliputi: a. Pemberian informasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda terjadinya tsunami. b. Latihan evakuasi untuk menyelamatkan diri. c. Simuasi dan perencanaan jalur evakuasi yang efisien. d. Membuat bangunan khusus untuk menyelamatkan diri. 3. Perlindungan Pantai Pantai merupakan tempat pertama yang terkena sapuan gelombang tsunami, sehingga dampaknya lebih besar dibandingkan daerah lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah untuk melindungi pantai dari terjangan gelombang tsunami yang bersifat merusak. Perlindungan pantai merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengurangi dan meredam energy gelombang tsunami di wilayah pantai, sehingga diharapkan dapat meminimalisasi dampak hempasan gelombang tsunami ke wilayah yang lebih tinggi/daratan. Ada 2 cara perlindungan pantai: Cara buatan, dengan membangun batu-batu buatan pemecah gelombang. Cara Alami, dapat menggunakan hutan bakau sebagai peredam alami dari tanaman pantai. 4. Perencanaan Tata Ruang Pantai Meliputi kegiatan penetapan wilayah pemukiman dan industri yang aman dari serangan gelombang.
L. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi Mitigasi dapat didefinisikan sebagai aksi yang mengurangi atau menghilangkan resiko jangka panjang bahaya bencana alam dan akibatnya terhadap manusia dan harta benda (FEMA, 2000). Kegiatan-kegiatannya meliputi: 1. Penilaian Bahaya (Hazard Assesment) Untuk komunitas pesisir, penialian bahaya tsunami diperlukan untuk mengidentifikasi populasi dan asset yang terancam, dan tingkat ancaman (level of risk). Tahapan-tahapannya: a. Data rekaman tsunami (Historical tsunami data) b. Data paleotsunami c. Penyelidikan pasca tsunami d. Permodelan numerik 2. Peringatan (Warning) Didasarkan pada data gempa bumi sebagai peringatan dini, dan data perubahan muka air laut untuk konfirmasi dan pengawasan tsunami. Pusat peringatan (Warning center) haruslah: a. Cepat b. Tepat c. Dipercaya 3. Persiapan a. Adanya pengetahuan tentang daerah kemungkinan terkena bahaya (peta inundasi tsunami) dan pengetahuan tentang sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus mengevakuasi dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman. b. Perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas vital masyarakat seperti sekolah, kantor polisi dan pemadam kebakaran, rumah sakit berada di luar zona berbahaya. c. Membangun struktur yang tahan terhadap tsunami d. Melindungi bangunan yang telah ada e. Menciptakan breakwater penghalang tsunami 4. Penelitian Tujuan: a. Meningkatkan tingkat akurasi penilaian bahaya. b. Meningkatkan cara pendidikan publik sehingga tingkat kepedulian masyarakat akan bahaya tsunami akan meningkat. c. Menciptakan prosedur evakuasi yang efektif d. Memberikan panduan perencanaan tata ruang dalam zona inundasi potensial. e. Meningkatkan daya struktur dan infrastruktur terhadap tekanan tsunami.
Untuk mengurangi bahaya bencana tsunami diperlukan perhatian khusus terhadap 3 hal, yaitu: 1. Struktur pantai (Coastal Structures) Sebaiknya dibangun struktur bangunan penahan ombak berupa dinding pantai yang merupakan pertahanan terhadap tsunami. 2. Penataan Wilayah (City Planning) Memindahkan wilayah pemukiman pantai ke daerah bebas tsunami. 3. Sistem yang terpadu (Tsunami Prevention Sytem) Meliputi peramalan, peringatan, evakuasi, pendidikan masyarakat, latihan, kebiasaan untuk selalu waspada terhadap bencana, dan kesigapan pasca bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Modul Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK kelas X semester 1. Palur: Cipta pustaka
Kusumajati, tatik dan Sudarmi. 2009. IPA untuk SMK Kelas X. Yogyakarta: LP2IP
Mutiara, tia dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga
Sumardi, dkk. 2010. Modul Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK Kelas X semester 2. Solo: CV. Haka MJ