AGAMA DAN SEKOLAH UMUM DI DESA GADING BAIN KECAMATAN KOTANOPAN BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu mission socred ( tugas suci), oleh sebab itu patut dihormati dan dikagumi tugas dari pendidik atau guru. Akan tetapi banyak orang beranggapan bahwa menjadi guru atau pendidikitu mudah, sehingga banyak diantara mereka menganggap mudah terhadap tugas trsebut.Tugas mendidik tunas-tunas bangsa yang akan melanjutkan citi- cita bangsa dan negara itu merupakan tugas mulia yang harus dijunjung tinggi dengan kesadaran yang tinggi pula. Jadi pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk mendewasakan seseorang yang secara tersusun dan dengan cara sistematis dan berlandaskan al quran dan hadis, yang mencapai tujuan tertentu.Sedangkan menurut Muhaimin dalam bukunya paradigma pendidikan Islam di Indonesia. 1
Pendidikan Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dengan memperhatikan tuntutan untuk
1 Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta : Bina Aksara, 2002, hlm, 21 2
menghormati agama lain dalam hubungan kurukunan antar ummat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada semua jenis dan jenjang pendidikan di Indonesia. Posisi strategis mata pelajaran tersebut berkaitan dengan upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu pembentukan manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sejajar dengan lain sebagai satu kebulatan dalam pencapaian tujuan pembelajaran siswa secara komprehensip. Efektivitas pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tergantung pada banyak faktor diataranya adalah kesiapan siswa. Sikap siswa terhadap mata pelajaran merupakan faktor yang penting dalam pelajaran, maka pelajaran yang disukai akan lebih lancar dipelajari dari pada mata pelajaran yang kurang disukai. Sebaliknya mata pelajaran yang kurang disukai akan sulit dipelajarinya. Kriteria keberhasilan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain intensitas seswa dalam beribadah. Realitas di lapangan banyak ditemukan siswa sekolah belum memiliki kedisiplinan dalam beribadah khususnya shalat. Shalat merupakan hal yang urgent dalam agama. Masa depan agama tergantung pada generasi muda. Siswa sebagai generasi penerus harus bertanggung jawab pada pelaksanaan hal-hal yang urgent dalam agama. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam biasa juga dikatakan sebagai kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang 3
dilakukan secara terencana, pendidikan agama Islam juga diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan. 2
Dari hasil wawancara di lapangan penulis terhadap alumni sekolah agama dan sekolah umum di desa Gading Bain berbeda baik dengan pengetahuan dan pengamalan Agama Islam Antara Sekolah Agama dan Sekolah Umum di Desa Gading Bain Kecamatan Kotanopan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang dibahas dalam proposal adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengamalan pendidikan agama Islam diantara alumni sekolah agama dan sekolah umum di Desa Gading Bain Kecamatan Kotanopan. 2. Apa saja yang menjadi hambatan-hambatan bagi sekolah umum dalam mengamalkan pendidikan agama Islam.
C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini maka tujuan penelitian proposal ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengamalan pendidikan agama Islam diantara aiumni sekolah agama dan sekolah umum di Desa Gading Bain Kecamatan Kotanopan.
2. Untuk mengetahui yang menjadi hambatan hambatan bagi sekolah umum dalam mengamalkan pendidikan agama Islam .
D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan skripsi di PAI-3 dalam tarbiyah dan ilmu keguruan di IAIN Padangsidimpuan 2. Sumbangan pemikiran bagi para alumni sekolah agama dan sekolah umum di Desa Gading Bain Kecamatan Kotanopan. 3. Sumbangan pemikiran bagi kepala desa dalam meningkatkan cara pengamalan pendidikan agama Islam antara alumni sekolah agama dan sekolah umum di desa jambur tarutung kecamatan kotanopan 4. Sebagai perbandingan bagi peneliti lain yang memiliki keterkaitan dan lembaga pembahasan yang sama
E. Batasan Masalah Pengamalan pendidikan agama Islam antara alumni sekolah agama dan sekolah umum, merupakan studi perbandingan,tapi yang dimaksud peneliti disini pengamalan ibadah sholat wajib lima kali sehari semalam.
F. Sistematika pembahasan Untuk memudahkan pembahasan proposal ini dibuat sistematika pembahasan sebagai berikut: 5
Pada bab pertama dibahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah yang merupakan alasan pemilihan judul proposal, rumusan masalah yang isinya adalah masalah-masalah yang dibahas dalam proposal ini, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, serta sistematika pembahasan. Pada bab dua dibahas tentang landasan teoritis, yaitu acuan dalam penelitian yang isinya terdiri atas pengertian pengamalan, pengertian pendidikan, pengamalan pendidikan agama Islam, materi- materi pendidikan agama Islam seperti: Fiqh, tauhid, akhlak Pada bab tiga penelitian yang mencakup tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, sumber data, subjek penelitian, instrumen pengumpul data, dan analisis data. Pada bab empat hasil penelitian Pada bab lima merupakan bab terakhir yaitu penutup dari pembahasan .
6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori 1. Kepercayaan dan Pengamalan (ibadah) Pengamalan tidaklah cukup jika benda-benda dan wujud sakral tersebut sekedar ada tetapi eksistensi (keberadaannya) harus dipelihara terus menerus dan dihidupkan dalam hati para pemujanya.Kepercayaan-kepercayaan yang terdiri dari syahadat-syahadat dan mitos-mitos, dan pengamalan-pengamalan(ibadat) yang terdiri dari upacara-upacara keagamaan dan peribadatan, membantu dalam tujuan ini.Agama mencoba menjelaskan hakikat dan asal usul benda-benda dan makluk-makluk sakral tersebut dan bahkan boleh dikatakan bahwa agama menyediakan peta dan petunjuk untuk mencapai alam gaib. 3
Kepercayaan-kepercayan keagamaan tidak hanya melukiskan dan menjelaskan makluk-makluk sakral dan alam gaib-tuhan dan para malaikat, syiwa Dan krisna, yupiter dan mars. Surga dan neraka tetapi yang terpenting dari semuanya itu adalah bahwa kepercayaan- kepercayan tersebut memberitahukan bagaimana alam gaib ini dapat dihubungkan dengan dunia manusia yang nyata- kepercayaannya menjelaskan bagaimana kenyataan-kenyataan yang dapat dilihat
3 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1991, hlm. 19 7
dari roti dan anggur pada ekaristi yang secara mistik dihubungkan dengan tuhan dan darah sakral dari yang tidak kelihatan, yaitu kristus yang telah bangkit. 4
2. Pengertian Pendidikan pendidikan adalah suatu tugas suci oleh karena itu patut dihormati dan dikagumi tugas dari pendidik atau guru.Akan tetapi banyak orang beranggapan bahwa menjadi guru atau pendidik itu mudah, sehingga banyak diantara mereke menganggap mudah terhadap tugas tersebut.Tugas mendidik tunas-tunas bangsa yang akan akan melanjutkan cita-cita bangsa dan negara itu merupakan tugas mulia yang harus dijunjung tinggi dengan kesedaran yang tinggi pula. Dalam kamus besar bahasa indonesia, pendidikan yang berasal dari katadidik diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Soegarda porbakawatja menyebutkan bahwa pendidikan sebagai kegiatan yang meliputi semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilan kepada generasi muda sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohaniah. 5
4 Sutrisno, Hadi. Metodologi Research I, Yogyakarta : YP. Fak. Psikologi UGM, 1980,hlm. 21 5 Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Aksara Baru, 1989. Hlm.43 8
3. Pengertian Agama agama menurut kamus besar bahasa indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yng berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan.Kata agama betasal dari bahasa sansekerta agama agama yang berarti tradisi. Emile durkhein mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan peraktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai ummat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.
4. Pengertian Pendidikan Islam pendidikan Islam dalam pengertian yang umum adalah pendidikan yang berlandaskan as-Islam atau sering disebut sebagai pendidikan yang berdasarkan al quran dan sunnah nabi saw.Pengertian yang sesingkat itu tentulah tidak memadai untuk menjelaskan konsep pendidikan Islam dengan spesifikasinya yang khas, kecuali sekedar menjelaskan landasan atau dasar-dasar yang digunakan dalam membangun sistem pendidikannya, yang tidak lain adalah ajaran Islam, alquran dan sunnah. 6
6 Muh. Nazih, Metodologi Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1983, hlm. 43 9
5. Sekolah sekolah adalah tempat anak- anak dididik.Tujuan sekolah adalah mengajarkan anak untuk menjadikan anak yang mampu memajukan bangsa.Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa /murid di bawah pengawasan guru.Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa maju melalui serangkain sekolah. 7
6. Sekolah umum Sekolah umum adalah sekolah yang lebih dominan mempelajari ilmu- ilmu umum seperti: matematika, fisika, geografi, sejarah, bahasa indonesia dan dalam bidang studi agama dapat dikatakan waktu yang dipakai sangat sedikit
7. Sekolah Agama/ Pesantren pesantren adalah sekolah Islam berasrama terdapat di indonesia. Pendidikan didalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang al quran dan sunnah rosul dengan mempelajari bahasa arab dan kaidah- kaidah tata bahasa arab.
B. Hipotesis Hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti bawah dan tesis artinya pendapat. Menurut Nana Sujana yang dimaksud hipotesis adalah pendapat yang
7 Dwi Nugroho, Psikologi Keluarga, Jakarta : BPK, Gunung Mulia. 1988, hlm.76 10
tingkat kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan. Kebenaran itu masih perlu diuji atau masih perlu dibuktikan. (1991: 37) Hipotesis akan dapat diterima jika benar-benar penyelidikan membenarkan pernyataanya dan akan ditolak jika kenyataannya menyangkal. (Sutrisno Hadi, 1987 : 253) Berdasar pendapat dari kedua ahli tersebut yang dimaksud hipotesis menurut penulis adalah jawaban sementara yang masih perlu pembuktian. Jadi jawaban itu bisa diterima atau bisa juga ditolak; diterima apabila jawaban itu sesuai kenyataan dan ditolak apabila tidak sesuai dengan kenyataan setelah diadakan pembuktian.
C. Kajian Terdahulu Pada penelitian yang berjudul Kecamatan Pakantan Kabupaten Mandailing Natal Tahun Ajaran 20013/2014 Penulis Memberikan Hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar antara anak pegawai negeri dan non pegawai. 2. 2. Anak yang orang tuanya Pegawai Negeri memiliki prestasi yang lebih tinggi daripada anak yang orang tuanya non Pegawai Negeri di SMP I Pakantan Kecamatan Pakantan Kabupaten Mandailing Natal.
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di Gadin Bain Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal. Pelaksanaan penelitian ini di mulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober waktu yang di tetapkan dipergunakan dalam rangka pengambilan data sampai kepada pengolahan data hasil penelitian, kemudian pembuatan hasil penelitian.
B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu: suatu penelitian yang menggunakan alat bantu statistik untuk memberikan gambaran atau peristiwa dan gejala baik deskriftif maupun inprensial. Sedangkan metode yang digunakan dalam metode ini adalah metode deskriftif yang menggambarkan bagaimana pengamalan pendidikan agama Islam antara sekolah agama dan sekolah umum di desa Gading Bain Kecamatan kotanopan.
C. Sumber Data Dalam penelitian ini sumber data yang dibutuhkan disini ada dua jenis sumber data, primer dan sumber data skunder. Sumber data primer adalah data utama yang dibutuhkan dalam penelitian ini yang diperoleh dari alumni sekolah agama dan sekolah umum. 12
Sumber data skunder adalah pengamalan pendidikan agama Islam.
D. Subjek Penelitian Untuk memproleh data atau informasi maka dibutuhkan subjek penelitian adalah data yang akan diteliti yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian secara fakta atau sesuai dengan kenyataan.
E. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan di gunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Selanjutnya instrumen yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, contohnya: angket (questionnaire), daftar cocok (chek list), skala (scala), pedoman wawancara (interview guide atau interview scedule), lembar pengamatan atau panduan (obsevation sheet atau observation atau observation scedule), soal ujian (soal tes atau( test) inventori ( infentory), dan sebagainya. 8
Adapun instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. 9
Angket sering disebut juga kuesioner. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket untuk mengungkapkan variabel pengamalan shalat lima waktu alumni sekolah umum dengan alumni sekolah agama/pesantren di Desa gading Bain Kecamatan Kotanopan. 2. Dokumen Metode ini digunakan sebagai langkah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat Kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, dan sebagainya. Dengan metode dokumentasi ini yang diamati bukan benda hidup tapi benda mati. Dalam penelitian ini dokumentasi yang diambil adalah data alumni sekolah umum dengan alumni sekolah agama/pesantren di Desa gading Bain Kecamatan Kotanopan. Sedangkan data yang lain sebagai pelengkap. 3. Tes 4. studi komparatip
9 Ibid, hlm. 145 14
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu : 1. Variabel bebas Variabel bebas merupakan objek pengamatan utama dari penelitian yang menyebabkan ada hubungan dengan hasil yang diteliti Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah anak pegawai negeri dan anak non pegawai negeri dan diberi kode X. 2. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. (Suharsimi Arikunto, 1993 : 93) Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa dan diberi kode Y. 10
G. Penentuan Subjek Penelitian 1. Populasi Seluruh subjek penelitian disebut populasi. Karena yang menjadi subjek penelitian itu penduduk yang jumlahnya banyak, maka populasi dibatasi sebagian jumlah penduduk atau individu yang mempunyai sifat sama. Menurut Sutrisno Hadi, populasi dapat berupa manusia, benda alam atau benda lain yang dijadikan sasaran penelitian.
10 Ngalim Purwanto, Psikologi Belajar, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1986, hlm, 32 15
Populasi merupakan sumber data untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Populasi adalah semua elemen yang berada dalam wilayah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah alumni sekolah umum dengan alumni sekolah agama/pesantren di Desa gading Bain Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal yang berjumlah 50 Orang 2. Sampel Penelitian Menurut Sutrisno Hadi sampel adalah sejumlah dari penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Sedangkan pendapat seorang ahli yang lain mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat utama populasi. 11
Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis dapat mengambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud sampel adalah sebagian dari populasi yang dipergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian. Mengenai pengambilan sampel Suharsimi Arikunto berpendapat sebagai berikut : Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya cukup besar dapat diambil antara 10- 15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
2. Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal itu menyangkut banyak sedikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar hasilnya akan lebih baik 4. TeknikSampling Untuk menentukan sampel digunakan teknik sampling. Teknik sampling ada dua macam : a. Teknik Random Sampling Teknik Random Sampling adalah pengambilan sampel secara random tanpa pandang bulu, semua individu dalam populasi baik secara sendiri atau bersama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. b.Teknik Non Random Sampling Teknik Non Random Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana tidak semua anggota populasi Surachmat diberikan kesempatan untuk menjadi anggota sampel, hanya subjek atau kelompok tertentu saja yang dipilih. 12
Pada penelitian ini penulis dalam mengambil sampel menggunakan teknik non random sampling dengan cara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel didasarkan atas sifat, pertimbangan-pertimbangan atau
12 Faisal Sanafiah, Dasar dan Teknik Penyusunan Angket, Surabaya : Usaha Nasional, 1988, hlm. 21 17
ciri-ciri tertentu yang dianggap memiliki hubungan yang erat dengan populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sebagai sampel penelitian penulis mengambil sampel sekolah agama dan sekolah umum yang berjumlah 30 orang.
G. Tekhnik Analisa Data Analisis Data analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriftif, sehingga penelitian ini digolongkan kepada riset deskriftif yang bersifat umum.
18
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum Desa Gading Bain Kecamatan Kotanopan Desa Gading Bain Merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Kota Nopan, jaraknya dari ibu kota kecamatan lebih kurang 5 Km. yang berada di persimpangan desa Tombang Bustak. Desa ini beriklim trofis dan banyak perbukitan yang dikelilingi bukit barisan.
B. Keadaan Masyarakat Masyarakat desa Gadin Bain banyak yang beralumni pesantren karena pemikiran masrakat masih cenderung keagamaan sehingga masyarakat di desa ini kebanyakan beralumni pesantren.
C. Sarana Pedesaan dalam Beribadah Di desa ini ada satu buah mesjid sebagai tempat ibadah masyarakat di desa ini dan juga ada satu buah sekolah madrasah sebagai tempat belajar dan bermusyawarah para masyarak desa.
D. Pelaksanaan Ibadah masyarakt desa Dalam melaksanakan ibadah di desa ini sering dilakukan sholat berjamaah setiap shalat magrib, Isya dan Subuh. Tetapi kalau shalat juhur dan ashar jamaahnya sedikit dikarenakan mata pencaharian kebanyakan masyarakat di 19
desa ini hanya bertani sehingga siang hari desa ini sunyi karena mereka berada di ldang dan diswah seharian. Setelah peneliti mendapatkan beberapa data yang diinginkan, baik dariobservasi, interview, maupun dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa datatemuan yang ada untuk dimodifikasi dengan teori yang ada dan kemudianmenjelaskan dari hasil penelitian.Sebagaimana yang telah diterangkan dalam teknik analisis data penelitianmenggunakan analisis data kualitatif deskriptif (pemeparan) dan data yang penelitiperoleh baik melalui observasi, interview, maupun dokumentasidan dari pihak-pihak yang mengetahui peneliti butuhkan. Adapun data yang akan dipaparkan dandianalisis oleh peneliti sesuai dengan rumusan penelitian tersebut diatas maka,untuk lebih jelasnya peneliti akan mencoba membahsnya. Pendidikan agama di masyarakat merupakan pendidikan utama dalam proses perkembangan manusia menuju kedewasaan dan menujumanusia yang Muttaqin. Adapun bentuk pendidikan agama Islam yangterdapat di lingkungan masyarakat petani di desa Permanu sangat bermacam-macam seperti; taman pendidikan Quran (TPQ), remaja masjid, jamiyahhadrah, jamiyah rutinan seperti jamiyah yasin, jamiyah tahlil, jamiyahistighosah, jamiyah manaqib, dan jamiyah khotmil quran. Pedidikan dalammasyarakat pada dasarnya proses pendidikan menuju pertumbuhan dan perkembangan fitrah, yaitu sebagai Abdullah dan kholifatullah. Dengan mengemban tugas tersebut maka akan tercipta masyarakat yang sempurnasesuai dengan ajaran agama dan tidak ada 20
penyimpangan dalam kegiatankeagamaan. Dengan berlandaskan paparan data yang terdapat dalam bab empat,penulis mengklasifikasikan bentuk pendidikan agama Islam dibagi tiga kelompok besar, yaitu; kelompok anak-anak, kelompok remaja, kelompok dewasa. 1. Kelompok anak-anak Bentuk pendidikan agama Islam untuk kelompok anak-anak dilingkungan masyarakat petani desa Permanu diwujudkan dengan tamanpendidikan Quran (TPQ). TPQ yang terdapat di desa Desa Gading Bain Kecamatan Kotanopan. Dalam pelaksanaannyaantara TPQ yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Tergantung daerahmasing- masing. Ada yang dilaksanakan pada siang hari dan ada yangdilaksanakan pada malam hari. 2. Kelompok remaja Bentuk pendidikan agama Islam kelompok remaja diwujudkan dengan remaja masjid dan jamiyah hadrah. Sesuai dengan data yangpenulis peroleh diantara kedua kegiatan diatas yang eksis (berjalan lancar) adalah jamiyah hadrah. Untuk jamiyah remaja masjid kurang bias berjalan lancar, yang menyebabkan hal ini adalah banyak pemuda yang menikah sibuk dengan rumah tangganya serta banyak pula pemuda yangbekerja diluar kota dan pulangnya seminggu sekali. Jamiyah hadrah untuk remaja. 3. kelompok dewasa Bentuk pendidikan agama Islam kelompok dewasa diwujudkandengan kegiatan rutinan seperti jamiyah yasin, jamiyah tahlil, jamiyahistighosah, jamiyah manaqib, dan jamiyah khotmil 21
Quran.Selain tersebut diatas, kegiatan keagamaan yang terdapat dalammasyarakat petani desa Permanu adalah sholat Jumat, peringatan hari besar Islam (PHBI) yang diikuti oleh semua masayarakat.
22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengamalan ibadah tidak tergantung kepada alumni apa pun baik dari umum maupun agama. 2. Pengamalan agama hanya tergantung kepada kebiasaan beribadah mulai sejak kecil hingga dewasa. 3. Masayarakat gading bain memang beribadah sangat baik karena kebiasaan masyarakat desa segala sesuatu keperluan mandi selalu ke mesjid sehingga selesai mereka mandi langsung sholat di mesjid.
B. Saran 1. Agar para orang tua selalu memotivasi generasi untuik beribadah terutama sholat wajib 2. Harapan penulis agar masyarakat dan perangkat desa selalu mengadakan pengajian dengan mengundang ustad agar para masyarakat termotivasi dalam beribadah.
23
DAFTAR PUSATAKA Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta . 1991.
Ali, Moh, Penelitian Kependidikan, Bandung : Angkasa. 1982.