To the point aja langsung mengenai adanya Pengembangan Energi Nuklir yakni
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Energi Nuklir yang
termasuk pada Energi Baru atau energi yang belum dioptimalkan seara !besar"besar"an#
di Indonesia menjadi satu dari sekian banyak pilihan kita saat ini. $engapa harus Nuklir
yang menjadi teknologi prospekti% untuk masa depan& 'pa yang terkandung di dalamnya
sehingga harus dikembangkan& (an bagaimana kesiapan Indonesia menerima
peman%aatan Nuklir sebagai energi alternati% dan kesiapan Indonesia untuk membangun
PLTN yang !kokoh#&
Berikut saya akan menurahkan pandangan saya yang !P)*# sebagai $ahasis+a
Teknik ,imia mengenai Energi Nuklir. ,etika mendengar kata Nuklir saya
membayangkan suatu kumpulan atom atom yang dapat menghidupkan listrik dari suatu
pro-insi selama +aktu yang panjang. Energi Nuklir yang berumuskan E= mc
2
sejak masa
kejayaan Enstein. 'tom itu ialah berasal dari suatu unsur kimia bernama /ranium (/)
ber"nomor atom 01. PLTN di Indonesia sendiri a+alnya teretus pada tahun 2034 melalui
adanya seminar"seminar. 'rtinya perenanaan PLTN untuk dibangun di negara kita ini
terbilang ukup lama. Namun meski telah ada kerja sama mengenai perenanaan.
peranangan dan sebagainya. PLTN di Indonesia masih terus seperti siput yang terkena
garam. bereaksi di tempat +alau hati ingin di jalankan dengan sebab dan beraneka ragam
alasan. 5ontoh alasannya ialah EP5 (Enginner. Prourement dan 5onstrution) yang
berarti kita masih kekurangan ahli di bidang Nuklir +alaupun telah mendapat pelatihan
khusus. pembiayaan materi pembangunan PLTN dan konstruksi sipil yang harus di
perkokoh mengingat Indonesia adalah negara ring of fire yang berada pada lempengan
tektonik akti% yang sering bergerak dan menghasilkan gempa dan gelombang besar air
laut dan akibatnya apabila reaktor dari PLTN meledak dan menimbulkan paparan radiasi
radioakti% yang !menaatkan %isik dan mental manusia# seperti yang terjadi di
5hernobyl. /kraina dan 6ukhusima. 7epang. ,arena hal"hal semaam itulah masyarakat
Indonesia enggan dan menjadi takut untuk menerima Energi Nuklir sebagai teknologi
prospekti% untuk masa depan kita. PLTN sangatlah berbeda dengan pembangkit listrik
kon-ensional biasanya. ,alau kon-ensional yang menggunakan bahan bakar %osil
(batubara. minyak dan gas) itu akan menghasilkan emisi karbon dioksida (5*1). S*1 dan
No8 serta debu dan logam berat yang terbang ke udara. namun jika PLTN yang
menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti 5*1. S*1. atau
N*8. juga tidak melepaskan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas
ke lingkungan. $engapa sih& Bukankan limbah PLTN hanya berupa air. 5*1. dan limbah
lain yang harus dkembalikan& /ntuk itu. hendaknya Indonesia harus berani mela+an.
9arus ada orang Indonesia yang membuktikan bah+a tidak benar tingkat !penghasilan#
gas 5*1 di Indonesia sangat tinggi. *leh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik
yang ramah lingkungan. Limbah radioakti% yang dihasilkan dari pengoperasian PLTN.
adalah berupa elemen bakar bekas dalam bentuk padat. Elemen bakar bekas ini untuk
sementara bisa disimpan dilokasi PLTN. sebelum dilakukan penyimpanan seara lestari.
Selain itu ada keuntungan lainnya pula apabila membangun PLTN ini. yakni dengan
bahan baku yang harus dibuat seara tradisional. $asyarakat di sekitar PLTN
kemungkinan akan di rekrut untuk mengolah bahan baku tambahan untuk pengoperasian
PLTN ini. sehingga dapat meningkatkan kelayakan hidup masyarakat sekitarnya. Saat ini
Pemerintah dan $enristek hanya mendapati tempat yang berpotensi terdapat kandungan
/ranium yang banyak di Indonesia seperti di $amuju dan Papua. Namun untuk
membangun PLTN kemungkinan masih dalam studi kelayakan tempat dan juga prospek
belaka dan belum ada langkah yang pasti. Indonesia haruslah berani melakukan gebrakan
sendiri tanpa dihantui rasa emas yang larut jika melihat sejarah nuklir yang memiliki
banyak keuntungan ketimbang kerugian yang dihasilkan. Sekianlah opini yang saya
sampaikan. sekiranya bisa menjadi berkat bagi yang membaanya. $aa% bila ada
kesalahan kata dari saya pribadi. Namanya juga opini ya Pak. Terima kasih atas
perhatiannya.