Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

AEREOMETER
Kelompok 4B
Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400
Dede Nurhuda 13.0655
Hamim Haerullah 13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
AEREOMETER
Kelompok 4B
Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400
Dede Nurhuda 13.0655
Hamim Haerullah 13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
AEREOMETER
Kelompok 4B
Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400
Dede Nurhuda 13.0655
Hamim Haerullah 13.1230
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2014
1
ABSTRAK
Berat jenis adalah konstanta/ tetapan bahan tergantung pada suhu untuk tubuh
padat, cair, dan bentuk gas yang homogen. Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu
bahan per satuan volume bahan tersebut.Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut
:Satuan dari berat jenis adalah kg/dm3, g/cm3, atau g/ml.g/liter. Dikenal beberapa alat
yang dapat digunakan untuk menentukan berat jenis, yaitu areometer, piknometer, neraca
whestphaal.
Berat jenis relatif (spesifik) adalah perbandingan antara berat jenis zat pada suhu tertentu
terhadap berat jenis air pada suhu tertentu pula. Berat jenis relatif tidak mempunyai satuan.
Berat jenis relatif akan sama dengan berat jenis absolut bila sebagai pembanding adalah air
pada suhu 40C. Penentuan berat jenis zat cair dengan areometer
Penentuan berat jenis dengan areometer berdasarkan pada prinsip Archimedes. Setiap
benda yang dicelupkan ke dalam suatu cairan, akan mengalami gaya angkat yang besarnya
sama dengan berat zat cair yang dipindahkan, karena adanya benda tersebut.
Areometer berbentuk sebuah silinder yang berlubang. Agar areometer dapat tercelup
dengan posisi yang tepat (skala tercelup dalam cairan), maka areometer diisi dengan butir-
butir Pb. Skala-skala pada areometer menunjukkan berat jenis cairan. Semakin kecil berat
jenis cairan, areometer akan tercelup semakin dalam.
Karena itu skala pada areometer menunjukkan angka yang semakin besar dari atas
ke bawah. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis suatu zat adalah :
Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat
menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu
yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk
menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa
stabil,yaitu pada suhu 25
0
C (suhu kamar).Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar
maka kemungkinan berat jenisnya juga menjadi lebih besar.
Volumezat, jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula
dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta
kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya.
2
DAFTAR ISI
Abstrak ............................... 1
Daftar Isi ....................... 2
Daftar Gambar ... 3
BAB 1 Pendahuluan ....... 4
1.1 Latar belakang ...4
1.2 Tujuan ... 5
1.3 Mamfaat ...5
BAB 2 Landasan Teori ....... 6
BAB 3 Metodologi Percobaan . 13
3.1 Alat dan Bahan Percobaan . 13
3.2 Jalannya Percobaan . 14
BAB 4 Hasil dan Pembahasan . 16
4.1 Hasil Pengamatan . 16
4.2 Tugas Akhir . 17
BAB 5 Penutup . 19
5.1 Kesimpulan . 19
5.2 Saran . 19
Daftar Pustaka . 20
Lampiran . 21
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Aerometer Nicholson .. 13
Gambar 3.2 Aerometer yang bermassa tetap M .. 13
Gambar 3.3 Neraca teknis .. 13
Gambar 3.4 Bejana berisi zat cair .. 14
Gambar 3.5 Termometer .. 14
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Percobaan
Perkembangan ilmu teknologi saat ini sangat pessat. Hal tersebut secara
langsung memberikan kemudahan bagi setiap pekerjaan yang akan dilakukan, salah
satunya dalam industri. Untuk menentukan massa jenis suatu bahan, sekarang
sudah banyak alat praktis yang dapat dengan mudah dapat membantuh. Namun
secara tidak langsung kita tidak sadar bahwa dengan adanya hal tersebut, membuat
pemahaman kita sendiri terhadapa konsep untuk penentuan massa jenis pada
sebuah zat menjadi kurang memadai. Apalagi sebgai seorang mahasiswa, kita perlu
memiliki pengetahuan dan pengalamanyang lebih. Khususnya pada bidang
perminyakan, pada saat dilapangan, pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola
lumpur pengeboran yang akan digunakan merupakan hal mutlak yang wajib kita
pahami. Dalam pengelolaan itu, tentu saja tidak terlepas dari perhitungan massa
jenis dari tiap unsur yang digunakan.
Penentuan nilai massa jenis suatu zat padat dan massa jenis zat cair dapat
dilakukan dengan menggunakan banyak metode. Salah satu diantaranya adalah
dengan menggunakan aerometer yaitu dengan memanfaatkan gaya tekan ke atas
yang ditimbulkan oleh air maupun zat cair sehingga dapat ditentukan besarnya
massa benda bentuk tak kontinu di udara, air maupun zat cair. Untuk memahami
penggunaan metode ini maka dilakukan percobaan menentukan massa jenis zat cair
dengan menggunakan aerometer.
5
1.2 Tujuan Percobaan
Kegiatan percobaan ini dilakukan dengan maksud maupun tujuan sebagai berikut;
1. Menggunakan areometer Nicholson , areometer yang bermassa tetap.
2. Menentukan massa jenis zat cair dan zat padat dengan menggunkan areometer.
1.3 Manfaat Percobaan
Dengan dilakukannya percobaan ini, maka diharapkan setiap mahasiswa
dapat mengerti penggunaaan dari alat ukur massa jenis yang ada, secara khusus
areometer. Dimana dalam kesempatan percobaan ini, areometer yang digunakan
terdidiri dari 2 jenis, yaitu areometer Nicholshon dan areometer berberat tetap.
Selain itu, dengan adanya percobaan ini, maka secara langsung dapat membuat
praktikan lebih menguasai tentang materi massa jenis. Dimana konsep yang
diterapkan atau ditekankan pada saat ini yaitu konsep gaya ke atas dari zat cair,
seperti konsep pada hukum archimedes.
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Massa jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa
sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg m
-3
)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama.
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah
dengan
adalah massa jenis,
m adalah massa,
V adalah volume.
Satuan massa jenis dalam 'CGS [centi-gram-sekon]'
adalah: gram per sentimeter kubik(g/cm
3
).
1 g/cm
3
=1000 kg/m
3
Massa jenis air murni adalah 1 g/cm
3
atau sama dengan 1000 kg/m
3
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung,
maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa
jenis, atau yang dinamakan 'Massa Jenis Relatif'
Rumus massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang volumenya sama
7
B. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes : Setiap benda yang berada di dalam suatu fluida, maka
benda itu akan mengalami gaya ke atas (yang disebut gaya apung) seberat zat cair
yang dipindahkan.
Dalam persamaan : FA = Wb
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada
di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara,
benda memiliki berat yang sesungguhnya.
Dalam Persamaan : W b = mb.g
Ketika dalam air, dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan:
Wdf = Wb FA
Keterangan :
Wdf : berat dalam fluida, dikatakan juga berat semu (N) Wb : berat benda
sesungguhnnya, atau berat di udara (N) FA : gaya angkat ke atas (N) Gaya angkat
ke atas ini yang disebut juga gaya apung.
Defenisi I gaya apung: Gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena
selisih gaya hidrostatik yang di kerjakan fluida antara permukaan bawah dengan
permukaan atas. BIla tekanan fluida pada sisi atas dan sisi bawah benda yang
mengapung masing-masing p 1 dan p2, maka gaya yang dikerjakan pada telur pada
sisi atas dan bawah adalah: F 1 = p1. A F2 = p2. A Gaya ke atas yang bekerja pada
balok merupakan resultan gaya F1 dan F2. FA = F2 F2 FA = (p2 p1)A FA =
(h2 h1)pfgA FA = pfgV Keterangan : pf = masa jenis fluida (kg/m3) V = volume
air telur yang tercelup (m3)
Defenisi II gaya apung : Selisih berat benda di udara dengan berat benda di fluida
yang memiliki gaya apung tersebut.
8
C. Areometer
Aerometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis
suatu zat cair. Nilai massa jenis suatu zat cai dapat diketahui dengan membaca
skala pada aerometer yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Aerometer
terbuat dari tabung kaca. Agar tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair,
bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbale. Diameter bagian bawah
tabung kaca dibuat lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan
hydrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar
dan aerometer dapat mengapung di dalam zat cair. Tangkai tabung kaca didesain
supaya perubahan kecil dalam berat benda yang dipindahkan (sama artinya dengan
perubahan kecil dalam massa jenis zat cair) menghasilkan perbahan besar pada
kedalaman tangkai yang tercelup di dalam zat cair. Ini berarti perbedaan bacaan
pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.
Pada elemen ini bekerja gaya berat, W dan gaya oleh bagian fluida yang
bersifat menekan permukaan s, yaitu gaya Fa. Kedua gaya tersebut saling
meniadakan, karena elemen berada dalam keadaan setimbang, maka gaya ke atas
sama dengan gaya ke bawah. Artinya resultan seluruh gaya pada permukaan s
berarah ke atas dan besarnya sama dengan berat elemen fluida dan titik
tangkapnya adalah pada titik berat elemen. Dalam prinsip Archimedes
dinyaatakan bahwa suatu benda yang seluruhnya atau sebagian tercelup dalam
satu fluida maka benda tersebut akan mendapat gaya apung ke atas sebesar berat
fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Secara matematis hukum Archimedes diformulasikan:
Fa = f. g. Vbf
keterangan:
Vbf: volume benda yang tercelup dalam fluida, m3.
f : massa jenis fluida, kg/m3
g : percepatan gravitasi, m/s2
9
Hukum Archimedes berlaku untuk semua fluida termasuk gas dan zat cair.
Jika benda tercelup semua maka Vbf = volume benda. Pada benda yang
dimasukkan ke dalam zat cair, akan terjadi tiga kemungkinan keadaan, yaitu
terapung, melayang dan tenggelam. Ketiga kemungkinan keadaan tersebut terjadi
ditentukan oleh perbandingan massa jenis benda dengan massa jenis fluida. Apabila
massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis fluida ( b < f ) maka benda
terapung. Benda berada dalam keadaan melayang apabila massa jenis benda sama
dengan massa jenis fluida ( f = b ) dan benda dalam keadaan tenggelam apabila
massa jenis benda lebih besar dari massa jenis fluida b rata rata> f.
Cara Membaca Hasil Pengukuran
Cara membaca hasil pengukuran pada aerometer adalah dengan membaca skala
yang ditunjuk oleh zat cair yang naik dalam aerometer. Satuan yang digunakan
dalam pengukuran ini adalah g cm-3. skala yang terbaca ini merupakan massa
jenis relatif.
Prinsip Kerja
Aerometer merupakan salah satu dari aplikasi hukum Archimedes yang sering
kita jumai dalam kehidupan sehari-hari. Jadi prinsip kerjanya menggunakan
Hukum Archimedes, yang menyatakan bahwa benda yang tercelup ke dalam
fluida mengalami gaya ke atas seberat fluida yang dipindahkan. Ketika
aerometer dicelupkan ke dalam fluida, maka fluida akan memberikan gaya ke
atas yang besarnya sama dengan berat hydrometer. Gaya ini terkonversikan
menjadi massa jenis zat cair yang diukur, karena di dalam aerometer terdapat
zat cair yang massa jenisnya sudah diketahui dan tertuang dalam skala yang
tertera pada aerometer.
(Gambar 2.1 Aerometer)
10
Jadi berat M (= tetap) sama dengan gaya keatas :
W
M
= V
N
. . g ................................(2-3)
V
n
adalah volume areometer dibawah garis ke-n.
Dengan memakai sifat
A. Aerometer Nicholson.
1) Fila aerometer N dimasukan kedalam zat cair dan padat pinggan atas PA
diletakkan beban W1, tercelup sampai T, maka berlaku persamaan gaya
sebagai berikut :
W
1
+ W
N
= V
N 1
Atau dalam persamaan massa
M
1
+ M
N
= V
n, 1
................
Dimana :
W
N
= Berat Aerometer N.
V
N
= volume Aerometer.
= percepatan gravitasi
1
= massa jenis zat cair
M = massa
2) Bila aerometer N dimasukan kedalam zat cair, ain kemudian sehingga harus
ditambahkan beban W
2
agar aerometer tercelup sampai T. Maka dari
persamaan (2) dapat diturungkan menjadi :
1
=
air
................... (3)
selain itu, areometer juga dapat digunakan untuk menentukan massa jenis
zat padat. Dan dipenuhi persamaan :
1
= zat cair .......... (4)
11
Dimana :
k =
massa jenis zat padat K yang akan ditentukan
Zat cair = massa jenis zat cair yang diketahui
M = massa yang di tambahkan pada PA aga N tercelup sampai T (tanpa zat padat
K)
M
p
= massa yang ditambahkan kemudian (pada PA), agar N tercelup sampai T (zat
padat K pada PA), agar tercelup sampai T dengan zat padat K pada PB
A. arometer yang berborat tetap.
ada areometer M, tangkainya diangap berbentuk : silinder dan mempunyai
pembagian skala. dengan alat ini digunakan untuk menetukan massa jenis zat cair
saja.bila M dimasukan ke dalam suatu zat cair M akan tercelup sampai skala ke N.
jadi berat M sama dengan keatas.
WM
= V
N g ............................................ (5)
Dimana :
M = berat aroemeter
Vn = volume aroemeter yang tercelup di bawah garis ke N.
= massa jenis zat cair
G = percepatan gravitasi
Dengan mengunakan sifat silindris tangkai M,
Vn = Vo + n v ........................... (6)
Dimana :
Vo = konstan
N v = volume silinder
= ............. (7)
12
Jika areometer M di masukkan ke berbagai zat cair, maka akan diperoleh
harga n yang berbeda. Sehigga dapat diperoleh hubungan :
x = ........................ (8)
Dimana :
x = massa jenis zat cair yang akan yang akan di tentukan
= massa jenis zat cair 1 dan 2 yang telah diketahui.
N1,n2 = penunjukan skala n pada zat cair 1 dan 2
Nx = skala n pada zat cair yang akan ditentukan
13
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan dan Alat Percobaan
Aerometer Nicholson tetap.
(Gambar 3.1 Aeorometer Nicholson)
Aerometer yang bermassa tetap M.
(Gambar 3.2 Aerometer yang bermassa tetap M)
Neraca teknis, bati timbangan.
(Gambar 3.3 Neraca teknis)
Butir-butir zat padat.
14
2 bejana yang berisi zat cair.
(Gambar 3.4 Bejana berisi zat cair)
Termometer
(Gambar 3.5 Termometer)
3.2 Jalannya Percobaan
1. Timbang areometer N dengan timbangan teknis.
2. Tambahkan anak timbangan sebesar 15 dan 20 gram dalam pinggang bawah (PB) ,
agar selalu tegak dalam zat cair. Selanjutnya beban ini dianggap sebagai bagian
dari areometer.
3. Masukkan N dalam air , dan letakkan beban w1 pada PA , sehingga N tercelup
sampai T.
4. Catat temperatur zar cair , beban Wn dan W1.
5. Masukan N ke dalam zat cair x. Berilah beban W2 pada PA yang dapat membuat N
tercelup sampai T.
6. Catatlah temperatur zat X dan W2.
7. Masukkan N ke dalam zat cair yang rapat massanya diketahui.
8. Tambahkan beban Wo , letakkan pada PA agar N tercelup sampai T.
9. Singkirkan Wo, letakkan pada PA sejumlah zat padat K , yang rapat massanya akan
ditentukan.
15
10. Tambahkan Wp di PA agar N tercelup sampai T.
11. Pindahkan zat padat K dari PA ke PB.
12. Untuk membuat N tercelup sampai T, pada PA harus diberi beban Wn.
13. Catat temperatur zat cair.
Dengan areometer berberaat tetap.
1. Masukkan areometer M ke dalam zat cair 1 kemudian zat cair 2, yang masing-
masing telah diketahui massa jenisnyua masing-masing yaitu
2. Catatlah n1 dan n2 , serta temperatur masing-masing zat cair.
3. Masukkan M ke dalam zat cair x yang akan ditentukan rapat massanya
4. Catat posisi nx dan temperaturnya.
16
BAB 4
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
A. Percobaan dengan menggunakan Areometer Nicholshon
Setelah dilakukan percobaan sesuai petunjuk di pembahasan sebelumnya,
didapatlah data sebagai berikut;
a. Massa areometer Nicholson (N atau Wn) yaitu 52 gram
b. Massa beban yang diberikan pada areometer (pada bagian PA) agar permukaan
air tercelup sampai batas tanda T sebagai berikut;
Wo = 7 gr
W
1
= 5 gr
W
2
= 5 gr
Wn = 1 gr
c. Pengukuran suhu cairan;
Suhu cairan pertama (air) : 28
0
C
Suhu cairan kedua ( cuka) : 27
0
C
B. Percobaan dengan areometer yang berberat tetap.
Pada percobaan kali ini lebih ditekankan pada cairan kedua, yaitu Cuka
Volume yang didapat sebagai berikut;
n (volume awal) : 1050 ml
n
1
( volume setelah areometer dimasukkan pada zat 1 ) : 1028 ml
n
2
( volume setelah areometer dimasukkan pada zat 2) : 1100ml
n
x
= -2
Pengukuran Suhu cairan; 28
0
C
17
4.2 Tugas Akhir dan Pertanyaan
1. Tentukan Volume Nicholshon
Penyelesaian;
m
1
+m
2
= V
n
.
V
n
=
= = 57 cm
3
2. Hitunglah
Penyelasaian;
= = 13,167 gr/ml
3. Hitunglah
Penyelesaian;
zat cair
= 1
= = 1,2 g/cm
3
4. Apakah kita sebaiknya menggunakan banyak atau sedikit zat padat k dalm
menentukan ini. Terangkan!
Jawab;
Sebaiknya kita menggunakan sedikit saja zat padat untuk menentukan
Kerena dengan begitu maka presentasi kebenaran perhitungan massa jenisnya lebih
tinggi/baik.
18
5. Hitunglah
6. Apakah arti v
0
dan v dari hasil yang didapat
Jawab ; Sama dengan no.2.
= konstanta / volume cairan
V = Volume dari cairan yang diberi beban.
7. Gambarlah grafik dari sebagai fungsi dari n!
Jawab;
R
Sebanding
19
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, dapa disimpulkan bahwa massa jenis
zat yang didapat dengan menggunakan areometer adalah 13 gr/ml. Dimana unuk
pengukurannya, digunakan media air dan areometer sebagai alat ukurnya. Selain itu
dapat diketahui bahwa suhu dan volume sangat berpengaruh pada penentuan massa
jenis suatu zat.
5.2 Saran
Dalam melakukan penelitian ini, perlu adanya ketelitian dan penguasaan
terhadapa penggunaan dan cara kerja dari alat yang diunakan. Sehingga hasil yang
didapat dapat sesuai dengan yang diharapkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/60560773/50749036-Lap-FD-A-2
http://www.scribd.com/doc/50749036/Lap-FD-A-2
21
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai