1.1 RASIONAL PENGEMBANGAN DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM
1.2 SKL, KI, KD, DAN STRATEGI IMPLETANSI KURIKULUM 2013
1.3 KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU, PENDEKATAN SAINTIFIK, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN AUTENTIK PADA KURIKULUM 2013
1.1 RASIONAL PENGEMBANGAN DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
A. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjwab tantangan zaman yang selalu berubah. (2) Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretif, mandiri dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab. B. Rasional Pembangunan Kurikulum 2013 1. Tantangan Internal. a. Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan. b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertubuhan penduduk usia produktif. 2. Tantangan Eksternal. a. Tantangan masa depan. b. Kompetensi masa depan. c. Persepsi masyarakat. d. Perkembangan pengetahuan dan padagogi. e. Fenomena negatif 3. Penyempurnaan pola pikir. 4. Penguatan Tata Pola Kurikulum. Guru lebih diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru 5. Pendalaman dan Perluasan Materi Hasil analisis lebih jauh untuk studi PIRLS menunjukan bahwa soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat ketegori, yaitu: - Low mengukur kemampuan sampai level knowing - Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying - High mengukur kemampuan sampai level reasonig - Advance mengukur kemampuan sampai level reasonig with incomplete information C. Karakteristi Kurikulum 2013 Kompetensi untuk kurikulum 2013 dirancang berikut ini. 1. Isi atau konten kurikulum 2. Kompetensi Inti (KI) 3. Kompetensi Dasar (KD) 4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah 5. Kompetensi inti menjadi unsur organisator (organizing element) 6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif 7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut. D. Proses Pembelajaran Proses pembalajaran kurikulum 2013 terdiri atas pembelajara intrakurikuler dan pembelajaran esktrakurikuler 1. Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini a. Proses pembelajaran intrakurikuler b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema c. Proses pembelajaran didasarkan prinsip pembelajaran siswa aktif (excepted) d. Proses pembelajaran didasarkan atas dasar karakteristik e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat devolopmental f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip sisa aktif h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi yang masih kurang i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembalajaran remedial 2. Pembelajaran ekstrakurikuler Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Pengembangan kurikulum didasarkan pada prnsip-prinsip berikut ini. 1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran 2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan 3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi 4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dirumuskan (mastery learning) 5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat 6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembamgan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkunganya 7. Kurikulum harus tanggap pada perkembangan ilmu 8. Kurikulum harus relevan 9. Kurikulum harus diarahkan 10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentungan daerah 11. Penilaian hasil belajar ditunjukan untuk mengetahui dan memprbaiki pencapaian kompetensi F. Struktur Kurikulum SD/MI Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran G. Elemen-elemen Perubahan Kurikulum 2013 Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian 1. Perubahan kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan 2. Perubahan kurikulum 2013 pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi 3. Perubahan kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencangkup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan (3) pengetahuan (Bloom & Anderson) 4. Perubahan kurikulum 2013 pada penilaian mencangkup penilaian berbasis tes non tes (portofolio) Selanjutnya kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills Elemen perubahan mata pelajaran (isi) adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan, dan dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan RPP, b) pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP, c) super visi pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah. a. Perancangan RPP b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP c. Supervisi pendampingan d. Budaya mutu sekolah
1.2 SKL, KI, KD DAN STATEGI IMPLENTASI KURIKULUM 2013
A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) Ditetapkan pada pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1. Cakupan Kompetensi Lulusan Pendekatan kompetensi lulusan menekankan pada kempauan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan membawa implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu peserta didik, bagaimana cara mengerjakan, dan kapan diajarkanya. Cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut: a. Kemampuan lulusan dalam Dimensi Sikap b. Kemampuan lulusan dalam Dimensi Pengetahuan c. Kemampuan lulusan dalam Dimensi Keterampilan Perumusan kompetensi lulusan antar satuan pendidik mempertimbangkan gradasi setiap tinkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut: a. Perkembangan psikologis anak b. Lingkup dan kedalaman materi c. Kesinambungan dan d. Fungsi satuan pendidikan 2. Kompetensi Satuan Pendidikan Kompetensi lulusan satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
B. KOMPETENSI INTI Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini 1. Kompetensi inti-1 (Kl-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual 2. Kompetensi inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial 3. Kompetensi inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan 4. Kompetensi inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan C. KOMPETENSI DASAR Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: 1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; 2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI- 2; 3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; 4. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4. D. STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 1. Pengembangan kurikulum 2013 pada satuan pendidikan a. Sekolah adalah satu kesatuan lembaga pendidikan dan kurikulum b. Guru di satu kesatuan pendidikan c. Pengembangan kurikulum dijenjang satuan pendidikan d. Pelaksanaan implementasi kurikulum di satua pendidikan dievaluasi oleh kepala sekolah 2. Manajemen Implementasi a. Implementasi kurikulum b. Pemerintah bertanggung jawab mempersiapkan guru c. Pemerintah bertanggung jawab melakukan evaluasi d. Pemerintah privinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi e. Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah 3. Evaluasi Kurikulum Pelaksanaan evaluasi kurikulum dilaksanakan sebagai berikut a. Sampai tahun pelajaran 2015-2016: untuk memperbaiki berbagai kesulitan pelaksanaan kurikulum b. Sampai tahun pelajeran 2016 secara menyeluruh untuk menentukan efektivitas, kelayakan, kekuatan, dan kelemahan implementasi kurikulum.
1.2 PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU, PENDEKATAN SAINTIFIK, MODEL- MODEL PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN AUTENTIK
A. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Ada sepuluh elemen yang terkait dengan hal ini dan perlu ditingkatkan oleh guru. 1. Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif. 2. Memberkaya sensori pengalaman dibidang sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 3. Menyajikan isi atau subtansi pembelajaran yang bermakna. 4. Linkungan yang memperkaya pembelajaran. 5. Bergerak memacu pembelajaran (Movement to Enhance Learning). 6. Membuka pilihan-pilihan. 7. Optomasi waktu secara tepat. 8. Kolaborasi. 9. Umapn balik segera. 10. Kentuntasan atau aplikasi 1. Fungi dan Tujuan Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah: a. Mudah. b. Mempelajari. c. Memiliki. d. Mengembangkan. e. Lebih bergairah belajar. f. Lebih merasakan mnfaat dan makna belajar. g. Guru dapat menghemat waktu. h. Budi pekerti dan moral pendidik. 2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu a. Berpusat pada anak. b. Memberikan pengalaman langsung pada anak. c. Pemisahan antara pemuatan belajar. d. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran. e. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran). f. Hasil pembelajaran dapat berkembang. 3. Kekuatan Tema dalam Proses Pembelajaran Kegiatan pembelajaran akan bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberi rasa aman, bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami langsung yang dipelajarinya, hal ini akan diperoleh melalui pembelajaran tematik. 4. Peran Tema dalam Proses Pembelajaran Dalam kurikulum 2013, tema sudah disiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan pembelajaran. 5. Tahapan Pembelajaran Temarik Terpadu a. Memilih/Menetapkan tema b. Melakukan Analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar dan Membuat Indikator c. Membuat Hubungan pemetaan antara Kompetensi Dasar dan indikator dengan tema d. Membuat Jaringan Kompetensi Dasar e. Menyusun Silabus Tematik Terpadu f. Menyusun Rencana Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu B. PENDEKATAN SAINTIFIK 1. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. 2. Langkah-langkah Pembelajarandengan Pendekatan Ilmiah Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a. Mengamati; b. Menanya; c. Mengumpulkan informasi/ eksperimen; d. Menasosiasikan/mengolah informasi; dan e. Mengkomunikasikan. C. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 1. Pembelajaran Berbasi Proyek (Project Based Learning) a. Konsep/Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek (Projec Based Learning=PjBL ) adalah model pembelajaran yang mengunakan proyek/kegiatan sebagai media. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a giding question) dan menimbang peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan sebagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini. Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih, penasehat, dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal yang sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa. Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana belajar tidak monoton. b. Fakta Emperik keberhasilan Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek diatas seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat dilingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran. c. Langkah-langkah Operasional
1 PENENTUAN PETANYAAN MENDASAR
2 MENYUSUN RENCANA PROYEK 3 MENYUSUN JADWAL
Diagram 1. Langkah-langkah Pelaksanaan Pelajaran Berbasis Proyek
6 EVALUASI PENGALAMAN 5 MENGUJI HASIL 4 MONITORING d. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian yang dapat dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementrian Pendidikan dn Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Penilaian Proyek a) Pengertian Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: (1) Kemampuan pengelolaan (2) Relevansi (3) Keaslian b) Teknik Penilaian Proyek Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses, pengerjaan, sampai hasil akhir proyek Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses, pengerjaan, sampai dengan akhir proyek 2) Penilaian Produk a) Pengertian Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: (1) Tahap persiapan (2) Tahap pembatan produk (proses) (3) Tahap penilaian produk (appraisal)
b) Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. (1) Cara holistik (2) Cara analitik 2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) a. Konsep/Definisi 1) Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. 2) Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Berikut ini 5 strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) 1) Permasalahan sebagai kajian 2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman 3) Permasalahan sebagai contoh 4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses 5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik Pendekatan PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut ini 1) Kurikulum 2) Responsbility 3) Realisme 4) Active-learning 5) Umpan balik 6) Keterampilan umum 7) Driving Questions 8) Constructive Investigation 9) Auotonomy
b. Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran 1) Melalui PBL 2) Dalam situasi PBL 3) PBL c. Tahap-tahap Model PBL Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. Ada 4 hal yang perlu dilakuka dalam proses ini, yaitu sebagai berikut. 1) Tujuan utama 2) Permasalahan 3) Selama tahap penyelidikan 4) Selama tahap analisis dan penjelasan Fase 2: Mengoprasikan siswa untuk Belajar Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi. Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok Penyelidikan adalah inti dari PBL Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Mempamerkanya Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikandan intelektual yang mereka gunakan. d. Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. 1) Self assessment Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-usahanya sendiri. 2) Eer assessment Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini: 1) Penilaian kinerja peserta didik 2) Penilaian portofolio peserta didik 3) Penilaian potensi belajar Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan denganbantuan guru atau teman-temannya yang lebih maju. 4) Penilaian usaha kelompok Menilai usaha kelompok seperti yang dilakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan pada PBL Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini antara lain: 1) assesmen kerja, 2) assesmen autentik dan 3) portofolio. Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas 3 hal: 1) bagaimana peserta didik dan evaluator menilai produk (hasil akhir) proses; 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui masalah; 3) bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan masalah atau sebagai bentuk pertanggung jawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang baragam
3. Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning) a. Denifisi/konsep Model Discofry Learning adalah pemahaman konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjada bila individu terlibat, teruatama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama yang sama dengan inkuiri (inquiry). Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada kedua istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukanya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak ditetahui. Di dalam proses belajar, Bruner merupakan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui 3 tahapan yang ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic.
b. Fakta Emperik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses Dan Hasil Pembelajaran 1) Kelebihan Penerapan Discovery Lerarning (a) Membantu siswa (b) Pengetahuan (c) Menimbulkan rasa senang pada siswa (d) Model ini memungkinkan siswa berkembang (e) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri (f) Membantu siswa memperkuat konsep dirinya (g) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif (h) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) (i) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik (j) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar (k) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri (l) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hepotis sendiri (m) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik (n) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang (o) Proses belajar (p) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa (q) Kemungkinan siswa belajar dengan memfaatkan berbagai jenis sumber belajar (r) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu
2) Kelemahan Penerapan Discovery Lerarning (a) Menimbulakn asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar (b) Tidak efesien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak (c) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang sama (d) Pengajaran discovery (e) Pada beberapa disiplin ilmu (f) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru. c. Langkah-langkah Operasional Implemantasi dalam Proses Pembelajaran Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan Discovery Lerarning dikelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut: 1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan) 2) Problem Statement (Pernyataan/Inditifikasi Masalah) 3) Data Collection (Pengumpulan Data) 4) Data Processing (Pengolahan Data) 5) Verification (Pembuktian) 6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi) d. Penilaian Pada Model Pembelajaran Discovery Lerarning
D. PENILAIAN AUTENTIK 1. Pengertian Penilaian Autentik Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas dn menyelesaikan masalah
2. Penilaian Autentik dan Belajar Autentik Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu seperti disajikan berikut ini: a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain pembelajaran b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan merka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan pemahaman peserta didik d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peseta didik dapat diperluas dengan menimba pengalaman dari dunia luar tembok sekolah
3. Jenis-jenis Penilaian Autentik Untuk itu guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori atau proses
a. Penilaian Sikap Contoh muatan KI-1 (siakp spritual) antara lain: ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah 1) Observasi 2) Penilaian Diri 3) Penilaian Antar Teman 4) Jurnal Catatn Guru
b. Penilaian Pengetahuan Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini 1) Tes Tulis 2) Tes Lesan 3) Penugasan
c. Penilaian Keterampilan Aspek penilaian dapat dinilai dengan cara berikut: 1) Penilaian Kinerja Penilaian Kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran dan menari. Penilaia autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja, antara lain sebagai berikut: - Daftar cek (checklist) - Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative record) - Skala penilaian (rating scale) - Memori ingatan (memory approach) - Rubrik 2) Penilaian Proyek Setidaknya ada 3 hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru - Keterampilan peserta didik - Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran - Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik 3) Penilaian Portofolio Penilaian dengan memanfaatkan potofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan secara kurun waktu tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar pesert didik. Penilaian portofolio merupkan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarakan pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sipnosis dan lain-lain. - Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio - Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat - Peserta didik, baik sendiri ataupun kelompok, mandiri atau dibawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran - Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tangal pengumpulannya - Guru menilai portofolio pesrta didik dengan kriteia tertentu - Jika memungkinkan, grur bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan - Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio
MATERI PELATIHAN 2
ANALIS BUKU GURU DAN BUKU SISWA
MATERI PELATIHAN 3 PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL- MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU 3.2 PERENCANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU 3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
A. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu 1. Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaraan (meaningfull learning). Metode ini memilki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang tertantang, dan mudah pelaksanaanya. Tntu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Praktik obervasi dalam pembelajaran akan lebih optimal jika pesrta didik dan guru melengkapi diri dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain seperti (1) tape recorder, untuk merekam pembicaraan; (2) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual; (3) film atau vidio, untuk merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan (4) alat-alat lain sesuai keperluan
2. Menanya Istilah pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan misalnya: Sebutkan ciri-ciri kalimat efektif!
a. Fungsi bertanya 1) Membangkitkan rasa ingin tahu 2) Mendorong dan menginspirasi pesrta didik 3) Mendiagnosis kesulita belajar peserta didik 4) Menstrukturkan tugas-tugas 5) Membangkitka keterampilan peserta didik 6) Mendorong partisipasi pserta didik 7) Membangun sikap keterbukaan 8) Membiasakan peserta didik berpikir cepat dan spontan 9) Melatih kesantunan dalam berbicara
b. Kriteria pertanyaan yang baik 1) Singkat dan jelas 2) Menginspirasi jawaban 3) Memilki fokus 4) Bersifat probing atau divergen 5) Bersifat validatif atau penguatan 6) Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang 7) Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif 8) Merangsang proses interaksi
c. Tingakatan Pertanyaan Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang disentuh, mulai dari yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi. Kognitif yang lebih rendah 1) Pengetahuan (knowledge) 2) Pemahaman (comprehension) 3) Penerapan (application) Kogtif yang lebih tinggi 1) Analis (analiys) 2) Sintesis (synthesis) 3) Evaluasi (evaluation) Beberapa contoh yang diharapkan muncul setelah tanya jawab: 1. Anak-anak sedang bermain layang-layang
3. Mengumpulkan informasi/Experimen (mencoba) Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid memperisapkan perlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyiapkan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid melaksanakan exsperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
4. Mengasosiasi/ Mengolah Informasi Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi/ mengolah informasi adalah sebagai berikut a. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ experimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi b. pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencri solusi dari berbagai sumber yang memilki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
5. Mengkomunikasikan
B. Penerapan Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Teknik Terpadu Contoh Penerapan Project Based Learning sederhana di SD Kelas 1
Tema : Kegiatanku Subtema : Kegitaan Pagi Hari
Peranan Guru : 1. Intruksikan dan berikan waktu yang cukup pada siswa untuk membawa atau menyiapkan media belajarnya berupa gambar suasana pagi hari, Globe atau bisa digantikan dengan bola, senter, dan buku siswa (semua media dapat disediakan oleh guru) 2. Guru menyiapka pemahaman bahwa matahari menyinari bumi serta memberikan cahaya dan panas bagi bumi 3. Bimbing siswa untuk memunculkan pertanyaan tentang perubahan dari siang menjadi malam 4. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Secara pergantian melakukan percobaan agar siswa dapat menemukan hal-hal yang terjadi pada saat melakukan percobaan beri siswa motivasi untuk cermat dalam melakukan pecobaan.
Peranan Siswa : 1. Siswa mengamati gambar yang disajikan guru dan menjawab pertanyaan pertanyaan tentang suasana 2. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang dari mana bumi menerima cahaya sehingga menjadi terang 3. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan menggunakan globe atau bola, senter dan untuk melihat peristiwa terjadinya siang dan malam 4. Siswa dengan bimbingan guru melakukan explorasi percobaan secara menyeluruh dengan manfaat media secara maksimal
3.2 PERANCANGAN PENILAIAN AUTENTENTIK PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
A. Penilaian Sikap Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap pada jenjang SD mencakup Tabel1. Cakupan Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut Penilaian sikap sosial 1. Jujur 2. Disiplin 3. Tanggung jawab 4. Toleransi 5. Gotong royong 6. Santun 7. Percaya diri
Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian sikap dapat dilakukan menggunakan teknik obervasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dnan jurnal.
a. Teknik Obervasi Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa: 1) Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. 2) Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik. Agar obervasi lebih efektif dan terarah hendaknya : 1) Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencaan mencakup indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses. 2) Menggunakan pedoman obervasi berupa daftar cek atau skala penilaian. 3) Pencatatan dilakukan selekas mungkin. 4) Kesimpulan dibuat setelah program obervasi selesai dilaksanakan
Pedoman Obervasi Sikap Spiritual
a. Penilaian Antar Peserta Didik Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. b. Jurnal Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah: 1) Catatan atas pengamatan guru harus objektif 2) Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/ peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti 3) Pencatatan dilakukan segera (jangan ditunda-tunda)
Pedoman umum penskrosan jurnal: 1) Model Pertama Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru) Format: Jurnal
Nama Peserta Didik : Nomor Peserta Didik :. Tanggal : Aspek yang diamati :. Kejadian :
Guru: . .
2) Model Kedua Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
Penilaian Pengetahuan Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut: a. Tes tulis b. Tes lisan c. Penugasan
Teknik Penilaian dan Bentuk Penilan Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Tes tulis Pilhan ganda, isian jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan dan uraian Tes lisan Daftar pertanyaan Penugasan Pekerjaan rumah dan/ atau tugas yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas
Penilaian keterampilan Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut: a. Kerja atau Praktik Kerja atau praktik adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan ketermpilan yang dibutuhkan. b. Projek Penilaian projek merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. c. Portofolio Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan teroganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu menemukan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagai berikut: 1) Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang didalamnya memuat hasil belajar siswa setiap pelajaran muatan atau setiap kompetensi 2) Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan atau disimpan 3) Sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membawa catatan guru yang berisi komentar, masukan dan tindakan yang lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hsil kerja dan sikap 4) Peserta didik dengan kesadaran sendiri menindak lanjuti catatan guru 5) Catatn guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan pesert didik perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.