Anda di halaman 1dari 32

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......... iii

HALAMAN MOTTO....................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... v

ABSTRAK..................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................... viii

DAFTAR TABEL......... xi

DAFTAR GAMBAR........ xiii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiv

1.1. Latar Belakang ......... 1

1.2. Rumusan Masalah..................... 2

1.3. Batasan Masalah .............. 2

1.4. Tujuan Penelitian...................... 3

1.5. Manfaat Penulisan................ 3BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data..................................................... 29

4.2. Analisis.............................................. 29

4.2.1. Limbah disalurkan dengan Saluran Tertutup........................... 29

4.2.2. Jenis dan Peralatan Perpipaan yang diperlukan sampai di IPAL 30

4.2.3. Kemiringan Minimum Saluran.................................................. 31

4.2.4. Kapasitas Saluran...................................................................... 33

4.2.5. Kecepatan di Saluran Berdasrkan Tinggi Air........................... 37

4.3. Rencana Anggaran Biaya.................................................................... 45

4.3.1. Pemasangan Sambungan Air Limbah....................................... 45

4.3.2. Spesifikasi Teknis (Analisa Pemborongan 2011 Kota Surakarta) 45

4.3.3. Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP)................................... 46

4.3.4. Rencana Anggaran Biaya.......................................................... 47



BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan................................ 48

5.2. Saran.................................................................................................. 49



commit to user

x



perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id



PENUTUP......................................................................................................... xv

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xvi

LAMPIRAN
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan

manusia. Kedudukan manusia sebagai makhluk yang dominan dalam menentukan

terjadinya perubahan di berbagai aspek kehidupan dan lingkungan, dituntut untuk

memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan manusia

secara bersama ataupun perseorangan, muncul berbagai kegiatan yang langsung

maupun tidak langsung memerlukan adanya air. Penggunaan air untuk berbagai

kegiatan akan menghasilkan limbah cair karena tidak semua air yang digunakan

menjadi bagian dari barang atau bahan yang diproduksi.

Limbah cair yang tidak ditangani secara semestinya mengakibatkan masalah

lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pencemaran badan air atau sungai terjadi

dimana-mana yang menimbulkan kematian ikan yang hidup di dalamnya, atau yang

menyebabkan air tidak dapat dikonsumsi secara layak oleh manusia. Masyarakat

membuang limbah cair ke badan air karena metode pembuangan yang mudah dan

umum digunakan. Padahal sungai sebagai sumber daya air merupakan badan air yang

banyak digunakan masyarakat untuk berbagai keperluan, seperti keperluan industri,

rumah tangga, dan pertanian. Pembuangan air limbah tersebut secara langsung

maupun tidak langsung berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan khususnya

kualitas air sungai. Dengan menurunnya kualitas air sungai tersebut maka akan

mengurangi sumber air bagi masyarakat.

Penyebab lain menurunnya kualitas air bersih adalah septictank yang dimiliki

masyarakat tidak berfungsi dengan baik. Apabila air septictank tersebut dibiarkan

meresap ke dalam tanah tanpa adanya penyaringan yang sempurna maka akan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mencemari air tanah dangkal. Padahal sekarang ini sebagian besar masyarakat masih

mengandalkan sumur dangkal sebagai sumber air bersih. Oleh karena itu perlu

adanya penataan dan perbaikan. Perbaikan sistem sistem sanitasi tersebut meliputi

penyediaan sarana pembuangan air kotor melalui perpipaan dan berakhir pada

instalasi pengolahan air limbah cair. Sekaligus mengurangi beban pencemar pada

badan air penerima, serta perbaikan sistem saluran pembuangan yang telah ada agar

berfunsi dengan semestinya.

Jaringan perpipaan dan proses pengolahan air limbah dapat optimalkan dengan cara

perencanaan dan perhitungan yang cermat sesuai dengan ketentuan teknis mengenai

pengaliran air limbah dalam pipa supaya tidak terjadi endapan dan sumbatan.

Pemilihan teknik pengolahan juga sangat diperlukan, agar sasaran yang hendak

dicapai yaitu mengurangi bahan pencemar terwujud. Teknik pengolahan limbah

adalah upaya mengolah air limbah yang melibatkan pengetahuan tentang sifat-sifat

fisik, kimia, dan biologi. Selain itu perlindungan mutu air penerima limbah dilakukan

antara lain dengan menentukan persyaratan aliran air buangan, disesuaikan dengan

baku mutu kualitas air baku yang diijinkan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Berapakah kemiringan saluran yang diijinkan?

2. Berapakah kapasitas saluran lateral?

3. Berapakah rencana anggaran biaya untuk sambungan rumah?

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah tidak terlalu melebar maka pembahasan yang dibahas

dibatasi pada saluran air limbah yang dianalisis adalah saluran yang masuk pada

daerah pelayanan Instalasi Pengolahan Air Limbah Mojosongo (Jl. Kapten Adi

Sumarmo dan Jl. Letjend. Sutoyo).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Mengetahui kemiringan saluran yang diijinkan.

2. Mengetahui kapasitas saluran lateral.

3. Mengetahui rencana anggaran biaya sambungan rumah.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan tambahan pengetahuan atau informasi mengenai kemiringan saluran

yang diijinkan.

2. Memberikan tambahan pengetahuan atau informasi mengenai kapasitas saluran

lateral.

3. Memberikan tambahan pengetahuan atau informasi mengenai rencana anggaran

biaya sambungan rumah.





commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Air Kotor

Air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air, akan tetapi didasarkan pada

keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan normal maka hal itu

berarti air tersebut telah mengalami pencemaran (Wisnu Arya Wardana. 1995).

Semua air adalah biasanya tidak bersih sempurna, selalu mengandung senyawa

pencemar. Bahkan tetes air hujan selalu tercemar debu dan karbondioksida waktu

jatuh ke bumi. Kebanyakan air sungai mengandung sisa limbah dari perumahan,

industri, pertanian. Apakah air itu kelihatan jernih atau keruh, semua air yang akan

digunakan sebagai air minum untuk manusia harus dimurnikan melalui sistem

penyaringan (F.G. Winarno. 1986).

Air kotor atau sering juga disebut air limbah atau air buangan adalah semua cairan

yang dibuang, yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-tumbuhan,

maupun yang mengandung sisa-sisa proses produksi

(http://kayun.blog.uns.ac.id/).

2.1.2. Pengertian Limbah Cair



Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair,

pada umumnya limbah cair yang dihasilkan oleh voluters baik limbah rumah tangga

maupun industri adalah dalam bentuk air yang dibuang ke sungai (PP 82 tahun

2001).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Limbah cair ini pada dasarnya berasal dari buangan yang dihasilkan dari suatu proses

produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada

suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki

nilai ekonomis. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah cair

dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,

sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah cair tersebut

(http://id.wikipedia.org/wiki/limbah).

Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah air bekas yang tidak dapat

dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia

(tinja) atau dari aktivitas dapur, kamar mandi dan air cucian dimana kuantitasnya

antara 50-70% dari rata-rata pemakaian air bersih (120-140 liter/orang/hari). Sumber

limbah cair rumah tangga atau domestik berasal dari aktivitas rumah tangga, kantor,

hotel, restoran, rumah sakit. Yang umumnya sumber limbah cair rumah tangga atau

domestik ini berasal dari kamar mandi, tempat cuci, dapur dan toilet/kakus.

Pengolahan limbah cair rumah tangga atau domestik sangat berkaitan dengan

karakteristik air limbah. Air limbah rumah tangga jika dilihat dari sumbernya ada

dua macam, yaitu:

1. Air limbah rumah tangga yang bersumber dari toilet

2. Air limbah rumah tangga non toilet (http://www.bangfad.com/sastra/system-

sanitasi.html).
2.1.4 Pengolahan Air Limbah

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian

lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat

setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan

teknologi masyarakat yang bersangkutan.

Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah

dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang

telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

1. pengolahan secara fisika

2. pengolahan secara kimia

3. pengolahan secara biologi

Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat

diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi



commit to user

8



perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(http://www.airminumisiulang.com/filedownload/teknologi_pengolahan_limbah_cair

.pdf).

Sesuai dengan standar operasional prosedur PDAM Kota Surakarta, prinsip

pengolahan air limbah adalah menghilangkan atau mengurangi kontaminan yang

terdapat dalam air limbah, sehingga hasil olahan tidak mengganggu lingkungan.

Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel

campur, membunuh bakteri pathogen, serta mengurangi komponen beracun agar

konsentrasi yang ada menjadi rendah. Tujuan dari pengolahan air limbah tergantung

dari tipe air limbah yang dihasilkan. Untuk limbah domestik, tujuan utamanya adalah

untuk mereduksi kandungan senyawa berbahaya yang terkandung dalam air limbah.

Badan perairan yang kualitasnya telah menurun perlu diupayakan peningkatan

kualitas airnya agar kondisi badan perairan tersebut dapat dimanfaatkan sesuai

peruntukkannya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas air yang tercemar

adalah secara biologis, ini adalah cara alternatif pengolahan limbah, karena

disamping efektif, tidak menimbulkan efek samping, juga lebih ekonomis. Cara ini

telah diterapkan di IPAL Mojosongo, yang melayani Surakarta bagian utara.

Penanganan limbah dengan mikroorganisme dengan memanfaatkan mikroorganisme

pada lingkungan tercemar atau dalam suatu alat pengolahan limbah. Lingkungan

secara alami mengandung beraneka ragam mikroorganisme. Mikroorganisme

diperlukan dalam penanganan air limbah sebagai pengurai dan mendegradasi bahan

organik yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana sehingga dapat

didegradasi menjadi CO2 dan H2O. Dalam proses degradasi tersebut terdapat

kondisi lingkungan yang harus sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan

mikroorganisme

(http://kayun.blog.uns.ac.id/).



2.1.5 Pengaliran Air Limbah

Limbah cair disalurkan dari berbagai sumber ke fasilitas pengolahan melalui sistem

saluran tertutup, dimana sistem saluran ini dikelompokkan menurut asal air dan cara

commit to user

9



perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengaliran. Pembagian sistem saluran menurut pengelompokkannya dijelaskan

sebagai berikut:

1. Menurut asal air

Berdasarkan asal air, sistem saluran ini dibagi dalam tiga segmen, yaitu:

a. Sistem terpisah (separate system)

Sistem ini sesuai diterapkan pada daerah yang mempunyai fluktuasi debit air hujan

pada musim hujan yang besar sekali, jika dibandingkan dengan debit maksimum air

limbah yang relatif sangat kecil.

b. Sistem tercampur (combined system)

Dalam sistem tercampur, limbah cair dan air hujan serta komponen limbah cair

lainnya disalurkan dalam satu saluran.

c. Sistem kombinasi (pseudo separate system)

Dalam sistem ini, limbah cair dan air hujan disatukan penyalurannya pada musim

kemarau, tetapi pada musim hujan penyalurannya terpisah.



2. Menurut sistem pengaliran

Pembagian sistem ini didasarkan pada letak dan topografi daerah yang dilayani.

Berdasarkan sistem pengaliran, penyaluran limbah cair dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Sistem pengaliran gravitasi

Sistem ini dipakai bila badan air berada di bawah elevasi daerah penyerapan dan

menggunakan potensial yang tinggi terhadap daerah pelayanan terjauh.

b. Sistem pemompaan

Sistem ini digunakan apabila elevasi badan air di atas elevasi daerah pelayanan.

c. Sistem kombinasi

Sistem ini digunakan apabila limbah cair dari daerah pelayanan dialirkan ke

bangunan pengolahan menggunakan bantuan pompa dan reservoir.





Penyaluran limbah cair dari perumahan diawali oleh sistem perpipaan limbah cair

dari kamar mandi, wastafel, tempat cuci, WC, dan urinoir yang menyalurkan limbah

cair menuju saluran induk.

commit to user

10



perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kemiringan aliran harus cukup agar menjamin berlangsungnya pembersihan sendiri

(self cleaning) pada saluran. Kecepatan alirannya bervariasi antara 0,6 m/detik

sampai 0,75 m/detik pada aliran yang penuh. Di daerah tropis kecepatan yang

dianjurkan 0,9 m/detik (Soeparman dan Suparmin, 2002).

Menurut Sugiharto (1987), untuk menjaga agar tidak terjadi pengendapan, maka

kecepatan aliran haruslah diatur berdasarkan pertimbangan dari partikel yang dibawa

oleh aliran, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4. berikut ini:
2.2. Dasar Teori

2.2.1. Pengaliran Air Limbah



Analisis pengaliran didasarkan pada rumus aliran saluran terbuka dimana penampang

saluran berbentuk lingkaran (pipa bulat).

a. Debit melalui saluran dengan penampang lingkaran

Debit saluran merupakan perkalian dari kecepatan aliran dan luas penampang yang

dialiri (Bambang Triatmodjo, 1995). Sehingga debit saluran dapat dirumuskan

sebagai berikut:



...........................................................................................................(2.1)

............................................................................................(2.2)

dengan,

Q = debit yang mengalir di saluran (m3

v = kecepatan aliran (m/dt)

A = luas penampang saluran yang dialiri (m2

/dt)

commit to user

)

13



perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

R = jari-jari hidrolis (m)

I = kemiringan dasar saluran

n = koefisien kekasaran dinding saluran ( koefisien Manning )

Koefisien Manning ( n ) untuk aliran melalui pipa dapat dilihat pada Tabel 2.6. di

bawah ini:

Tabel 2.6. Koefisien Manning (n) untuk Aliran Melalui Pipa

Koefisien Manning ( n )

Tipe Pipa

Minimal Maksimal

Kaca, kuningan atau tembaga 0,009 0,013

Permukaan seng halus 0,010 0,013

Kayu 0,010 0,013

Besi tuang 0,011 0,015

Beton precast 0,011 0,015

Permukaan mortar semen 0,011 0,015

Pipa tanah dibakar 0,011 0,017

Besi 0,012 0,017

Batu dengan mortar semen 0,012 0,017

Baja dikeling 0,017 0,020

Permukaan batu dengan semen 0,020 0,024



Sumber: Bambang Triatmodjo, 1995

b. Jari-jari hidrolis saluran dengan penampang lingkaran

Jari-jari hidrolis merupakan perbandingan antara luas penampang yang dialiri air

dengan keliling basah saluran ( Bambang Triatmodjo, 1995 ), yang dapat ditulis

dengan rumus sebagai berikut:

..................................................................................................................(2.3)

dengan,

R = jari-jari hidrolis (m)

A = luas penampang yang dialiri air (m2

P = keliling basah saluran (m)

)

commit to user

14



perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada penampang saluran yang berbentuk lingkaran, luas penampang yang dialiri dan

keliling basahnya dapat dihitung dengan rumus ( Hadi Y, 1986 ) sebagai berikut:

O

D = diameter pipa

A B



D

d

C

Gambar 2.1. Penampang pipa



1. Keliling basah

P = keliling basah

= ACB

.............................................................................................(2.4)

2. Luas penampang saluran

A = luas penampang yang dialiri

= luas OACB luas AOBD



..........................................................................(2.5)

Sedangkan dapat dicari dari:

.

commit to user

15



perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sehingga, = arccos ..............................................................................(2.6)

dengan,

r = jari-jari pipa saluran (m)

D = diameter pipa saluran (m)

= sudut aliran (rad)

d = tinggi air di saluran (m)
3.7. Penyusunan Laporan



Seluruh data atau informasi primer maupun sekunder yang telah terkumpul kemudian

diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang dapat

memberikan solusi mengenai limbah yang dikeluarkan setelah pengolahan dan

dilakukan perhitungan.

commit to user

27



perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Mulai

Pengumpulan Data :

1. Peta jaringan pipa lateral air limbah pada Jl. Kapten Adi Sumarmo

dan Jl. Letjend. Sutoyo

2. Data panjang pipa lateral

3. Study Pustaka

4.

5.

Penghitungan kemiringan yang diijinkan pada saluran lateral

Penghitungan kapasitas saluran lateral











Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
3.7. Penyusunan Laporan



Seluruh data atau informasi primer maupun sekunder yang telah terkumpul kemudian

diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang dapat

memberikan solusi mengenai limbah yang dikeluarkan setelah pengolahan dan

dilakukan perhitungan.

commit to user

27



perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Mulai

Pengumpulan Data :

1. Peta jaringan pipa lateral air limbah pada Jl. Kapten Adi Sumarmo

dan Jl. Letjend. Sutoyo

2. Data panjang pipa lateral

3. Study Pustaka

4.

5.

Penghitungan kemiringan yang diijinkan pada saluran lateral

Penghitungan kapasitas saluran lateral











Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Anda mungkin juga menyukai