Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

TEMPO.CO, Rabu 2 Juli 2014, Mojokerto, - Badan Pemeriksa Keuangan menemukan
kerugian dalam laporan biaya perjalanan dinas luar daerah Pemerintah Kabupaten Mojokerto.
Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Kabupaten Mojokerto 2013 yang dirilis tahun ini, BPK menemukan kerugian biaya perjalanan dinas
luar daerah di enam satuan kerja sebesar Rp 431,6 juta. Dalam LHP disebutkan, dari Rencana
Anggaran Biaya (RAB) perjalanan dinas luar daerah Rp 21,2 miliar, realisasinya Rp 19,2 miliar
atau sebesar 90,59 persen. Dari realisasi Rp 19,2 miliar itu, bukti pengeluaran Rp 431,6 juta tidak
dapat dipertanggungjawabkan. Kejanggalan yang ditemukan misalnya tiket pesawat yang dijadikan
bukti ternyata tidak sesuai dengan data manifes penumpang yang diperoleh BPK dari maskapai
penerbangan sebesar Rp 313,6 juta. Ketidaksesuaian itu juga menimbulkan kerugian dari uang
harian selama perjalanan dinas Rp 86,7 juta. BPK juga menemukan pertanggungjawaban perjalanan
dinas luar daerah yang tidak sesuai dengan kenyataannya sebesar Rp 3,4 juta. Misalnya, perjalanan
yang sebenarnya menggunakan kereta dipertanggungjawabkan menggunakan pesawat untuk
memenuhi pagu dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Temuan lain ialah
dugaan markup harga tiket pesawat senilai Rp 27,8 juta. BPK menemukan selisih harga tiket
pesawat yang dipertanggungjawabkan ke BPK dengan tiket pesawat sebenarnya sesuai dengan hasil
konfirmasi ke maskapai penerbangan.
Pengelolaan keuangan negara merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan
perekonomian suatu negara, karena berkaitan erat dengan mampu dan tidaknya negara dalam
mewujudkan tujuan dan cita-cita negara serta menciptakan kesejahteraan. Lemahnya sistem
pengelolaan keuangan negara dan sistem hukum di negara kita adalah pemicu tindakan
penyalahgunaan kekayaan dan keuangan negara serta maraknya tindakan KKN. Pengalaman bangsa
Indonesia telah cukup membuktikan bahwa tindakan tersebut menyebabkan terpuruknya bangsa
Indonesia dan sulitnya mewujudkan cita-cita bersama bangsa Indonesia. Pengelolaan keuangan
negara memiliki tujuan untuk menjaga dan menjamin eksistensi negara dan membiayai pengelolaan
negara untuk mewujudkan kesejahteraan. Semua negara dikelola secara tertib, sesuai dan taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan akuntabel. Agar segala
kekurangan dalam laporan keuangan pemerintah dapat dideteksi secara akurat sebagai bahan dalam
memperbaiki sistem pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara serta sebagai bahan dalam
pengambilan kebijakan secara tepat maka diperlukan suatu lembaga negara khusus yang
independen, obyektif, dan tidak memihak dalam memeriksa laporan keuangan pemerintah. lembaga
yang dimaksud adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hubungan hasil pemeriksaan BPK tersebut dengan pengawasan oleh BPK ?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui hubungan hasil pemeriksaan BPK tersebut pengawasan oleh BPK.




BAB II
PEMBAHASAN

Tujuan pemeriksaan keuangan negara yaitu untuk menilai apakah pelaksanaan dari suatu
kegiatan beserta pengelolaan keuangannya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
serta sesuai dengan target tujuan yang telah ditetapkan. Pemeriksaan keuangan Negara dapat
dilakukan oleh aparat pengawas internal (APIP) maupun Badan Pengawas Keuangan (BPK).
BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan
oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan
Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan
lain yang mengelola keuangan negara. Sesuai dengan pasal 23E ayat 1 UUD 1945 dinyatakan
sebagai satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. Kemudian pada pasal 23E ayat 2
UUD 1945 dinyatakan bahwa hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR,
DPD,dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. BPK dalam melaksanakan tugasnya mempunyai
fungsi :
a) Fungsi audit dan operasional, yaitu melaksanakan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan
negara dan pelaksanaan APBN
b) Fungsi yudikatif, yaitu melaksanakan peradilan komptabel dalam hal tuntutan perbendaharaan
c) Fungsi rekomendasi, yaitu memberi saran dan/atau pertimbangan kepada pemerintah bilamana
dipandang perlu untuk kepentingan negara atau hal lainnya yang berhubungan dengan keuangan
negara.
BPK berkedudukan sebagai lembaga tinggi negara yang dalam pelaksanaan tugasnya terlepas
dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah akan tetapi tidak berdiri di atas pemerintah, maka
keberadaan BPK bersifat independen.kedudukan konstitusional BPK semakin diperkuat dengan
perubahan ketiga UUD1945 Pasal 23E, 23F dan 23G perubahan UUD 1945 tersebut khususnya
tentang BPK membawa beberapa perubahan dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara, yang sebelumnya hanya memeriksa tanggung jawab keuangan negaran saja
dengan perubahan di atas BPK tidak hanya menguji laporan pertanggungjawaban keuangan negara
oleh pemerintah secara formil dan dari jauh. Namun juga memeriksa pengelolaan keuangan negara
secara materiil dan dari dekat di tempat terjadinya pelaksanaan kegiatan. Mitra kerja BPK juga
diperluas tidak hanya DPR namun juga DPD dan DPRD baik provinsi maupun kabupaten/kota.
Penemuan oleh BPK atas kerugian, kejanggalan dan bukti pengeluaran yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten
Mojokerto 2013 tersebut merupakan bukti bahwa perlu adanya pembenahan dalam kinerja
Pemerintah Kabupaten Mojokerto agar penggunaan anggaran belanja dapat terealisasi sempurna
dan bertanggung jawab. Dalam hal ini, BPK melakukan pengawasan kepada Pemerintah Mojokerto
dengan cara memeriksa RAB perjalanan dinas luar daerah.
BPK melakukan pengawasan dan pemeriksaan ini untuk mewujudkan sistem pengelolaan
keuangan negara yang bertumpu pada prinsip-prinsip ketertiban, ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan akuntabel. Pengawasan dan
pemeriksaan BPK atas LKPD Kabupaten Mojokerto ini bermaksud untuk melihat apakah keuangan
Pemerintah Mojokerto telah dilaksanakan sesuai target dan tujuan yang hendak dicapai.
BPK yang bertindak dalam pemeriksaan keuangan, membuat fungsi itu menjadi fungsi
pengawasan. Ini bertujuan agar suatu instansi menggunakan anggaran belanjanya secara efektif,
efisien dan bertanggung jawab. Hasil pemeriksaan BPKakan menjadi bahan bagi lembaga
perwakilan untuk melakukan pengawasan terhadap cara pemerintah mempergunakan anggaran
pertimbangan dalam penyusunan anggaran (budgeting) tahun berikutnya.
Dengan adanya pengawasan dari BPK, masyarakat dapat mengetahui bagaimana keuangan
daerah digunakan oleh Pemerintah daerah. Dengan transparansi dan akuntabilitas ini, tidak menutup
kemungkinan bagi masyarakat untuk ikut andil dalam kegiatan pengawasan terhadap Pemerintah
Daerah setempat. Seperti halnya Pemerintah Mojokerto yang masyarakatnya dapat menilai
bagaimana kinerja dan pertanggungjawaban dalam anggaran daerahnya.
BAB III
KESIMPULAN

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK akan digunakan untuk melakukan koreksi dan
penyesuaian yang diperlukan, sehingga laporan keuangan yang telah diperiksa memuat koreksi
dimaksud sebelum disampaikan kepada DPR. LHP BPK juga berfungsi sebagai pengawasan untuk
mewujudkan sistem pengelolaan keuangan negara yang bertumpu pada prinsip-prinsip ketertiban,
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan
akuntabel.

Anda mungkin juga menyukai