Anda di halaman 1dari 8

Proceeding Seminar Nasional Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global Tahun 2012 ISBN: 978-602-18235-0-7

23
Univet Bantara
Sukoharjo
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI SECARA KOMPREHENSIF

Ngasbun Egar

IKIP PGRI Semarang
egar_ngasbun@ikippgrismg.ac.id


Abstrak

Upaya mempersiapkan guru agar memiliki berbagai wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan
rasa percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai pengemban
tugas profesi, merupakan langkah strategis membangun mutu pendidikan. Upaya tersebut perlu
dilakukan secara sistematis dan tepat, di samping harus juga berpangkal pada kondisi nyata secara
faktual. Artinya, pengembangan atau peningkatan kemampuan profesional guru harus bertolak
pada kebutuhan atau permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru sesungguhnya. Sejalan dengan
kemajuan peradaban manusia, maka dunia pendidikan juga semakin kompleks, yang pada
gilirannya membawa tuntutan yang semakin tinggi juga kepada guru untuk senantiasa melakukan
berbagai peningkatan dan pengembangan penguasaan kompetensi. Guru dituntut lebih dinamis
dan kreatif dalam mengembangkan proses persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
siswa. Guru dituntut terus menerus mengembangkan kompetensinya untuk mengembangkan
profesionalisme, di samping terus berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak sesuai
dengan amanat profesinya. Sehingga diyakini, guru dengan kompetensi dan profesionalisme
tinggi mampu memberikan pelayanan prima bagi para siswanya.

Kata Kunci: profesionalisme guru, kompetensi guru, komprehensif

Pendahuluan
Upaya mempersiapkan guru agar memiliki berbagai wawasan, pengetahuan, keterampilan,
dan rasa percaya diri yang tinggi untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai
pengemban tugas profesi, merupakan langkah strategis membangun mutu pendidikan. Upaya
tersebut perlu dilakukan secara sistematis dan tepat, di samping harus juga berpangkal pada
kondisi nyata secara faktual. Artinya, pengembangan atau peningkatan kemampuan profesional
guru harus bertolak pada kebutuhan atau permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru
sesungguhnya.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal
20 ayat (b) mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru
berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hal tersebut
menegaskan bahwa guru wajib memiliki: (i) kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV; (ii)
kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional; dan (iii) sertifikat pendidik. Dengan amanat undang-undang ini guru mendapatkan
kesempatan berharga untuk meningkatkan profesionalismenya secara berkelanjutan melalui
pelatihan, penelitian, penulisan karya ilmiah, dan kegiatan profesional lainnya. Dengan kata lain,
dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan profesionalismenya guru didorong untuk
meningkatkan kompetensi secara menyeluruh. Hal ini mengingat bahwa segala upaya yang
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
ISBN: 978-602-18235-0-7 Proceeding Seminar Nasional Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global Tahun 2012

24
Univet Bantara
Sukoharjo
dilakukan dalam rangka mencapai mutu pendidikan yang baik, sangatlah tergantung kepada
bagaimana para guru, sebagai pelaku langsung proses pendidikan di sekolah, bersikap dan
bertindak.
Sejalan dengan hal itu, Michael G. Fullan sebagaimana dikutip oleh Suyanto dan Djihad
Hisyam (2000) mengemukakan bahwa educational change depends on what teachers do and
think. Ungkapan ini mengandung makna bahwa perubahan dan pembaharuan sistem
pendidikan untuk mencapai derajat mutu yang tinggi sangat ditentukan oleh apa yang menjadi
sikap dan tindakan guru. Dengan rumusan yang berbeda, hal tersebut dapat berarti bahwa
kemajuan pendidikan sangat bergantung kepada penguasaan kompetensi guru, yang pada
gilirannya akan menentukan profesionalisme guru.

Profesionalisme Guru
Wacana tentang profesionalisme guru cukup banyak mengemuka dalam kasanah
pengetahuan global. Beragam ulasan tentang profesionalisme guru dari berbagai sumber dapat
dicermati, diantaranya dipaparkan Sudarsono dalam I Gst. Putu Sudiarta (2004), yang
menguraikan sebagai berikut.
The National Project on the Quality of Teaching and Learning (NPQTL) Australia (1992),
menunjukkan lima hal tentang kompetensi profesional guru, yaitu (a) mampu mempergunakan
dan mengembangkan nilai dan pengetahuan profesional (b) mampu berkomunikasi, berinteraksi
dan bekerja dengan siswa dan yang lain, (c) mampu merencanakan dan mengelola proses
pembelajaran, (d) mampu memantau kemajuan dan hasil belajar siswa, dan (e) mampu
merefleksi, mengevaluasi serta merencanakan program untuk melakukan peningkatan secara
berkelanjutan.
Sedangkan Florida Education Standards Commission 1994 merumuskan 10 macam
kompetensi utama guru, yaitu (a) mendemontrasikan keterampilan profesional dalam
mengintegrasikan strategi pembelajaran untuk semua siswa yang merefleksikan kultur, gaya
belajar, kebutuhan khusus dan latar belakang sosial - ekonomi siswa; (b) mendemonstrasikan
keterampilan profesional dalam menggunakan strategi pemebelajaran untuk membantu
perkembangan intelektual, sosial, dan pifir siswa; (c) mendemonstrasikan keterampilan
profesional dalam menjalin hubungan antar pribadi untuk melaksanakan pembelajaran; (d)
mendemonstrasikan pemahaman tentang belajar dan perkembangan peserta didik dengan
menyediakan lingkungan belajar yang positif untuk mendukung pertumbuhan intelektual, pribadi,
dan sosial siswa; (e) mendemonstrasikan keterampilan profesional yang meliputi kemampuan
mengidentifikasi dan memilih kebutuhan siswa serta dalam merencanakan, mengimplementasikan
dan mengevaluasi efektivitas pembelajaran dalam suatu lingkungan belajar yang bervariasi; (f)
mendemonstrasikan keterampilan dalam mempergunakan tehnik dan strategi yang tepat untuk
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan berfikir
evaluatif siswa; (g) mendemonstrasikan keterampilan profesional sebagai praktisioner dalam
memprakarsai dan merencanakan serta mengelola peningkatan kualitas secara berkelanjutan
dengan tepat, baik untuk siswa ataupun sekolah; (h) mendemonstrasikan keterampilan profesional
dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif yang mampu menjaga interaksi sosial, belajar
secara kooperatif, dan giat dalam pembelajaran, serta motivasi belajar; (i) mendemonstrasikan
keterampilan profesional dalam bekerja dengan berbagai jenis profesi bidang pendidikan,
orangtua siswa, dan stakeholder lainnya dalam menyediakan pengalaman pendidikan siswa; (j)
mendemonstrasikan keterampilan profesional dalam mempergunakan teknologi sebagai alat
untuk merncapai produktivitas yang tinggi baik untuk guru ataupun siswa.
Selain itu, Salt Lake City (1982) mengembangkan kompetensi guru, yang (a) mampu
menentukan standar harapan kinerja siswa dengan melakukan, evaluasi diagnostik, menetapkan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Proceeding Seminar Nasional Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global Tahun 2012 ISBN: 978-602-18235-0-7

25
Univet Bantara
Sukoharjo
standar harapan sesuai dengan jenjangnya, menentukan kebutuhan individual siswa, tujuan
harapan untuk pencapaian prestasi siswa, dan melakukan evaluasi, (b) mampu menyediakan
lingkungan belajar sesuai dengan ketersediaan sumber personel, ketersediaan berbagai ragam
sumber dan materi belajar, organisasi dalam proses belajar, sikap positif terhadap siswa,
memberikan contoh sikap bahwa semua siswa dapat belajar, guru menunjukkan sikap antusias
dan komitmennya untuk mata pelajaran yang diampunya, dan perilaku siswa yang
menggambarkan penerimaan pengalaman belajar, (c) mendemonstrasikan pengawasan siswa
dengan tepat dengan memberikan bukti bahwa siswa mengetahui apa yang harus dilakukan, bukti
bahwa siswa bekerja melakukan tugasnya, menunjukkan kejujuran, penerimaan, respek dan
keluwesan, melakukan pengawasan secara tepat dalam situasi sulit, dan mengantisipasi serta
menghindarkan dari krisis, (d) mendemonstrasikan secara tepat strategi pembelajaran dengan
tehnik yang tepat, sesuai dengan taraf belajar, menyesuaikan tehnik untuk berbagai gaya belajar,
mempergunakan tehnik untuk mengajarkan konsep atau keterampilan khusus, memberikan arahan
dengan jelas, padat berisi, dan tepat untuk berbagai taraf belajar, membangun komunikasi dua
arah dengan siswa dan mempergunakan umpan-balik untuk menentukan strategi belajar,
menunjukkan maksud tujuan yang telah ditentukan dan memberikan bukti efektivitas
pembelajaran.
Negara bagian Texas, mengembangkan indikator kompetensi yang mencakup, yakni (a)
strategi pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif
dan berhasil, mengevaluasi dan menyediakan umpan-balik tentang kemajuan siswa selama
pembelajaran, (b) organisasi dan manajemen kelas dalam mengorganisasi materi pelajaran dan
siswa, memaksimalkan waktu yang tersedia untk pembelajaran, dan mengelola perilaku siswa, (c)
penyajian mata pelajaran dengan mengajarkan dan mentransfer pengetahuan, afektif dan
psikomotor dalam pembelajaran, (d) menciptakan lingkungan belajar dengan mempergunakan
strategi guna memotivasi siswa untuk belajar , dan menjaga lingkungan yang mendukung, (e)
mengembangkan profesionalisme dan tanggung jawab dengan merencanakan dan terlibat dalam
pengembangan profesionalisme, berkomunikasi dan berinteraksi dengan orangtua siswa,
melaksanakan kebijakan, prosedur operasi, dan ketentuan persyaratan, dan meningkatkan serta
mengevaluasi pertumbuhan siswa.
Rumusan tentang profesionalisme guru di Indonesia menunjukkan ragam yang tidak jauh
berbeda. Komisi Kurikulum IKIP/FKg/FIP bersama P3G, misalnya, pada tahun 1982
merumuskan 10 kompetensi yang harus dimiliki guru yang meliputi; (a) menguasai bahan bidang
studi dalam kurikulum sekolah dan bahan pendalaman materi, (b) mengelola program belajar-
mengajar dengan merumuskan tujuan instruksional, mengenal dan dapat menggunakan metode
mengajar, memilih dan menyusun prosedur instruksioanl yang tepat, melaksanakan program
belajar-mengajar, mengenal kemampuan awal anak didik, merencanakan dan melaksanakan
pengajaran remidial, (c) mengelola kelas, mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran dan
menciptakan iklim belajar-mengajar yang sesuai, (d) menggunakan media/sumber dengan
mengenal, memilih dan menggunakan media, membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana,
menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar-mengajar,
mengembangkan laboratorium, menggunakan perpustakaan dalam PBM dan menggunakan unit
pengajaran mikro dalam program pengalaman lapangan, (e) menguasai landasan kependidikan,
(f) mengelola interaksi belajar-mengajar, (g) menilai prestasi siswa untuk kepentingan
pengajaran, (h) mengenal fungsi dan program bimbingan penyuluhan dengan mengenali fungsi
dan program pelayanan bimbingan di sekolah dan menyelenggarakan program pelayanan
bimbingan di sekolah, (j) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan (k)
memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
ISBN: 978-602-18235-0-7 Proceeding Seminar Nasional Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global Tahun 2012

26
Univet Bantara
Sukoharjo
Sedangkan Konsorsium Ilmu Pendidikan menggambarkan kompetensi guru dalam: (a)
memperlihatkan integritas pribadi, (b) memperlihatkan kepemimpinan yang produktif, (c)
memahami konsep dasar keilmuan dan mampu berfikir ilmiah, (d) bersikap profesional, (e)
memahami siswa dan berperilaku empatik, (f) memahami hakikat dan penyelenggaraan sekolah,
(g) memahami proses pengembangan kurikulum, (h) menguasai bahan ajar, (i) mampu merancang
program belajar-mengajar, (j) mampu mengaktualkan proses belajar-mengajar secara produktif,
(k) mampu menilai proses dan hasil belajar, (l) melaksanakan peranan guru dalam bimbingan, (m)
melaksanakan peranan guru dalam penyelenggaraan administrasi sekolah, (n) mampu
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar-mengajar, dan (o) melaksanakan penelitian
sederhana untuk mengembangkan dan memperbaiki kemampuannya.
Dari berbagai pendapat dan pandangan tentang profesionalisme dan kompetensi guru
tersebut, dapat disarikan bahwa guru profesional paling tidak memiliki sejumlah kualitas dan
kemampuan, yang antara lain berkaitan dengan: 1) kualitas kepribadian yang baik; 2)
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang baik, serta pemahaman terhadap
karakteristik anak didik; 3) menguasai substansi bahan ajar secara baik; dan 4) dapat melakukan
komunikasi secara efektif dan efisien dalam berbagai situasi.
Manakala seorang guru telah memiliki dan mampu menunjukkan kualitas dan kriteria
tersebut, maka guru tersebut secara sederhana dapat katagorikan sebagai guru profesional.

Kompetensi Guru
Istilah kompetensi oleh berbagai ahli dipandang sebagai sesuatu yang berbeda, meskipun
menunjukkan arah dan nuansa yang relatif sama. Louise Moqvist dalam Akhmad Sudrajat (2008)
mengemukakan bahwa competency has been defined in the light of actual circumstances
relating to the individual and work. Secara sederhana hal ini bisa diartikan bahwa kompetensi
merupakan kondisi nyata pada seorang individu dan hasil kerjanya. Sehingga apa yang tampak
pada diri seseorang dan pekerjaan yang dihsilkannya menunjukkan kualitas kompetensinya.
Sedangkan Len Holmes (1992), seperti dikutip Akhmad Sudrajat (2008), menyebutkan
bahwa : A competence is a description of something which a person who works in a given
occupational area should be able to do. It is a description of an action, behaviour or outcome
which a person should be able to demonstrate. Hal ini berarti bahwa kompetensi adalah sebuah
gambaran yang harus ditunjukkan oleh seseorang yang mengampu pekerjaan tertentu.
Kompetensi merupakan gambaran tindakan, perilaku, atau hasil yang ditunjukkan oleh seseorang.
Dengan demikian, secara sederhana dapat dirumuskan bahwa kompetensi merupakan
gambaran tentang apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh seseorang dalam suatu pekerjaan,
berupa kegiatan, perilaku, dan hasil yang seharusnya dapat ditunjukkan. Untuk dapat melakukan
sesuatu dalam pekerjaannya, seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk
pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang
pekerjaannya.
Kompetensi guru dirumuskan secara lebih komprehensif oleh Depdiknas (2004)
sebagaimana dikutip I Gst. Putu Sudiarta (2004), memuat 4 rumpun kompetensi utama, yaitu: (1)
penguasaan substansi bidang studi, (2) pemahaman karakteristik peserta didik, (3) melaksanakan
pembelajaran yang mendidik, dan (4) mengembangkan kepribadian dan meningkatkan komitmen
profesional secara berkelanjutan. Keempat rumpun kompetensi tersebut, kemudian dimodifikasi
dari Draf SKGP 2004 oleh Direktorat P2TK dan KPT oleh I Gst. Putu Sudiarta sebagai berikut:
Rumpun Kompetensi Penguasaan Substansi Bidang Studi. Indikator penguasaan bidang
studi ini meliputi pemahaman karakteristik dan substansi ilmu sumber bahan ajaran, pemahaman
disiplin ilmu yang bersangkutan dalam konteks yang lebih luas, penggunaan metodologi ilmu
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Proceeding Seminar Nasional Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global Tahun 2012 ISBN: 978-602-18235-0-7

27
Univet Bantara
Sukoharjo
yang bersangkutan untuk memverifikasikan dan memantapkan pemahaman konsep yang
dipelajari, dan penyesuaian substansi ilmu yang bersangkutan dengan tuntutan dan ruang gerak
kurikuler, serta pemahaman tata kerja dan cara pengamanan kegiatan praktik. Hal ini menjadi
penting dalam memberikan dasar-dasar pembentukan kompetensi dan profesionalisme guru di
sekolah. Dengan menguasai isi bidang studi yang diajarkan guru dapat memilih, menetapkan, dan
alternatif strategi berinteraksi dari berbagai sumber belajar yang gayut dengan kompetensi
lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran.
Pemahaman Karakteristik Peserta Didik. Pemahaman tentang karakteristik peserta didik
meliputi pemahaman berbagai ciri peserta didik, pemahaman tahap-tahap perkembangan peserta
didik dalam berbagai aspek dan penerapannya (aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik)
dalam mengoptimalkan perkembangan dan pembelajaran peserta didik. Guru dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sihadapkan pada suatu komunitas individu yang memiliki
variasi karakteristik yang sebanding dengan jumlah individu dalam komunitas tersebut.
Komunitas yang dimaksud dapat berupa kelompok pebelajar (kelas). Pemahaman terhadap aspek
ini oleh para guru menjadi prasyarat dapat melakukan strategi pembimbingan, pelatihan yang
sesuai dengan karkateristik individu pebelajar yang difasilitasi.
Melaksanakan Pembelajaran yang Mendidik. Penguasaan pembelajaran yang mendidik
terdiri atas pemahaman konsep dasar proses pendidikan dan pembelajaran bidang studi yang
bersangkutan, serta penerapannya dalam pelaksanaan dan pengembangan proses pembelajaran
yang mendidik. Ciri pembelajaran yang mendidik adalah pembelajaran yang dapat
mengakomodasi dan memfasilitasi perbedaan perkembangan dan potensi individu secara optimal
meliputi semua ranah perkembangan (kognitif, afektif, psikomotorik). Upaya memfasilitasi setiap
aspek tersebut dalam pembelajaran selalu mengacu pada pembentukan kemampuan individu yang
utuh dalam kompetensi kecakapan hidup yang bermartabat, bermoral, dan bertanggung jawab.
Pengembangan Kepribadian dan Keprofesionalan. Pengembangan kepribadian dan
keprofesionalan mencakup pengembangan intuisi keagamaan, intuisi kebangsaan yang
berkepribadian, sikap dan kemampuan mengaktualisasi diri, serta sikap dan kemampuan
mengembangkan profesionalisme kependidikan.
Di samping berbagai uraian tentang konsep kompetensi guru di depan, empat pilar
pendidikan yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO, dapat pula dijadikan cerminan
dalam merefleksikan kompetensi guru. Guru hendaknya memiliki kompetensi yang baik dalam
merancang dan melaksanakan segala aktivitas pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa
untuk learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Keempat
pilar tersebut menuntut guru untuk bekerja keras dan kreatif, serta tekun dalam meningkatkan
kemampuannya. Lebih jauh, guru akhirnya dituntut untuk belajar sepanjang hayat, berperan lebih
aktif dan lebih kreatif, terutama untuk (1) tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan sebagai
produk, tetapi terutama sebagai proses; (2) memahami disiplin ilmu pengetahuan sebagai ways
of knowing. Karena itu lebih dari sarjana pemakai ilmu pengetahuan tetapi harus menguasai
epistimologi dari disiplin ilmu tersebut; (3) mengenal peserta didik dalam karakteristiknya
sebagai pribadi yang sedang dalam proses perkembangan, baik cara pemikirannya, perkembangan
sosial dan emosional, ataupun perkembangan moralnya; dan (4) memahami pendidikan sebagai
proses pembudayaan sehingga mampu memilih model belajar dan sistem evaluasi yang
memungkinkan terjadinya proses sosialisasi berbagai kemampuan, nilai, sikap, dalam proses
memperlajari berbagai disiplin ilmu.
Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 045/U/2002,
kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Dalam hal ini, kompetensi guru juga dapat diartikan
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
ISBN: 978-602-18235-0-7 Proceeding Seminar Nasional Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global Tahun 2012

28
Univet Bantara
Sukoharjo
sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru untuk memangku jabatan
guru sebagai profesi. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun
2005 pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki
empat jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang
meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap
peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e)
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g)
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b)
stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi
teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i)
mengembangkan diri secara berkelanjutan.
3. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni
yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks
global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
4. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan
masyarakat sekitar.
Merujuk dari National Board for Profesional Teaching Skill (2002), Akhmad Sudrajat
(2008) membandingkan kompetensi guru menurut rumusan pemerintah Republik Indonesia
tersebut dengan standar kompetensi bagi guru di Amerika, yang menjadi dasar bagi guru untuk
mendapatkan sertifikasi guru, dengan rumusan What Teachers Should Know and Be Able to Do,
yang diuraikan sebagai berikut:
1. Teachers are Committed to Students and Their Learning yang mencakup : (a) penghargaan
guru terhadap perbedaan individual siswa, (b) pemahaman guru tentang perkembangan
belajar siswa, (c) perlakuan guru terhadap seluruh siswa secara adil, dan (d) misi guru dalam
memperluas cakrawala berfikir siswa.
2. Teachers Know the Subjects They Teach and How to Teach Those Subjects to Students
mencakup : (a) apresiasi guru tentang pemahaman materi mata pelajaran untuk dikreasikan,
disusun dan dihubungkan dengan mata pelajaran lain, (b) kemampuan guru untuk
menyampaikan materi pelajaran (c) mengembangkan usaha untuk memperoleh pengetahuan
dengan berbagai cara (multiple path).
3. Teachers are Responsible for Managing and Monitoring Student Learning mencakup: (a)
penggunaan berbagai metode dalam pencapaian tujuan pembelajaran, (b) menyusun proses
pembelajaran dalam berbagai setting kelompok (group setting), kemampuan untuk
memberikan ganjaran (reward) atas keberhasilan siswa, (c) menilai kemajuan siswa secara
teratur, dan (d) kesadaran akan tujuan utama pembelajaran.
4. Teachers Think Systematically About Their Practice and Learn from Experience mencakup:
(a) Guru secara terus menerus menguji diri untuk memilih keputusan-keputusan terbaik, (b)
guru meminta saran dari pihak lain dan melakukan berbagai riset tentang pendidikan untuk
meningkatkan praktek pembelajaran.
PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
Proceeding Seminar Nasional Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global Tahun 2012 ISBN: 978-602-18235-0-7

29
Univet Bantara
Sukoharjo
5. Teachers are Members of Learning Communities mencakup : (a) guru memberikan kontribusi
terhadap efektivitas sekolah melalui kolaborasi dengan kalangan profesional lainnya, (b) guru
bekerja sama dengan tua orang siswa, (c) guru dapat menarik keuntungan dari berbagai
sumber daya masyarakat.

Langkah Strategis
Untuk mendapatkan guru berpredikat profesional dengan penguasaan kompetensi yang
memadai, dibutuhkan berbagai upaya dan langkah strategis, yang dilakukan secara
berkesinambungan dan menyeluruh. Artinya, berbagai upaya tersebut harus dilakukan secara
tepat sasaran, pada guru yang membutuhkan sesuai kebutuhan. Di samping itu, upaya tersebut
harus dilakukan secara saling berhubungan antara satu aspek dengan aspek yang lain dan terus
menerus; dilakukan sebagai upaya tanpa henti. Selain itu, berbagai upaya tersebut juga harus
dilakukan secara utuh dan menyeluruh, mencakup keseluruhan aspek kompetensi. Untuk ini
pemerintah telah mencanangkan apa yang disebut dengan PKB (Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan).
Berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru, antara lain
dapat dilakukan melalui seminar, pelatihan, loka karya, dan melalui studi lanjut ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas juga
diyakini mempu berkontribusi positif terhadap upaya peningkatan profesionalisme guru.
Betapapun demikian, upaya peningkatan dan pengembangan profesionalisme dan
kompetensi guru masih terkendala oleh berbagai faktor, termasuk faktor guru yang kadang-
kadang masih melakukan sejumlah kesalahan. Menurut Mulyasa (2005), beberapa kesalahan
yang seringkali tidak disadari oleh guru dalam pembelajaran ada tujuh, yakni:
1. mengambil jalan pintas dalam pembelajaran,
2. menunggu peserta didik berperilaku negatif,
3. menggunakan destruktif discipline,
4. mengabaikan kebutuhan-kebutuhan khusus (perbedaan individu) peserta didik,
5. merasa diri paling pandai di kelasnya,
6. tidak adil (diskriminatif), serta
7. memaksakan hak peserta didik.

Untuk menghindari berbagai kesalahan tersebut agar tidak terjadi dalam keseluruhan
aktivitas keprofesian yang dilakukan, guru hendaknya menyadari sepenuhnya akan peran dan
fungsinya sebagai pengajar dan pendidik profesional, sehingga senantiasa dapat menerapkan
prinsip-prinsip profesional dalam menjalankan tugas profesinya.

Penutup
Sejalan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dunia pendidikan juga semakin
kompleks, yang pada gilirannya membawa tuntutan yang semakin tinggi juga kepada guru untuk
senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan pengembangan penguasaan kompetensi. Guru
dituntut lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran siswa. Guru dituntut terus menerus mengembangkan kompetensinya untuk
mengembangkan profesionalisme, di samping terus berusaha menghindarkan diri dari hal-hal
yang tidak sesuai dengan amanat profesinya. Sehingga diyakini, guru dengan kompetensi dan
profesionalisme tinggi mampu memberikan pelayanan prima bagi para siswanya.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com
ISBN: 978-602-18235-0-7 Proceeding Seminar Nasional Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Global Tahun 2012

30
Univet Bantara
Sukoharjo
Daftar Pustaka
Akhmad Sudrajat . 2008. Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah. Tags: administrasi
pendidikan, artikel, berita, KTSP, manajemen pendidikan, opini, umum.
Depdiknas. 2004. Standarisasi Kompetensi Guru. Tersedia online pada:
http://www.dikdasmen.depdiknas.go.id/index-tendik.htm.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK & SLB. Jakarta :
BP. Cipta Karya
. 2006. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
http://www.depdiknas.go.id/ inlink.
Louise Moqvist. 2003. The Competency Dimension of Leadership: Findings from a Study of Self-
Image among Top Managers in the Changing Swedish Public Administration. Centre for
Studies of Humans, Technology and Organisation, Linkping University.
National Board for Professional Teaching Standards. 2002 . Five Core Propositions. NBPTS
HomePage..
Suyanto dan Djihad Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indonesia Memasuki
Millenium III. Yogyakarta : Adi Cita.
I Gst. Putu Sudiarta. 2004. Mencermati Wacana Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui
Program Standardisasi Dan Sertifikasi Kompetensi Guru. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Khusus XXXVII, Desember 2004.

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

Anda mungkin juga menyukai