Anda di halaman 1dari 34

IDENTITAS NASIONAL DAN

MASYARAKAT MADANI



FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS LAMPUNG
2013







DAFTAR ISI
BAB I : Pendahuluan
I.I Latar Belakang Masalah.
I.2 Rumusan Masalah..
I.3 Tujuan Masalah.

BAB II : Pembahasan
II.I
II.2
II.3


















KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan
makalah ini.
Dimana makalah ini merupakan salah satu dari kewajiban kami sebagai mahasiswa
sekaligus sebagai tugas mata kuliah umum PKn , tentang identitas nasional dan masyarakat
madani.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan,oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
Semoga dengan adanya makalah ini bisa membantu pembaca untuk memahami kembali
arti dari iddentitas nasional serta masyarakat madani dinegara kita.
Semoga hasil makalah ini juga bermnafaat bagi yang membutuhkan serta mendapat
Ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.













BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang Masalah
Negara-negara baru termasuk Indonesia pada saat ini sedang menghadapi dua masalah
pokok pada umumnya, meskipun memang banyak masalah lainnya. Motif dari masalah tersebut
berbeda dan seringkali bertentangan namun saling tergantung. Yang satu adalah usaha mencari
identitas, tuntutan agar identitas itu diakui secara umum sebagai sesuatu yang oepnting, suatu
penegasan sosial mengenai diri sendiri didunia ini. Sedang yang lainnya adalah tuntutan untuk
kemajuan, untuk standar hidup yang lebih tinggi, tuntutan politik yang lebih efektif, keadilan
sosial yang lebih besar yang sangat berperan pengaruhnya diantara bangsa-bangsa di dunia ini.
Bagi Indonesia ini berarti maslah bagaimana mempertahankan identitas tanpa
menghambat kemajuan dan bagaimana mencapai kemajuan tanpa mengorbankan identitas
nasional serta meningkatkan keberadaan masyarakat yang taat aturan atau sering kita sebut
masyarakat madani.
Identitas bukanlah sesuatu sekedar untuk dipertahankan akan tetapi merupakan sesuatu
yang harus dicari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan karakteristik dari identitas nasional?
2. Apa parameter identitas nasional?
3. Apa saja yang termasuk dari unsur-unsur pembentuk identitas nasional?
4. Apa keterkaitan pancasila sebagai hakikat identitas nasional?
5. Apa karakteristik dan ciri-ciri masyarakat madani?
6. Apa keterkaitan globalisasi dan identitas nasional?
7. Apa keterkaitan integritas dan identitas nasional?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis merumuskan tujuan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik dari identitas nasional
2) Untuk mengetahui parameter identitas nasional
3) Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dari unsur-unsur pembentuk identitas nasional
4) Untuk menegtahui keterkaitan pancasila sebagai hakikat identitas nasional
5) Untuk mengetahui karakteristik dan ciri-ciri masyarakat madani
6) Untuk mengetahui keterkaitan globalisasi dan indentitas nasional
7) Untuk mengetahui keterkaitan integritas dan iddentitas nasional.

BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Identitas Nasional
Pengertian indentitas nasional pada hakikatnya adalah manifestasi nilai-nilai budaya
yang tumbuh dan berkembang dalam ospek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri
khas, dna dengan ciri-ciri khas yang tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya ( wibisono koento : 2005)
Identitas berasal dari kata identity yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dlaam terminologi
antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendriri, golongan, kelompok, komunitas atau negara sendiri.
Kata nasional dalam identitas nasional emrupakan identitas yang melekat pada
kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti,
budaya, agama maupun nonfisik seprti keinginan, cita-cita, dna tujuan. Istilah isentitas nasional
atau identitas bangsa melahirkan tindakan kelompk (collective action) yangd iberi atribut
nasional.
Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara
tercermin didalam identitas nasional bukanlah barang jadi yang sudah selessai kebekuan
normatif dan dogamatis, melainkan sesuatu yang terbuka yangc enderung terus menerus
berkembang karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.
Implikasinya dalah bahwa identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi
makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat.
Istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitasi dari faktor-
faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkahlaku individu. Oleh karena itu,
menurut Ismaun (1981: 6 ) Kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku
seseorang dalam hubungan dengan manusia lain.
Berdasarkan uraian diatas , maka pengertian kepribadian sebagai suatu identitas nasional
suatu bangsa, adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur
yang membentuk bangsa tersebut.oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak
dapt dipisahkan dengan pengertian peoples character , National character, atau National
Identity . Oleh karena itu, identitas nasional suatu bangsa termasuk identitas nasional
Indonesiajuga harus dipahami dalam konteks dinamis.

Bagi bangsa Indonesia dimensi dinamis identitas nasional bangsa Indonesia belum
menunjukkan perkembangan kearah sifat kreatif serta dinamis. Setelah bangsa Indonesia
mengalami kemerdekaan 17 Agustus 1945, berbagai perkembangan ke arah kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan mengalami kemerosotan dari segi identitas nasional.

Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959 bangsa Indonesia kembali ke UUD 1945. Pada saat itu
dikenal periode orde lama dengan penekanan kepada kepemimpinan yang sifatnya sentralistik.
Berkembangnya partai komunis pada periode ini dipandang sebagai keagalan pemerintah untuk
mempertahankan Pancasila ideologi dan dasar negara kesatuan Republik Indonesia yang
berakibat jatuhnya kekuasaan orde lama.

Kekeliruan orde baru pada akhirnya mengakibatkan terjadinya krisis diberbagai bidang
kehidupan. Sudah banyak memang yang dilakukan pemerintah negara Indonesia dalam
melakukan reformasi, baik dibidang politik, hukum, ekonomi, militer, pendidikan serta bidang-
bidang lainnya. Namun demikian, sebagai bangsa yang kuat dari seluruh elemen masyarakat.
Identitas nasinal terbentuk sebagai rasa bahwa bangsa Indonesia mempunyai pengalaman
bersama, sejarah yang sama dan penderitaan yang sama. Identitas nasional diperlukan dalam
interaksi karena di dalam setiap interaksi para pelaku mengambil suatu posisi dan berdasarkan
posisi tersebut para pelaku menjalankan peran-perannya sesuai dengan corak interaksi yang
berlangsung, maka dalam berinteraksi seseorang berpedoman pada kebudayaanya. Jika
kebudayaan dikatakan bagian dari identitas nasional maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan
pedoman bagi manusia untuk berbuat dan bertingkah laku.
Contoh Identitas Nasinal Bangsa Indonesia
1. Bahasa Nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera Negara yaitu Bendera sang merah putih
3. Lgu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhieneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Dasar Hukum) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi wawasan nusantara
10. Kebudayaan daerah yang diterima sebaga kebudayaan nasional.

II. Karakteristik Identitas Nasional

Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang membuat masyarakat Indonesia harus
berhadapan dengan kebudayaan berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita
semua, bahwa pelestarian berbagai bangsa di dunia, sudah sepantasnya menyadarkan kita semua,
bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas kita semua. Dalam
upaya pengembangan identitas nasional, pelestarian budaya tidak berarti menutup diri terhadap
segala bentuk pengaruh kebudayaan bangsa Indonesia.
Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam
pembukaan, khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu : kebudayaan
bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia.
Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa dengan
keterbukaan menerima kebudayaan asing yang bernilai positif semakin tegas diamanatkan dalam
pasal 32 UUD 1945 yang diamandemen :
1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional
III. Parameter Identitas Nasional
Parameter identitas nasional adlah suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk
menyatakan sesuatu adalah emnjadi ciri khas berharga suatu bangsa. Sesuatu yangd iukur adalah
unsur suatu identitas seperti kebudayaan yang menyangkut norma, bahasa, adat istiadat dan
teknologi, sesuatu yang dialami atau ciri yang sudah terbentuk seperti geografis.
Sesuatu yang terjadi dalam suatu masyarakat dan mrncari ciri atau identitass nasional
biasanya mempunyaki indikator sebagai berikut :
1. Indentias nasional menggambarkan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas
masyarakat sehari-harinya, Identitas ini menyangkut ada-istiadat , tata-kelakuan , dan
kebiasaan, Ramah tamah, hormat kepada orang tua , dan gotong royong merupakan salah
satu idetitas nasional yang bersumber dari adat istiadat dan tata kelakuan.
2. Lambang-lambang yang emrupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis menggambarkan
tujuan dan fungsi suatu bangsa, Lambang-lambang negara ini biasnaya dinyatakan dalam
undang-undang seperti Grauda Pancasila, bendera, bahsa , dan lagu ekbangsaan.
3. Alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan ,
teknologi dan peralatan manusia . Identitas yang berasal dari alat perlengkapan ini seperti
bangungan yang emrupakan tempat ibadah ( borobudur, prambanan, masjid, dan gereja),
peralatan manusia (pakaian adat, teknologi bercocok tanam), dan teknologi (pesawat
terbang, kapal laut dan lain-lain)
4. Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas yang bersumber dari tujuan ini bersifat
dinamis dan tidak tetap seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu, sperti di
Indonesia dikenal dengan bulutangkis.

Bagi bangsa indonesia, pengertian parameter identitas nasional tidak merujuk hanya pada
individu (adat istiadat dan tata laku), tetapi berlaku pula pada suatau kelompok Indonesia sebagai
suatu bangsa yang majemuk, maka kemajemukan ini merupakan unsur-unsur atau parameter
pembentuk identitas yang melekat dan diikat oleh kesamaan-kesamaan yang terdapat pada
segenap warganya. Unsur-unsur pembentuk identitas Indonesia berdasarkan ukuran parameter
sosiologis adalh suku bangsa , kebudayaan, dan bahsa maupun fisik seperti kondisi geografis.

1. Suku Bangsa
Suku Bangsa adalah golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia
dikenal bangsa dengan banyak suku bangsa dan menurut statistik hampir mencapai
300 suku bangdsa. Setiap suku mempunyai adat istiadat, tata kelakuan dan norma
yang berbeda, namun demikian beragam suku ini mampu emngintegrasikan dalam
suatu negara Indonesia untuk mencapai tujuan yaitu masyarakat yang adil dan
makmur.
2. Kebudayaan
Kebudayaan menurut ilmu sosiologis termasuk kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi
dan adat istiadat. Kebudayaan sebagai parameter identitas nasional bukanlah sesuatu
yang bersifat individual. Apa yang dilakukan sebagai kebiasaan pribadi bukanlah
suatu kebudayaan. Kebudayaan harus merupakan milik bersama dalam suatu
kelompok, artinya para warganya memiliki bersama sejumlah pola-pola berpikir dan
berkelakuan yang didapat dan dikembangkan melalui proses belajar. Hal hal yang
dimilik bersama ini harus menjadi sesuatu yang khas dan unik yang akan tetap
memperlihatkan diri diantara berbagai kebiasaan-kebiasaan pribadi yang sangat
variatif.

3. Bahasa
Bahasa adalah identitas nasioanl yang bersumber dari salah satu lambang suatu
negara. Bahasa adalah merupakan satu ekistimewaan manusia khususnya dalam
kaitan dengan hidup bersmaa dalam masyarakat adalah adanya bahasa. Bahasa
manusia memiliki simbol yang menjadikan suatu perkataan mampu melambangkan
arti apapun, seklaipun hal atau barang yang dilambangkan artinya oleh suatu kata
tidak hadir disitu. Diindonesia terdapat beragam bahasa daerah yang emmiliki
banyaknya suku-suku bangsa atau etnis namun bahasa Melayu dahulu dikenal sebagai
bahasa penghubung beberapa etnis yang emndiami kepulauan nusantara, bahasa
Melayujuga menempati posisi bahasa transaksi perdagangan internasioan dikawasan
kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia denga
pelanggan asing. Pada tahun 1928 Bahasa Melayu mengalami perkembanagan yang
snagat pesat. Pada tahun tersebut, bahasa Melayu ditetapkan menjadi bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia. Setelah ekmerdekaan, bahasa
Indonesia ditetapkan sebagai bahsa nasional.
4. Kondisi Geografis
Kondisi geografis merupakan identitas yang bersifat alamiah. Kedudukan geografis
wilayah negara menunjukan tentang lokasi negara dalam kerangka ruang, tempat dan
waktu, sehingga untuk waktu tertentu menjadi jelas batas-batas wilayahnya di atas
bumi. Letak geografis ini menjadi khas dimiliki oleh sebuah engara yang dapat
membedakannya dnegan negara lain.

IV. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional
Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah dikenal sebagai sebuah bangsa yang
majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari sisi sejarah, kebudayaan, suku bangsa,
agama, dan bahasa.




1. Sejarah

Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi sebuah negara, bangsa Indonesia pernah
mengalami masa kejayaan yang gemilang. Dua kerajaan Nusantara, Majapahit dan Sriwijaya
misalnya, dikenal sebagi pusat-pusat kerajaan Nusantara yang pengaruhnya menembus batas-
batas teritorial di mana dua kerajaan itu berdiri. Juga termasuk kerajaan Aceh yang sempat
menjadi kerajaan terbesar di dunia yang menempati urutan kelima.

Kebesaran kerajaan Nusantara tersebut telah membekas pada semangat perjuangan
bangsa Indonesia pada abad-abad berikutnya ketika penjajahan asing menancapkan kuku
imperialismenya. Semangat juang bangsa Indonseia dalam mengusir penjajah, menurut banyak
ahli, telah terjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang kemudian menjadi salah satu
unsur pembentuk identitas nasional Indonesia.

2. Kebudayaan

Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi tiga unsur,
yaitu akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia dapat dilihat pada
sikap ramah dan santun kepada sesama. Sedangkan, unsur identitas peradabannya tercermin dari
keberadaan dasar negara Pancasila sebagai nilai-nilai bersama bangsa Indonesia yang majemuk.
Sebagai bangsa maritim, keandalan bangsa Indonesia dalam pembuatan kapal Pinisi di masa lalu
merupakan identitas pengetahuan bangsa Indonesia lainnya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain
di dunia.

3. Suku Bangsa

Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian lebih dari
sekadar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup
bersama salam kemajemukan merupakan unsur lain yang tetap harus dikembangkan dan
dibudayakan. Kemajemukan alamiah bangsa indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari
ribuan kelompok suku, beragam bahasa, budaya, dan ribuan kepulauan.

4. Agama

Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari kemajemukan alamiah Indonesia.
Dengan kata lain, keragaman agama dan keyakinan di Indonesia tidak hanya dijamin oleh
konstitusi negara, tetapi juga merupakan suatu rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang tetap harus
dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia. Mensyukuri nikmat kemajemukan dapat dilakukan
dengan sikap dan tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan tradisi, baik mayoritas
maupun minoritas, atas kelompok lainnya.

5. Bahasa

Bahasa indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun
Indonesia memiliki bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia (bahasa yang digunakan bangsa
Melayu) sebagai bahasa penghubung (lingva franca) berbagai kelompok etnis yang mendiami
kepulauan Nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928, yang menyatakan bahasa Indonesia sebagi
peristiwa bahasa persatuan bangsa Indonesia, telah memberikan nilai tersendiri bagi
pembentukan identitas nasional Indonesia. Lebih daei sekadar bahasa nasional, bahasa Indonesia
memiliki nilai tersendiri bagi bangsa Indonesia; ia telah memberikan sumbangan besar pada
pembentukan persatuan dan nasionalisme Indonesia.

V. Pancasila sebagai hakikat identitas nasional

Pengertian

Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendidri-
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Jadi Identitas
nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah
tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang undangan, hak dan
kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.

Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut
terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana
dijelaskan di atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri
suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar
psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh
karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki
suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut
dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian
sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis
dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri atas
kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang
tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada
keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain (Ismaun, 1981: 6).

VI. Hakekat Bangsa

Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas atau kebangsaan, nasionalisme atau paham
kebangsaan, semua istilah tersebut dalam kajian sejarah terbukti mengandung konsep-konsep
yang sulit dirumuskan, sehingga para pakar di bidang Politik, Sosiologi, dan Antropologi pun
sering tidak sependapat mengenai makna istilah-istilah tersebut. Selain istilah bangsa, dalam
bahasa Indonesia, kita juga menggunakan istilah nasional, nasionalisme yang diturunkan dari
kata asing nation yang bersinonim dengan kata bangsa. Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa
dirancang untuk mendefinisikan istilah bangsa secara objektif, tetapi fenomena kebangsaan tetap
aktual hingga saat ini.

Dalam kamus ilmu Politik dijumpai istilah bangsa, yaitu natie dan nation, artinya
masyarakat yang bentuknya diwujudkan oleh sejarah yang memiliki unsur sebagai berikut :
1. Satu kesatuan bahasa
2. Satu kesatuan daerah
3. Satu kesatuan ekonomi
4. Satu Kesatuan hubungan ekonomi
5. Satu kesatuan jiwa yang terlukis dalam kesatuan budaya

VII. Sifat dan Hakekat Negara

Sifat Negara merupakan suatu keadaan dimana hal tersebut dimiliki agar dapat
menjadikannya suatu Negara yang bertujuan. Sifat-sifat tersebut umumnya mengikat bagi setiap
warga negaranya dan menjadi suatu identitas bagi Negara tersebut.
Sifat suatu Negara terkadang tidaklah sama dengan Negara lainnya, ini tergantung pada
landasan ideologi Negara masing-masing. Namun ada juga beberapa sifat Negara yang bersifat
umum dan dimiliki oleh semua Negara, yaitu:

a. Sifat memaksa
Negara merupakan suatu badan yang mempunyai kekuasaan terhadap warga negaranya,
hal ini bersifat mutlak dan memaksa.

b. Sifat monopoli
Negara dengan kekuasaannya tersebut mempunyai hak atas kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya, hal ini menjadi sesuatu yang menjadi landasan untuk menguasai
sepenuhnya kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah Negara tersebut.
c. Sifat mencakup semua
Kekuasaan Negara merupakan kekuasaan yang mengikat bagi seluruh warga negaranya.
Tidak ada satu orang pun yang menjadi pengecualian di hadapan suatu Negara. Tidak hanya
mengikat suatu golongan atau suatu adat budaya saja, tetapi mengikat secara keseluruhan
masyarakat yang termasuk kedalam warga negaranya.

d. Sifat menentukan
Negara memiliki kekuasaan untuk menentukan sikap-sikap untuk menjaga stabilitas
Negara itu. Sifat menentukan juga membuat Negara dapat menentukan secara unilateral dan
dapat pula menuntut bahwa semua orang yang ada di dalam wilayah suatu Negara (kecuali orang
asing) menjadi anggota politik Negara.

Ada pula sifat-sifat yang hanya dimiliki suatu Negara berdasarkan pada landasan ideologi
Negara tersebut, misalnya Negara Indonesia memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan pancasila,
yakni:

1. Ketuhanan, ialah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat Tuhan
(yaitu kesesuaian dalam arti sebab dan akibat yang merupakan suatu nilai-nilai agama).
2. Kemanusiaan adalah sifat-sifat keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat manusia.
3. Persatuan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat satu, yang
berarti membuat menjadi satu rakyat, daerah dan keadaan negara Indonesia sehingga
terwujud satu kesatuan.
4. Kerakyatan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat rakyat
5. Keadilan yaitu sifat-sifat dan keadaan Negara yang sesuai dengan hakikat adil

Pengertian sifat-sifat meliputi empat hal yaitu:
1. Sifat lahir
Yaitu sejumlah pengaruh yang datang dari luar dan sesuai dengan pandangan hidup
bangsa bangsa Indonesia.
2. Sifat batin atau sifat bawaan Negara Indonesia
Antara lain berupa unsur-unsur Negara, yang diantaranya:
Kekuasaan Negara
Pendukung kekuasaan Negara
Rakyat
Wilayah
Adat istiadat
Agama
3. Sifat yang berupa bentuk wujud dan susunan kenegaraan Indonesia
Yaitu bentuk Negara Indonesia, kesatuan organisasi Negara dan sistem kedaulatan rakyat.
4. Sifat yang berupa potensi, yaitu kekuatan dan daya dari Negara Indonesia antara lain:
a. Kekuasaan Negara yang berupa kedaulatan rakyat Kekuasaan tugas dan tujuan Negara
untuk memelihara keselamatan, keamanan dan perdamaian.
b. Kekuasaan Negara untuk membangun, memelihara serta mengembangkan kesejahteraan
dan kebahagiaan.
c. Kekuasaan Negara untuk menyusun dan mengadakan peraturan perundang-undangan
dan menjalankan pengadilan.
d. Kekuasaan Negara untuk menjalankan pemerintahan.

VIII. KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI
Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil society pertama
kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya dengan istilah societies civilis yang identik
dengan negara. Dalam perkembangannya istilah civil society dipahami sebagai organisasi-
organisasi masyarakat yang terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi
berhadapan dengan negara serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum yang dipatuhi
masyarakat.
Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani yang pada dasarnya
adalah masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius. Dalam kaitannya pembentukan
masyarakat madani di Indonesia, maka warga negara Indonesia perlu dikembangkan untuk
menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, dan religius dengan bercirikan imtak, kritis
argumentatif, dan kreatif, berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai dengan aturan, menerima
semangat Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab, memilih
calon pemimpin secara jujur-adil, menyikapi mass media secara kritis dan objektif, berani tampil
dan kemasyarakatan secara profesionalis,berani dan mampu menjadi saksi, memiliki pengertian
kesejagatan, mampu dan mau silih asah-asih-asuh antara sejawat, memahami daerah Indonesia
saat ini, mengenal cita-cita Indonesia di masa mendatang dan sebagainya.
Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :


1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses penuh
terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka
dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan
informasikan kepada publik.
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sehingga
muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan demokratisasi
dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan
kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan
menerima perlakuan demokratis dari orang lain. Demokratisasi dapat terwujud melalui
penegakkan pilar-pilar demokrasi yang meliputi :
(1) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
(2) Pers yang bebas
(3) Supremasi hukum
(4) Perguruan Tinggi
(5) Partai politik
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan
sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati
pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk
disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan
rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal
antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa,
intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki
kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang bertanggungjawab.
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan
harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan
hukum yang sama tanpa kecuali.
Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di
Indonesia diantaranya :
1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata
2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat
3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang
terbatas
5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar
6. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi











IX. CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI


Adapun ciri-ciri dari masyarakat madani yaitu sebagai berikut:
1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam
masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam
masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan
program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan
organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap
keputusan-keputusan pemerintah.
5. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-
individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri
sendiri.
6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-
individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri
sendiri.

Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat madani
adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan hak-hak
dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-
kepentingannya; dimana pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi
kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program pembangunan di
wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani bukanlah masyarakat yang sekali jadi,
yang hampa udara, taken for granted.
Masyarakat madani adalah konsep yang cair yang dibentuk dari poses sejarah
yang panjang dan perjuangan yang terus menerus. Bila kita kaji, masyarakat di negara-
negara maju yang sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat madani, maka ada beberapa
prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya
democratic governance (pemerinthana demokratis yang dipilih dan berkuasa secara
demokratis dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-
nilai civil security; civil responsibility dan civil resilience).
Apabila diurai, dua kriteria tersebut menjadi tujuah prasyarat masyarakat madani
adalah sebgai berikut :
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat.
2. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (socail capital) yang
kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan
terjalinya kepercayaan dan relasi sosial antar kelompok.
3. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; dengan kata
lain terbukanya akses terhadap berbagai pelayanan sosial.
4. Adanya hak, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-
lembaga swadayauntuk terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu kepentingan
bersama dan kebijakan publik dapat dikembangkan.
5. Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap
saling menghargai perbedaan antar budaya dan kepercayaan.
6. Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga
ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.
7. Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara jaringan-jaringan
kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antar
mereka secara teratur, terbuka dan terpercaya.
a. Free Public Sphere
Yang dimaksud dengan Free punlic sphere adalah adanya ruang publik yang
bebas sebagai sarana dalam mengemukakan pendapat. Pada ruang publik yang bebaslah
individu dalam posisinya yang setara mampu melakukan transaksi-transaksi wacana dan
praksis politik tanpa mengalami distorsi dan kekhawatiran. Aksentuasi prasyarat ini
dikemukakan oleh Arendt dan Habermas. Lebih lanjut dikatakan bahwa ruang publik
secara teoritis bias diartikan sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap
kegiatan publik.
Sebagai sebuah prasyarat, maka untuk mengembangkan dan mewujudkan
masyarakat madani dalam sebuah tatanan masyarakat, maka free public sphere menjadi
salah satu bagian yang harus diperhatikan. Karena dengan madani, maka akan
memungkinkan terjadinya pembungkaman kebebasan warga negara dalam menyalurkan
aspirasinya yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh penguasa yang tiranik dan
otoriter.
b. Demokratis
Demokratis merupakan satu entitas yang menjadi penegak wacana masyarakat
madani, dimana dalam menjalani kehidupan, warga Negara memiliki kehidupan penuh
untuk menjalankan aktivitas kesehariannya, termasuk dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Demokrasi berati masyarakat dapat berlaku santun dalam pola hubungan
interaksi dengan masyarakat sekitarnya dengan tidak mempertimbangkan suku,ras,dan
agama.
Prasyart demokratis ini banyak dikemukakan oleh banyak pakar yang mengkaji
fenomena masyarakat madani. Bahkan demokrasi merupakan salah satu syarat mutlak
bagi penegakan masyarakat madani. Penekanan demokrasi (demokratis) disini dapat
mencakup sebagai bentuk aspek kehidupan seperti politik, sosisl, budaya, pendidikan,
ekonomi dan sebagainya.
c. Toleran
Toleran merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani untuk
menunjukan sikap saling menghargai dan menghormati aktivitas yang dilakukan oleh
orang lain. Toleransi ini memungkinkan adanya kesadaran masing-masing individu untuk
menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh kelompok
masyarakat lain yang berbeda. Toleransi menurut Nurcholish Madjid yaitu merupakan
persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi menghasilkan
adanya tata cara pergaulan yang enak antara berbagai kelompok yang berbeda-beda,
maka hasil itu harus dipahami sebagai hikmah atau mamfaat dari pelaksanaan ajaran
yang benar.
Azyumardi Arza pun meyebutkan bahwa masyarakat madani (civil society) lebih
dari sekedar gerakan-gerakan pro demokrasi. Masyarakat madani juga mengacu ke
kehidupan yang berkualitas dan tamaddun (civility). Civilitas meniscayakan toleransi,
yakni kesediaan individu-individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan
sikap sosial yang berbeda.
d. Pluralisme
Sebagai sebuah prasyarat penegakan masyarakat madani, maka pluralisme harus
dipahami secara mengakar dengan menciptakan sebuah tatanan kehidupan yang
menghargai dan menerima kemajemukan dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Pluralisme tidak bisa dipahami hanya dengan sikap mengakui dan menerima kenyataan
masyarakat yang majemuk, tetapi harus disertai dengan sikap yang tulus untuk menerima
kenyataan pluralisme itu dengan bernilai positif, merupakan rahmat tuhan.
Menurut Nurcholis Madjid, konsep pluralisme ini merupakan prasyarat bagi
tegaknya masyarakat madani. Pluralisme menurutya adalah pertalian sejati kebhinekaan
dalam ikatan-ikatan keadaban (genuine engagement of diversities within the bonds of
civility).Bahkan Pluralisme adalah juga suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia
antara lain melalui mekanisme pengawasan dan pengimbangan (check and balance).
Lebih lanjut Nurcholish mengatakan bahwa sikap penuh pengertian kepada orang
lain itu diperlukan dalam masyarakat yang majemuk, yakni masyarakat yang tidak
monolitik. Apalagi sesungguhnya kemajemukan masyarakat itu sudah merupakan dekrit
Allah dan desigh-Nya untuk ummat manusia. Jadi tidak ada masyarakat yang tunggal,
monolitik, sama dengan sebangun dalam segala segi.
e. Keadilan Sosial (Sosial Justice)
Keadilan yang dimaksud untuk menyebutkan keseimbangan dan pembagian yang
proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh
aspek kehidupan. Hal ini memungkinkan tidak adanya monopoli dan pemusatan salah
satu aspek kehidupan padasatu kelompok masyarakat. Seara esensial, masyarakat
memiliki hak yang sama dalam memperoleh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah (penguasa).
f. Pilar Penegak Masyarakat Madani
Pilar penegak masyarakat madani adalah institusi-institusi yang menjadi bagian
dari social control yang berfungsi mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang
diskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas. Dalam
penegakan masyarakat madani, pilar-pilar tersebut menjadi prasyarat mutlak bagi
terwujudnya kekuatan masyarakat madani. Pilar-pilar tersebut yaitu Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Pers, Supremasi Hukum, Perguruan Tinggi dan Partai Politik.
X. IDENTITAS NASIONAL DAN GLOBALISASI
Secara harfiah identitas adalah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada
sesuatu atau seseorang yang membedakannya dengan yang lain, baik fisik maupun non fisik.
Identitas Nasional adalah identitas yang melekat pada kelompok yang lebih besar yang diikat
oleh kesamaan-kesamaan fisik seperti budaya, agama, dan bahasa atau yang bersifat non fisik
seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Secara teoritis, seperti dikatakan Koento Wibisono, pengertian identitas pada hakekatnya
merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan
suatu bangsa dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tersebut maka suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Dengan demikian Identitas Nasional suatu bangsa adalah ciri khas yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakannya dari bangsa lainnya. Namun demikian proses pembetukan
Identitas Nasional bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terbuka dan
terus berkembang mengikuti perkembangan jaman. Akan terjadi pergeseran nilai dari identitas
itu sendiri apabila identitas itu tidak dapat dijaga dan dilestarikan, sehingga mengakibatkan
identitas global akan mempengaruhi nilai identitas nasional itu sendiri.
Globalisasi,sebuah kata yang mengandung makna sangat luas dan akibatnya sangat
berpengaruh terhadap dunia global. Gelombang globalisasi memasuki dunia tanpa mampu
dibendung. Ia menjadi alat pengubah yang sangat cepat dan hebat bagi dunia. Semua negara di
dunia merasakan dampak globalisasi tanpa kecuali. Lalu bagaimana dampak yang dialami
Indonesia? Apa kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia?
Globalisasi telah menyerang Indonesia. Terdapat tiga aspek mendasar pengaruh
globalisasi ini meliputi pasar bebas (perdagangan), industrialisasi, dan pergeseran kebudayaan.
Pasar bebas merupakan ciri khas globalisasi. Pasar bebas dapat membinasakan siapa saja
yang tidak mampu bertahan. Ini mencirikan bahwa pasar bebas membawa aspek liberalis dalam
pelaksanaannya. Yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin semakin miskin, terbentuk
suatu jurang kesenjangan ekonomi dan sosial yang dalam. Jelas ini berbeda dengan nilai-nilai
bangsa dan negara Indonesia. Seharusnya bangsa Indonesia membangun perekonomian
berdasarkan pada asas kekeluargaan sesuai yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945.
Pembangunan perekonomian harus berjalan seimbang bagi seluruh rakyat sehingga dapat
tercapai kemakmuran yang merata. Namun, dengan adanya desakan globalisasi dalam wujud
pasar bebas ini, asas kekeluargaan menjadi terabaikan. Swasta semakin egois mengikuti arus
pasar bebas, sementara mereka yang tidak dapat mengikuti terlindas dan semakin sengsara. Jika
demikian, dimanakah rasa persatuan dan kekeluargaan kita?
Indikator lain dari globalisasi adalah industrialisasi. Industri menjamur di Indonesia, di
setiap daerah, di setiap tempat, bahkan perumahan pun disita untuk pembangunan industri.
Industri telah menjadi senjata bagi para swasta untuk memajukan perekonomiannya sendiri tanpa
memperhatikan lingkungan sekitarnya. Mulai dari mengagung-agungkan modal asing,
mengeksploitasi para buruh, hingga tak peduli dengan pencemaran lingkungan akibat limbah
yang dihasilkannya. Apa yang akan terjadi dengan bangsa ini jika hal ini berlangsung terus?
Perlu adanya suatu perubahan besar dalam pembangunan industri Indonesia demi keutuhan
bangsa dan negara Indonesia.
Pergeseran budaya Indonesia menuju ke budaya barat juga merupakan dampak dari
globalisasi. Begitu banyak perubahan sikap dan perilaku bangsa yang semakin memperburuk
citra Indonesia. Sebut saja seks bebas dan perilaku masyarakat yang bangga jika bisa membeli
barang impor. Lunturnya warisan budaya dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia itulah yang
terjadi saat ini.
Tidak dapat dipungkiri. Indonesia harus mengikuti arus globalisasi. Namun, kita harus
mengambil sisi positifnya dan menekan sisi negatif globalisasi. Dengan memegang teguh nilai-
nilai berbangsa dan bernegara, kita pasti dapat mengikuti arus tanpa hanyut ke dasar yang dalam.
Apapun pasti punya dua sisi. negatif dan positif
Pengaruh Globalisasi terhada identitas nasional.
Negatif :
- akulturasi yang berlebihan
- internasionalisme
- plagiat budaya oranglain
- kacang lupa kulitnya

Positif :
- Lebih cinta tanah air karena ternyata negara kita punya banyak potensi dan bisa dibanggakan
di mata dunia
- sosialisasi id nasional
- mengenalkan budaya sendiri
- ikut dalam pembangunan masyarakat dunia dan berandil dalam setiap pengambilan keputusan
sehingga kita tdk akan dirugikan





XI. INTEGRITAS DAN IDENTITAS NASIONAL
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan
suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain
Nasional berasal dari kata nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas
sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama.
Jadi, Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, agama dan pulau-pulau yang
dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnyapun berbeda-beda.
Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini
penting karena merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh karena itu nasionalisme
dan integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar
bangsa Indonesia tidak kehilangan Identitas.
Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi
nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-agama besar
di bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian
dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila
dan roh Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat Identitas Nasional kita sebagai
bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya
dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik,
moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di
dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional.
Identitas Nasional Bangsa
Dilihat dari segi bahasa idntitas berasal dari bahasa inggris yaitu identity yang dapat diatikan
sebagai ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri- ciri adalah suatu yang menandai suatu benda atau
orang. Jadi identity atau identitas atau jati diri dapat memiliki dua arti
1. identitas atau jati diri yang menunjuk pada ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang atau
sebuah benda.
2. Identitas ata jati diri dapat berupa surat keterangan yang menjelaskan pribadi sesorang dan
riwayat hidp seseorang.
Sedangka nasional berasal dari bahasa inggris national yang dapat diatika sebagai warga
negara kebangsaan. Jadi identitas nasional berasal dari kata national identity yang dapat
diartikan sebagai kepribadian nasional atau jati diri nasional. Kepribadian nasional atau jati diri
nasional adalah jati diri yang dimiliki suatu bangsa.
Identitas nasinal terbentuk sebagai rasa bahwa bangsa Indonesia mempunyai pengalaman
bersama, sejarah yang sama dan penderitaan yang sama. Identitas nasional diperlukan dalam
interaksi karena di dalam setiap interaksi para pelaku mengambil suatu posisi dan berdasarkan
posisi tersebut para pelaku menjalankan peran-perannya sesuai dengan corak interaksi yang
berlangsung, maka dalam berinteraksi seseorang berpedoman pada kebudayaanya . Jika
kebudayaan dikatakan bagian dari identitas nasional maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan
pedoman bagi manusia untuk berbuat dan brtingkah laku.
Jadi pengertian identitas nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat
pancasila dan juga sebagai ideologi Negara sehingga mempunyai keduduka paling tinggi dalam
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang beraku
di Indonesia dalam ati lain juga sebagai Dasar negara yang merupakan norma peraturan yang
harus dijunjung tinggi oleh semua warga negara tanpa kecuali rule of law yang mengatur
mengenai hak dan kewajiban warga ngara, demokrasi serta hak asasi manusia yang
berkembang semakin dinamis di Indonesia.
Contoh Identitas Nasinal Bangsa Indonesia
1. Bahasa Nasional atau bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera Negara yaitu Bendera sang merah putih
3. Lgu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhieneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Dasar Hukum) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi wawasan nusantara
10. Kebudayaan daerah yang diterima sebaga kebudayaan nasional.
Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara Indonesia
Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa
diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap bentuk diskriminasi
yang bertentangan dengan Deklarasi ini, dan terhadap segala hasutan yang mengarah pada
diskriminasi semacam ini.
Pada hakekatnya hukum merupakan penceminan dari jiwa dan pikiran rakyat
(volkgeist). Konstitusi dasar Negara kita, secara tegas menyatakan bahwa Negara Indonesia
adalah Negara yang berlandaskan hukum (Rechtstaats). Salah satu unsur yang dimiliki oleh
negara hukum adalah pemenuhan akan hak-hak dasar manusia (fundamental rights). Namun
situasi dan kondisi Negara kita hari ini, justru semakin menjauhkan masyarakat, terutama
masyarakat miskin, dari keadilan hukum (justice of law). Masyarakat miskin, marginal,
terpinggirkan dan yang sengaja dipinggirkan,belum mempunyai akses secara maksimal terhadap
keadilan.
Sebuah Yuridis Terhadap Bantuan Hukum
Bantuan hukum merupakan salah satu hak dasar warga Negara. Hanya yang menjadi
permasalahan utama disini adalah, apakah bantuan hokum ini dapat diperoleh dengan mudah
(acces to abiality) oleh masyarakat atau tidak, termasuk pada aspek jaminan ekonomisnya. Satu
contoh sederhana dapat kita lihat dalam penggunaan jasa advokat sebagai tenaga bantuan hokum
formal (legal aid), yang diakui dalam system hokum kita. Begitu banyak mmasyarakat yang
enggan menggunakan jasa advokat ini karena dianggap terlalu mahal. Ibarat system pendidikan
yang kian mahal hari ini, sehingga akses masyarakat semakin terbatas, demikian pulalah yang
terjadi dalam system hokum kita hari ini. Bantuan hokum yang seharusnya menjadi hak dasar
warga Negara, justru terasa jauh dari apa yang diamanahkan oleh konstitusi dasar Negara kita.
Contoh Hak Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipercayai
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri
dari serangan musuh
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku
Kewajiban : Sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Contoh : melaksanakan tata tertib di kampus, melaksanakan tugas yang diberikan dosen dengan
sebaik baiknya dan sebagainya.

Hak dan Kewajiban dalam UUD 1945 Pasal 30.

Di tegaskan bahwa tiap tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara. Usaha pertahanan dan keamanan Negara dilaksanakan
melalui system pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia,sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.
Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat syarat keikutsertaan warga Negara dalam
usaha pertahanan dan keamanan Negara, serta hal hal yang terkait dengan pertahanan dan
keamanan diatur dengan undang undang.
Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 30 Ayat (1) menyebutkan tentang hak dan
kewajiban tiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat (2)
menyebutkan usaha pertahanan dan keamanan rakyat, Ayat (3) menyebutkan tugas TNI sebagai
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Ayat (4)
menyebut tugas Polri sebagai melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, dan menegakkan
hukum. Ayat (5) menggariskan, susunan dan kedudukan, hubungan kewenangan TNI dan Polri
dalam menjalankan tugas, serta hal-hal lain yang terkait dengan pertahanan dan keamanan, diatur
dengan undang-undang (UU). Dari pembacaan Pasal 30 secara utuh dapat disimpulkan, meski
TNI dan Polri berbeda dalam struktur organisasi, namun dalam menjalankan tugas dan fungsi
masing-masing keduanya bekerja sama dan saling mendukung dalam suatu sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta. Pengaturan tentang sinkronisasi tugas pertahanan negara
(hanneg) dan keamanan negara (kamneg) itulah yang seyogianya ditata ulang melalui undang-
undang yang membangun adanya ke-sistem-an yang baik dan benar.
Tanggal 8 Januari Tahun 2002 DPR melahirkan UU No 2 dan UU No 3 Tahun 2002,
masing-masing tentang Polri dan tentang Hanneg, hasil dari Ketetapan MPR No VI dan VII
Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri . Pada 18 Agustus 2000 Komisi Konstitusi
meresmikan Amandemen Kedua UUD 1945 yang menghasilkan Ayat (2) Pasal 30 UUD 1945
dengan rumusan sistem han dan kam serta ra dan ta . Pada Agustus 2003 Ketetapan I
MPR Tahun 2003 menggugurkan Ketetapan VI dan VII MPR Tahun 2000 setelah ada
perundang-undangan yang mengatur Polri dan tentang Hanneg. Pertengahan Oktober 2004 DPR
meluluskan UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI.
Dengan demikian, pada awal Maret 2005 telah ada UU tentang Hanneg, UU tentang
Polri, dan UU tentang TNI. Namun, hingga kini belum ada UU tentang Keamanan Negara
guna merangkai Kamneg dalam satu sistem dengan Hannneg (kata dan antara han dan
kam untuk membedakan dan memisahkan organisasi TNI dari Polri). Sayang, UU tentang
Polri, UU tentang Hanneg, dan UU tentang TNI sama sekali tidak menyebut sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta sebagai landasan pokok pemikiran bahwa ada kaitan sinergis
antara fungsi pertahanan negara dan keamanan negara.
Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda)
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku
di wilayah negara indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.


A. Kesimpulan
Identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologis, identitas
nasional berasal dari kata identitas dan nasional. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris
identity yaitu memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang,
kelompok, masyarakat bahkan suatu bangsa sehingga dengan identitas itu bisa membedakannya
dengan yang lain.
Unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa. Suku
bangsa, adalah golongan social yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Agama, bangsa Indonesia dikenal sebagai
masyarakat yang agamis.Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model penetahuan yang secara kolektif digunakan
oleh pendukung-pendukung untuk menafsirkan bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Bahasa, merupakan unsur pendukung identitas nasional
yang lain.
Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi sehingga interaksi manusia nienjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era
Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia.
Bangsa (nation) atau nasional, nasionalitas atau kebangsaan, nasionalisme atau paham
kebangsaan, semua istilah tersebut dalam kajian sejarah terbukti mengandung konsep-konsep
yang sulit dirumuskan, sehingga para pakar di bidang politik, sosiologi, dan antropologi pun
sering tidak sependapat mengenai makna istilah-istilah tersebut.
Bangsa pada hakekatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib
dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk
bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan
nasional.

Anda mungkin juga menyukai