Anda di halaman 1dari 14

Penyuluhan

Kesehatan Reproduksi Remaja


Nanda Anessa M
030.09.168
Mengapa perlu?
Beberapa penelitian dalam skala kecil tentang remaja memberikan gambaran
tentang prilaku reproduksi kelompok populasi berumur 10-19 tahun yag
belum menikah.
Pusat PenelitianKesehatan UI mengadakan penelitian di Manado dan Bitung
(1997), dan menunjukan bahwa 6% dari 400 pelajar SMU puteri dan 20% dari
400 pelajar SMU putera pernah melakukan hubungan seksual.
Survei Depkes (1995/1996) pada remaja usia 13-19 tahun di Jawa Barat
(1189) dan di Bali (922) mendapatkan 7% dan 5% remaja puteri di Jawa Barat
dan Bali mengakui pernah
terlambat haid atau hamil.
Dari data PKBI Sumbar tahun 1997 ditemukan bahwa remaja
yang telah melakukan hubungan seksual sebelum mengakui kebanyakan
melakukannya melakukannya
pertama kali pada usia antara 15-18 tahun.
Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi harus dipahami dan
dijabarkan sebagai siklus kehidupan mulai
dari konsepsi sampai mengalami
menopause dan menjadi tua.
Banyak hal yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi pada setiap siklus
itu, diantaranya kemiskinan, diskriminasi,
kurangnya pelayanan dan pemeliharaan
kesehatan, pendidikan yang rendah,
kehamilan usia muda
Organ Reproduksi
Organ reproduksi laki-laki
Organ reproduksi dalam dan luar
Dalam : testis, saluran reproduksi
(epididimis, vas deferens), kelenjar
(vesicula seminalis, kelenjar prostat,
kelenjar bulbourethra, kelenjar cowper)
Luar:scrotum, penis, dan urethra
Alat reproduksi pada pria mulai berfungsi
semenjak masa puber (kurang lebih 14
tahun)


Organ Reproduksi Perempuan
Organ reproduksi dalam dan luar
Dalam: ovarium, saluran reproduksi (tuba fallopii),
Rahim(uterus), vagina
Luar :vulva, labium minora labium mayora,klitoris
Muara urethra
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak
menjadi ovum terdapat di genital ridge janin. Dalam
janin julah oogonium bertambah terus sampai usia
kehamilan 6 bulan. Sampai lahir terdapat 750.000
oogonium yang akan terus berkurang hingga dewasa.
Pertumbuhan selanjutnya terhenti. Sampai folikel
tersebut terangsang untuk berkembang lagi ke arah
kematangan . Proses pembelahan ini terjadi sebelum
ovulasi


Pembuahan
Manakala terjadi ovulasi, ovum dilepaskan
oleh ovarium dan akan disapu oleh
fimbriae tuba kearah tuba . Apabila jutaan
spermatozoa ditumpahkan pada forniks
vagina dan disekitar porsio.
Remaja
WHO menetapkan atas usia 10 - 20 tahun
sebagai batasan usia remaja dan
membagi kurun usia tersebut dalam dua
bagian yaitu: Remaja awal 10 - 14 tahun
dan remaja akhir 15 - 20 tahun. Pedoman
umur remaja di Indonesia menggunakan
batasan usia 11 - 24 tahun dan belum
menikah.

Kesehatan Reproduksi Remaja

Kehamilan tak dikehendaki, yang seringkali
menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan
komplikasinya,
Kehamilan dan persalinan usia muda yang
menambah risiko kesakitan dan kematian ibu
dan bayi,
Masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS
Tindak kekerasan seksual, seperti
pemerkosaan, pelecehan seksual dan
transaksi seks komersial.

Fakta
Kehamilan remaja kurang dari 20 tahun beresiko kematian
ibu dan bayi 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan kehamilan
pada ibu berusia 20-35 tahun.
Keadaan merisaukan lainnya yang sulit dipisahkan dari
kesehatan reproduksi remaja adalah meningkatnya
masalah ketergantungan napza (narkotika, psikhotropika
dan zat adiktif lainnya, termasuk
merokok) pada remaja. Ketergantungan napza ini sering
diikuti dengan hubungan seksual diluar nikah,
dengan berganti-ganti pasangan, sehingga meningkatkan
resiko penularan PMS, termasuk HIV/AIDS,
sementara pemakaian alat suntik secara bergantian juga
menimbulkan risiko tersebut.

Dampak Kehamilan Usia dini
Resiko keguguran yang meningkat
Persalinan prematur, Berat badan lahir
rendah dan kelainan bawaan
Lebih rentan terjadi infeksi
Sering terdapat Anemia kehamilan /
Kekurangan zat besi
Kematian ibu yang tinggi
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang bersifat
promotif dan preventif terfokus pada pelayanan
KIE/konseling, yang memasukkan materi-materi
Family Life Education (a.I. meliputi komponen di
atas) dan Life Skill Education.
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
memperhatikan aspek fisik, termasuk kesehatan dan
gizi, agar remaja khususnya rwemaja ocial-
dapat dipersiapkan menjadi calon ibu yang sehat.
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja secara
khusus bagi remaja bermasalah dengan
memberikanpelayanan sesuai dengan kebutuhan dan
masalahnya, misalnya kehamilan diluar nikah,
kehamilan remaja, remaja dengan ketergantungan
napza, dll.

Karakteristik ibu hamil dilatarbelakangi oleh
kenyataan bahwa:
Kehamilan merupakan suatu keadaan alamiah,
80%nya berlangsung normal; Perilaku hidup
sehat selama kehamilan masih kurang
diperhatikan, a.I. kebutuhan gizi, istirahat
,pemeriksaan kehamilan, perawatan diri,
pertolongan persalinan oleh nakes;
Sekitar 20% ibu akan mengalami komplikasi
ocialic yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau
janin, yang kebanyakan tak dapat diramalkan
sebelumnya dan pada umumnya terjadi sekitar
persalinan;

Kondisi kesehatan ketika memasuki
kehamilan belum belum seperti yang
diharapkan, yaitu 65% hamil pada usia
terlalu muda (<20 tahun), terlalu tua
(>35% tahun), terlalu sering hamil
(jarak <2 tahun) dan terlalu banyak
anak (>3 anak): lebih dikenal dengan
keadaan 4 terlalu.
Akibatnya, banyak ibu yang tidak
menginginkan kehamilannya yang melakukan
upaya aborsi yang tidk aman.
Sekitar 50% menangani anemia dan lebih
dari 30% menderita kurang Energi kronis
(KEK).
Kondisi pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi pada remaja yang masih
minim.

Anda mungkin juga menyukai