Untuk mengevaluasi morfologi katarak kongenital yang datang ke kami, berikut manajemen pembedahan, serta rehabilisasi visual. Total 46 mata dari 28 pasien di rentang usia dari 3 bulan sampai 25 tahun dengan katarak kongenital unilateral atau bilateral (terdiagnosis di usia berapapun), tanpa hubungan dengan patologis dari okuli segmen anterior maupun posterior, tanpa riwayat maupun faktor dari trauma, dan tanpa hubungan sistemik maupun sindrom Yang ada di Departemen Ophtalmologi, Rumah Sakit Holy Family di Rawalpindi, antara 1 Januari 2012 sampai 30 september 2013 Tipe morfologi katarak kongenital yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah katarak lamellar pada 12 mata (26.1%), total white cataract/katarak komplit juga pada 12 mata (26.1%), diikuti dengan blue dot cataract sebanyak 3 pasien (6.5%). Campuran morfologi ditemukan pada 13 (28,2%) mata. Kemampuan visus sebelum operasi lebih dari 6/18 pada 13 (28.3%) mata, dibawah 6/18 pada 15 (32.6%) mata, dan yang tidak dapat dicatat sebanyak 18 (39.1%) mata Hasil koreksi visus terbaik secara signifikan meningkat, dengan kemampuan visus lebih dari 6/18 sebanyak 25 (54.3%) mata, dibawah 6/18 pada 5 (10.9%) mata, dan yang tidak dapat dicatat sebanyak 16 (34.8%) mata. (p=0.000) Pemeriksaan tindak lanjut (follow up) minimal selama 3 bulan, dan maksimal selama 15 bulan.
Morfologi tersering yang ditemukan pada penelitian ini adalah tipe lamellar dan total white cataract/katarak komplit. Hasil visual yang baik bisa didapat dengan intervensi pembedahan dini dan rehabilisasi visual yang tepat.
Katarak kongenital 1 dari 2000 kelahiran hidup 10% penyebab kebutaan yang bisa dicegah pada anak-anak Kehilangan penglihatan terutama karena: stimulus deprivasi amblyopia, strabismus, nistagmus Dibanding dengan orang dewasa, keputusan pembedahan lebih sulit. Pembedahan perlu dilakukan 3 bulan pertama kehidupan Deteksi dan manajemen dini secara langsung berhubungan dengan hasil visual Kontrovensi apakan IOL tetap aman ditanamkan di mata dengan usia anak yang masih kecil Manajemen aphakia (tidak adanya lensa pada mata) menimbulkan masalah signifikan & butuh kaca mata/lensa kontak Sukses, namun butuh kepatuhan & kerjasama Hasil pembedahan : keberhasilan anatomis, pemeliharaan setelah operasi dari aksis visus yang jernih, manajemen agresif sebelum timbulnya amblyopia, dan pencegahannya Kami memulai studi ini, untuk mengamati perbedaan morfologi dari katarak kongenital yang ada Untuk mengelola pembedahannya dengan rehabilitasi visual yang sesuai Untuk menilai hasil visual setelah diberikan penatalaksanaan.
Total 46 mata dari 28 pasien yang datang ke Departemen Ophtalmologi Rumah Sakit Holy Family, Rawalpindi 1 januari 2012 sampai 30 september 2012 Didiagnosis sebagai katarak kongenital dilihat dari morfologi (segala usia) Dioperasi pada periode ini Trauma, uveitis, glaukoma, abnormal segmen anterior, abnormalitas fundus, dan hubungan sistemik atau sindromik Dilakukan pemeriksaan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik Pemeriksaan ketajaman visual, tonometry, slit lamp, retinoskopi, ophtalmoskopi, B- Scan ultrasonografi, keratometri, penilaian daya lensi intraokular (IOL) Formula SRK-II jika diperlukan Pupil dilatasi cyclopentolat 1% atau phenylpeherine 10% Aspirasi lensa dengan kapsuloreksis anterior lewat mendekati limbus. Kasus terpilih dilakukan kapsulotomi posterior primer dengan vitrektomi anterior Implantasi IOL primer anak > 2 tahun Semua kasus steroid topikal-antibiotik setidaknya selama 6 minggu Cycloplegik/steroid sistemik dibutuhkan pada inflamasi kronis post-operatif follow-up hari 1 post-op, 1 minggu post- op, tiap bulan (minimal selama 3 bulan) Lalu, follow-up bervariasi rentang waktu antara 2-15 bulan Melihat ketajaman visus papan Snellen (dewasa), gambar dari papan Snelen (anak yang kooperatif), fiksasi tercatat (anak yang lebih kecil) Data dianalisis dengan SPSS versi 16. Frekuensi dan presentasi dari usia, jenis kelamin, morfologi katarak, dan komplikasi telah tercatat. Hasil visus sebelum dan sesudah operasi dinilai dan diterapkan Chi square test, dengan p value kurang dari 0.05 dianggap signifikan Total 46 mata dari 28 pasien dengan rentan usia 3 bulan hingga 25 tahun, dengan rerata usia 9.6 8.1 tahun Terdapat 16 (57.1%) perempuan dan 12 (42.8%) laki-laki. Katarak unilateral terdapat pada 3 (10.7%) pasien, keterlibatan bilateral terdapat pada 25 (82.9%) pasien
Pertalian darah terdapat pada 16 (57.1%) pasien. Morfologis, lamellar katarak adalah tipe yang paling banyak ditemukan sebesar 12 mata (26.1%), pasien dengan white cataract sebanyak 12 mata (26.1%), diikuti dengan katarak blue- dot sebanyak 3 mata (6.5%), nuklear, sutural, dan PSCO (Posterior Subcapsular Cataract) terdapat pada 2 (4.3%) mata Kombinasi dari morfologi yang berbeda ditemukan pada 13 (28.2%) mata Kombinasi blue-dot dengan sutural sebanyak 4 (8.7%) mata, blue-dot dengan PSCO pada 2 (6.5%) mata Nuclear dengan PSCO pada 3 (6.5%) mata, koronari dengan PSCO pada 2 (4.3%) mata, dan kombinasi lamellar dan katarak sutural pada 1 (2.2%) mata Aspirasi lensa dengan Intaoucular lens implantation (IOL) telah dikerjakan pada 31 (67.4%) mata Aspirasi lensa dengan hanya kapsulotomi anterior dikerjakan pada 13 (28.3%) mata Lensektomi dengan kapsulotomi posterior dan vitrektomi anterior dikerjakan hanya pada 2 (4.3%) mata dikarenakan kurangnya pengelolaan AC Implantasi IOL dikerjakan pada anak usia lebih dari 2 tahun. Aphakia dan anak yang tidak kooperatif membutuhkan prosedur sekunder untuk opasifikasi kapsul posterior dengan pembedahan kapsulotomi saja atau pembedahan kapsulotomi dengan IOL sekunder sesudahnya
Anak yang kooperatif dan dewasa diperlakukan dengan Nd-YAG laser capsulotomies. Rehabilitasi visual dikerjakan pada semua pasien, baik dengan kaca mata aphakia pada anak kurang dari 2 tahun Kesalahan refraksi residu dikoreksi dengan kacamata yang sesuai. Pada presentasi, ketajaman visual diurutkan dari presepsi cahaya hingga 6/12 13 (28.3%) mata dengan ketajaman visus 6/18 atau lebih baik Sebanyak 15 (32.6%) mata mempunyai visus kurang dari 6/18 Sebanyak 18 (39.1%) mata mempunyai visus yang tidak dapat dicatat Hasil koreksi visus terbaik setelah operasi meningkat secara signifikan (p= 0.000) mulai dari tidak dapat dicatat sampai 6/6, 24 (52.2%) mata mempunyai ketajaman visual sebesar 6/18 atau lebih (tabel 2). Tiga pasien hilang pada saat follow-up pada 3 bulan pertama Komplikasi dini : inflamasi kronis pada 22 (47.8%) mata Inflamasi ringan pada 13 (28.3%) mata Tanda keratitis pada 10 (21.7%) mata. Komplikasi tersebut dikelola secara tepat dengan kombinasi antibiotik-steroid topikal, cycloplegics dan steroid sistemik. Komplikasi yang telat/late complication : Opasifikasi kapsul posterior/ posterior capsular opacification (PCO) pada 40 (86.9%) mata Ablasi retina pada 2 (4.3%) kasus Glaukoma pseudophakik pada 1 (2.2%) kasus Uveitis persisten yang mengarah ke phthisis bulbi pada 1 (2.2%) kasus. PCO dikelola dengan pembedahan kapsulotomi pada anak dibawah 4 tahun, Pasien yang lebih tua dikelola dengan laser kapsulotomi Nd-YAG. Pasien tetap di follow-up dan termasuk dalam penelitian yang lebih besar Katarak kongenital adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan opasitis lentikular/kekeruhan pada lensa saat kelahiran. Katarak infantil mencakup semua kekeruhan lensa yang timbul satu tahun pertama kehidupan Tingkat keparahan bervariasi mulai dari non-progresif dan secara visual tidak signifikan untuk menyebabkan kebutaan. Kongenital katarak bilateral merupakan penyebab 15% dari kebutaan pada anak di seluruh dunia.
Katarak idiopatik adalah penyebab yang paling sering. Penyebab dan hubungan yang mendasari dari katarak kongenital sangat bervariasi di seluruh dunia Katarak herediter merupakan penyebab 25% dari seluruh kasus, yang paling sering yaitu autosomal dominan, lalu autosomal resesiv atau X-linked. Down, Patau, Edward, Turner, dan Cri du chat sindrom bersama dengan penyakit sistemik seperti galaktosemia, Lowe, Fabry, Alport, ditrophia myotonik, hipoglikemi, hypoparatiroidisme dan sindrom Marfan mempunyai hubungan yang paling sering Infeksi marterna seperti rubella, toxoplasma, cytomegalovirus, herpes simplex dan varisela (TORCH) dapat menjadi faktor kausatif.
Morfologi katarak dapat diklasifikasikan kedalam fibre-based dan non-fibre based. Termasuk katarak polar anterior maupun posterior, lamellar (bulat, warna abu-abu yang mengelilingi nucleus yang jernih), Nuklear atau katarak setralis pulverulenta, Sutural atau stellate Floriform (bentuk bunga) Coralliform (bentuk koral) Blue-dot (punctate cerulean cataract), koronari (supranuklear) Subkapsular Total white/komplit Disciform oil-droplet Spear dan katarak membranosa Pada penelitian lamellar & total white paling sering Namun bentuk kombinasi mempunyai jumlah yang besar pada mata Penelitian lain katarak lamellar, nuklear, dan total white Penyebab kehilangan pengelihatan didominasi oleh amblyopia Pembalikan amblyopia, penatalaksanaan, pencegahan implikasi mendalam jangka panjang Katarak unilaterar penelitian observasional pembedahan 6-8 minggu memiliki hasil visual yang lebih baik dibanding yang lebih lambat Waktu optimal pembedahan susah dibuat (karna hubungan glaukoma aphakia dengan pembedahan yang sangat awal) Beberapa menunjukan bahwa implantasi IOL di awal dapat melindungi untuk komplikasi Pendekatan pembedahan yang optimal belum ditetapkan Beberapa teknik : lensektomi, vitrektomi anterior dan atau kombinasi dengan kapsulotomi posterior primer. Dua pendekatan utama untuk menghilangkan katarak pada anak : pendekatan limbal pendekatan pars plana (dipertimbangkan sebagai yang paling serbaguna ) Anterio chamber maintainer atau ACM penting untuk pembedahan katarak pada anak Kapsulorheksis anterior (manual/vitrektomi), posterior kapsulotomi elektif, vitrektomi anterior yang dalam dipertimbangkan untuk anak < 2 tahun Anak > 2 tahun dianggap opsional. Pendekatan pars plana indikasi < 2 tahun (terutama bilateral) Pembedahan simultan hilangkan resiko amblyopia (yang dapat menyerang bahkan hanya berjarak beberapa hari) Implantasi IOL anjuran pada usia 2 tahun dan lebih Namun, banyak ahli mata mengimplan IOL pada kelompok usia muda dengan hasil yang sukses Kekuatan IOL harus dapat dikoreksi oleh 20% pada anak < 2 tahun Pada anak 2-8 tahun koreksi < 10% Kesalahan refraktif residu post-operatif dikoreksi dengan kacamata IOL rentang ideal 10.5-12mm Teknik meletakkan IOL Masuk didalam lingkaran Sulkus siliar Atau penempatan optik IOL dibelakang kapsular IOL akrilik hidrofilik sedikit komplikasi post-op dibanding lensa kaku PMMA IOL PMMA yang dilapisi heparin << uveitis post-op Dalam penelitian implantais akrilik hidrofilik/ IOL PMMA kaku dengan hasil sebanding uveitis, fibrinosa anterior, opasifikasi kapsul posterior, reproliferasi lensa, membran pupil sekunder, glaukoma aphakia/pseudophakik pada 25% endoftalmitis, ablasi retina, refraksi akhir yang tidak terprediksi Hasil visus bergantung: Tipe katarak Waktu saat diintervensi Kualitas pembedahan Manajemen amblyopia (terpenting) Hasil visus buruk dengan amblyopia yang sulit diatasi berhubungan dengan Kepadatan katarak Unilateral Terlambat periksa Ketidakpatuhan terhadap terapi oklusi
Katarak bilateral risiko amblyopia yang sulit diatasi lebih rendah Katarak padat, sentral, besar, dan katarak posterior amblyopia dini dan hasil visus yang buruk Parsial, tidak terlalu padat, anterior, katarak yang lebih kecil walaupun terlambat dikelola scr efektif hasil visus lebih baik Penelitian ini katarak lamellar walaupun terlambat penglihatan sangsat baik setelah operatif Tidak hanya pasien anak (untuk evaluasis morfologi kami memasukan pasien yang lebih tua) Rendahnya ACM menghalangi kami untuk mengelola anak dibawah 2 tahun dengan kapsulotomi posteriro primer, vitrektomi anterior, irigasi, dan aspirasi Hasil visual pada anak lebih buruk dibandingkan dengan pasien yang lebih tua (kepatuhan orang tua terhadap kacamata, tambalan, dan follow-up)
Manajemen dari katarak kongenital di negara berkembang banyak masalah dari dokter dan pasien Yang berpengaruh pengelolaan kasus tersebut: Kurangnya peralatan penting Buta huruf Kemiskinan Follow-up yang tidak rutin Terlambat ke rumah sakit amblyopia yang sulit diatasi Lensa kontak yang tidak terjangkau, kurang patuh dengan kaca mata aphakia, letidakmauan untuk menambal hasil visual post-op yang buruk pada anak dengan aphakia Namun, katarak parsial walaupun terlambat dideteksi, dikelola hasil yang baik dengan banyak pasien dan dokter merasa puas Kunci suksesnya rehabilitas visual Diagnosa awal Manajemen bersama dengan nasehat & dukungan orang tua Diperlukan : Strategi screening untuk deteksi katarak kongenital dalam 3 bulan pertama untuk mencegah keterlambatan dan menghasilkan visual yang buruk Variasi katarak kongenital menurut tipe morfologi yang paling banyak Lamellar Total white Campuran Blue-dot
Manajemen pembedahan awal dengan rehabilitasi post-operative secara agresif, dan terapi amblyopia penting untuk hasil visual yang efektif. Hasil visual lebih baik pada parsial, katarak bilateral, dibandingkan dengan total white atau katarak unilateral