Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN RESMI

TENSILE TEST
Disusun Oleh :
M. Samsu Maulana (6709040006)
Yogi Andriansyah (6709040015)
Ahmad Fikrie (6709040019)
TEKNIK PENGELASAN
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Instruksional Umum :
Mahasiswa dapat melakukan pengujian tarik ( tensile test ) terhadap suatu material.
1.1. Tujuan Instruksional !"usus :
1. Mahasiswa mampu membuat diagram tegangan - regangan teknik dan sebenarnya
berdasarkan diagram beban - pertambahan panjang yang di dapatkan dari hasil
pengujian.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisa sifat - sifat mekanik material
yang terdiri dari kekuatan tarik maksimum, kekuatan tarik luluh, reduction of area,
elongation dan modulus elastisitas.
1. Dasar T#ori
alah satu sifat mekanik yang sangat penting dalam suatu perancangan konstruksi dan
proses manufaktur adalah kekuatan tarik. !ekuatan tarik suatu bahan di dapat dari hasil uji
tarik ( tensile test ) yang dilaksanakan berdasarkan standar pengujian yang telah baku seperti
"#M ( "ssociation ociety #est and Material ), "M$ ( "merican ociety of Mechanical
$ngineers ), %& ( %apan &ndustrial tandards ), '&( ( 'eutches &nstitute for (ormangee ) dan
yang lainnya.
#erdapat beberapa bentuk spesimen pada uji tarik. )entuk spesimen sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di bawah ini*
1. S$#sim#n Plat
)atang uji berupa plat ditentukan dahulu gauge lengthnya, yaitu +, mm.
etelah itu diambil titik tengah dari gauge length tersebut, yaitu "
,
- ., mm / )
,
-
., mm. !e semuanya itu diberi tanda dengan penitik kemudian diukur kembali
panjang gauge lengthnya, apakah tepat +, mm atau tidak. etelah itu nilainya
dimasukkan ke dalam form data spesimen untuk 0
,
.
%am&ar 1.1 S$#sim#n Plat
. S$#sim#n Roun' Bar
)atang uji berupa round bar ditentukan dulu gauge lenghtnya, yaitu +, mm.
etelah itu diukur lagi panjang gauge length dari " ke ) sebagai data pada form data
spesimen untuk 0
,
. etelah itu ditandai dengan penitik.
%am&ar 1. S$#sim#n Roun' Bar
60mm
30mm 30mm
Ao Bo
A. B.
Lo = 60 mm
35 mm 35 mm
70 mm
(. S$#sim#n B#ton N#s#r
)atang uji berupa deformed diratakan dulu ujung - ujungnya supaya dapat
diperoleh pengukuran panjang yang lebih presisi. 1jung - ujung batang dapat
diratakan dengan cara dikikir atau dipotong dengan alat pemotong logam. etelah itu,
diukur panjang batang uji dengan menggunakan jangka sorong, lalu ditentukan titik
tengahnya kemudian ditandai dengan menggunakan penitik. etelah itu ditentukan
gauge lenghtnya, yaitu 2, mm hingga "
,
dan )
,
adalah masing - masing .3 mm dan
juga ditandai dengan penitik. )aru kemudian diukur lagi panjang gauge length
tersebut (" ke )) yang kemudian hasil pengukuran dimasukkan kedalam form data
spesimen untuk 0
,.
4
5ot 4-4

6o
"o )o




)
%am&ar 1.( S$#sim#n B#ton N#s#r
5ada pengujian tarik, spesimen diberi beban uji aksial yang bertambah besar
secara kontinyu. ebagai akibat pembebanan aksial tersebut, spesimen mengalami
perubahan panjang. 5erubahan beban ( 5 ) dan perubahan panjang ( 70 ) tercatat pada
mesin uji tarik berupa grafik yang merupakan fungsi beban dan pertambahan panjang.
grafik ini disebut grafik 5 - 70. kemudian dirubah menjadi grafik tress - train
( 8rafik - ) yang menggambarkan sifat suatu material secara umum.
%am&ar 1.* +ra,ik P - .L "asil $#n+ujian Tarik mat#rial
'ari gambar 1.9 di atas tampak bahwa sampai titik $ perpanjangan sebanding
dengan pertambahan beban. 5ada daerah inilah berlaku hukum :ooke, sedangkan titik
$ merupakan batas berlakunya hukum tersebut. ;leh karena itu titik $ disebut juga
batas proporsional. edikit di atas titik $ terdapat titik # yang merupakan batas elastis
di mana bila beban dihilangkan maka belum terjadi pertambahan panjang secara
permanen dan spesimen kembali ke panjang semula. 'aerah di bawah titik # disebut
daerah elastis. edangkan daerah di atasnya di sebut daerah plastis.
'i atas titik # terdapat titik / yang merupakan yield point ( luluh ) yakni
dimana logam mengalami pertambahan panjang tanpa pertambahan beban yang
berarti. 'engan kata lain yield point merupakan keadaan di mana spesimen
terdeformasi dengan beban minimum. 'eformasi yang dimulai dari titik / ini bersifat
permanen sehingga bila beban dihilangkan masih tersisa deformasi berupa
pertambahan panjang yang disebut deformasi plastis. 5ada kenyataannya karena
perbedaan antara ke tiga titik $, # dan / sangat kecil maka untuk perhitungan teknik
ini seringkali keberadaan ketiga titik tersebut cukup di wakili dengan titik / saja.
'alam grafik, titik / ditunjukkan pada bagian grafik yang mendatar atau beban relatif
tetap. 5enampakan titik / ini tidak sama untuk semua material. 5ada material yang
ulet seperti besi murni dan baja karbon rendah, titik / tampak jelas. (amun pada
umumnya penampakan titik / tidak tampak jelas. 1ntuk kasus seperti ini cara
menentukan titik / adalah menggunakan metode offset. Metode offset dilakukan
p.
p.
p.
e/y.
. u/f
e .
e .y
y
u
u
f
f
dengan cara menarik garis lurus yang sejajar dengan garis miring pada daerah
proporsional ( elastis ) dengan jarak ,,2 < dari regangan maksimal. #itik / didapat
pada perpotongan garis tersebut dengan grafik = - > ( 8ambar 1.3 ).
%am&ar 1.0 M#to'# o,,s#t untuk m#n#ntukan /i#l' $oint
5ertambahan beban lebih lanjut akan menyebabkan deformasi yang akan
semakin besar pada keseluruhan ?olume spesimen. )eban maksimum di tunjukkan
dengan puncak grafik sampai pada beban maksimum, deformasi yang terjadi masih
homogen sepanjang spesimen. 5ada material yang ulet ( ductile ), setelah beban
maksimum akan terjadi pengecilan penampang setempat ( necking ), selanjutnya
beban turun dan akhirnya spesimen patah ( fracture ). edangkan pada material yang
getas ( brittle ), spesimen akan patah setelah tercapai beban maksimum.
%ra,ik T#+an+an - R#+an+an T#knik 1
t t

2
:asil pengujian yang berupa grafik 5 - .0 tersebut sebenarnya belum
menunjukkan kekuatan suatu material, tetapi hanya menunjukkan kekuatan spesimen
saja. 1ntuk mengetahui kekuatan materialnya maka grafik 5 - .0 tersebut harus di
kon?ersikan ke dalam grafik tegangan - regangan teknik (
t t

). 8rafik
t t

dibuat dengan asumsi bahwa luas penampang spesimen konstan selama proses
pengujian. ;leh karena itu, penggunaan grafik ini terbatas pada konstruksi yang mana
deformasi permanen tidak diperbolehkan terjadi. )erdasarkan asumsi luas penampang
konstan tersebut maka persamaan yang digunakan adalah *

t

o "
5
@@@@@@.@@@@@.@@@@@@@@@@@@@@@@..
(1)
( ) 1,,<
0o
0
t =

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@.(2)
'imana
=
t

tegangan teknik ( k(Amm


2
)
5 - beban yang diberikan ( k( )
"
o
- luas penampang awal spesimen ( mm
2
)

t

- regangan teknik ( < )


0
o
- panjang awal spesimen ( mm )
0
1
- panjang spesimen setelah patah ( mm )
0 - pertambahan panjang ( mm )
- 0
1
- 0
o
"dapun langkah - langkah untuk mengkon?ersi grafik 5 - .0 ke dalam grafik
t t

adalah sebagai berikut*
1. 1bahlah grafik 5 - .0 menjadi grafik dengan cara menambahkan garis
?ertikal sebagai 5 dan garis horisontal sebagai .0.
2. #entukan skala beban ( $ ) dan skala pertambahan panjang ( .0 ) pada
grafik 5 - .0. 1ntuk menentukan skala beban, bagilah beban maksimal yang
diterima spesimen dengan tinggi kur?a maksimal atau bagilah beban yield ( bila
ada ) dengan tinggi yield pada grafik. edangkan untuk menentukan skala
pertambahan panjang, bagilah panjang setelah patah spesimen dengan panjang
pertambahan total pada grafik. 'ari perhitungan tersebut akan di dapatkan data*
1. kala beban ( 5 ) 1mm * ............ k(
2. kala pertambahan panjang ( .0 ) 1mm * ........... mm
.. "mbillah . titik di daerah elastis, . titik di sekitar yield point ( termasuk /), + titik di
sekitar beban maksimal (termasuk u) dan satu titik patah ( , ). #entukan besar beban
dan pertambahan panjang ke sepuluh titik tersebut berdasarkan skala yang telah di
buat di atas. 1ntuk membuat tampilan yang baik, terutama pada daerah elastis,
tentukan terlebih dahulu kemiringan garis proporsional
( )
dengan memakai
persamaan :ooke di bawah ini*

( ) =
............................................................................................................(.)
di mana

- tegangan A stress ( kgAmm


2
, M5", 5si )
- modulus elastisitas ( kgAmm
2
, M5", 5si )
> - regangan A strain ( mmAmm, inAin )

'ari persamaan . di dapatkan

=

-
tg
@@@@@@..@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@.(9)
9.!on?ersikan ke tiga belas titik beban ( 5 ) tersebut ke tegangan teknik
t

dengan
menggunakan persamaan 1 dan kon?ersikan pertambahan panjangnya ( .0 ) ke
regangan teknik
( )
t

dengan memakai persamaan 2.


3. )uatlah grafik dengan garis horisontal
t

dan garis ?ertikal


t

berdasarkan ke tiga
belas titik acuan tersebut. 8rafik yang dihasilkan ( gambar 1.+ ) akan mirip dengan
grafik 5 - .0, karena pada dasarnya grafik
t t

dengan grafik 5 - .0 identik,
hanya besaran sumbu - sumbunya yang berbeda.
%am&ar 1.3 %ra,ik
t t

"asil kon4#rsi +ra,ik P
%ra,ik T#+an+an - R#+an+an S#&#narn/a
( ) s s -
u
f
8rafik tegangan - regangan sebenarnya
( ) s s -
dibuat dengan kondisi luas
penampang yang terjadi selama pengujian. 5enggunaan grafik ini khususnya pada
proses manufaktur, dimana deformasi plastis yang terjadi menjadi perhatian khusus
untuk proses forming. 5erbedaan paling mencolok dari grafik
( ) s s -
dengan grafik
t t

terletak pada garis grafik setelah titik u ( ultimate stress ). 5ada grafik
t t

setelah titik u, grafik akan turun sampai patah di titik , ( fracture ), sedangkan pada
grafik
s s

grafik akan terus naik sampai patah di titik ,. !enaikan tersebut
disebabkan tegangan yang terjadi diperhitungkan untuk luas penampang sebenarnya
sehingga meskipun beban turun namun karena pengecilan penampang lebih besar,
maka tegangan yang terjadi juga lebih besar.
)erdasarkan asumsi ?olume konstan maka persamaan yang digunakan adalah*
=
s
-
t

( 1 B
t

).........................................................................................................
(3)
s

- Cn ( 1 B
t

).........................................................................................................
(+)
"dapun langkah-langkah untuk mengkon?ersikan grafik
t t

ke dalam
grafik
s s

adalah sebagai berikut*
1. "mbil kembali ke sepuluh titik pada grafik
t t

yang merupakan kon?ersi dari
grafik 5 - .0. 1ntuk menentukan nilai tegangan sebenarnya gunakan persamaan 3
sedangkan untuk nilai regangan sebenarnya gunakan persamaan +. 5ersamaan
tersebut hanya berlaku sampai titik maksimum yaitu titik 1 - D .edangkan nilai tiga
titik lainnya ( titik E F 1, ) yang berada setelah puncak kur?a akan mengalami
perubahan.
2. 1ntuk menghitung nilai tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya pada tiga
titik tersebut gunakan persamaan berikut*
1
s
A
P
=
...................................................................................................................(2)

=
1
,
s
"
"
0n
............................................................................................................(D)
di mana "
1
- luas penampang sebenarnya. 1ntuk titik ke- 1., "
1.
adalah luas
penampang setelah patah, sedangkan untuk titik ke- E, "
E
nilainya antara "
D
dengan
"
1,
.
.. )uatlah grafik dengan sumbu mendatar
s

dan sumbu tegak


s

berdasarkan ke
tiga belas titik acuan tersebut.

%am&ar 1.5 %ra,ik T#+an+an 'an R#+an+an s#&#narn/a
( )
s s

Si,at M#kanik /an+ 'i'a$at 'ari uji tarik
1. #egangan #arik Gield
( )
y



,
y
y
"
5
=
@@@@@@@.@@@@@@@@@@@@@@@@@@@...(E)
di mana y

- tegangan yield (k(Amm


2
)
5
y
- beban yield (k()
2. #egangan #arik Maksimum A 1ltimate
( )
u


,
u
u
"
5
=
@@@@.@@@@@.@@@@@@@@@@@@@@@@...(1,)
di mana
u

- tegangan ultimate ( k(Amm


2
)
5
u
- beban ultimate ( k( )
.. Hegangan
( )


1,,<
0
0

,


=
...........................................................................................(11)
u/f
dimana

- regangan ( < )
.0 - pertambahan panjang ( mm )
0
,
- panjang awal spesimen ( mm )
Hegangan tertinggi menunjukkan nilai keuletan suatu material.
*. Mo'ulus Elastisitas 1 E 2
!alau regangan menunjukkan keuletan, maka modulus elastisitas
menunjukkan kekakuan suatu material. emakin besar nilai $, menandakan semakin
kakunya suatu material. :arga $ ini diturunkan dari persamaan hukum :ooke
sebagaimana telah di uraikan pada persamaan . dan 9.
'ari persamaan tersebut juga nampak bahwa kekakuan suatu material relatif
terhadap yang lain dapat diamati dari sudut kemiringan I (8ambar 1.9) pada garis
proporsional. emakin besar

, semakin kaku material tersebut.


0. R#'uksi P#nam$an+ 6 R#'u7tion o, Ar#a 1 R
A
2
H
"
- ( ) [ ] 1,,< " " - " , 1 ,
'imana "
J
- luas penampang setelah patah ( mm
2
)
Heduksi penampang dapat juga digunakan untuk menentukan keuletan
material. emakin tinggi nilai H
"
, semakin ulet material tersebut.
BAB II
METODOLO%I
II.1 ALAT 'an BAHAN
Alat
1. Mesin uji tarik.
2. !ikir.
.. %angka sorong.
9. Hagum.
3. 5enitik.
+. 5alu.
Ba"an :
1. pesimen uji tarik pelat.
2. pesimen uji tarik round bar.
.. pecimen uji tarik beton neser.
9. !ertas milimeter.
II. LAN%!AH !ER8A
1. M#n/ia$kan S$#sim#n
1. Mengambil spesimen dan jepit pada ragum.
2. Mengambil kikir, dan mengikir bekas machining pada spesimen yang
memungkinkan menyebabkan salah ukur.
.. Mengulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen..
. P#m&uatan +au+# l#n+t"
1. Mengambil penitik dan menandai spesimen dengan dua titikan sejuh 3, mm.
2. Memposisikan gauge lenght tepat di tengah-tengah spesimen.
.. Mengulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
(. P#n+ukuran 'im#nsi
1. Mengambil spesimen dan mengukur dimensinya.
2. Mencatat jenis spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja.
.. Mengulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
*. P#n+ujian $a'a m#sin uji tarik
1. Mencatat data mesin pada lembar kerja.
2. Mengambil kertas milimeter dan dipasang pada tempatnya.
.. Mengambil spesimen dan letakkan pada tempatnya secara tepat.
9. Menyetting beban dan pencatat grafik pada mesin tarik.
3. Memberikan beban secara kontinyu sampai spesimen patah.
+. Mengamati dan mencatat besarnya beban pada saat yield, ultimate dan patah
sebagaimana yang tampak pada monitor beban.
2. etelah patah, mengambil spesimen dan mengukur panjang dan luasan
penampang yang patah .
D. Mengulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
.
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
III.1. S$#sim#n 1 1 Plat ).
kala beban - Beban maksimum dari mesin uji tarik
Tinggi kurva Maksimum
- 3E,32 k(
39 mm
- 1,1, k(Amm
1 mm - 1,1, k(Amm
kala Kl - perpanjang setelah patah spesimen
Pertambahan panjang plastis pada kurva
- (22,D,-+,,2,) mm A ++ mm
1 mm - ,,2+ mmAmm
Ta&#l (.1 S$#sim#nt 1 1 Plat# 2
No X Y
Skal
a
Skal
a
l P o A A1 t t s s
X Y
(mm
)
(kN)
(m
m)
(mm
)
(mm
)
(kN/mm
)
(mm/m
m)
(kN/mm
)
(mm/m
m)
0 0 0
0.2
6
1.1
0 0 0
61.
8
127.
07
127.
07 0 0 0 0
1 3 6
0.2
6
1.1
0 0.78 6.6
61.
8
127.
07
125.
! 0.051! 0.0126 0.0526 0.0125
2 6
1
2
0.2
6
1.1
0 1.56 13.2
61.
8
127.
07
123.
! 0.103! 0.0252 0.1065 0.02!
3
1
0
2
5
0.2
6
1.1
0 2.6 27.5
61.
8
127.
07
121.
! 0.216 0.021 0.2255 0.012
"
1

3
5
0.2
6
1.1
0 3.6
1.1
3
61.
8
127.
07 120 0.3237 0.058! 0.327 0.0572
5
2
2

0.2
6
1.1
0 5.72 8.
61.
8
127.
07
116.
31 0.380! 0.0!26 0.161 0.0885
6
3
0
5
1
0.2
6
1.1
0 7.8 56.1
61.
8
127.
07
112.
83 0.15 0.1262 0.!72 0.118!
7
3
8
5

0.2
6
1.1
0 !.88 5!.
61.
8
127.
07
10!.
56 0.675 0.15!! 0.522 0.183
8#

6
5

0.2
6
1.1
0
11.!
6
5!.5
7
61.
8
127.
07
106.
7 0.688 0.1!35 0.55!5 0.176!
!
5
6
5
2
0.2
6
1.1
0
1.5
6 57.2
61.
8
127.
07
!8.5
0.501 0.2356 0.5805 0.253
10
#"
6
6
3
8
0.2
6
1.1
0 17.1 1.8
61.
8
127.
07
6.8
! 0.32! 0.2767 0.8!1 0.!!6!
"$ %&t&k Y&'l( # $ %&t&k )aks&m*m #" $
%&t&k Pata+
)eberapa sifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik pada spesimen 5lat adalah
sebagai berikut *
#egangan yield

y
- 5
y
A"
,
- 91,1. k(A 122,,2 mmL
- ,,.2. k(AmmL
#egangan maksimum

u
- 5
u
A"
,

- 3E,32 k( A 122,,2 mmL.
- ,,9+D k(Amm
2
Hegangan maksimum

maM
- (0A0o)M1,,<
- (12,1 mm A +,,2, mm) M 1,,<
- 2D,12 <
Heduksi penampang (Heduction of "rea)
H
"
- ("
,
F "1)A"
,
M 1,,<
- (122,,2 F 9+,DE)mm A 122,,2 mm M 1,,<
- +.,,E <
Modulus $lastisitas titik ke-2
$ - A
- ,,1,.E k( A ,.,232 mm
2

- 9,12 k(Amm
2
&nterpolasi "1 pada titik E
3E,32 F 32,2 - 1,+,3 - "M
3E,32 F 91,D 1,+,3 - 9+,DE
2,.2 - 1,+,3 - "M
12,22 3E,+1
2,.2 M 3E,+1 - 1,+,3 - "M
12,22
2,E3 - 1,+,3 - "M
"M - ED,39 mm
2
%am&ar (.1.1 %ra,ik T#+an+an-R#+an+an S$#sim#nt 1 1Plat2
%am&ar (.1. %ra,ik mo'ulus #lastisitas s$#sim#nt 1 1Plat#2
III.. s$#sim#n 1 Roun' Bar2
kala beban - Beban maksimum dari mesin uji tarik
Tinggi kurva Maksimum
- 2D.,3 k(
2E mm
- ,,ED2 k(Amm
1 mm - ,,ED2 k(Amm
skala Kl - perpanjangan setelah specimen patah
Pertambahan panjang total pada kurva
- D,23 mm
32 mm
- ,,13 mmAmm
Ta&#l (. S$#sim#nt 1 Roun' &ar 2
No X Y
Skal
a
Skal
a
l P o A A1 t t s s
X Y
(m
m)
(kN)
(m
m)
(mm
)
(mm
)
(kN/mm
)
(mm/m
m)
(kN/mm
)
(mm/m
m)
0 0 0
0.1
5
0.!
8 0 0
61.
8
125.
61
125.
61 0 0 0 0
1 3 !
0.1
5
0.!
8
0.
5 8.01
61.
8
125.
61
12.
7 0.0638 0.0073 0.062 0.0073
2 6
2
1
0.1
5
0.!
8 0.!
18.6
!
61.
8
125.
61
123.
81 0.188 0.016 0.151 0.015
3
1
0
3
8
0.1
5
0.!
8 1.5
33.8
2
61.
8
125.
61
122.
63 0.26!2 0.023 0.2758 0.02
"
1

5
6
0.1
5
0.!
8 2.1
53.3
6
61.
8
125.
61
121.
8 0.28 0.03 0.3!2 0.033
5
2
1
6
5
0.1
5
0.!
8
3.1
5
57.8
5
61.
8
125.
61
11!.
52 0.606 0.051 0.8 0.0!7
6
2
7
7

0.1
5
0.!
8
.0
5
65.8
6
61.
8
125.
61
117.
88 0.523 0.0655 0.5587 0.0635
7
3

7
8
0.1
5
0.!
8 5.1
6!.
2
61.
8
125.
61
116.
03 0.5527 0.0825 0.5!83 0.07!3
8#

1
7
!
0.1
5
0.!
8
6.1
5
78.0
5
61.
8
125.
61
11.
2 0.621 0.0!!5 0.6832 0.0!!
!

!
7
6
0.1
5
0.!
8
7.3
5
67.6

61.
8
125.
61
88.
3 0.5385 0.118! 0.76! 0.351
10
#"
5
7
6
1
0.1
5
0.!
8
8.7
5
5.2
!
61.
8
125.
61
55.3
8 0.322 0.116 0.!803 0.81!
"$ %&t&k Y&'l( # $ %&t&k )aks&m*m #" $
%&t&k Pata+
)eberapa sifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik pada spesimen Hound )ar
adalah sebagai berikut *
#egangan yield

y
- 5
y
A"
,
- 3.,.+ k(A 123,+1 mmL
- ,,929 k(AmmL
#egangan maksimum

u
- 5
u
A"
,

- 2D,,3 k( A 123,+1 mmL.
- ,,+21 k(Amm
2
Hegangan maksimum

maM
- (0A0o)M1,,<
- (D,23 mm A +1,D, mm) M 1,,<
- 19,1+ <
Heduksi penampang (Heduction of "rea)
H
"
- ("
,
F "1)A"
,
M 1,,<
- (123,+1 F 33,.D)mm A 123,+1 mm M 1,,<
- 33,E1 <
Modulus $lastisitas titik ke-2
$ - A
- ,.19DD k( A ,.,19+ mm
2

- 1,,1E k(Amm
2
&nterpolasi "1 pada titik E
2D,,3 F +2,+9 - 119,2 - "M
2D,,3 F 39,2E 119,2 F 33,.D
1,,91 - 119,2 - "M
2.,2+ 3D,D2
+12,.2 - 119,2 - "M
2.,2+
23,22 - 119,2 - "M
23,22 F 119,2 - - "M
"M - DD,9. mm
2
%am&ar (..1 %ra,ik T#+an+an-R#+an+an S$#sim#nt 1Roun' Bar2
%am&ar (.. %ra,ik mo'ulus #lastisitas s$#sim#nt 1Roun' &ar2
III.(. s$#sim#n ( 1 B#ton N#s#r2
kala beban - Beban maksimum dari mesin uji tarik
Tinggi kurva Maksimum
- 9.,1D k(
99 mm
- ,,ED k( A mm
1mm - ,,ED k( A mm
skala Kl - Panjang setelah patah spesimen
Pertambahan panjang plastis pada kurva
- (222,2, F 293,9,) mm A D. mm
- ,..D mmAmm
Ta&#l (.( S$#sim#n ( 1B#ton N#s#r2
No X Y
Skal
a
Skal
a
l P o A A1 t t s s
X Y
(mm
)
(kN)
(mm
)
(mm
)
(mm
)
(kN/mm
)
(mm/m
m)
(kN/mm
)
(mm/m
m)
0 0 0
0.3
8
0.!
8 0 0
61.
8
72.6
5
72.6
5 0 0 0 0
1
1
0
0.3
8
0.!
8 1.52 !.8
61.
8
72.6
5
70.!
06 0.13! 0.026 0.1382 0.023
2 8
2
1
0.3
8
0.!
8 3.0
20.5
8
61.
8
72.6
5
6!.2
0.2833 0.0!2 0.2!72 0.08
3"
1
2
3
0
0.3
8
0.!
8 .56
2!.7
1
61.
8
72.6
5
67.6
58 0.08! 0.0738 0.3!1 0.0712

2
2
3
6
0.3
8
0.!
8 8.36
35.2
8
61.
8
72.6
5
63.!
!3 0.856 0.1353 0.5513 0.126!
5 3 0.3 0.! 12.5 3!.2 61. 72.6 60.3 0.53!6 0.202! 0.6!1 0.187
3 0 8 8 8 5 !5
6

3
0.3
8
0.!
8
16.3

2.1

61.
8
72.6
5
57.
58 0.58 0.26 0.733 0.236
7
5

0.3
8
0.!
8
20.5
2
3.1
2
61.
8
72.6
5
5.5
0.5!35 0.332 0.7!06 0.2867
8#
6

0.3
8
0.!
8
2.3
2
3.1
8
61.
8
72.6
5
52.1
3 0.5! 0.3!35 0.8283 0.3318
!
7
5

0.3
8
0.!
8 28.5
3.1
2
61.
8
72.6
5
51.!
7 0.5!35 0.612 0.82!7 0.335
10
#"
8
3
3
8
0.3
8
0.!
8 31.8
37.2

61.
8
72.6
5
36.8
0.5126 0.516 1.010! 0.67!1
"$ %&t&k Y&'l( # $ %&t&k )aks&m*m #" $
%&t&k Pata+
)eberapa sifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik pada spesimen )eton (eser
adalah sebagai berikut *
#egangan yield

y
- 5
y
A"
,
- 2E,21 k(A 22,+3 mmL
- ,,9,DE k(AmmL
#egangan maksimum

u
- 5
u
A"
,

- 9.,1D k( A 22,+3 mmL.
- ,,3E99 k(Amm
2
Hegangan maksimum

maM
- (0A0o)M1,,<
- (.1,D mmA293,9, mm) M 1,,<
- 12.E+ <
Heduksi penampang (Heduction of "rea)
H
"
- ("
,
F "1)A"
,
M 1,,<
- (22,+3 F.+,D9 )mm A 22,+3 mm M 1,,<
- 9E,2E <
Modulus $lastisitas titik ke-2
$ - A
- ,.2D.. k( A ,.,9E2 mm
2

- 3,23 k(Amm
2
&nterpolasi "1 pada titik E
9.,1D - 9.,12 - 32,1. - "M
9.,1D - .2,29 32,1. - .+,D9
,,,+ - 32,1. - "M
3,E9 13,2E
,,,+ M 13,2E - 32,1. - "M
3,E9
,,139 F 32,1. - - "M
"M - 31,E2 mm
2
%am&ar (.(.1 %ra,ik T#+an+an-R#+an+an S$#sim#n ( 1B#ton N#s#r2
%am&ar (.(. %ra,ik mo'ulus #lastisitas s$#sim#nt ( 1B#ton n#s#r2
BAB I9
PENUTUP
I9.1 %am&ar s$#sim#nt "asil $#n+ujian
a &
)rittle fracture
)rittle fracture
7
8ambar 9.1 (a) hasil patahan spesiment plate, (b) hasil patahan speiment round bar, (c) hasil
patahan spesiment beton neser.
I9. !#sim$ulan
'ari hasil penghitungan diatas, maka diperoleh data sebagai berikut *
Ta&#l *. Si,at m#kanik
No Spesimen
y
(kN/mm
2
)
u
(kN/mm
2
) E(kN/mm
2
)
m!
(") #
A
(")
$ %&' 0(323 0()6* )($2 2*($7 63(0+
2
#oun,
B- 0()2) 0(62$ $0($+ $)($6 55(+$
3
Be'on
Nese- 0()0*+ 0(5+)) 5(75 $2.+6 )+(2+
'ari data yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa*
pesimen 2 memiliki kekuatan elastic 5aling besar karena nilai tegangan yieldnya
paling besar
pesimen 1 memiliki kekuatan tarik paling besar karena memiliki tegangan
maksimum paling besar
pesimen 2 memiliki kekakuan paling besar karena modulus elastisitasnya
paling tinggi.
pesimen 2 memiliki keuletan paling tinggi karena memiliki elongation paling
besar.
'uctile fracture 'uctile fracture
'uctile fracture
)rittle fracture
!etidak tepatan hasil percobaan disebabkan oleh kesalahan pemasangan spesimen pada
mesin uji tarik (an?il), pembacaan nilai hasil pengujian yang kurang tepat, ketidaktelitian
pengukuran material yang tidak homogen (luasan tidak sama), pembulatan bilangan
desimal pada perhitungan dan hasil perhitungan itu sendiri, kesalahan pengambilan titik
pada kur?a hasil pengujian serta kesalahan dari praktikan.
a!"ar #us"aka
1. :arsono, 'r, &r / #.;kamura, 'r, N1EE1O, Teknologi Pengelasan Logam, 5#.
5radya 5aramita, %akarta
2. Pachid uherman, &r, N1ED2O, Diktat Pengetahuan Bahan, %urusan #eknik Mesin
Q#&, &#
.. 'osen Metallurgi, N1ED+O, Petunjuk Praktikum Logam, %urusan #eknik Mesin
Q#&, &#
9. M.M. Munir, N2,,,O, Modul Praktek Uji Bahan, Rol 1, %urusan #eknik
)angunan !apal, 55(
3. )udi 5rasojo, # N2,,2O, Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, %urusan #eknik
5ermesinan !apal, 55(

Anda mungkin juga menyukai