Anda di halaman 1dari 6

Koleksi Artikel dari Biasawae Community

Copyleft  2004 biasawae.com

Desain Web: Kerja Sama Pengguna, Penyedia Jasa,


dan Desainer

Sumber : Kompas

"
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft  2004 biasawae.com

Bayangkan ketika kita memasuki situs Coca Cola (http://www.cocacola.com) dengan


tanpa botol warna merah nyala dan background merahnya, maka dengan segera pertanyaan
timbul "botol"nya mana? Atau bayangkan kita masuk ke situs Esprit (http://www.esprit.com)
tapi warna yang muncul pertama kali adalah warna-warna yang redup. Membayangkan
masuk ke situs IBM (http://www.ibm.com) maka secara implisit yang terbayang adalah warna
biru sebagai foreground-nya.

Warna merah segera hadir dalam memori kita ketika kita hendak masuk ke situs KFC
(http://www.kfc. com) lengkap dengan ayamnya. Membayangkan sebuah situs berlabelkan
teknologi, maka yang akan timbul adalah navigasi yang high-tech, papan informasi yang easy
to learn dan penuh dengan kejutan-kejutan futuristik, warna-warna perak metalik dengan
ikon-ikon yang jauh dari yang kita bayangkam sekarang.

Mereka-reka sebuah situs sebelum situs itu kita masuki menjadi kegiatan yang
mengasyikkan karena kegiatan inilah yang menjadi dasar dinamika manusia itu sendiri.
Namun sering kali betapa kecewanya pengguna ketika masuk ke sebuah situs tersebut
ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Alih-alih dapat informasi yang sepadan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk menjelajah situs Web, maka secara cepat pulalah
pengguna akan menggerakkan mouse-nya untuk mencari situs yang sesuai dengan
keinginannya.

Perkembangan desain Web di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup cerah, hal
ini ditandai dengan masih banyaknya permintaan dari beberapa perusahaan untuk
tereksploitasi secara luas melalui Internet. Banyaknya permintaan ini diawali dengan makin
banyaknya jasa layanan penyedia akses ke jaringan Internet yang semakin memperluas daya
jangkauannya, hingga minat untuk menjelajah juga mengalami tanda-tanda kenaikan.

Hal ini patut disyukuri sebagai limpahan berkah bagi para jasa layanan perancang Web
dengan adanya kenaikan persentase minat pembuatan situs-situs tersebut. Dengan variatif
beberapa jasa layanan tersebut mengatur layanan dengan beberapa fasilitas yang lebih
memikat klien. Bersama untuk saling berbenah dan berkembang antara desainer Web
dengan penyedia teknologi atau software menjadi titik tolak kebangkitan desain Web di
Indonesia.
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft  2004 biasawae.com

Pertumbuhan eksponensial
Dengan mengandalkan kualitas dan kuantitas secara perorangan ataupun kelompok,
jasa layanan desain Web ini mengalami grafik peningkatan yang cukup signifikan. Ini ditandai
dengan bermunculannya situs-situs Web, baik milik perorangan ataupun perusahaan di
Internet.

Ada yang hanya mengandalkan sistematika direct management yaitu semua ditangani
sendiri secara langsung mulai dari proses praproduksi hingga pasca produksi. Ada juga
dengan sistematika manajerial yang makin kompleks yang dengan serta merta menaikkan
penawaran harganya.

Hal ini juga diikuti dengan booming berbagai perangkat lunak baru yang dikeluarkan
baik secara periodik maupun sesekali saja. Adobe Photoshop 6 (http:// www.adobe.com)
dengan fitur yang lebih serius menggarap wilayah desain Web dengan beberapa plug-in-nya
yang selalu keluar bersamaan. Deretan software yang dikeluarkan oleh Adobe ini tidak
kurang dari 28 jenis software, yang terbagi dalam software font, page builder, plug-ins,
animasi, dan tiga dimensi (3D.) Deretan itu antara lain untuk animasi terdapat Go Live 5.0,
Premiere 6.0, Live Motion 1.0, untuk page builder terdapat Go Live 5.0 dan Page Maker 6.52.

Tak mau kalah dengan tantangan Adobe, maka Corel (http: //www.corel.com) pun
menjawab tantangan tersebut dengan mengeluarkan Corel 10 dengan fitur-fitur yang lebih
menantang desainer untuk mengeksplorasi citra, dan juga dikeluarkannya Corel Rave
menambah deretan software animasi. Flash 5 (http: //www.macromedia.com), misalnya,
menjawab tantangan para flasher mania dengan menambahkan shortcut tools yang lebih
friendly dengan tambahan script yang makin beragam. Dengan mengembangkan
Dreamwever 4.0-nya maka Macromedia meramaikan bisnis pembuatan situs Web ini.

Di sisi lain, muncul berbagai kendala mengenai format file yang memang merupakan
sebuah persoalan yang telah lama terjadi. Tak kurang beberapa software telah mengeluarkan
jenis-jenis format file yang menjadi optional bagi para pengguna untuk mengembangkannya.
Se-bagai contoh, dengan dikeluarkannya Swift 3D (http://www. swift3d.com) untuk menjawab
permintaan flasher mania yang mengalami kesulitan dalam membuat animasi 3D dengan
kapasitas bytes yang cukup kecil dan mudah untuk dieskpor (transfer) ke Flash 5. Swish 2.0
(http://www.swishzone.com) pun merambah daerah animasi dengan konversi file yang mudah
dengan menempatkan pada animasi 2D.
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft  2004 biasawae.com

Perbendaharaan situs pun diperkaya dengan deretan software audio yang cukup
signifikan. Dimulai dari Acid Pro 3 keluaran Sonic Foundry (http:// www.sonicfoundry.com)
yang dengan setia menerbitkan fitur-fitur yang lebih menggigit untuk para penggunanya. Di
antaranya, kita dapat mengolah dan memotong file wav langsung di board-nya. Selain itu,
beberapa plug-in yang juga dikeluarkan bersamaan, seperti Sound Forge. Kelebihan software
ini juga pada konversi file yang optionable. Tak mau kalah dengan Sonic Foundry, CakeWalk
9.03 (http:// www.cakewalk.com) yang mengeluarkan beberapa plug-in. Juga menarik untuk
diekplorasi, seperti Groove Maker 2.0.

Ketika pengguna semakin mendambakan situs yang lebih interaktif, maka munculnya
Pulse 3D (http://www.pulse3d. com) yang makin menambah perbendaharaan piranti desainer
Web untuk lebih menuangkan ide-ide yang lebih kreatif. Software ini memungkinkan
pengguna untuk lebih mempunyai interaksi yang intens.

Sedangkan dari sisi pemilihan huruf (font), telah dikeluarkan tak kurang dari 200 ribu
jenis font yang mengalami grafik pertumbuhan eksponensial, sehingga ide-ide yang muncul
akan dapat dituangkan dengan sempurna. Sebuah angka yang cukup memudahkan para
desainer Web untuk lebih menelorkan ide-ide orisinalnya.

Ide orisinal
Hendak ke mana desain Web Indonesia? Pertanyaan ini kemudian segera mungkin
terlintas, mengingat kurangnya pertumbuhan ide-ide orisinil yang dikeluarkan oleh desainer
Web Indonesia. Tak pelak ini menjadi pertanyaan yang cukup serius. Fitur-fitur yang
membosankan dengan mengandalkan sistem navigasi yang kurang menggugah semangat
untuk mencoba, bahkan beberapa situs memainkan warna yang kurang sedap dipandang.
Apa sebenarnya yang menjadi latar belakang stagnasi desain Web di Indonesia?

Ada beberapa faktor yang menjadikan stagnasasi pengembangan Web dalam hal
orisionalitas. Ini antara lain bisa dilihat dari segi klien, sebagai pemegang penuh atas situs
yang akan dibikin oleh desainer Web tersebut. Ketika sebuah ide beradu dengan
kepentingan, maka yang terjadi adalah bentuk kompromi-kompromi yang sebenarnya kalau
tidak diberikan rambu-rambu akan menambah carut marut desain Web Indonesia.

Desainer Web tidak akan memunculkan ide-ide orisinilnya apabila campur tangan klien
yang cukup dalam dan banyak dalam proses pengerjaannya. Walaupun klien punya hak
penuh, namun memberikan kebebasan pada desainer Web berkreasi dengan imajinasinya
akan sedikit banyak membantu khazanah yang akan menjadikan Web Indonesia menjadi
terbaik.
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft  2004 biasawae.com

Faktor lainnya terletak pada masalah piranti, yang dipisahkan antara piranti yang
dipergunakan oleh desainer Web dan piranti yang dipergunakan oleh browser. Untuk piranti
para desainer telah diuraikan diatas. Sedangkan yang berkaitan dengan browser harus
menjadi perhatian pada desainer Web. Adanya perbedaan antara komputer PC dan Mac
buatan Apple Computers mengakibatkan adanya perbedaan penampilan homepage baik dari
segi warna, komposisi, hingga fungsi navigasi dan informasi homepage tersebut.

Tak ayal ketidaktepatan di dalam memilih browser, akan mengurangi fungsi situs
tersebut. Misalnya, default font pada komputer PC berbeda dengan Apple Mac, termasuk
dalam ukurannya. Dari sisi warna, komputer PC tampak super saturated sedangkan untuk
Mac, warna tampil lebih washed out (http://www.glassdog.com/). Dan tidak ketinggalan juga
memahami karakteristik browser, ada beberapa browser yang tidak mendukung penuh fungsi
yang ada pada situs.

Microsoft mempunyai JScript dan VBScript dan ActiveX yang tidak bisa dijalankan di
Netscape. Atau contoh paling sial adalah situs yang mengharuskan adanya beberapa plug-in,
seperti Flash Player atau Shockwave Player. Kendala ini sebenarnya telah diatasi oleh
desainer Web dengan menambahkan baris pilihan browser.

Faktor pengguna
Faktor lainnya yang tidak kalah penting adalah pengguna. Faktor ini patut diperhatikan
oleh desainer Web. Kita bedakan antara pengguna aktif dengan pengguna pasif. Seorang
pengguna yang pasif akan menerima apa adanya kendala yang ada ketika sebuah situs
ditayangkan sepanjang informasi yang diinginkan telah didapatkan. Akan lebih repot lagi
apabila menghadapi pengguna aktif di mana mereka membutuhkan sesuatu yang bisa
"dijual" selain informasi tersebut.

Desain dengan hanya mendasarkan warna-warna seragam akan dengan segera


ditinggalkan oleh pengguna tersebut. Mereka membutuhkan dukungan informasi dengan
sistem navigasi serta "brain effect" yang cukup menggugah selera mereka untuk bisa
berjelajah lebih lama lagi. Mampukah desainer Web memahami dinamika ini.

Sepatutnya desainer Web juga memahami karakteristik para penggunanya. Misalnya,


pengguna wanita lebih sensitif terhadap warna dibanding dengan pria. Warna merah lebih
popular untuk wanita dan warna biru ternyata lebih disukai oleh pengguna pria. Atau hal-hal
yang lebih sepele, misalnya, segmentasi pemakai Internet di Indonesia (http://www.
detikinet.com/database/survey-apjii/Prelaunch-internet%20survey/sld010.htm).
Koleksi Artikel dari Biasawae Community
Copyleft  2004 biasawae.com

Faktor update juga ikut menentukan. Update inilah salah satu senjata desainer Web
untuk senantiasa mengasah kemampuannya untuk lebih mempermanis situs yang telah
dibuat sebelumnya. Sebenarnya ini adalah pedang bermata dua, di mana ketidaktepatan
seorang desainer Web untuk melihat ini sebagai potensi mengasah kemampuan, maka akan
selamanya update dianggap sebagai pembenaran.

Faktor penting lainnya adalah tren. Desainer Web sepatutnya mengikuti tren yang
berlaku di masyarakat sekarang. Namun, dalam memperhatikan faktor ini tidak mendasarkan
diri atas menggali lubang kubur bersama-sama. Inilah sebuah dunia yang tidak bisa
memisahkan diri dengan lifestyle yang berkembang. Semua faktor ini seharusnya dapat
diatasi dengan kerja sama yang lebih kuat di antara pengguna, penyedia jasa teknologi
informasi dan para desainer Web itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai