Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PENGAJUAN TUGAS AKHIR


PETROCHINA INTENATIONAL COMPANIES IN INDONESIA

I. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang No.2 tahun 1989 tentang pendidikan Nasional
serta PP No.60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, disebutkan bahwa pendidikan
tinggi terdiri atas pendidikan akademik dan pendidikan profesional. Pendidikan
akademik merupakan pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu
pengetahuan dan penerapannya.
Jurusan Fisika sebagai salah satu pendidikan profesional mempunyai misi
menghasilkan tenaga terampil yang menunjang kegiatan ekonomi, harus dapat
menempatkan diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sektor industri jasa
maupun industri manufaktur. Jurusan Fisika diharapkan dapat mempersiapkan dasar
yang kuat untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam
menghadapi era pasar bebas, sumber daya yang mampu berkembang dan tanggap
terhadap tuntutan produk yang kompetitif.
Seismik inversi dari data normal incident telah banyak digunakan oleh
interpreter di industri minyak dan gas bumi sejak dua puluh taun yang lalu. Konversi
dari wiggle seismik menjadi accoustic impedance (AI) menghasilkan tampilan yang
lebih komprehensif dan lebih mudah dipahami oleh ahli geofisika, ahli geologi, ahli
perminyakan maupun manager. Awalnya, teknik inversi ini tidak begitu populer
karena dianggap rumit dan sulit dipraktekkan. Akan tetapi, seiring dengan
berkembang pesatnya teknologi komputer, teknik inversi AI menjadi lebih praktis
dan mudah dikerjakan. Sekarang ini, teknik inversi AI menjadi metoda standar yang
dikerjakan oleh para geoscientist di perusahaan migas/
Suatu teknik inversi baru diperkenalkan, yang disebut inversi Elastic
Impedance (EI). Inversi EI pada dasarnya merupakan generalisasi dai AI, dimana

inversi dilakukan untuk data non zero-offset dari beberapa sudut datang secara
terpisah (Connoly,1999). Pada kasus tertentu, dimana nilai AI antara batupasir dan
lempung pada reservoir bernilai sama, maka sulit bagi kita untuk membedakan.
Dengan bantuan inversi EI maka keduanya dapat kita bedakan, dimana nilai EI untuk
batupasir akan mempunyai nilai lebih rendah dibandingkan lempung (Savic, 2000).
Ekstraksi parameter fisika , (konstanta Lame) dan analisis produk konstanta
Lame dengan (densitas), Lambda-Mu-Rho (LMR; Ross,2001), dilakukan untuk
melihat litologi dan jenis fluida pada batuan reservoir (Anderson et al, 2001). Hal ini
dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap krosplot beberapa parameter
secara interaktif. Perubahan nilai Vp dan Vs yang kecil saja akan memberikan
perubahan harga dan yang jauh lebih besar. Sehingga ekstraksi parameter fisika
reservoir ini, diharapkan mampu menampilkan anomali yang lebih dapat
mengidentifikasi jenis litologi dan kandungan fluida pada suatu reservoir
( Whitcombe, et.al, 2000).
Karakterisasi reservoir dengan menggabungkan semua data yang ada termasuk
data seismik, petrofisika, dan geologi akan memberikan distibusi parameter reservoir
seperti: porositas, dan saturasi dengan lebih baik (Burge et.al, 1998). Data sumur
akan memberikan parameter reservoir dengan resolusi vertikal yang sangat baik, akan
tetapi sangat buruk dalam arah horizontal. Sebaliknya seismk memberikan data dalam
arah horizontal yang hampir kontinyu, akan tetapi buruk dalam arah vertikal.
Kombinasi kedua data ini dan informasi lainnya akan menghasilkan deskripsi sifat
fisik reservoir yang lebih baik.
Penelitian ini menggunakan beberapa metoda yang ada (AI,EI,Lambda-Rho,
Mu-Rho), untuk memprediksi litologi dan jenis fluida pori pada reservoir.
Penggabungan ini diharapkan dapat mengurangi kesalahan pada saat kita melakukan
interpretasi, dimana kelemahan pada salah satu metoda akan ditutupi oleh metoda
yang lainya, begitu juga sebaliknya.


II. TUJUAN PENELITIAN
2.1. Bagi penulis
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Meningkatkan resolusi dan keabsahan interpretasi amplitude melalui proses
detuning dilakukan pada data seismik.
Mengidentifikasi fluida reservoir dan jenis litologi reservoir dengan lebih baik,
dengan memanfaatkan keterbatasan data yang tersedia semaksimal mungkin

2.2. Bagi PETROCHINA INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA
PETROCHINA INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA dapat
menilai kualitas pendidikan Universitas Diponegoro Semarang, memberi masukan
kompetensi apa yang sesuai sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan
lulusan yang dibutuhkan dunia kerja dan meningkatkan peran terhadap dunia
pendidikan.

2.3. Bagi Universitas Diponegoro
Memperoleh masukan mengenai kompetensi apa yang diperlukan oleh
PETROCHINA INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA , atau dunia
kerja terhadap tenaga ahli khususnya lulusan dari Jurusan Fisika. Dari masukan ini
Universitas Diponegoro Semarang dapat memperbaiki kurikulum dan silabus agar
menghasilkan lulusan yang sesuai.









III. DASAR TEORI
3.1. Inversi Acoustic Impedaqnce (AI)
Dalam inversi AI, kita akan membuat model bumi dimana data seismik sebagai
input. Proses ini merupakan kebalikan dari suatu pemodelan ke depan seismik.
Seismik inversi AI post stack merupakan suatu proses analisis terhadap trace
seismik yang telah ditampilkan dalam bentuk zero offset menjadi struktur lapisan
yang digambarkan dalam bentuk impedansi. Model 1 dimensi yang paling sederhana
dan paling sering digunakan untuk trace seismik adalah model konvolusional, yang
menyatakan bahwa trace seismik merupakan hasil konvolusi antara reflektifitas bumi
dengan suatu sumber seismik dengan tambahan komponen bising. Secara matematik
dapat dirumuskan sebagai (*menyatakan konvolusi) :

......................................................... (2.1)
dimana :

= trace seismik

= wavelet seismik Koreksi apungan (drift)


= reflektifitas bumi

= bising
Terkadang dilakukan penyederhanaa dimana bising dianggap nol, sehingga
menghasilkan :

......................................................... (2.2)
Seri koefisien refleksi (KR) atau sering juga disebut reflektifitas merupakan
konsep fisika yang fundamental dalam metode seismik. Pada dasarnya setiap KR
dapat dianggap sebagai sebuah respon dari wavelet seismik terhadap sebuah
perubahan AI di dalam bumi yang didefinisikan sebagai hasil perkalian antara
kecepatan gelombang P (V) dan densitas (). Secara matematis, konversi dari AI ke
refletifitas meliputi pembagian beda AI dengan jumlah AI tersebut. Oleh karena itu,
KR pada batas antara kedua lapisan tersebut :

......................................................... (2.3)
Dimana lapisan ke-i terletak lapisan ke-(i+1).
2.2 Inversi Elastic Impedance(EI)
2.2.1 Penurunan EI
Pers. (2.4) di bawah ini, dikenal sebagai linearisasi dari persamaan Zoeppritz
untuk reflektifitas gelombang P, dimana sangat akurat untuk perubahan yang kecil
dari parameter elastik dibawah sudut kritis (subcritical angles) :
()

................................................ (2.4)
dimana :


dan,


Kita definisikan fungsi f(t) yang merupakan parameter yang analog dengan
acoustic impedance, sehingga reflektifitas sebagai fungsi sudut dapat dituliskan sbb :
()

()

sehingga,

()

) (


Dengan mensubtitusikan K terhadap

, diperoleh :

()

)
Terakhir, dengan melakukan integrasi dan eksponensiasi (menghilangkan
logaritma dan diferensial pada kedua sisi) dari persamaan di atas maka diperoleh :
..................................... (2.5)
atau dapat juga dituliskan :
................................... (2.6)
2.2.2 Normalisasi EI
Nilai K pada pers. (2.5) dibuat konstan sepanjang interval log zona target.
Konstanta K diaproksimasi dari rata-rata pada bidang batas (Whitcombe, et.al,
2000) :
....................................................................... (2.7)
Untuk membuat dimensinya sebagai fungsi , maka diperkenalkan suatu
konstanta (

). Dengan melakukan modifikasi terhadap pers (2.5) maka


diperoleh :
() (

.............................................. (2.8)
dimana eksponen a,b, dan c merupakan fungsi daro sudut datang :

)
Jika suatu nilai konstan dipilih untuk rata rata dari log Vp,Vs, , maka nilai
EI() akan berkisar satu. Modifikasi ini akan menstabilkan fungsi EI. Akhirnya, jika
kita melakukan penskalaan lenih lanjut terhadap fungsi EI yang baru dengan suatu
faktor

, kita akan dapatkan bahwa EI() memberikan prediksi nilai impedansi


akustik yang benar,

, pada =0..........................................................................(2.9)
Pers.(2.9) di atas, merupakan fungsi EI normalisasi, dimana dengan fungsi EI yang
baru, nilai AI dapat kita bandingkan secara langsung atau kita dapat menghitung delta
anomali (selisih antara AI dengan EI).
2.3 Lambda-Mu-Rho
Hubungan antara kecepatan gelombang P dan S dengan konstanta Lame ( dan
) dinyatakan sebagai :
................................................................................................(2.10)
........................................................................................................(2.11)
...................................................................................................(2.12a)
.....................................................................................................(2.12b)
( )

.............................................................................................(2.13)

.......................................................................................................(2.14)
sehingga,

........................................................................................(2.15)
Untuk hubungan antara parameter elastisitas dengan kecepatan gelombang P,
pers. (2.12a) disubtitusikan ke pers, (2.13) :

..............................................................................................(2.16)
Kemudian jika ada penambahan kecepatan gelombang P yang kecil (Vp) pada
pers. (2.16) maka akan diperoleh sebagai berikut :

(

) (

) (


dimana :
jadi:

) (


Begitupun halnya untuk hubungan parameter elastisitas dengan kecepatan
gelombang S pers. (2.12b) dimana setiap penambahan kecepata gelombang S yang
kecil akan diperoleh penambahan , sebesar :

) (

........................................................................(2.17)

2.4 Dasar Petrofisika
Variasi amplitudo refleksi seismik terhadap offset bergantung pada parameter
intrinsik batuan seperti kecepatan gelombang kompresi (Vp), kecepatan gelombang
geser (Vs), densitas, anisotropy, dan atenuasi. Parameter seismik batuan, dipengaruhi
oleh banyka faktor seperti : tekanan, temperatur, saturasi, jenis fluida, dll.
Pemahaman hubungan antara parameter parameter ini (Vp,Vs, densitas, dll) dan
sifat batuan seperti litologi, porositas, dan kandungan fluida pori diperlukan untuk
mengekstrak secara kuantitatif informasi sifat batuan.
Gassmann (1951, op.cit. Wang, 2001) membuat suatu formula untuk
menghitung efek dari subsitusi fluida pada parameter seismik. Gassmann menghitung
Modulus Bulk dari suatu medium yang porous tersaturasi oleh fluida menggunakan
Bulk moduli yang diketahui dari solid matrix, frame (raqngka), dan fluida pori. Untuk
batuan, solid matrix terdiri atas mineral pembentuk batuan, rangka batuan, dan fluida
pori yang dapat berupa gas, minyak, air atau campuran ketiganya :

.....................................................................(2.18)

Dimana

merupakan modulus bulk batuan yang tersaturasi fluida yang mempunyai


modulus bulk

merupakan modulus bulk rangka (frame),

merupakan
modulus bulk matrix (grain), dan merupakan porositas. Modulus geser

dari
batuan tidak dipengaruhi oleh saturasi fluida, sehingga :

................................................................................................ (2.9)
Dimana

merupakan modulus geser rangka batuan (frame). Densitas

dari batuan
yang tersaturasi, secara sederhana dapat6 dituliskan :

...............................................................................(2.10)
dimana

dan

merupakan densitas dari batuan tersaturasi fluida dan batuan kering


(dry \rock), dan

merupakan densitas fluida pori. Selain itu,

( )

,
dimana

merupakan densitas matrix (grain).


Modulus bulk dan geser dari frame rock dihitung menggunakan nilai
pengukuran kecepatan terhadap frame rock :

) ()

()
Modulus bulk

dari campuran fluida dapat dihitung menggunakan persamaan


Wood (Wang,2001) :

()
Dimana

, dan

merupakan bulk moduli dari air, minyak, dan gas. Persamaan


di atas mengimplikasikan bahwa fluida pori terdistribusi secara merata pada pori.
Bulk density campuran fluida

dihitung dengan :

()
2.4.1 Hubungan kecepatan dengan modulus elastik
Hubungan kecepatan gelombang P dan S dengan modulus elastik untuk
material isoropis dan homogen, diberikan oleh :

()

()
Kedua persamaan di atas merupakan hubungan yang sangat fundamental antara
kecepatan seismik dan properti batuan.
2.4.2 Hubungan keceptan gelombang P dan densitas
Hubungan kecepatan gelombang P dengan densitas diperoleh melalui hubungan
empiris dengan dua cara, yaitu persamaan Gardner (1974) dan Lindseth (1979).
Persamaan Gardner dituliskan sebagai berikut :

()
Persamaam Lindseth dinyatakan sebagai berikut :
() ()
dimana a = 0,308 dan b = 3400ft/detik.
2.4.3 Hubungan kecepatan gelombang P dan S
Hubungan antara kecepatan gelombang P dan S juga diperoleh melalui dua
hubungan empiris, yaitu hubungan Castagna (1985) dan Krief (Wang, 2001).
Hubungan Castagna untuk kecepatan gelombang P dan S dinyatakan oleh persamaan
berikut :

(dalam km/detik) ........................................... (2.19)


Krief menunjukkan hubungan antara kecepatan gelombang P dan S melalui
persamaan di bawah ini :

( ) ()






IV. METODOLOGI PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
Metodologi yang digunakan dalam Tugas Akhir antara lain:
4.1. Metode Praktikum, yaitu metode mempraktekkan langsung pada obyek yang
dipelajari di bawah pengawasan dan bimbingan dari pembimbing lapangan.
4.2. Metode Observasi, yaitu metode pengambilan data dengan cara langsung
mengamati dan mencatat pada obyek yang dipelajari.
4.3. Metode I nterview, yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan
tanya jawab langsung dengan pembimbing lapangan.
4.4. Metode Literatur, yaitu pengambilan data dengan mempelajari literatur yang
berupa buku, diktat, jurnal, maupun bentuk lain yang berhubungan dengan
obyek yang dipelajari yang mendukung penyelesaian Tugas Akhir sampai
dengan penyusunan laporan.
4.5. Metode Bimbingan, yaitu melakukan konsultasi dan bimbingan dalam
mendokumentasikan bidang keilmuan yang diperoleh selama Tugas Akhir,
bimbingan ini dilakukan kepada pembimbing lapangan di PETROCHINA
INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA dan kepada dosen
pembimbing dari Universitas Diponegoro.
Sistem Tugas Akhir yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi
lapangan yang ada, atau sesuai dengan yang ditentukan oleh pihak PETROCHINA
INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA .
Selama melakukan tugas akhir, saya akan mentaati peraturan yang ditetapkan
oleh pihak perusahaan, dan data-data yang diperoleh selama kerja praktek akan dijaga
kerahasiaannya dan tidak akan disebarluaskan, dan hanya digunakan sebagai
kelengkapan penulisan laporan saja, dan laporan tersebut telah diperiksa serta
disetujui oleh pihak perusahaan.



V. WAKTU PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
Sesuai dengan kurikulum jurusan Fisika fakultas MIPA Universitas
Diponegoro, mata kuliah tugas akhir diberi bobot 6 (enam) sks dan dilakukan selama
dua bulan. Tugas Akhir ini direncanakan pada tanggal 1 Mei 2013 sampai dengan
31 Juli 2013.
Time Scedule Tugas Akhir







No Agenda Waktu

Minggu
I ,II,III, IV
Minggu
V,VI,VII
Minggu
VIII, IX, X
Minggu
XI dan XII
1
Bimbingan
dengan
pembimbing
lapangan di
PetroChina
2
Pengolahan
data &
Interpretasi
3
Pembuatan
laporan tugas
akhir

VI. PESERTA TUGAS AKHIR
Peserta Tugas Akhir sebagai berikut:
Nama Lengkap : Bagus Sajiwo
NIM : J2D 009 033
Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 30 Juni 1991
Agama : Islam
HP : 085792017490
Alamat Rumah : Perumahan Wisma Jaya, Jl. Kusuma Selatan A
blok E8/10 Bekasi Timur 17111, Bekasi
Alamat Kos : Jl. Ngesrep timur VI/18 gang rukun 50275,
Semarang
Alamat Kampus : Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang
Telp. (024) 7474754
Jurusan : FISIKA
Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
Semester : VIII
IPK
Email
:
:
3,36
Bagus.sajiwo@student.undip.ac.id










VII. TEMPAT TUGAS AKHIR
Tempat Tugas Akhir ini akan dilaksanakan di PETROCHINA
INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA yang beralamat di Menara
Kuningan Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-7 Kav.5 Jakarta 12940, Indonesia.

VIII. JUDUL TUGAS AKHIR
Judul yang akan diambil dalam tugas akhir ini adalah Studi Identifikasi
Reservoir Dan Fluida Dengan Menggunakan Integrasi Acoustic Impedance (AI),
Elastic Impedance (EI), Dan Ekstraksi Parameter Fisika Resevoir( Lambda-Rho
Dan Mu-Rho). Untuk judul yang lebih spesifik dapat disesuaikan dengan yang ada di
lapangan.

IX. PENUTUP
Demikian Proposal Tugas Akhir ini saya ajukan, semoga dapat memberikan
penjelasan maksud dan tujuan Tugas Akhir saya ini kepada PETROCHINA
INTERNATIONAL COMPANIES IN INDONESIA . Segenap bantuan serta
dukungan dari semua pihak sangat kami harapkan demi terlaksananya tugas akhir ini.
Besar harapan kami untuk dapat diterima melaksanakan Tugas Akhir ini.











DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J.W., and Bogaards, M.A., 2000, Quantifying Fluid Prediction using
Angle-dependant I nversion Measured against Log Fluid Substitutions, SEG
Expanded Abstracts.

Burge, D.W., and Neff, D.B., 1998, Well-based Seismic Lithology I nversion for
Porosity and Pay-thickness Mapping, The Leading Edge, February Issue.

Connoly, P., 1999, Elastic I mpedance, The Leading Edge, April Issue, 438-452.

Savic, M., VerWesr, B., and masters, R., 2000, Elastic Impedance I nversion in
Practice, SEG Expanded Abstracts.

Wang, Z.,2001, Fundamentals of Seismic Rock Physics, Geophysics, Vol. 66, No.2,
March-April.

Whitcombe, D.N., Connoly, P., Reagan, R.L., and Redshaw, T.C., 2000, Extended
Elastic Impedance for Fluid and Lithology Prediction, SEG Expanded
Abstracts.

Anda mungkin juga menyukai