NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
PAPER
PTOSIS KONGENITAL
DISUSUN OLEH:
SYLVIA
NIM : 090100148
Pembimbing:
dr. Hj. Aryani A. Amra ,M.Ked (Oph), Sp.M
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
2014
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul Ptosis
Kongenital ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pembimbing,
dr.Hj. Aryani A Amra, M.Ked (Oph), Sp.M, atas bimbingannya.
Ilmu kedokteran masih terus berkembang dan dalam waktu singkat sudah
muncul teori dan pengetahuan-pengetahuan baru. Untuk itu penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima
saran, kritik dan masukan yang membangun demi kemajuan ilmu pengetahuan.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan
Penulis
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ptosis atau blepharoptosis, merupakan kondisi terjadinya penyempitan
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan paper ini adalah agar penulis dan pembaca mengenal dan
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
Kedokteran Universitas Sumatera Utara / Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan.
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Ptosis Kongenital
2.1.1. Definisi
Ptosis atau blepharoptosis, merupakan kondisi dimana terjadinya
penyempitan secara vertikal dari fissura palpebra dikarenakan penutupan
abnormal kelopak mata yang lebih rendah dari normalnya. Kondisi ini dapat
berupa kongenital ataupun didapat1,3,4. Ptosis Kongenital merupakan ptosis yang
muncul segera setelah lahir atau dalam umur 1 tahun.5
2.1.2. Epidemiologi
Sekitar 30% pasien dengan ptosis kongenital akan disertai dengan adanya
kelainan motilitas okular, terutama kelemahan pada otot rectus superior ipsilateral.
Sampai sekarang insidensi ptosis kongenital belum pernah dilaporkan. Akan tetapi
70% kasus ptosis kongenital hanya mengenai satu bagian mata saja. Ptosis
kongenital dapat terjadi pada siapapun tanpa memandang suku dan jenis kelamin
dan biasanya ptosis kongenital terjadi segera setelah lahir maupun pada tahun
pertama kelahiran.5
2.1.3. Etiologi dan Klasifikasi
Pada sebagian besar kasus biasanya penyebabnya tidak diketahui. Tetapi
secara histologi, ditemukan distrofi muskulus levator palpebra pada pasien dengan
ptosis kongenital. Muskulus levator palpebra dan jaringan aponeurosis tampak
terinfiltrasi dan digantikan oleh jaringan lemak dan ikat. Hal ini menunjukkan
bahwa ptosis kongenital terjadi akibat defek perkembangan lokal pada struktur
otot.3 Ptosis kongenital juga dapat diturunkan secara autosomal dominan. Ptosis
pada anak biasanya disebabkan oleh miogenik dan maldevelopment otot levator,
sedangkan pada acquired ptosis umumnya disebabkan oleh aponeurosis 2,6
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
Ptosis dapat dikategorikan menurut onset yaitu ptosis kongenital dan ptosis
yang didapat. Ptosis kongenital biasanya tampak segera setelah lahir maupun pada
tahun pertama kelahiran sedangkan ptosis yang didapat dapat terjadi pada setiap
kelompok usia tetapi biasanya ditemukan pada usia dewasa tua2.
Ptosis kongenital dibagi atas isolated congenital ptosis dan non-isolated
congenital ptosis.
Synkinetic ptosis
Ptosis kongenital dapat terjadi karena inervasi dari otot levator oleh
cabang mandibular dari saraf trigeminal, menyebabkan Sindrom Gunn
Jaw-Winking. Pada sindrom
Aponeurotic ptosis
Defek aponeurotik kongenital berasal dari kegagalan aponeurosis
untuk memasuki permukaan interior dari tarsus atau dari trauma lahir
disertai dengan penggunaan forcep. Fungsi levator biasanya baik, tidak
ada gangguan kelopak pada saat lirikan ke bawah.
otot superior
Blepharophimosis Syndrome
Merupakan suatu kondisi kelainan genetik autosomal dominan. Terdiri
atas gambaran blepharophimosis, epicanthus inversus, telecanthus dan
ptosis. Kelainan ini disertai dengan tingginya insiden amblyopia.
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
dengan
ptosis,
miosis,
anhydrosis,
dan
progressive
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
Levator function
Pasien melihat ke arah bawah, alat pengukur diposisikan dengan markanya
pada margin kelopak mata atas. Lalu, tangan pemeriksa menjaga agar
tidak terjadi gerakan alis, dan pasien disuruh melihat ke arah atas sejauh
mungkin tanpa mengubah posisi kepala. Jumlah elevasi kelopak mata
tersebut dihitung dalam mm.
Poor : 0-5 mm lid elevation
Fair : 6-11 mm lid elevation
Good : >12 mm lid elevation
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
2.1.7.
Penatalaksanaan
Pada umumnya, penatalaksaan pada ptosis kongenital adalah melalui
pembedahan. Pembedahan pada anak-anak berbeda dengan dewasa, tidak ada data
yang mengatakan bahwa adanya waktu yang pasti dimana tercapai ketinggian
kelopak mata yang stabil pada ptosis kongenital, maka dipilihlah usia 2 tahun
sebagai titik yang stabil10. Indikasi untuk dilakukannya pembedahan meliputi
adanya visual axis occlusion, posisi kepala yang abnormal, perkembangan yang
terhambat dan ketidakpuasan akan bentuk perawakan wajah.
Pada anak dengan fungsi otot levator yang sangat lemah (< 3mm), maka
tidak ada gunanya melakukan resecting dari levator, karena kelopak akan tetap
dalam posisi yang rendah. Maka, harus dilakukan prosedur frontalis sling.11
Berikut ini merupakan operasi yang bisa digunakan untuk ptosis kongenital:
1.
2.
Levator resection operasi ini dilakukan pada ptosis sedang sampai berat
dan dikontraindikasikan pada penderita ptosis berat yang mempunyai
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
Ptosis sedang
Fungsi Levator
Baik
Sedang
Buruk
Ptosis berat
Reseksi
16-17 mm (minimal)
18-22 mm (sedang)
23-24 mm (maksimal)
3.
2.1.8.
Komplikasi 3
10
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
11
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
BAB 3
KESIMPULAN
Ptosis Kongenital merupakan ptosis yang muncul segera setelah
lahir atau dalam umur 1 tahun. Pada sebagian besar kasus biasanya
penyebabnya tidak diketahui, pada anak biasanya disebabkan oleh
miogenik dan maldevelopment otot levator. penatalaksaan pada ptosis
kongenital
adalah
melalui
pembedahan
dimana
indikasi
untuk
12
PAPER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Sylvia
NIM
: 090100148
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy of Ophthalmology.
Ptosis,
2013.
Diakses
di
13