KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Kota Bogor Salah satu indikator perkembangan ekonomi suatu daerah adalah Laju Pertumbuhan PDRB. Indikator ini menunjukkan perkembangan / pertumbuhan produk yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di daerah tersebut. Untuk lebih jelas melihat Laju Pertumbuhan PDRB Kota Bogor menurut Sektor Lapangan Usaha disajikan pada abel !." berikut ini # abe! "#$ %aj& 'ert&mb&han 'DRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Ber!ak& dan Atas Dasar Harga Konstan ah&n ())* + ()), -./# Kode 0ekt or %a1angan Usaha 'DRB Atas Dasar Harga Ber!ak& 'DRB Atas Dasar Harga Konstan ())* ()), ())* ()), (1) (2) (3) (4) (5) (6) " $ ! % & ' ( ) * Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik+ ,as dan -ir Bersih Bangunan Perdagangan+ .otel dan Restoran -ngkutan dan Komunikasi Keuangan+ Perse/aan 0 1asa Perusahaan 1asa2jasa (+)% (+*3 "*+)* "%+!% "!+'" "&+"" $)+") ")+&) "3+%% (+)! (+*" $3+") "%+!( "!+'& "%+&3 $)+%' ")+)3 "3+'% !+") "+)) '+!$ '+)$ %+3* &+") (+"( (+%% &+$$ !+"* "+$3 '+!% '+)( %+"3 &+3) (+$* (+'& &+$& 'RODUK DOME0IK REGIONA% BRUO $23,) $23,* 43,* 53)$
Untuk melihat perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB pada kurun /aktu $33& 2 $33* disajikan pada gra4ik ". 94 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2005 2006 2007 2008 2009 Grafik 1. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB !ta B!g!r "ahun 2005 # 2009 $%& PDRB '"'( D'('R )'RG' B*RL'+ PDRB '"'( D'('R )'RG' ,-("'- Dari gra4ik " terlihat bah/a pada tahun $33& Laju Pertumbuhan PDRB -tas Dasar .arga Berlaku menunjukkan angka positi4 sebesar ")+3% persen+ sebaliknya Laju Pertumbuhan PDRB -tas Dasar .arga Konstan hanya men5apai '+"$ persen. Dapat kita perhatikan dari tahun ke tahun harga relati4 meningkat dan stabil maka perlahan keadaan mulai membaik dan telah terjadi peningkatan produk riil di tahun $33* jika dibandingkan keadaan pada tahun $33&. Untuk melihat perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB antar Sektor ahun $33* disajikan pada gra4ik $. 95 7.8. 7.91 20.18 14..7 1..65 14.5 28.46 18.8 10.64 ..19 1.2 6..4 6.87 4.1 5.08 7.29 7.65 5.25 1. Pertanian 2.Pertambangan 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, otel dan ! ". Pengangkutan dan #omunikasi $. #euangan, %e&a'(asa ! ). (asa*+asa Grafik 2. Perban/ingan Laju Pertumbuhan PDRB 'ntar (ekt!r "ahun 2009 $%& PDRB '"'( D'('R )'RG' ,-("'- PDRB '"'( D'('R )'RG' B*RL'+ Berdasarkan gra4ik $ terlihat bah/a untuk PDRB -tas Dasar .arga Berlaku Sektor Pengangkutan dan Komunikasi merupakan Sektor yang paling tinggi pertumbuhannya yaitu sebesar $)+%' 6 dan Sektor yang pertumbuhannya paling rendah adalah Sektor Pertanian sebesar (+)! 6 diikuti Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar (+*" 6. Dilihat dari PDRB -tas Dasar .arga Konstan+ Sektor Keuangan+ Perse/aan dan 1asa Perusahaan paling tinggi pertumbuhannya yaitu (+'& 6 dan sektor yang pertumbuhannya paling rendah adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu "+$3 6 diikuti Sektor Pertanian dan Sektor Bangunan masing2masing sebesar !+"* 6 dan %+"3 6. PDRB -tas Dasar .arga Konstan men5erminkan perubahan PDRB tanpa dipengaruhi oleh harga yang 5enderung meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu jika dilihat berdasarkan PDRB -tas Dasar .arga Konstan+ sub Sektor Keuangan+ Perse/aan dan 1asa Perusahaan+ Sub Sektor Bank+ Lembaga Keuangan bukan Bank+ 1asa Penunjang Keuangan+ Se/a Bangunan+ 1asa perusahaan dengan angka pertumbuhan masing2masing sebesar "+$* 6+ "$+") 6 ""+$( 6 dan '+&" 6. Untuk lebih jelasnya gambaran kemajuan ekonomi suatu daerah biasanya dilakukan pengelompokkan Sektor ekonomi yang terdiri atas # 1. Sektor Primer+ yaitu Sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber2sumber alam seperti tanah dan deposit di dalamnya. 7ang termasuk kelompok ini adalah Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan dan Penggalian. 2. Sektor Sekunder+ yaitu Sektor yang mengolah bahan mentah atau bahan baku baik berasal dari Sektor Primer maupun dari Sektor Sekunder menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Sektor ini men5akup Sektor Industri Pengolahan8 Sektor Listrik+ ,as dan -ir 9inum dan Sektor Bangunan :Konstruksi;. 3. Sektor Tersier atau dikenal sebagai Sektor 1asa+ yaitu Sektor yang tidak memproduksi dalam bentuk 4isik melainkan dalam bentuk 1asa. Sektor yang ter5akup adalah Sektor Perdagangan+ .otel dan Restoran+ Sektor pengangkutan dan Komunikasi+ Sektor Keuangan+ 96 Perse/aan dan 1asa Perusahaan serta Sektor 1asa2jasa. Bila Lapangan Usaha dikelompokkan ke dalam kelompok Sektor Primer+ Sekunder dan ersier+ maka Laju Pertumbuhan Kota Bogor -tas Dasar .arga Berlaku tahun $33*+ masing2masing (+)! 6+ ")+'( 6 dan "(+') 6. Pengaruh harga yang 5enderung meningkat dan tinggi di Sektor Sekunder+ yaitu Sektor Industri Pengolahan mengakibatkan Laju Pertumbuhan Sektor Sekunder 5ukup tinggi. Sedangkan Laju Pertumbuhan -tas Dasar .arga Konstan tahun $33* masing2masing !+"( 6+ &+*) 6 dan '+3& 6. Dari komposisi Laju Pertumbuhan -tas Dasar .arga Konstan ini menunjukkan bah/a jika tanpa dipengaruhi oleh harga maka telah terjadi pergeseran perilaku Sektoral+ dimana pada tahun2tahun sebelumnya Laju Pertumbuhan Sektor Sekunder menunjukkan laju yang tinggi yaitu seperti pada tahun $33&+ Laju Pertumbuhan Sektor Sekunder '+"* 6 sedangkan Sektor Primer sebesar %+!3 6 dan Sektor ersier '+3* 6. Pada tahun $33'+ Sektor yang pertumbuhannya ter5epat adalah Sektor ersier :sektor Perdagangan+ hotel dan Restoran+ Pengangkutan dan Komunikasi+ Keuangan Perusahaan dan 1asa perusahaan+ dan 1asa21asa;. Sejak tahun $33' hingga $33(+ Sektor tersier mengalami laju pertumbuhan ter5epat yaitu masing2masing sebesar '+%& 6 dan '+$3 6+ disusul sektor Sekunder dan Primer+ Sedangkan tahun $33) hingga $33* sektor tersier mengalami pertumbuhan ter5epat yaitu sebesar '+3$6+ '+3& 6 dan '+3$ 6+ kemudian disusul oleh sektor sekunder dan primer masing2masing sebesar &.*) 6 dan !+"(6. ampaknya peran serta masyarakat dalam bidang ekonomi telah menunjukkan arah kepada proses yang diharapkan. Untuk melihat Laju Pertumbuhan menurut Sektor Primer+ Sekunder+ dan Sektor ersier dapat dilihat pada abel !.$ berikut # 97 abe! "#( %aj& 'ert&mb&han 'DRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Ber!ak& dan Atas Dasar Harga Konstan men&r&t Ke!om1ok 0ektor ah&n ())* + ()), -./ No # KE%OM'OK 0EKOR 'DRB Atas Dasar Harga Ber!ak& 'DRB Atas Dasar Harga Konstan ())* ()), ())* ()), (1) (2) (3) (4) (6) (7) " $ ! PRIMER SEKUNDER ER0IER (+ )% ")+!) "(+(3 (+)! ")+'( "(+') !+"( &+*& '+3$ !+"( &+*) '+3& PR<DUK D<9=SIK R=,I<>-L BRU< $23,) $23, * 43,* 53)$
Laju Pertumbuhan Sektor Sekunder PDRB -tas Dasar .arga Berlaku pada tahun $33& menunjukkan laju tertinggi sebesar $$+$& 6 yang diikuti Sektor ersier sebesar "'+"& 6 dan Sektor Primer sebesar "3+(* 6. Sedangkan pada tahun $33*+ Laju Pertumbuhan PDRB -tas Dasar .arga Berlaku tertinggi ada pada Sektor Sekunder yaitu sebesar ")+'( 6. Laju Pertumbuhan Sektor ersier -tas Dasar .arga Berlaku tahun $33& sebesar "'+"& 6. >amun pada tahun $33' hanya sebesar "'+)$ 6 dan terus mengalami kenaikan laju pertumbuhan pada tahun2tahun berikutnya yaitu sebesar "(+%* 6 pada tahun $33(+ "(+(3 6 pada tahun $33) dan "(+') 6 di tahun $33*. Ketika keadaan ekonomi mulai berangsur normal+ pada tahun $33& Sektor Sekunder memperlihatkan laju sebesar $$+$& 6 dan ")+"$ 6 tahun $33'. >amun pada tahun $33(+ laju pertumbuhannya lebih besar yaitu sebesar ")+)) 6 dan turun kembali di tahun $33) sebesar ")+!) 6 sedangkan pada tahun $33* kembali mengalami kenaikan menjadi sebesar ")+'( 6. Laju Pertumbuhan Sektor ersier -tas Dasar .arga Berlaku dari tahun $33& tumbuh yaitu sebesar "'+"& 6 kemudian "'+)$ 6 pada 98 tahun $33' dan "(+%* 6 pada tahun $33( serta tahun $33) naik sebesar "(+(3 6+ kemudian sedikit mengalami penurunan sebesar "(+') 6 di tahun $33*. Untuk tahun $33* Laju Pertumbuhan Sektor Sekunder -tas Dasar .arga Berlaku tahun $33* tumbuh dengan angka pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor lainnya sebesar ")+'( 6 kemudian diikuti sektor tersier sebesar "(+') 6 dan yang terakhir sektor primer sebesar (+)! 6. Untuk Laju Pertumbuhan -tas Dasar .arga Konstan : umumnya disebut ?Laju Pertumbuhan =konomi@ / LP= ; yang tidak dipengaruhi harga+ terlihat bah/a untuk lima tahun terakhir Laju Pertumbuhan Sektor Primer lebih rendah dibandingkan Sektor lainnya. Laju Pertumbuhan Sektor Sekunder :Industri Pengolahan+ Listrik+ ,as dan -ir 9inum serta Bangunan; pada tahun $33& sebesar '+"* 6+ pada tahun $33' sebesar &+%% 6 dan pada tahun $33( dan $33) sebesar &+*& 6. Pada tahun $33* laju pertumbuhannya sebesar &+*) 6. Pada tahun $33% laju pertumbuhan Sektor Sekunder sebesar '+"* 6+ lebih rendah dari angka pertumbuhan se5ara umum '+"$ 6. Begitu pun pada tahun $33& memperlihatkan laju pertumbuhannya sebesar &+%% 6+ lebih tinggi dari angka pertumbuhan se5ara total sebesar '+3! 6. Sedangkan untuk tahun2tahun berikutnya Laju Pertumbuhan Sektor Sekunder lebih ke5il dari Laju Pertumbuhan =konomi :LP=;+ yaitu sebesar &+*) 6 dimana LP= $33* adalah '+3" 6. Keadaan pada tiga tahun terakhir ini 5ukup baik+ terlihat dari peningkatan Laju Pertumbuhan yang 5ukup 5epat untuk Sektor Sekunder dan ersier. Untuk Sektor Primer :Sektor Pertanian; di Kota Bogor+ /alaupun bukan Sektor yang memberikan kontribusi Utama bagi PDRB kota Bogor+ bahkan jika dibandingkan Sektor Sekunder dan Sektor ersier lainnya dimana kontribusi Sektor Primer ke5il+ kemungkinan hal ini disebabkan lebih digalakkannya -gro Industri dan peningkatan pelayanan jasa2jasa dan perdagangan di Kota Bogor 3.1.2. antangan dan 'ros1ek 'erekonomian Kota Bogor 99 Berbagai tantangan yang akan dihadapi Kota Bogor di tahun $3"$ tentunya tidak terlepas dari perekonomian nasional dan Propinsi 1a/a Barat yang masih akan dipengaruhi oleh 4aktor eksternal yaitu pengelolaan arus modal :capital inflow; dan nilai tukar :exchange rate; dimana harga2harga komoditas terus merangkak naik. Disisi lain adanya pasar bebas akan menyebabkan semakin beratnya industri ke5il di Kota Bogor dalam melakukan persaingan dunia. Persaingan ini tidak hanya dalam hal produk tapi juga menyangkut SD9 di Kota Bogor. ingkat pengangguran dan kemiskinan yang masih 5ukup tinggi juga akan terus me/arnai tantangan perekonomian Kota Bogor di tahun $3"$. .al inilah yang turut berpengaruh terhadap perekonomian Kota Bogor. Pada tahun $3"$ perekonomian Kota Bogor diperkirakan akan lebih baik dari perkiraan a/al dari tumbuh &+$( 6 menjadi '+3! 6. Pemulihan ini terutama disebabkan oleh berhasilnya interAensi pemerintah diberbagai bidang yang telah mendorong sisi permintaan dan mengurangi ketidakpastian dan terjadinya resiko sistemik pada pasar keuangan. Pen5apaian Indikator 9akro =konomi Kota Bogor tahun $33*+ tahun $3"3 dan tahun $3"" sebagaimana tertuang dalam tabel !.! berikut# abe! "#" Indikator Makro Ekonomi Kota Bogor ah&n ()),6()$$# Indikator ah&n ()), 7()$) 77()$$ ". 1umlah Penduduk *%'.$3% *&3.!!% *(!.""! Laki2laki %)".&&* %)%.(*" %*'.%"" Perempuan %'%.'%& %'&.&%! %('.(3$ $. Kepadatan Penduduk :per Km$; (.*)& ).33* ).$"$ !. 1umlah Rumah angga :KK; 238.902 $!*.*%& $%&.'*' % Penduduk 9iskin :6; "(+%' "(+3$ "'+(" & IP9 (&+%( (&+&$ (&+(" a. Indeks Pendidikan )(+&% )(+&% )(+(% Angka elek !"r"f (#) *)+(& *)+(& *)+(( $ata%rata &a'a (ekolah (tah"n) *+(( *+(( *+)& b. Indeks Kesehatan ($+*& (!+"3 (!+$& 100 Angka !arapan !i)"p (tah"n) ')+(( ')+)' ')+*& 5. Indeks Daya Beli '&+*" '&+*" ''+"' *"rcha+ing *ower *arit, ($p) '%&.$$ '%&+$$ '%'.$( '. Laju Pertumbuhan Penduduk :6; $+)! $+(3 $+!* (. Pengangguran terbuka :6; ")+&$ ").33 ") ). Laju Pertumbuhan =konomi :6; '.3" &+$( '+"" *. PDRB :-tas Dasar .arga Berlaku; "".*3%.&**+'' "%.3&).!&"+$' "'.%&*.*%3+%% "3. 1umlah InAestasi :1uta Rp; *!$.$*&. *((.$*&. ".3$$.$*&+ "". In4lasi :6; $+"' '+&( ' ("'-er .*( /ota .ogor 0ah"n 2011 Sedangkan perbandingan Indeks Pembangunan 9anusia :IP9; Kota Bogor dan ProAinsi 1a/a Barat tahun $33* B $3"" adalah sebagaimana tabel !.% diba/ah ini # abe! "#8 'erbandingan Indeks 'embang&nan Man&sia -I'M/ Kota Bogor dan 'ro9insi Ja:a Barat ah&n ()),6()$$ No # Keterangan ()), 7()$) 77()$$ Jabar Bogo r Jabar Bogor Jabar Bogor " Indeks Kesehatan ("+' ($+*& ($+" (!+"3 ($+( (!+$& $ Indeks Pendidikan )"+" )(+&% )"+) )(+(% )$+" )(+(% ! Indeks Daya Beli '$+" '&+*" '$+) '&+*" '!+& ''+"' I'M 2$35 24#82 2(3" 2434( 2(3* 2432$ -dapun proyeksi Indikator 9akro =konomi Kota Bogor tahun $3"$ dan Ren5ana Pen5apaian Indikator 9akro =konomi berdasarkan Ren5ana Pembangunan 1angka 9enengah Daerah pada tahun $3"% adalah sebagaimana tabel !.& berikut# abe! "#4 'ro;eksi Indikator Makro Ekonomi Kota Bogor ah&n ()$( Indikator ah&n 77()$( R'JMD ()$8 ". 1umlah Penduduk **'.%(( "."&).**$ $. Penduduk 9iskin :6; "'+$( "&+!3 101 !. IP9 (&.)' )3+(! a. Indeks Pendidikan )(+*% 2 Angka elek !"r"f (#) *)+)3 99166 $ata%rata &a'a (ekolah (tah"n) *+*! 12.00 b. Indeks Kesehatan (!+%3 % Angka !arapan !i)"p (tah"n) '*+3% 7415 5. Indeks Daya Beli ''+$% 2 *"rcha+ing *ower *arit, ($p) '%'.'$ '%(+&3 %. Laju Pertumbuhan Penduduk :6; $+!* $+(" &. Pengangguran terbuka :6; ")+33 %+*" '. Laju Pertumbuhan =konomi :6; '+3! '+%! (. PDRB :-tas Dasar .arga Berlaku; ")."3!.$$".33 2 ). 1umlah InAestasi :1uta Rp; ".3$$.$*&+33 ".!)'.*!3+33 *. In4lasi :6; ' ' ("'-er 2.*( /ota .ogor )an *er)a 3o'or 5 0ah"n 2010 tentang $*45 2010%2014 "#( Arah Kebijakan Ke&angan Daerah !.$.". Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan 9enurut Undang2Undang >omor !! ahun $33% tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah+ Pasal " angka "!+ pendapatan daerah merupakan hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun terkait. Pendapatan Daerah menurut Peraturan Pemerintah >omor && ahun $33& tentang Dana Perimbangan dikelompokkan atas# a; P-D+ yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang2undangan. P-D pada umumnya terdiri dari pajak daerah+ retribusi daerah+ hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan serta lain2lain P-D yang Sah8 b; Dana Perimbangan+ yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan -nggaran Pendapatan dan Belanja >egara :-PB>; yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana perimbangan 102 terdiri dari dana bagi hasil+ dana alokasi umum+ dan dana alokasi khusus8 5; Lain2lain pendapatan daerah yang sah meliputi hibah+ dana darurat+ DB. pajak dari proAinsi kepada kabupaten/kota+ dana penyesuaian dan otsus+ serta bantuan keuangan dari proAinsi atau dari pemda lainnya. Berdasarkan data series kurun /aktu $33*2$3""+ se5ara keseluruhan pendapatan daerah mengalami peningkatan dengan persentase kenaikan ber4luktuati4. Se5ara persentase dan nominal hanya kelompok komponen Pendapatan -sli Daerah :P-D; yang se5ara konsisten mengalami kenaikan+ begitu juga dengan kelompok dana perimbangan yang menunjukkan ke5enderungan peningkatan baik se5ara nominal dan persentase kontribusi terhadap pendapatan daerah+ seperti terlihat pada tabel !.' berikut ini # abe! "#5 Rea!isasi dan 'ro;eksi<arget 'enda1atan Kota Bogor ah&n ()), + ()$( U R A I A N A'BD ()), -R1/ A'BD ()$) -R1/ A'BD ()$$ -R1/ ARGE ()$( -R1/
'ENDA'AAN DAERAH
'ENDA'AAN A0%I DAERAH
Pajak Daerah &'+3$(+*%%+!"!.33 ''+&3%+('"+!&!.33 "$$+*33+333+333.3 3 "%"+''(+&'%+333 Retribusi Daerah !'+%*"+)&$+$)%.33 !%+')"+"%'+%%&.33 !%+'(3+&*&+*"".33 !$+$))+*3!+*(3 .asil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan ""+((!+!""+*!$.33 "&+"!(+*')+3)).33 "!+!&*+)'&+333.33 "%+)'3+'')+*%% Lain2lain Pendapatan -sli Daerah ""+'$)+&&$+$*).33 ""+"'%+$"!+*%&.33 ""+3$$+&(%+&)$.33 ""+%''+&(%+&)$ JUM%AH 'ENDA'AAN A0%I DAERAH $$43,($355)3*(2# )) $(238**3)*,3*"$# )) $*$3,4"3)"438 ," ())3(*"32$$38,5 DANA 'ERIMBANGAN Bagi .asil Pajak / Bagi .asil Bukan Pajak "!3+!"3+%&!+*)*.33 "%)+')(+'$"+!)(.33 *(+)%(+*%%+!3 ' "3'+"%(+"!$+!** Dana -lokasi Umum %!*+$%'+!%)+333.33 %$'+3*!+'3(+333.33 %(!+"&'+*"3+33 3 %($+)))+!!)+333 Dana -lokasi Khusus $"+3"*+333+333.33 *+(&'+(33+333.33 ""+!''+'33+33 3 ""+!''+'33+333 JUM%AH DANA 'ERIMBANGAN 4,)34243*)$3,*,# )) 4*834"23,(*3"*2# )) 4*(3"2$38483" )5 4,)38)(3)2)3",, %AIN6%AIN 'ENDA'AAN DAERAH =ANG 0AH
Pendapatan .ibah 2 $+***+*'&+333.33 &+333+333+333 103 Dana Bagi .asil Pajak dari ProAinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya '*+)$3+)%&+&%".33 (%+'3!+'3)+%%(.33 )3+33)+(3%+33 3 )3+33)+(3%+333 Dana Penyesuaian dan <tonomi Khusus ""+%'3+&$&+333.33 %*+%%)+!)!+(33.33 "$3+!''+3$"+$3 3 "$3+!''+3$"+$33 unj. tambahan penghasilan serti4ikasi dan non serti4ikasi guru P>SD !'+3(!+33$+)%3 Dana bagi hasil 5ukai hasil tembakau :DB.C.; "+3!(+%&&+%') Bantuan Keuangan dari ProAinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya %3+$%&+*&&+'33.33 &!+"$"+%(3+333.33 %"+%)'+%%&+333 JUM%AH %AIN6%AIN 'ENDA'AAN DAERAH =ANG 0AH $($34(23"(53$8$# )) $*)3$2"38(23$ 82 ())3"2832(43( )) (*"3,2$35(*34)* JUM%AH 'ENDA'AAN DAERAH *(*3)(832**3,42# )) *,(3$,,38843" 54 ,5835,,3($83,,, $3)28354238$)38) " Dari berbagai komponen pendapatan daerah+ sumber utama penerimaan daerah yang berpotensi besar adalah pajak restoran+ menunjukkan peningkatan. >amun disisi lain terdapat penerimaan yang tetap atau terjadi penurunan salah satunya yaitu pada pajak reklame dan retribusi I9B+ penurunan penerimaan dari pajak reklame akibat dilarangnya pemasangan reklame rokok sedangkan untuk retribusi I9B akibat adanya pembatasan ruang untuk komersil sehubungan dengan Undang2undang >omor $' ahun $33( tentang ata Ruang yang mengharuskan R. !3 6. .al ini dapat digunakan sebagai tanda bah/a perlu dilakukan segera upaya2upaya terobosan untuk men5ari sumber2 sumber alternatiAe pendapatan lainnya yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sumber penerimaan daerah+ sehingga mengurangi ketergantungan terhadap penerimaan dari pajak daerah yang bersi4at ?li'itati6e@. Untuk itu Pemerintah Kota Bogor menggali potensi pendapatan dari pajak hiburan. Dari tahun ke tahun penerimaan dari pajak daerah menunjukkan tren meningkat. .al ini+ antara lain disebabkan adanya potensi komponen dana bagi hasil pajak bersumber dari Bea Perolehan .ak atas tanah dan Bangunan :BP.B; yang diserahkan kepada Kabupaten/Kota dan dengan ditetapkannya Undang2Undang >omor $) ahun $33* tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah+ sehingga terjadi pelimpahan ke/enangan pemungutan pajak dari ProAinsi ke Kabupaten / Kota+ yaitu untuk Peraturan Daerah >omor $ ahun $3"" tentang Pajak -ir anah+ 104 dimana setiap pengambilan dan atau peman4aatan air tanah dikenakan pajak sebesar $36 dan Peraturan Daerah >omor ! ahun $3"" tentang Bea Perolehan .ak -tas anah dan Bangunan dimana dikenakan pajak sebesar &6. Sedangkan komponen Dana -lokasi Umum :D-U; dan Dana -lokasi Khusus :D-K; masih memperlihatkan tren yang stabil. Untuk tahun $3"$+ diproyeksikan pendapatan daerah men5apai Rp. ".3(%.'&(.%"3.%3!.33+ dibandingkan target tahun $3"" sebesar Rp. *'%.'**.$"%.***+ maka terdapat peningkatan pendapatan daerah sebesar Rp. "3*.*&)."*&.%3%+33 Proyeksi pendapatan daerah ahun $3"$ ini telah mempertimbangkan peningkatan penerimaan dari sektor pajak yang mengalami kenaikan tari4 sesuai dengan Undang2Undang $) ahun $33* dan pajak dari BP.B yang telah dialih2kelolakan kepada Kabupaten/Kota.
"#(#( Arah Kebijakan 'enda1atan Daerah Kebijakan Keuangan Daerah tahun anggaran $3"$ yang merupakan potensi daerah dan sebagai penerimaan Kota Bogor sesuai urusannya diarahkan melalui upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah+ retribusi daerah dan dana perimbangan. Upaya2upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor untuk meningkatkan pendapatan daerah adalah# 1. 9emantapkan Sistem <perasional Pemungutan Pendapatan Daerah8 $. 9eningkatkan Pendapatan Daerah dengan intensi4ikasi8 3. 9eningkatkan koordinasi se5ara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan Pemerintah Pusat+ ProAinsi dan SKPD Penghasil8 %. 9eningkatkan kinerja Badan Usaha 9ilik Daerah dalam upaya peningkatkan kontribusi se5ara signi4ikan terhadap Pendapatan Daerah8 &. 9eningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah8 105 6. 9eningkatkan peran SKPD Penghasil dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan. (. 9eningkatkan pengelolaan asset dan keuangan daerah. -dapun kebijakan pendapatan untuk meningkatkan Dana Perimbangan sebagai upaya peningkatan kapasitas 4iskal daerah adalah sebagai berikut # ". 9engoptimalkan upaya intensi4ikasi pemungutan PBB+ Pajak <rang Pribadi Dalam >egeri :PPh <PD>;+ PPh Pasal $"8 $. 9eningkatkan akurasi data Sumber Daya sebagai dasar perhitungan pembagian dalam Dana Perimbangan8 !. 9eningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan Dana Perimbangan. "#(#"# Arah Kebijakan Be!anja Daerah Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi ke/enangan kota yang terdiri dari urusan /ajib+ urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama+ termasuk penanganan % program prioritas Kota Bogor yaitu# ransportasi+ Kebersihan+ Pedagang Kaki Lima dan Kemiskinan. Belanja daerah menurut Undang2Undang >omor !! ahun $33% merupakan semua ke/ajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Pada dasarnya terdapat dua jenis belanja menurut Permendagri >omor "! ahun $33'+ sebagaimana diubah dengan Permendagri >omor $" ahun $3""+ yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak memiliki keterkaitan se5ara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi belanja pega/ai+ belanja bunga+ subsidi+ hibah+ bantuan sosial+ belanja bagi hasil+ bantuan keuangan+ dan belanja tidak terduga. Belanja langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan se5ara langsung dengan program dan kegiatan yang meliputi belanja pega/ai+ belanja barang dan jasa+ dan belanja modal. 106 Dalam menentukan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa akan berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran+ yaitu prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan peningkatan sumber2sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah+ prinsip prioritas yang diartikan bah/a pelaksanaan anggaran selalu menga5u pada prioritas utama pembangunan daerah+ prinsip e4isiensi dan e4ekti4itas anggaran yang mengarahkan bah/a penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala prioritas. Belanja penyelenggaraan diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi ke/ajiban daerah yang di/ujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar+ pendidikan+ kesehatan+ 4asilitas sosial dan 4asilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelayanan publik+ peman4aatan alokasi belanja diupayakan agar bisa e4isien+ e4ekti4+ dan proporsional. Berpedoman pada prinsip2prinsip penganggaran+ belanja daerah tahun $3"$ disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pen5apaian hasil dari input yang diren5anakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap Satuang Kerja Perangkat Daerah :SKPD; dalam pelaksanaan tugas+ pokok dan 4ungsinya. Ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas peren5anan anggaran serta menjamin e4ektiAitas dan e4isiensi penggunaan anggaran dalam belanja program/kegiatan. Kebijakan belanja daerah tahun $3"$ tetap diarahkan untuk mendukung pen5apaian target IP9 )3+(! pada tahun $3"%+ diperlukan peren5anaan kegiatan2kegiatan yang berorientasi pen5apaian IP9 )3+(!. Dengan peren5anaan anggaran yang konsisten dan 4okus+ diproyeksikan pen5apaian )3+(! diarahkan untuk memperkuat bidang pendidikan+ kesehatan+ ekonomi+ in4rastruktur+ dan suprastruktur. Kebijakan belanja daerah tahun $3"$ diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional+ e4isien dan e4ekti4+ antara lain melalui# 107 1. =sensi utama penggunaan dana -PBD adalah untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat oleh karena itu akan terus dilakukan peningkatan program2program yang berorientasi pada masyarakat. 2. 9eningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran yang berbasis kinerja dengan pendekatan program pembangunan yang disertai system pelaporan yang makin akuntabel. !. 9engalokasikan anggaran untuk % :empat; prioritas Pembangunan# Kemiskinan+ ransportasi+ PKL+ Kebersihan8 4. 9engalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar $36 dari total belanja daerah tahun $3"$ tidak termasuk alokasi anggaran untuk kegiatan yang belum selesai tahun sebelumnya :'"lti ,ear+;+ dalam rangka peningkatan indeks pendidikan meliputi -ngka 9elek .uru4 dan Rata2rata Lama Sekolah :-9. dan RLS;+ sesuai Undang2Undang >omor $3 ahun $33! tentang Sistem Pendidikan >asional. 5. 9eningkatkan alokasi anggaran untuk kesehatan+ menuju "36 sesuai UU >omor !' ahun $33* entang Kesehatan guna peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelayanan dasar kesehatan dalam rangka peningkatan indeks kesehatan masyarakat+ terutama untuk keluarga miskin serta kesehatan ibu dan anak. '. Sesuai dengan Inpres >omor ! ahun $3"3+ tentang pembangunan yang berkeadilan+ yang bertujuan untuk per5epatan penanggulangan kemiskinan dan pen5apaian target 9D,s. 7. 9engalokasikan kebutuhan belanja fixe) co+t1 reg"lar co+t+ dan 6aria-le co+t se5ara terukur dan terarah. 8. Dalam upaya meningkatkan kinerja BU9D Kota Bogor+ maka dialokasikan dana penyertaan modal kepada BU9D dalam anggaran R-PBD $3"$ sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan dana. *. Peningkatan e4ektiAitas penggunaan dana PP9K dan P>P9 P$KP oleh masyarakat dalam mendukung kualitas pelayanan publik dan sinkronisasi implementasi antara ren5ana pembangunan Kota Bogor dengan masyarakat melalui kelurahan8 108 Berdasarkan hasil analisis dan perkiraan sumber2sumber pendapatan daerah dan realisasi serta proyeksi pendapatan daerah !:tiga; tahun terakhir+ arah kebijakan belanja daerah+ dituangkan dalam table !.( sebagai berikut# abe! "#2 Rea!isasi dan 'ro;eksi Be!anja Daerah NO U R A I A N APBD 2009 (Rp) APBD 2010 (Rp) APBD 2011 (Rp) TARGET 2012 (Rp) II. BELANJA DAERAH 2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG
2.1.1 . Belanja Pegawai 357,368,859,024 467,833,382,206. 521,744,732,314.00 &&3+$3%+*!!+&!& belanja Bunga - - 1,244,494,845.00 "+$%%+%*%+)%( Belanja Hibah 18,971,000,000 15,825,365,924. 27,885,445,000.00 $*+3*3+"3&+333 Belanja Subsidi 1,437,035,600.00 "+%!(+3!&+'33 2.1.5 Belanja Banuan S!sial 59,802,094,705 88,100,168,167 58,152,948,380.00 ("+))%+(')+!)3 2.1.6 Belanja bagi Hasil "e#ada P$!#insi%&ab.%&!a dan Pe'des
2 2.1.7 Belanja Banuan &euangan "e#ada P$!#insi%&ab.%&!a dan Pe'des 13,232,500,000 12,132,500,000. 935,731,977.00 *!&+(!"+*(( 2.1.8 Belanja (ida" (e$duga 1,788,637,300 2782968160 4,500,000,000.00 %+&33+333+333 JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG 451,16,091,029 5!6,6"4,!4,45" 615,900,!!,116.00 54,3(,23)5,3" ", 2.2. BELANJA LANGSUNG
2.2.1 . Belanja Pegawai 43,515,147,268. 45,943,819,584 2.2.2 . Belanja Ba$ang dan )asa 173,749,148,757 158,124,717,210 2.2.3 . Belanja *!dal 108,449,608,948 165,939,883,691 JUMLAH BELANJA LANGSUNG 325,713,904,973 370,008,420,485 4 20,921,900,0!6 482002407500504 JUMLAH BELANJA DAERAH 776,876,996,002 956,682,804,942 1,036,822,288,202 101410.210819084. "#(#8 Arah Kebijakan 'embia;aan Daerah 3.2.4.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang bertujuan menutupi selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Pembiayaan. 1ika Pendapatan Daerah lebih ke5il dari Belanja Daerah+ maka terjadi transaksi keuangan yang de4isit dan harus ditutupi dengan Penerimaan 109 Daerah. 1ika Pendapatan Daerah lebih besar dari Belanja Daerah+ maka terjadi transaksi keuangan yang surplus dan harus digunakan untuk Pengeluaran Daerah. <leh sebab itu+ Pembiayaan Daerah terdiri Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah. Pembiayaan daerah dalam kurun /aktu $3"32$3""+ memperlihatkan bah/a penerimaan pembiayaan selama ini hanya bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya :SiLP-;. Besaran SiLP- yang relatiAe besar ini+ terutama disebabkan oAer target pendapatan dan e4isiensi penggunaan anggaran. Besaran SiLP- menunjukkan tren menurun+ yang dapat diartikan bah/a+ disparitas antara peren5anaan pendapatan dan belanja daerah dengan pelaksanaannya yang semakin menge5il menunjukkan bah/a proses peren5anaan dilaksanakan dengan lebih 5ermat sehingga akan lebih baik pada tingkat pelaksanaannya. Kebijakan pembiayaan dirumuskan berdasarkan asumsi bah/a kebutuhan pembangunan daerah yang semakin meningkat akan berimplikasi pada kemungkinan terjadinya de4isit anggaran. Untuk itu perlu dilakukan antisipasi dan dapat ditempuh melalui# a. Sisa Lebih -nggaran tahun sebelumnya :SiLP-; dipergunakan sebagai sumber penerimaan pada -PBD tahun berikutnya dan rata2 rata SilP- akan diupayakan semakin menurun sebagai akibat dari optimalnya penganggaran dan pelaksanaan kegiatan. Rata2rata SiLP- diupayakan maksimum & 6 dari -PBD tahun sebelumnya. b. Penerimaan Pinjaman Daerah dari dalam maupun luar negeri melalui penerbitan obligasi daerah ataupun bentuk pinjaman lainnya untuk membiayai pembangunan in4rastruktur publik terutama pelayanan air minum. +. Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari pen5airan dana 5adangan+ peruntukkan /aktu penggunaan dan besarnya disesuaikan dengan peraturan daerah tentang pembentukan dana 5adangan+ sedangkan penerimaan hasil bunga/)e6i)en dana 5adangan dianggarkan pada lain2lain pendapatan asli daerah yang sah. 110 -dapun realisasi dan proyeksi Penerimaan pembiayaan daerah tahun anggaran $33*2 $3"$ sebagaimana tabel !.) diba/ah ini # abe! "#* Rea!isasi dan 'ro;eksi 'embia;aan Daerah ah&n Anggaran ()),6()$( NO U R A I A N APBD 2009 (Rp) APBD 2010 (Rp) APBD 2011 (Rp) TARGET 2012 (Rp) 3.1. PENERIMAAN PEMBIA#AAN DAERAH
3.1.1 . Sisa ,ebih Pe$hiungan -ngga$an (ahun -ngga$an Sebelu'n.a 132,416,563,328 154,938,553,017 96,500,774,205 *(+'&&+!&(+%% 3 Pene$i'aan Pen+ai$an /ana 0adangan $ 32,000,000,000 - 3.1.4 . Pene$i'aan Pinja'an /ae$ah - 49,262,400,000 %*+$'$+%33+33 3 JUMLAH PENERIMAAN PEMBIA#AAN DAERAH 132,416,563,328 186,938,553,017 145,"6,1"4,205 "%'+*"(+(&(+% %3 SISA LEBIH PEMBIA#AAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN 154,9!,55,01" 9",655,5",440 2.00 3.2.4.2 Kebijakan 'enge!&aran 'embia;aan Daerah Realisasi dan proyeksi pengeluaran pembiayaan Daerah seperti pada tabel !.* berikut# abe! "#, Rea!isasi dan 'ro;eksi 'enge!&aran 'embia;aan Daerah ah&n Anggaran ()),6()$( NO U R A I A N APBD 2009 (Rp) APBD 2010 (Rp) APBD 2011 (Rp) TARGET 2012 (Rp) 3.2. PENGELUARAN PEMBIA#AAN DAERAH