Anda di halaman 1dari 5

Sinopsis

Novel In The Miso Soup karya Ryu Murakami ini menceritakan perjalanan tiga
hari Kenji, yaitu seorang freelance guide bersama seorang turis asing dari Amerika
yang bernama Frank. Kenji adalah seorang pemuda J epang yang berusia dua puluh
tahun, sedangkan Frank adalah seorang pria Amerika tengah baya yang identitas
dirinya tidak jelas. Kenji diminta Frank untuk menemaninya selama tiga hari untuk
menjelajahi kehidupan dunia malam Tokyo. Kenji telah melewati ratusan malam
dalam pekerjaannya. Namun tidak pernah menemukan pria seperti Frank. Sejak
pertama menatap sorot mata Frank dia sudah merasakan bahwa Frank bukanlah
sebagaimana turis asing yang biasa dihadapinya. Frank pria misterius dengan banyak
keganjilan. Frank tidak seperti sosok yang digambarkannya lewat telepon, yaitu
berkulit putih, gendut, mirip Ed Harris. Frank adalah pria aneh dengan kulit seperti
buatan pabrik, atau kulit orang yang mengalami luka bakar. Meski mengaku usianya
35 tahun, tidak ada kerutan sama sekali di wajah Frank. Pipi Frank seperti silikon
yang dipakai untuk menyelam, dingin. Wajah Frank dapat berumur berapa saja, bisa
dua puluhan, tiga puluh limaan, empat puluhan, lima puluh tahunan. Kenji tidak
pernah tahu siapa Frank yang sebenarnya. Menginap di hotel mana, warga negara
mana dan lain sebagainya.
Perkenalan pertama Kenji dengan Frank diungkapkan di awal kisah ini dengan
kalimat Ore no namae wa Kenji. Watashi no namae wa Kenji to mooshimasu. Boku
wa Kenji. Atashi Kenji tte no, yo sambil berpikir untuk apa bahasa J epang itu punya
berbagai cara untuk menyampaikan nama seseorang. Aku mengatakan pada orang
Amerika itu My name is Kenji. Dengan ekspresi yang dibuat-buat, si orang
Amerika itu mengatakan,Oh, kamu, ya, yang namanya Kenji.

Frank dan Kenji setuju untuk berbisnis bersama. Sesuai dengan perjanjiannya,
Kenji harus menjadi pemandu bagi Frank menikmati Kabuki-cho selama tiga hari.
Selama kesepakatan dan perjanjian ini dipenuhi, tidak ada masalah dengan perbedaan
budaya dan pemahaman. Kedua orang tersebut sama-sama saling memahami. Kenji
mengantarkan Frank kemana-mana dan semuanya berjalan baik-baik saja. Tapi,
lama-kelamaan Kenji merasa ada sesuatu yang membuatnya cemas. Bukan karena
budaya mereka yang berbeda. Tapi, pada diri Frank sendiri tersimpan keanehan yang
tidak biasa dikatakan. Hanya karena hal sepele, ekspresi wajah Frank tiba-tiba
berubah seolah sinar matanya padam. Selain itu, di lembaran uang 10.000 terlihat
ada bercak darah. Pada hari itu, Kenji membaca artikel mengenai anak SMA yang
dipotong-potong dan matanya dibuang di tempat pembuangan sampah di Kabuki-cho.
Kecurigaan bahwa mungkin saja pelakunya adalah Frank mulai terlintas.
Meskipun tidak ada buktinya, keyakinan bahwa Frank adalah pelakunya semakin
lama semakin kuat. Tapi, hal itu tidak membuatnya kemudian membatalkan
kesepakatannya dengan Frank. Akhirnya, sebisa mungkin Kenji menghubungi
pacarnya, J un. Melalui telpon genggamnya dan menemani Frank pada hari kedua.
Firasat kenji ternyata benar. Pada hari ke dua, keanehan pada diri Frank itu
akhirnya terbongkar juga. Yang pertama, tanda bekas percobaan bunuh diri di
pergelangan tangan kiri Frank mengejutkan Kenji. Selain itu, Frank memperlihatkan
kemampuannya menghipnotis orang lain. Tapi, yang terakhir adalah kejadian
mengerikan di luar dugaan.
Frank terus-menerus menghabisi nyawa orang, yang tidak habis pikir ditengah-
tengah aksinya beberapa kali dia sempat menguap. Frank melakukan pembantaian di
pub omiai di Kabuki-cho. Kenji yang menyaksikan pembunuhan sadis tersebut
menjadi membeku dan tidak berdaya. Kenji juga mengira kalau dirinya juga akan di

bunuh. Tapi, Frank tidak membunuhnya dan bahkan pergi meninggalkan tempat
kejadian bersama Kenji. Kemudian, Frank yang selama ini mengumbar cerita bohong
pada Kenji mulai menceritakan hal yang sesungguhnya terjadi.
Masa lalu Frank sungguh di luar bayangan. Ketika masih kecil dia pernah
mematahkan leher angsa putih dan menghisap darahnya. Sejak saat itu, tanpa
pandang bulu dia menjadi pembunuh berdarah dingin. Orang-orang yang di habisi
oleh Frank itu adalah orang-orang yang kesepian yang datang ke Kabuki-cho untuk
mengusir rasa sepinya. Orang-orang yang di bunuh oleh Frank itu adalah orang-
orang yang tidak mau tahu satu sama lain. Masing-masing orang sibuk mengusir rasa
sepinya sendiri-sendiri. Mereka tidak memiliki keinginan yang kuat, mereka malah
tertawa dengan Frank yang datang untuk membunuh mereka. Alasan Frank tidak
membunuh Kenji adalah karena Kenji berpikir dengan caranya sendiri.
Pada akhirnya Fank pergi begitu saja meninggalkan kenji. Dia memberikan
sebuah amlop yang isinya foto Print Club yang di ambil di hari pertama mereka
bertemu. Kemudian di dalam amplop tersebut ada sehelai bulu angsa yang sudah
kotor.



























1100043820












D4439







2011

























1100043820

















2011

Anda mungkin juga menyukai