Anda di halaman 1dari 2

Cut Meutia

Lahir di Pirak, Aceh Utara, 1870, adalah pahlawan nasional


Indonesia dari daerah Aceh. Awalnya Cut Mutia melakukan perlawanan
terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku
Cik Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Cik Tunong berhasil
ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Cut
Meutia kemudian menikah dengan Pang Nagroe sesuai wasiat
suaminya dan bergabung dengan pasukan lainnya dibawah pimpinan
Teuku Muda Gantoe. Pada suatu pertempuran dengan
Korps Marechause di Paya Cicem, Cut Meutia dan para wanita
melarikan diri ke dalam hutan.
Cut Meutia kemudian bangkit dan terus melakukan perlawanan
bersama sisa-sisa pasukkannya. Ia menyerang dan merampas pos-pos
kolonial sambil bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara.
Namun pada tanggal 24 Oktober 1910, Cut Meutia bersama
pasukkannya bentrok dengan Marechause di Alue Kurieng. Dalam
pertempuran itu Cut Meutia gugur.














HAJI AGUS SALIM

Haji Agus Salim (lahir dengan nama Mashudul Haq (berarti
"pembela kebenaran"); lahir di Sumatera Barat, 8 Oktober 1884
meninggal di Jakarta, 4 November 1954. Adalah seorang pejuang
kemerdekaan Indonesia.
Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS),
sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere
Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan
terbaik di HBS se-Hindia Belanda.
Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga
akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian
mendirikan Surat kabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur
Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en
Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan
itu Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat
Islam.

Anda mungkin juga menyukai