Anda di halaman 1dari 5

*Makalah ini disampaikan pada kegiatan Fasilitasi dan Kebijakan Pengembangan

Kewirausahaan dan Usaha Ekonomi Keluarga Tahun Anggaran 2014 Page 1



TEROBOSAN BARU
Pembelajaran dari Sinergitas antara Balai PMD Yogyakarta dan
Pemda Kabupaten Sleman dalam Pelatihan dan Pendampingan
PUERT (Pemberdayaan Usaha Ekonomi Rumah Tangga)

Rumah tangga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Oleh karena itu,
Pemberdayaan masyarakat akan berhasil ketika unit-unit terkecil ini berhasil
diberdayakan. Dengan berdayanya rumah tangga, maka masyarakat sebagai
gabungan dari unit-unit rumah tangga tersebut juga akan berdaya. Salah satu
bentuk upaya pemberdayaan tersebut adalah pengembangan usaha ekonomi rumah
tangga yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masing-masing unit-unit
rumah tangga. Dengan meningkatnya pendapatan unit-unit usaha rumah tangga
tersebut, pada akhirnya juga akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Menyadari pentingnya entitas usaha pada unit rumah tangga dalam upaya
pemberdayaan masyarakat maka Balai Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Yogyakarta bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sleman mengadakan
serangkaian pelatihan Pemberdayaan Usaha Ekonomi Rumah Tangga sebanyak 10
Angkatan. Dipilihnya Kabupaten Sleman sebagai lokasi percontohan dan
pengembangan pelatihan PUERT tidak lepas dari potensi yang dimiliki oleh
Kabupaten Sleman, diantaranya tingkat pendidikan (sumber daya manusia yang
mencukupi) serta komitmen dari Bapak Bupati dan Tim Penggerak PKK Kabupaten
Sleman. Yang menarik, sebelum terselenggarakannya pelatihan, Pemerintah
Kabupaten Sleman, dalam hal ini Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) telah mencari dan menyeleksi peserta yang mempunyai komitmen
untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai PMD Yogyakarta. Adapun
syarat-syarat untuk bisa ikut pelatihan antara lain:
1. Siap dan sanggup mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir.
2. Tidur di asrama (tidak boleh pulang).
3. Siap dan sanggup mengimplementasikan hasil pelatihan.
4. Siap dan sanggup menjadi percontohan.
*Makalah ini disampaikan pada kegiatan Fasilitasi dan Kebijakan Pengembangan
Kewirausahaan dan Usaha Ekonomi Keluarga Tahun Anggaran 2014 Page 2

Hal ini menjadi rujukan kesiapan peserta dan akan berdampak pada keberhasilan
sebuah pelatihan. Dalam proses pencarian dan seleksi peserta tersebut akhirnya
terkumpul 300 peserta dari seluruh kecamatan di Kabupaten Sleman untuk
mengikuti pelatihan PUERT sebanyak 10 angkatan, dimana setiap angkatan
berjumlah 30 orang.
Selanjutnya pelatihan PUERT Angkatan I dan II diselenggarakan pada
tanggal 5-8 Februari 2013 di Balai PMD Yogyakarta, dalam acara Pembukaan dihadiri
oleh Bupati Sleman. Berikutnya, Angkatan III diselenggarakan pada tanggal 15-18
April 2013, Angkatan IV diselenggarakan pada tanggal 21-24 Mei 2013, Angkatan V
diselenggarakan pada tanggal 28-31 Mei 2013, Angkatan VI diselenggarakan pada
tanggal 11-14 Juni 2013, Angkatan VII diselenggarakan pada tanggal 17-20 Juni
2013, Angkatan VIII diselenggarakan 24-27 Juni 2013, Angkatan IX diselenggarakan
pada tanggal 2-5 Juli 2013, Angkatan X diselenggarakan 19-22 Agustus 2013 dimana
peserta pelatihan Angkatan X ini dipersiapkan sebagai Pembina/Tim Fasilitator
Kabupaten Sleman karena peserta terdiri dari pengurus PKK Kabupaten Sleman dan
dari sektor terkait. Pelatihan angkatan I-X semuanya diselengarakan di Balai PMD
Yogyakarta, Kemendagri.
Dari 10 angkatan pelatihan tersebut, 5 angkatan pelatihan memiliki
spesifikasi untuk pengolahan makanan dan 5 angkatan pelatihan memiliki spesifikasi
untuk kerajinan. Adapun materi yang disampaikan dalam pelatihan yang memiliki
spesifikasi pengolahan makanan diantaranya adalah Kebijakan Pemerintah terhadap
Usaha Ekonomi Berbasis Rumah Tangga, Cara Produksi Makanan yang Sehat dan
Higienis, Peningkatan Produk melalui Kemasan, Manajemen Pemasaran dan
Manajemen Keuangan. Sedangkan, untuk pelatihan yang mempunyai spesifikasi
kerajinan materi yang diajarkan antara lain yakni Kebijakan Pemerintah terhadap
Usaha Ekonomi Berbasis Rumah Tangga, Cara Pengembangan Design Produk,
Pengembangan Usaha, Manajemen Pemasaran Usaha, dan Manajemen Keuangan.
Pelatihan dilakukan di dalam kelas selama 3 hari, dan hari terakhir peserta
diajak melakukan kunjungan lapang sesuai dengan spesifikasi pelatihan. Maksud dari
kunjungan lapang ini adalah untuk menimba ilmu, pengalaman dan manajerial serta
melihat langsung para praktisi dalam menjalankan usahanya. Untuk pelatihan
pengolahan makanan, kunjungan lapang diadakan di Kelompok Tani Putri 21, Dusun
*Makalah ini disampaikan pada kegiatan Fasilitasi dan Kebijakan Pengembangan
Kewirausahaan dan Usaha Ekonomi Keluarga Tahun Anggaran 2014 Page 3

Sumberrejo, Desa Ngawu, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul yang
memiliki usaha pengolahan tepung singkong. Selain melakukan kunjungan lapang ke
Kelompok Tani 21, peserta PUERT di bidang pengolahan makanan juga melakukan
kunjungan lapang ke Dusun Sungapan, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri,
Kabupaten Bantul yang memiliki usaha Keripik Tempe dengan bahan baku dari sagu.
Sedangkan, pelatihan yang memiliki spesifikasi kerajianan, kunjungan lapang
diadakan di Dusun Gamplong, Desa Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan,
Kabupaten Sleman. Warga masyarakat Dusun Gamplong memiliki usaha kerajinan
dari bahan baku akar wangi, enceng gondok, mendong, maupun lidi. Bahan baku
tersebut diolah menjadi kerajinan tenun menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan
Mesin).
Adapun proses kunjungan lapang adalah sebagai berikut: Setelah peserta
sampai di lokasi kunjungan lapang, selanjutnya disampaikan maksud dan tujuan
kunjungan lapang oleh pihak Balai PMD Yogyakarta dan sambutan dari tuan rumah
lokasi kunjungan lapang. Setelah itu, peserta melakukan diskusi terkait dengan
sejarah, manajerial maupun pengalaman dalam menjalankan usaha dijalankan
selama ini baik dalam bidang kerajinan atau pengolahan pangan. Setelah sesi diskusi
selesai, selanjutnya peserta meninjau langsung proses produksi. Selanjutnya,
peserta kembali menuju ke Balai PMD Yogyakarta untuk melanjutkan materi yang
lainnya.
Yang menggembirakan setelah berakhirnya kegiatan pelatihan tersebut,
masing-masing angkatan membentuk kepengurusan alumni pelatihan. Wadah ini
selain bertujuan untuk melakukan silaturahmi pascapelatihan juga sebagai sarana
untuk bertukar informasi terkait dengan pengembangan usaha. Tercatat ada 10
kelompok kepengurusan alumni sesuai dengan jumlah angkatan pelatihan yang telah
diselenggarakan.
Pada tanggal 25 Februari 2014, sebagai wujud dari komitmen Pemda
Kabupaten Sleman dalam membina dan memfasilitasi alumni Pasca Pelatihan
PUERT, diselengarakan kegiatan temu alumni peserta pelatihan Usaha Ekonomi
Rumah Tangga (PUERT) Angkatan I X di rumah dinas Bupati Sleman. Kegiatan
tersebut dihadiri kurang lebih 280 alumni. Selain itu, hadir juga Kepala Balai PMD
Yogyakarta dan jajarannya, Bupati Sleman, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten
*Makalah ini disampaikan pada kegiatan Fasilitasi dan Kebijakan Pengembangan
Kewirausahaan dan Usaha Ekonomi Keluarga Tahun Anggaran 2014 Page 4

Sleman beserta jajarannya, Tim Penggerak PKK Daerah Istimewa Yogyakarta, serta
Tim dari Telkom. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi dan display
produk dari alumni peserta pelatihan, juga merupakan sarana untuk melakukan
koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
Dalam kesempatan itu, alumni menampilkan produk yang mereka hasilkan
baik produk pengolahan makanan maupun kerajinan. Produk-produk tersebut
dipajang di sekitar lokasi pertemuan dan di tinjau langsung oleh Bapak Bupati
Sleman dan Kepala Balai PMD Yogyakarta. Dari sekian produk yang ditampilkan
akan dipilih 20 pelaku yang terbaik untuk diikutkan dalam kegiatan Workshop
PUERT yang akan diselenggarakan oleh Balai PMD Yogyakarta. Selain
diikutsertakan dalam kegiatan Workshop, para alumni pelatihan dengan produk yang
terbaik juga akan diikutsertakan dalam kegiatan Expo Usaha Ekonomi Masyarakat
yang akan diselenggarakan di Jakarta. Dengan kegiatan-kegiatan tersebut,
diharapkan produk dari alumni PUERT akan semakin dikenal secara nasional.
Yang mengesankan bagi Bapak Bupati Sleman, pada kegiatan tersebut
telah terbukti ada alumni pelatihan PUERT yang telah berhasil mengekspor
produknya ke luar negeri seperti ke Belanda, Singapura, dll. Produk tersebut adalah
kerajinan anyaman berupa tas dan dompet yang dibuat dari tas plastik bekas serta
olahan makananan (buntil).
Dalam rangka melakukan pembinaan kepada alumni pelatihan, pada tahun
anggaran 2014 ini, Balai PMD Yogyakarta merencanakan akan melakukan fasilitasi
kepada alumni pelatihan PUERT di 5 (lima) kecamatan. Selain itu, juga akan
diselenggarakan workshop Usaha Ekonomi Rumah Tangga sebagai ajang fasilitasi
dan kooordinasi untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang sinergis untuk
mendukung pengembangan usaha ekonomi rumah tangga. Kegiatan Workshop ini,
melibatkan berbagai SKPD dan alumni pelatihan PUERT. Para Alumni Pelatihan
PUERT di Kabupaten Sleman juga akan dijadikan lokasi kunjungan lapang dalam
setiap kegiatan pelatihan yang terkait dengan Usaha Ekonomi Rumah Tangga
maupun pelatihan yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat lainnya.
Untuk meningkatkan akses terhadap pangsa pasar, Balai PMD Yogyakarta
melakukan kerjasama dengan PT Telkom agar produk-produk dari para alumni
peserta Pelatihan PUERT dapat dipasarkan melalui jaringan internet. Hal ini juga
sejalan dengan perkembangan zaman, dimana perkembangan teknologi
memungkinkan setiap orang terhubung dengan jaringan internet dimanapun mereka
*Makalah ini disampaikan pada kegiatan Fasilitasi dan Kebijakan Pengembangan
Kewirausahaan dan Usaha Ekonomi Keluarga Tahun Anggaran 2014 Page 5

berada. Oleh karena itu, pemasaran tidak hanya dilakukan secara konvesional tetapi
juga melalui jaringan internet. Dengan demikian, maka produk mereka akan dapat
diakses secara lebih luas.
Melihat kesuksesan pelatihan PUERT kerjasama antara Balai PMD
Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman ada beberapa aspek yang
mendukung antara lain:
1. Komitmen dari Balai Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Yogyakarta dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat melalui Pelatihan PUERT.
2. Adanya Kerjasama yang harmonis dan sinergis antara Balai Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Sleman.
3. Adanya Pembinaan/Fasilitasi pasca pelatihan PUERT yang dilakukan baik
oleh Balai Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Yogyakarta maupun
Pemerintah Kabupaten Sleman.
4. Adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk mensukseskan
pemberdayaan masyarakat khususnya dalam bidang Usaha Ekonomi Rumah
Tangga.
Kesuksesan dengan cara ini mudah-mudahan dapat menjadi pembelajaran dalam
penyelanggaraan pelatihan yang lainnya. Sehingga upaya pemberdayaan
masyarakat melalui pelatihan dapat terselenggara dengan baik dan bermanfaat
secara nyata di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai