Anda di halaman 1dari 1

Diagnosis kolelithiasis simptomatik bergantung pada gejala klinis

dan batu pada pencitraan. USG abdomen untuk melihat kandung empedu
dan saluran empedu adalah tes diagnostik standar untuk pasien
kecurigaan batu empedu dan pemeriksaan USG ini wajib diperiksa
sebelum pasien dioperasi. Jika pasien mengalami serangan kolik bilier
berulang dan adanya endapan ( sludge ) terdeteksi pada pemeriksaan
USG maka pasien dianjurkan untuk kolesistektomi 1,2,3
Semua pasien dengan kolelitiasis simptomatik dianjurkan untuk
menjalani kolesistektomi per laparoskopik elektif. Selama menunggu
pembedahan, pasien dianjurkan makan diet rendah lemak. Pasien
diabetes mellitus dengan kolelitiasis simptomatik harus menjalani
kolesistektomi segera mungkin karena populasi ini rentan terhadap
terjadinya akut kolesistitis berat. Kolesistektomi untuk kolelitiasis
simptomatik memberikan hasil jangka panjang yang memuaskan. Sekitar
90% pasien tetap bebas dari gejala sepanjang sisa hidupnya. 1,2,3
Penatalaksanaan batu pada CBD dilakukan dengan berbagai
prosedur diagnostik, seperti keluhan pasien dan penelusuran riwayat
penyakit, pemeriksaan fisik, laboratorium maupun pencitraan (imaging)
yang dilakukan baik sebelum, sewaktu maupun sesudah operasi. 1,2,3,4
Pencitraan yang dapat digunakan dalam menunjang diagnosis
koledokolithiasis yang dapat digunakan adalah ultrasonografi, endoskopi
ultrasonografi, CT-scan, MRCP (magnetic retrograde
cholangiopancreatography), ERCP (endoscopic retrogradecholangiopancreatography), dan PTC
(percutaneous transhepatic
cholangiography). Kolangiografi adalah kriteria standar emas untuk
menegakkan diagnosis batu empedu pada duktus koledokus.1,4,10
Prosedur terapetik yang bertujuan untuk mengangkat batu CBD
ada dua cara, pertama operasi dengan melakukan sayatan pada CBD
(koledekotomi), atau melalui duktus sistikus (transistik), dengan metode
konvensional operasi terbuka (Open Common Bile Duct Exploration)
ataupun melalui laparoskopi yang disebut Laparascopic Common Bile
Duct Exploration (CBDE). Sedangkan cara yang kedua adalah dengan
menggunakan endoskopi, yaitu Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP) yang diikuti sfingterotomi endoskopik
(ES) dan dilakukan ekstraksi batu. Ekstraksi batu dapat dilakukan dengan
atau tanpa sfingterotomi, apabila sebelumnya telah dilakukan dilatasi
sfingter dengan balon.10
Laparoskopi kolesistektomi saat ini memang lebih banyak disukai
dan sudah menjadi terapi standar. Walaupun eksplorasi CBD juga dapat
dilakukan melalui teknik laparoskopi pada sebagian besar kasus.4,8,10
Oleh karena itu operasi terbuka kolesistektomi dilanjutkan dengan
eksplorasi dan pengambilan batu CDB masih merupakan teknik yang
paling sering dilakukan. Selain itu prosedur operasi terbuka masih
merupakan pilihan bagi kebanyakan pasien yang tidak mampu secara
finansial

Anda mungkin juga menyukai