Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG Latar belakang pembuatan makalah ini mengacu kepada skenario yang kami terima saat kegiatan Belajar Mandiri Terarah atau PBL ( Problem Based Learning ).
Pada pembuatan laporan ini, kami dilatih untuk mandiri dalam menangani dan mencari solusi alternatife yang dapat dipilih, menganalisa suatu keadaan dengan menggunakan referensi , mengembangkan skenario dengan berfikir dalam menghadapi suatu permasalahan. Dengan adanya sistem tersebut kami banyak mengambil hikmah dan manfaatnya.
Pada pembelajaran kali ini kami diarahkan untuk lebih mengetahui mekanisme dan struktur organ pernafasan, sehingga diharapkan dapat memberikan solusi yang paling tepat dari skenario yang dipaparkan.
2. TUJUAN Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan yaitu; 1. Tujuan umum - Untuk menambah pengetahuan dalam menganalisa suatu skenario khususnya dalam bidang kesehatan yang kita alami sehari- hari.
2
- Mempelajari komponen dan struktur organ pernafasan serta alat penunjang dalam pemeriksaan
- Lebih mengetahui fungsi dan jenis jaringan penyambung
2. Tujuan khusus - Untuk memenuhi tugas individu.
3. SISTEMATIKA
Makalah ini dibuat menjadi tiga bab,yaitu : 1. Pada bab pertama adalah pendahuluan. Dalam bab ini di uraikan tentang latar belakang ,tujuan penulisan ,dan sistematika penulisnya.
2. Pada bab dua menguraikan hasil penjabaran unsur-unsur yang digunakan dalam berpikir kritis dalam menghadapi suatu kasus.
3. Pada bab tiga penulis mengambil kesimpulan dari skenario yang dipaparkan.
ISI BATUK BERDAHAK DAN SESAK NAPAS
A. SKENARIO
Seorang polwan umur 37 tahun diusulkan untuk menerima kenaikan pangkat . untuk melengkapi persyaratan ia diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan. Oleh dokter ia diminta untuk menjalani pemeriksaan antara lain spirometeri.
3
B. IDENTIFIKASI MASALAH Pernafasan yang juga dikenal dengan respirasi, memiliki sistemnya sendiri. Adapun sistem respirasi tersebut memiliki pengertian, dimana adanya proses pertukaran udara, yakni pertukaran gas O2 dan CO2 dalam tubuh makhluk hidup. Proses respirasi tersebut memiliki fungsi menyediakan oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida. Sistem respirasi terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang menghubungkan jaringan paru-paru dengan lingkungan luar. Pada dasarnya metabolisme yang normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan karbondioksida. Untuk itu organ-organ tertentu yang bergabung dalam sistem pernapasan dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas-gas pernapasan bagi keperluan seluruh tubuhnya. Pertukaran gas pada proses respirasi ini terjadi dalam paru-paru. Namun dimulai dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, sampai pada alveoli. Dengan proses pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO 2 akan dikeluarkan dari darah secara osmosis. Seterusnya CO 2 akan dikeluarkan melalui jalan pernapasan dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung ke aorta seluruh tubuh, disini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO 2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan) ke bilik kanan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit Selanjutnya akan dibahas dalam pembahasan. Struktur Sistem Pernapasan
I. Struktur Makroskopis Anatomi Dasar Sistem Pernafasan Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh 4
diafragma.
Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin. Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang. Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut : 5
1. interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga. 2. sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada). 3. skalenus yang mengangkat 2 iga teratas. 4. interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga. 5. otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke atas. 6. otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.
Bagian-bagian organ pernafasan 1. Rongga Hidung Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung terdiri atas : Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi 6
Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Masing- masing rongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan turbinasi atau konka dari dinding lateral. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secara longitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, dan inferior. Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru.Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori atau penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa hidung. Fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia.
Terdapat 3 fungsi Rongga Hidung, antara lain: a. Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Penyaringan dilakukan oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke Oropharynx. Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung. Dan pelembaban dilakukan oleh concha, yaitu suatu area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa. 7
b. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau. c. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi. 2. Faring Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring terdiri atas: a. Nasopharinx ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditory ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah b. Oropharynx Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk ke saluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan c. Laringopharynx Merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring. 3. Laring Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit di 8
bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan Laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas: a. Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan b. Glotis : ostium antara pita suara dalam laring c. Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun ( Adams Apple ) d. Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak di bawah kartilago thyroid ) e. Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroid f. Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara; pita suara melekat pada lumen laring.
- Ada 2 fungsi lebih penting selain sebagai produksi suara, yaitu : a. Laring sebagai katup, menutup selama menelan untuk mencegah aspirasi cairan atau benda padat masuk ke dalam tracheobroncial b. Laring sebagai katup selama batuk 4. Trakea Trakea merupakan suatu saluran rigid yang memeiliki panjang 11-12 cm dengan diametel sekitar 2,5 cm. Terdapat pada bagian oesephagus yang terentang mulai dari cartilago cricoid masuk ke dalam rongga thorax. Tersusun dari 16 20 cincin tulang rawan berbentuk huruf C yang terbuka pada bagian belakangnya. Didalamnya mengandung pseudostratified ciliated columnar epithelium yang memiliki sel goblet yang mensekresikan mukus. Terdapat juga cilia yang memicu terjadinya refleks batuk/bersin. 9
Trakea mengalami percabangan pada carina membentuk bronchus kiri dan kanan. 1. Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma kembali ke keadaan semula (cembung). Akibatnya rongga dada menyempit. Pada saat semikian paru-paru mengempis dan mendorong udara keluar dari paru-paru (ekspirasi). Pernapasan perut terjadi terutama pada saat tidur.
Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga aliran udara lancar.
Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter. 2,3
10
II. Struktur Mikroskopis
Paru-paru Fetal histology Secara mikroskopis, sistem respirasi pada manusia dapat dilihat dari segi histologinya, yaitu sebagai berikut : a. Hidung Hidung merupakan organ yang berongga dengan dinding yang tersusun oleh: - jaringan tulang - tulang rawan hialin - otot - jaringan pengikat
Kulit luar : - epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk - rambut-rambut halus - kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Vestibulum nasi : - Terdapat vibrissae rambut yang bersifat kaku yang berfungsi untuk menghalangi debu dan kotoran yang ikut dihirup - Terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Di dinding lateral ada 3 tonjolan : a. konka nasalis superior --- epitel khusus/olfaktorius : sel olfaktorius diantara sel basal dan sel penyokong; neuron bipolar dengan dendrit ke permukaan dan menggelembung; akson tidak 11
bermielin sel penyokong/sustentakuler sel silindris tinggi dengan bagian apex lebar dan basal menyempit; inti lonjong; terdapat mikrovili di permukaan; terdapat granula kuning di permukaan. sel basal bentuk segitiga; inti lonjong; merupakan reserve cell/sel cadangan yang akan membentuk sel penyokong dan mungkin menjadi sel olfaktorius. sel sikat mempunyai mikrovili di bagian apikal; lamina propria mempunyai banyak vena, mengandung kelenjar terutama serosa, berperan untuk membasahi epitel dan silia, dan juga sebagai pelarut zat- zat kimia. b. Konka nasalis media --- epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet (menghasilkan lendir) c. Konka nasalis inferior --- epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet ; terdapat plexus venosus (menghangatkan udara)
- Sinus paranasalis epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet; lamina propria lebih tipis dari kavum nasi dan melekat pada peritonium dibawahnya; kelenjar-kelenjar memproduksi mukos, termasuk : 1. sinus maxilaris 2. sinus frontalis 3. sinus sphenoidalis 4. sinus ethmoidalis
b. Faring 1. Nasofaring - epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet - pada lamina prorpia terdapat kelenjar campur - pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid 2. Orofaring - epitel berlapis gepeng - ke bagian atas menjadi epitel mulut dan ke bagian bawah menjadi epitel esophagus 12
- terdapat tonsila palatina 3. Laringofaring - epitel bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
d. Trakhea Cincin tulang rawan dihubungkan oleh jaringan penyambung retikulin (ligamentum enulare) Mukosa trakea epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet Tunika submukosa jaringan ikat jarang, lemak, kelenjar campur Tunika adventisia terdapat kelenjar campur; jaringan fibroelastis yang berhubungan dengan perikondriumsebelah luar pars kartilagenia Sel-sel epitel trakhea : - sel goblet mensintesa dan mensekresi lendir; mempunyai aparatus Golgi dan RE kasar; sifat sekresi apokrin - sel sikat mikrovili di apex; berbentuk seperti sikat - sel basal sel induk, bermitosis dan berubah menjadi sel lain - sel sekretorik bergranul pada sitoplasma; granula mengandung katekolamin; mengatur sekresi mukosa dan serosa 13
e. Bronkhus Bronkhus ekstrapulmonal sama dengan trakhea diameter lebih kecil Bronkhus intrapulmonal : - Mukosa berbentuk lipatan - Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet - Membrana basalis lebih jelas - Lamina propria (jaringan ikat jarang, serat elastis dan muskulus polos spiral, noduli limfatisi, kelenjar bronkialis) - Bentuk sferis - Tulang rawan tidak beraturan
f. Bronkhiolus Tulang rawan tidak ada Epitel selapis torak bersilia, sel goblet (sebagian ada atau tidak ada) Lamina propria (tipis, tanpa kelenjar atau noduli limfatisi, otot polos, serat elastin) Bronkhiolis terminalis epitel selapis torak bersilia, bersel goblet/epitel selapis torak rendah Bronkhiolus respiratorius epitel torak rendah/epitel selapis kubis, dengan atau tanpa silia, tanpa sel goblet g. Duktus alveolaris Dinding tipis Epitel selapis gepeng (sel alveolar tipe 1) Jaringan ikat fibroelastis, sebagian ada otot polos h. Sakus alveolaris Serat elastin dan serat retikulian Sudah tidak ada otot polos i. Alveoli Kantong-kantong kecil terdiri dari selapis sel disekitar alveolis terdapat serat elastin dan serat kolagen j. Alveolus Epitel selapis gepeng 14
Terdapat lubang-lubang kecil pada dinding alveolus disebut poros/stigma alveolaris Sel-sel: - Sel alveolar tipe 1 / sel epitel alveoli / sel alveolar kecil / pneumonosit tipe 1 (inti gepeng, sitoplasma tipis, mempunyai membrana basalis) - Sel alveolar tipe 2 / sel septal / sel alveolar besar / pneumonosit 2 (inti kubis, sekresi surfaktan) - Sel alveolar fagosit (asal dari sirkulasi darah/monosit darah disebut juga Dust cell/sel debu, membersihkan permukaan epitel alveoli). Sel endotel kapiler (melaipisi kapiler darah, epitel selapis gepeng) 3
Mekanisme Pernafasan I. Pernapasan Dada Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antartulang rusuk. Bila otot antartulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat naik. Akibatnya volume rongga dada membesar, sehingga tekanan rongga dada turun dan paru-paru mengembang. Pada saat paru- paru mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan udara di atsmosfer. Akibatnya udara mengalir dari luar kedalam paru-paru (inspirasi). Sebaliknya, ketika otot-otot antartulang rusuk relaksasi, tulang rusuk turun. Akibatnya rongga dada menyempit dan tekanan udara di dalamnya naik. Keadaan ini membuat paru-paru mengempis. Karena paru-paru mengempis, tekanan udara di dalam paru-paru lebih tinggi daripada tekanan atsmosfer, sehingga udara keluar (ekspirasi).
2. Pernapasan Perut Pernapasan perut terjadi akibat gerakan diafragma. Jika otot diafragma berkontraksi, diafragma yang semula cembung ke atas bergerak turun menjadi agak rata. Akibatnya rongga dada membesar dan paru-paru mengembang sehingga perut menggembung, tekanan udara di dalam paru-paru turun dan udara dari luar masuk ke dalam paru-paru (inspirasi) Pengertian Pernafasan 15
Pernafasan mempunyai 2 arti yang sangat berbeda : 1). pernafasan oksigen (O 2 ) dalam matabolisme karbohidrat dan berbagai molekul organik lainnya, 2). suatu proses yang melibatkan pertukaran O 2 dan CO 2 di antara berbagai sel suatu organisme dan lingkungan luar. Sebagian besar sel tubuh memperoleh energi dari reaksi kimia yang melibatkan O 2. Sel itu harus mampu melenyapkan CO 2 yang merupakan hasil akhir utama dari metabolisme oksidasi. Organisme bersel satu pertukaran O 2 dan CO 2 terjadi secara langsung dengan lingkungan luar, tetapi hal itu sama sekali tidak mungkin untuk sebagian besar sel organisme yang kompleks seperti manusia maupun hewan/ternak. Oleh karena itu, evaluasi hewan besar memerlukan perkembangan suatu sistem khusus yaitu sistem respirasi (pernafasan) untuk pertukaran O 2 dan CO 2 bagi hewan tersebut dengan lingkungan sekitarnya meliputi : paru- paru, jalan udara ke paru-paru, dan struktur dada yang bertanggung jawab terhadap gerakan udara keluar dan masuk ke paru-paru. Mekanisme Ventilasi (Pertukaran Udara) Pulmonalis Paru-paru dapat membesar dan berkontraksi dengan 2 jalan : 1). dengan gerakan turun naik diafragma akan memanjang dan memperpendek rongga dada, dan 2). dengan pengangkatan dan penekanan tulang rusuk akan mengangkat / memperbesar dan menurunkan/memperkecil diameter anteroposterior rongga dada. Pernafasan normal dilakukan hampir sempurna oleh gerakan inspirasi (menghirup) diafragma. Selama inspirasi diafragma menarik ke bawah permukaan bagian bawah paru-paru. Selama ekspirasi (menghembus) diafragma berelaksasi dan mendorong paru-paru ke belakang, dinding dada dan struktur perut mendorong paru-paru. Selama bernafas berat, dorongan ke belakang tidak cukup kuat untuk menyebabkan respirasi cepat, hal itu dapat dicapai dengan kontraksi urat perut yang mendorong isi perut ke atas melawan diafragma bagian bawah. Cara kedua untuk memperbesar paru-paru adalah dengan meningkatkan/memperbesar ruangan dada melalui rib cage. Hal itu akan memperbesar paru-paru karena dalam posisi istirahat secara alamiah, tulang rusuk miring ke bawah, sehingga memungkinkan tulang dada bergerak ke belakang di depan kolumnis spinalis. Namun, bila rib cage terangkat, tulang rusuk langsung 16
mengarah ke belakang. Dengan demikian, tulang dada pada waktu itu bergerak ke belakang menjauhi spinosus yang menyebabkan anteroposterior dada menjadi lebih besar kira-kira 20% selama respirasi maksimum dibandingkan selama ekspirasi. Oleh karena itu, berbagai otot tersebut yang mengangkat rongga dada dapat diklasifikasikan sebagai urat daging inspirasi, dan urat daging yang menekan rongga dada adalah urat daging ekspirasi.
Kapasitas dan Volume Paru-paru Suatu metode sederhana untuk mempelajari pertukaran udara paru adalah mancatat volume udara yang bergerak ke dalam dan ke luar paru-paru disebut spirometer. Sebuah alat spirometer terdiri dari sebuah silinder yang berada dalam sebuah ruangan berisi air yang keseimbangannya dapat diatur melalui suatu pemberat. Dalam selinder terdapat campuran udara pernafasan biasanya udara atau O 2 ; suatu tabung yang menghubungkan mulut dengan ruang udara. Karena nafas masuk dan ke luar ruang udara maka silinder terangkat/naik dan turun, dan suatu grafik akan terlihat pada kertas yang terdapat pada silinder yang berputar. Untuk memudahkan menjelaskan berbagai kejadian pertukaran udara paru-paru maka udara dalam paru-paru telah dibagi menjadi 4 volume dan 4 kapasitas. Volume paru-paru bagian kiri terdiri atas 4 volume yang berbeda dan bila dijumlahkan semuanya sama dengan volume maksimum paru-paru yang masih dapat diharapkan. Arti penting dari masing-masing volume tersebut adalah sebagai berikut.
17
1. Volume tidal (tidal volume = TV) adalah volume udara pada waktu inspirasi atau ekspirasi normal, dan volumenya kira-kira 500 ml. 2. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume = IRV) adalah volume ekstra udara yang masih dapat dihirup setelah inspirasi normal sebagai volume udara tambahan terhadap volume volume tidal, dan biasanya volume udara itu kira-kira 3000 ml. 3. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reseve volume = ERV) adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan berekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat akhir ekspirasi normal, biasanya volume ini kira-kira 1100 ml. 4. Volume residu (residual volume = RV) adalah volume udara yang masih tinggal di dalam paru-paru setelah melakukan respirasi maksimum. Volume residu ini rata-rata 1200 ml. Kapasitas paru-paru dalam siklus paru-paru kadang-kadang perlu mempertimbangkan 2 atau lebih volume udara tersebut di atas secara bersama-sama. Penggabungan ini disebut kapasitas paru-paru. Kapasitas paru-paru berbeda-beda dapat dijelaskan sebagai berikut ini. 1. Kapasitas inspirasi (inspiratory capacity/IC) = volume tidal (TV) + volume cadangan inspirasi (IRV). Ini adalah sejumlah udara (kira-kira 3500 ml) yang berarti seseorang bernafas mulai dengan tingkat ekspirasi normal dan memperbesar paru- parunya hingga maksimum. 2. Kapasitas residu fungsional (functional residual capacity/FRC) = volume cadangan ekspirasi (ERV) + volume residu (RV). Ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml). 3. Kapasitas vital (vital capacity/VC) = volume cadangan inspirasi (IRV) + volume tidal (TV) + volume cadangan ekspirasi (ERV). Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah ekspirasi dan dilanjutkan dengan ekspirasi maksimum. 4. Kapasita total paru-paru (total lung capacity/TLC) adalah volume maksimum paru- paru yang masih dapat diperbesar dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 ml). TLC = IRV + TV + ERV + RV.
18
Sebagai contoh dapat dikemukakan di sini bahwa laki-laki mempunyai VT = 400 ml, VC = 4800 ml, IRV = 3100 ml, IC = 3600 ml, ERV = 1200 ml, RV = 1200 ml, FRC = 2000 ml, TLC = 6000 ml. Sapi betina (dalam keadaan tidur) mempunyai TV = 3100 ml; sedangkan dalam posisi berdiri adalah 3800 ml. Semua volume dan kapasitas paru-paru wanita 20 25% lebih rendah dibandingkan laki-laki, dan volume serta kapasitasnya lebih besar pada orang yang bertubuh besar dan olahragawan dibandingkan dengan orang yang bertubuh kecil dan menderita asma. 6
Mekanisme Respirasi Selama respirasi, terjadi gerakan dada (thorax) dan perut. Pada inspirasi sternum coracoid , furcula, dan rusuk bergerak ke depan dan ke bawah. Rusuk vertebral ditarik ke depan dan ke dalam. Jadi, pada inspirasi diameter vertikal dada bertambah besar dan diameter melintangnya bertambah kecil. Paru-paru membesar pada saat inspirasi, dan tulang rusuk serta dada tertarik ke arah dalam. 4 Mekanisme pernafasan secara singkat 1. Mekanisme I nspirasi Otot-otot interkostal berkontraksi akibatnya tulang rusuk terangkat. Kontraksi otot interkostal diikuti oleh kontraksi otot diafragma. Akibat kontraksi kedua otot ini, rongga dada menjadi membesar. Rongga dada yang bertambah besar menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi kecil. Akibatnya udara masuk ke dalam paru-paru. 2. Mekanisme Eskpirasi Otot-otot interkostal berelaksasi akibatnya tulang rusuk turun. Relaksasi otot interkostal diikuti oleh berelaksasinya otot diafragma Akibat relaksasi kedua otot ini, rongga dada menjadi menjadi mengecil. Rongga dada yang mengecil menyebabkan tekanan udara di paru-paru menjadi besar. Akibatnya udara keluar dari dalam paru-paru ke lingkungan. 5
19
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan respirasi adalah : 1. Usia Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas. 5
2. Suhu Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen. 5
3. Gaya Hidup Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru. 5
4. StatusKKesehatan Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel. 5
20
5. Narkotika Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat- obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan. 5
6. Ketinggian Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O 2 , sehingga makin sedikit O 2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat. 5 7. Polusi udara Dengan adanya polusi udara, kecepatan pernapasan kita terganggu. Bernapas menjadi lebih menyesakkan sehingga kecepatan pernapasan menurun, jumlah oksigen yang dihisap menurun, kita pun menjadi lemas. 5
PENUTUP
KESIMPULAN :
Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk , otot interkosta , bronkus, bronkiol , alveolus dan diafragma .
Dapat disimpulkan, seluruh organ dalam system pernapasan sangat penting antara satu sama lain dan harus dijaga dan dipelihara. Karena jika salah satu organ pernafasan rusak akan mengganggu organ sistem pernafasan yang lain. Di dalam kasus ini juga suatu metode sederhana untuk mempelajari pertukaran udara paru adalah mancatat volume udara yang bergerak ke dalam dan ke luar paru yang disebut spirometer. Spirometer digunakan untuk mengukur volume paru, antara lain volume tidal, volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume), volume cadangan eksipirasi (expiratory reserve volume) , dan volume residual ( Residual Volume ). 21
DAFTAR PUSTAKA
1. Conectique.17 april 2007 . Diunduh dari : http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Y9WG8b4DrwAJ:dare2do.w ordpress.com/tag/batuk/+arti+batuk+berdahak&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
2. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. 3. Junqueira, Luis Carlos dan Jose Carneiro. 2007. .Histologi Dasar, Teks dan Atlas edisi 10. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. 4. R.Putz dan R.Pabst. Atlas Anatomi Manusia, Sobotta, Tabel otot dan saraf, edisi 22. 2006.Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran 5. Guyton & Hall. Buku Ajar, Fisiologi Kedokteran. 2007. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. 6. Gunadi Santoso,dkk. Respirasi-1.2010.Jakarta. Penerbit Kedokteran Ukrida.