Anda di halaman 1dari 16

49

B A B 4
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi epidemiologi analitik yang bersifat
observasional, karena diawali dengan penelusuran teori, kemudian diajukan
hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya, dan tidak memberikan perlakuan
terhadap subyek penelitian.
4.2 Rancang Bangun Penelitian
Rancang bangun penelitian dengan menggunakan pendekatan kasus-
kontrol (Case-Control Study) yang menelaah hubungan antara efek (penyakit)
dengan faktor risiko, alasan dalam memilih metode ini karena dapat menilai
berapa besar peran faktor risiko dalam kejadian suatu penyakit (cause-effect
relationship), di samping itu dalam menilai kekuatan hubungan sebab-akibat lebih
kuat dari study crossectional (Sudigdo, 2008). Subyek penelitian dipilih
berdasarkan status penyakit yang diambil dari kejadian filariasis yang sudah
berlalu, kemudian dilakukan pengamatan apakah memiliki riwayat terpapar
terhadap determinan yang diteliti.
Kasus



Kontrol




Masa lalu Pengalaman terpapar Kondisi saat ini
(sebab) (determinan ) (akibat)

Gambar 4.1. Skema Penelitian Case-Control
Sumber : Eko, 2004

Mikrofilaria (+)
Determinan ( -)
Determinan (+)
Determinan (-)
Mikrofilaria (-)
Determinan (+)


50

Setelah dilakukan uji regresi logistik dan mendapatkan hasil determinan
epidemiologi yang berpengaruh terhadap kejadian filariasis limfatik, selanjutnya
dilakukan wawancara mendalam dengan tehnik diskusi kelompok terarah (Focus
Group Discussion = FGD). Tujuannya menggali data mengenai persepsi, opini,
konsep atau ide terhadap pelaksanaan program untuk membuat rekomendasi
sistem pencegahan filariasis limfatik berdasarkan hasil diskusi terarah dengan
pemegang program pada Dinas Kesehatan di Kabupaten Sarmi.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sarmi Provinsi Papua. Alasan
memilih lokasi penelitian karena merupakan kabupaten atau puskemas dengan
wilayah kerja endemis filariasis. Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juli
Tahun 2014.
4.4 Populasi dan Sampel
4.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili tetap di
Kabupaten Sarmi.
a. Populasi Kasus
Populasi kasus adalah penderita filariasis (mikrofilaria +) di Kabupaten
Sarmi Provinsi Papua, bulan Maret 2012 Maret 2014.
b. Populasi Kontrol
Populasi kontrol adalah masyarakat yang tidak menderita filariasis
(mikrofilaria -) pada saat yang sama dengan populasi kasus, di Kabupaten
Sarmi Provinsi Papua, bulan Maret 2012 Maret 2014.



51

4.4.2 Sampel
a. Sampel Kelompok Kasus
Merupakan bagian dari populasi terjangkau yang akan diteliti secara
langsung, asal sampel adalah clinical based yaitu penderita filariasis
(mikrofilaria +) dibuktikan dengan hasil pemeriksaan Sediaan Darah Jari
(SDJ) tetes tebal yang didiagnosa oleh dokter, berdasarkan rekam data di
Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi Provinsi Papua, bulan Maret 2012 -
Maret 2014.
b. Sampel Kelompok Kontrol
Merupakan bagian dari populasi terjangkau yang akan diteliti secara
langsung, asal sampel adalah clinical based yaitu bukan penderita filariasis
(mikrofilaria -) berdasarkan rekam data di Dinas Kesehatan Kabupaten
Sarmi Provinsi Papua, bulan Maret 2012 - Maret 2014.
4.4.3 Besar Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel
a. Besar sampel
Nilai odds ratio pada penelitian sebelumnya, diuraikan pada tabel 4.1
seperti dibawah ini :
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai OR pada penelitian sebelumnya.
No Variabel P Value Nilai OR CI 95 %
1 Pekerjaan 0,025 3,695 1,128 -12,105
2 Penghasilan 0,014 4,200 1,287 - 13,703
3 Keberadaan rawa 0,032 3,151 1,061 - 9,357
4 Penggunaan anti nyamuk 0,016 5,063 1,255 - 20,424
5 Pengetahuan tentang
gejala
0,006 4,259 1,488 - 12,192
6 Pengetahuan tentang
penularan
0,018 3,571 1,204 - 10,596
7 Pengetahuan tentang
pencegahan
0,011 3,735 1,314 - 10,618
Sumber : Nasrin, 2008


52


Besar sampel dalam penelitian kasus-kontrol, dihitung dengan rumus
perhitungan besar sampel (Lemeshow, 1997) yaitu :

{

)]

)]}


Keterangan :
n : Besar Sampel

: Nilai statistik z standar distribusi normal, pada tingkat


kemaknaan 95 % (=0,05) untuk uji dua arah, adalah sebesar
1,96.

: Nilai z pada kekuatan uji (power) 1- z= 0,84 untuk kekuatan uji


80 %
P
1
: Proporsi terpapar pada kelompok kasus = 71% (0,71)
P
2
: Proporsi terpapar pada kelompok kontrol = 37% (0,37)
(Nasrin, 2008)
OR : Besar nilai OR pada variabel pengetahuan gejala filariasis = 4,259
(Nasrin, 2008)
Menghitung besar sampel (n) sebagai berikut :

{

)]

)]}



{ [( )] [( ) ( )]}

( )


efek pembulatan jadi 32 sampel.


53

Dari rumus perhitungan besar sampel diatas diperoleh sampel sebesar 32
untuk kelompok kasus, karena penelitian ini case control, maka ditetapkan
perbandingan kasus dengan kontrol yaitu 1:1 sehingga besar sampel yang
akan diteliti adalah 64 responden.
b. Tehnik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel diakukan dengan tehnik Probability Sampling yaitu
Simple Random Sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari anggota
populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata pada
anggota populasi.
c. Informan pelaksanaan FGD
Informan dalam pelaksanaan FGD terdiri dari 8 (delapan) orang informan
kunci yaitu Kabid P2M Dinkes, pemegang program Dinkes, petugas P2M
Puskesmas lokasi penelitian, lurah dan kader.













54

4.5 Kerangka Operasional



















Uji Regresi Logistik



Tahap Analisis Secara Kuantitatif
Focus Group Discussion (FGD)



Tahap Analisis Secara Kualitatif

Gambar 4.2 Kerangka Operasional Penelitian
Sampel Kasus
Clinical based yaitu filariasis
(mf +) yang teregister di Dinkes
Kab. Sarmi, bulan Maret 2012 -
Maret 2014 (n = 32 responden).

Tehnik Sampling : Simple Random Sampling
Determinan epidemiologi pada daerah endemis
filariasis limfatik di Kabupaten Sarmi.
Variabel Penelitian
1. Dependent Variabel : Kejadian Filariasis Limfatik
2. Independent Variabel :
a. Karakteristik yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan
dan pendapatan
b. Perilaku kesehatan yang dipengaruhi budaya yaitu pengetahuan, sikap
dan tindakan
c. Lingkungan biologi yaitu keberadaan tumbuhan air, keberadaan semak
liar, keberadaan rawa-rawa dan keberadaan genangan air di sekitar
rumah.
d. Kondisi fisik rumah, meliputi : langit-langit, dinding, lantai dan
ventilasi .
e. Upaya pelayanan kesehatan yaitu promotif dan preventif




Sampel Kontrol
Clinical based yaitu tidak filariasis
(mf -) yang teregister di Dinkes
Kab. Sarmi, bulan Maret 2012-
Maret 2014 (n = 32 responden).

Rekomendasi sistem pencegahan filariasis limfatik
berdasarkan hasil diskusi terarah dengan pemegang
program filariasis pada Dinkes di Kabupaten Sarmi

Case - Control



55

Data awal penelitian diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua,
berupa informasi tentang persebaran kasus kronis filariasis di setiap kabupaten
yang ada, didapatkan kasus terbanyak adalah kabupaten Sarmi (Mf rate 47,06 %).
Langkah selanjutnya dilakukan pengambilan data di Kabupaten Sarmi, data yang
diperoleh berupa informasi tentang persebaran individu kasus pada tiap
Puskesmas wilayah kerja Kabupaten Sarmi.
Langkah selanjutnya penentuan responden berdasarkan rekam data Dinas
Kesehatan dengan tehnik simple random sampling. Pengambilan data dari
responden diawali dengan penjelasan penelitian, persetujuan setelah penjelasan,
serta persetujuan menjadi responden. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara mengunakan kuesioner yang telah disiapkan dan obsevasi tindakan
dengan menggunakan chek-list. Data yang telah terkumpul kemudian diolah,
selanjutnya tahap analisis data dan menyusun hasil penelitian, serta yang terakhir
adalah menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi sistem pencegahan
filariasis limfatik berdasarkan hasil diskusi terarah (FGD) dengan pemegang
program pada lokasi penelitian.
4.6 Variabel Penelitian, Defenisi Operasional dan Cara Pengukuran
4.6.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) variabel yaitu variabel
terikat dan variabel bebas.
a. Variabel Terikat (Dependent Variabel) : Kejadian Filariasis Limfatik
b. Variabel Bebas (Independent Variabel) :
1. Karakteristik responden yaitu umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan pendapatan


56

2. Perilaku kesehatan yang dipengaruhi budaya yaitu pengetahuan,
sikap dan tindakan
3. Lingkungan biologi yaitu keberadaan tumbuhan air, keberadaan
semak liar, keberadaan rawa-rawa dan keberadaan genangan air di
sekitar rumah
4. Kondisi fisik rumah, meliputi : langit-langit, dinding, lantai dan
ventilasi rumah.
5. Upaya pelayanan kesehatan yaitu promotif dan preventif

4.6.2 Defenisi Operasional
Secara singkat defenisi operasional, alat ukur, kategori dan skala data
masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel. 4.2 Defenisi Operasional, Cara Pengukuran dan Skala Data
No Variabel Defenisi
Operasional
Cara Pengukuran dan
Kriteria
Skala Data
I Karakteristik Responden
1 Umur Lamanya hidup
dalam tahun, sejak
dilahirkan sampai
saat di wawancarai
Wawancara dengan
kuesioner
1. Remaja (13-19 tahn)
2. Dewasa (20-49
tahun)
3. Lansia ( 50 tahun)

Ordinal





2 Jenis Kelamin Kategori gender
yang melekat pada
penderita
Kuesioner
1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
3

Pendidikan Jenjang pendidikan
formal yang di
ikuti penderita

Kuesioner
1. Rendah, bila tamat
SD
2. Menengah, bila
tamat SLTP - SLTA
3.Tinggi, bila tamat
Akademi - Perguruan
Tinggi.
Ordinal











57

No Variabel Defenisi
Operasional
Cara Pengukuran dan
Kriteria
Skala
Data
4 Pekerjaan Mata pencaharian
utama untuk
menghidupi
keluarga dan
segala kebutuhan
Kuesioner
1. Petani
2. Nelayan
3. Pelajar
4. PNS/TNI

Nominal
5 Pendapatan

Jumlah pendapatan
yang dihasilkan
keluarga setiap
bulan (UMR =
Rp.1,9 juta)
Wawancara dengan
kuesioner
1. Rendah, bila < UMR
2. Menengah, bila =
UMR
3. Tinggi, bila > UMR

Ordinal
Dependent Variabel : Kejadian Filariasis Limfatik

6
Kejadian
filariasis
limfatik

Kejadian
penderita filariasis
limfatik yang di
diagnosa oleh
dokter, dari hasil
pemeriksaan darah
tetes tebal dan
teregister di
Dinkes Kabupaten
Sarmi, bulan Maret
2012 Maret
2014.


Mengambil data
sekunder dari rekam
data Dinas Kesehatan
Kabupaten Sarmi
1. Ya, bila dalam darah
ditemukan
mikrofilaria (+)

2.Tidak, bila dalam
darah tidak ditemukan
mikrofilaria (-)
Nominal


I ndependent Variabel
II Perilaku Kesehatan Dipengaruhi Budaya
Perilaku
kesehatan
dipengaruhi
budaya
Terdiri dari
pengetahuan,
sikap dan
tindakan, (3 item).
Tindakan adalah
praktik sesuai
dengan budaya
yang dilakukan
oleh masyarakat

Wawancara/Kuesioner

Kategori :
1. Buruk, bila < 2 item
perilaku kesehatan
baik
2. Sedang, bila = 2 item
perilaku kesehatan
baik
3. Baik, bila > 2 item
perilaku kesehatan
baik
Ordinal














58

No Variabel Defenisi
Operasional
Cara Pengukuran dan
Kriteria
Skala
Data
7 Pengetahuan Pemahaman
responden tentang
penyakit filariasis,
cara penularan,
pencegahan dan
penanggulannya.
Ada 8 pertanyaan,
jawaban benar
semua nilai = 80,
jawaban benar
nilai = 10, jawaban
salah nilai = 0.
Wawancara/Kuesioner
1. Pengetahuan kurang
= < 50% (< 5 jawaban
benar)
2. Pengetahuan cukup =
63-75% (5-6 jawaban
benar)
3. Pengetahuan baik =
88-100% (7-8
jawaban benar)

Ordinal










8 Sikap Sikap dari
responden baik
sikap positif
maupun negatif
tentang
permasalahan
filariasis.
Pengukuran
ditentukan dengan
cara nilai terendah
(8) ditambah nilai
tertinggi (32)
kemudian dibagi 2,
hasilnya 20 (cut of
point )
Wawancara/ Kuesioner
Pernyataan positif :
Tidak setuju =1, Kurang
setuju =2, Setuju =3,
Sangat setuju = 4
Pernyataan Negatif :
1= Sangat Setuju, 2=
Setuju, 3= Kurang
setuju, 4= Tidak setuju.
Kategori :
1. Sikap tidak
mendukung (negatif),
jika = total skor 20
2. Sikap mendukung
(positif), jika = total
skor > 20
Nominal















9 Tindakan


Tindakan atau
praktik responden
terhadap
pencegahan dan
penanggulangan
terkait penyakit
filariasis.
Dari 10
pertanyaan, ada 3
pertanyaan
(no.3,4,5) tidak di
nilai, hanya
menggali data
tentang perilaku
budaya masyarakat
Wawancara/Kuesioner
- Dari 7 pertanyaan
jawaban benar semua
nilai = 70,
jawaban benar nilai =
10, jawaban salah nilai
= 0.
Kategori :
1. Tindakan kurang = <
43% (< 4 jawaban
benar)
2. Tindakan cukup =
57-71% (4-5 jawaban
benar)
3. Tindakan baik = 86-
100% (6-7 jawaban
benar)

Ordinal













59

No Variabel Defenisi
Operasional
Cara Pengukuran dan
Kriteria
Skala
Data
III Lingkungan Biologi
Lingkungan
biologi
Terdapat tempat
dan tanamam yang
mendukung
breeding place dan
resting place
vektor filariasis di
sekitar rumah,
(4 item).
Observasi &Pengukuran
Kategogi :
1. Buruk, bila < 3 item
terdapat lingkungan
biologi
2. Sedang, bila = 3 item
tidak ada lingkungan
biologi
3. Baik, bila >3 item
tidak ada lingkungan
biologi
Ordinal
10 Keberadaan
tumbuhan air
disekitar
rumah
Adanya tumbuhan
air di sekitar
rumah yang
mendukung
breeding place
vektor filariasis.

Observasi& Pengukuran
1. Ada, bila sekitar
rumah terdapat
tumbuhan air dalam
radius < 500 meter
2. Tidak ada, bila
sekitar rumah dalam
radius 500 meter
terdapat tumbuhan air
Nominal








11 Keberadaan
semak liar di
sekitar rumah
Adanya semak liar
di sekitar rumah
yang mendukung
breeding place dan
resting place
vektor filariasis.
Observasi& pengukuran
1. Ada, bila sekitar
rumah terdapat semak
liar dalam radius <
500 meter
2. Tidak ada, bila
sekitar rumah
radius 500 meter
terdapat semak liar
Nominal






12 Keberadaan
rawa-rawa di
sekitar rumah

Adanya rawa-rawa
yang mendukung
breeding place
vektor filariasis
Observasi&Pengukuran
1. Ada, bila dalam
radius < 1 km
terdapat rawa-rawa
2. Tidak, bila dalam
radius 1 km
terdapat rawa-rawa

Nominal





13 Keberadaan
genangan air
di sekitar
rumah

Adanya genangan
air yang
mendukung
breeding place
vektor filariasis
Observasi dan
Pengukuran
1. Ada, bila dalam
radius < 500 m
terdapat genangan air
2. Tidak, bila dalam
radius 500 m
terdapat genangan air
Nominal


60

No Variabel Defenisi
Operasional
Cara Pengukuran dan
Kriteria
Skala
Data
14 Kondisi fisik
rumah
Keadaan
konstruksi rumah
responden rapat
serangga, meliputi:
kondisi flapon,
dinding, lantai dan
ventilasi memakai
kawat kasa
(4 item)

Observasi dan
pengamatan langsung
Kategogi :
1. Buruk, bila < 3 item
memenuhi syarat
2. Sedang, bila = 3 item
memenuhi syarat
3. Baik, bila >3 item
memenuhi syarat

Ordinal







IV Upaya Pelayanan Kesehatan (Promotif dan Preventif)
Upaya
pelayanan
kesehatan
Upaya pelayanan
kesehatan yang diberikan
oleh petugas kesehatan
kepada masyarakat di
wilayah kerjanya
(Promotif dan Preventif =
2 item)
Wawancara dengan
kuesioner.
Kategori :
1. Buruk, bila < 1
item (tidak ada
memenuhi syarat)
2. Sedang, bila = 1
item memenuhi
syarat
3. Baik, bila >1 item
memenuhi syarat


Ordinal
15 Promotif - Penyuluhan berkala
tentang filariasis
- Penyuluhan tentang
kebersihan perorangan
dan lingkungan terkait
filariasis
- Kebijakan nasional
yang diikuti kebijakan
Pemda tentang POMP
filariasis yaitu
DiethylCarbamazine
Citrate (DEC) selama 5
tahun
Pengukuran ditentukan
dengan cara nilai
terendah (4) ditambah
nilai tertinggi (12)
kemudian dibagi 2,
hasilnya 8 (cut of point)
Wawancara dengan
kuesioner.

1= Tidak pernah,
2= Jarang
3 = Rutin

Kategori :
1. Pelayanan
promotif tidak
mendukung
(negatif), jika :
total skor < 8
2. Pelayanan
promotif
mendukung
(positif), jika : total
skor 8

Ordinal






















61

No Variabel Defenisi Operasional Cara Pengukuran
dan Kriteria
Skala
Data
16 Preventif - Pembagian kelambu
(lebih baik
berinsektisida)
- Pembagian/tabur bubuk
larvasida
- Pemakaian obat anti
nyamuk (semprot,
bakar)
- Pemakaian repellent
anti nyamuk

Pengukuran dengan cara
nilai terendah (4)
ditambah nilai tertinggi
(12) kemudian dibagi 2,
hasilnya 8 (cut of point)
Wawancara dengan
kuesioner.

1= Tidak pernah
2= Jarang
3 = Rutin

Kategori :
1. Pelayanan
preventif tidak
mendukung
(negatif), jika :
total skor < 8
2. Pelayanan
preventif
mendukung
(positif), jika : total
skor 8
Ordinal









4.7 Tehnik dan Prosedur Pengumpulan Data
4.7.1 Jenis Data
a. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner
penelitian, data yang di peroleh dari variabel : umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan pendapatan, pengetahuan, sikap, upaya
pelayanan kesehatan promotif dan preventif. Observasi dan pengamatan
langsung dilapangan untuk memperoleh data dari variabel tindakan
masyarakat berhubungan dengan pencegahan filariasis.
b. Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi, untuk
mendapatkan data tentang jumlah prevalensi filariasis Maret 2012 - Maret
2014 yang didiagnosa oleh dokter, serta alamat penderita dan tidak
penderita berdasarkan rekam data pada Dinas Kesehatan.



62

4.7.2 Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan berdasarkan wawancara terpimpin
(structured interviewe) terhadap responden yaitu dengan menggunakan instrumen
penelitian berupa kuesioner multiple choice dan observasi secara langsung di
lapangan. Jenis data yang di kumpulkan adalah data primer dan data sekunder
sesuai dengan variabel yang dibutuhkan.
4.8 Pengolahan dan Analisis Data
4.8.1 Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan editing (untuk pengecekan
kelengkapan data, diperbaiki jawaban yang telah diberikan responden untuk
menghindari kesalahan dalam pengolahan). Dilakukan coding untuk memudahkan
analisis data termasuk dalam pemberian skor, memberi angka pada setiap jawaban
dan dilanjutkan dengan memasukkan data (entry data) serta tabulasi.
4.8.2 Analisis Data
a. Deskriptif
Mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Distribusi
frekuensi disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilengkapi
dengan persentase. Karakteristik responden meliputi : Umur, Pendidikan,
Jenis kelamin, Pekerjaan dan Pendapatan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui distribusi frekuensi dari semua variabel yang diteliti.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan mengetahui apakah ada pengaruh yang
signifikan antar variabel independen dan dependen, dengan menggunakan
uji Chi Squere, dengan tingkat kemaknaan nilai p < 0,05. Keputusan uji


63

yaitu : nilai p < 0,05 artinya ada pengaruh signifikan antara variabel
independen dan variabel dependen, jika nilai p 0,05 artinya tidak ada
pengaruh signifikan antara variabel independen dan variabel dependen.
Sedangkan analisis keeratan hubungan antara dua variabel dengan melihat
nilai Odds Ratio (OR), besar kecilnya nilai OR menunjukkan besarnya
keeratan hubungan antara dua variabel yang diuji, interpretasinya yaitu :
1. OR < 1 : merupakan faktor protektif
2. OR = 1 : tidak ada hubungan
3. OR >1 : merupakan faktor risiko, dan Confidence Interval (CI)
95%, untuk menyimpulkan adanya pengaruh dua variabel yang
bermakna atau tidak bermakna dari nilai OR.
c. Analisis Multivariat
Untuk menilai pengaruh signifikan lebih dari satu variabel
dependen dengan satu variabel independen, karena variabel bebas
bersifat dikotomis (kategori), maka menggunakan uji regresi logistik,
terhadap hasil analisis bivariate yang mempunyai kemaknaan statistik
yang memenuhi kriteria, sehingga dapat dilihat besarnya secara bersama-
sama dalam mempengaruhi kejadian filariasis. Jika hasil uji bivariate
mempunyai nilai p-value < 0,25 maka variabel tersebut dapat diikutkan
dalam kandidat tahap multivariate. Untuk mendapatkan determinan akhir
dengan melihat besarnya nilai risiko variabel dependen terhadap variabel
independen yang paling dominan yaitu melihat variabel dengan nilai
Odds Ratio (OR) atau Exp () paling tinggi.



64

4.8.3 Focus Group Discussion (FGD)
FGD merupakan tehnik pengumpulan data secara kualitatif untuk
melengkapi data kuantitatif. Melalui FGD terjadi interaksi antara peserta dengan
peneliti, terhadap hasil penelitian tahap kuantitatif. Tujuan FGD adalah menggali
data mengenai persepsi, opini, konsep atau ide terhadap pelaksanaan program
untuk alternatif mengatasi masalah sistem pencegahan filariasis di Kabupaten
Sarmi.
Masukan yang diperoleh dari lokasi penelitian (local spesific) akan lebih
tepat digunakan membuat rekomendasi sistem pencegahan filariasis di daerah ini.
Pengambilan kesimpulan data dari hasil FGD, dilakukan secara kualitatif oleh
fasilitator atau peneliti dengan cara hati-hati untuk menghindari bias (Eko, 2004).
4.8.4 Etika Penelitian
Setelah melalui uji proposal pada tanggal 03 April 2014, peneliti
mengusulkan untuk uji kaji etik penelitian pada Komisi Etik Penelitian Kesehatan
FKM Unair. Ujian kaji etik pada tanggal 15 April 2014 di Komisi Etik Penelitian
Kesehatan FKM Unair. Surat keterangan lolos kaji etik terlampir.
Proses etika selanjutnya diperoleh dari responden, berupa penanda
tanganan lembar inform consent (terlampir) yang diperoleh pada saat pengambilan
data primer, yang diawali dengan penjelasan penelitian yang disampaikan
langsung oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai